• Tidak ada hasil yang ditemukan

6984084514 LAKIP Tahun 2015 8e687c8d548dec2adcd9bdc51129cdfe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "6984084514 LAKIP Tahun 2015 8e687c8d548dec2adcd9bdc51129cdfe"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peningkatan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna,

bersih dan bertanggung jawab, telah diterbitkan Intruksi Presiden No. 7

Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).

Penyusunan penetapan kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan KInerja dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja Instansi

Pemerintah.

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban

suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan

atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggung jawaban

secara periodik. Untuk mencapai Akuntabilitas Instansi Pemerintah yang

baik, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Blitar selaku unsur pembantu

pimpinan, dituntut selalu melakukan pembenahan kinerja.Pembenahan

kinerja diharapkan mampu meningkatkan peran serta fungsi Dinas Sosial

dan Tenaga Kerja Kota Blitar sebagai sub sistem dari sistem Pemerintahan

Daerah yang berupaya memenuhi aspirasi masyarakat.

Dalam perencanaan pembangunan daerah Kota Blitar, capaian tujuan dan

sasaran pembangunan yang dilakukan tidak hanya mempertimbangkan visi

dan misi daerah, melainkan kondisitasnya dengan tujuan dan sasaran yang

ingin dicapai pada lingkup pemerintahan Kota, Propinsi dan Nasional.

Terwujudnya suatu tata pemerintahan yang baik dan akuntabel merupakan

(2)

Berkenaan dengan harapan tersebut diperlukan pengembangan dan

penerapan system pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur legitimate

sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat

berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan

bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Sejalan dengan pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang

penyelenggaran negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan

nepotisme, maka diterbitkan Inpres Nomor 7 tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam salah satu pasal dalam

undang-undang tersebut menyatakan bahwa azas-azas umum

penyelenggaraan negara meliputi kepastian hukum, azas tertib

penyelenggaraan negara, azas kepentingan umum, azas keterbukaan, azas

proporsionalitas dan profesionalitas serta akuntabilitas. Azas akuntabilitas

adalah setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara

harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai

pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas

dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas

penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperluakan dalam penyusunan

laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta

pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap

pengukuran kinerja.

Laporan kinerja dipergunakan sebagai :

1. Sarana/instrumen penting untuk melaksanakan reformasi dalam

penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan

(3)

2. Cara dan sarana yang efektif untuk mendorong seluruh aparatur

pemerintah dalam menerapkan prinsip-prinsip Good Governance dan

fungsi-fungsi manajemen kinerja secara taat asas (konsisten);

3. Cara dan sarana yang efektif untuk meningkatkan kinerja instansi

pemerintah/unit kerja berdasarkan rencana kerja yang jelas dan

sistematis dengan sasaran kinerja yang terukur secara berkelanjutan;

4. Alat untuk mengetahui dan mengukur tingkat keberhasilan atau

kegagalan dari setiap pimpinan instansi/unit kerja dalam menjalankan

misi, tugas/jabatan, sehingga dapat dijadikan faktor utama dalam

evaluasi kebijakan, program kerja, struktur organisasi, dan penetapan

alokasi anggaran setiap tahun bagi setiap instansi/unit kerja; dan

5. Cara dan sarana untuk mendorong usaha penyempurnaan struktur

organisasi, kebijakan publik, ketatalaksanaan, mekanisme pelaporan,

metode kerja, dan prosedur pelayanan masyarakat berdasarkan

permasalahan nyata yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen

pemerintahan secara berkelanjutan.

Penyusunan LKjIP Dinas Tenaga Kerja Kota Blitar Tahun 2015

dimaksudkan sebagai perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan

yang dicerminkan dari pencapaian kinerja, visi, misi, realisasi pencapaian

indikator kinerja utama dan sasaran dengan target yang telah ditetapkan,

berdasarkan pengukuran kinerja tingkat keberhasilan pelaksanaan program

dan kegiatan.

B. STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Walikota Blitar Nomor:

821/114/410.201.2/2015, Struktur Organisasi Dinas Sosial dan Tenaga

(4)

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA BLITAR

KEPALA DINAS Dra. EKA ATIKAH

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pengawas

BINTI SUNDARI, SP,MH

SEKRETARIS SAD SASMINTARTI, SH,MM

KASUBAG KEUANGAN DAN PROGRAM

SUMIATI, A.KS KASUBAG UMUM, KEPEGAWAIAN

DAN KEARSIPAN UMI ISLAMIAH, S.Sos

KEPALA BIDANG SOSIAL NENY FARIDA, SE

KEPALA BIDANG PENEMPATAN DAN PRODUKTIFITAS KERJA

KUSNO, S.Sos

KEPALA BIDANG PENGAWASAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGAN

INDUSTRIAL AGUS SUHERLI, SH

KASI PELAYANAN DAN REHABSOS

SRI ROHANA S,A.KS KASI BANTUAN, JAMSOS & PERLINSOS

PROPI IDA K, A.KS

KASI PEMBERDAYAAN PSKS SOEGIJONO, S.Sos

KASI HUB. PERSYARATAN

KERJA BURHANI

KASI PENGAWASAN &

PERLIND. TK DWI ANDRI S, SH KASI PENINGKATAN

TK & TRANSMIGRASI SUHARNANIK, S.Sos

KASI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KERJA

(5)

