• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Prosedur Audit Siklus Pendapatan Jasa dan Penerimaan Kas pada Yayasan XYZ Semarang T1 232009042 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Prosedur Audit Siklus Pendapatan Jasa dan Penerimaan Kas pada Yayasan XYZ Semarang T1 232009042 BAB IV"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang

Kantor Akuntan Publik “Bayudi Watu dan Rekan” merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa akuntan. KAP Bayudi Watu dan Rekan ini

terletak di Jl. Dr Wahidin no 85 Semarang. KAP Bayudi Watu yang berada di

Semarang ini merupakan anak cabang dari KAP Bayudi Watu Jakarta yang beralamat

di Jl. Sangihe no 10 Jakarta Pusat. Kantor pusat yang berada di Jakarta ini berdiri

tanggal 7 Februari 1978 berdasarkan surat ijin dari Direktorat Jendral Pengawasan

Keuangan Negara no SI 00305/413/1978 yang kemudian mengalami beberapa kali

perubahan. Surat ijin yang terbaru adalah no 98.2.0008 tanggal 18 Agustus 2008.

Nama dari KAP Bayudi Watu dan Rekan ini sendiri diambil dari nama pendiri

sekaligus pimpinan dari Kantor Akuntan Publik yang berada di Jakarta, yakni Drs.

Bayudi Watu, Akt. Beliau adalah lulusan dari Universitas Indonesia, Jakarta dan

berpengalaman selama lebih dari 30 tahun baik sebagai pengajar, akuntan, auditor,

maupun sebagai penasihat di beberapa organisasi profesional dan sosial. KAP Bayudi

Watu dan Rekan yang berada di Semarang dipimpin oleh Dr. Suzy Noviyanti, MM.,

CPA.

KAP Bayudi Watu dan Rekan memiliki struktur organisasi yang terdiri dari

seorang pimpinan pusat yang membawahi dua orang pimpinan cabang yang

bertanggung jawab langsung pada pimpinan pusat. Pimpinan cabang Semarang

membawahi seorang supervisor dan seorang administrator kantor dan umum. Mereka

bertanggung jawab langsung pada pimpinan cabang. Supervisor yang ada di kantor

cabang Semarang membawahi auditor senior dan auditor yunior. Sedangkan

administrasi kantor dan umum membawahi seorang seksi umum yang bertanggung

jawab langsung kepada pimpinan cabang. Pada bagian ini dia juga mengurusi tentang

keluar atau masuknya uang serta perhitungan gaji tiap bulannya.

Saat ini KAP Bayudi Watu dan Rekan memiliki 10 orang staf auditor kantor

(2)

Managing Partner

Partner

Auditor

Supervisor Supervisor

Auditor Partner

lebih dari 150 klien, baik dari perusahaan pemerintah, swasta , bank maupun

organisasi profesional dan sosial.

Pada kesempatan kali ini, penulis melakukan penelitian terhadap audit pendapatan

jasa dan penerimaan kas pada Yayasan XYZ (nama yayasan merupakan nama fiktif).

KAP Bayudi Watu telah diberi kepercayaan untuk mengaudit laporan keuangan

yayasan ini selama hampir tiga tahun.

Struktur Organisasi Perusahaan

Tugas, Fungsi, dan tanggung jawab

Managing Partner: memonitor kinerja KAP

1. Memimpin dan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan tugas-tugas KAP.

2. Memimpin pelaksanaan pekerjaan audit dan konsultasi.

3. Memimpin pelaksanaan tugas lainnya yang berkenaan dengan pelaksanaan

pekerjaan audit dan konsultasi.

(3)

Supervisor

1. Merencanakan dan menyusun program audit.

2. Melakukan supervisi pelaksanaan program audit terhadap staff auditor.

3. Melakukan supervisi penyusunan kertas kerja oleh staff auditor.

4. Melakukan diskusi dengan staff auditor mengenai temuan-temuan audit dan

alternatif prosedur.

5. Melakukan koordinasi pelaksanaan program audit dengan manager.

6. Mereview kertas kerja pemeriksaan dan konsep laporan audit.

7. Membuat laporan kepada manajer mengenai hasil pekerjaan audit dan

permasalahan yang ditemukan.

Auditor

1. Melaksanakan pekerjaan lapangan sesuai dengan program audit.

2. Mengumpulkan dan mengevaluasi kecukupan bukti audit, sesuai dengan program

audit dan menyusun Kertas Kerja Pemeriksaan.

