• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY UNTUK MENINGKATKAN SOCIAL SKILL PADA SEORANG SANTRIWATI PONDOK TAHFIDZ PUTRI YAYASAN UMMI FADHILAH SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY UNTUK MENINGKATKAN SOCIAL SKILL PADA SEORANG SANTRIWATI PONDOK TAHFIDZ PUTRI YAYASAN UMMI FADHILAH SURABAYA."

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap individu adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri

yang membutuhkan individu lainnya untuk kelangsungan hidup

selanjutnya. Hal ini merupakan sesuatu yang sudah dibawa oleh setiap

individu sejak individu tersebut lahir. Pertumbuhan dan perkembangan anak

merupakan momen istimewa yang senantiasa menjadi bagian perhatian bagi

setiap orang tua. Setiap kemampuan baru yang berhasil dicapainya

merupakan anugrah tak ternilai bagi setiap orang tua. Sebaliknya, setiap

hambatan dalam tumbuh kembangnya merupakan hal yang sangat

merisaukan orang tua.

Kemunduran perkembangan anak termasuk salah satu diantara hal

yang cukup mengkhawatirkan bagi setiap orang tua. Terlebih jika anak

sampai menerima label-label yang negatif dari lingkungannya, dan tersebut

dapat menyebabkan anak akan mengalami kesulitan dalam membangun

hubungan yang baik dengan lingkungannya.1

Manusia di dalam kehidupan sehari-hari selalu berinteraksi dengan

lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik (alam dan

buatan), dan sosial. Interaksi antara manusia dengan lingkungan dan bersifat

sepihak atau timbal balik. Artinya manusia dapat dipengaruhi oleh

lingkungan, ataupun mempengaruhi lingkungan, atau saling

1 Maria Ulfa, Beragam Gangguan yang Paling Sering Menyerang Anak (Yogyakarta: Flashbooks,

(11)

2

mempengaruhi. Lingkungan dalam berinteraksi tersebut tidak

dipisah-pisahkan antara fisik dan sosial. Interaksi antara manusia dan lingkungan,

tentunya akan berproses dalam diri manusia. Proses yang terjadi dalam diri

manusia dapat dilihat dari aspek psikologis atau biologis.2

Kemampuan dalam berinteraksi dengan baik dengan lingkungan

merupakan sebuah social skill yang harus dimiliki oleh setiap individu agar

terciptanya sebuah hubungan yang harmonis dikehidupan, social skill yang

dimaksud adalah kemampuan dalam bidang sosial, seperti halnya

berinteraksi dengan lingkungan, menggunakan lingkungan, berpartisipasi

(ikut-serta) dengan lingkungan, menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.

Interaksi sosial yang dimaksud adalah suatu hubungan antara individu atau

lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau

memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.3

Sejak usia dini, anak mulai membentuk citra atau gambaran tentang

dirinya. Gambaran atau citra ini umumnya mengacu pada konsep diri anak

dan banyak dilandasi oleh cara anak diperlakukan oleh orang-orang yang

bermakna dalam kehidupannya. Ketika anak memasuki lingkungan baru,

seperti halnya masuk ke sekolah baru maka anak akan menemukan

orang-orang baru yang mungkin belum dikenal oleh anak sebelumnya. Anak yang

memiliki konsep diri yang baik akan mudah melakukan interaksi dengan

lingkungan barunya tersebut. Akan tetapi berbeda dengan anak yang

memiliki konsep diri yang buruk, berada di lingkungan yang baru akan

(12)

3

membuat anak tersebut mengalami banyak tekanan dan dapat menimbulkan

masalah-masalah baru bagi anak.

Dengan demikian, anak akan mengalami kesulitan dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya sehingga menyebabkan

perkembangan anak menjadi tidak sempurna. Akibatnya sangat fatal

terhadap anak, akan terdapat banyak penyimpangan yang dilakukan oleh

anak. Penyimpangan dapat diartikan semua tindakan yang menyimpang,

melanggar, keluar dari norma-norma yang berlaku pada sistem sosial dan

menimbulkan penyimpangam dibeberapa pihak.

Dewasa ini kita semua menerima pendapat bahwa dalam kehidupan

sehari-hari manusia tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain. Ia

selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga kepribadian

individu, kecakapan-kecakapannya, ciri-ciri kegiatannya baru menjadi

kepribadian individu yang sebenar-benarnya apabila keselurahan sistem

psycho-physik tersebut berhubungan dengan lingkungannya, tanpa

hubungan ini individu bukanlah individu lagi.4

Woodworth menjelaskan bahwa hubungan manusia dengan

lingkungan meliputi banyak pengertian yaitu:

a. Individu dapat bertentangan dengan lingkungan

b. Individu dapat menggunakan lingkungan

c. Individu dapat berpartisipasi (ikut-serta) dengan lingkungan

d. Individu dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan

(13)

4

Telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an bagaimana manusia

mengalami banyak fase dalam penciptaannya hingga akhirnya manusia

berhasil menjadi seutuhnya yang mampu merasa, berfikir, belajar dan

membangun dan memakmurkan bumi.5 Ajaran Islam mengajarkan

bagaiamana membangun hubungan baik dengan masyarakat yang

merupakan sebuah kewajiban, yang mana dalam hidup bermasyarakat

manusia dituntut untuk saling tolong menolong dalam hal kebaikan, saling

sehat menasehati.

Bahkan Al-Qur’an menjelaskan bahwa umat Islam itu bersaudara

sebagaimana yang tertulis dalam Surat Al-Hujarot Ayat 10;

َأَفةَو

ۡخِإ َنوُنِمۡؤُمۡلٱ اَمَِإ

َأ َ َۡۡ ب ْاوُحِلۡص

ُُملَََل َمَٱ ْاوُُم َٱََ

َُُۡۚۡۡوَخ

َنوََُۡرُ َ ۡۚ

١٠

“Artinya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS.

Al-Hujarot: 10).6

Dalam Al-Qur’an juga dijelaskan tentang memantapkan ukhwah, yaitu:

َيََِ ِمَٱ ِلۡبَِِ ْاوُمِصَتۡعٱََ

ا

َلََ

مرَفَ َ

ْاوُق

ََ

َلَع ِمَٱ َتَمَِۡن ْاَُرُك

ذٱ

ۡ

ُۡۚتنُك

ۡذِإ ُُۡۚۡي

ءٓاَدۡعَأ

َفملَأَف

َ َۡۡ ب

ُُِۡۚبوُلُ ق

ُۚت ۡحَبۡصَأَف

ِهِتَمَِۡنِب

اَٰو

ۡخِإ ٓۦ

ُۡۚتنُكََ

ٰىَلَع

اَفَش

ةَر

ۡفُح

َنِ م

ُِ َۡ بُ ۡ َكِلَٰذَك

ۗاَهۡ نِ م ُۚكَذَُنَأَف ِرامنلٱ

ٱ

ۡهَ َ ُُۡۚملَََل ۦِهِتَٰۡاَء َُُۡۚل ُمَ

َنَُدَت

١٠٣

Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.

5 Musfir Bin Said Az-Zahrani, Konseling Terapi (Saudi Arabia, Bahadur Press, 1424 H), hal. 391. 6 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Darussunnah,

(14)

5

Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk (Al-Imron: 103)7

Untuk membangun hubungan yang baik dengan lingkungan

dibutuhkan Social skill. Social skill ini perlu dikembangkan sejak anak

masih berusia dini yang dimulai dari lingkungan keluarganya hingga

lingkungan sekolahnya nanti. Mengingat banyaknya kejahatan sosial yang

muncul dalam kehidupan dan simbol-simbol sosial yang harus dipahami

oleh seorang anak.

