• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEGIATAN PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAPORAN KEGIATAN PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN

Alamat: Ngentak, Baturetno, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta 55197

Disusun Sebagai Tugas Akhir Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

2 Juli 2014-17 September 2014

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL-PPL): Drs. MURDANU, M.Pd

Disusun Oleh:

Eko Kurnia Budi Gunawan NIM 09205241018

Oleh:

ERLINDA RAHMA DEWI 11301241040

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)

LAPORAN KEGIATAN PPL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN

ABSTRAK

Erlinda Rahma Dewi (11301241040)

Praktik Pengalaman Lapangan merupakan sebuah program dari Universitas Negeri Yogyakarta yang merupakan strategi praktis menyiapkan calon tenaga pendidik untuk mendapatkan pengalaman langsung dari lapangan yang dalam hal ini adalah sekolah. PPL UNY merupakan mata kuliah wajib tempuh bagi mahasiswa kependidikan UNY yang dilaksanakan pada semester khusus. Mahasiswa PPL diharapkan dapat berlatih mengemban tugas sebagai tenaga pendidik yang sebenarnya. Selain itu, PPL juga memiliki misi untuk mengembangkan empat kemampuan yang harus dimiliki guru dari calon-calon guru yang menempuh studi di UNY. PPL UNY 2014 dilaksanakan di sekolah-sekolah yang tersebar di Yogyakarta, Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul, Sleman, Magelang, serta Purworejo. Salah satu sekolahan yang berkesempatan digunakan oleh mahasiswa PPL adalah SMA N 1 Banguntapan yang berlokasikan di Kabupaten Bantul.

Di sekolah, mahasiswa praktik diberi kesempatan untuk menjadi guru sesuai program studi yang mereka tempuh di jenjang perguruan tinggi. Proses latihan ini meliputi persiapan, pelaksanaan dan juga evaluasi. Persiapan yang dimaksud adalah mempersiapakan segala sesuatu untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, seperti pembuatan perangkat pembelajaran, rencana pembelajaran, dan sebagainya. Pelaksanaan PPL di SMA N 1 Banguntapan berjaran dengan lancar akibat keharmonisan hubungan antar pihak yang memiliki peranan dalam PPL ini.

Kegiatan PPL juga menjadi sarana penerapan ilmu pengetahuan yang mahasiswa praktik dapatkan di bangku perkuliahan. Ilmu yang dimaksud seperti model-model pembelajaran terkini ataupun materi pelajaran yang lebih berkembang dan mendalam. Melalui PPL ini mahasiswa dapat belaajar segala sesuatu tentang praktik mengajar atuupun kegiatan persekolahan. Suatu pengalaman yang akan menjadi guru terbaik bagi mahasiswa praktik saat menjadi guru sebenarnya kelak kemudian hari.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas semua limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan 2014 di SMA N 1 Banguntapan. Atas berkat-Nya pula program PPL dapat berjalan tanpa halangan yang berarti.

Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban dari pelaksanaan PPL yang telah kami laksanakan di SMA Negeri 1 Banguntapan sebagai syarat dari mata kuliah PPL pada semester khusus tahun 2014. Program PPL dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 2014 sampai dengan 17 September 2014. Pelaksanaan program PPL ini dapat berjalan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari pihak–pihak yang terkait. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Pihak UNY dalam hal ini LPPMP yang telah memberikan kesempatan dan pengarahan mengenai pelaksanaan PPL.

2. Bapak Drs. Edison Ahmad Jamli selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Banguntapan yang telah memberikan izin kepada penyusun untuk melaksanakan PPL.

3. Bapak Drs. Murdanu, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Lapangan PPL yang telah memberikan motivasi dan pengarahan.

4. Bapak Sutrisna, S.Sos selaku kordinator PPL SMA Negeri 1 Banguntapan yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan dalam pelaksanaan PPL ini. 5. Niken Suprihandayani, S.Pd dan Tuti Ambaryati, M.Pd selaku guru

pembimbing yang telah memberikan banyak kesempatan, arahan, dan bimbingannya sehingga kegiatan PPL dapat terlaksana sesuai jadwal.

6. Bapak/Ibu guru karyawan SMA Negeri 1 Banguntapan yang telah mendukung pelaksanaan PPL ini dapat berjalan dengan lancar.

7. Teman-teman satu tim PPL UNY 2014 di SMA Negeri 1 Banguntapan atas kerjasama dan dukungannya dalam pelaksanaan PPL .

8. Peserta didik SMA Negeri 1 Banguntapan yang telah berpartisipasi demi kelancaran PPL.

9. Pihak–pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu pelaksanaan PPL ini.

(5)

ini banyak melakukan kesalahan dan kekeliruan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Banguntapan, 17 September 2014

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... LEMBAR PENGESAHAN ... ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG B. ANALISIS SITUASI

1. Kondisi Fisik Sekolah... 2. Kondisi Non Fisik Sekolah ... C. RANCANGAN KEGIATAN PPL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB III PENUTUP

LAMPIRAN

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

A. Perangkat Pembelajaran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2. Kisi-Kisi Ulangan Harian

3. Soal Ulangan Harian 4. Soal Remidial 5. Rekapitulasi Nilai 6. Analisis Butir Soal B. Matriks

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemajuan suatu negara merupakan cerminan dari kemajuan pendidikan nasional yang ada di negara tersebut. Semakin berkualitas pendidikan nasional, akan berimbas kepada kemajuan suatu negara, begitu pula sebaliknya. Hal ini dapat dikatakan logis, karena apabila pendidikan nasional berkualitas maka sumber daya manusia yang ada juga akan berkualitas sehingga dapat bersaing dengan negara yang lain. Oleh karena itu, agar Negara Indonesia bisa mendapatkan predikat sebagai negara maju, sudah selayaknya pemerintah memperhatikan aspek pendidikan yang ada di Indonesia semakin mendalam.

Pendidikan nasional dapat menjadi semakin baik apabila unsur-unsur di dalamnya juga diperbaiki, seperti kurikulum pendidikan yang berlaku, sarana dan prasarana, tenaga pendidik, dan lain sebagainya. Saat ini Indonesia baru saja menerapkan kurikulum pendidikan baru yaitu Kurikulum 2013 yang masih menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Kurikulum pendidikan yang digunakan untuk pegangan saat melakukan pembelajaran tentu sangat berpengaruh terhadap pembelajaran yang dilakukan. Kurikulum 2013 yang mengagungkan pendekatan saintifik ini mengharuskan peserta didik untuk belajar lebih mandiri dan terbuka terhadap lingkungan sekitar. Selanjutnya didalam unsur sarana prasarana terlihat masih belum merata, ada instansi pendidikan yang telah memiliki sarana dan prasarana secara lengkap namun juga ada yang belum. Kemudian dalam unsur tenaga pendidik atau dalam arti sempitnya adalah guru. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, baik dalam tahap persiapan, proses, ataupun evaluasi pembelajaran. Bahkan, guru dalam pelaksanaan sistem pendidikan dipandang sebagai unsur utama yang memengaruhi berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan nasional.

Tujuan pendidikan nasional yang tercantum pada UU No. 2/1989 pasal

4, yaitu “Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan

(9)

kemasyarakatan dan kebangsaan”. Tujuan pendidikan tersebut merupakan tanggung jawab semua unsur-unsur yang berperan dalam sistem pendidikan, terutama pada tenaga pendidik atau dalam hal ini adalah guru. Guru yang bertugas sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran adalah salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran.

Kualitas guru saat ini dituntut untuk semakin baik agar tidak lagi disebut sebagai faktor rendahnya kualitas output dari sekolah. Agar dapat melakukan sesuatu dengan baik dalam suatu pekerjaan, maka tentulah keterampilan dan kemampuan yang menjadi prasyarat dalam pekerjaan tersebut harus terpenuhi telebih dahulu. Begitu juga menjadi guru, terdapat empat jenis kompetensi guru yang telah dijelaskan di dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi pribadi. Namun di lapangan, keempat kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh setiap guru masih kurang diterapkan dengan baik.

Bertolak dari keadaan yang ada di lapangan, pihak Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mencantumkan beberapa mata kuliah wajib tempuh kepada mahasiswa jurusan kependidikan yang bertujuan untuk melatih empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru. Hal ini tidak lepas dari UNY sebagai perguruan tinggi yang mempunyai misi dan tugas untuk menyiapkan dan menghasilkan tenaga pendidik yang siap terjun dalam dunia pendidikan. Salah satu mata kuliah yang bertujuan untuk melatih empat kompetensi yang wajib dimiliki oleh guru adalah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Mata kuliah ini dianggap merupakan strategi praktis untuk melatih mahasiswa calon tenaga kependidikan mendapat pengalaman langsung di lapangan, yaitu sekolah yang sebenarnya.

(10)

Pelaksanaan PPL juga melibatkan beberapa pihak, seperti dosen pembibing lapangan, guru pembimbing, koordinator PPL sekolah, peserta didik, serta mahasiswa praktik. Tujuan PPL dapat tercapai secara maksimal jika dan hanya jika seluruh pihak yang terlibat di dalamnya menjalankan peranan masing-masing secara maksimal. Pihak-pihak tersebut di atas merupakan suatu kesatuan guna tercapainya tujuan PPL yang telah dicanangkan oleh pihak UNY agar dapat dirasakan manfaatnya. Manfaat dari PPL sendiri bisa dirasakan oleh pihak mahasiswa, pihak sekolah, serta pihak UNY. Secara garis besar, manfaat dari PPL dapat dituliskan sebagai berikut.