3. Melakukan konsultasi dengan supervisor maupun manager serta Mengusulkan

(4)

Proses Audit

Selama periode magang, pemagang diberi kesempatan untuk bergabung ke

dalam tim audit dalam setiap penugasan. Akan tetapi dalam laporan ini, pemagang

akan fokus terhadap proses audit untuk sebuah yayasan bernama Yayasan XYZ..

Tahap awal dalam proses audit ini adalah mempersiapkan rancangan program

audit yang nantinya akan dijalankan pada saat tim audit melakukan penugasan. Pada

tahapan ini, pemagang diberi pengetahuan dasar mengenai perusahaan klien terkait

dengan jenis usaha dan lingkup audit yang akan dikerjakan nantinya. Dalam proses

audit terhadap Yayasan XYZ, tim audit akan melakukan pengujian substantif atas

transaksi dan pengujian rinci saldo.

Setelah kami dibekali dengan informasi awal dan jenis pengujian, selanjutnya

pemagang diberi penjelasan mengenai Kertas Kerja Pemeriksaan atau yang lebih

dikenal dengan KKP. Melalui KKP inilah semua prosedur audit nantinya akan

dilaksanakan, karena di dalam KKP itu sendiri sudah terdapat acuan dan prosedur

audit wajib yang nantinya akan dilengkapi satu persatu. KKP ini bertujuan untuk

memudahkan auditor dalam melakukan audit secara teratur dan sistematis. Sedangkan

laporan dari hasil KKP tersebut akan digunakan untuk membuat Laporan Audit

Independen sebagai hasil akhir proses audit.

Dalam pelaksanaan audit pada Yayasan XYZ ini, ada empat tahapan utama yang

dikerjakan yaitu:

1. Perencanaan

1.1. Pemahaman pengendalian internal

1.2. Menilai risiko pengendalian yang direncanakan

1.3. Menentukan luas pengendalian

1.4. Merancang pengujian pengendalian atas transaksi untuk memenuhi

tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi : Prosedur audit, Ukuran

sampel, Item yang dipilih, dan Penetapan waktu

2. Pengujian Analitis

(5)

3. Pengujian Substantif dan Pengujian Terinci atas Saldo 3.1. Audit Pendapatan

3.1.1. Melakukan Vouching Catatan Pendapatan

3.1.2. Melakukan Pisah Batas Pendapatan Jasa

3.1.3. Melakukan Pisah Batas Penerimaan Kas

3.1.4. Membuat KKP Pendapatan

3.2. Audit Penerimaan Kas

3.2.1. Melakukan Persiapan Cash Opname

3.2.2. Melakukan Perhitungan Cash Opname

3.2.3. Mengolah Data Cash Opname

3.2.4. Membuat KKP Kas

4. Penyelesaian Audit

1. Tahap Perencanan

1.1. Pemahaman Pengendalian Internal

Tahapan pertama dalam penugasan audit ini meliputi pengenalan awal

terhadap Yayasan XYZ. Pada tahap ini auditor dibekali dengan informasi

terkait jenis usaha, sistem pencatatan aktiva, pendapatan dan beban

operasional klien. Pendapatan Yayasan XYZ ini diperoleh dari berbagai

macam kegiatan. Namun, hasil uang sekolah merupakan sumber utama

pendapatan yayasan ini. Hampir 60% dari pendapatan Yayasan XYZ pada

tahun 2012 berasal dari hasil uang sekolah. Sisanya sebesar 40%, terbagi

dalam denda buku, iuran pembelian komputer, hasil uang sumbangan, iuran

retret, iuran kesehatan, hasil uang seragam, dan penjualan formulir PMB

(Penerimaan Murid Baru). Pada Yayasan XYZ, semua aktivitas akuntansi

dicatat secara rapi sesuai dengan akun terkait. Pendapatan XYZ ini semuanya

diterima secara tunai. Sebagai contoh, untuk uang sekolah, para murid

(6)

1.2. Menilai Risiko Pengendalian yang Direncanakan

Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji yang material

dalam suatu asersi yang tidak akan dapat dicegah atau dideteksi secara tepat

waktu oleh struktur pengendalian intern klien.

Pada saat proses audit Yayasan XYZ, tim audit telah menentukan

penilaian tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk setiap asersi

dalam tahap perencanaan audit ini. Penilaian tingkat risiko pengendalian

aktual untuk setiap asersi ditentukan berdasarkan bukti yang diperoleh dari

studi.