Masalah sosial pada hakikatnya juga merupakan fungsi-fungsi

struktural dari totalitas sistem sosial, yaitu berupa produk atau konsekuensi

yang tidak diharapkan dari satu sistem sosio-kultural.8 Dari sejak usia

dini, anak mulai membentuk citra atau gambaran tentang dirinya.

Gambaran atau citra ini umumnya mengacu pada konsep diri anak dan

banyak dilandasi oleh cara anak diperlakukan oleh orang-orang yang

bermakna dalam kehidupannya. Adapun yang dimaksud konsep diri

adalah cara pandang diri manusia dalam melakukan penilaian pada dirinya

sendiri.9

Menyangkut hal itu, pendidikan tentang lingkungan yang

merupakan nilai-nilai dan norma tetap penting pada anak-anak yang telah

menginjak usia remaja. Nilai-nilai yang telah terbentuk pada usia

perkembangan sebelumnya akan terus diperkuat. Bahkan pendidikan pada

7 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Darussunnah,

2002), hal. 64

8 Kartini Kartono, Patologi Sosial (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2013), hal. 4 9

(15)

6

usia anak perlu memperhatikan bagaimana dinamika usia anak yang

banyak dipengaruhi oleh teman sebayanya.10

Agar terciptanya social skill yang baik pada anak dibutuhkan

dukungan penuh dari orang-orang terdekat anak. Seperti halnya orang tua,

teman-teman, guru dan lain sebagainya. Anak yang selalu selalu dikucilkan

oleh lingkungannya seringkali bertindak yang negatif seperti halnya suka

menyerang, bertindak anti sosial, agresif, tidak suka berpartisipasi dengan

lingkungannya dan berbagai tindakan yang melanggar norma yang berlaku

di masyarakat. Contohnya norma kesopanan seperti mencela orang lain,

menolong orang yang sedang dalam kesusahan, menolong orang yang

sussah dan lain sebagainya.

Seorang anak sebagai klien yang berasal dari keluarga yang

mengalami disharmonis dengan keluarganya, disharmosis tersebut muncul

ketika kakak ipar klien tersebut menikah untuk yang kedua kalinya dengan

seorang gadis. Setelah menikah, kakak iparnya mengalami perubahan pada

sikap dan tingkag lakunya, yang awalnya bersikap ramah kini berubah

menjadi sosok yang tidak ramah dan suka memancing keributan antar

anggota keluarga, bahkan kakak iparnya tersebut tidak mau mengerjakan

tugas utamanya sebagai istri dan ibu rumah tangga.

Klien sebagai adek berusaha untuk merubah sikap kakak iparnya

tersebut, berulang kali klien menasehatinya, namun klien mendapat

perlakuan yang tidak baik berupa hinaan, cacian bahkan pukulan dari kakak

(16)

7

iparnya tersebut, sikap tidak baik dari kakak iparnya serta kondisi keluarga

yang sering menjadi pembicaraan para tetangga.

Kondisi keluarga yang seperti ini membuat klien berubah menjadi

sosok yang tertutup dan tidak suka melakukan interaksi dengan

lingkungannya, secara tidak sadar klien mengalami banyak perubahan pada

sikapnya. Perlakuan tidak baik yang diterimanya membuat klien menjadi

merasa terisolasi yang menyebabkan klien menjadi pribadi yang tidak

matang secara sosial, emosional dan spiritual. Klien akan memiliki

kepribadian yang terganggu karena perlakuan dari kakak iparnya yang

sering kali menjatuhkan semangatnya yang menyebabkan klien menjadi

pribadi yang anti sosial, akibatnya klien tidak bisa mengembangkan

hubungan harmonis dengan orang lain.

Mengetahui hal ini pihak yayasan cabang Lumajang membawa

santriwati tersebut ke Surabaya untuk dilakukan pembinaan dan akan

melanjutkan sekolahnya di Surabaya. Berada dilingkungan baru ternyata

bukanlah hal yang menyenangkan bagi santriwati tersebut, santriwati

mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan barunya. Hal ini

terlihat dari kesehariannya yang sering menutup diri, beberapa ciri-ciri yang

sering ditunjukkan oleh santriwati tersebut antara lain yaitu: lebih sering

sendiri, menyudutkan diri, hanya mau berbicara dengan beberapa

teman-teman tertentu saja dan tidak banyak memiliki teman-teman, sering sakit,

(17)

8

Terdapat sebuah lembaga yang bergerak dibidang sosial di kota

Surabaya, ialah Yayasan Ummi Fadhilah merupakan Yayasan yang di

dirikan oleh ibu Immarianis S.Pd, M.Si, Kons. Berdiri sejak 17 Februari

2004, yayasan ini mempunyai banyak anak binaan yang terdiri dari anak

jalanan, anak yatim piatu, anak yang putus sekolah serta ibu-ibu binaan.

Yayasan ini memiliki banyak kegiatan yang bergerak dibidang

sosial, antara lain yaitu:

Bidang konseling yang dijalani:

1. Konseling Keluarga Sakinah

2. Konseling pra-nikah

3. Konseling remaja

Selain itu, yayasan Ummi Fadhilah juga bergerak di bidang:

1. Pondok Tahfidz Putri

2. Unit Pelayanan Bimbingan dan Konseling

3. Pusat pemberdayaan ibu-ibu binaan

4. Bimbingan belajar yatim dan dhuafa

5. Taman Pendidikan Al-quran (TPQ)

6. Perpustakaan ummat dan taman baca anak sholeh

7. Sekretariat berbagai aktivitas sosial.

Hal-hal yang terjadi diatas antara lain lebih sering sendiri,

menyudutkan diri, hanya mau berbicara dengan beberapa teman-teman

tertentu saja dan tidak banyak memiliki teman, individualistis, kurangnya

rasa kepekaan sosial, masalah disharmonis dalam keluarga yang

berpengaruh terhadap social skill klien, tentu saja bimbingan dan konseling

ikut ambil andil dalam menangani masalah atau hambatan santriwati

(18)

9

Bimbingan pribadi sosial diharapkan dapat diterapkan untuk

mengubah pola social skill yang kurang baik agar menjadi lebih baik.

Bimbingan pribadi sosial dapat dilakukan sebagai bantuan kepada klien

yang mengalami kesulitan dalam membangun interaksi dengan lingkungan

barunya.

Merujuk kepada permasalahan yang sebelumnya tentang pentingnya

menumbuhkan social skill bagi anak agar mempermudah anak dalam

melakukan interaksi dengan lingkungan, melalui bimbingan pribadi sosial

diharapkan anak akan diberikan informasi yang berasal dari berbagai

sumber yang berkaitan erat dengan keterampilan sosial yang khususnya

kepada penyesuaian diri dengan lingkungan sosial anak.11 Oleh karena itu,

peneliti menuangkannya dalam sebuah skripsi dengan judul Bimbingan

Pribadi Sosial dengan Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT)

dalam Meningkatkan Social skill pada Santriwati Pondok Tahfidz

Yayasan Ummi Fadhilah Surabaya.”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan pribadi sosial dengan

Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) dalam meningkatkan social skill

kepada seorang santriwati Pondok Tahfidz Yayasan Ummi Fadhilah

Surabaya?

(19)

10

2. Bagaimana hasil bimbingan pribadi sosial dengan Rational-Emotive

Behavior Therapy (REBT) untuk meningkatkan social skill pada

seorang santriwati Pondok Tahfidz Yayasan Ummi Fadhilah Surabaya?