1. Bagi Mahasiswa

a. Mengenal dan mengetahui secara langsung proses pembelajaran dan kegiatan kependidikan lainnya di tempat praktik.

b. Memperdalam pengertian, pemahaman, dan penghayatan dalam pelaksanaan pendidikan.

c. Mendapatkan kesempatan untuk mempraktikkan bekal yang telah diperolehnya selama perkuliahan ke dalam proses pembelajaran dan atau kegiatan kependidikan lainnya.

d. Mendewasakan cara berpikir dan meningkatkan daya penalaran mahasiswa dalam melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah pendidikan yang ada di sekolah.

2. Bagi Sekolah

a. Mendapat inovasi dalam kegiatan pendidikan.

b. Memperoleh bantuan tenaga dan pikiran dalam mengelola pendidikan.

3. Bagi UNY

a. Memperoleh masukan perkembangan pelaksanaan praktik pendidikan sehingga kurikulum, metode, dan pengelolaan pembelajaran dapat disesuaikan dengan perkembangan.

b. Memperoleh masukan tentang kasus kependidikan yang berharga sehingga dapat dipakai sebagai bahan pengembangan penelitian.

c. Memperluas jalinan kerjasama dengan instansi lain.

(11)

Pembelajaran (RPP), perangkat pembelajaran, instrumen penilaian dan lain sebagainya. Kemudian mahasiswa praktik juga berlatih menjadi guru yang sebenar-benarnya guru di kelas. Terakhir mahasiswa praktik berlatih pula untuk membuat anilisis evaluasi pembelajaran yang telah Ia laksanakan. Jadi PPL merupakan program yang memang seharusnya ditempuh oleh mahasiswa kependidikan sebelum nantinya menjadi tenaga kependidikan seutuhnya.

B. ANALISIS SITUASI

Sebelum melaksanakan PPL di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banguntapan, mahasiswa terlebih dahulu melakukan observasi sekolah. Setelah melaksanakan proses observasi di SMA N 1 Banguntaan dari aspek kondisi sekolah dan proses pembelajaran di kelas, situasi sekolah dapat didiskripsikan sebagai berikut.

1. Kondisi Fisik

SMA N 1 Banguntapan terletak di Dusun Ngentak, Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul. Sekolah yang berdiri di atas tanah kas milik Pemerintah Desa Baturetno ini memiliki luas sekitar 1,6 ha. Fasilitas yang tersedia di SMA N 1 Banguntapan juga telah memadahi untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

Sebagai Sekolah Adiwiyata, SMA N 1 Banguntapan memiliki kondisi yang asri sehingga mendukung kegiatan setiap lapisan warga sekolah untuk mengerjakan peranannya masing-masing. Dapat dikatakan bahwa situasi yang ada di SMA N 1 Banguntapan merupakan situasi yang baik untuk melangsungkan proses pembelajaran, mulai dari kondisi fisik bangunan yang baik hingga kondisi lingkungan yang terjaga dari sampah. SMA N 1 Banguntapan memiliki sarana dan prasarana sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar, meliputi:

a. Ruang Kepala Sekolah

Ruang Kepala Sekolah di SMA N 1 Banguntapan terletak tepat di sebelah Barat Ruang Tata Usaha dan di sebelah Timur Perpustakaan. Ruangan ini terdiri dari dua ruangan, meliputi ruang kerja dan ruang tamu.

b. Ruang Wakil Kepala Sekolah

(12)

guna menjamu tamu yang memiliki kepentingan dengan Wakil Kepala Sekolah.

c. Ruang Guru

Ruang yang bersanding dengan ruang Wakil Kepala Sekekolah ini dimaksudkan untuk ruang kerja ataupun ruang untuk meletakan barang-barang terkait pembelajaran milik guru-guru di SMA N 1 Banguntapan. Ruangan ini juga berbatasan langsung dengan ruang piket di sebelah Barat.

d. Ruang Tata Usaha

Ruang yang terletak di samping ruang Kepala Sekolah ini digunakan sebagai ruang kerja karyawan di SMA N 1 Banguntapan. Ruangan ini juga berbatasan langsung dengan Ruang Piket di sebelah Timur.

e. Ruang Kelas

Tercatat ada sebanyak dua puluh satu ruang kelas yang ada di SMA N 1 Banguntapan, meliputi tujuh kelas di masing-masing jenjang kelas, baik kelas X, XI, dan XII. Ruang kelas untuk kelas X terdiri atas empat ruang kelas jurusan MIA, yaitu X MIA 1, X MIA 2, X MIA 3, serta X MIA 4, dan juga tiga kelas jurusan IIS, yaitu X IIS 1, X IIS 2, serta X IIS 3. Ruang kelas untuk kelas XI terdiri atas empat ruang kelas jurusan MIA, yaitu XI MIA 1, XI MIA 2, XI MIA 3, serta XI MIA 4, dan juga tiga kelas jurusan IIS, yaitu XI IIS 1, XI IIS 2, serta XI IIS 3. Ruang kelas XII terdiri atas empat ruang kelas jurusan IPA, yaitu XII IPA 1, XII IPA 2, XII IPA 3, serta XII IPA 4 dan juga tiga kelas jurusan IPS, yaitu XII IPS 1, XII IPS 2, serta XII IPS 3. Setiap ruangan di SMA N 1 Banguntapan memiliki fasilitas pendukung pembelajaran seperti LCD, papan tulis, meja, kursi, dan lain sebagainya.

f. Ruang Piket

(13)

g. Ruang OSIS

SMA N 1 Banguntapan juga memiliki Organisasi Siswa Intra Sekolah atau sering disingkat OSIS. OSIS SMA N 1 Banguntapan memiliki sebutan OSIS TATAWAGA. OSIS TATAWAGA memiliki sebuah ruangan khusus yang digunakan sebagai basecamp. Di dalam ruang OSIS terdapat dua almari, sebuah kipas angin, komputer, printer, kaca yang dimaksudkan untuk memfasilitasi kegiatan yang dilakukan anggota OSIS SMA N 1 Banguntapan.

h. Laboratorium

SMA N 1 Banguntapan memiliki lima jenis laboratorium, yaitu labotratorium Bahasa, Biologi, Kimia, Fisika, dan Komputer. Kelima laboratorium ini sering digunakan oleh para peserta didik untuk melakukan praktikum sesuai dengan fungsi laboratorium itu sendiri. i. Lapangan Basket

Sebuah lapangan basket yang terletak tepat di sebelah barat gerbang masuk utama SMA N 1 Banguntapan merupakan salah satu fasilitas yang dimiliki oleh sekolahan untuk melangsungkan pembelajaran di bidang keolahragaan.

j. Lapangan Upacara

SMA N 1 Banguntapan juga memiliki halaman luas yang terletak di tengah-tengah sekolahan dan biasa digunakan untuk upacaraa bendera setiap hari Senin.

k. Perpustakaan

Perpustakaan yang terletak di sebelah barat ruang kepala sekolah ini memiliki referensi baik buku pelajaran ataupun diluar pelajaran.

l. Aula

Aula yang berada di sebelah timur rung wakil kepala sekolah, berfungsi sebagai ruang serba guna. Pada saat laporan ini kami susun, aula sedang mengalami perbaikan guna meningkatkan kenyamanan bagi para pengguna.

m. Masjid

(14)

n. Ruang Batik

Sesuai dengan nama ruangannya, ruangan ini digunakan para peserta didik untuk menunjang keterampilan membatik.

o. Green House

Green house merupakan ruangan di mana tanaman-tanaman sekolah di rawat secara khusus. Prasarana ini juga menjadi bentuk kepedulian sekolah terhadap lingkungan karena SMA Negeri 1 Banguntapan merupakan sekolah berbasis lingkungan yakni Adiwiyata.

p. Ruang Komposter

Sebagai Sekolah Adiwiyata, sekolah juga memiliki green house yang terletak di belakang kelas XII IPA 3.

q. Koperasi Sekolah

Letak Koperasi SMA N 1 Banguntapan berada di sebelah ruang laboratorium komputer. Koperasi sekolah di SMA N 1 Banguntapan menyediakan berbagai alat tulis, jasa foto copy dan print, serta berbagai jenis makanan dan minuman.

r. Ruang Bimbingan dan Konseling

Ruang Bimbingan dan Konseling merupakan ruangan yang berada di atas ruang Wakil Kepala Sekolah. Ruangan ini terdiri atas dua bagian ruangan, meliputi ruang kerja dan juga ruang tamu.

s. Ruang UKS

SMA N 1 Banguntapan memiliki satu UKS yang berada di sebelah Selatan ruang OSIS. Ruang UKS memiliki sebanyak enam tempat tidur yang terbagi dalam dua ruangan, meliputi masing-masing tiga tempat tidur di ruang putra dan putri. UKS SMA N 1 Banguntapan juga memiliki satu ruang periksa dimana setiap hari Senin dihadiri oleh seorang dokter. UKS ini memiliki persediaan berbagai jenis obat yang bisa digunakan untuk memberi pertolongan pertama pada warga sekolah yang sakit.

t. Kantin Sekolah

(15)

u. Toilet

SMA N 1 Banguntapan memiliki lima lokasi toilet yang tersebar di sudut-sudut sekolah. Setiap lokasi toilet, terdiri atas toilet putra dan putri.

v. Gudang

Gudang di SMA Negeri 1 Banguntapan digunakan untuk menyimpan prasarana, ATK, dan alat-alat inventaris lainnya.

w. Tempat Parkir

SMA N 1 Banguntapan memiliki beberapa lokasi tempat parkir. Lokasi parkir di SMA N 1 Banguntapan terletak di sebelah Barat dan Timur gerbang utama. Di sebelah Timur gerbang merupakan area parkir untuk guru, karyawan, dan tamu, sementara area parkir yang berada di sebelah Barat gerbang utama merupakan area parkir untuk peserta didik baik dari kelas X, XI, serta XII.

