KONSTRUKSI CITRA KABUPATEN MOJOKERTO MELALUI
HERRITAGE
‘KAMPUNG MAJAPAHIT’
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah
Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) Dalam Bidang Ilmu
Komunikasi
Oleh:
Deviza Tria Monica B06211005
Dosen Pembimbing:
Dr.Agoes Moefad, SH, M.Si
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
ix
ABSTRAK
Deviza Tria Monica, B06211005, 2017. Konstruksi Citra Kabupaten Mojokerto Melalui Program Herritage Kampung Majapahit. Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Kata Kunci : Konstruksi Citra, Humas Pemerintah, Herritage Kampung Majapahit.
Kabupaten Mojokerto adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa timur. Di Mojokerto terdapat kecamatan trowulan yang dipercaya oleh banyak arkeolog sebagai ibukota kerajaan majapahit. Salah satu kerajaan besar yang pernah ada di tanah Jawa. Terlihat dari banyaknya sisa peninggalan sejarah kerajaan tersebut dijumpai disana.Terilhami oleh kemashyuran majapahit dan potensi wisata purbakala yang demikian besar, maka sejak 2 tahun terakhir di beberapa titik kawasan trowulan sedang disulap menjadi kampung majapahit, dengan bangunan majapahit hal ini memberikan dampak tumbuhnya wisata budaya dan ekonomi kreatif masyarakat sekitar lokasi. Dengan adanya potensi wisata yang berkembang, suatu kota dapat membangun citra kota tersebut melalui ikon yang dapat dikenal oleh masyarat luas, seperti kerajaan majapahit ini.
Untuk mengungkap persoalan tersebut, penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif melalui data-data yang bersifat deskriptif, Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan interpretatif (kontruktif). Sesuai dengan persoalan tersebut maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, pengamatan melalui observasi dan dokumentasi.
Penelitian ini memfokuskan pada upaya konstruksi citra yang dilakukan pemerintah kabupaten Mojokerto lewat program kampung majapahit. Sebagai langkah untuk menarik masyarakat luas agar lebih mengenal Mojokerto dan warisan budaya Majapahitnya. Upaya pemerintah kabupaten Mojokerto ini didukung penuh oleh pemerintah pusat dan gubernur Jawa Timur melalui dana yang tidak sedikit.demi mengembangkan program ini serta untuk melestarikan warisan kerajaan majapahit.
x
DAFTAR ISI
JUDUL PENELITIAN ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAAN TIM PENGUJI ... iv
D. Manfaat Hasil Penelitian... 7
E. Penelitian Terdahulu ... 8
F. Definisi Konsep Penelitian ... 10
G. Kerangka Pikir Penelitian ... 12
H. Metode Penelitian ... 13
I. Sistematika Pembahasan ... 21
BAB II KAJIAN TEORITIS
4. Memahami Peranan Humas dalam Instansi Pemerintah………. 37
a.Fungsi Humas dalam Instansi Pemerintah……….. 39
b.Tugas Humas dalam Instansi Pemerintah………... 40
5. Konstruksi Citra ... 41
a.Relasi antara Citra pemerintah dan Humas………... 41
6. Konstruksi Citra Melalui Program Herritage kampung majapahit….. 47
7. Manfaat dan Tahapan Pelaksanaan Program Herritage Kampung Majapahit……… 49
B. Kajian Teori ... … 51
1. Teori Citra...………. 51
BAB III PAPARAN DATA PENELITIAN A. Deskripsi Subjek, Objek, dan Lokasi Penelitian ... 55
1. Subyek Penelitian ... 55
a. Deskripsi Divisi Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto… 55 b. Deskripsi Bidang Kepariwisataan Disporabudpar Daerah Kabupaten Mojokerto……… 59
c. Gambaran Umum Herritage Kampung Majapahit……….. 62
d. Biodata Informan……….. 64
xi
3. Lokasi Penelitian ... 69
a. Sejarah Kabupaten Mojokerto……… 69
b. Profil Kabupaten Mojokerto………. 75
c. Struktur Organisasi Disporabupar………. 81
B. Deskripsi Data Penelitian ... 82
1. Citra yang ingin di bangun kota Mojokerto sebagai warisan majapahit untuk memotivasi wisatawan menjadikannya destinasi wisata yang baru……… 82
2. Bentuk komunikasi dua arah pemerintah kabupaten Mojokerto tentang menjaga kearifan lokal kebudayaan melalui kampung majapahit ... 86
BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN : A. Hasil Temuan Penelitian ... 92
1. Citra yang ingin di bangun kota Mojokerto sebagai warisan majapahit untuk memotivasi wisatawan menjadikannya destinasi wisata yang baru ... 92
a. Pembangunan desa wisata bertema kampung majapahit……… ... 94
b. Menjadikan rumah kampung majapahit sebagai homestay…... 95
2. Bentuk komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kearifan lokal kebudayaan melalui kampung majapahit….………... 95
a. Menggandeng beberapa komunitas dan lembaga pelestarian kebudayaan mendukung penuh pembangunan kampung majapahit…. 96
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Pemerintah kabupaten Mojokerto tahun ini memiliki proyek kampung majapahit.
Proyek ini berupa pemugaran tampilan luar rumah-rumah warga yang akan dipermak
meniru arsitektur rumah zaman kerajaan majapahit. Pemerintah telah menetapkan 296
rumah yang akan disulap menjadi kampung majapahit. Rumah-rumah itu tersebar di tiga
desa antara lain desa sentonorejo, bejijong, dan jatipasar, kecamatan trowulan.
Pembangunan kampung bernuansa majapahit ini mendapat dukungan penuh
provinsi, termasuk anggarannya. Anggaran dari provinsi untuk mewujudkan kampung
trowulan menjadi kampung majapahit sudah dianggarkan di APBD 2014. Setiap rumah
berhak atas dana dari propinsi Rp 20 juta, dan dari kabupaten Mojokerto Rp 5 juta. Ini
belum dukungan dari pemerintah pusat. Ratusan rumah itu akan direhab sebagian, terutama
sisi depan dan atap. Selain itu tampilan pagar juga akan disesuaikan. Setiap rumah itu
berhak atas dana Rp 25 juta. Mengenai standar bangunan dan model secara detail sudah ada
tim khusus, termasuk di dalamnya dinas PU provinsi dan kabupaten. Kawasan di trowulan
itu akan menjadi pusat herritage. Tiga desa ini termasuk bekas wilayah peninggalan
Majapahit1.
Ketiga desa tersebut terpilih untuk pembangunan pertama kampung majapahit,
karena lokasi strategis yang ramai pengunjung. Seperti desa sentonorejo yang sudah dikenal
1
2
sebagai wisata religi makan troloyo yang merupakan makam Syeih Jumadil Qubro. Didesa
ini bagian kampung majapahit tidak langsung tampak didepan jalan utama, karena justru
banyak rumah majapahit yang di bangun di setiap gang pemukiman warga.
Selain itu terdapat beberapa situs peninggalan majapahit yaitu candi kedaton
merupakan sisa rumah dengan banyak petak kamar dan ruangan yang tersusun dari batu
bata namun tak utuh lagi, disamping candi kedaton terdapat banyak sumur salah satunya
sumur upas yang masih memiliki air sampai saat ini, situs umpak batu yang berupa umpak
yang terbuat dari batu andhesit yang memiliki lubang kotak ditengahnya diduga sebagai
pondasi sebuah pendopo dan lantai segi enam menyerupai paving yang terbuat dari tanah
liat yang dibakar yang ditafsirkan beberapa arkeolog sebagai bekas tempat tinggal pada
zaman majapahit.
Dibandingkan dengan lokasi kampung majapahit lainnya, desa ini sangat ramai
pada hari biasa maupun liburan, tapi keberadaan rumah majapahit tidak mempengaruhi
kunjungan wisatawan. Karena lokasi ini sudah sangat ramai jauh sebelum pembangunan
kampung majapahit, di desa sentonorejo banyak ditemukan situs-situs yang menunjukkan
bekas pemukiman. Sekitar 80% warisan masa silam kerajaan terbesar di Indonesia itu mulai
terungkap di daerah ini. Khusus untuk kekunoan berupa rumah tinggal masyarakat
majapahit bisa kita lihat keberadaannya di desa sentonorejo , selain itu dengan lokasi yang
dekat dengan makam troloyo masyarakat sekitar sangat religius karena seluruhnya
beragama islam2.