C. Tujuan Penelitian.

1. Untuk mengetahui proses pelaksaan bimbingan pribadi sosial dengan

Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) dalam meningkatkan

social skill yang dimiliki santriwati Pondok Tahfidz Putrri Yayasan

Ummi Fadhilah Surabaya.

2. Untuk mengetahui hasil dari proses bimbingan pribadi sosial dengan

Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) dalam meningkatkan

social skill yang dimiliki santriwati Pondok Tahfidz Putri Yayasan

Ummi Fadhilah Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberi informasi bagi para peneliti, orang tua, instansi dan juga

para akademis khususnya di bidang bimbingan dan konseling.

b. Memberi masukan untuk peneliti lain untuk mengembangkan

penelitian sejenis untuk menambah khazanah keilmuan.

c. Memberi pengertian pada khalayak ramai bahwa setiap individu

memiliki social skill yang harus dikembangkankan untuk kehidupan

(20)

11

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu anak dalam mengatasi

kemungkinan memiliki kesulitan dalam berinteraksi dengan

lingkungannya.

b. Bagi peneliti, penelitian ini dijadikan acuan dalam menangani kasus

yang sama dengan menggunakan bimbingan pribadi sosial.

E. Defenisi Konsep.

Judul dalam skripsi ini adalam Bimbingan Sosial Pribadi untuk

Meningkatkan Social skill pada seorang Santriwati Pondok Tahfidz

Yayasan Ummi Fadhilah Surabaya. Untuk memperjelas judul diatas

tersebut maka perlu dilakukan penjabaran dari setiap veriabelnya. Hal

ini bertujuan agar tidak terjadinya kesalahpahaman dalam memahami

pengertiannya.

a. Pengertian Bimbingan Pribadi Sosial

Bimbingan pribadi yaitu bimbingan dalam memahami

keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam

batinnya sendiri dalam mengatur diri sendiri dibidang kerohanian,

perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu

seksual dan lain sebagainya.12 Dari penjelasan tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa pada hakikatnya bimbingan pribadi

sosial sama dengan bimbingan pada umumnya, yaitu membantu

individu dalam memecahkan masalahnya, akan tetapi lebih

12 Didik Wahyu Agustino, “ Pengertian Bimbingan Pribadi”,

(21)

12

difokuskan pada masalah klien yang lebih bersifat sosial, yaitu usaha

bimbingan dalam membantu menghadapi dan menyelesaikan

masalah pribadi sosial seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik

dan pergaulan.

Adapun tahap-tahap pelaksaan bimbingan pribadi sosial

antara lain:

1. Perencanaan

Perencaan ini sangat diperlukan agar hasil bimbingan sukses

sepenuhnya dan perencanaan ini juga perlu untuk tahap

selanjutnya.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan bimbingan pribadi sosial meliputi beberapa

kegiatan antara lain, Penerapan metode, teknik dan alat

layanan bimbingan pribadi sosial. Penggunaan metode dan

teknik serta alat-alat ini harus sesuai dengan bimbingan yang

akan dilaksanakan.

3. Evaluasi kegiatan layanan bimbingan pribadi sosial.

Menyimpulkan hasil dari bimbingan pribadi sosial yang sudah

dilaksanakan dan menindaklanjuti kegiatan selanjutnya.

b. Pengertian pendekatan dengan Rational-Emotive Behavior

Therapy (REBT).

Pendekatan Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT)

adalah sistem psikoterapi yang mengajari individu bagaimana

(22)

13

pada berbagai peristiwa dalam kehidupannya. Rational Emotif

menolak keras pandangan psikoanalisis yang mengatakan bahwa

pengalaman msa lalu adalah penyebab gangguan emosional

individu.

Konselor menggunakan pendekatan Rational-Emotive

Behavior Therapy (REBT) yang memandang manusia sebagai

individu yang didominasi oleh sistem berfikir dan sistem perasaan

yang berkaitan dalam sistem psikis individu. Rational-Emotive

Behavior Therapy (REBT) dikembangkan oleh Albert Ellis melalui

beberapa tahapan.

c. Pengertian Social skillSocial

Social skill adalah kemampuan atau kecakapan untuk hidup

bermasyarakat. Hal ini berarti bahwa social skill merupakan

kemampuan yang dimiliki anak untuk mendapatkan peran yang

sesuai di lingkungannya. Social skill merupakan kemampuan

memecahkan masalah sehingga dapat beradaptasi secara harmonis

dengan masyarakat sekitarnya.13

Social skill cukup erat kaitannya dengan berbagai

kemampuan lainnya seperti menjalin kerjasama dalam kelompok,

menjalin hubungan pertemanan baru, menangani konflik dan belajar

bekerjasama.

13 Nurma Izzati, “ Pengaruh Keterampilan Sosial Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis

(23)

14

Social skill adalah kemampuan individu untuk

berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun

nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu,

dimana keterampilan ini merupakan prilaku yang dipelajari. Dengan

keterampilan sosial akan mampu mengungkapkan perasaan baik

positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal tanpa harus

melukai orang lain. Dalam kamus besar bahasa indonesia

keterampilan sosial diartikan sebagai kemampuan atau kecakapan

untuk hidup bermasyarakat.

d. Pengertian santri

Menurut islatilah, santri berasal bahasa cantrik (dalam

agama hindu) berarti orang-orang yang ikut belajar dan mengembara

dengan empu-empu ternama. Namun ketika diterapkan dalam

agama islam, kata cantrik berubah menjadi santri yang berarti

orang-orang yang belajar pada guru agama.14

Secara umum santri diartikan sebagai murid yang tinggal

dan menuntut ilmu dipesantren. Santri tahfidzul qur’an adalah santri

yang menuntut ilmu dipesantren namun lebih fokus kepada

menghafal Al-Qur’an.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam

14 Nur Kholis Majid, Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan (Jakarta: Paramadina, 1997),

(24)

15

penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Yang mana

pendekatan kualitatif merupakan suatu proses untuk menemukan

pengetahuan dengan lebih mengdepankan orang atau manusia sebagai

objeknya, di sini peneliti merupakan pihak kunci, untuk memperoleh

pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap keadaan yang

diteliti sehingga data yang diperoleh lebih akuran dan mendalam.

Adapun jenis penelitiannya, penulis akan menggunakan jenis

pebelitian studi kasus (case study), penelitian studi kasus merupakan

penelitian dengan pengujian secara rindi terhadap satu latar belakang

atau satu orang subjek atau tempat penyimpanan dokumen atau

peristiwa tertentu. Pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan

dengan memusatkan pada suatu kasus secara intensif dan rinci.

2. Subjek Penelitian.

Subjek penelitian adalah seorang yang mengalami masalah

sesuai dengan apa yang sedang diteliti. Adapun subjek penelitiannya

adalah seorang santriwati Pondok Tahfidz Yayasan Ummi Fadhilah

Surabaya yang mengalami masalah ketidakharmonisan dalam

hubungan keluarga yang berakibat klien menutup diri di

lingkungannya.

3. Tahap-tahap penelitian.

Beberapa tahap yang perlu diperhatikan dalam melakukan

penelitian antara lain:

(25)

16

Tahap ini merupakan tahap penjajakan penelitian lapangan

dalam suatu penelitian. Sebelum memulai penelitian beberapa hal

yang harus dilakukan adalah:

1. Menyusun rancangan penelitian

Rancangan penelitian yang dimaksud adalah proposal

yang mana isinya menjelaskan tentang rancangan penelitian

yang diusulkan atau yang akan dilakukan.