2. Kondisi Non-Fisik a. Kondisi Guru

SMA N 1 Banguntapan memiliki staf pengajar/ guru dengan latar belakang disiplin ilmu masing-masing. Tercatat staf pengajar/guru yang mengabdi di SMA N 1 Banguntapan sebanyak lima puluh tiga guru yang terdiri dari empat puluh dua pengajar tetap dan sebelas pengajar tidak tetap. Kelima puluh tiga guru yang menjadi staf pengajar di SMA N 1 Banguntapan adalah sebagai berikut.

Daftar Nama Guru Tetap SMA Negeri 1 Banguntapan

No Nama Jabatan

1. Drs. Edison Ahmad Jamli Kepala Sekolah

2. Puji Astuti, S.Pd Guru Mapel Bahasa Inggris 3. Drs. Rifa’i, MM Guru Mapel PKn

4. Najib, S.Pd Guru Mapel Bahasa Inggris

5. Drs. Parmanto Guru Mapel Ekonomi

(16)

11. Dra. Nana Maning Mirah Guru Mapel Olahraga 12. Dra. Yidi Merakati M. Guru Mapel Agama Kristen 13. Dra. Sri Mahindrawati Guru Mapel Kimia

14. Dra. Wahyuni Guru Mapel Bahasa Inggris 15. Dra. Tri Susilowati Guru BK

16. Sri Widati, SE Guru Mapel Ekonomi 17. Dra. Suyatinah, M. Pd Guru Mapel Geografi 18. Dra. Sukensri Hardiati Guru Mapel Fisika

19. Handri Purwaningtyas, S.Pd Guru Mapel Bhs Indonesia 20. Dra. Praptiwi Wahyuningsih Guru Mapel Agama Islam 21. Tuti Ambaryati, M. Pd Guru Mapel Matematika 22. Sri Sundari, S. Pd Guru Mapel Fisika 23. Suranten, S. Pd Guru Mapel Matematika 24. Bekti Mulatsih, S. Pd Guru Mapel Kimia 25. Dra. Sudarti Guru Mapel Sejarah 26. Niken Suprihandayani,S. Pd Guru Mapel Matematika 27. Dra. Asih Paramayati Guru Mapel Geografi 28. Sutrisna, S. Sos Guru Mapel Sosiologi 29. Dra. Erninah Tjahajati Guru BK

(17)

Daftar Nama Guru Tidak Tetap dan Tambahan Jam SMA Negeri 1 Banguntapan

No Nama Jabatan

1. Moh. Fajar Subekti, S.Pd Guru Mapel Sejarah 2. Umi Hanik, S.Ag Guru Mapel Agama Islam 3. Ahdiat Untung P., S.Pd Guru Mapel Agama Islam 4. Eko Sulistyorini, S.Pd Guru Mapel Bahasa Jerman 5. Dra. Ni Made Sulisuarsidi Guru Mapel Agama Hindu 6. Cicilia Siswanti N., S.Pd Guru Agama Katolik 7. Erna Wahyuni, S.Pd Guru Mapel Matematika 8. Limala Ratni Sri K, S.Pd Guru Mapel Bhs Jerman 9. Debi Kristina, S.Pd Guru Mapel Bahasa Jawa 10. Umi Sadi’yah, S.Pd Guru Mapel Bhs Inggris 11. Noortri Komilawati, S.Pd Guru Mata Pelajaran

b. Kondisi Karyawaan

Karyawan sebagai tenaga pembantu bagi suatu instansi tentu sangatlah dibutuhkan keberadaannya. SMA N 1 Banguntapan yang merupakan salah satu instansi pendidikan pun juga membutuhkan karyawan yang membantu di bidang administrasi, perlengkapan, prasarana, dan asih banyak yang lainnya. SMA N 1 Banguntapan sendiri memiliki karyawan sebanyak empat belas orang, yaitu sebagai berikut.

Daftar Nama Karyawan SMA Negeri 1 Banguntapan

No Nama Jabatan

1. Jumiran Kepala TU

2. Agus Sugeng Bagian Keuangan

3. Sri Yanti Mundhi Hastuti Pembantu Umum

4. Supardi Urusan Gaji

5.. Hariyadi Kebersihan

6. Pusjito Kepala Laboratorium

7. Lilis Meirini Sundari Tata Usaha

8. Marjono Penjaga

(18)

10. Waljani Kebersihan

11. Dimyati Pembantu Umum

12. Maryono Penjaga Sekolah

13. Sri Sedaningsih Perpustakaan

14. Handri Ratsihadi Pembantu Umum

c. Kondisi Peserta didik

Peserta didik di SMA N 1 Banguntapan tahun ajaran 2015/2015 apabila dibedakan berdasarkan jenjang dan jenis kelamin, maka dapat dilihat seperti tabel berikut.

KELAS L P BNY

X 82 127 209

XI 84 123 206

XII 81 117 198

TOTAL 247 367 614

Sebanyak 614 peserta didik yang mengenyam pendidikan di SMA N 1 Banguntapan yang tersebar ke dalam dua jurusan untuk setiap jenjangnya dapat disajikan dalam tabel berikut.

KELAS L P BNY

X MIA 57 67 124

X IIS 25 60 85

XI MIA 50 71 121

XI IIS 34 52 86

XII IPA 52 68 120

XII IPS 29 49 78

JUMLAH 247 367 614

3. Proses Pembelajaran di Kelas a. Perangkat Pembeajaran

1) Silabus

(19)

Di dalam Kurikulum 2013, matematika untuk tingkat SMA merupakan mata pelajaran wajib bagi setiap jurusan baik IIS ataupun MIA, dan juga mata pelajaran peminatan untuk jurusan MIA. Komponen yang didapatkan dari silabus yang dibuat oleh dinas pendidikan meliputi kompetensi dasar, kompetensi inti, materi pembelajaran, alokasi waktu pembelajaran, penilaian, serta sumber belajar.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran akan menjadi sistematis apabila guru merencanakan kegiatan yang akan dilakukan di dalam kelas sebelumnya. Proses merencanakan seperti ini disebut dengan membuat disain pembelajaran jangka pendek. Salah satu disain pembelajaran jangka pendek adalah pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan membuat RPP, dapat memudahkan guru dalam mengalokasikan kegiatan apa saja yang dilakukan saat pembelajaran sehingga dapat memanagement waktu dengan baik.

b. Proses Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar khususnya di bidang Matematika yang berlangsung di SMA N 1 Banguntapan saat dilakukan kegiatan observasi di kelas XI terdiskripsikan sebagai berikut.

1) Membuka Pelajaran

Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan disambut oleh peserta didik. Selanjutnya guru menanyakan kesiapan serta kelengkapan kehadiran peserta didik saat mengikuti pelajaran.

2) Penyajian Materi

Penyajian materi dalam pelajaran juga diiringi dengan penguatan alas an mengapa materi yang diajarkan saat itu harus dipelajari oleh peserta didik. Dalam penyajian materi pada pelajaran matematika cenderung menggunakan metode ceramah atau ekspositori.

3) Latihan Soal

(20)

materi yang baru saja disampaikan oleh guru dapat melekat diri peserta didik.

4) Diskusi

Pada saat perjaan latihan soal, peserta didik dipersilakan melakukan diskusi dengan teman-temannya. Hal ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman dan juga melatih sikap toleransi terhadap langkah pengerjaan ataupun jawaban yang tidak sama satu sama lain.

5) Penugasan

Agar materi yang baru saja didapaatkan tidak cepat dilupakan oleh peserta didik, salah satu srateginya adalah pemberian tugas. Dengan adanya tugas dari guru, peserta didik akan mencoba mengerjakan kembali soal-soal setipe yang telah dipelajari dan bahkan materi yang akan diberikan selanjutnya.

6) Penutup

Guru menutup pelajaran dengan memberi kesimpulan dari materi yang telah disampaikan dan mengakhirinya dengan mengucap salam.

c. Perilaku Peserta didik

1) Perilaku peserta didik di dalam kelas

Ketika mengikuti pembelajaran di dalam kelas, sebagian besar peserta didik di SMA N 1 Banguntapan telah berperan aktif dalam pembelajaran. Seperti yang diinginkan di dalam Standar Proses Kurikulum 2013, bahwa siswa dituntut aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Meskipun masih ada satu atau dua anak yang belum bisa mengikuti pembelajaran secara aktif, namun secara keseluruhan perilaku peserta didik di dalam kelas dapat dikatakan kondusif untuk berlangsungnya proses pembelajaran.

2) Perilaku peserta didik di luar kelas

(21)

C. Rancangan Kegiatan PPL

PPL UNY 2014 di SMA N 1 Banguntapan melalui beberapa rangkaian kegiatan yang ditempuh. Urutan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Penyerahan dan Penerjunan PPL

Mahasiswa PPL UNY 2014 resmi diserahkan pada tanggal 22 Februari 2014 oleh DPL Pamong yang bertugas. Setelah itu, mahasiswa PPL diberi kesempatan untuk mengenal lebih dekat seluk-beluk SMA N 1 Banguntapan melalui kegiatan observasi sebelum nantinya benar-benar resmi diterjunkan pada tanggal 2 Juli 2014. Bservasi yang dilakukan meliputi aspek kondisi sekolah serta proses pembelajaran yang hasilnya telah dideskripsikan di atas.

