PENERAPAN METODE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI ORGANISASI PEMERINTAHAN PUSAT MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS IV MI NURUL HUDA LERAN GRESIK
SKRIPSI
Oleh:
MUHAMMAD SHOFIYUDDIN NIM D77213079
PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Muhammad Shofiyuddin. PTK 2017. Penerapan Metode Pair Check Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Organisasi Pemerintahan Pusat Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas IV MI Nurul Huda Leran Gresik. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing Drs. Nadlir, M.Pd.I
Kata kunci:Pemahaman, Pendidikan Kewarganegaraan, MetodePair Check
Dalam penelitia ini, peneliti menemukan permasalahan di MI Nurul Huda Leran Gresik yaitu dalam pemahaman siswa materi organisasi pemerintahan pusat mata pelajaran PKn. Siswa kurang dalam pemahaman dikeranakan guru selama ini yang cenderung hanya menggunakan metode ceramah saja. Dengan adanya permasalah tersebut maka diperlukan inovasi untuk meningkatkan pemahaman materi organisasi pemerintahan pusat mata pelajaran PKn. Salah satunya yaitu dengan menggunakan metodePair Check.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana penerapan metode pair check dalam rangka meningkatkan pemahaman materi organiasi pemerintahan pusat mata pelajaran PKn pada siswa kelas IV MI Nurul Huda Leran Gresik? (2) Bagaimana peningkatan pemahaman materi organisasi pemerintahan pusat setelah diterapkannya metode pair checkpada siswa kelas IV MI Nurul Huda Leran Gresik?. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui penerapan metode pair check dalam meningkatkan pemahaman materi organisasi pemerintahan pusat mata pelajaran PKn pada siswa kelas IV MI Nurul Huda Leran Gresik. (2) Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi organisasi pemerintahan pusat mata pelajaran PKn setelah diterapkannya metode pair check
pada siswa kelas IV MI Nurul Huda Leran Gresik.
Penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin, yang terdiri dari 4 tahap diantaranya yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengamatan, wawancara, dokumentasi, dan tes.
Hasil penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Penggunaan metode
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN COVER...
HALAMAN SAMPUL... i
HALAMAN MOTTO... ii
HALAMAN PENSEMBAHAN... iii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI. ... iv
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... v
ABSTRAK... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR RUMUS... xiv
DAFTAR LAMPIRAN... xv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Penelitian... 4
E. Tindakan Penelitian... 5
F. Ruang Lingkup... 5
G. Definisi Operasional... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA... 8
A. PEMAHAMAN... 8
1. Pengertian Pemahaman... 8
2. Tingkatan Dalam Pemahaman... 10
3. Indikator Pemahaman ... 11
4. Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ... 12
1. Pengertian MetodePair Check... 14
2. Langkah-langkah MetodePair Check... 15
3. Kelebihan dan Kekurangan MetodePair Check... 16
C. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan... 17
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 17
2. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan... 18
3. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 20
4. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ... 21
5. Materi Organisasi Pemerintahan Pusat... 22
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS... 27
A. Metode Penelitian... 27
B. Setting Penelitian... 28
C. Variabel Penelitian... 29
D. Rencana Penelitian... 29
E. Data dan Pengumpulanya... 34
F. Analisis Data... 37
G. Indikator Kinerja... 39
H. Tim Peneliti dan Tugasnya... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 41
A. Hasil Penelitian... 41
1. Siklus I... 41
a. Perencanaan... 41
b. Tindakan... 42
c. Pengamatan ... 45
d. Refleksi ... 49
2. Siklus II... 51
a. Perencanaan... 51
b. Tindakan... 53
c. Pengamatan ... 56
d. Refleksi ... 59
xi
BAB V PENUTUP... 62
A. Simpulan... 62
B. Saran... 63
DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR RUMUS
Rumus Halaman
Rata-rata Kelas ... 37
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Instrumen wawancara
2. Nilai awal pra siklus
3. RPP siklus I
4. Kisi-kisi soal siklus I
5. Sampel tes soal siklus I
6. Lembar pengamatan aktivitas guru siklus I
7. Lembar pengamatan aktivitas siswa siklus I
8. Nilai siswa siklus I
9. Validasi RPP dan Soal
10. RPP siklus II
11. Kisi-kisi soal siklus II
12. Sampel tes soal siklus II
13. Lembar pengamatan aktivitas guru siklus II
14. Lembar pengamatan aktivitas siswa siklus II
15. Nilai siswa siklus II
16. Validasi RPP dan soal
17. Dokumentasi foto siklus I
18. Dokumentasi foto siklus II
19. Surat izin penelitian
20. Surat keterangan dari sekolah
21. Surat tugas dosen pembimbing
22. Formulir persetujuan pembimbing
23. Surat konsultasi bimbingan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup,
melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami apa arti dan
hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan
kehidupan secara benar. Melalui pendidikan peserta didik terbebas dari
ketidak tahuan, ketidak mampuan, ketidak berdayaan ketidak benaran, ketidak
jujuran, dan dari buruknya hati, akhlak, dan keimanan. Proses pembelajaran
merupakan inti dari pendidikan yang mengarahkan pada pembentukan
semangat, motivasi, kreativitas, keuletan, dan kepercayaan diri, juga
ditekankan pada pembentukan kesadaran, disiplin, tanggung jawab, dan
budaya belajar yang baik.1
Setiap peserta didik patut untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu
agar dapat menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia
serta dapat bertanggung jawab. Ali bin Abu Thalib r.a mengingatkan kepada
orang tua dan para pendidik untuk mengajari anak-anak (peserta didik) agar
mereka diajari dengan ilmu supaya mereka bisa hidup dizamannya yang
berbeda dengan zaman ketika mereka menuntut ilmu.2
Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada saat ini khususnya dalam dunia
pendidikan dituntut untuk bisa mengembangkan atau memajukan serta
1Dedi Mulyasana,pendidikan bermutu dan berdaya saing,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012). 2
2
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan memiliki peranan
sangat penting dalam kehidupan, ilmu pengetahuan yang di terima oleh siswa
hanya setengah-setengah hal ini disebabkan karena kurangnya strategi yang
digunakan oleh guru, serta kurangnya minat peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran.
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah
satu mata pelajaran yang isinya mencakup pembelajaran tentang
kewarganegaraan yang sangat penting bagi perkembangan anak untuk masa
depannya. Salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kemampuan guru
dalam mengelola kelas agar siswa dapat menguasai ilmu-ilmu
kewarganegaraan dengan baik.
Pada kenyataannya yang ada di lapangan, mata pelajaran PKn ini
memiliki mutu yang sangat rendah yang diakibatkan dari kurangnnya
pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Dikarenakan metode yang
digunakan masih belum maksimal atau terkadang metode yang digunakan
sudah tepat namun dalam pengaplikasiannya masih kurang. Sehingga banyak
siswa yang masih sulit untuk memahami materi dengan baik.
Rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran PKn yang diperoleh siswa
kelas IV MI Nurul Huda Leran, diakibatkan dari cara belajar siswa yang
masih salah dan metode yang digunakan guru masih belum berhasil dalam
kegiatan pembelajaran. Selama ini metode yang dilakukan guru untuk
3
lain, sehingga siswa masih kesulitan untuk menyerap pelajaran yang sudah
diajarkan oleh guru.
Hanya 10 yang mendapat nilai rata-rata diatas 75 dan sisanya mendapat
Berdasarkan nilai analisis dari nilai hasil belajar sebelumnya siswa kelas IV
MI Nurul Huda Leran didapatkan bahwa hasil belajar sangat rendah. Masih
banyak kesulitan dalam hal untuk materi organisasi pemerintahan pusat yang
didapat dari tes tulis. Hal ini dapat dilihat dari 26 siswa nilai rata-rata dibawah
75, sehingga banyak yang tidak tuntas dalam pencapaian nilai yang
diinginkan.
Untuk perlu diterapkan suatu cara guna meningkatkan pemahaman mata
pelajaran PKn dalam MI Nurul Huda Leran sehinggah mendorong siswa untuk
bisa memahami isi dari materi pelajaran dengan baik. Dengan melakukan
metode pair check, para siswa diajarkan menggunakan metode yang belum pernah dilakukan oleh guru dalam mengajar selama ini. Berdasarkan
pemikiran diatas, maka pengembangan metode pair check dapat
meningkatkan pemahaman materi organisasi pemerintahan pusat mata
pelajaran PKn pada siswa kelas IV MI Nurul Huda Leran.
Berdasarkan permasalahan di atas, menjadi pendorong utama bagi
peneliti untuk melakukan penelitian tentang “PENERAPAN METODE PAIR
CHECK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI
ORGANISASI PEMERINTAHAN PUSAT MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS IV MI
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti dapat mengidentifikasikan
beberapa permasalahan tentang penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode pair check dalam rangka meningkatkan pemahaman materi organiasi pemerintahan pusat mata pelajaran PKn pada
siswa kelas IV MI Nurul Huda Leran.
2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi organisasi pemerintahan pusat
setelah diterapkannya metode pair check pada siswa kelas IV MI Nurul Huda Leran.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui penerapan metode pair check dalam meningkatkan pemahaman materi organisasi pemerintahan pusat mata pelajaran PKn
pada siswa kelas IV MI Nurul Huda Leran.
2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi organisasi
pemerintahan pusat mata pelajaran PKn setelah diterapkannya metodepair checkpada siswa kelas IV MI Nurul Huda Leran.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
siswa kelas IV dalam materi organisasi pemerintahan pusat mata pelajaran
PKn, adapun secara detail kegunaan tersebut diantaranya:
5
Dengan metode ini, diharapkan siswa dapat menyerap materi pelajaran
dengan baik dan tidak bosan saat pembelajaran berlangsung.
2. Bagi guru
Dengan metode ini, guru bisa dengan mudah untuk membantu siswa
mempelajari materi organisasi pemerintahan pusat khususnya dalam
menggunakan metode ini.
3. Bagi lembaga
Penggunaan metode pembelajaran ini dapat digunakan lembaga dalam
menentukan kurikulum madrasah.
E. Tindakan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tindakan yang
dipilih peneliti untuk meningkatkan pemahaman materi organisasi
pemerintahan pusat mata pelajaran PKn adalah menggunakan metode pair check. Metode pair check ini cocok untuk meningkatkan pemahaman dengan suasana pembelajaran yang baru tidak membosankan dan belum pernah
sebelumnnya dilakukan oleh guru.
F. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini yakni tentang penerapan metode pair check
untuk meningkatkan pemahaman materi organisasi pemerintahan pusat mata
pelajaran PKn pada siswa kelas IV MI Nurul Huda Leran. Ruang lingkup
penelitian ini dibatasi pada masalah berikut:
1. Subjek penelitian ini diambil pada siswa kelas IV B MI Nurul Huda Leran
6
2. Materi yang digunakan pada penerapan metode pair check adalah organisasi pemerintahan pusat mata pelajaran PKn.
G. Defisi Operasional 1. MetodePair Check
Metode pembelajaran pair checkini pembelajaran kooperatif yang malatih siswa untuk mampu menyelesaikan persoalan dan menuntun siswa
untuk melatih bertanggung jawab.
2. Pemahaman
Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan untuk
menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut
Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan
memahami pelajaran yang diberikanoleh guru kepada siswa, atau sejauh
mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang
dilihat, yang dialami atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau
observasi langsung yang ia lakukan.3
3. Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang
digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai
luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia.
4. Materi
Organisasi pemerintahan ada presiden, wakil presiden, menteri
(menteri departemen, menteri negara, menteri koordinator), pejabat
7
setingkat menteri (panglima TNI, kapolri, jaksa agung), lembaga
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pemahaman
1. Pengertian Pemahaman
Pemahaman menurut Bloom (1979: 89) diartikan sebagai
kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu
menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikanoleh guru
kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa
yang ia baca, yang dilihat, yang dialami atau yang ia rasakan berupa hasil
penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.1
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman
konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk. Sehubungan dengan
evaluaisi produk ini, W.S. Winkel (2007: 540) menyatakan bahwa melalui
produk dapat diselidiki apakah dan sampai berapa jauh suatu tujuan
intruksional telah tercapai; semua tujuan itu merupakan hasil belajar yang
seharusnya diperoleh siswa. Berdasarkan pandangan Winkel ini, dapat
diketahui bahwa hasil belajar siswa erat hubungannya dengan tujuan
intruksional (pembelajaran) yang telah dirancang guru sebelum
melaksanakan proses belajar mengajar. Evaluasi produk dapat
dilaksanakan dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan
maupun tertulis. Dalam pembelajaran di SD umumnya tes diselenggarakan
1Ahmad Susanto,
9
dalam berbagai bentuk ulangan, baik ulangan harian, ulangan semester,
maupun ulangan umum.2
Pemahaman dapat dikategorikan pada beberapa aspek, dengan
kriteria-kriteria sebagai berikut :3
a. Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan
menginterpretasikan sesuatu; ini berarti bahwa seseorang telah
memahami sesuatu atau telah memperoleh pemahaman akan mampu
menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah diterimanya.
b. Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya hanya sebatas
mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa yang pernah
dipelajari. Bagi orang yang benar-benar telah paham, akan mampu
memberikan gambaran.
c. Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena pemahaman
melibatkan proses mental yang dinamis; dengan memahami akan
mampu memberikan uraian dan penjelasan yang lebih kreatif, tidak
hanya memberikan gambaran dalam satu contoh saja tetapi mampu
memberikan gambaran yang lebih luas dan baru sesuai dengan kondisi
saat ini.
d. Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang masing-masing
tahap mempunyai kemampuan tersendiri, seperti, menerjemahkan,
menginterpretasikan, ekstrapolasi, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
10
2. Tingkatan Dalam Pemahaman
Pemahaman merupakan salah satu kompetensi yang dicapai setelah
siswa melakukan kegiatan belajar. Dalam proses pembelajaran, setiap
individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami apa
yang dipelajari. Ada yang mampu memahami secara menyeluruh, ada pula
yang sama sekali tidak dapat mengambil makna dari apa yang telah
dipelajari sehingga yang dicapai hanya sebatas mengetahui. Untuk itu
terdapat tingkatan-tingkatan dalam memahami. Berdasarkan tingkat
pemahaman dalam penyerapan materi dijabarkan tiga tingkatan, antara
lain:4Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu :5
a. Pemahaman tingkat rendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari
terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari satu bahasa
ilmiah kebahasa yang lain, mengartikan konsep, simbol dan lain
sebagainya. Misalnya dalam pembelajaran fikih siswa mampu
b. Pemahaman tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni
menghubungkan bagian-bagian terdahulu yang diketahui berikutnya,
atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian,
membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.
c. Pemahaman tingkat ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi. Pada
pemahaman tingkat ini, diharapkan seseorang dapat membuat ramalan
tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti
waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.
4Nana Sudjana,Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
51
11
Salah satu tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan
adalah pemahaman. Misalnya dengan menjelaskan susunan
kalimatnya sendiri yaitu sesuatu yang dibaca atau didengarnya,
memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan
petunjuk penerapan pada kasus lain.
3. Indikator Pemahaman
Siswa dikatakan dapat memahami suatu materi jika memenuhi
beberapa indikator yang di inginkan. Indikator pemahaman yang
[image:24.595.131.539.223.738.2]dikehendaki beradasarkan kategori proses kognitif yakni sebagai berikut :
Tabel 2.1 Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif6
Kategori Proses Kognitif Contoh
2.1 Mengartikan contoh, menguraikan dengan kata-kata
sendiri dalam pidato
2.2 Memberikan Contoh contoh,memberikan contoh macam-macam
gaya lukisan artistic
2.3 Mengkalsifikasikan contoh, mengamati atau menggambarkan
kasus kekacauan mental
2.4 Menyimpulkan contoh, menulis kesimpulan pendek dari
kejadian yang ditayangkan video
2.5 Menduga contoh, mengambil kesimpulan dasar-dasar
contoh dari pembelajaran bahasa asing
2.6 Membandingkan contoh, membandingkan
12
peristiwa sejarah dengan situasi sekarang
2.7 Menjelaskan contoh, menjelaskan penyebab peristiwa
penting di prancis abad ke 18
Kategori indikator pemahaman dalam kegiatan belajar ditunjukkan
melalui: (1) mengungkapkan gagasan, atau pendapat dengan kata-kata
sendiri, (2) membedakan, membandingkan, menginterpretasi data,
mendeskripsikan dengan kata-kata sendiri, (3) menjelaskan gagasan
pokok, (4) dan menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.7
Berdasarkan indikator pemahaman diatas, indikator yang digunakan dalam
memahami materi alat pencernaan adalah siswa mengklasifikasikan
(clasisifiying), siswa menjelaskan( explaining ), dan siswa menyimpulkan.
4. Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus
keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi komponen pendidikan adalah
sebagai berikut:8
a. Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan
dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Sedikit banyaknya
perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang
dilakukan oleh guru sekaligus akan mempengaruhi kegiatan belajar
anak didik.
b. Guru
7 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum
2013),(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2014).169
13
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Dalam satu kelas terdapat
perbedaan antara siswa satu dengan yang lainnya yang berpengaruh
pada keberhasilan belajar siswa tersebut. Maka dari itu, seoarang guru
harus memberikan suatu pendekatan belajar yang sesuai dengan
keadaan siswanya sehingga tujuan pembelajaran tercapai sesuai
dengan yang diharapkan.
c. Siswa
Siswa adalah orang yang sengaja datang ke sekolah. Siswa
yang berkumpul di sekolah mempunyai bermacam-macam
karakteristik kepribadian, sehingga daya serap (pemahaman) siswa
yang didapat juga berbeda-beda dalam setiap materi pelajaran yang
diberikan oleh guru. Siswa mempengaruhi kegiatan belajar mengajar
sekaligus hasil belajar yaitu pemahaman siswa.
d. Kegiatan Pengajaran
Kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru
dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengajaran
meliputi model, strategi, metode, dan media yang digunakan pada saat
pembelajaran serta evaluasi pembelajaran. Jika hal tersebut dipilih dan
digunakan secara tepat, maka akan mempengaruhi keberhasilan proses
belajar mengajar.
14
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam
kurikulum yang sudah dipelajari siswa dalam rangka ulangan
(evaluasi). Alat-alat evaluasi yang digunakan meliputi: benar-salah
(true-false) dan pilihan ganda (multiple-choice), menjodohkan
(matching), melengkapi(completion), danessay.
Pemahaman siswa tergantung pula pada bahan evaluasi yang
digunakan guru kepada siswa. Jika siswa mampu mengerjakan atau
menjawab materi evaluasi dengan baik, maka siswa dapat dikatakan
paham terhadap materi yang diberikan.
f. Suasana Evaluasi
Selain faktor tujuan, guru, siswa, kegiatan pengajaran, serta
bahan dan alat evaluasi, faktor suasana evaluasi juga merupakan
faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Jika keadaan kelas
yang tenang, aman dan disiplin pada materi ujian yang sedang
berlangsung maka mempengaruhi pemahaman berupa jawaban yang
B. MetodePair Check
1. Pengertian MetodePair Check
Pair check merupakan metode pembelajaran berkelompok antar dua orang atau berpasangan yang dipopulerkan oleh Spencer kagan pada
1990. Metode ini menerapkan pembelajaran kooperatif yang menuntut
kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan.
Metode ini juga melatih tanggung jawab sosial siswa, kerja sama, dan
15
Secara umum, sintak pembelajaran pair check adalah (1) bekerja berpasangan; (2) pembagian peran partner dan pelatih; (3) pelatih memberi soal, partner menjawab; (4) mengecek jawaban; (5) bertukar
peran; (6) penyimpulan; (7) evaluasi; dan (8) refleksi.
2. Langkah-langkah MetodePair Check
Berdasarkan sintak tersebut langkah-langkah rinci penerapan
metodepair checkadalah sebagai berikut.9
a. Guru menjelaskan konsep.
b. Siswa dibagi ke dalam beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4 orang.
Dalam satu tim ada 2 pasangan.setiap pasangan dalam satu tim
dibebani masing-masing satu peran berbedah: pelatih dan partner.
c. Guru memberikan soal kepada partner.
d. Partner menjawab soal, dan si pelatih bertugas mengecek jawaban.
Partner yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapat satu
kupon dari pelatih.
e. Pelatih dan partner saling bertukar peran. Pelatih menjadi partner, dan
partner menjadi pelatih.
f. Guru membagikan soal kepada partner.
g. Partner menjawab soal, dan pelatih bertugas mengecek jawabannya.