2
3
Desa kedua yang menjadi lokasi pertama pembangunan kampung majapahit adalah
desa jatipasar, desa ini sangat diyakini termasuk wilayah kerajaan majapahit. Hal ini
dibuktikan dengan adanya beberapa situs majapahit seperti candi wringin lawang.
Kebanyakan sejarawan sepakat bahwa gapura ini adalah pintu masuk menuju
kompleks bangunan penting di ibu kota majapahit. Di sepanjang jalan Surabaya-Madiun
perumahan kampung majapahit akan tampak indah berderet. Sebelum dibangun kampung
majapahit lokasi ini sudah cukup ramai karena menjadi lokasi kerajinan pahat patung
disepanjang jalan raya Surabaya-Madiun.
Keunikan dari desa jatipasar dibandingkan dengan lokasi kampung majapahit yang
lain adalah didesa ini terdapat sanggar seni Budaya Dwara Mukti. Masyarakatnya sangat
mencintai seni budaya, salah satu agenda tahunannya adalah kirab budaya bulan ruwah
dalam kalender Jawa. Sedangkan dalam kalender hijriyah, ruwah adalah bulan sya’ban.
Pada bulan ini, suku Jawa terutama sesudah masa kerajaan majapahit, pasti menggelar
sedekah. Berupa ruwatan yang digelar di candi wringin lawang desa Jatipasar. Para peserta
kirab nantinya akan berjalan menempuh jarak sekitar 2 Km dari kediamannya menuju candi
wringin lawang, salah satu candi yang diyakini sebagai pintu masuk gerbang kerajaan
majapahit.
Gambaran tentang konsep kirab ini yaitu, kirab ini dipimpin seorang perempuan,
yang menggambarkan kecantikan permaisuri raja majapahit terakhir yaitu prabu brawijaya
kelima. Di belakang sang permaisuri dan ratu kerajaan majapahit, terdapat rombongan abdi
dalem serta para hulubalang kerajaan. Mereka senantiasa setia terhadap raja dan permaisuri.
Di bagian paling belakang, terdapat tumpeng berukuran besar yang terbuat dari hasil
4
hasil pertanian ini, melambangkan kesejahteraan rakyat di masa kerajaan majapahit, yang
tak pernah kekurangan bahan pangan.
Seorang tetua desa yang akan berperan sebagai pendeta agama hindu, ia ikut
berjalan sembari membacakan mantra memohon pada Sang Hyang Widhi atau Tuhan Yang
Maha Kuasa. Rombongan kirab akan berakhir di depan candi wringin lawang. Di depan
candi, warga setempat akan saling berdesakan berebut tumpeng hasil pertanian. Kirab ini
dilakukan sebagai wujud kecintaan warga desa jatipasar pada kebudayaan kerajaan
majapahit. terlebih desa jatipasar merupakan lokasi bekas pusat kebesaran majapahit. Bulan
ruwah dipilih menjadi bulan kirab, karena diyakini bulan penuh berkah3.
Desa yang selanjutnya menjadi lokasi pertama pembangunan kampung majapahit
adalah desa bejijong, di desa ini terdapat dua peninggalan bersejarah kerajaan majapahit,
yaitu candi brahu dan makam siti inggil yang merupakan makam sang raja majapahit yaitu
raden wijaya. Di desa ini juga terdapat Maha Vihara majapahit bejijong.
Sebelum dibangun kampung majapahit desa ini cukup ramai dilokasi Maha Vihara
Budha tidur saja, kondisi pemukiman yang berdekatan dengan candi brahu dan makan siti
inggil ramai di hari libur saja. Namun semenjak dibangun rumah majapahit dengan
masyarakatnya yang memanfaatkannya untuk dijadikan toko maupun toko souvenir khas
majapahit berupa patung ukiran kayu. Ataupun hanya sekedar memajang koleksi barang
antik beberapa warga. Biasanya pengunjung juga melihat arsitektur rumah majapahit.
Hampir seluruh rumah warga dibangun menjadi rumah majapahit, namun ada juga
beberapa yang hanya dibangun bagian pagar majapahitnya saja. Jadi ketika memasuki desa
bejijong, kampung majapahit akan sangat terlihat disini. Keunikan desa bejijong ini adalah
3
5
warganya masih banyak yang mengkeramatkan lokasi peninggalan majapahit, seperti
makam siti inggil dan sumur windu. Biasanya jika mereka mempunya hajat maka akan
meletakkan sesaji di makam siti inggil dan sumur windu.
Terkadang beberapa pengunjung yang terlihat seperti sesepuh datang ke makam siti
inggil untuk menembah, bisa disebut bersemedi dengan mengambil istilah islam seperti
bertafakkur memohon kepada Gusti Alloh untuk menyampaikan hajat mereka. Para
pengunjung harus menembah terlebih dahulu untuk memohon izin menyekar ke makam
Raden Wijaya yang ada disini. Disinilah uniknya, mereka akan mengalami pengalaman
spiritual masing-masing individu, ada yang mendengar suara ghaib mengijinkan mereka
masuk dan ada yang mendapat tanda-tanda berupa cahaya terang menghampirinya.
Masyarakat bejijong sangat kental akan tradisi, mereka masih melaksanakan tradisi
selametan, perayaan besar, tayuban merupakan tarian pergaulan yang disajikan untuk
menjalin hubungan sosial masyarakat, bersih desa, dan berbagai upacara adat seperti
pernikahan, kematian dan kelahiran. Terdapat organisasi kesenian juga di desa bejijong,
seperti wayang kulit, kuda lumping, qosidah dan karawitan4.
Ketiga desa ini memiliki lokasi yang cukup berdekatan, dari yang paling selatan ada
desa sentonorejo yang hanya berjarak 1,5 km menuju desa jatipasar yang berada di sebelah
utara trowulan, dari desa ini menuju ke desa bejijong berjarak ± 1 km dan dari desa
bejijong menuju desa sentonorejo berkisar 1,5 km. jadi memudahkan pengunjung yang
ingin meneruskan perjalanan menikmati kampung majapahit di ketiga lokasi ini5.
4
Hasil wawancara dengan Ibu Sulinah, pada 20 April 2017, pukul 09.48 WIB
5
6
Melalui program herritage kampung majapahit ini, kota Mojokerto mencoba
membangun citra kota Mojokerto sebagai wajah kuno kerajaan majapahit untuk melengkapi
situs-situs peninggalan majapahit yang sudah ditemukan. Dengan konsep di zaman itu,
ruangan rumah hanya berfungsi sebagai tempat tidur, sementara aktivitas kehidupan
lainnya dilakukan di luar rumah. Hanya saja atap yang ada sekarang sudah menggunakan
desain modern. Sementara untuk rumah majapahit zaman dulu menggunakan atap sirap.
Tujuannya supaya masyarakat luas mempunyai gambaran utuh tentang suasana kerajaan
majapahit pada masa itu, sesuai penelitian-penelitian para arkeolog, bahwa kerajaan
majapahit berlokasi di trowulan6.
Melalui program herritage kampung majapahit, pemerintah Mojokerto ingin
mewujudkan konstruksi citra Mojokerto sebagai wajah kuno kerajaan majapahit kepada
masyarakat luas. Tahapan bagian kepariwisataan Disporabudpar Mojokerto dalam program
herritage kampung majapahit:
a. Melaksanakan perencanaan konsep program herritage kampung majapahit yang
digagas gubernur Jawa timur Soekarwo kepada Pemkab Mojokerto, mulai dari
sosialisasi ke desa lokasi pembangunan, mengumpulkan data warga yang
bersedia direnovasi rumahnya menjadi rumah majapahit dan melakukan
pengukuran luas bangunan.
b. Melakukan pembinaan selama proses pembangunan, pengontrolan secara berkala
langsung ke lokasi.
c. Melakukan pengembangan lebih lanjut kampung majapahit, langkah promosi
untuk mendukung suksesnya pembangunan kampung majapahit dengan
6
7
mengoptimalkan media, seperti bekerja sama dengan portal berita online dan
mengupdate informasi kampung majapahit melalui website resmi pemkab
Mojokerto, penyampaian pidato bapak bupati mojokerto dalam setiap
kesempatan, melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi kampung
majapahit untuk mendukung pelaksanaan ini dengan memaksimalkan rumah
majapahit nantinya dan beberapa komunitas seperti Save trowulan dan sanggar
seni Budaya Dwara Mukti untuk ikut mendukung dan berkontribusi.