2. Praktik Mengajar

Praktik mengajar yang dimaksud meliputi persiapan, pelaksanaan, serta evaluasi pembelajaran. Praktik mengajar setiap mahasiswa PPL bergantung pada Guru Pembimbing masing-masing. Mahasiswa prodi pendidikan matematika sendiri mengampu empat kelas XI MIA program wajib, meliputi XI MIA 1, XI MIA 2, XI MIA 3, serta XI MIA 4, dan satu kelas XI MIA program peminatan, yaitu kelas XI MIA 4.

3. Praktik Perekolahan

Praktik persekolahan yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan guru lepas dari kegiatan beljar mengajar, seperti jaga ruang piket, berkunjung ke perpustakaan, upacara bendera, dan sebagainya.

4. Penyusunan Laporan

Penyusuan laporan merupakan tugas akhir dari PPL yang berfungsi untuk melaporkan sekaaligus mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan mahasiswa selama melaksanakan program PPL.

5. Penarikan PPL

Kegiatan penarikan PPL dijadwalkan pda tanggal 17 September 2014. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyerahkan kembali mahasiswa PPL ke pihak UNY yang pada 22 Februari 2014 diserahkan kepada pihak SMA N 1 Banguntapan.

(22)

BAB II

PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

1. Praktik Mengajar I

a. Persiapan

Pada praktik mengajar satu, yang menjadi guru utama adalah Musyafa, dan saya menjalankan fungsi pendambingan. Kami berdua menggunakan metode team teaching agar dapat saling mengoreksi satu samaa lain. Persiapan yang saya lakukan adalah belajar tentang materi SPLDV dan SPtLDV untuk memperkenalkan materi Program Linear kepada peserta didik

b. Pelaksanaan

Jumat, 8 Agustus 2014 pukul 08.30 WIB bersamaan dengan bell pergantian jam ketiga di SMA N 1 Banguntapan. Saya dan Musyafa mendapat kesempatan pertama mengajar di kelas XI MIA 2. Bila ditanya apakah saya grogi? Jawabannya iya, meskipun pada kesempatan ini saya menjalankan fungsi pendampingan, bukan sebagai guru utama di depan kelas.

Ketika memasuki ruang kelas, saya langsung mengambil posisi duduk di belakang sembari mengamati Musyafa membuka dan mengecek kehadiran peserta didik sekaligus untuk ajang perkenalan dengan peserta didik yang ada di kelas XI MIA 2. Seusai presensi, saya diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri di depan kelas agar terjalin suasana yang akrab dan kondusif saat pembelajaran.

Ketika memasuki materi, Musyafa memberikan persoaalan nyata yang dapat diselesaikan menggunakan program linear, kemudian memberikan latiahan soal mengenai SPLDV dan SPtLDV. Saat pengerjaan soal, peserta didik saling berdiskusi satu sama lain. Disinilah fungsi pendampingan saya, saya mencooba mendekati peserta didik yang sedang berdiskusi dan membantunya ketika mereka mengalami ksulitan.

Pada akhirnya, materi yang berhasil dipelajari pada pagi ini adalah tentang SPLDV dan SPtLDV. Namun untuk SPtLDV menurut saya masih butuh penguatan, karena tidak sedikit peserta didik yang masih bingung akan hal itu.

(23)

Dari pengalaman pertama masuk kelas ini saya mendapati bahwa kemampuan peserta didik yang berbeda-beda itu benar adanya. Dapat terlihat ketika pengerjaan soal, ada peserta didik yang hanya butuh waktu 3 menit untuk menyelesaikannya, ada pula yang butuh waktu 5 menit, bahkan ada pula yang butuh waktu 10 menit untuk mengatakan bahwa dia menyerah. Perbedaan inilah yang harus dipikirkan oleh guru agar tidak terjadi kesenjengan yang signifikan dalam suatu kelompok atau dalam hal ini adalah kelas.

2. Praktik Mengajar II

a. Persiapan

Praktik mengajar yang kedua ini saya masih menjalankan fungsi pendampingan. Paktik mengajar kedua dilaksanakan di kelas XI MIA 4. Persiapan yang saya lakukan masih sama seperti sebelumnya, yaitu belaar mengenai SPLDV dan SPtLDV serta pengenalan Program Linear.

b. Pelaksanaan

Sabtu, 9 Agustus 2014 pukul 07.00 WIB merupakan hari dimana saya dan Musyafa memiliki kewajiban untuk mengajar di kelas XI MIA 4 matematika program wajib. Tidak jauh berbeda dengan kelas XI MIA 2 kemarin, yang pertama kali dilakukan setelah membuka pelajaran adalah perkenalan. Satu per satu peserta didik mengacungkan tangan ketika namanya disebut oleh Musyafa dari depan kelas. Sementara itu dari belakang, saya juga berusaha untuk menghafal wajah dengan namanya masing-masing.

Pada praktik mengajar kedua ini, Musyafa kembali berada di depan kelas untuk menyampaikan materi prasyarat dari pokok bahasan Program Linear, yaitu SPLDV dan SPtLDV. Namun kelas ini unik, banyak sekali pertanyaan terlontar kepada Musyafa dikarenakan rasa ingin tahu yang dimiliki beberapa peserta didik di kelas XI MIA 4 cukup tinggi. Sikap apresiatif mereka juga baik terhadap mahasiswa yang sedang praktik pembelajaran di kelas.

Hebatnya, sebelum usai pelajaran, tepatnya saat jam menunjukan pukul 08.15 WIB, seluruh rencana pembelajaran pada pertemuan pertama ini telah selesai dan akhirnya dilajutkan sedikit perkenalan tentang Program Linear.

(24)

Kami kembali mendapat pelajaran berharga pada praktik mengajar kedua ini, ternyata bukan hanya kemampuan dari individu perkelas saja yang memiliki perbedaan, akan tetapi setiap kelas juga memiliki perbedaan kecepatan untuk memahami suatu materi pembelajaran. Pekerjaan berat bagi seorang guru untuk memperhatikan setiap kelas yang dia ampu agar keseluruhan kelasnya mendapat predikat baik.

3. Praktik Mengajar III

a. Persiapan

Kelas yang digunakan untuk praktik mengajar adalah kelas XI MIA 4 yang tadi pagi juga telah mendapat pelajaran matematika namun di program yang berbeda. Pada kesempatan ini, saya yang berperan sebagai guru utama akan menyajikan materi tentang pengenalan polinomial atau suku banyak. Pengenalan yang dimaksud adalah mengenai definisi yang bertujuan agar peserta didik dapat membedakan mana yang dimaksud dengan polinomial dan mana yang bukan. Selanjutnya saya akan memaparkan mengenai nilai suatu polinomial. Untuk mengukur kemampuan awal peserta didik, kami juga memberikan pre-test di awal pelajaran.

b. Pelaksanaan

Pada praktik mengajar ketiga ini adalah kali pertama saya menjadi guru utama setelah dua praktik mengajar sebelumnya saya berperan sebagai guru pendamping. Sesaat sebelum masuk kelas, bisa dikatakan saya demam panggung, namun tidak mungkin saya menghindarinya. Akhirnya dengan segala keberanian yang saya kumpulkan, saya memulai pelajaran dengan mengucap sealam dan dijawab serentak oleh seluruh peserta didik di kelas XI MIA 4.

Suasana menjadi ramai ketika saya membagikan lembar pre-test kepada seluruh peserta didik. Bahkan ada yang bilang,” Mbak, mosok mlebu-mlebu wes ulangan?” saya sempat berpikir, mungkin mereka jarang mendapatkan pre-test semacam ini, saya pun coba menjelaskan apa itu pre-test dan tujuan dari pre-testitu sendiri.

(25)

Socha menyela,” Berarti ini matematika program sunah mbak?”

kontan celotehan tersebut membuat suasana kembali ramai. Saat suasana sudah mulai tenang kembali,saya memaparkan bahwa ini adalah matematika program peminatan. Menurut Kurikulum 2013, ini merupakan program wajib tempuh bagi peserta didik di jurusan MIA.

Selanjutnya saya membahas pre-test yang tadi telah dikerjakan para peserta didik di awal pelajaran sebagai pengantar saya menjelaskan definisi polinomial. Tahapan ini terlampauhi dengan mulus, seluruh peserta didik mencerna pelajaran dengan baik kecuali seorang anak yang duduk di paling belakang kolom ketiga dari pintu masuk. Sepanjang pelajaran dia terlihat asik dengan kesibukannya sendiri.

Setelah menyelesaikan pemaparan tentang definisi polynomial, saya melanjutkan pelajaran untuk membahas nilai dari suatu polinom. Untuk melatih kemampuan peserta didik, saya memerintahkan mereka untuk mngerjakan soal di buku pegangan. Selanjutnya kami membahasnya dengan mmengerjakan bersama di papan tulis.

Terakhir saya menutup pelajaran dengan mengucap salam dan menyusul Musyafa yang telah lebih dahulu berada di XI MIA 3. c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Peserta didik di kelas XI MIA 4 tergolong kelompok peserta didik yang memilki kemampuan diatas rata-rata dalam menerima pelajaran, ini merupakan tantangan bagi guru yang mengajar di kelas ini untuk dapat mengimbangi kecepatan belajar yang mereka milikki.

4. Praktik Mengajar IV

a. Persiapan

Praktik kali ini, saya kembali berperan sebagai guru pendamping. Hal yang saya persiapkan adalah pengusaan materi SPLDV dan SPtLDV.

b. Pelaksanaan

Saya masuk di jam ketujuh, berbeda dengan Musyafa yang masuk pada jam keenam.. ketika saya masuk, pelajaran sudah memasuki latihan soal untuk menyelesaikan SPtLDV. Saya pun menjalanjan tugas dengan berkeliling melihat pekerjaan dari peserta didik dan membantu apabila ada yang mengalami kesulitan.