Sesuai struktur organisasi tersebut di atas, berdasarkan Peraturan

Walikota Blitar Nomor 27 Tahun 2015 tentang Tugas Pokok , Fungsi dan

Tata Kerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Blitar, Tugas pokok dan

fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Blitar sebagai berikut :

1.1Tugas pokok

melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang sosial,

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian berdasarkan asas otonomi dan

tugas pembantuan

1.2Fungsi

Dalam menjalankan tugas pokoknya dimaksud, Dinas Sosial dan

Tenaga Kerja Kota Blitar mempunyai fungsi:

1. perumusan kebijakan di bidang sosial, ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian berdasarkan peraturan perundang-undangan ;

2. pengkoordinasian penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

pelayanan umum dibidang sosial, ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian;

3. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang sosial,

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian serta pelayanan umum di

bidang sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

4. pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas di bidang sosial,

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

5. penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi dan urusan rumah

tangga Dinas;

6. pelaksanaan pengendalian, pengawasan, dan pembinaan di bidang

administrasi kepegawaian, kearsipan, ketetatalaksanaan,

ketatausahaan, pengelolaan anggaran, perlengkapan, kehumasan

dan pelaksanaan tugas dinas;

7. penyelenggaraan keamanan, kebersihan, dan kenyamanan bekerja di

(6)

8. penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang sosial,

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian sesuai dengan kewenangan

Daerah

9. penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Publik (SPP) dan

Standar Operasional Prosedur (SOP);

10. pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP);

11. pelaksanaan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

dan/atau pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara

periodik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pelayanan;

12. pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang sosial,

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

13. penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait

layanan sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian secara

berkala melalui sub domainwebsite Pemerintah Daerah;

14. pelaksanaan koordinasi, monitoring, evaluasi dan laporan

pelaksanaan tugas bidang sosial, ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian; dan

15. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Walikota

sesuai dengan bidang tugasnya.

C. Isu Strategis

Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan

prioritas penanganan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang,

Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Blitar Tahun

2011-2015 menetapkan 7 (tujuh) isu strategis Kota Blitar, sebagai berikut :

1. Bidang Pemerintahan

2. Bidang Pendidikan

3. Bidang Kesehatan

4. Bidang Ekonomi

(7)

6. Bidang Lingkungan Hidup

7. Wawasan kebangsaan dan religiusitas

Isu strategis yang terkait tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial dan Tenaga

Kerja Kota Blitar adalah isu strategis ke-5 (kelima) yaitu Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan.

Permasalahan Utama ( strategic issued ) di bidang sosial dan

ketenagakerjaan saat ini dapat disampaikan sebagai berikut :

1. Bidang Sosial

a. Angka Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) masih

cukup tinggi

b. Kemandirian dan produktifitas penyandang disabilitas masih rendah

c. Aksesibilitas fasilitas umum bagi penyandang disabilitas belum

memadai

d. Kualitas Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial ( PSKS ) belum

maksimal

e. Peran Lembaga Kesejahteraan Sosial belum optimal dan manajemen

/ pengelola yang belum professional

2. Bidang Ketenagakerjaan

a. Perluasan lapangan kerja belum sebanding dengan pertumbuhan

angkatan kerja

b. Kualitas daya saing calon tenaga kerja belum sesuai dengan

kebutuhan pasar

c. Sarana prasarana penyelenggara pelatihan kerja belum sesuai

dengan perkembangan kebutuhan pasar kerja

d. Sistem informasi ketenagakerjaan belum memadai

e. Perlunya perbaikan sistem hubungan industrial perusahaan yang

harmonis

f. Perlindungan Tenaga Kerja belum optimal

(8)

Strategi Urusan Sosial dan Ketenagakerjaan disusun untuk mencapai misi 4

RPJMD Kota Blitar 2011-2015 ( Memantapkan pelaksanaan perekonomian

daerah yang berbasis kerakyatan dan penanggulangan kemiskinan)

difokuskan pada:

