• Tidak ada hasil yang ditemukan

2017 3 Rd Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2017 3 Rd Lingkungan"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN PUBLIK KPH RANDUBLATUNG TAHUN 2016

1

Kelola Lingkungan

Hutan Jati KPH Randublatung merupakan hutan tanaman dengan sebaran umur tegakan di bawah sepuluh tahun hingga 80 tahun dan bahkan lebih. Selain jati, terdapat tanaman jenis rimba antara lain mahoni ( Sweitenia Macrophylla ), kepoh (Sterculia Foetida), salam (Syzygium Polyantha), duwet (Syzygium Cumini), kesambi (Schleichera Oleosa), johar (Cassia Seamea) dan pilang (Acacia Leucophloea), sono (Pterocarpus sp), mulwo (Anona Reticulate), wungu (Lagerstroema Speciosa), tutup (Mallotus sp), ploso (Butea Monosperma), walikukun (Actinophora Fragrans), serut (Streblus Asper), Ingas (Gluta Renghas) serta klampok (Eugena Aguea).

Pada kawasan hutan KPH Randublatung juga diperkaya dengan berbagai jenis fauna hutan yang menjadikan hutan sebagai tempat hidup, mencari makan dan berkembang biak.

Realisasi Kelola Lingkungan 2016

Pengelolaan kawasan hutan KPH Randublatung dalam kaitannya dengan fungsi lingkungan disadari merupakan bagian yang sangat penting. Hutan sebagai ekosistem dengan fungsi-fungsi alami (natural) yang melekat padanya harus dipertahankan dan ditingkatkan. Aspek-aspek kelola lingkungan adalah :

Fisik-kimia a. Hidrologi

Tercapainya kualitas kawasan hutan yang mampu berfungsi dalam perlindungan tata air (dapat menyimpan air di musim penghujan dapat mengeluarkannya dimusin kemarau), pencegahan dan pengendalian erosi. b. Kesuburan

- Terwujudnya kondisi hutan yang memiliki kemampuan dalam mempertahankan dan meningkatkan kesuburan hutan, dengan cara menanam jenis - jenis tanaman leguminase seperti lamtoro, kemlandingan dan jenis tanaman pertaniannya adalah kacang tanah, dll.

- Meminimalkan penggunaan bahan berbahaya dan beracun/B3 yang diperbolehkan di dalam kawasan hutan dan diusahakan untuk tidak sama sekali menggunakannya sebagai pengganti adalah bahan biopestisida yang ramah lingkungan/organik seperti (PESSO PLUS, BIOBOST dll)

Biologi

a. Satwa : Terjaminnya keberadaan satwa langka, terancam dan hampir punah, melalui perlindungan habitat-habitatnya.

b. Vegetasi : Terwujudnya kondisi hutan yang memiliki keanekaragaman jenis vegetasi yang mampu mempertahankan kestabilan ekosistem.

Realisasi kegiatan Kelola Lingkungan KPH Randublatung tahun 2016 sebagaimana tersaji pada Tabel berikut:

Realisasi kelola lingkungan tahun 2016

No. Rencana Kegiatan Realisasi

1 2 3

I Pengamatan Hidrologi & Kualitas Air

a. Debit air (KRA) Debit (KRA) KPH Randublatung Baik, dipeperoleh dengan nilai 6,532 ltr/dtk masih dibawah

ambang batas baku mutu (50 ltr/dtk)

b. Sedimentasi Nilai sidementasi baik menujukan angka 0,113 ton/ha/th masih dibawah 2 ton/ha/th

c. Total Suspension Sold

(TTS)

Nilai Baik diperoleh angka 310 mg/l masih dibawah ambang batas baku mutu 400 mg/l

d. Curah hujan Curah hujan Wilayah Randublatung sebanyak 86,8 mm/th

II Pengamatan Erosi Tanah Baik, erosi tanah menujukan angka 0,038 mm/th masih dibawh indek erosi (< 1 mm/th )

III Biologi

1 Satwa

a. Pemantauan satwa

liar

Telah diketemukan 72 jenis satwa liar yang terdiri dari 49 jenis Aves, 12 jenis Mamalia dan 11 jenis Reptilia/ Herpetofauna.

b. Pemantauan satwa

RTE

Ditemukan 25 yang terdiri dari 14 jenis Aves, 8 jenis mamalia dan 3 jenis Harpetofauna.

2 Vegetasi (Struktur dan

keanekaragaman)

KPH Randublatung mempunyai 82 jenis tumbuhan bawah, 46 jenis semai, 53 jenis pancang, 22 jenis tiang, 11 jenis Pohon

IV Penanganan/Pengelolaan

HCVF(KBKT)

Telah mereboisasi kawasan dengan jenis rimba lokal, Melakukan perawatan hutan secara intensif dan pemasangan papan larangan penebangan, perburuan, pengembalaan serta pembakaran hutan & penandaan batas

V Penanganan KPS (Kawasan

Perlindungan Setempat)

(2)