(26)

Karena keterbatasan waktu saya di kelas, saya hanya dapat mengamati bahwa peserta didik di kelas XI MIA 3 ini begitu aktif dan antusias mengikuti pembelajaran.

5. Praktik Mengajar V

a. Persiapan

Praktik megajar kelima merupakan mata pelajaran matematika program peminatan. Meskipun kali ini saya berperan sebagai guru pendamping, namun saya berkewajiban membuat RPP seperti pembagian tugas yang telah disepakati dengan Musyafa. Pada pertemuan ini, materi yang akan disampaikan adalah tentang mencari akar-akar polynomial.

b. Pelaksanaan

Senin, 11 Agustus jam kedua sampai jam ketiga, merupakan jadwal dimana kami memiliki kewajiban untuk mengajar di kelas XI MIA 4. Saya yang berperan sebagai guru pendamping memposisikan diri dibelakang kelas sejak awal pelajaran. Ketika Musyafa yang berperan sebagai guru utama memberikan keempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi, barulh sya berkelliling kelas dan membimbing peserta didik yang masih mengalami kesulitan.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Pengalaman mengajar yang sudah beberapa kali kami dapatkan membuat kami tidak lagi kaget dan mencoba bersabar ketika ada peserta didik yang membutuhkan waktu lebih lama dibanding dengan teman lainnya untuk memahami suatu permasalahan dalam matematika.

6. Praktik Mengajar VI

a. Persiapan

Pada praktik mengajar keenam, kami menggunakan RPP Prolin I. Kali ini saya berperan sebagai guru utama di kelas XI MIA 1. b. Pelaksanaan

(27)

Membuka pelajaran merupakan hal yang tidak asing lagi bagi saya sekarang. Kemudian lanjut ke tahap perkenalan, karena ini juga merupakan kali pertama saya masuk ke kelas XI MIA 1. Tanggapan positif saya dapatkan ketika proses perkenalan berlangsung.

Selanjutnya adalah pemberian materi SPLDV yang sejatinya pernah dipelajari di tingkat SMP. Sebuah fakta yang mencengangkan, bahwa di kelas ini bisa benar-benar lupa bagaimana menyelesaikan SPLDV dengan cara eliminasi, substitusi, ataupun metode grafik. Tehnik yang mereka gunakan adalah tehnik coba-coba hingga ketemu

bilangan yang tepat. Hal ini sempat membuat saya “down”, karena

asumsi awal saya bahwa di tingkat SMA kelas XI, permasalahan semacam ini merupakan suatu permasalahan yng simpel. Akhirnya kami benar-benar seperti belajar kembali SPLDV dan SPtLDV hingga akhir pelajaran.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Sebagai guru, kami sebaiknya tidak memiliki asumsi awal kepada kemampuan pesertadidik. Hal ini bertolak pada fakta di lapangan bahwasaan kemampuan peserta didik itu tidak dapat serta merta kami setarakan dengan kelasnya. Pasti ada galat dalam kehidupan ini, baik itu hanya merupakan data pencilan yang seharusnya wajib minimal kami setarakan dengan yang lain.

7. Praktik Mengajar VII

a. Persiapan

Praktik mengajar kali ini, saya kembali memerankan fungsi pendampingan. Persiapan yang saya lakukan adalah mempersiapkan penguasaan materi dengan belajar SPLDV dan SPtLDV

b. Pelaksanaan

Jam ketujuh dan delapan pada hari Senin, 11 Agustus 2014 ini kembali kami masuk kelas di XI MIA 2. Peda pertemuan ini, saya memerankan fungsi pendampingan sedangkan Musyafa menjadi guru utama. Pada jam ini, Musyafa memberika latihan soal mengenai SPtLDV untuk melatih peserta didik dalam menentkan ddaerah himpunan penyelesaian dari suatu SPtLDV yang ada. Hal ini bertujuan agar nanti saat sudah memasuki materi Program Linear, peserta didik tidak lagi kesulitan dalam menentukan daerah himpuna penyelesaian yang dibutuhkan.

(28)

Merupakan hal yang menyenangkan, ketika menjadi guru pendamping, saya dapat mengamati dua hal sekaligus. Pertama saya dapat mengoreksi teman saya dalam mengajar, kemudian juga dapat mengamati peserta didik yang sedang belajar. Ini membuat saya belajar untuk menjadi guru yang tidak sekedar baik, namun juga dibutuhkan oleh peserta didik yang sya ampu.

8. Praktik Mengajar VIII

a. Persiapan

Praktik mengajar kali ini membutuhkan persiapan untuk membuat LKS dan RPP baru. Keduanya telah disipakan oleh Musyafa, dan saya menggunakannya sebagai acuhan mengajar.

b. Pelaksanaan

12 Agustus 2014, tepat pukul 07.00 WIB saya telah masuk di kelas XI MIA 4 untuk memulai pelajaran. Pada pelajaran kali ini ada yang berbeda dengan sebelumnya. Kami menggunakan LKS sebagai alat bantu para peserta didik dalam memahami salah satu metode penyelesaian permasalahan terkait program linear, yaitu metode uji titik pojok.

`Setelah saya bagi kelas menjadi beberapa kelompok, mereka berdiskusi untuk menyelesaikan masalah yang ada di LKS. Diskusi ini berjalan dengan baik dan kondusif. Kami selalu memantau pekerjaan peserta didik dengan cara berkeliling memutari kelas.

Setelah diskusi berakhir, saya meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikannya di depan kelas sekaligus untuk mengoreksi pekerjaan mereka. Sementara ada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, kelompok yang lain memperhatikan dengan tujuan untuk mengoreksi jawaban mereka masing-masing.

Sebelum saya menutup pelajaran, tak lupa saya memberikan tiga butir soal sebagai tugas di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

(29)

mengikuti pelajaran pagi ini. Satu hal yang kami dapatkan, yaitu peserta didik dapat lebih kondusif dalam belajar apabila guru bertindak sebagai teman belajar, jadi sebagai guru kami juga memiliki kewajiban untuk memfasilitasi siswa dalam belajar.

9. Praktik Mengajar IX

a. Persiapan

Untuk pembelajaran kali ini kami masih menggunakan LKS dan RPP yang sama seperti kelas sebelumnya. Kali ini untuk kelas XI MIA 3, saya berperan sebagai guru pendamping.

b. Pelaksanaan

Masih di hari Selasa, tanggal 12 Agustus 2014 kami melanjutkan pelajaran tanpa jeda setelah tadi mengajar di kelas XI MIA 4. Peranan saya sebagai guru pendamping membuat saya dapat sedikit beristirahat saat Musyafa membuka pelajaran dengan serangkaiannya.

Selanjutnya ketika kelas telah terkondisikan dalam diskusi, kami selalu berkeliling dan mencoba menemani peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan yang tercantum pada LKS. Kelas yang terkenal berisik ini pun membuktikan bahwa anggapan beberapa orang itu benar. Kelas ini benar-benar berisik, namun saya juga tidak begitu mempermasalahkan hal tersebut asal mereka mau bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan.

Di Akhir pelajaran, Musyafa juga memberikan tugas sebanyak tiga butir soal yang dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Seberisik apapun kelas, bagi saya tidak menjadi masalah asal tidak mengganggu kelas lain, tetap mengerjakan tugas, dan tujuan pembelajarannya tercapai. Saya belajar banyak di kelas ini, salah satunya adalah bersabar menghadapi pserta didik super berisik bernama Soleh.

10.Praktik Mengajar X

a. Persiapan

(30)

disebabkan oleh jadwal mwngajar kami yang enam jam berturut-turut dan kelas yang cenderung pasif dibanding dengan kelas yang lain. b. Pelaksanaan

Masih Selasa, 12 Agustus 2014 jam pelajaran kelima sampai enam. Kami mengajar di kelas XI MIA 1 dengan RPP dan perangkat pembelajaran yang sama dengan dua kelas sebelumnya pagi ini. Akhirnya kami pun sudah mulai hafal ritme mengajar di kelas. Kapan kita harus cepat, pelas, keras, dan lainnya.

Kelas ini memang pasif, terbukti dari diskusi di kelas ini yang kurang berjalan secara maksimal sehingga tujuan pembelajaran menjadi kurng jelas. Akhirnya langkah praktis yang kami tempuh adalah dengan memberikan soal latihan untuk dikerjakan di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Enam jam pelajaran beruntun, satu sisi kami jelas kewalahan namun di sisi lain kami bisa belajar bagaimana seni dalam mengajar. Guru yang baik bukan guru yang menyelesaikan semua yang dia rencanakan di awal, namun guru yang mampu memfasilitasi siswa untuk mencapa tujuan pembelajaran.

11.Praktik Mengajar XI

a. Persiapan

Praktik mengajar ke sebelas kami lakukan di kelas XI MIA 2. Pada praktik mengajar kali ini masih menggunakan LKS yang sama dengan tiga kelas lain gunakan di hari Selasa tanggal 12 Agustus lalu. b. Pelaksanaan

Pukul 08.30 WIB, kelas XI MIA 2 siap memulai pelajaran dilihat dari segi kehadirannya yang lengkap. Kami memulai pembukaan seperti biasa kemudian membagi kelas ke dalam delapan kelompok untuk berdiskusi dengan bahan LKS yang kami bagikan.

Diskusi kali ini berjalan baik, mungkin ini disebabkan karena kelas XI MIA 2 lebih mendalami materi prasyarat dibanding kelas lain. Tercatat ada dua kelompok yang selesai sebelum waktu yang ditentukan. Kami sebagai pendamping belajar pun tidak mengalami kesulitan berarti untuk mendampingi kelas ini.