2. Memilih tempat dilakukannya penelitian.

Memilih tempat penelitian sangat penting karena itu

merupakan sumber peneliti mendapatkan informasi.

3. Mengurus perizinan penelitian

Agar penelitian berjalan lancar maka perlu mengurus

perizinan dari pihak jurusan atau lembaga-lembaga yang terkait

dalam penelitian.

4. Menilai keadaan lapangan.

Sebelum memulai penelitian perlu dilakukannya

penilaian langsung oleh peneliti untuk memahami keadaan

lingkungan sosial, fisik dan lain-lain.

5. Memilih dan memanfaatkan informan.

Informan adalah sumber yang bisa kita manfaatkan

untuk memberikan informasi terkait subyek yang diteliti.

6. Menyiapkan perlengkapan penelitian

Perlengkapan penelitian diantaranya yaitu bolpoin,

(26)

17

7. Persoalan etika penelitian

Etika penelitian sangat penting untuk diperhatikan

terlebih ketika melakukan penelitian di lapangan, karena ini

merupakan tingkah laku yang ditunjukkan seorang kepada

peneliti terhadap subyek yang akan diteliti.

b. Tahap pengerjaan lapangan

Pada tahap ini peneliti mencari data-data dari subyek utama

dengan terjun langsung ke lapangan yang kemudian didukung

dengan teman-teman terdekatnya, guru-guru dan orang tuanya. Pada

tahap ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan

dokumentasi.

c. Analisis dan penyajian data

Data yang sudah didapat bari dari subyek utama maupun dari

sumber data pendukung lainnya baik melalui wawancara, observasi

atau dokumentasi dianalisis untuk selanjutnya ditarik kesimpulan.

4. Jenis dan sumber data

Jenis data pada penelitian ini adalah jenis menggunakan jenis

data primer dan jenis data sekunder. Data primer adalah data yang

didapatkan dari langsung dari subjek yang sedang diteliti langsung

tanpa adanya perantara, yaitu seorang santri pondok tahfidz Yayasan

Ummi Fadhilah yang berasal dari daerah lain, dan adapun data sekunder

adalah data yang didapatkan dari selain sumber data primer, dalam

artian data sekunder adalah data yang didapat melalui perantara seperti

(27)

18

penelitian ini didapatkan dari orang-orang terdekatnya yaitu orang tua,

keluarga, pengasuh yayasan dan teman-teman.

Sumber data penelitian adalah asal dari mana data tersebut

didapatkan, dalam penelitian ini sumber data primer didapatkandari

subyek langsung seorang santri pondok tahfidz Yayasan Ummi

Fadhilah yang berasal dari daerah lain. Dan untuk sumber data sekunder

didapatkandari hasil wawancara dan dokumentasi yang dilakukan oleh

peneliti kepada orang tua, keluarga, pengasuh yayasan dan

teman-teman.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa menegtahui teknik pengumpulan data, maka

penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data

yang ditetapkan.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,

berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data

dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting).15

Adapun teknik yang digunakan peneliti pada penelitian ini antara lain:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang

sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi

salah satu teknik pengambilan data apabila sesuai dengan tujuan

15 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014), hal.

(28)

19

penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematis dan dapat

dikontrol keandalannya.

Observasi merupakan proses yang kompleks yang tersusun

dari proses biologis dan psikologis. Dalam menggunakan teknik

observasi yang terpenting adalah mengandalkan pengamatan dan

ingatan peneliti.16

Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi

pastisipatif, dimana peneliti terlibat langsung dalam berbagai

kegiatan yang ada di dalamnya guna mengetahui secara pasti apa

saja yang dikerjakan dan dirasakan oleh objek penelitian.

Adapun observasi partisipasif yang digunakan peneliti

adalah Observasi Pasrtisipatif Pasif, yakni penulis datang ke tempat

kegiatan yang diamati, tetapi tidak ikut terlibt aktif dalam kegiatan

tersebut.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa objek

yang dijadikan sebagai fokus dalam observasi penelitian ini

meliputi:

1) Space; ruang dalam aspek fisiknya.

2) Actor; semua orang yang terlibat dalam situasi sosial.

3) Activity; seperangkat kegiatan yng dilakukan oleh objek

penelitian.

4) Object; benda-benda yang terdapat di tempat tersebut.

5) Act; perbuatan atau tindakan-tindakan tertentu.

(29)

20

6) Event; rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang yang

berhubungan dengan objek penelitian.

7) Time; urutan kegiatan yang dilakukan oleh objek penelitian.

8) Feeling; perasaan dan emosi yang dirasakan oleh objek

penelitian.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dan orang yang diwawancarai dengan atau

tanpa menggunakan pedoman.17 Wawancara juga dapat diartikan

sebagai tanya jawab antara dua orang atau lebih secara langsung.

Pewawancara disebut dengan intervieuwer sedangkan orang yang

diwawancara disebut dengan interviewee.18

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam.19

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan subyek

utama yaitu seorang santri putri pondok tahfidz Yayasan Ummi

Fadhilah Surabaya dan orang tua, keluarga, pengasuh yayasan dan

teman-teman.

(30)

21

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah adalah teknik yang digunakan

untuk menelusuri data historis.20 Dokumentasi merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu, dokumentasi bisa berbentuk tulisan,

gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang seperti buku

harian, laporan berkala, jadwal kegiatan, foto peraturan pemerintah,

surat-surat resmi dan lain sebagainya. Dari proses dokumentasi ini

diharapkan mendapatkan kejelasan tentang aktivitas sehari-hari

subyek sehingga diharapkan didapatkan alasan subyek memiliki

keterampilan social skill subyek rendah. Alasan utama penulis

menggunakan teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah

karena hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih

kredibel atau dapat dipercaya jika dilengkapi dengan dokumentasi

terhadap peristiwa tersebut.

6. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke

dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalaam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di fahami oleh

diri sendiri maupun orang lain.21

20 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), hal. 124

21 Sugiyono, Metode Penel itian Kualitatif Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014), hal.

(31)

22

Adapun proses analisis data pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Peneliti mengumpulkan semua data dari berbagai sumber, baik hasil

dari wawancara, observasi maupun dokumentasi untuk di

pilah-pilah.

b. Kemudian peneliti melakukan reduksi data terhadap semua data

yang sudah tersedia.

c. Hasil dari reduksi data disusun untuk selanjutnya di kategorisasikan,

sambil membuat koding.

d. Kemudian melakukan keabsahan data, keabsahan data

menggunakan teknik deskriptif kooperatif, yaitu peneliti

membandingkan sebelum dilakukannya treatmen dan sesudah

dilakukannya treatmen kepada subyek yang di teliti.

7. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data digunakan untuk mengetahui kevalidan data

yang di peroleh. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik

keabsahan data sebagai berikut:

a. Perpanjangan keikutsertaan.

Dalam setiap penelitian, kehadiran peneliti dalam setiap tahap

penelitian kualititatif membantu peneliti untuk memahami semua

data yang di himpun dalam penelitian. Pada penelitian ini peneliti

(32)

23

b. Ketekunan pengamatan.

Untuk memperoleh derajat keabsahan yang tinggi, maka

jalan penting lainnya adalah dengan meningkatkan ketekunan dalam

pengamatan di lapangan. Pengamatan bukanlah suatu teknik

pengumpulan data yang hanya mengandalkan kemampuan

pancaindra, namun juga menggunakan semua pancaindra termasuk

adalah pendengaran, perasaan, dan insting peneliti.