RINGKASAN PUBLIK KPH RANDUBLATUNG TAHUN 2016

2

stakeholder

VI Penanganan Kawasan Perlindungan Khusus (KPKh)

a. Situs budaya Melakukan kegiatan pemeliharaan situs-situs budaya dan ekologi, pemasangan plang

larangan berburu dan penggarapan lahan serta sosialisasi tentang kawasan bernilai konservasi tinggi, pemeliharaan pagar tanaman, mengadakan patroli

b. Hutan Alam Skunder

(HAS)

Pada Lokasi Has Pada tahun 2016 melakukan kegiatan patroli rutin, sosialisasi, pemasangan plang dan penandaan batas ulang, dan mempertahankan jenis-jenis yang dapat menghasilkan buah sebagai sumber pakan satwa dan tempat berkembang biak serta tempat bersarang satwa RTE.

e. Kawasan

Perlindungan Plasma Nutfah (KPPn)

Kegiatan yang telah dilakukan kegiatan berupa patrol / pengamanan hutan, pelarangan kegiatan berburu dan penandaan batas

VII Pemantauan Penggunaan

Bahan Berbahaya dan Beracun

Dari hasil Pemantauan selama tahun 2016 teridentifikasi 9 jenis bahan kimia yang digunakan di KPH Randublatung, jenis bahan kimia tersebut termasuk kategori boleh digunakan berdasarkan FSC maupun yang terbatas penggunaannya

VII I

Pemantauan TK (Tanah Kosong) pada kawasan hutan

Ditemukan TK ( Tanah Kosong ) baru seluas 225,1 Ha.

▪ Dari kegiatan pemantauan satwa liar di wilayah hutan KPH Randublatung diperoleh kelompok satwa Aves (49 jenis), Mamalia (12 jenis), dan Herpetofauna / Riptilia (11 jenis)

Berdasarkan skala kualitas lingkungan yang dikeluarkan Soerjani (1989), di kawasan hutan KPH

Randublatung memiliki kualitas lingkungan dalam katagori “SANGAT BAIK”, dengan keanekaragaman fauna

lebih dari 15 jenis.

• Dari hasil pengamatan padatan terlarut/Total Suspension Sold (TSS) KPH Randublaatung dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2016 mengalami kencenderungan menurun (membaik).

Untuk tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 39 mg/l dikarenakan curah hujan yang meningkat dibandingkan dengan tahun 2015.

Adapun hasil pengamatan seperti pada tabel sebagai berikut :

Hasil pengamatan padatan terlarut

Rencana Kelola Lingkungan 2017

Rencana kelola Lingkungan tahun 2017 tersaji pada Tabel dibawah ini :

Rencana Kelola Lingkungan Tahun 2017

No. Kegiatan Satuan Volume

I Pengamatan Hidrologi dan Kualitas Air

a. Debit air (KRS) SPL 19

a. Pemantauan satwa liar Transek 77

b. Pemantauan satwa RTE Transek 77

2 Vegetasi (Struktur dan keanekaragaman) Transek 77

IV Penanaman KPS (Kawasan Perlindungan Setempat) Ha -

V Penanaman Kawasan Perlindungan Khusus (KPKh) Ha -

a. Penanaman di kawasan HAS Ha -

Hasil Pengamatan Padatan Terlarut (TSS)

Th. 2009 Th. 2010 Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014 Th.2015 Th.2016

(mg/L) (mg/L) (mg/L (mg/L (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)

1 2 3 4 5 6 7 8

(3)

RINGKASAN PUBLIK KPH RANDUBLATUNG TAHUN 2016

3

No. Kegiatan Satuan Volume

b. Penanaman di Wanawisata Ha -

c. Penanaman di KPPN Ha -

VI Pembrantasan hama penyakit Petak Petak yang

teridentifikasi serangan hama

VII Pemantauan Penggunaan Bahan Berbahaya dan

Beracun

Petak Lokasi TPS

Persemaian

VIII Pemantauan TK-TJBK Petak Semua Petak

Referensi

Dokumen terkait

Berikut ini, yang termasuk benda tidak hidup ialah ...a. Hewan yang berkembang biak dengan cara melahirkan anak

Fauna/satwa liar yang terdapat di kawasan hutan di Provinsi Lampung tersebar di berbagai habitat yang merupakan wilayah TN Way Kambas, TNBBS, hutan lindung di Lampung Utara,

Berdasarkan undang-undang tersebut fungsi utama taman hutan raya adalah kawasan pelestarian flora dan fauna yang dapat digunakan sebagai tempat penelitian, mencari

Melalui sistem PHBM dalam pengelolaan hutan di KPH Kendal, telah terjadi penurunan gangguan hutan yang signifikan, seperti yang terjadi di Kawasan LMDH Wana Makmur dengan luas

Genangan air yang disukai untuk tempat berkembang biak An. koliensis adalah genangan air di pinggir hutan sagu untuk derah pantai/rawa, dan hutan pandan berduri untuk

Disamping pekerjaan pokoknya sebagai petani atau buruh tani, sebagian masyarakat juga melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan hutan, diantaranya pemanfaatan

Sebagian besar makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu bergerak, bernapas, berkembang biak, tumbuh, makan, dan peka terhadap rangsang!. Mari kita pelajari lebih

Dampak LB3 dan Pencemaran Lingkungan Hidup dari usaha dan/atau kegiatan (di dalam dan dii luar kawasan hutan) terkait dengan kelestarian kawasan