1.3. Menentukan Luas Pengendalian

Luas pengujian pengendalian Yayasan XYZ telah ditentukan oleh

koordinator tim audit. Karena Yayasan XYZ pada tahun sebelumnya juga

telah diaudit oleh KAP Bayudi Watu dan Rekan maka pada saat penentuan

luas pengujian, koordinator tim audit memaparkan kendala dan beberapa

temuan audit di periode sebelumnya kepada tim audit sebagai salah satu

bahan pertimbangan.

1.4. Merancang Pengujian Pengendalian atas Transaksi untuk Memenuhi Tujuan

Audit yang Berkaitan dengan Transaksi: Prosedur Audit, Ukuran Sampel,

Item yang Dipilih, dan Penetapan Waktu

Pada proses ini, tim audit akan membuat program audit yang berisi

prosedur audit. Setiap prosedur yang akan dikerjakan selama proses audit

akan disusun sistematis dengan mempertimbangkan lokasi dan waktu

(7)

maka pada rancangan ini ditentukan juga pembagian tugas untuk setiap

auditor.

2. Pengujian Analitis

Analisis Laporan Keuangan

Pada tahap Analisa Laporan Keuangan, tim auditor terlebih dahulu

mengumpulkan data historis Yayasan XYZ yang terdiri dari laporan

keuangan tahun lalu dan hasil pemeriksaan audit periode sebelumnya.

Prosedur audit yang dilakukan untuk memperoleh informasi laporan

keuangan Yayasan XYZ melalui proses komparasi atau membandingkan

laporan keuangan saat ini dengan periode sebelumnya. Pada tahap ini, penulis

membandingkan seluruh akun-akun yang tertera pada Laporan Laba Rugi

dan Laporan Neraca. Cara membandingkannya yaitu dengan melihat

angka-angka pada tahun 2012 dan 2011. Jika terdapat fluktuasi yang dirasa tidak

wajar, maka penulis selaku auditor yunior akan mencatat dan menyampaikan

ketidakwajaran tersebut pada auditor senior.

3. Pengujian Substantif dan Pengujian Terinci Atas Saldo 3.1. Audit Pendapatan

Dalam proses pelaksanaan Audit Pendapatan Jasa dan Penerimaan Kas

pada Yayasan XYZ, langkah pertama yang dilakukan yaitu meminta bukti

pendukung untuk pelaksanaan audit. Dalam hal ini, auditor meminta bukti

kas masuk kepada klien seperti hasil uang sekolah, iuran, sumbangan, dan

denda terkait dengan penerimaan kas yayasan. Selain bukti kas masuk,

auditor juga meminta bukti yang terkait dengan pengeluaran kas seperti bukti

beban usaha.

Setelah mendapatkan bukti-bukti yang diminta tersebut, auditor

melakukan vouching, yaitu pemeriksaan terhadap bukti-bukti tersebut ke

(8)

pendapatan sudah dikelompokkan dengan tepat, memastikan dalam setiap

akun pendapatan adalah pendapatan selama periode, memastikan tidak ada

pendapatan dari periode sebelum maupun periode yang akan datang di akun

pendapatan tersebut, dan mengecek mutasi dan melakukan sampling ke bukti

pendukung tersebut.

Proses yang selanjutnya adalah melakukan pengujian substantif dan

rinci saldo terhadap Yayasan XYZ. Prosedur pengujian substantif ini

dilakukan untuk memperoleh bukti mengenai kelengkapan dan keakuratan

data-data yang diberikan oleh pihak klien terhadap transaksi-transaksi dan

saldo-saldo.

3.1.1. Melakukan Vouching Catatan Pendapatan

Setelah mendapatkan bukti-bukti yang diminta tersebut, auditor

melakukan vouching, yaitu pemeriksaan terhadap bukti-bukti tersebut ke

dalam buku besar. Sebagai contoh, ketika melakukan vouching pendapatan

dari hasil sekolah, auditor memeriksa catatan pembayaran uang sekolah dan

buku besar hasil uang sekolah. Dalam pemeriksaan ini, auditor memeriksa

apakah jenis pendapatan sudah dikelompokkan dengan tepat, memastikan

dalam setiap akun pendapatan adalah pendapatan selama periode, memastikan

tidak ada pendapatan dari periode sebelum maupun periode yang akan datang

di akun pendapatan tersebut, dan mengecek mutasi dan melakukan sampling

ke bukti pendukung tersebut.