Partner yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapat satu
kupon dari pelatih.
9Miftahul Huda,
16
h. Setiap pasangan kembali ke tim awal mencocokkan jawaban satu sama
lain.
i. Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaban dari berbagai
soal.
j. Setiap tim mengecek jawabannya.
k. Tim yang paling banyak mendapat kupon diberi hadiah atau reward
oleh guru.
3. Kelebihan dan Kekurangan MetodePair Check
a. Kelebihan MetodePair check:10
1. Meningkatkan kerja sama antar siswa.
2. Peer tutoring.
3. Meningkatkan pemahaman atas konsep dan/atau proses
pembelajaran.
4. Melatih siswa berkomunikasi dengan baik dengan teman
sebangkunya
b. Kekurangan MetodePair Check:
1. Membutuhkan waktu yang benar-benar memadai.
Kesiapan siswa untuk menjadi pelatih dan partner yang jujur dan
memahami soal dengan baik.
17
C. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga
Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945. Karakter yang dimaksud
adalah berpedoman pada nilai luhur dan moral bangsa yang didasarkan
atas nilai-nilai pancasila.11
Nilai luhur dan moral ini diharapkan dapat terwujud dalam bentuk
perilaku kehidupan siswa sehari-hari, baik sebagai individu maupun
anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Mata
pelajaran ini berusaha membekali siswa dengan pengetahuan dan
kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga dengan
Negara serta pendidikan pendahuluan bela Negara agar menjadi warga
Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.12
Menurut somantri, Pendidikan Kewarganegaraan ditandai oleh
ciri-ciri sebagai berikut: a) civic educaion adalah kegiatan yang meliputi seluruh program sekolah; b) civic educaion meliputi berbagai macam kegiatan mengajar yang dapat menumbuhkan hidup dan prilaku yang lebih
baik dalam masyarakat demokratis; c) dalamcivic educaiontermasuk pula
18
hal-hal yang menyangkut pengalaman, kepentingan masyarakat, pribadi,
dan syarat-syarat objektif untuk hidup bernegara.13
Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang
digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai
luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur
dan moral ini diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk prilaku
kehidupan siswa sehari-hari, baik sebagi individu maupun anggota
masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Yang
merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan
kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga dengan negara
serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjasi warga negara yang
dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
Dengan pendidikan kewarganegaraan ini diharapkan mampu
membina dan mengembangkan anak didik agar menjadi warga negara
yang baik (good citizen). Menurut somantri (1970), warga negara yang
baik adalah warga yang tahu, mau, dan mampu berbuat baik. Adapun
menurut Winataputra (1978) warga negara yang baik adalah yang
mengetahui, menyadari, dan melaksanakan hak dan kewajiban sebagai
warga negara.14
2. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Pembelajaran PKn disekolah dasar dimaksudkan sebagai suatu
proses belajar mengajar dalam rangka membantu peserta didik agar dapat
13Ubaedillah dkk,demokrasi, hak asasi manusia, dan masyarakat madani.( Jakarta: icce uin syarif hidayatullah, 2010). 7
19
belajar dengan baik dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam
pembentukan karakter bangsa yang diharapkan mengarah pada penciptaan
suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pada Pancasila, UUD, dan
norma-norma yang berlaku di masyarakat yang diselenggarakan selama
enam tahun.15
Dasim Budimansyah dan Sapriya (2012: 1) berpendapat bahwa
pendidikan PKn ini sangat penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, sehingga pendidikan PKn ini harus dibangun atas dasar tiga
paradigma, yaitu:
a. PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, pertisipatif, dan
bertanggung jawab.
b. PKn secarateoritis dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
bersifat konfluens atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks subtansi ide, nilai, konsep, dan moral pancasila,
kewarganegaraan yang berdemokratis, dan bela negara.
c. PKn secara programatik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang menguasai nilai-nilai (content embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiens) dalam bentuk
20
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
dan merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih
lanjut ide, nilai, konsep, dan bela negara.
3. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Pembelajaran PKn dimulai sejak SD/MI diajarkan karena usia
mereka haus akan pengetahuan, sangat penting dan tepat untuk
memberikan konsep dasar tentang wawasan nusantara dan perilaku
demokratis secara benar dan terarah, jika salah akan berdampak terhadap
pola pikir dan perilaku pribadi yang memengaruhi pada jenjang
selanjutnya juga pada kehidupan di masyarakat.16
Tujuan pembelajaran PKn di sekolah dasar adalah untuk
membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik. Menurut
Mulyasa (2007), tujuan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
adalah untuk menjadikan siswa agar:17
a. Mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi
persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.
b. Mampu berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan
bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam
semua kegiatan.
c. Bisa berkembang secara positif dan demokratif, sehingga mampu
hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi,
21
serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
dengan baik. Hal ini akan ditanamlan pada siswa sejak usia dini karena
jika siswa sudah memiliki nilai norma yang baik akan mudah
terwujudkan.
4. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:18
a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,
sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Kesatuan
Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,
peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan
peradilan internasional.
c. Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional,
HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
d. Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
18Permendiknas No. 22 tahun 2006.Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn SD/MI.
22
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,
dan persamaan kedudukan warga Negara.
e. Konstitusi Negara meliputi: proklamasi, kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah di gunakan di
Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.
f. Kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintahan pusat, demokrasi dan
sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
g. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara,
ideologi negara, proses perumusan proses pancasila sebagai dasar
negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
pancasila sebagai ideologi terbuka.
h. Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan
Internasional dan organisasi internasional dan mengevaluasi
organisasi.
5. Materi Organisasi Pemerintahan Pusat
A. Presiden
1. Kedudukan presiden19
Menurut Undang-Undang Dsar 1945, presiden adalah
seorang kepala negara sekaligus kepala pemerintahan Negara
23
Indonesia. Seorang presiden berasal dari partai politik. Masa
jabatan presiden dalam satu periode adalah 5 tahun. Setelah itu,
boleh menjabat lagi jika masyarakat memilihnya kembali. Seorang
presiden tidak boleh menjabat selama tiga periode berturut-turrut.
Masyarakat yangberhak memilih presiden adalah mereka
yang sudah berusia 17 tahun atau sudah menikah. Jika belum
memenuhi persyaratan tersebut, belum boleh memilih presiden.
2. Tugas dan Wewenang Presiden
Tugas presiden sebagai kepala negara:
a. Menerima kunjungan tamu atau perwakilan dari negara lain.
b. Mewakili negara menghadiri acara kenegaraan internasional.
c. Menjalin hubungan baik dan bekerja sama dengan
negara-negara lain.
d. Menjalanakan politik luar negeri bebas aktif, yaitu tidak
berpihak ke negara manapun dan aktif dalam mengikuti
kegiatan politik di luar negeri.
e. Turut aktif dalam menanntang penjajahan di dunia
internasioanal.