Dengan meningkatkan ketekunana pengamatan di lapangan

maka derajat keabsahan data telah di tingkatkan pula. Dalam hal ini

peneliti tidak hanya mengamati subyek yang sedang diteliti

melainkan juga megikuti keseharian subyek tersebut.

c. Trianggulasi

Dalam teknik pengumpulan data, trianggulasi diartiakan

sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari

berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.22

Dalam penelitian ini peneliti membandingkan antara data yang

sudah di dapat dari penelitian dengan data dari sumber dan metode

yang sudah ada.

G. Sistematika Pembahasan

1. Bab 1

Dalam bab ini berisi pendahuluan yang didalamnya terdiri dari

beberapa bagian antara lain adalah: Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Defenisi Konsep,

(33)

24

Metode Penelitian. Adapun metode penelitian meliputi: Pendekatan dan

Jenis Penelitian, Sasaran dan Lokasi Penelitian, Jenis dan Sumber Data,

Tahap-tahap Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis

Data dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data. Dan yang terakhir yang

dibahas dalam bab ini adalah Sistematika Pembahasan.

2. Bab 2

Bab ini berisi tinjauan pustaka yang didalamnya membahas

kajian teoritik dan penelitian terdahulu yang relevan. Adapun kajian

teoritik meliputi pengertian bimbingan pribadi sosial, tujuan dan fungsi

bimbingan pribadi sosial, asas-asas bimbingan pribadi sosial dan

teknik-teknik bimbingan pribadi sosial. Selanjutnya membahas tentang

pendekatan Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT). Bagian ini

juga membahas tentang social skill yang didalamnya meliputi

pengertian social skill, mecam-macam social skill, faktor-faktor

penghambat social skill dalam bagian ini juga dibahas tentang

bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan social skill dari objek.

Dan di akhir bab ini akan membahas tentang penelitian-penelitian

terdahulu yang relevan.

3. Bab 3

Bab ini berisi tentang penyajian data, yang mana fokus

pembahasan pada bab ini adalah deskirpsi umum subyekpenelitian dan

deskripsi hasil penelitian. Pada bagian deskripsi penelitian meliputi:

deskripsi konselor, deskripsi klien, deksripsi masalah objek, deksripsi

(34)

25

membahas tentang hasil dari bimbingan pribadi sosial dalam

meningkatkan social skill subyek yang diteliti. Kemudian di

deskripsikan pula tentang hasil penelitian yang didapat dari penelitian

tetsebut.

4. Bab 4

Bab ini hanya meliputi analisis data yang mana didalamnya

menganalisis data dalam meningkatkan social skill dari santri putri

pondok thafidz Yayasan Ummi Fadhilah Surabaya, analisis proses

bimbingan pribadi sosial dalam meningkatkan social skill santri putri

pondok tafhidz Yayasan Ummi Fadhilah Surabaya.

5. Bab 5

Bab ini berisi penutup yang meliputi antara lain: kesimpulan

dan saran. Kesimpulan berisi nilai-nilai penting dari keseluruhan hasil

penelitian diatas sedangkan saran berisi masukan-masukan yang

(35)

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Tinjauan tentang Bimbingan Pribadi Sosial

Bimbingan pribadi sosial merupakan ragam dari jenis-jenis

bimbingan yang masih tergolong dalam perangkat bimbingan dan

konseling, Bimbingan jika ditinjau dari masalahnya dibagi menjadi 4

bagian yaitu bimbingan akademik, bimbingan sosial pribadi, bimbingan

karier dan bimbingan keluarga.

Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk

membantu para individu dalam menghadapi dan menyelesaikan

masalah-masalah akademik yang dilakukan dnegan mengembangkan suasana

belajar mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar.

Adapun yang termasuk masalah-masalah akademik, yaitu pengenalan

kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar, penyelesaian

tugas-tugas dan latihan, pencarian serta penggunaan sumber belajar,

perencanaan pendidikan lanjutan dan lain-lain.

Adapun yang dimaksud dengan bimbingan karir adalah bimbingan

untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan

penyelesaian masalah-masalah karier, seperti pemahaman terhadap

jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri,

(36)

27

penyesuaian pekerjaan dan penyelesaian masalah-masalah karier yang

dihadapi.

Sedangkan bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian

bantuan kepada para individu sebagai pemimpin atau anggota keluarga

agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis,

memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan

menyesuaikan diri dengan norma keluarga yang bahagia. 1

a. Pengertian Bimbingan Pribadi Sosial

Jika ditelaah dari berbagai macam sumber akan dijumpai

pengertian-pengertian yang berbeda mengenai bimbingan,

tergantung dari jenis sumbernya dan merumuskan pengertian

tersebut. Perbedaan tersebut disebabkan kelainan pandangan dan

titik tolak, tetapi perbedaan tekanan atau dari sudut pandang yang

berbeda.

Bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance”.

Kata “guidance” yang kata dasarnya adalah “guide” mempunyai

beberapa arti antara lain:

1) Menunjukkan jalan (showing the way)

2) Memimpin (leading)

3) Memberikan petunjuk (giving instuction)

4) Mengatur (regulating)

1

(37)

28

5) Mengarahkan (governing)

6) Memberi nasehat (giving advice)

Makna bimbingan bisa diketahui melalui akronim kata

bimbingan itu sendiri, bimbingan merupakan bantuan yang

diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang

dibimbing mampu mandiri atau mampu mencapai kemandirian

dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi dan

pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan

berlandaskan norma-norma (kode etik) yang berlaku.2 Menurut

Hibana S Rahman, bimbingan pribadi adalah layanan bimbingan

yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan

mengembangkan bimbingan diri pribadinya sehingga mampu

bersosialisasi dengan baik dan bertanggungjawab terhadap

lingkungannya.3

Bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada

individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu

tersebut dapat faham akan dirinya dan dapat bertindak secara wajar

sesuai dengan tuntutan.4 Sedangkan berdasarkan pasal 27 peraturan

pemerintah nomor 29/90 tentang pelaksanaan jabatan dan fungsional

guru dan angka kreditnya, menyebutkan bahwa bimbingan

2 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi) (Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada, 2011), hal. 15,16,20

3

Hibana S Rahman, Bimbingan dan Konseling pola 17 (Yogyakarta: UCY Press, 2003), hal. 39

4

(38)

29

merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka

upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan

masa depan” (Depdikbud, 1994)5

Dari pemaparan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu

dengan tujuan agar individu yang diberi bantuan dapat memecahkan

masalah dan menjalankan hidup sesuai dengan norma yang berlaku

di kehidupannya dan memiliki kemandirian dalam hidupnya.

Menurut Bimo Walgito, bimbingan pribadi sosial adalah

upaya dalam membantu mengembangkan sikap, jiwa dan tingkah

laku pribadi daam kehidupan kemasyarakatan dari lingkungan yang

besar (negara dan masyarakat dunia), beradasarkan ketentuan yang

menjadi landasan bimbingan dan penyuluhan yakni dasar negara,

haluan negara, tujuan negara dan tujuan pendidikan nasional. Yaitu

mencerdaskan keidupan bangsa dan mengembangkan manusia

indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa

terhadap Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab

kemasyarakatan dan kebangsaan. 6

5 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hal. 18

6

(39)

30

Adapun pengertian bimbingan pribadi sosial adalah

bimbingan pribadi sosial merupakan bimbingan untuk membantu

para individu dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial pribadi.

Adapun yang tergolong dalam masalah-masalah sosial pribadi

adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dosen, serta staf,

pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan

lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal serta

penyelesaian konflik.7

Bimbingan pribadi sosial diarahkan untuk memantapkan

kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam

menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan

layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang

dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam

permasalahan yang dialami oleh individu.