Teknik sampling yang digunakan dalam melakukan vouching catatan

pendapatan yaitu random sampling. Cara pengambilan sampel yaitu auditor

mengambil transaksi secara acak dari tiap bulan pendapatan hasil uang

sekolah. Teknik yang sama berlaku pula untuk memvouching pos pendapatan

yang lainnya seperti : hasil uang sumbangan, iuran retret, iuran pembelian

(9)

3.1.2. Melakukan Pisah Batas Pendapatan Jasa

Tujuan dari pengujian pisah batas ini adalah untuk memperoleh

kepastian yang layak bahwa pendapatan telah dicatat pada periode akuntansi

dimana transaksi tersebut terjadi. Cara melakukan pisah batas pendapatan

yaitu dengan memilih sampel transaksi penerimaan kas beberapa hari sebelum

dan sesudah akhir tahun. Pemilihan sampel transaksi penerimaan kas untuk

akhir tahun yaitu diambil dari transaksi yang terjadi pada tanggal 31

Desember. Pemilihan sampel pada tanggal tersebut dilakukan secara acak.

Untuk pemilihan sampel penerimaan kas awal tahun dipilih transaksi yang

terjadi pada tanggal 31 Januari. Sampel untuk penerimaan kas awal tahun juga

dipilih secara acak

3.1.3. Melakukan Pisah Batas Penerimaan Kas

Sama halnya dengan pisah batas pada pendapatan, pisah batas

penerimaan kas dilakukan juga untuk mengamati bahwa seluruh penerimaan

kas dan bank periode itu telah dicatat pada periode yang sama dan tidak ada

penerimaan periode berikutnya yang dimasukkan pada saldo kas pada periode

itu. Pisah batas penerimaan kas dilakukan dengan mereview

dokumen-dokumen pendukung seperti slip setoran, bukti penerimaan kas mencakup

beberapa hari menjelang dan sesudah akhir tahun. Prosedur untuk melakukan

pisah batas penerimaan kas sama dengan prosedur yang dilakukan ketika

auditor melakukan pisah batas pendapan jasa.

3.1.4. Membuat KKP Pendapatan

KKP Pendapatan akan memberikan informasi tentang pendapatan

Yayasan XYZ secara menyeluruh selama satu periode. KKP Pendapatan

terdiri dari Leadsheet, Pisah Batas, dan Keberadaan Pendapatan.

Berikut adalah komponen-komponen KKP Pendapatan :

(10)

Leadsheet berisi informasi tentang : semua akun pos-pos

pendapatan Yayasan XYZ dengan jumlahnya selama satu periode. Leadsheet

ini juga merinci jumlah pendapatan tiap pos per bulan. Pos-pos pendapatan

yang tercantum dalam leadsheet antara lain: Hasil Uang Sekolah, Iuran,

Sumbangan, dan Denda. Dalam pembuatan leadsheet ini, auditor diminta

untuk membandingkan ikhtisar pendapatan dengan saldo buku besar. Hasilnya

ketika auditor membandingkan ikhtisar pendapatan dan dengan saldo buku

besar yaitu tidak ditemukan penyimpangan Kemudian auditor juga diwajibkan

untuk menelusur sampel jurnal pendapatan ke buku besar pendapatan. Auditor

juga memeriksa ke bukti pendukung yaitu berupa bukti penerimaan kas

ii. Pisah Batas

Pisah batas menunjukkan pemisahan transaksi Yayasan XYZ

dari tahun berakhirnya audit dengan transaksi setelah awal periode. Untuk

membuktikan ketepatan pisah batas transaksi penerimaan kas, auditor

melakukan observasi terhadap semua kas yang diterima pada hari terahir

tahun yang diaudit untuk membuktikan apakah penerimaan kas tersebut telah

dimasukan kedalam kas dalam tahun berikutnya tidak dimasukkan sebagai

penerimaan kas tahun yang diaudit. Prosedurnya adalah sebagai berikut :

Tentukan sampel beberapa transaksi pendapatan terakhir dari jurnal

pendapatan pertama tahun berikutnya

Telusuri masing-masing ke dokumen pemerimaan kas spt uang

sekolah, iuran sekolah (misalnya: uang retret, uang computer) , periksa

tanggal pembayaran aktual serta akurasi pencatatan.

iii. Keberadaan Pendapatan

Tujuan adanya Keberadaan Pendapatan yaitu untuk memastikan

transaksi kas yang dicatat menggambarkan kas yang diterima selama periode.

(11)

Telusuri sampel jurnal pendapatan ke buku besar pendapatan.