Agar tujuan bersama untuk membangun citra Mojokerto sebagai wajah kuno
kerajaan majapahit, dan melestarikan warisan majapahit dapat tercapai7.
B.Rumusan Masalah dan Fokus Penelitian
Bagaimana proses konstruksi citra pemerintah kabupaten Mojokerto melalui program
herritage KampungMajapahit ?
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui seperti apa proses dari konstruksi citra yang dibangun melalui program ini.
D.Manfaat Hasil Penelitian
Dalam pembahasan proposal ini, peneliti berharap ada manfaat yang dapat diambil
oleh pihak-pihak terkait dalam penelitian ini
7
8
1. Dari segi teoritis Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk mengembangkan
wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu komunikasi, khususnya mengenai
kegiatan humas pemerintah serta strategi dalam membangun citra kota Mojokerto.
2. Manfaat praktis dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua bagian:
a. Bagi penulis, Penelitian ini dapat memperluas wawasan dan pemahaman antara
hasil kenyataan dalam praktek dengan teori komunikasi yang dipelajari
dibangku kuliah.
b. Bagi akademisi Penelitian ini mencoba memberikan kontribusi berupa
pemikian dan temuan data empiris, sehingga nantinya diharapkan dapat
dijadikan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian.
E.Penelitian Terdahulu
Untuk menunjang sistematika pembahasan dalam penelitian ini, maka peneliti
berusaha mencari referensi artikel, jurnal maupun skripsi yang berkaitan dengan kontruksi
citra kabupaten Mojokerto melalui program herritage kampung Majapahit ini :
Penelitian yang berjudul ” Analisis Pengaruh City Branding Kota Batam
Terhadap Brand Attitude” yang ditulis oleh Lily Purwianti & Yulianti Ratna Dewi.
Penelitian ini membahas tentang Kota Batam karena letak geografis, Batam merupakan
sebuah kota dengan letak sangat strategis, selain berada di jalur pelayaran internasional,
kota ini memiliki jarak yang cukup dekat dengan Singapura dan Malaysia. Batam memiliki
slogan “ Batam, Menuju Bandar Dunia Yang Madani”. Penyebutan Bandar dalam konteks
bahasa Melayu ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kota Batam sebagai pusat
perdagangan, ekonomi, sosial, budaya dan kemajuan peradaban di daerah paling muka
9
Pemerintah mengembangkan letak geografis Batam dengan ikon sebagai kawasan
investasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan.
Persamaannya adalah tujuan untuk membangun citra positif suatu kota terhadap
khalayak luas melalui suatu produk atau kegiatan, perbedaannya terletak pada subyek dan
obyeknya.
Judul berikutnya “Jurnal : Perancangan Branding Kampoeng Batik Jetis
Sidoarjo sebagai Upaya Melestarikan Produk Budaya Lokal” yang ditulis Ekky Fardhy
Nugraha, M.Bahruddin, Abdul Aziz, tahun 2014 STIKOM. Penelitian ini membahas
tentang kampung batik Jetis Sidoarjo yang menghasilkan batik jetis Sidoarjo. Kampung
batik jetis Sidoarjo ini merupakan gagasan perancangan branding kota Sidoarjo, dengan
menggunakan perencana untuk melestarikan produk budaya lokal batik tulis jetis sebagai
ikon wisata kota Sidoarjo. Serta untuk menunjang sektor pariwisata, dengan pencitraan
melalui kampung batik jetis kepada masyarakat luas sebagai lampung yang memiliki
keunikan produk budaya lokal batik tulis.
Persamaannya upaya Public relation dalam membangun citra positif melalui
program, aset budaya peninggalan leluhur, maupun produk yang diproduksi di kota
tersebut.
Perbedaannya terletak pada strategi dalam membangun citra positif kota
masing-masing.
Judul berikutnya “Konstruksi Branding Pemerintah Kabupaten Mojokerto
dalam Acara Sambang Desa Perspektif Komunikasi pembangunan” di tulis oleh Alif
Masykur Suparni Raharto, tahun 2015 Universitas Islam negeri Sunan Ampel. Penelitian
10
desa melalui dialog interaktif. Melalui dialog interaktif, pemerintah dapat menyerap
aspirasi pemerintah kabupaten Mojokerto, melalui opini masyarakat.
Persamaannya, konstruksi citra atau branding suatu kota agar mendapat opini yang
positif dari masyarakat, sehingga membawa dampak bagi citra atau brand suatu kota.
Perbedaannya komunikasi yang digunakan berbeda, strategi pendekatannya
berbeda.
F. Definisi Konsep Penelitian
a) Citra
Keberhasilan suatu organisasi tidak hanya bergantung pada produk atau pelayanan
yang dihasilkannya melainkan juga kemampuan pemerintah tersebut membangun citra
publiknya. Oleh karena itu pemerintah perlu mengetahui dan membangun citra dimata
publiknya. Berikut penulis paparkan beberapa definisi citra.
Citra merupakan gabungan informasi yang dimiliki individu dan pengetahuan
budaya dari masyarakat. Citra berkembang karena interaksi pengalaman pemilik citra
tersebut.dan pada tingkat masyarakat, citra dimiliki secara kolektif, suatu pengetahuan
budaya yang sama8.
Definisi tersebut dapat diartikan bahwa citra adalah kesan atau pandangan terhadap
pemerintah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dari publik itu sendiri. Pengalaman
dan pengetahuan menjadi kunci bagi pemerintah ketika akan membentuk citranya dimata
8
11
publik. Pengalaman individu dalam berhubungan dengan sebuah organisasi akan
mempengaruhi pendapat dan pengetahuan individu mengenai organisasi tersebut.
Rhenald Kasali mengemukakan “pemahaman yang berasal dari suatu informasi yang
tidak lengkap menghasilkan citra yang tidak sempurna.”
Citra adalah kesan, perasaan, gambaran, dari publik terhadap perusahaan atau
organisasi; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari sebuah objek, orang, atau organisasi.
Sedang menurut Jalaluddin Rahmat “citra adalah gambaran subjektif mengenai realitas,
yang dapat membantu seseorang dalam menyesuaikan diri dengan realitas kongkret dalam
pengalaman seseorang”.
Citra merupakan cara seseorang atau sekelompok orang untuk memandang dan
menilai sesuatu, baik itu citra seseorang ataupun citra sebuah perusahaan atau sebuah
organisasi. Seorang PR harus mampu membentuk citra positif dan mampu menjaga dan
memelihara citra tersebut agar tetap baik di mata publiknya, baik publik internal maupun
eksternal.
b) Konstruksi
Konstruksi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai susunan
(model, tata letak) suatu bangunan atau susunan dan hubungan kata dalam kelompok kata9.
Sedangkan menurut kamus komunikasi, definisi konstruksi adalah suatu konsep, yakni
abstraksi sebagai generalisasi dari hal-hal yang khusus, yang dapat diamati dan diukur10.
9
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003) Hal. 390
10
12
c) Konstruksi Citra
Merupakan fakta dan nilai mengenai membentuk tingkah laku seseorang, karena
manusia tidak hanya membincangkan citra dan berperilaku sesuai dengan citra yang ada,
tetapi juga mempunyai daya untuk membentuk citra.Konstruksi citra merupakan tindakan
menciptakan sebuah citra atau kesan secara terus menerus dan dialami bersama atau secara
13
Bagan kerangka konseptual berdasarkan bagan diatas, menjelaskan bahwa
konstruksi citra wajah kuno kejayaan kerajaan majapahit melalui program herritage
kampung majapahit, yang dilaksanakan bidang kepariwisataan Disporabudpar memiliki
tujuan untuk meningkatkan wisata herritage di Mojokerto, sehingga adanya peningkatan
kunjungan wisata herritage atau sejarah. Hal tersebut didukung dengan media promosi,
seperti bekerja sama dengan portal berita online dan penyampaian program ini oleh bapak
bupati melalui berbagai kesempatan pidatonya.
