• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tipe & Size (, 172K) TOPIK UTAMA A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tipe & Size (, 172K) TOPIK UTAMA A"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KLA DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN DAN

PERWUJUDAN HAK ANAK

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mempunyai visi yaitu terwujudnya kesetaraan gender, dan misi adalah mewujudkan kebijakan yang responsive gender dan peduli anak untuk meningkatkan kualitas hidup dan perlindungan perempuan, serta memenuhi hak tumbuh kembang dan melindungi anak dari tindak kekerasan. Sesuai dengan visi kementerian, tema perlindungan anak menjadi salah fokus kementerian saat ini dalam mewujudkan misi dalam pelaksanaan program dan kegiatannya. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan pemenuhan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi Salah satu kegiatan Kementerian PPPA dalam merespons isu gender terkait perempuan (ibu) dan anak adalah kegiatan pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak. Kota Layak Anaka (KLA) adalah sistem pembangunan kabupaten/ kota yang mengintegrasikan komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk pemenuhan hak-hak anak. Adapun Tujuan KLA adalah: Untuk membangun inisiatif pemerintahan kabupaten/kota yang mengarah pada upaya transformasi Konvensi Hak-hak Anak (Convention on the Rights of the Child) dari kerangka hukum ke dalam definisi, strategi, dan intervensi pembangunan, dalam bentuk: kebijakan, program dan kegiatan pembangunan, dalam upaya pemenuhan hak-hak anak, pada suatu dimensi wilayah kabupaten/kota.

Prinsip, Strategi dan Landasan Hukum

Adapun prinsip dalam pengembangan KLA ini, yaitu: non diskriminasi

kepentingan yang terbaik untuk anak

hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan

penghargaan terhadap pendapat anak Sementara Strateginya adalah : PENGARUSUTAMAAN HAK ANAK (= PUHA), pengintegrasian hak-hak anak ke dalam:

setiap proses penyusunan, yaitu : kebijakan, program dan kegiatan pembangunan

(

Kota Layak Anak (KLA) dan Tujuannya

setiap tahapan pembangunan: perencanaan dan penganggaran; pelaksanaan; pemantauan; dan evaluasi

(2)

Tumbuh Kembang Anak

Perlindungan Anak yang diimplementasikan di kabupaten/kota dalam perwujudan Pemenuhan Hak Anak Lebih lanjut, landasan Hukum kegiatan KLA ini adalah:

Internasional

World Fit For Children Konvensi Hak-hak Anak

Millennium Development Goals (MDGs)

Nasional

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28b dan 28c UU 23/2002 tentang Perlindungan Anak

UU 17/2007 ttg RPJPN 2005-2025

Inpres 01/2010 ttg Program Prioritas Pembangunan Nasional Peraturan Presiden 5/2010 ttg RPJMN 2010-2014

Program Nasional Bagi Anak Indonesia (PNBAI) 2015 Peraturan Menneg PP 2 /2009 ttg Kebijakan KLA

Mengapa dikembangkan KLA?

KLA dikembangkan dengan pertimbangan, jumlah anak di Indonesia adalah 1/3 (spertiga) dari total penduduk Indonesia. Lebih jauh, anak merupakan investasi SDM yang harus tumbuh dan berkembang secara optimal dan terlindungi. Pembangunan selama ini masih parsial dan segmentatif, belum peduli/ramah anak, jadi kedepannya harus diwujudkan dengan pendekatan holistik, integratif dan berkelanjutan.

Siapa yang berperan mewujudkan KLA?

Lembaga Legislatif: nasional dan daerah Lembaga Yudikatif: nasional dan daerah

Pemerintah : pusat/nasional, provinsi, kabupaten/kota batas terendah desentralisasi, kecamatan, dan desa/ kelurahan

Dunia usaha Akademisi

Masyarakat: individu: anak dan orang dewasa serta keluarga

Bagaimana mengembangkan KLA?

KLA dikembangkan dengan beberapa pendekatan, yaitu:

Top-down - Nasional/pusat provinsikab/kota

(3)

Bagaimana KLA dapat diwujudkan?

Dimulai dari tingkatan paling bawah, atau dapat juga melalui fasilitasi dan dorongan dari pusat

Dari individu Dari keluarga Dari RT/RW

Dari desa/kelurahan Dari kecamatan

Inisiatif kab/kota ybs ---> terealisasi di kabupaten/kota• Pemerintah nasional/pusat melakukan “sample” di beberapa prov atau di seluruh prov

Prov melakukan “sample” di beberapa kab/kota atau di seluruh kab/kota Inisiatif kab/kota ybs ---> terealisasi di kab/kota

Kapan KLA diwujudkan?