(31)

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Pelajaran kali ini membuat kami sebagai guru memiliki kewajiban yang lebih lagi. Kami harus memfasilitasi pesertta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata agar mereka terus berkembang dan tidak bosan mengikuti pelajaran..

12.Praktik Mengajar XII

a. Persiapan

Praktik mengajar kedua belas ini mempunyai tujuan pembelajaran untuk mempelajari metode garis selidik untuk menentukan nilai optium. Selain itu, pembelajaran kali ini adalah waktu untuk mengumpulkan tugas yang diberikan pada pertemunan sebelumnya. Yang perlu kami siapkan adalah menguasai materi metode garis selidik untuk menentukan nilai optimum, karena untuk saya pribadi cenderung memilih menggunakan metode uji tiik pojok ketimbang metode ini.

b. Pelaksanaan

Jam pelajaran dimulai jam 07.00 WIB di SMA N 1 Banguntapan. Dimulainya jam pelajaran pada hari Sabtu, tanggal 16 Agustus 2014 ini menandakan dimulai pula lah pelajaran matematika program wajib di kelas XI MIA 4. Saya sebagai guru pendamping mengambil posisi di belakang dan menyaksikan Musyafa memimpin pelajaran sembari mengamati untuk pembelajaran kami berdua.

Terkumpulkannya tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya menandakan untuk dilanjutkannya pelajaran untuk mempelajari garis selidik. Benar saja, Musyafa terlihat sedikit kesulitan dalam penyampaian metode ini. Memang kami mendapat metode ini sebenarnya pada saat di bangku kuliah pada mata kuliah Program Linear. Oleh karena itu,ketika kami dituntut untuk menjelaskan metode ini, kami masih merasa kesulitan.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

(32)

13.Praktik Mengajar XIII

a. Persiapan

Praktik mengajar ketiga belas ini merupakan praktik mengajar untuk kelas XIMIA 4. Kelas tersebut adalah kelas yang kami ampu di kedua macam program mata pelajaran matematika baik program wajib ataupun peminatan. Persiapan untuk pembelajaran kali ini adalah menyiapkan mteri mengenai operasi aljabar pada polinomial.

b. Pelaksanaan

Sabtu, 16 Agustus 2014 adalah hari dimana saya berperan sebaga gru utama di kelas XI MIA 4. Selain daya harus menjadi guru utama, Musyafa juga tidak bisa ikut pelajaran hingga ujung waktu pelajaran berakhir dikarenakan mengemban tugas untuk mengajar di kelas lain. Saya membuka pelajaran seperti biasa yang saya lakukan, salam dan berdoa. Selanjutnya saya menjelaskan materi operasi aljabar pada polinomial di papan tulis. Saya memberikan operasi apa say=ja yang ada dan juga sifat-sifatnya kembali.

Setelah saya menjelaskan, kemudian para peserta didik mengerjakan latihan soal yang ada di buku cetak. Sembari diskusi terjalin antar sesama peserta didik, saya juga berkeliling untuk mengecek pekerjaan mereka masing-masing. Saat saya berkeliling terlihat bahwa sudah banyak peserta didik yang paham atas materi yang diajarkan barusan diajarkan.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Menurut kami, dengan metode ekspositori lebih efektif daripada metode yang lain untuk pokok bahasan yang sulit dicari konstektualnya sepert polinomial.

14.Praktik Mengajar XIV

a. Persiapan

Persiapan menghadapi praktik mengajar kali ini adalah mempelajari lebih dalam mengenai metode garis selidik. Untuk kesempatan ini, saya kembali berperan sebagai guru pendamping. b. Pelaksanaan

(33)

rutinitas ini. Saya senang bisa mengenal seluruh kelas XI MIA di SMA N 1 Banguntapan.

Saat saya berada di dalam kelas, pelajaran telah berjalan separuh waktu. Ketika saya amati pembelajaran kali ini tentang metode garis selidik, peserta didik masih merasa kebingungan. Peserta didik beranggapan bahwa metode ini benar-benar berbeda dengan metode uji titik pojok. Namun Musyafa telah menegaskan bahwa kedua metode ini akan menghasilkan jawaban yang sama.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Kembali hasil yang sama untuk kelas kedua yang kami ampu. Peserta didik masih agak bingung menggunakan metode garis selidik untuk menentukan nilai optimum.

15.Praktik Mengajar XV

a. Persiapan

Persiapan pada praktik mengajar kelima belasini selain pembuatan RPP adalah belajar mengenai teorema sisa. Salah satu teorema yang melekat pada pokok bahasan polinomial ini wajib diterima oleh peserta didik untuk memudahkan mereka mengerjakan beberapa tipe soal.

b. Pelaksanaan

Senin tanggal 18 Agustus 2014 merupakan hari dimana kelas XI MIA 4 mendapatkan pelajaran matematika program peminatan. Sebagai guru pendamping di pertemuan ini, saya langsung mengambil posisi duduk dibelakang setelah memasuki ruang kelas.

Kemudian saya mengikuti Musyafa yang mengawali pelajaran dengan salam dan berrdoa. Setelah ituu, saya mengamati pembeajaran Diana semua peserta didik fokus pada guru utama yang menjelaskan materi teorema sisi di papan tulis.

Setelah penjelasan dilakukan, kemudian dilaksanakan pengerjaan soal. Pada saat ini saya juga ikut membantu melayani pertanyaan dari peserta didik. Teorema sisa ini saya rasa telah terkuasai dengan baik oleh peserta didik yang ada di kelas XI MIA 4 terbukti pada pengerjaan soal mereka yang sudah benar.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

(34)

kami seolah tidak bisa memperbaiki penyajian materi dari pertemuan ke pertemuan. Karana materi hanya ditampilkan satu kali, jadi kami tidak bisa memperbaik di kesempatan berikutnya pada materi yang sama.

16.Praktik Mengajar XVI

a. Persiapan

Pada praktik mengajar kali ini, tujuan pebelajaran masih sama dengan dua kelas sebelumnya pada matematika program wajib. Perbedaannya adalah pada persiapan ekstra agar peserta didik dapat paham dengan metode garis selidik untuk mentukan nilai optimum. Akan tetapi, satu hal yang menjadi hambatan baru pada pertemuan ini adalah jam pelajaran yang dipersingkat menjadi 35 menit tiap jam pelajarannya. Terlebih lagi posisi saya saat ini yang harus berperan sebagai guru utama.

b. Pelaksanaan

Senin, 18 Agustus 2014 di kelas XI MIA 1 pelajaraan dimulai pada jam kelima. Waktu pelajaran yang dipersingkat menjadi 35 menit membuat kami memutar otak agar tujuan pembelajaran tetap tersampaikan seluruhnya.

Satu hal yang membuat kami agak jengkel adalah ketika disuruh mengumpulkan tugas, satu kelas serentak menjawab belum selesai. Akhirnya kami memutuskan untuk memberi toleransi pengumpulan hingga besok pagi pada pertemuan selanjutnya.

Akhirnya dengan keterbatasan waktu yang ada, tujuan pembelajaran belum secara maksimal tersampaikan. Dan kami menutup pelajaran dengan meninggalkan sisa pertanyaan yang cukup banyak dan akan kami selesaikan pada pertemuan yang akan dating. c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Pertemuan ini membuat saya sedikit naik pitam karena kelakuan anak-anak yang kurang mengindahkan perintah sert kelakuan mereka saat mengikuti pelajaran. Ada ada yang tidur, mainan handphone, ada pula yang sambil mendengarkan musik.

17.Praktik Mengajar XVII

(35)

Praktik mengajar kali ini berada di kelas XI MIA 2. Persiapan yang kami lakukan masih sama, yaitu belajar tentang materi metode garis selidik untuk menentukan nilai optimum. Pada kesempatan ini saya berperan sebagai guru pendamping.

b. Pelaksanaan

Posisi duduk di belakang langsung saya ambil pad pertemuan kali ini. Bisa dikatakan saya masih bad mood karena XI MIA 1 tadi. Saya hanya diam sambil mengamati pelajaran.

Pengumpulan tugas dilakukan dengan serentak, berbeda dengan kelas sebelumnya. Entah kenapa, bukan saya sok suci, namun saya baru saja tersadar bagaimana perasaan seorang guru yang coba memfasilitasi peserta didiknya dengan penuh kesabaran namun masih mendapat perlakuan seperti itu.

Untung saja hal-hal seperti di kelas sebelumnya tidak terjadi di kelas XI MIA 2 ini. Di sini malah sebaliknya, meskimun jam pelajaran dipotong namun tujuan pelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Pemahaman mereka tentang materi yang diajarkan juga lebih mendingan dibanding dengan kelas lain.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Menjadi guru juga memerlukan pembawaan diri yang tenang. Inilah yang saya pelajari pada pertemuan ini khususnya dan hari ini pada umumnya. Guru harusnya tidak boleh temperamental, karena berimbas kepada psikologis dari peserta didik. Jika guru telah dicap galak, maka penghargaan bagi guru diberikan hanya semata-mata karena takut, bukan minat.

18.Praktik Mengajar XVIII

a. Persiapan

Pada praktik mengajar kedelapan belas ini merupakan pertemuan keempat di kelas XI MIA 4 dalam mata pelajaran matematika wajib. Pada pertemuak kali ini, kami bermaksud untuk membahas tugas yang telah dikumpulkan kemarin. Sebelumnya kami juga mengoreksi tugas yang mereka kumpulkan kemudian menganalisis kecenderungan kesalahan yang mereka lalukan.

b. Pelaksanaan

(36)

seperti biasa. Seakan saya sudah fasih menjadi guru yang sebenarnya. Meskipun saya yakin masih banyak kekurangan disana-sini.