Sedangkan bagi masyarakat penggiat warisan budaya majapahit seperti komunitas
Save Trowulan dan sanggar seni Budaya Dwara Mukti, mereka sebagai masyarakat yang
peduli akan estetika budaya leluhurnya, berharap program ini menjadi langkah awal dalam
melestarikan warisan majapahit. Sehingga semua masyarakat Mojokerto dapat ikut serta
dalam menjaga warisan budaya kerajaan majapahit. Bidang kepariwisataan Disporabudpar
dan masyarakat penggiat budaya majapahit memiliki tujuan sama yaitu memunculkan
respon dari masyarakat mojokerto dan terbentuknya citra positif masyarakat luas bahwa
program pemkab Mojokerto ini memiliki tujuan yang baik untuk memberikan dampak
ekonomi bagi masyarakat mojokerto dan budaya bagi masyarakat luas.
H.Metode penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk memberi
penjelasan mengenai kualitatif menurut Denzim dan Lincoln 1994 yang dikutip Lexy.
J.Moleong menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan
14
jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Agar hasilnnya dapat di gunakan untuk
menafsirkan fenomena dan yang dimanfaatkan untuk penelitian kualitatif yaitu berbagai
macam metode yang biasannya di manfaatkan adalah wawancara, pengamatan dan
pemanfaatan dokumen11.
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif kualitatif.
Metode deskriptif ini dimaksudkan untuk menggambarkan secara sistematis dan akurat
sesuai fakta yang terjadi di dalam masyarakat. Serta menitik beratkan pada observasi dan
suasana alamiah. Penelitian deskriptif lahir dari suatu kebutuhan. Yang melahirkan insight
stimulating yaitu terjun ke lapangan tanpa dibebani atau diarahkan teori. Penelitian
deskriptif bukan hanya menjabarkan (analitis) tetapi juga memadukan (sintetis)12.
Jenis penelitian deskriptif kualitatif adalah, yaitu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang yang diamati.
Seperti yang dikemukakan oleh Moleo dengan mengutip pernyataan Bogdam dan taylor
yakni prosedur Penelitian yang menghasilkan satu deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar
individu secara Holistik dan memandangnya sebagai bagian yang aling berkaitan.
2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian.
Subjek dalam penelitian ini adalah bapak H. Mustofa Kamal Pasa, S.E selaku
Kepala Daerah Kabupaten Mojokerto, Bapak Hariyanto, selaku Kepala Dinas Pariwisata
kabupaten Mojokerto, humas pemerintah kabupaten Mojokerto dan pengunjung situs
15
kampung majapahit. Penelitian ini bertempat di desa Bejijong, Sentorejo dan Jatipasar di
tempat inilah yang menjadi obyek peneliti mengenai kontruksi citra kabupaten Mojokerto
melalui program “HerritageKampung Majapahit”.
3. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis data
1.) Data Primer
Dari informasi yang diberikan oleh informan yang bersangkutan. Sumber data
primer adalah sumber yang langsung memberikan data kepada peneliti13. Misalnya
pernyataan yang dikemukakan oleh para masyarakat yang yang berada di ketiga desa yang
menjadi lokasi pembangunan “Kampung Majapahit”, yaitu desa Bejijong, Sentorejo,
Jatipasar serta pihak terkait.
2.) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat melalui pihak lain artinnya data itu
tidak secara langsung didapat oleh peneliti dari subjek penelitian. Biasannya data sekunder
berbentuk data dokumentasi atau laporan yang telah tersedia14.
b. Sumber data
Sumber data primer peneliti peroleh dari informasi yang diberikan informan yang
bersangkutan atas penelitian ini, sedangkan data sekunder peneliti peroleh dari fenomena-
fenomena yang terjadi ketika di lapangan. Serta sumber lain seperti buku-buku, dan
beberapa informasi dari internet. Sehingga nantinya peneliti dapat menggambarkan dan
13
Burhan, Bungin, Metode Penelitian Sosial, (Surabaya : Airlangga Universitas Press, 2001) hal 29
14
16
memaparkan secara jelas apa saja hal-hal yang berkaitan dengan kontruksi citra kabupaten
Mojokerto melalui program “Herritage Kampung Majapahit” dengan tetap mengacu pada
metode penelitian yang baik dan sistematis.
4. Tahap – tahap Penelitian
a) Tahap pra Lapangan.
Dalam tahap pra lapangan ini peneliti membuat proposal penelitian, menemukan
informasi, mengurus perizinan, mengumpulkan data dan keperluan yang berkaitan dengan
persiapan- persiapan yang diperlukan sebelum penelitian dilaksanakan, penelitian disini
sebagai penentu hal- hal yang berkaitan dengan persiapan sebelum memasuki lokasi
penelitian di 3 desa yaitu, Bejijong, Sentonorejo dan Jatipasar.
b) Pekerjaan Lapangan.
Dalam tahapan pekerjaan lapangan ini di bagi atas bagian yaitu: pertama,
memahami latar belakang dan persiapan diri untuk memasuki pekerjaan lapangan yang
butuh persiapan diri dan mental baik secara fisik maupun non fisik. Sehingga
memungkinkan peneliti benar-benar siap untuk melakukan penelitian. Kedua, memasuki
lapangan. Dalam hal ini maka peneliti berperan dalam kegiatan yang ada di 3 desa
Bejijong, Sentonorejo dan Jatipasar Kabupaten Mojokerto sehingga di kenali oleh
masyarakat sehingga mudah untuk memperoleh informasi. ketiga, berperan serta sambil
mengumpulkan data dan memperoleh informasi.
17
Proses analisis data ini peneliti mulai menelaah seluruh data yang diperoleh dari
beberapa sumber yaitu wawancara, pengamatan, dokumentasi dan data lainnya yang
mendukung di kumpulkan, di klasifikasikan dan di analisis dengan analisis indiktif.
d) Tahap Penulisan Laporan
Menulis laporan ( getting Out ) tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian. Pada
tahap penulisan laporan ini akan di ketahui kualitas hasil penelitian dari peneliti. Sehingga
akan tampak hasil penelitian yang melalui prosedur baik dan yang tidak baik.
5. Teknik Pengmpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan peneliti untuk memperoleh data
kualitatif adalah sebagai berikut :
1. Wawancara mendalam (depth interview) pada Informan. Dimana informan dalam
penelitian ini adalah warga desa Bejijong, Sentorejo, dan Jatipasar yang menjadi
lokasi proyek pembangunan kampung Majapahit” serta bapak bupati Mojokerto dan
bagian pariwisata Disporabudpar. Wawancara mendalam adalah suatu cara
mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan
informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini akan
dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif. Setelah itu
penulis akan mengumpulkan dan mengklasifikasikan data yang diperoleh.
2. Dokumentasi data primer, peneliti juga akan menggunakan teknik pengumpulan
data dalam bentuk dokumentasi seperi barang barang tertulis, buku, majalah,
18
sekunder, mengenai hal hal yang berupa catatan dari Narasumber ataupun data-data
dari Media komunikasi lainnya.
6. Teknik analisis data
Analisis data yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dokumentasi dan bahan- bahan lain
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah oleh diri sendiri maupun orang lain15.
Dalam penelitian ini , proses yang dilakukan peneliti adalah mencari data yang
sebanyak mungkin mulai dari pengumpulan informasi- informasi dan memasukkanya ke
dalam bentuk catatan kemudian peneliti memasukkan catatan tersebut ke dalam bentuk
data. Kemudian peneliti melakukan pemilihan data-data yang tidak begitu penting dalam
penilaian. Langkah selanjutnya peneliti melakukan kajian secara mendalam terhadap data-
data yang telah dipilih dan siap untuk diolah dan disajikan dalam peneliti.