Bimbingan pribadi sosial diberikan dengan cara

menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang

akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap

yang positif serta keterampilan-keterampilan sosial-pribadi yang

tepat.

Dalam bidang bimbingan sosial, membantu individu

mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang

7

(40)

31

dilandasi budi pekerti luhur, tanggungjawab kemasyarakatan dan

kenegaraan. Bimbingan pribadi sosial berarti bimbingan dalam

menghadapi keadaan batinnya sendiri dengan mengatasi

pergumulan-pergumulan dalam hatinya sendiri dalam mengatur

dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian

waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan seagainya serta

bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama

di berbagai lingkungan (pergaulan sosial).8

Jadi yang dimaksud dengan bimbingan pribadi sosial

adalah upaya pemberian bantuan kepada individu berupa

bimbingan, dilakukan secara individu yang lebih difokuskan

kepada permasalahan sosial yang tengah dihadapi oleh subyek.

b. Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial

Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi mengandung

makna bahwa konselor dalam kaitannya dengan pelaksanaan

bimbingan diharapkan mampu memberikan bantuan kepada klien.9

Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat:

1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan

karir serta kehidupan pada masa yang akan datang.

2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang

dimilikinya seoptimal mungkin.

8 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

(Jakarta: PT Rieneka Cipta, 2002), hal. 39.

(41)

32

3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan

masayarakat, serta lingkungan kerjanya.

4) Mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi dalam

studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan masyarakat,

ataupun lingkungan kerja.10

Syamsu Yusuf menyebutkan tujuan-tujuan dari bimbingan

pribadi sosial antara lain:

1) Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai

keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik

dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman

sebaya, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada

umumnya.

2) Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain dengan

agama lain dengan saling menghormati dan memelihara hak

dan kewajibannya masing-masing.

3) Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat

fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak

menyenangkan (musibah), serta mampu meresponnya secara

positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.

10 Achmad Juantika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Belakang

(42)

33

4) Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan

konsturktif baik yang terkait dengan keunggulan dan

kelemahan baik fisik maupun psikis.

5) Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan

orang lain.

6) Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat.

7) Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau

menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga

dirinya.

8) Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam

bentuk komitmen terhadap tugas dan kewajibannya.

9) Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship)

yang diwujudkan dalam bentuk persabatan, persaudaraan atau

silaturahmi dengan sesama manusia.

10)Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah)

baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan

orang lain.

11)Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara

efektif.11

Mengingat bimbingan merupakan bagian intgral dari

pendidikan, maka tujuan pelaksanaan bimbingan merupakan

11

(43)

34

bagain tak terpisahkan dari tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan

nasional adalah menghasilkan manusia yang berkualitas yang

dideskripsikan dengan jelas dalam UU No.2 tentang sistem

pendidikan nasional dan GBHN 1993, yaitu manusia yang beriman

dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti

luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,

terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggungjawab,

dan produktof serta sehat jasmani dan rohani, berjiwa patriotik,

cinta tanah air, mempunyai semangat kebangsaan, ksetiakawanan

sosial, kesadaran pada sejarah bangsa, menghargai jasa pahlawan,

dan berorientasi pada masa depan.

Secara khusus layanan bimbingan disekolah dasar

bertujuan untuk membantu siswa agar dapat memenuhi tugas-tugas

perkembangan yang meliputi aspek pribadi sosial, pendidikan dan

karier sesuai dengan tuntutan lingkungan. Dalam aspek

pekembangan pribadi sosial, layanan bimbingan membantu:

1) Memiliki kesadaran diri.

2) Mengembangkan sikap positif.

3) Membuat pilihan kegiatan secara sehat.

4) Mempu menghargai orang lain

5) Memiliki rasa tanggung jawab

6) Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi

(44)

35

8) Dapat membuat keputusan secara baik.12

Bimbingan pribadi sosial dimaksudkan juga untuk

mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi sosial dalam

mewujudkan pribadi yang takwa, mandiri, dan

bertanggungjawab.13 Tujuan utama dari bimbingan adalah

menjadikan subyek yang dibimbing untuk menyelesaikan masalah

pribadi yang tengah dihadapi dan mampu menjadi lebih baik lagi

untuk mencapai kebahagiaan dunia maupun akhirat.

c. Metode dan Teknik Bimbingan Pribadi Sosial

Berikut konsep metode bimbingan dan konseling yang

dijelaskan oleh Anas Salahuddin yang dijadikan rujukan dalam

menjelaskan metode bimbinga pribadi sosial yang juga merupakan

bagian dari bimbingan dan konseling. Metode lazim diartikan

sebagai cara untuk mendekati masalah sehingga diperoleh hasil yang

memuaskan, sementara teknik merupakan penerapan metode

tersebut dalam praktek.14berikut konsep metode bimbingan pribadi

sosial:

12 Furqon, Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling di Dasar (Bandung: Pustaka Bani

Quraisy, 2005), hal. 19-21.

13 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

(Jakarta: PT Rieneka Cipta, 2002), hal. 29.

14 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam(Yogyakarta: UII Press, 2001), hal.

(45)

36

1). Metode langsung

Metode langsung adalah metode yang mana antara

pembimbing dan yang dibimbing melakukan bimbingan secara

langsung bertatap muka tanpa adanya perantara apapun. Dalam

prosesnya harus dilakukan secara rasional, pembimbing tidak

boleh bersikap otoriter dan menuduh, walaupun dikatakan

langsung. Larangan-larangan yang sifatnya langsung, dan

petuah yang didaktik serta sifatnya yang mengatur sebaiknya

dihindari.15Adapun yang termasuk dalam metode langsung

antara lain adalah:

a) Bimbingan kelompok (Group Guidance)

Metode ini dipergunakan dalam membantu siswa

dalam merencanakan masalah-masalah melalui

kegiatan-kegiatan kelompok. Artinya masalah itu dirasakan oleh

kelompok atau oleh individu sebagai anggota kelompok.

Beberapa bentuk khusus cara bimbingan ini adalah sebagai

berikut:

(1) Home room program

Hoom room program yaitu suatu program

kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru

mengenal murid-muridnya lebih baik sehingga dapat

membantunya secara efisien. Kegiatan ini dilakukan

(46)

37

dalam ruang dalam bentuk pertemuan antara

pembimbing dan yang dibimbing di luar jam-jam

pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang

dianggap perlu.

Dalam program home room ini, hendaknya

diciptakan suatu situasi yang bebas dan menyenangkan

sehingga yang dibimbing dapat mengutarakan

perasaanya seperti di rumah. Dalam kata lain, home

room ialah membuat suasana ruangan menjadi rumah.

Dalam kesempatan ini diadakan tanya jawab,

menampung pendapat, merencanakan suatu kegiatan

dan sebagainya. Program home room dapat diadakan

secara periodik (berencana) atau dapat pula dilakukan

sewaktu-waktu.

(2) Karyawisata

Disamping berfungsi sebagai kegiatan rekreasi

atau sebagai metode mengajar, karyawisata dapat

berfungsi sebagai salah satu cara dalam bimbingan

kelompok. Dengan karyawisata, siswa meninjau

objek-objek menarik dan mereka mendapat informasi yang

lebih baik dari objek itu.

Siswa-siswa juga mendapat kesempatan untuk

(47)

38

misalnya pada diri sendiri juga dapat mengembangkan

bakat dan cita-cita yang ada.