Telusuri sampel dokumen pemerimaan kas spt uang sekolah, iuran

sekolah (misalnya: uang retret, uang computer), ke bukti penerimaan dan

cocokkan kuantitas yang tercantum.

Telaah pendapatan untuk jumlah yang besar dan jarang terjadi

Periksa transaksi yang tercatat dalam akun pendapatan dengan

memeriksa akurasi dari pemerimaan kas spt uang sekolah, iuran sekolah

(misalnya: uang retret, uang computer)

Tentukan apakah termin pemerimaan kas spt uang sekolah, iuran

sekolah (misalnya: uang retret, uang computer), telah diterapkan secara tepat

dalam hal pengakuan pendapatan.

Periksa apakah nominal yang tercantum dalam bukti sesuai dengan

pendapatan yang diterima.

3.2. Audit Penerimaan Kas

Dalam pengujian saldo kas akhir tahun, auditor harus memiliki bukti

memadai untuk mengevaluasi apakah kas yang dinyatakan dalam neraca

diungkapkan dan dinyatakan dengan wajar sesuai tujuan audit terkait saldo

yaitu keberadaan, kelengkapan, akurasi, pisah batas dan kecocokan perincian.

Saldo kas Yayasan XYZ dibagi menjadi kas umum dan kas di bank. Kas

umum sendiri dibagi menjadi dua, yaitu kas yayasan dan kas sekolah.

Untuk kas di bank, auditor melakukan audit dengan cara rekonsiliasi

bank. Oleh sebab itu, auditor meminta bukti kas di bank berupa rekening

koran. Nantinya auditor akan melakukan crosscheck, atas saldo kas di bank

yang tertera di neraca dengan saldo rekening koran. Sedangkan untuk audit

kas umum, auditor juga harus mengumpulkan bukti-bukti penerimaan kas.

Selain itu, auditor akan melakukan cash opname. Ada beberapa langkah

(12)

3.2.1. Melakukan Persiapan Cash Opname

Hal yang krusial adalah ketika tim audit dilibatkan secara langsung

dalam perhitungan fisik kas klien. Sebagai langkah pertama, tim audit akan

meminta data pada bagian akuntansi mengenai arus kas keluar-masuk pada

Yayasan XYZ ini.

3.2.2. Melakukan Perhitungan Cash Opname

Pada saat cash opname, tim audit bersama dengan bagian akuntansi

Yayasan XYZ melakukan perhitungan pada kas. Seperti penjelasan penulis di

atas, bahwa Yayasan XYZ ini sekaligus sebagai sebuah sekolah maka

pencatatan kas pun dibedakan menjadi Kas Yayasan dan Kas Sekolah.

Perhitungan dilakukan dengan menghitung kas yang dibawa oleh

pihak bendahara. Penghitungan dirinci dan dikelompokkan menjadi

perhitungan uang kertas dan uang logam. Uang yang ada dihitung berdasarkan

pecahan uang tersebut. Auditor akan mencatat ada berapa lembar uang

pecahan seratus ribu, lima puluh ribu hingga pecahan seribu rupiah. Untuk

uang logam auditor mencatat kepingan dari pecahan seribu rupiah, lima ratus,

dua ratus dan seratus rupiah. Perhitungan ini akan dicatat dalam formulir

perhitungan cash opname yang telah disediakan oleh tim audit.

Pada saat melakukan perhitungan Kas Yayasan, tim audit tidak

menemukan selisih antara jumlah yang dicatat pada buku besar dengan jumlah

uang sebenarnya. Tapi pada saat melakukan perhitungan terhadap Kas

Sekolah, tim audit menemukan jumlah selisih yang signifikan antara saldo

buku besar dan jumlah uang yang sebenarnya. Setelah ditelusuri, tim audit

mengetahui bahwa penyebab selisih tersebut adalah adanya bon gantung.

Yang dimaksud bon gantung adalah jumlah uang yang diajukan kepada pihak

bendahara sekolah untuk menyelenggarakan sebuah acara. Sampai pada saat

tim audit melakukan penghitungan kas, bon tersebut masih belum dapat

(13)

Data yang didapat setelah cash opname Yayasan XYZ ini kemudian

digunakan sebagai masukan untuk pembuatan KKP Kas.

3.2.3. Mengolah Data Cash Opname

Proses cash opname Yayasan XYZ dilakukan pada bulan Maret 2013,

yang artinya telah melawati periode pelaporan keuangan Yayasan tanggal 31

Desember 2012 maka tim audit melakukan analisa tarik mundur saldo kas.