Menganalisis data merupakan suatu langka yang sangat kritis dalam penelitian.
Analisis data, menurut Sugiono adalah proses untuk mengatur urutan data,
mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori, pola, dan suatu uraian dasar16.
Pada penelitian ini peneliti melakukan proses analisis deskriptif bertujuan untuk
memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang
diperoleh dai kelompok subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian
15
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, ( Bandung : Alfabeta, 2005) hal 89
16
19
hipotesis. Proses analisis data ini dilakukan dengan menelaah semua data yang didapat dari
wawancara, catatan lapangan, pengamatan, dokumentasi dan sebagainya.
Seluruh data itu kemudian direduksi atau dikelompokkan untuk dipelajari dan
ditelaah yang pada gilirannya nanti akan dianalisis dalam rangka memperoleh penemuan
hasil dari penelitian ini. Proses analisis data bisa berupa pemilahan, mengklasifikasikan,
mebuat ikhtisar, mensistesiskan, memberikan kode pada data-data yang diperoleh sehingga
datanya dapat ditelusuru dengan baik, benar dan bermakna bagi proses penelitian.
7. Teknik Pemeriksaan keabsahan data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakana teknik keabsahan data yaitu :
a. Perpanjangan keikutsertaan
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan
tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi lebih memerlukan
perpanjangan keikutsertaan peneliti pada sebuah lokasi penelitian. Perpanjangan
keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan
data tercapai. Jika hal itu dilakukan maka akan membatasi :
1) Membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks
2) Membatasi kekeliruan peneliti
3) Mengkompensasikan pengaruh dari kejadian – kejadian yang tidak biasa atau
pengaruh sesaat.
Arti perpanjangan keikutsertaan yaitu peneliti itu guna berorientasi dengan situasi
20
berkelanjutan atau kontinyu mengadakan observasi dan wawancara dengan unsur yang
terkait untuk mendapatkan data yang diperlukan. Perpanjangan keikutsertaan ini juga
menuntut peneliti agar terjun kedalam lokasi dalam waktu yang cukup panjang dengan
tujuan mendeteksi dan menggantungkan distorsi yang mungkin mempengaruhi data.
Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri, keikutsertaan
peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya
dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti
pada latar penelitian.
Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat
kepercayaan data yang dikumpulkan, karena peneliti dengan perpanjangan keikutsertaan
akan banyak mempelajari “fenomena yang ada”, dapat menguji ketidakbenaran informasi
yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun responden dan
membangun subjek.
b. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan dimaksudkan adalah untuk menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang berkembang dan di
cari, kemudian memusatkan peneliti untuk memperoleh kedalaman data yang disesuaikan
dengan masalah yang diteliti. Melakukan observasi secara terus- menerus dan sungguh –
sungguh itu sangatlah penting, sehingga dengan itu peneliti akan semakin mendalami
fenomena sosial yang diteliti seperti apa adannya. Teknik observasi boleh dikatakan
merupakan suatu keharusan dalam melakukan penelitian kualitatif. Hal ini disebabkan
21
bila mana hanya digali melalui wawancara. Ketekunan pengamatan dilakukan pada saat
peneliti melakukan observasi partisipan di lapangan17.
c. Pengecekan sejawat
Teknik ini dilakukan sekiranya data yang diperoleh memungkinkan untuk
didiskusikan dengan teman, dosen, peneliti lainnya dan dosen pembimbing guna
mendapatkan pandangan kritis demi hipotesis yang membantu lebih absahnya seebuah data.
Peneliti dalam hal ini melakukan konsultasi dengan teman dan dosen yang paham
terkait dengan penelitian ini maupun dosen pembimbing.
d. Kecukupan referensi
Penyempurnaan atau kecukupan referensi sangat membantu untuk penguatan data
lapangan agar tidak terjadi absurditas data. Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam hal ini
adalah memadukan refernsi buku dengan kajian lain seperti majalah, internet, koran dan
lain sebagainya.
I. Sistematika Pembahasan
Dalam pembahasan penelitian di butuhkan sistematika penelitian. pembahasan yang
bertujuan untuk memudahkan penelitian. Adapun langkah- langkahnya sebagai berikut :
Bab pertama pendahuluan ini berisi tentang gambaran umum yang meliputi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep
dan sistematika pembahasan.
17
22
Pada bab kedua ini menguraikan tentang kajian kepustakaan ( makro ) dan ( mikro )
berupa landasan teoritis yang berkaitan dengan pola keberagaman serta hasil penelitian
terdahulu yang relevan.
Pada bab ketiga ini berisi pembahasan tentang pendekatan dan jenis penelitian,
obyek penelitiann, jenis dan sumber data, tahap- tahap penelitian, tekhnik pengumpulan
data, tekhnik analisis data dan teknik pemeriksaan dan keabsahan data.
Pada bab keempat ini merupakan bagian terpenting karena memuat penyajian dan
analisis data yang di peroleh dari tahapan- tahapan, baik yang sudah di jelaskan pada bab I,
II dan III. Penyajian data ini meliputi setting penelitian, penyajian data, analisis data dan
pemmbahasan yang terkait dengan data- data yang diperoleh dari objek penelitian.
Dalam bab kelima ini merupakan akhir dari penulisan penelitian yang terdiri dari
1
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Pustaka
1. Teori Citra
Public relation adalah sebuah sistem komunikasi untuk membangun sebuah
perilaku yang baik. Untuk membangun sebuah citra, kesan yang baik sebuah lembaga
kepada publiknya, maka yang dibutuhkan adalah memberikan informasi diantara
lembaga dan publik agar tidak terjadi perbedaan pandangan. Informasi tersebut harus
berdasarkan kenyataan lembaga tersebut meliputi :
a. Siapa yang menjadi publik bagi lembaga tersebut.
b. Apa yang mereka ketahui tentang lembaga tersebut.
c. Bagaimana pandangan mereka terhadap lembaga tersebut.
d. Apa yang harus lembaga tersebut lakukan untuk publiknya.
e. Kenapa lembaga harus melakukan hal tersebut.
f. Apa perbedaan lembaga tersebut dengan lembaga lainnya.
Publik harus mendapat informasi tentang kebijakan yang sudah dilakukan
oleh lembaga tersebut. Dan apa yang menjadi kebijakan tersebut. apakah kebijakan
tersebut mendukung kenyamanan publik.
Lembaga membutuhkan citra untuk mendapat dukungan dari publiknya. Dan
kegiatan yang dilakukan public relation berorientasi pada pembentukan citra dan
2
rencana kerja PR. Acuan ini menggunakan proses komunikasi untuk mempengaruhi
individu dan menghasilkan niat baik serta saling pengertian demi sebuah perubahan.
Proses transfer perilaku ini dijelaskan dengan gambar berikut.
HOSTILITY SYMPATIC
PREJUDICE ACCEPTANCE
APATHY INTEREST
IGNORANCE KNOWLEDGE
Pola 6 pokok kerja PR sebagaimana dikemukakan Frank Jefkins sebagai
berikut :
1. Appreciation of the situation, dalam tahap ini riset atau penelitian adalah
bagian yang penting dalam proses ini. Riset yang dilaksanakan akan
membantu untuk lebih memahamimasalah yang sedang terjadi lalu mencari
solusi atas masalah tersebut. Setelah memahami masalah, praktis PR akan
membuat perencanaan program yang terbaik untuk mengatasi masalah. Riset
juga untuk melihat apakah program yang dibuat atau dilaksanakan itu
membawa perubahan, identifikasi yang akurat membantu mengantisipasi
masalah yang sama tidak terjadi lagi.
2. Definition of objectives, praktisi PR harus mengetahui sasaran program yang
dibuat dan dapat memprioritaskan masalah yang perlu diselesaikan termasuk
mempertimbangkan budget. Lalu praktisi PR tersebut menentukan tujuan
3
3. Definition of public, pada tahap ini praktisi PR harus mampu mengerti
karakteristik publik dengan siapa PR melakukan komunikasi. Dengan
demikian tujuan yang telah dibuat pada tahap kedua tercapai.