(3) Diskusi kelompok

Diskusi kelompok merupakan suatu cara yang

memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan

masalah bersama-sama. Setiap siswa mendapat

kesempatan untuk menyumbangkan pikiran

masing-masing dalam memecahkan masalah. Dalam diskusi

tertanam pula rasa tanggungjawab dan harga diri.

Masalah-masalah yang dapat didiskusikan misalnya:

(a) Perencanaan suatu kegiatan

(b) Masalah-masalah pekerjaan

(c) Masalah belajar

(d) Masalah penggunaan waktu senggang dan

sebagainya.

(4) Kegiatan kelompok

Kegiatan kelompok merupakan cara yang baik

dalam bimbingan karena individu mendapat kesempatan

untuk berpartisipasi dengan sebaik-baiknya. Banyak

kegiatan tertentu yang lebih berhasil jika dilakukan dalam

kelompok. Dengan kegiatan ini, anak dapat

menyumbangkan pikirannya dan dapat pula

(48)

39

(5) Organisasi siswa

Organisasi siswa baik dalam lingkungan sekolah

maupun di luar lingkungan sekolah merupakan alah satu

cara dalam bimbingan kelompok. Melalui organisasi

banyak masalah yang sifatnya individual maupun

kelompok dapat diselesaikan. Dalam organisasi, siswa

mendapat kesempatan untuk belajar mengenai berbagai

aspek kehidupan sosial. Ia dapat mengembangkan bakat

kepemimpinannya di samping memupuk rasa tanggung

jawab dan harga diri.

(6) Sosiodrama

Yakni bimbingan yang dilakukan dengan cara

bermain peran untuk memecahkan/mencegah timbulnya

masalah (psikologis)

(7) Psikodrama

Yaitu bimbingan yan dilakukan dengan cara bermain

peran untuk memecahkan /mencegah timbulnya masalah

(psikologis)

b) Metode Individual

Dalam hal ini pembimbing melakukan komunikasi

langsung dengan yang dibimbing, metode ini memiliki dua

teknik antara lain:

(49)

40

Pembimbing melakukan bimbingan secara

langsung dengan bertatap muka dengan yang di bimbing

tanpa adanya perantara. Dalam hal ini pembimbing

bersikap penuh simpati dan empati. Simpati artinya

menunjukkan sikap turut merasakan apa yang dirasakan

oleh yang sedang dibimbing. Adapun empati artinya

berusaha nemempatkan diri dalam situasi diri klien

dengan segala masalah yang dihadapinya.16

(2) Kunjungan rumah (home visit)

Kunjungan rumah (home visit) merupakan salah

satu alternatif dalam pemecahan permasalahan.

Kunjungan rumah (home visit) mempunyai dua tujuan,

yaitu pertama untuk memperoleh berbagai keterangan

atau data yang diperlukan dalam pemahaman

lingkungan dan kedua bertujuan untuk pembahasan dan

pemecahan masalah.

Kegiatan kunjungan rumah (home visit) dapat

berbentuk pengamatan dan wawancara terutama tentang

kondisi rumah tangga, fasilitas belajar dan hubungan

antaranggota keluarga dalam kaitannya dengan

permasalahan yang sedang dialami. Masalah yang

(50)

41

dibahas mencakup masalah pribadi, sosial, belajar dan

bidang bimbingan karir.17

2. Metode tidak langsung

Metode tidak langsung adalah metode bimbingan /konseling

yang dilakukan melalui media komunikasi massa. Hal ini dapat

dilakukan secara individual maupun kelompok, bahkan massal.

a. Metode individual

1) Melalui surat menyurat

2) Melalui telepon

b. Metode kelompok atau massal

1) Melalui papan bimbingan

2) Melalui surat kabar atau majalah

3) Melalui brosur

4) Melalui radio

5) Melalui televisi

Metode dan teknik yang digunakan dalam melaksanakan bimbingan

tergantung pada:

1. Masalah atau problem yang sedang dihadapi

2. Tujuan penggarapan masalah

3. Keadaan yang dibimbing

4. Kemampuan pembimbing

17 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

(51)

42

5. Sarana dan prasarana yang tersedia

6. Kondisi dan situasi lingkungan sekitar

7. Organisasi dan administrasi layanan bimbingan

8. Biaya yang tersedia18

d. Tahap-tahap Pelaksanaan Bimbingan Pribadi Sosial

Pelaksanaan bimbingan pribadi sosial sebagai bagian dari

bimbingan dan konseling memiliki tahap-tahap antara lain sebagai

berikut:

1. Perencanaan.

Keberhasilan bimbingan pribadi sosial merupakan tujua

akhir dari proeses bimbingan. Oleh karena itu, perencaan awal

sangat dibutuhkan sebagai persiapan sebelum melakukan proses

bimbingan tersebut untuk persiapan juga menghadapi tahap

selanjutnya.

2. Pelaksanaan.

Pelaksanaan layanan bimbingan dan pelaksanan bimbingan pribadi

sosial mencakup beberapa kegiatan antara lain:

a. Membangun hubungan

Membangun hubungan dijadikan langkah pertama

karena antara pembimbing dan yang dibimbing harus saling

mengenal dan menjalin kedekatan emosional sebelum sampai

18 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Yogyakarta: UII Press, 2001), hal.

(52)

43

pada pemecahan masalahnya. Dalam proses bimbingan harus

tercipta a working relatioship, yaitu hubungan yang berfungsi,

bermakna dan berguna.

b. Penerapan metode, teknik, alat dan media yang akan

digunakan dalam proses bimbingan.

Metode, teknik, alat dan media yang digunakan harus

sesuai dengan tingkat masalah yang sedang dihadapi.

c. Evaluasi dan tindak lanjut kegiatan layanan bimbingan.

Evaluasi dilakukan terhadap hasil bimbingan yang

sudah dilakukan secara keseluruhan. Yang menjadi ukuran

keberhasilan bimbingan akan tampak pada kemajuan tingkah

laku yang di bimbing yang berkembang ke arah yang lebih

positif.19

Setelah kegiatan bimbingan untuk sementara

dipandang cukup dan hasilnya sudah diketahui, maka

pembimbing masih bisa melakukan tindak lanjut yang bersifat

pencegahan (preventif), pemeliharaan (preservatif),

penyembuhan (curatif), dan pengembangan (educative).20

Tahap pertama dalam melakukan evaluasi adalah

menentukan tujuan evaluasi. Penentuan tujuan ini merupakan

hal yang sangat penting kerena berdasarkan tujuan inilh

19 Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-dasar Konseling dalam Teori dan Praktek

(Jakarta: Prenada Media Group, 2011), hal. 85

20 Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islam(Teori dan Praktek) (Yogyakarta: Pustaka

(53)

44

konselor akan melakukan evaluasi. Tujuan evaluasi secara

umum berkaitan dengan dua hal yaitu berkaitan dengan aspek

yang akan dievaluasi dengan objek evaluasi.

Penentuan aspek input menandakan bahwa konselor

menginginkan strategi yang digunakan dapat efektif dalam

mencapai tujuan program. Objek evaluasi, yaitu program

bimbingan mengarahkan bahwa input yang dimaksud terbatas

pada lingkup bimbingan. Berdasarkan dua hal itu, maka pada

spek input ini evaluasi bertujuan untuk mengetahui ketepatan

strategi yang ditetapkan konselor dalam mencapai tujuan

program.21

e. Bimbingan Pribadi Sosial dalam Perspektif Islam

Tuhan Yang Maha Pemurah memberikan segenap

kemampuan potensian kepada manusia, yaitu kemampuan yang

mengarah pada hubungan manusia dengan Tuhannya dan yang

mengarah pada hubungan manusia dengan sesama manusia dan

dunianya. Penerapan segenap kemampuan potensial itu secara

langsung berkaitan dengan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa.22

Tumbuh dan berkembangnya kesadaran beragama (Religious

consciusness) dan pengalaman beragama (religious experience),

21

Aip Badrujjaman, Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling (Jakarta: Indeks, 2011), hal. 85.