Tugas presiden sebagai kepala pemerintahan:
a. Menjalankan pemerintahan berdasarkan UUD 1945.
b. Meningkatkan perekonomian rakyat.
c. Memberantas buta huruf demi meningkatkan kualitas bangsa.
24
e. Menjalankan program pembangunan secara adil di seluruh
indinesia.
f. Menciptakan negara yang aman dan nyaman bagi rakyat.
g. Menjalankan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pemerintahan dan kenegaraan.
B. Wakil Presiden
Wakil presiden merupakan pendamping presiden dalam
menjalankan tugasnya. Wakil presiden bersama presiden dipilih
langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali.
Peran wakil presiden sangatlah penting, karena presiden tidak mampu
mengatur negara seorang diri. Presiden dan wakil presiden harus
bekerja sama dengan baik untuk melaksanakan tugasnya.
C. Menteri
Menteri merupakan orang-orang yang diangkat oleh presiden untuk
membantu presiden menjalankan tugasnya.
1. Menteri departemen
Menteri departemen adalah pemimpin pelaksana tugas
pemerintahan di suatu departemen. Di negara kita, jumlah menteri
departemen lebih banyak dibanding menteri negara ataupun
menteri koordinator.
2. Menteri Negara
Menteri negara adalah menteri yang menangani bidang
25
Meskipun tugasnya tidak sebanyak menteri departemen, peran
menteri negara juga sangat penting bagi pemerintahan.
3. Menteri Koordinator
Menteri koordinator adalah menteri yang betugas
mengordinasikan antara satu menteri dengan menteri lainnya.
Apabila kerja sama terjalin dengan baik, maka tiap menteri akan
melaksanaka tugasnya secara teratur. Tujuan dibentuknya menteri
koordinator adalah agar setiap menteri dapat bekerja dengan baik
dan teratur sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.
D. Pejabat setingkat Menteri
Selain menteri, presiden dan wakil presiden dibant pula oleh
bebrapa pemimpin dari beberapa lembaga di luar pemerintahan.
Kewajiban yang harus mereka laksanakan, sama beratnya dengan
tugas para menteri.
1. Panglima TNI
Tentara Nasional Indonesia (TNI) terdiri dari angkatan darat,
angkatan laut, dan angkatan udara
2. Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri)
Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) adalah
pemimpin utama pelaksana tugas Polri di seluruh wilayah
Indonesia. Kapolri berhak mengatur dan memberi perintah kepada
setiap kapolsek, kapolres, dan kapolda. Kapolri patuh dna
26
3. Jaksa Agung
Kejaksaan agung adalah lembaga kejaksaan tertinggi di Indonesia.
Wilayah kerjanya meliputi seluruh Indonesia. Kejaksaan agung
merupakan lembaga yang berada di atas kejaksaan negeri dan
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah PTK (penelitian
tindakan kelas) yang dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah
pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk
memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang
terencana dalam situasi yang nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari
perlakuan tersebut.
Secara etimologis ada tiga istilah yang berhubungan dengan PTK, yakni
penelitian, tindakan dan kelas. Pertama, penelitian adalah suatu proses
pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol.
Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan
peneliti. Tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja yang dilakukan guru.
Ketiga, kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung.
PTK dilakukan didalam kelas yang tidak di setting untuk kepentingan
penelitian secara khusus, akan tetapi berlangsung dalam keadaan dan kondisi
yang real tanpa direkayasa.1
Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah PTK (penelitian
tindakan kelas) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa
pihak. Dimana dalam penelitian ini peneliti (mahasiswa) ikut terjun langsung
dalam kegiatan pembelajaran bersama guru dan siswa selama pembelajaran
28
berlangsung. Penelitian tindakan kelas dipandang sebagai suatu cara untuk
menandai sebuah bentuk kegiatan yang dirancang untuk memperbaiki kualitas
pendidikan.
Dengan demikian peneliti dapat memungkinkan mencari fakta tentang
suatu hal, selanjutnya guru melaksanakan tindakan yang dipilih oleh
mahasiswa, yang kemudian dilakukan evaluasi untuk mengetahui apakah
tindakan tersebut benar-benar memecahkan masalah pembelajaran yang
sedang dihadapi guru. Apabila alternatif itu dapat meningkatkan mutu proses
dan hasil pembelajaran di kelas, berarti metode tersebut tepat.
Jadi kolaborasi yang dimaksud disini adalah suatu upaya bersama antar
peneliti, guru, kepala sekolah untuk menentukan berbagai alternatif
pemecahan masalah yang ada di kelas, melalui tindakan, mengevaluasi,
melakukan refleksi, dan membuat kesimpulan bersama.
B. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat penelitian waktu
penelitian, dan subyek penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Nurul Huda Leran pada siswa
kelas IV-B. MI Nurul Huda beralamatkan pada Desa Leran Kecamatan
Manyar Kabupaten Gresik. MI Nurul Huda ini adalah salah satu unit
pendidikanan yang berada di wilayah pedesaan, rata-rata anak yang
bersekolah disini adalah warga menengah.
29
Pelaksanaan pnelitian ini dilaksanakan pada awal semester kedua
tahun ajaran 2016/2017, tepatnya adalah pada bulan januari sampai dengan
bulan februari.
3. Subyek Penelitian
Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV-B MI
Nurul Huda Leran tahun ajaran 2016-2017 dengan jumlah siswa sebanyak
26 siswa yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki.
C. Variabel Penelitian
Variabel yang menjadi sasaran dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
penerapan metode pair check untuk meningkatkan pemahaman materi organisasi pemerintahan pusat mata pelajaran PKn pada siswa kelas IV MI Nurul Huda
Leran.
Disamping variabel tersebut masih ada beberapa variabel yang lain yaitu :
1. Variabel input : Siswa kelas IV MI Nurul Huda Leran.
2. Variabel proses : Penggunaan metodepair check
3. Variabel output : Hasil belajar dalam mata pelajaran PKn materi
organisasi pemerintahan pusat
D. Rencana Penelitian
Rancangan penelitian adalah rencana dan struktur penelitian yang
disusun sedemikian rupa sehingga kita dapat memperoleh jawaban atas
permasalahan-permasalahan penelitian.
[image:43.595.130.496.225.683.2]
30
Gambar 3.1 Alur PTK ✒✓ ✔✕✖✗ ✘✙✚✛ ✜✔
✢ ✜✣✖ ✚Penelitian Pengamatan
Perencanaan Perencanaan
Refleksi Refleksi
Pelaksanaan Pelaksanaan
SIKLUS II SIKLUS I
31
Siklus I
1. Perencanaan
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IV MI Nurul Huda Leran pada
awal semester genap dengan jumlah siswa 26 anak, 10 perempuan dan 16
laki-laki.