Pada kesempatan ini, saya yang berperan sebagai guru utama akan mendampingi peserta didik untuk membahas tugas yang telah mereka kumpulkan kemarin. Untuk kelas MIA 4 sendiri, kesulitan terlihat pada saat membuat model matematika. Akhirnya pada pertemuan kali ini, saya benyak memberikan contoh untuk menentuka fungsi kendala dan objektif dari soal cerita.

Di akhir pertemuan, kami menjanjikan untuk melaksanakan ulangan harian pertama. Peserta didik dengan berat hati pun mengiyakan hal tersebut.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Kemampuan peserta didik untuk kelas MIA 4 sudah bisa dikategorikan tinggi. Namun juga masih ada satu dua orang, seperti Kevin Renaldi dan Rifki yang belum bisa mengerjakan soal dengan tepat. Entah apa yang ada dipikiran kedua anak ini, yang jelas untuk Kevin sendiri jarang memperhatikan pelajaran, sementara Rifki kerap meninggalkan pelajaran akibat ada acara OSIS.

19.Praktik Mengajar XIX

a. Persiapan

Persiapan untuk praktik mengajar kali masih sama seperti kelas sebelumnya. Sebelum masuk kelas kami mengoreksi tugas mereka terlebih dahulu. Kemudan analisis dimana letak kesalahan yang banyak dilakukan di kelas ini.

b. Pelaksanaan

Pada praktik mengajar kesembilan belas ini saya yang bertindak sebagai guru utama seperti biasa membuka pelajaran dengan salam. Kemudian melanjutkan dengan pembahasan soal seperti yang telah kami rencnakan.

Untuk kelas ini, kesalahan yang sering terjadi adalah pada penentuan daerah himpuna penyelesaian dari sistem pertidaksamaan. Ini membuat saya berinisiatif untuk membahas SPtLDV lebih dalam di kelas XI MIA 3.

Di akhir pelajaran, kami menjanjikan untuk melanksanakan ulangan harian pertama pada ertemuan selanutnya yang disanggupi oleh seluruh peserta didik.

(37)

Meskipun peserta didik telah mengaku bahwa dia telah paham, namun sebagai guru kami butuh untuk membuktikan pemahamannya. Apakah peserta didik tersebut mampu menyelesaikan soal dengan baik ata tidak. Dengan emikian kami baru bisa menilai dia paham atau tidak.

20.Praktik Mengajar XX

a. Persiapan

Persiapan untuk kelas ini sedikit berbeda dengan dua kelas sebelumnya. Kami tidak perlu mengoreksi terlebih dahulu tugas dari mereka, karena mereka memang belum mengumpulkan.

b. Pelaksanaan

Untuk pelaksanaan mengajar, saya yang bertindak sebagai guru pendamping cenderung pasif pada pertemuan kali ini. Hal ini dikarenakan pada pertemuan ini keiatan yang dilakukan adalah pembahasan soal, jadi saya hanya mengamati Musyafa dan mengkritisinya demi perbaikan kami kedepannya.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Seorang guru yang merupakan pusat perhatin peserta didik harus siap dengan segala kondisi yang ada. Jadi tidak hanya meteri yang akan disampaikan saja yang dipersiapkan, namun juga materi prasyarat atau bahkan materi yang lebih mendalam dari materi yang disampaikan.

21.Praktik Mengajar XXI

a. Persiapan

Persiapan yang dilakukan tidak jauh berbeda dari kelas XI MIA 3 dan 4 sebelumnya. Kami mengoreksi jawaban tugas kemudian menganalisis bagian dimana peserta didik masih mengalami kesulitan. b. Pelaksanaan

Hari ini, Jumat 22 Agustus 2014, saya yang bereran sebagai guru utama di kelas XI MIA 2 membuka pelajaran seperti biasa kemudan membagikan hasil nilai tugas kepada peserta didik. Kelas yang cenderung tertib ini kemudian banyak yang menanyakan pedoman penilaian dari kami. Sebisa mungkin kami juga mempertanggung jawabkan penilaian yang kami lakukan.

(38)

akhir pelajaran kami menjanjikan mengadakan ulangan harian pertama pokok bahasan program linear.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Kelas XI MIA 2 yang tergolong kelas dengan kemampuan matematika baik ini mengaku bosan dengan soal monoton. Mereka ingin sesuatu yang menantang. Soal yang tidak biasa dikeluarkan pada pelajaran biasa. Ini merupakan PR bagi kami untuk memikirkan soal tersebut.

22.Praktik Mengajar XXII

a. Persiapan

Persiapan yang kami lakukan adalah membuat soal latihan ulangan harian untuk matematika program wajib.

b. Pelaksanaan

Sabtu, 23 Agustus 2014 kelas XI MIA 4 melaksanakan latihan ulangan harian pertama. Ulangan harian yang dijanjikan pun diundur pada pertemuan selanjutnya atas saran dari Ibu Niken. Kami menyampaikan bahw soal ulangan harian tidak akan beda jauh dengan soal latihan ulangan harian yang mereka kerjakan hari ini.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Pada latihan ulangan harian ini terihat bahwa XI MIA 4 siap mengikuti ulangan yang sesungguhnya besok di hari Selasa.

23.Praktik Mengajar XXIII

a. Persiapan

Persiapan yang kami lakukan untuk menghadapi praktik mengajar kedua puluh tiga ini adalah menyiapkan materi tentang aturan horner. Aturan yang tadinya hendak tidak kami sampaikan karena tidak ada di buu pedoman yang kami pakai ini akhirnya kami ajarkan untuk kesetaraan pengetahuan dengan kelas lain.

b. Pelaksanaan

(39)

dimana kelas XI MIA 4 akan belajar tentang aturan horner. Nampak kebingungan banyak tertera di wajah peserta didik, akan tetpi saya berusahasedikit-demi sedikit menjelaskan aturan horner ini.

Seperti hari Sabtu yang lalu, di tengah pelajaran saya kembali ditinggal sendirian oleh Musyafa yang memiliki tugas untuk mengampu kelas XI MIA 3. Alahasil saya melanjutkan sendiri pelajaran hingga jam pelajaran berakhir.

Saat saya memberikan soal latihan, kemudian peerta didik seperti berebutan untuk mengerjakannya di papan tulis. Hasilnya pembelajaran menjadi semakin hidup karena keterlibatan peserta didik yang cukup tinggi.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Karakteristik kelas memang berbada-beda, untuk kelas XI MIA 4 sendiri yang suka akan nilai bonus ini menjadikan pembelajaran makin hidup ketika ad aiming-iming tambahan nilai. Kami senang ketika dapat melihat peserta didik aktif mengikuti pelajaran yang kami ampu.

24.Praktik Mengajar XXIV

a. Persiapan

Persiapan yang kami lakukan adalah membuat soal latihan ulangan harian untuk matematika program wajib.

b. Pelaksanaan

Masih di hari Sabtu, saya yang masuk kelas di paruh jam kedua hanya bisa mengamati sebentar saja pengerjaan soal latihan ulangan harian di XI MIA 3. Namun terlihat mereka masih bersemangat untuk mengejakan soal yang telah kami berikan.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Melihat semangat belajar dari kelas ini, saya optimis bahwa kelas ini akan memperoleh hasil yang memuaskan.

25.Praktik Mengajar XXV

a. Persiapan

(40)

Senin, 24 Agustus 2014 adalah hari dimana saya berperan sebagai guru pendamping di kelas XI MIA 4. Mengambil posisi dibelakang, kemudian saya mengamati pembelajaran yang dipimpin oleh Musyafa.

Pada pertemuan ini, Musyafa menjelaskan mengenai aturan horner dua tingkat. Materi ini merupakan lanjutan dari materi sebelumnya yang juga telah kami ajarkan. Masih selaras dengan pertemuan-pertemuan yang lalu, kontribusi aktif dari pesert didik masih terasa di kelas XI MIA 4 dari awal hingga akhir peajaran.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Saya memperhatikan satu hal di kesempatan kali ini. Guru memiliki keterbatasan mengetahui satu per satu peserta didik. Hal ini yang membuat kami sebagai guru harus berusaha keras untuk memperhatikan semaksimal mungkin peserta didik yang ada.

26.Praktik Mengajar XXVI

a. Persiapan

Persiapan yang kami lakukan adalah membuat soal latihan ulangan harian untuk matematika program wajib.

b. Pelaksanaan

Senin, 25 Agustus 2014 kelas XI MIA 1 mengikuti pelaksanaan latihan ulangan harian pertama. Sama seperti dua kelas yang lain, kelas XI MIA 1 ini juga mengerjakan soal latihan ulangan harian sebanyak 3 butir soal yang dituliskan di papan tulis.

Ada yang membedakan kelas ini dengan kedua kelas sebelumnya. Sebelum pengerjaan soal latihan ujian, kami terlebih dahulu memerintahkan untuk mengumpulkan tugas yang belum dikumpulkan sejak dua pertemuan lalu. Akan tetapi, masih ada saja dari mereka yang belum kunjung usai mengerjakan tugas yang diberikan. Akhirnya, kami kembali memberi kelonggaran untuk mengumpulkan tugas tepat sebelum ulangan harian besok.

Selanjutnya kami melanjutkan pelajaran dengan mengerjakan soal latihan ulangan harian. Pengerjaan soal ini sampai dengan jam pelajaran berakhir.

(41)

Sekali lagi kelas ini membuat saya geram. Entah apa alas an mereka kali ini. Kami selaku guru sebenarnya sudah bosan untuk mengingatkan mereka.