(54)

45

ternyata melalui proses yang gradual dan tidak sekaligus.23 Dalam

islam, sosok individu yang ingin dicapai seperti disebutkan dalam

tujuan bimbingan dan konseling yang identik dengan individu yang

“kaffah”atau “insan kamil”.

Individu yang kaffah atau insan kamil merupakan sosok

individu atau pribadi yang sehat baik rohani (mental dan psikis)

dan jasmasninya (fisiknya). Dengan perkataan lain, sehat fisik dan

psikisnya individu atau pribadi yang kaffah atau insan kamil juga

merupakan sosok individu yang mampu mewujudkan potensi

iman, ilmu dan amal serta dzikir sesuai kemampuannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Secara operasional individu atau pribadi yang kaffah atau

insan kamil adalah individu yang mampu: pertama: berfikir secara

positif sebagai hamba Allah Swt. Yang tugas utamanya adalah

mengabdi kepadanya. Kedua, berfikir positif tentang diri dan orang

lain di lingkungannya. Ketiga, mewujudkan potensi pikir dan zikir

dalam kehidupan sehari-hari. Keempat,mewujudkan akhlak

al-karimah dan senantiasa berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari

baik terhadap diri sendiri maupun lingkungannya.24

Sesungguhnya konsep dalam Islam adalah konsep yang

menyeluruh bagi kehidupan. Konsep yang mampu membawa

23 Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012), hal. 260.

24 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi) (Jakarta: PT

(55)

46

kebahagiaan, ketenangan dan keridhoan bagi manusia. Konsep

yang mampu mengarahkan manusia menuju jalan yang terbaik,

jalan pengaktualisasikan diri hingga mengantarkannya menjadi

manusia yang sempurna.25 Dan konsep-konsep tersebut di atas

menjadi tujuan akhir dilakukannya bimbingan berdasarkan

perspektif agama islam.

Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di muka bumi

ini secara berpasang-pasangan. Sebab itulah setiap individu pasti

membutuhkan individu lain untuk melangsungkan kehidupannya,

tidak ada individu yang bisa hidup sendirian. Dan ini sudah tercatat

dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 1:

آَٰي

ذلٱ ُمُكبَر ْاوُق تٱ ُسانلٱ اَه يَأ

س ۡف ن ن م مُكَقَلَخ ي

ةَد حَٰو

َقَلَخَو

اَه ۡ ن م

اَهَجۡوَز

ثَبَو

اَمُهۡ ن م

ااَج ر

ار ثَك

َس نَو

ءٓا

َو

ي ذلٱ ََٱ ْاوُق تٱ

َسَت

ۦ ه ب َنوُلَءٓا

َلَع َناَك ََٱ ن إ

َماَحۡرَ ۡۡٱَو

ۚ

قَر ۡمُكۡي

ابي

ا

ا

Artinya:

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu (Q.S An-Nisa: 1)26

Dalam Islam juga sudah dijelaskan bahwasannya setiap

mukmin itu adalah bersaudara, sehingga diwajibkan atas setiap

mereka membangun serta menjaga hubungan antar sesama

25 Musfir bin Said Azzahrani, Konseling Terapi (Saudi Arabia: Bahadur Press, 1421 H), hal. 16. 26 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Darussunnah,

(56)

47

mukmin lainnya. Hal ini terdapat dalam firman Allah surat

Al-Hujarot Ayat 10:

ۡيَوَخَأ َ َۡۡ ب ْاوُح لۡصَأَف ةَو

ۡخ إ َنوُن مۡؤُمۡلٱ اََ إ

َُُُۡۡ ت ۡمُكلَََل ََٱ ْاوُق تٱَو

ۚۡمُك

َنو

١٠

Artinya:

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat (Q.S

Al-Hujarot: 10)27

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan

bahwasannya bimbingan pribadi sosial menurut pandangan Islam

sama halnya dengan bimbingan pribadi sosial pada umumnya.

Namun bimbingan pribadi sosial menurut perspektif Islam

bertujuan untuk membantu individu untuk mencapai kebahagiaan

yang tidak hanya kebahagiaan dunia akan tetapi juga akhirat yang

merupakan tujuan akhir dari hidupan.

f. Faktor-faktor yang Menentukan Keberhasilan Bimbingan

Pribadi Sosial.

Faktor yang merupakan hal (keadaan, peristiwa) yang ikut

menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu. Adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi bimbingan dan konseling yang termasuk

di sini adalah layanan bimbingan pribadi sosial antara lain:

1) Faktor terkait konselor.

Kemampuan konselor sangatlah berpengaruh terhadap cara

membantu kliennya dalam mengatasi masalah. Konselor

27 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Darussunnah,

(57)

48

yang memiliki kemampuan yang baik akan menghasilkan

bimbingan yang lebih baik dibandingkan dengan konselor

yang kemampuannya kurang baik, hubungan konselor dan

klien juga sangat berpengaruh terhadap hasil layanan

bimbingan. Selain itu, jenis dan metode yang digunakan

seperti metode bimbingan kelompok, individual atau

kombinasi keduanya.

2) Faktor yang terkait dengan klien

Motivasi, harapan, usia klien, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, intelegensi, status sosial ekonomi, sosial budaya

dan kepribadian klien saat mengikuti bimbingan juga

berpengaruh terhadap hasil dan proses layanan bimbingan

yang diikuti.

3) Faktor yang terkaiFakt dengan masalah.

Jenis masalah, berat ringannya masalah merupakan faktor

yang sangat berpengaruh terhadap hasil bimbingan pribadi

sosial, masalah yang berat lebih membutuhkan pelayanan

yang lebih lama.28

28

(58)

49

B. Tinjauan Tentang Pendekatan Rational-Emotive Behavior Therapy

(REBT).

1. Pengertian Pendekatan Rational-Emotive Behavior Therapy

(REBT).

Gambar

  Tabel 2.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Teks Cerpen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kasihan Bantul

menelaah berbagai permasalahan yang dihadapai anak dalam pemilihan jenis sekolah lanjutan maupun dalam pemilihan bidang keahlian yang diinginkan dan langkah-langkah

Probolinggo Tahun Anggaran 2016, dengan ini mengumumkan Penyedia Pengadaan Langsung Pekerjaan Kostruksi untuk paket tersebut diatas adalah sebagai berikut :.. Badan Usaha :

Metode usulan berguna untuk mengurangi waktu menganggur aktual, menambah nilai efisiensi serta menambah kelancaran relatif proses produksi.Hasil dari penyeimbangan lintasan

USAHA KERAJINAN AKSESORIS PENGANTIN TERNYATA TETAP EKSIS HINGGA SAAT INI //. BU TINA / SALAH SATU PEMILIK USAHA ASESORIS PENGANTIN MENGUNGKAPKAN

[r]

• Efek yang ditimbulkan dari panduan tersebut adalah akan banyak tampilan dengan bentuk serupa pada banyak aplikasi dengan source yang berbeda yang menggunakan toolbar,. status

Untuk semua pihak yang terkait dengan kesenian tradisional terutama para. generasi muda agar bisa lebih menghargai lagi kesenian tradisional