Dalam perencanaan ini yang direncanakan adalah
a. Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi permasalahan
yang perlu segera diatasi. Dalam tahap ini peneliti melakukan
observasi pada proses pembelajaran dan wawancara terhadap siswa
kela IV dan guru.
b. Membuat dan menyusun Rencan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar menggunakan
metodepair check.
c. Menyiapkan bahan ajar dan menyiapkan alat atau media yang dapat
mendukung dalam proses pembelajaran.
d. Menyusun instrument pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian tindakan kelas, yaitu sebagai berikut:
1) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran materi organisasi pemerintahan pusat
mata pelajaran PKn.
2) Mendesain evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam
meningkatkan pemahaman materi organisasi pemerintahan pusat
32
2. Pelaksanaan
Kegiatan pada tahap ini adalah mengimplementasikan pembelajaran yang
telah dibuat, pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran PKn materi
organisasi pemerintahan pusat dengan menggunakan metodepair check.
3. Pengamatan
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah mengamati prilaku, memantau
kegiatan dan mengamati pemahaman siswa terhadap penguasaan materi
pembelajaran. Dalam tahap pengamatan ada beberapa data yang
dibutuhkan dalam penelitian untuk mengetahui kriteria keberhasilan sudah
tercapai atau belum, diantaranya adalah:
a) Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan lembar observasi aktivitas siswa yang tekah disusun
oleh peneliti dalam proses pembelajaran berlangsung.
b) Aktivitas guru dalam proses pembelajaran
Kegiatan pengamatan aktivitas guru dalam mengolah proses
pembelajara di depan kelas dengan metode pair check pada mata pelajaran Pkn dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru
yang telah disusun dalam proses pembelajaran.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami dan membuat
33
mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahannya. Kecenderungan yang
terjadi di analisis sebagai bahan untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
Siklus II
1. Perencanaan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus pertama. Akan tetapi, dalam menyusun rencanaan pelaksanaan
pembelajaran (RPP) siklus kedua peneliti memperhatikan kekurangan
yang terjadi pada perbaikan siklus pertama.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus kedua ini peneliti dibantu oleh guru
(kolaborasi) melaksanakan pembelajaran seperti yang telah direncanakan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu melaksanakan
pembelajaran PKn tentang materi organisasi pemerintahan pusat dengan
menggunakan metode pair checkberdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.
3. Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas
pembelajaran PKn materi organisasi pemerintahan pusat dengan
menggunakan metodepair check. 4. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua seperti
pada siklus pertama, serta menganalisis untuk membuat kesimpulan atas
34
pemahaman materi organisasi pemerintahan pusat pada siswa kelas IV MI
Nurul Huda Leran.
E. Data dan Pengumpulannya
1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitia ini terdiri dari beberapa sumber, yakni:
a. Siswa
Untuk mendapatkan data tentang peningkatan pemahaman siswa
selama proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode
pair check.
b. Guru
Untuk memperoleh informasi tentang proses pembelajaran prasiklus,
memperoleh data tentang nilai hasil belajar, karakter siswa, dan
melihat tingkat keberhasilan penerapan metode pair check dan keefektifan metode tersebut dalam meningkatkan kemampuan siswa
dalam memahami materi organisasi pemerintahan pusat mata pelajaran
PKn pada siswa kelas IV-B MI Nurul Huda Leran.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan agar bisa
mendapatkan data yang benar-benar valid, maka peneliti melakukan
pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:
a. Wawancara
Teknik wawancara dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh data
35
Selain itu wawancara juga digunakan untuk memperoleh informasi
tentang hasil belajar pada siswa kelas IV MI Nurul Huda Leran
sebelum dan sesudah penerapan metodepair check. b. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah tindakan atau proses pengambilan
informasi, atau data melalui pengamatan. Observasi bertujuan untuk
mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah
tertentu. Dalam PTK, observasi ditujukan untuk memantau proses dan
dampak perbaikan yang direncanakan. Oleh karena itu, yang menjadi
sasaran observasi dalam PTK adalah proses dan hasil atau dampak
pembelajaran yang direncanakan sebagai tindakan perbaikan.2 Melalui
pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku siswa,
kegiatan yang dilakukannya, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan,
proses kegiatan pembelajaram, dan hasil yang diperoleh dari
kegiatannya.3
Dalam hal ini, peneliti melakukan observasi untuk mengumpulkan data
sebagai berikut:
1) Aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II.
2) Aktivitas guru pada siklus I dan siklus II.
Pengamatan ini dilakukan di kelas pada saat proses pembelajaran yang
sedang berlangsung. Hasil pengamatan tersebut dapat dijadikan
sebagai bahan refleksi dari pembelajaran yang telah dilakukan. Selain
2Igak Wardhani,Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007). 226
3Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012).
36
itu, dapat dijadikan sebagai acuan dalam perbaikan kegiatan
selanjutnya.
c. Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan yang berbentuk
pemberian tugas oleh testee, sehingga dapat dilihat tingkat
perkembangan yang dicapai oleh siswa setelah mereka menempuh
proses belajar mengajar.4
Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes tulis. Tes tulis
adalah tes menuntut jawaban dari siswa dalam bentuk tertulis. Tes
yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang pemahaman siswa
terhadap penerapan metode pair check mata pelajaran PKn adalah tes tulis pilihan ganda 5 dan uraian sebanyak 5 butir. Teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan tes digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai tingkat pemahaman siswa pada setiap siklus. Pemberian tes
tulis ini diberikan pada akhir pembelajaran di kelas.
d. Dokumentasi
Dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang nilai
siswa sebelum diterapkanya metode pair checkpada materi organisasi pemerintahan pusat mata pelajaran PKn.
3. Instrumen Pengumpulan Dara
Instrument dalam penelitian ini merupakan serangkaian alat yang
37
digunakan dalam suatu penelitian untuk melaporkan data yang diinginkan.
Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan,
instrumen-instrumen yang digunakan yaitu :
a. Soal tes individu, digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa
pada akhir pembelajaran pada tiap siklus. Lembar kerja siswa dapat
dilihat pada lampiran 7.
b. Instrument observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa untuk
mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa.
c. Instrument wawancara
Dalam kegiatan ini peneliti menggunakan jenis panduan wawancara,
adapun subyek penelitian dalam kegiatan penelitian ini yang dijadikan
sebagai narasumber adalah guru mata pelajaran PKn.
F. Analisis Data
Analisis data merupakan lengkah yang sangat penting, sebab dari hasil
ini dapat digunakan untuk menjawab rumusan yang diajukan peneliti. Untuk
menganalisis data-data tentang penerapan metode pair check yang dilakukan dengan cara memberi tes soal pada siswa kelas IV-B MI Nurul Huda leran.
