• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan Tahura Reg II 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan Tahura Reg II 2010"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

1 PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN REGIONAL II - 2010

RAPAT KOORDINASI

FASILITASI PENYELESAIAN PERMASALAHAN PERENCANAAN

PENGELOLAAN TAHURA DI REGIONAL II

Tanggal 14 – 15 Juni 2010 di Denpasar – Bali, Pusat Pengendalian Pembangunan

Kehutanan Regional II (Pusdalbanghut Regional II) telah menyelenggarakan kegiatan Rapat Koordinasi Fasilitasi Penyelesaian Permasalahan Perencanaan Pengelolaan Tahura di Regional II. Beberapa hal yang disepakati dan dirumuskan bersama dalam kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pengelolaan Tahura di lingkup regional II, yaitu Tahura Ir. H Djuanda, Tahura

Pancoran Mas, Tahura Gunung Kunci dan Palasari, Tahura Ngargoyoso, Tahura Bunder, Tahura R. Soerjo, Tahura Ngurah Rai, Tahura Nuraksa, dan Tahura Prof. Ir. Herman Yohanes, serta rencana pembangunan Tahura G. Aseupan secara umum belum dikelola dengan optimal karena kompleksitas masalah, kendala teknis dan managerial.

2. Kementerian Kehutanan agar memproses penunjukan kawasan hutan dengan tujuan

khusus (KHDTK) terhadap 12 (dua belas) lokasi Pura yang digunakan untuk kepentingan religi dalam kawasan Tahura Ngurah Rai Bali sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.

3. Ditjen Planologi Kehutanan dan Ditjen PHKA agar mempercepat proses penyelesaian

permasalahan penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan non kehutanan dalam kawasan Tahura Ngurah Rai.

4. BPKH dan Pengelola Tahura agar melakukan percepatan penataan batas dan

melakukan rekonstruksi batas Kawasan Tahura serta pemeliharaan batas kawasan melalui sumber anggaran dari APBD, APBN atau Perum Perhutani sesuai ketentuan yang berlaku paling lama 5 tahun sekali untuk keperluan pengamanan batas kawasan hutan dan memantapkan prakondisi pengelolaan hutan.

5. Para pengelola Tahura di lingkup Regional II segera menyusun/merevisi Rencana

Pengelolaan (RP) Tahura yang komprehensif termasuk rencana pengelolaan rehabilitasi hutan dan lahan (RPRHL) dan Rencana Tahunan RHL dalam kawasan konservasi sebagaimana dimandatkan dalam Permenhut No. P.10/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penyusunaan Rencana Pengelolaan Taman Hutan Raya dan PP No. 76 tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan.

6. Dalam rangka pemantapan kelembagaan pada tahura Bunder di DIY, Tahura Nuraksa

di NTB dan Tahura Prof. Ir. Yohanes di NTT agar segera dilakukan operasionalisasi/ pembentukan UPT pengelola.

7. Dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan Tahura dimasa yang akan datang

diharapkan Kementerian Kehutanan agar melakukan revisi kebijakan / pedoman penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kehutanan tahun 2011 sehingga dapat mengakomodir kegiatan fisik berupa penyediaan sarpras, kendaraan

operasional pengamanan hutan, pusat informasi termasuk pembangunan tracking

(2)

2 PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN REGIONAL II - 2010

8. Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat bersama Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten berkoordinasi dengan BBKSDA Jawa Barat segera melakukan kajian lapangan dalam rangka penyiapan bahan pembuatan pertimbangan teknis (Pertek) tentang perluasan Tahura Ir. H. Djuanda sesuai dengan surat Dirjen PHKA No. 5234/IV-keg/2010 tanggal 29 Mei 2010.

9. Para pengelola Tahura segera melakukan inventarisasi trayek batas dan melakukan

koordinasi dengan BPKH setempat dalam rangka percepatan penataan batas Tahura.

10. Dalam rangka optimalisasi pengelolaan Tahura Prof. Ir. Herman Yohanes di Provinsi

NTT diperlukan kejelasan kewenangan pengelola oleh Dishut Provinsi atau Dishut Kabupaten Kupang melalui kajian dampak dengan koordinasi BBKSDA NTT.

11. Diperlukan percepatan serah terima kawasan secara formal dari Perum Perhutani

kepada pengelola Tahura R. Soerjo Provinsi Jawa Timur, Tahura Gunung Kunci Palasari Provinsi Jawa Barat dan Tahura Ngargoyoso Provinsi Jawa Tengah dengan inisiasi dari Dinas Kehutanan Provinsi setempat.

12. Terkait dengan rencana pembentukan Tahura di Gunung Aseupan Banten, Ditjen

Planologi Kehutanan dan Ditjen PHKA perlu mempercepat proses pembentukan Tahura dimaksud.

13. Lain-lain

a. Kementerian Kehutanan segera menetapkan hutan mangrove seluas 111 ha yang

termasuk dalam Tahura Ngurah Rai sebagai KHDTK untuk mendukung unit kerja Balai Pengelolaan Hutan Mangrove (BPHM Wilayah I) melalui kolaborasi KPA/KSA sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

b. Ditjen Planologi Kehutanan bersama Badan Litbang Kehutanan perlu melakukan

penelitian, kajian teknis dan evaluasi terhadap standar teknis pembuatan pal batas sehingga memenuhi persyaratan teknis, mudah dikenali dan lebih kuat/awet.

c. Perlu meningkatkan peran Pusdalbanghut Regional II untuk memfasilitasi

pengelolaan Tahura di Lingkup Regional II termasuk penyusunan RP Tahura dan melakukan mediasi perluasan Tahura.

d. Kementerian Kehutanan (Ditjen Planologi Kehutanan) dan BPN bersama

Pemerintah Provinsi perlu mempercepat penyelesaian kasus–kasus pertanahan

dalam kawasan Tahura dan kawasan hutan lainnya.

Referensi

Dokumen terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF MATEMATIS SISWA SMP MENGGUNAKAN MODEL BRAIN-BASED LEARNING1. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Guru dan siswa bertanya jawab berkaitan dengan identitas diri yang dibutuhkan sebagai warga negara yang baik.. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan

a) Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksdukan supaya karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan tujuan organisasi dapat tercapai.

Saat ini Target Tahun Strategi Pencapaian Target Pencapaian 2016 2017 2018 4. Sosialisasi jurnal program studi kepada mahasiswa dan akademisi diluar program studi. Memberikan

Karena nilai p(value) 0,043 <0,05 yang berarti menunjukkan bahwa ada hubungan antara faktor resiko pola aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi pada wanita lansia di Posbindu

Berdasarkan Hasil Evaluasi Pekerjaan Bimtek Kader Siaga Bencana (Wilayah 1) maka untuk membuktikan keaslian dokumen perusahaan Saudara, dengan ini kami harapkan kehadirannya pada

Dem ikian Pengum um an Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi ini dibuat dengan sebenarnya unt uk dapat dipergunakan sebagaim ana mest inya. Tabanan, 5 Sept em

Angka Bebas Jentik (ABJ) di Dusun Ngebel juga masih dibawah 95% yang menandakan bahwa Dusun Ngebel adalah daerah yang belum bebas jentik sehingga daerah tersebut merupakan