4. Selection of media and techniques, praktisi PR memilih media yang tepat
untuk berkomunikasi. Tercakup juga disini PR membuat strategi dan taktik
komunikasi. Salah memilih media akan mengakibatkan tidak terselesaikannya
masalah bahkan mungkinakan menimbulkan masalah baru baik bagi publik
maupun bagi managemen.
5. Planning of budget, pelaksanaan strategi komunikasi yang telah tertuang
dalam program-program memerlukan biaya. Seorang praktisi PR yang baik
akan berusaha menjalankan program yang efektif tetapi menghabiskan biaya
minimum.
6. Assesment of result, pada tahap akhir, praktisi PR harus mengevaluasi seluruh
program yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibuat dengan menyebarkan
angket, quesioner, atau bentuk survei lainnya1.
2. Analisis Teori Citra
Pemerintah kabupaten Mojokerto tahun ini memiliki proyek kampung
majapahit. Proyek ini berupa pemugaran tampilan luar rumah-rumah warga yang
akan dipermak meniru arsitektur rumah zaman kerajaan majapahit. Pemerintah telah
menetapkan 296 rumah yang akan disulap menjadi kampung majapahit.
1
4
rumah itu tersebar di tiga desa antara lain desa sentonorejo, bejijong, dan jatipasar,
kecamatan trowulan.
Menurut informasi yang peneliti dapatkan, pemerintah kabupaten dengan aset
peninggalan kerajaan majapahit yang telah banyak ditemukan di kecamatan trowulan.
Salah satu program yang di gadang akan melengkapi situs-situs warisan majapahit
sehingga konstruksi citra Mojokerto sebagai wajah kuno kejayaan majapahit, adalah
herritage kampung majapahit. Dengan dukungan dana dari pemprov Jatim dan
pemerintah pusat, dan pemerintah mojokerto sudah mulai menyelesaikan
pembangunan kampung majapahit dibeberapa titik lagi wilayah segaran dan troloyo.
Disini Pemerintah kabupaten Mojokerto menyerahkan pelaksanaannya kepada bagian
kepariwisataan Disporabudpar.
Dengan menggunakan teori citra Frank Jefkins, peneliti menemukan beberapa
hasil sebelum dan selama tahap penyelesaian pembangunan kampung majapahit.
Berdasarkan tahap-tahap dasar public relation dimulai dari sebelum tahap
pelaksanaan.
Ada Appreciation of the situation, dimana bagian kepariwisataan
Disporabudpar.melakukan riset di titik mana lokasi kampung majapahit akan
dibangun untuk pertama kali, dan akhirnya memilih desa sentonorejo, bejijong dan
jatipasar. Hal tersebut dikarenakan ketiga titik tersebut adalah obyek wistaa yang
terkenal di trowulan. Tahap Definition of objectives, dimana bagian pariwisata
Disporabudpar menyusun keperluan adminstrasi pembangunan rumah majpahit dari
batu bata press, kusen jendela dan pintu, genteng, ubin, ornamen lambang majpahit
5
terlihat sama.sehingga per unit rumat digelontorkan dana sebesar Rp 25 juta rupiah.
Selanjutnya Definition of public, dimana sebelum pelaksanaan pembangunan, dan
bagian kepariwisataa Disporabudpar bekerjasama dengan jajaran desa setempat
melakukan pendataan rumah warga yang bersedia di renovasi. Berikutnya Selection
of media and techniques, selama proses penyelesaian beberapa portal berita online
telah memuat berita pembangunan kampung majpahit kepda khalayak luas, hal
tersebut sangat membantu promosi Pemerintah Mojokerto nantinya selain itu
berbagai informasi seputar proses dan planning pembangunan kampung majapahit di
posting di website resmi Pemerintah kabupaten Mojokerto dan Disporabudpar,
bahkan di beberapa kesempatan bapak bupati sendiri menyampaikan dlam pidatonya,
dengan bangga menceritakan prmbangunan kampung majapahit ini.
Tahap selanjutnya Planning of budget, dengan budget Rp 25 juta per unit
membuat bagian kepariwisataan Disporabudpar sangat hati-hati dalam proses
pembangunannya. Sehingga selalu mengontrol secara berkala ke lokasi pembangunan
kampung majapahit.langkah terakhir Assesment of result, melakukan survei setelah
pembangunan selesai. Bagian kepariwisataan Disporabudpar menyaring berita baik
online maupun cetak perihal antusiasme warga setelah adanya kampung majapahit,
serta memantau perkembangan lonjakaan pengunjung ketitik kampung majapahit.
Dan berikut beberapa hasil yang peneliti temukan dilapangan, dengan 6 pola
tersebut, sebagian pengunjung yang datang ke desa sentonorejo tetap tidak
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pasca rumah majapahit berdiri disana.
Karena lokasi tersebut merupakan wisata religi dengan pengunjung yang banyak
6
dilakukan riset lebih mendalam. Untuk penyususnan anggaran perlu adanya survei ke
setiap lokasi kampung majpahit, karen rumah majpahit yang sudah jadi tidak
mengacu pada standar awal konsep rumah majpahit, bahkan banyak yang memiliki
perbedaan satu sama lain, dari luas dan penggabungan dengan rumah induk menjadi
maslahnya, padahal standar awal terpisah dari rumah induk, dan beberapa rumah
memiliki luas yang berbeda-beda. Sehingga ditemukan budget yang meledak tidak
sesuai dana awal per unit. Informasi terkait perkembangan pembangunan kurang di
update, terakhir berita sekitar tahun 2015, dan amsih banyak portal berita yang tidak
digandeng untuk memberitakan perkembangan stelah kampung majpahit hampir
rampung. Survei karakteristik warga dan sosialisasi dirasa peneliti masih kurang,
karena beberapa warga tidak mengetahui rencana pembnagunan kampung majapahit
ini, sebagaian mengaku tidak di arahkan untuk apa rumah ini setelah selsai, sehingga
sebagian ada yang menjadikannya toko, untuk memajang koleksi antik dan beberap
sudah mulai menjual barang-barang kerajinan dirumah majapahit.
Jika riset karakteristik warga sekitar lokasi dilakukan dan komunikasi
dilakukan secara mendalam, beberapa point transfer perilaku mungkin akan terjadi,
seperti hostility merupakan perbedaan persepsi atau pandangan tentang tujuan
pembangunan sebenarnya pembangunan kampung majapahit, sebagian warga
menganggap ada dampak positif karena pengunjung semakkin banyak dan mereka
dapat berjualan beberapa barang, dan sebagian juga ada yang menganggap
pembangunan ini masih belum berdampak pada mereka, beberapa waktu didesa
bejijong dekat dengan Vihara Budha tidur sangat ramai bahkan setelah ada kampung
7
Akhirnya mereka hanya membiarkan begitu saja setelah rumah dibangun, jika
perilaku tersebut bertrasfer menjadi simpathy, maka warga akan menyambut atau
mengapresiasi upaya pemerintah kabupaten Mojokerto denga memaksimalkan rumah
majapahit untuk meningkatkan ekonomi mereka. Sehingga hal semacam prejudice
tidak akan ditampakkan masyarakat, justru mereka akan acceptance atau menerima
dan mendukung pemerintah Mojokerto, dan Apathy atau ketidakpedulian mereka
menjadi kepuasaan atas upaya pemerintah kabupaten Mojokerto untuk meningkatkan
ekonomi serta melestarikan warisan leluhur mereka. Dengan semua informasi terkait
kebijakan pemerintah Mojokerto untuk masyarakat luas, akan menghilangkan
ignorance atau ketidak tahuan akan informasi menjadi pengetahuan terkait
bagaimana menyikapi kebijakan pemerintah kabupaten Mojokerto pada setiap
programnya.
3. Trend City Branding
Pariwisata dapat dikatakan sebagai industri yang semakin berkembang pesat.
Hampir semua negara di dunia berlomba-lomba untuk mengembangkan obyek wisata
mereka. Dewasa ini industri pariwisata dipandang memiliki prospek cerah dan cukup
menjanjikan serta banyak mendatangkan keuntungan, antara lain menambah devisa
negara, menambah pendapatan daerah, membuka lapangan kerja baru, dan
mensejahterakan masyarakat sekitar.