Adapun rumus analisis yang digunakan dalam penelitian ini adal sebagai
berikut:
38
Untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa dalam suatu pembelajaran,
maka perlu dicari rata-rata kelas pada tes pemahaman materi sejarah
Sumpah Pemuda. Dapat digunakan rumus sebagai berikut:5
X=∑
Keterangan:
X = Besarnya rata-rata yang dicari
∑ = Jumlah skor keseluruhan
N = Jumlah siswa tes
b. Data Ketuntasan Siswa
Untuk mengetahui prosentase ketuntasan belajar menggunakan rumus
sebagai berikut:6
P = F x 100% N
Keterangan:
P = Ketuntasan Belajar
F = Frekuensi
N = Banyaknya siswa
Hasil penelitian yang diperoleh pada tiap siklus digunakan sebagai bahan
refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya.
5Basrowi dan Suwandi,Prosedur Penelitian Tindakan Kelas,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2008).
135
39
G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk melihat
tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam
meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Untuk
menunjukkan tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran, maka diperlukan
indikator sebagai acuan penelitian, sebagaimana berikut ini:
1. Prosentase keberhasilan belajar adalah minimal80%.
2. Nilai rata-rata siswa minimal 75.
3. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil, jika hasil observasi aktivitas
guru dan siswa mendapatkan nilai akhir minimal75.
H. Tim Peneliti dan Tugasnya
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh guru PKn yang
berkolaborasi dengan peneliti dalam proses pembelajaran. Dengan demikian,
berguna untuk meningkatkan pemahaman materi organisasi pemerintahan
pusat mata pelajaran PKn dengan menggunakan metodepair check.
Guru dan peneliti merupakan kesatuan tim yang bertugas untuk
mengarahkan proses kegiatan pembelajaran agar berjalan efektif dan
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa, sehingga dapat diketahui
sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi organisasi
pemerintahan pusat metodepair check.
Dalam penelitian ini, peneliti bertugas untuk melakukan penelitian
terhadap kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan siswa.
40
observasi, RPP, LKS, dan soal tes evaliasi. RPP yang sudah dibuat
diperaktikkan, kemudian peneliti bersama guru melakukan evaluasi terhadap
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan menggunakan dengan dua
siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Hasil penelitian ini di jelaskan dalan
tiap-tiap siklus. Berikut penjelasannya:
1. Siklus I
Siklus I terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan (planning),
tindakan (akting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflekting).1 Sebagaimana 4 tahap; tersebut akan dijelasakan sebagai berikut ini:
a. Perencanaan
Pada siklus I direncanakan untuk 1 kali pertemuan. Pertemuan
dilaksanakan dalam waktu 2 x 35 menit yang direncanakan pada hari
sabtu tanggal 14 januari 2017. Pada tahap perencanaan siklus I ini,
kegiatan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran, yaitu dengan menggunakan metode pair check.
metode ini menuntut siswa untuk berperan aktif dalam proses
pembelajaran berlangsung.
2. Menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP), dimana segala bentuk
aktivitas yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran.
✦
✻ ✼
Perangkat pembelajaran yang disiapkan sudah di validasikan oleh
dosen validator.
3. Menyiapkan bahan ajar pembelajaran yang akan mendukung
proses pembelajaran. Bahan ajar merupakan ringkasan materi yang
diberikan kepada seluruh siswa agar mereka lebih mudah dalam
menerima materi yang diberikan oleh guru.
4. Membuat lembar evaluasi, yakni menyusun soal tes hasil belajar
individu dengan indikator kompetensi yang telah ditetapkan dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai penilaian tingkat
pemahaman siswa terhadap materi ortganisasi pemerintahan pusat.
Adapun bentuk tes berupa 5 butir soal pilihan ganda dan 5 butir
soal uraian yang harus dijawab oleh siswa.
5. Menyusun dan mempersiapkan instrumen lembar observasi yang
dilakukan terhadap guru dan siswa selama preses siklus I
berlangsung.
b. Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan pada
hari sabtu tanggal 14 Januari 2017, dengan alokasi waktu 2 jam
pelajaran (2x35 menit). Proses pembelajaran dimulai pada jam pertama
pembelajaran yaitua pada jam 07.00 WIB. Subyek penelitian adalah
siswa kelas IV MI Nurul Huda Leran Gresik dengan jumlah siswa 26
anak, 26 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun preses pembelajaran
✽ ✾
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Berikut
adalah langkah-langkhan proses belajar mengajar dalam meningkatkan
pemahaman siswa materi Organisasi Pemerintahan Pusan dengan
menggunakan metodePair Check.
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam
dan siswa menjawabnya, kemudian guru menanyakan kabar kepada
siswa, kemudian guru memimpin siswa untuk doa bersama, setelah
berdoa guru mengabsen siswa dengan memanggil namanya
satu-persatu, untuk membangkitkan suasana dan mengkondisikan siswa
guru melakukan ice breaking dengan mengajak siswa untuk melakukan tepuk diam, kemudian guru melakukan apersepsi dengan
bertanya kepada siswa “siapa pemimpin pemerintahan suatu negara?”,
bebrapa siswa menjawab dengan benar ada juga siswa yang menjawab
dengan asal-asalan.
Langkah selanjutnya yaitu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dari apersepsi yang dilakukan oleh
guru. Sebagian besar siswa memperhatikan tujuan yang pembelajaran
yang disampaikan guru dan ada juga siswa lainnya yang lebih asik
ngobbrol bersama temannya, adapula yang tidak konsentrasi melamun.
Kegiatan pendahuluan ini berlangsung selama 10 menit pada jam
pelajaran.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi tentang organisasi
✿✿
siswa agar guru mengetahui seberapa paham siswa dengan materi yang
sudah diterangkan tetapi hanya sedikit yang bisa menjawab pertanyaan
yang diberikan guru, terdapat pula siswa yang tidak memperhatikan
dengan melamun dan tidak ada yang mau bertanya balik ke guru
tentang materi yang sudah diterangkan.
Pada tahap ini guru membagi siswa menjadi berkelompok, setiap
kelompok terdiri dari 4 anak dalam setiap kelompok tersebut dibagi
lagi menjadi 2 yang terdiri dari 2 anak 2 anak. Kemudian guru
menerapkan metode pair check kepada siswa, setelah siswa dibagi menjadi berkelompok kemudian guru menjelaskan kepada siswa
tentang metode tersebut yaitu; di dalam satu kelompok tersebut nanti
dibagi lagi 2 anak menjadi pembaca soal yang sudah diberikan oleh
guru beserta jawaban dan mengoreksi dan 2 anak lagi menjawab soal
yang dibacakan 2 temannya, setelah selesai soal dibacakan bergantian
2 anak yang menjawab soal memberikan pertanyaan dan mengoreksi
kepada 2 anak tadi yang membacakan soal sebelumnya untuk
menjawabnya.
Setelah tata cara sudah dibacakan oleh guru kemudian guru
menyuru siswa untuk memulainya dengan membatasi waktu 10 menut,
ketika proses setiap kelompok saling memberikan tanya jawab ada
beberapa kelompok yang masih tidak paham dengan tata caranya
❀ ❁
kelompok yang masih bercanda tidak langsung memulai melakukan
tanya jawab disetiap kelompok.