Pada tahun 2009, Kebijakan KLA menjadi lebih formal dengan ditetapkan menjadi Peraturan Meneg PP No. 2/2009. Berdasarkan Peraturan tersebut pada tahun 2010 telah ditetapkan target 20 kab/ kota dengan didukung :

- Pedoman Pengembangan KLA Tingkat Provinsi (Peraturan Meneg PP&PA No. 13/2010) – UKP4

(4)

Menuju Kabupaten/Kota Layak Anak

I. Aspek Manajemen

PERENCANAAN : output dalam bentuk RAD; terintegrasi ke dalam dokumen perencanaan daerah (RPJMD dan/atau RKPD); dalam prosesnya melibatkan partisipasi anak (misal: melalui musrenbang) koordinator: Bappeda

PENGANGGARAN: pastikan semua rencana dalam RAD memperoleh alokasi anggaran peran legislatif: koordinator: Bappeda

PELAKSANAAN: RAD tidak hanya dilaksanakan oleh SKPD, tetapi juga dunia usaha dan masyarakat

PEMANTAUAN: pelaksanaan RAD dipantau secara berkala

EVALUASI: pelaksanaan RAD dievaluasi setiap akhir tahun; oleh pihak independen

PELAPORAN: hasil pelaksanaan RAD dilaporkan ke pimpinan (dari GT Walikota/Bupati Gubernur Menteri PP dan PA dan Mendagri) koordinator: Badan/ Kantor/Unit PP dan PA

II. Aspek Tahapan Pengembangan

Diawali dan dilandasi oleh KOMITMEN pimpinan daerah (Gubernur, Bupati, Walikota, Lembaga Legislatif, Dunia Usaha, Masyarakat SEMUA)

(5)

Kumpulkan, olah dan analisis semua DATA ANAK; sehingga diketahui secara jelas besaran masalah anak, di mana saja lokasinya, dll

Buat RENCANA AKSI DAERAH (RAD) yang ditujukan untuk mengatasi masalah anak tujuan akhir RAD: pemenuhan hak-hak anak; pembagian peran jelas; dalam proses penyusunan libatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk libatkan anak;penganggaran jelas, dll (Catatan: Upayakan agar RAD terintegrasi dengan dokumen perencanaan daerah: RPJMD atau Renstrada/RKPD; sehingga terjamin pembiayaannya)

III. Aspek Substansi yaitu berkaitan dengan 31 (tiga puluh satu) hak anak, yaitu:

Hak Sipil dan Kebebasan

Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif

Kesehatan dasar dan Kesejahteraan Pendidikan, Pemanfaatan Waktu

Luang dan Kegiatan Seni Budaya Perlindungan Khusus

Peran Perencana

Memastikan kebijakan, program dan kegiatan yang peduli anak disusun dan diintegrasikan ke dalam dokumen perencanaan – dalam bentuk: Renstra K/L

dan/atau RKP – sesuai dengan tusi K/L (Biro Perencanaan merangkum dari seluruhunit yang ada di K/L).

terintegrasi pula dengan: indikator RPJMN, Renstra, RKP, SPM, MDGs,

dll; hanya saja,dimensinya “kab/kota”.

Kebijakan, program dan kegiatan yang peduli anak tersebut adalah ditujukan untuk pemenuhan hak-hak anak 5 kluster; 31 hak anak.

Memastikan kebijakan, program dan kegiatan yang peduli anak tersebut memperoleh alokasi anggaran yang memadai, termasuk untuk penyediaan sarana dan prasarana.

Memantau pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan yang peduli anak, sampai dengan implementasi di tingkat kab/kota.

(6)

hak-hak anak terpenuhi saran: evaluasi oleh pihak-hak independent.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian motivasi dan penegakan disiplin oleh atasan berarti telah memberikan kesempatan terhadap karyawan yang menjadi bawahannya, sehingga karyawan bisa dan mampu

“Semuanya menyatu bersama visi besar untuk menghasilkan produk yang lebih luar biasa yang akan disukai pelanggan kita, bisnis yang kuat dari pendekatan global yang pintar dan dunia

 Intisari mitos Plato: Kebanyakan orang dapat disamakan dengan orang tahanan yang terbelenggu. Mereka mengandaikan begitu saja bahwa pengenalan indera menyodorkan realitas

4) Atas dasar pemberitahuan sebagaimana yang dimaksud ayat 3, pengawas perikanan melakukan koordinasi dengan pemiiik kapal untuk merencanakan perbaikan transmiter SPKP

Lima komponen Pengendalian Internal yang dibentuk oleh COSO dan diadopsi oleh pemerintah dalam PP No.60 Tahun 2008 adalah lingkungan pengendalian, penilaian risiko,

Adanya motivasi dalam bekerja merupakan kekuatan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan serta dapat membantu meningkatkan produktifitas yang tinggi. Selain dimiliki

Dari hasil perhitungan di atas diketahui bahwa keberadaan tanaman serealia lahan kering di daerah penyangga masih memiliki status ekologi lestari, namun demikian tanaman

Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian yaitu hubungan antara kecepatan, kelincahan, dan daya tahan terhadap keterampilan bermain futsal siswa yang