Upaya memperkenalkan potensi daerah kepada daerah lain (dunia luar) adalah
8
sebagai alat yang ampuh untuk memberikan ciri khas yang dapat membedakan suatu
produk dengan produk lainnya. Saat ini pemberian merek tidak hanya terbatas untuk
tangible produk saja, sektor jasa (intangible) juga sudah banyak memanfaatkan peran
merek. Pemberian merek untuk suatu lokasi atau tempat memang merupakan hal
yang cukup baru dalam ilmu pemasaran. Lokasi atau tempat dapat diberi merek yang
secara relatif pasti berasal dari nama sebenarnya lokasi tersebut. Pemberian merek
sebuah kota dimaksudkan agar khalayak sadar atau tahu akan keberadaan lokasi
tersebut dan kemudian menimbulkan keinginan untuk mengasosiasikannya2. Karena
suatu kota merupakan daerah atau lokasi yang juga berkepentingan untuk memiliki
merek yang biasa disebut dengan city branding, sehingga bisa terlihat berbeda dari
daerah lain.
Saat ini trend city branding sangat berkembang di beberapa kota di Indonesia,
hal ini merupakan peluang dari sektor wisata yang ditangkap pemerintah daerah
untuk menarik perhatian wisatawan. Beberapa kota tidak hanya bertujuan untuk
meningkatkan sektor pariwisata, namun juga memiliki efek proyeksi brand dapat
menghubungkan antara sejarah dan warisan budaya. Perkembangan sektor wisata
yang melesat ini, dapat menjadi strategi dalam pengenalan kota, daerah dan Negara.
Karena telah menjadi sesuatu hal yang bersifat sangat dinamis, kompetitif dan banyak
dibicarakan akhir-akhir ini. Kota, daerah dan negara menyadari bahwa perlunya
brand strategy.
2
9 Brand strategy akan memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi
daerah itu sendiri. Lokasi geografis, seperti produk, budaya bahkan hal ironi seperti
musibah menjadi brand strategy yang terbangun melalui masyarakat3. Contoh kota
Sidoarjo dikenal sebagai kota batik, udang dan belanja
Dalam pengelolaan kawasan diperlukan adanya kegiatan komunikasi
pemasaran untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Komunikasi pemasaran
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pembeli dan penjual dan merupakan
kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta
mengarahkan pertukaran agar lebih menyadarkan pihak-pihak untuk berbuat lebih
baik4. Sehingga dalam komunikasi pemasaran dalam bidang pariwisata merupakan
suatu usaha yang dilakukan oleh produsen pariwisata untuk menyampaikan informasi
tentang keberadaan suatu obyek wisata kepada khalayak umum, sehingga calon
wisatawan mengetahui, tertarik, dan mau datang ke kota wisata yang dimaksud.
Batik Indonesia sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan kemanusiaan
untuk budaya lisan dan nonbendawi. Indonesia sebagai Negara penghasil budaya
yang beragam dikenal juga sebagai penghasil batik. Namun tidak semua batik di
berbagai daerah di Indonesia dikenal baik oleh masyarakat luas. Salah satunya adalah
kampung batik Jetis Sidoarjo yang menghasilkan batik jetis Sidoarjo. Kampung batik
jetis Sidoarjo ini merupakan gagasan perancangan branding kota Sidoarjo, dengan
menggunakan perencana untuk melestarikan produk budaya lokal batik tulis jetis
sebagai ikon wisata kota Sidoarjo. Serta untuk menunjang sektor pariwisata, dengan
3
Lily Purwianti&Yulianti Ratna Dewi, Analisis Pengaruh City Branding Kota Batam Terhadap Brand Attitude, 2014
4
10
pencitraan melalui kampung batik jetis kepada masyarakat luas sebagai lampung
yang memiliki keunikan produk budaya local batik tulis5.
Emma wood menyebutkan bahwa citra adalah persepsi dan eksis didalam
pikiran penerima. Untuk memformulasikan satu citra, public menginterpretasikan
suatu identitas dalam konteks dan dengan kerangka referensi yang lebih luas. Dari
formulasi ini ada 4 hal yang tidak terpisahkan, yaitu identitas, persepsi, interpretasi,
dan citra. Untuk mendapatkan citra, maka persepsi di dalam masyarakat harus
memiliki kerangka pemikiran terhadap apa yang diterimanya. Pemberian focus pada
konteks yang akan diterima masyarakat akan lebih efektif untuk pencitraan6.
Saat ini dikenal sebagai kota lapindo karena musibah yang menimpa akibat
kesalahan teknis sebuah perusahaan migas beberapa waktu lalu saat pengeboran.
Bahkan saat ini lapindo menjadi obyek wisata lokal masyarakat setempat maupun
domestik7.
Tempat wisata lapindo merupakan wisata yang sangat ironi, bagaimana tidak
bencana lumpur lapindo ini bermula dari menyemburnya material lumpur panas
dilkasi pemboran Lapindo Barantas lnc di desa renokenongo, kecamatan porong,
kabupaten Sidoarjo, Jawa timur. Menurut para ahli penyebabnya karena beberapa
kemungkinan yaitu kombinasi dari gempa dan kesalahan teknis dalam pemboran.
Dan hingga saat ini belum juga teratasi, bahkan dalam beberapa kesempatan masih
sering terjadi ancaman luberan atau tanggul jebol, dan juga dampak gas metannya
5
Ekky Fardhy Nugraha, M.Bahruddin, Abdul Aziz, (Jurnal : Perancangan Branding Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo sebagai Upaya Melestarikan Produk Budaya Lokal, 2014)
6
Widyaningsih, (jurnal :Keterbukaan informasi dan pencitraan, 2012)
7
11
juga berbahaya. Namun kenyataannya lokasi bencana tersebut tidak pernah sepi dari
wisatawan, terlebih pada hari libur. Lokasinya sangat mudah di akses karena berada
dipinggir jalan utama jalan raya dari Surabaya ke Malang atau Pasuruan8.
Musibah yang ironi itu kini menarik perhatian pemerintah daerah yang
memiliki gagasan melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan untuk membangun
wisata geologi disebelah utara semburan lumpur panas PT.Lapindo seluas 83 hektare
dan tak jauh dari kawasan pesisir utara Kabupaten Sidoarjo, dengan menyiapkan dana
Rp. 273 miliar9.
Tidak hanya Sidoarjo yang memiliki ikon tersendiri untuk menjadi image kota
tersebut. Kota Batam adalah kota terbesar di Kepulauan Riau dan merupakan kota
dengan populasi terbesar ketiga di wilayah Sumatera setelah Medan dan Palembang.
Karena letak geografis, Batam merupakan sebuah kota dengan letak sangat strategis,
selain berada di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang cukup
dekat dengan Singapura dan Malaysia. Batam memiliki slogan “ Batam, Menuju
Bandar Dunia Yang Madani”. Penyebutan Bandar dalam konteks bahasa Melayu
ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kota Batam sebagai pusat perdagangan,
ekonomi, sosial, budaya dan kemajuan peradaban di daerah paling muka Negara
Republik Indonesia.
Pemerintah mengembangkan letak geografis Batam dengan ikon sebagai
kawasan investasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan, kawasan industri
8
Ilzha Bimantara, Wisata lumpur Lapindo Sidoarjo Jawa timur,
https://www.caralengkap.com/2012/04/wisata-lumpur-lapindo-sidoarjo-jawatimur, 20 Januari 2016,20.49
9Edy M. Yakub, Empat Tahun lumpur Lapindo Hanya jadi “Wisata”,
12
besar, menengah kecil, koperasi, usaha rumah tangga, industry pariwisata, pusat
perbelanjaan dan kuliner, hiburan, pengelolaan sumber daya kelatan mapun kerja
sama dengan pengelola kawasan dan pemangku kepentingan pembangunan lainnya10.