Setelah semua kelompok sudah saling bergantian untuk bertanya
dan menjawab soal yang sudah diberikan guru beserta kisi-kisi
jawabannya, kemudian setiap kelompok menjumlah jawaban yang
sudah berhasil dijawab dengan benar. Kelompok yang telah menjawab
paling paling banyak dan mendapatkan poin paling banyak mendapata
reeward berupa tepuk tangan seluruh siswa. Kemudian langkan selanjutnya yaitu guru sedikit menjelaskan lagi materi kepada siswa
sesekali juga guru melakukan tanya jawab dengan siswa. Setelah itu
guru memberikan soal tes kepada siswa kemudian siswa mengerjakan
soal tes yang diberikan oleh guru secara individu.
Kegiatan penutup guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan
pembelajaran yang sudah dilakukan pada pertemuan kali ini pada
materi organisasi pemerintahan pusat, kemudian guru memberikan
motivasi kepada siswa agar lebih giat lagi untuk belajar, guru
memimpin siswa untuk membaca hamdalah bersama-sama dan guru
mengucapkan salam untuk mengakhiri pertemuan.
c. Pengamatan
Dalam kegiatan pengamatan ini peneliti melakukan pengamatan
aktivitas guru dan siswa, pengamatan tersebut adalah sebagai berikut:
❂ ❃
Dari hasil data terhadap pengamatan aktivitas guru diatas
memperoleh prosentase 81% dan termasuk kategori baik karena
telah mancapai indikator yang sudah ditentukan yaitu 80%. Dan
untuk skor yang diperoleh adalah sebanyak 49 dari skor maksimal
yaitu sebanyak 60. Hal ini perlu menunjukkan perlu adanya
perbaikan pada siklus selanjutnya agar kegiatan pembelajaran
berlangsung dengan baik. Adapun hasil aktivitas guru dalam
pembelajaran dengan menggunakan metodepair check.
Pada kegiatan awal saat apersepsi dan pengondisian kelas
dinilai kurang baik. Hal ini disebabkan guru kurang bisa menarik
perhatian siswa, dikarenakan ada sebagian siswa yang sangat aktif.
Untuk memusatkan perhatian siswa guru melakukan ice breaking
dengan cara menyanyikan tepuk diam. Dengan cara itu siswa bisa
terfokuskan perhatian ke guru meskipun ada sebagian siswa yang
masih bergurau bersama teman sebangkunya.
Dalam penyampaiaan materi pembelajaran juga dinilai
kurang baik, dikarenakan kurang kondusif suasana kelas saat
proses pembelajaran ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikan guru saat menerangkan materi. Kemudian saat
guru mulai menerapkan metode pair check dengan memulai membacakan peraturan dan tata caranya dalam hal ini ada beberapa
siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Setelah
❄ ❅
melakukan dengan membatasi waktu 10 menit. Saat proses ini ada
beberapa kelompok yang masih bergurai tidak langsung
memulainya, ada juga yang masih belum paham peraturan dan tata
caranya dikarenakan tidak memperhatikan saat guru menjelaskan
peraturan dan tata caranya.
Setelah semua kelompok menyelesaikan tugasanya dan
waktu yang diberikan oleh guru sudah habis, huru menyuruh untuk
setiap kelompok menghitung poin yang diperoleh. Pada kelompok
yang paling banyak mendapatkan poin kelompok tersebut
mendapatkan reeward dengan cara tepuk tangan seluruh siswa. Kemudian guru memberikan lembaran tes soal kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu.
2. Aktivitas siswa
pada tahap pelaksanaan aktivitas siswa yang meliputi
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran
memperoleh prosentase 75% termasuk dalam kategori masih
kurang. Skor yang diperoleh adalah 21 dari skor maksimal
sebanyak 28. Adapun hasil observasi aktivitas kegiatan siswa pada
siklus I adalah sebagai berikut:
adapun hasil keberhasilan dalam menerapkan metode pair check ini termasuk ketgori masih kurang. Hal ini disebabkan adanya aspek yang belum dilaksanaakan dengan baik oleh siswa,
❆8
dan bersemangat dalam proses kegiatan ini sehingga kondisi kelas
menjadi ramai ngobrol bersama teman sebangkunya dan ada juga
siswa yang melamun sehingga suasana kelas tidak kondusif.
Selain itu pada kegiatan inti juga terdapat aspek-aspek yang
belum dilaksanaakn oleh siswa secara maksimal, hal tersebut
disebabkan beberapa hal yaitu sebagai berikut:
1. Rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran masih cukup rendah
dengan hanya beberapa siswa yang mau bertanya kepada guru
2. Siswa masih kurang tanggap dan masih belum begitu
memahami peraturan dan tata cara saat penerapan metode pair check berlangsung, hal ini menjadikan apa yang dikerjakan tiap kelompok tidak efektif dan kurang kondusif.
Dalam kegiatan penutup sebagian besar siswa antusiswa
dalam menyimpulkan pembelajaran tentang materi organisasi
tingkat pusat, tetapi masih ada juga siswa yang tidak
memperhatikan dengan asyik mengobrol bersama
temannya-temannya, dikarenakan siswa kurang begitu antusias.
Dengan demikian hasil dari observasi aktivitas siswa pada
siklus I terdapat aspek yang perlu untuk diperbaiki dan
ditingkatkan, sehingga dapat ditindak lanjuti pada siklus II untuk
❇ ❈
d. Refleksi
Pada tahap refleksi kali ini membahas tentang kelemahan yang
ada dalam siklus I. Berdasarkan jalannya pembelajaran dan deskripsi
data diatas telah ditemukan beberapa kelemahan yang ada pada siklus
I. Kelemahan tersebut akan diperbaiki dan digunakan sebagai acuan
untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II. Kelemahan-kelemahan
yang ditemukan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Guru masih belum bisa mengkondisian kelas dengan baik, terbukti
saat guru menjelaskan materi masih ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikan.
2. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Pair Check
pada siswa masih belum terlaksana dengan baik, karena siswa
masih belum pernah dan tidak terbiasa dengan menggunakan
metode ini.
3. Memakan waktu banyak saat penerapan metode Pair Check
dikarenakan siswa masih kebingungan dengan peraturan dan tata
caranya.
4. Ada beberapa kelompok yang belum bisa aktif dan melakukan
seperti apa yang diharapkan.
Dari kekurangan diatas yang ditemukan dalam pembelajaran,
menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan siklus I belum maksimal
❉ ❊
belum memenuhi kriteria ketuntatasan kriteria ketuntasan hasil
belajar yang telah ditentukan peneliti yaitu minimal 80%
sedengkan perolehan prosentasi ketuntasan hasil belajar pada siklus
I adalah 57,6% untuk nilai rata-rata kelas yang didapat adalah
73,6% hal ini juga masih kurang dari kriteria yang ditentukan yaitu
75. Sehingga hal tersebut mendorong peneliti untuk melanjutkan
pada siklus II untuk mendapatkan hasil yang diharapkan dan lebih