27.Praktik Mengajar XXVII

a. Persiapan

Persiapan yang kami lakukan adalah membuat soal latihan ulangan harian untuk matematika program wajib.

b. Pelaksanaan

Masih di hari Senin, tanggal 25 Agustus 2014. Kelas terakhir yang mengikuti latihan ulangan harian adalah kelas XI MIA 2. Setelah pembelajaran dimulai, kami kemudian menuliskan tiga butir soal untuk dikerjakan.

Begitu perintah pengerjaan soal telah dimulai, serentak peserta didik di kelas XI MIA 2 ini mengerjakan soal dengan seksama. Mereka tetap memiliki semangat belajar tinggi dan berusaha selalu bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Perkembangan kelas XI MIA 2 dari pertemuan ke pertemuan membuat saya sangat bahagia. Minat mereka terhadap pelajaran matematika dapat dikatakan tinggi. Mereka tidak bosan-bosannya berlatih dalam mengerjakan soal.

28.Praktik Mengajar XXVIII

a. Persiapan

Persiapan praktik mengajar kali ini cukup panjang. Ini dikarenakan kami harus membuat soal untuk ulangan harian terlebih dahulu. Soal yang telah kami konsultasikan kepada guru pembimbing ini telah disepakati untuk digunakan menjadi soal ulangan harian pertama. Soal ulangan kali ini sebanyak tiga butir soal uraian.

b. Pelaksanaan

Selasa, 26 Agustus 2014 adalah hari dimana tiga kelas secara berurutan melaksanakan ulangan harian pertama. Pada jam pertama sekaligus kelas pertama yang mengikuti ulangan harian adalah kelas XI MIA 4.

(42)

Selanjutnya soal ulangan dibagikan kepada setiap peserta didik dan dikerjakan secara individu.

Ketika ulangan berlangsung, kami mendapati gerak-gerik mencurigakan dari dua orang peserta didik yang duduk di baris kedua dekat pintu. Mereka sibuk mencari celah untuk menanyakan jawaban kepada teman yang berada baik di depan ataupun dibelakangnya. Melihat kejadian tersebut, kami langsung mencatat nama dari keduua peserta didik tersebut dan berencana akan mengurangi nilai yang mereka dapatkan.

Akhirnya sampai di akhir ulangan harian ini, taka da lagi gerak-gerik yang kami anggap mencurigakan kembali. Setelah semua mengumpulkan pekerjaan masing-masing, kemudian pelajaran ditutup dengan mengucap salam.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Saya pribadi sebagai guru menginginkan seluruh peserta didik yang saya ampu mampu melampauhi KKM yang ditentukan. Akan tetapi mereka haruslah jujur kepada diri mereka sendiri bahwa pekerjaan yang mereka kumpulkan adlah asli pekerjaan mereka sendiri.

29.Praktik Mengajar XXIX

a. Persiapan

Persiapan kali ini masih sama seperti kelas XI MIA 4, yaitu menyiapkan soal ulangan harian. Soal ulangan yang digunakan pun juga sama dengan kelas sebelumnya, yaitu berupa soal uraian sebanyak 3 butir soal.

b. Pelaksanaan

Masih di hari Selasa, 26 Agustus 2014. Kelas XI MIA 3 merupakan kelas yang mengikuti ulangan harian selanjutnya. Kelas ini berisikan cuku banyak laki-laki, jadi kami harus ekstra menjaga ketenangan pada saat ulangan berlangsung nantinya.

Selepas pembukaan, kertas lembar soal kami bagikan satu per satu. Kemudian setelah semuanya mendapaaatkan naskah soal, semua focus pada lembar jawab masing-masing. Mengejutkan, bahwa kelas yang kesehariannya begitu berisik dapat menciptakan situasi yang begitu tenang saat ulangan harian berlangsung.

(43)

Sebagai seorang guru, kami harus belajar untuk tidak memvonis peserta didik. Kami harusnya senang apabila terjadi perubahan kea rah yang lebih baik dari peserta didik yang kami ampu. Mungkin itu prinsip yang harus saya pegang.

30.Praktik Mengajar XXX

a. Persiapan

Praktik mengajar ketiga puluh ini masih merupakan ulangan harian pertama pokok bahasan program linear. Soal ulangan yang digunakan juga masih sama.

b. Pelaksanaan

Selasa 26 Agustus 2014, terakhir yang mengikuti ulangan harian pada hari ini adalah kelas XI MIA 1. Kelas yang separuh diantaranya belum mengumpulkan tugas sejak dua minggu lalu, Apabila sebelum ulangan ini masih saja menolak untuk mengumpulkan, maka kami berinisiatif untuk melarang dia mengikuti ulangan harian pertama.

Kami membuka pelajaran seperti biasanya kemudian langsung menagih tugas yang pada hari sebelumnya janji untuk dikumpukan sebelum ulangan harian berlangsung. Setelah seluruh peserta didik telaah mengumpulkan nilai kecuali adil yang baru saja bergabung kerena ikut paskibraka, maka ulangan siap dimulai.

Selama proses pelaksanaan ulangan hararian ini berlangsung, kami melihat tiga orang anak yang mencoba untuk mencontek. Sama seperti tindakan kami di kelas XI MIA lalu, kami langsung mencatat ana-anak tersebut.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Untuk kedua kalinya saya menjadi pengawas ujian, saya melihat cara mencontek yang begitu mudah untukdi buktikan. Akhirnya sikap yang wajar kami ambil untuk mengurangi nilai untuk pada pelaku contek-mencontek.

31.Praktik Mengajar XXXI

a. Persiapan

(44)

telah mengikuti ulangan harian, kali ini adalah kelas XI MIA 2. Soal yang kami gunakan masih sama seperti tiga kelas yang kemarin. b. Pelaksanaan

Jumat, 29 Agustus 2014 merupakan hari dimana kelas XI MIA 2 yang merupakan kelas terakhir untuk mengikuti ulangan harian. Kami memulai pelajaran seperti biasa. Selanjutnya kami membagikan soal kepada setiap peserta didik.

Pagi ini ulangan harian berjalan lancer. Tidak terlihat indikasi-indikasi mencurigakan dari peserta didik yang mengikuti ulangan harian. Hingga jam pelajaran berakhir, ulangan harian kali ini tetap berjalan dengan hikmat.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Pertemuan ini menyadarkan saya bahwa karakteristik kelas satu dengan kelas lain berbeda dalam setiap moment. Ada kelas yang berisik saat pembelajaran biasa, namun tenang saat ulangan. Ada juga yang selalu berisik diseluruh moment yang ada.

32.Praktik Mengajar XXXII

a. Persiapan

Praktik mengajar ketiga puluh dua ini membutuhkan persiapan yang cukup panjang dan juga melelahkan. Kami harus mengoreksi pekerjaan ulangan harian dari semua peserta didik. Selanjutnya kami juga harus merekap data nilai hasil ulangan harian tersebut. Selain tugas koreksi, kami juga harus membuat soal untuk remidi bagi peserta didik yang belum mencapai KKM dan soal pengayaan bagi peserta didik yang telah melampauhi KKM.

b. Pelaksanaan

Sabtu, 30 Agustus 2014 hari dimana kelas XI MIA 4 mendapatkan hasil ulangan harian pertama pokok bahasan program linear. Setelah kami membuka pelajaran dan membagikan hail ulangan harian, kami membagi kelas menjadi dua. Kelas terbagi menjadi dua kelompok meliputi kelompok remidi dan satu lagi kelompok pengayaan.

(45)

berlanjut ada pengerjaan soal remidi dan juga pengayaan sampai jam pelajaran usai.

c. Refleksi Diri (Analisis Hasil)

Kami berharap setelah diadakan remidi pada petemuan ini, semua peserta didik dapat memperoleh nilai minimal agar memenuhi KKM.

33.Praktik Mengajar XXXIII

a. Persiapan

Praktik mengajar ketiga puluh tiga ini bertepatan dengan pertemuan ketujuh di kelas XI MIA 4 untuk program peminatan. Persiapan yang kami lakukan adalah belajar materi serta penyampaian teorema faktor. b. Pelaksanaan

Pada hari Sabtu, 30 Agustus 2014 kami berkesempatan kembali bertatap muka dengan kels XI MIA 4 untuk program peminatan. Setelahsaya membuka pelajaran dengan salam dan doa. Kemudian ritual pembukaan lainnya seperti mengecek kehadiran dan kesiapan peserta didik yang mengikuti pelajaran pagi ini.

Selepas pembukaa

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa senyawa flavonoid hasil isolasi pada konsentrasi 0,6% dan 0,8% memiliki aktivitas mukolitik yang setara dengan

Fungsi web service ini adalah untuk menampilkan promo- promo baru yang berada di tempat yang dipilih oleh pengguna Pengiriman data menggunakan metode

Untuk mengidentifikasi wilayah dunia di mana beberapa garis keturunan kosmopolitan berasal, peneliti menghitung (1) jumlah saudara garis keturunan, (2) jumlah kisaran dibatasi

jumlah peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya kurang dari 3 (tiga) peserta.. Maka lelang dinyatakan gagal dan

teringat beliau pada ibunda, I Gerantang segera datang, Raden Galuh melihat,.. orang dari mana yang datang, selamanya aku di

(Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta Program Studi Non Public Relations terhadap Profesi.. Public

Untuk mengetahui sikap politik Sindhunata digunakan analisis hermeneutika milik Gadamer pada tulisan-tulisan Sindhunata yang berada pada rentang waktu satu tahun pemerintahan

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: ”Analisis Kinerja Kabupaten Sidoarjo dan Tinjauan dari Kesenjangan dan Laju Pertumbuhan dalam Pelaksanaan