City branding awalnya difokuskan untuk city brand image. Namun, bergeser
tidak hanya sebagai pemasaran kota, namun menunjukkan bagaimana proyeksi merek
dapat merangkul sejarah dan warisan budaya untuk pengenalan kota, daerah atau
Negara tersebut.
Menurut Anholt mendefinisikan city branding sebagai manajemen citra suatu
destinasi melalui strategis serta koordinasi ekonomi, komersial, sosial, cultural dan
peraturan pemerintah. City branding dapat diartikan sebuah proses pembentukan
merek kota atau suatu daerah yang menghasilkan sebuah image atau citra, agar
dikenal oleh target pasar (investor, tourist, talent, event) kota tersebut dengan
menggunakan ikon, slogan, eksibisi, serta positioning yang baik, dalam berbagai
bentuk media promosi.
Akan Ada beberapa kerangka teoritis yang digunakan
Beberapa hal tersebut dapat dijadikan acuan untuk membuat brand dengan
menciptakan dan mengkomunikasikan identitas bagi suatu lokasi yang bersangkutan
contohnya seperti
10
13
a. Effect Brand Terhadap sebuah Kota
Branding mencoba memberikan identitas yang berbeda pada sebuah kota
sehingga dapat dibedakan antara kota yang satu dengan kota-kota lain. Sebuah merek
yang kuat berarti merek tersebut dapat dibedakansehingga akan berakibat
peningkatan investasi, bisnis, pengunjuung dan penduduk. Sebuah merek yang kuat
pertama-tama akan meningkatkan kesadaran keberadaan tempat itu. Kedua, merek
tersebut akan membuat pelanggan potensial kota menganggap kualitas dari sebuah
kota lebih baik dari kota-kota lainnya. Akhirnya sebuah merek yang baik
memungkinkan untuk mengontrol bagaimana sebuah kota dijalankan.
Tujuan utama dari city branding dan hasil yang diinginkan oleh pemerintah
sebuah kota adalah meningkatkan citra kota tersebut, sehingga meningkatkan arus
masuk wisatawan dan investor. Branding kota memungkinkan pengetahuan lokal dan
kreatifitas yang akan digunakan untuk pendekatan yang lebih efisien untuk
perencanaan public dan perkotaan pengembangan, dan dapat digunakan sebagai alat
penting dalam regenerasi perkotaan dengan pencitraan.
Strategi city branding merupakan srategi umum yang banyak dilakukan di
antara kota-kota dimana pemerintah berusaha untuk mengembangkan merek “kota”
sebagai strategi pencitraan milik daerah itu sendiri11.
11
14
b. Relasi antara Brand dan Citra
Brand itu tidak sekedar sebuah nama, bukan sekedar juga sebuah logo dan
simbol. Membangun merek juga tidak melulu melalui iklan yang tidak terhitung
jumlahnya. Merek adalah “intagible asset”, yang berarti kepercayaan, reputasi dan
janji sebuah produk atau jasa terhadap konsumennya. Merek juga hubungan emosi
saling membutuhkan antara produk/jasa dengan konsumennya.
Upaya membranding suatu produk sebagai antisipasi dalam menghadapi
ketatnya persaingan. Jadi mempertahankan suatu “merek” bukan hanya dengan
gencar melakukan berbagai promosi tetapi bagaiman agar usaha anda membangun
“brand” menjadi optimal dan mendapatkan manfaat, tidak sekedar memiliki brand
yang kuat tetapi mendapat tempat dihati masyarakat dan memperoleh harga yang
tinggi. Merek dibangun melalui penerapan strategy, tactic, value yang tepat melalui
kreatifitas dalam menentukan segmentasi dan targeting.
Merek adalah bagaimana perusahaan dapat meningkatkan keunggulan merek
yang dimilikinya, ada beberapa kunci utama bagaiamana merek di kelola dapat
menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang ada.
Untuk melakukan komunikasi merek pemerintah harus merancang strategi
komunikasi yang efektif sehingga apa yang mereka lakukan tidak sia-sia dan dapat
mencapai target yang telah di tentukan.
Dalam aktifitas sehari-hari, proses komunikasi dapat terjalin jika ada pihak
yang menyampaikan pesan kepada pihak lain dengan tujuan tertentu, sebagai contoh
pemerintah yang mengkomunikasikan merek kota Mojokerto sebagai kota cagar
15
pihak yang terlibat didalamnya atau sering disebut sebagai unsur-unsur komunikasi,
yang terdiri atas sumber, pesan, media, penerima dan umpan balik, serta faktor
lingkungan.
Hal tersebut dimaksudkan agar produk atau image yang dilempar ke
masyarakat bukan saja bertindak sebagai sarana membangun hubungan yang erat dan
jika memungkinkan juga sarana mengukuhkan citra merek dan pemerintah itu sendiri.
Suatu konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai
tambah dari satu rencana konprehensif yang mengevaluasi peran strategi dari disiplin
komunikasi, misalnya, iklan umum, respon langsung, promosi penjualan, dan
hubungan masyarakat dan menggabungkan berbagai disiplin te rsebut guna
memberikan kejelasan, konsistensi, serta dampak komunikasi maksimal.12
Hal tersebut memusatkan perhatiannya pada proses pengunaan seluruh bentuk
promosi untuk mencapai dampak atau efek komunikasi yang maksimal, untuk
menjadikan seluruh kegiatan pemasaran dan promosi pemerintah dapat menghasilkan
citra atau image yang bersifat satu konsisten bagi masyarakat.13
Brand image adalah representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek
dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra
terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi
terhadap suatu merek. Masyarakat yang memiliki citra positif.
12
Morissan, M.A. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, (Jakarta: Kencana pranada Media Group, 2010) hlm.08
13
16
4. Memahami Peranan Humas dalam Instansi Pemerintah
Peranan hubungan masyarakat atau humas dan public relation dewasa ini
dibutuhkan oleh hampir sema bentuk organisasi atau lembaga, baik profit maupun
non profit, dari perusahaan industri, organisasi profesi, insitusi pendidikan, organisasi
sosial budaya sampai pemerintahan. Secara garis besar peranan humas adalah sebagai
komunikator sebuah organisasi atau lembaga dan perusahan, baik dari publik internal
maupun publik eksternal. Karena itu humas merupakan salah satu ujung tombak dari
organisasi, perusahaan mapun lembaga untuk bersaing dalam era globalisasi. Humas
dibutuhkan untuk menjalin komunikasi dengan para gstakeholders ataupun ntuk
mengkomunikasikan visi, misi dan program organisasi-organisasi tersebut kepada
publik.
Humas dan media massa merupakan mitra pemerintah dalam menyampaikan
informasi disemua sektor, termasuk menyangkut masalah pembangunan disegala
bidang. Karena humas dan media massa dalam menyampaikan informasi memiliki
peranan yang cukup tinggi14.
Humas Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi, tanggapan
masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya. Melayani
keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen
demi untuk tujuan dan manfaat bersama. Menciptakan komunikasi dua arah atau
14
17
timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi pesan badan/organisasi dalam
menyampaikan informasi terkait lembaga kepada khalayak atau masyarakat15.
Untuk mendapatkan tanggapan, atau opini positif publik terkait
badan/lembaga. Dan peranan ini turut menentukan sukses dan tidaknya misi dan visi
tujuan bersama dari lembaga/ organisasi.
Rosady Ruslan dalam buku Manajemen Humas dan Komunikasi Konsepsi
dan Persepsi mengemukakan peranan humas dalam manajemen perusahaan adalah :
a. Communicator
Kemampuan sebagai komunikator secara langsung, melalui media elektronik
cetak atau elektronik dan lisan (spoke person) dan sebagainya. Disamping itu juga
bertindak sebagai mediator dan persuader. Komnkasi manajemen dalam prakteknya,
bersifat komnikasi vertikal, horizontal dan eksternal.
b. Relationship
Adalah kemampuan peran humas membangun hubungan yang positif antara
lembaga yang mewakilinya dengan publik internal dan eksternal. Beruapaya
menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerjasama dan toleransi
antara keda belah pihak tersebut.
c. Back up management
Melaksanakan dukungan atau menunjang kegiatan lain, seperti bagian
manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia dan sebagainya ntuk
15