Perhitungannya sebagai berikut, saldo kas Maret 2013 (saat cash opname)

ditambah dengan bon gantung dikurangi dengan mutasi penerimaan kas dari 1

Januari 2012 sampai tanggal cash opname ditambah dengan mutasi

pengeluaran kas dari 1 Januari 2012 sampai tanggal cash opname maka

hasilnya akan sama dengan saldo kas pada jurnal 31 Desember 2012.

3.2.4. Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan Kas

Sebelum mengerjakan KKP Kas, auditor terlebih dulu melakukan

pengecekan terhadap pencatatan mengenai akun kas yang tercatat di buku

besar. Selain itu, auditor juga melakukan penjumlahan untuk mengecek

kebenaran jumlah nominal yang dicantum. Auditor juga melakukan vouching

terhadap bukti fisik dalam hal ini nota-nota kas masuk dan kas keluar dengan

buku besar yang telah dibuat oleh akuntan Yayasan XYZ. KKP Kas ini berisi

leadsheet dan cut off. Berikut adalah rincian dari KKP Kas Yayasan XYZ :

i. Leadsheet

Seperti pada KKP yang lain, leadsheet berisi mengenai

rangkuman informasi kas yayasan dan kas sekolah.

Prosedur :

- Crosscheck saldo klien dengan buku besar

- Lakukan cash opname dan tarik mundur kas opname

- Lakukan cut off penerimaan dan pengeluaran awal dan akhir

(14)

ii. Cut off

Pada lembar cut off ini, auditor hanya perlu memeriksa bukti

transaksi dan buku besar saja. Aktivitas penerimaan dan pengeluaran baik kas

yayasan maupun kas sekolah hanya perlu diambil sampel berdasar tangal

sebelum dan sesudah akhir tahun.

4. Penyelesaian Audit

Setelah semua KKP di atas selesai diisi, maka langkah selanjutnya adalah

tahap penyelesaian audit. Tujuan pemeriksaan terhadap pendapatan dan piutang

adalah memberi keyakinan bahwa akun tersebut yang disajikan dalam laporan

keuangan Yayasan dicatat dan dilaporkan sesuai dengan kenyataan di lapangan.

Keyakinan ini akan diperoleh ketika semua prosedur yang dibutuhkan telah

dikerjakan dengan baik.

Melalui program audit, auditor akan melakukan beberapa prosedur untuk

mencari kebenaran terkait pendapatan dan pitang. Jika selama proses berjalan

auditor menemukan kesalahan perhitungan, maupun kesalahan pengklasifikasian

transaksi akuntansi terkait persediaan maka temuan tersebut akan dicatat. Dalam

tahap penyelesaian audit ini auditor akan memberikan perhatian khusus terhadap

beberapa temuan yang material dalam laporan persediaan klien. Setiap temuan

yang ada akan dikonfirmasi kepada pihak klien untuk memperoleh penjelasan,

apabila ternyata ditemukan kesalahan maka auditor akan merekomendasikan

jurnal koreksi sedangkan jika ternyata yang ditemukan adalah fraud atau

kecurangan, auditor akan menyampaikan temuan ini kedalam Laporan Auditor

Referensi

Dokumen terkait

Tabel I.3 Perkembangan Jumlah Peminat Universitas Negeri Malang Jalur SBMPTN menurut Fakultas/Jurusan/Program Studi dan Jenjang Program Studi Trends in Number of Applicants

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh motivasi dan lingkungan terhadap minat siswa kelas XII Jurusan IPS SMAN 5 Jember untuk memasuki

Semua data informasi dan bukti fisik yang telah saya sampaikan kepada Kepala Sekolah adalah benar adanya dan apabila data beserta bukti fisik tersebut tidak sesuai

Di dalam perkuliahan ini memberikan pemahaman ilmu yang meliputi pengertian sehat dan sakit, konsep kesehatan remaja, Pengenalan Dini Gangguan kesehatan, falsafah

Pencatatan dan analisis data Statistik vital Pemeliharaan

Pada hari ini Rabu tanggal Lima bulan September tahun Dua Ribu Dua Belas, Panitia Pengadaan Barang/Jasa di atas telah selesai dilaksanakan Penjelasan Kantor untuk

[r]

Pada Hari ini Senin Tanggal Tiga Puluh Bulan Juni Tahun Dua Ribu Empat Belas (30-06-2014), kami yang bertanda tangan dibawah ini Kelompok Kerja I Unit Layanan Pengadaan (ULP)