1. Bidang Sosial

a.Peningkatan Pelayanan, perlindungan, pemberian bantuan sosial,

jaminan sosial serta rehabilitasi sosial bagi Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS)

b.Peningkatan kemandirian dan produktifitas penyandang disabilitas

melalui pemberian keterampilan sesuai minat dan potensi

penyandang disabilitas

c. Bersinergi dengan SKPD terkait agar penyandang disabilitas

mendapat kemudahan dalam mengakses fasilitas-fasilitas umum

d.Pembinaan dan optimalisasi peran / keterlibatan Potensi Sumber

Kesejahteraan Sosial ( PSKS ) dalam upaya kesejahteraan social

e. Pembinaan dan monitoring Lembaga Kesejahteraan Sosial

2. Bidang Ketenagakerjaan

a.Meningkatkan keterampilan tenaga kerja dan mendorong tumbuh dan

berkembangnya wirausaha baru

b.Pembinaan lembaga pelatihan kerja berbasis kompetensi ( SKKNI )

dan penguatan sarana prasarana penyelenggara pelatihan kerja

sesuai dengan perkembangan pasar kerja

c. Penyediaan informasi ketenagakerjaan berbasis IT

d.Perbaikan syarat-syarat kerja ( PP,PK,dan PKB) dan sistem

pengupahan sesuai perundang-undangan

e. Mendorong pembentukan dan berfungsinya LKS Bipartit serta Serikat

Pekerja

f. Mendorong Penerapan Norma K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja )

(9)

g. Perlunya Pelayanan Wajib lapor ketenagakerjaan perusahaan berbasis

IT

D. Landasan Hukum

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota

Blitar ini disusun berdasarkan :

a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

b. Undang–Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan;

c. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah;

d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi

dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

e. Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah;

f. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja

Instansi pemerintah;

g. Peraturan Walikota Blitar Nomor 27 Tahun 2014 tentang Tugas Pokok,

(10)

E. Sistematika Laporan

Sistematika Penulisan Laporan Kinerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja

Kota Blitar Tahun 2015 sebagai berikut :

Ringkasan Eksekutif Berisi ringkasan pencapaian kinerja/tujuan dan

sasaran Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota

Blitar Tahun 2015

BAB I Pendahuluan Menguraikan tentang Gambaran Umum Dinas

Tenaga Kerja Kota Blitar, stuktur organisasi &

tugas dan fungsi, Permasalahan Utama (

Strategic issued ), landasan hukum

penyusunan, dan sistematika penyusunan

LKjIP

BAB II Perencanaan

Kinerja

Menguraikan tentang Perencanaan ringkasan /

ikhtisar perjanjian kinerja Tahun 2015

BAB III Akuntabilitas

Kinerja

Menguraikan tentang pengukuran kinerja,

capaian

kinerja, evaluasi dan analisis capaian kinerja,

informasi keuangan yang terkait dengan

pencapaian kinerja.

BAB IV Penutup Penutup Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(LKjIP) Tahun 2015

Lampiran Berisi lampiran Renstra Dinas Sosial dan tenaga

Kerja Kota Blitar Tahun 2011-2015, Rencana

Kinerja tahunan (RKT) 2015 dan pengukuran

(11)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEJIK

1. Visi

Pada hakekatnya membuat visi organisasi merupakan upaya untuk

menggali cita-cita bersama tentang masa depan yang hendak dicapai

sebagai wujud komitmen bersama dari pemilik organisasi itu sendiri.

Oleh karena itu, visi harus menjadi milik bersama yang diyakini oleh

seluruh elemen organisasi yang mampu menjadi akselerasi kegiatan

instansi yang bersangkutan. Dengan kata lain visi merupakan cara

pandang jauh kedepan kemana instansi pemerintah harus dibawa agar

dapat eksis, antipatif dan inovatif sehingga memiliki gambaran yang

menantang tentang keadaan masa depan (visioner) yang diinginkan.

Visi yang merupakan komitmen bersama dan hendak dicapai Dinas

Sosial dan Tenaga Kerja Kota Blitar adalah

“ TERWUJUDNYA PENINGKATAN TARAF KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN TENAGA KERJA YANG BERDAYA SAING, PRODUKTIF DAN SEJAHTERA ”

Adapun makna dari visi tersebut di atas adalah :

a. Peningkatan taraf kesejahteraan sosial yaitu peningkatan kondisi

terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga

masyarakat kota Blitar agar dapat hidup layak dan mampu

mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

b. Tenaga kerja yang berdaya saing, produktif dan sejahtera yaitu

kemampuan tenaga kerja yang mencakup aspek pengetahuan,

ketrampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standard yang

ditetapkan untuk meningkatkan produktivitas, disiplin dan etos kerja

(12)

c. Kesejahteraan pekerja adalah pemenuhan kebutuhan dan keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah baik di dalam

maupun di luar hubungan kerja yang secara langsung atau tidak

langsung dapat mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan

kerja yang aman dan sehat.

2. Misi

Misi merupakan kebijakan yang harus dilaksanakan agar tujuan

organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi

yang telah ditetapkan.Visi dapat terwujud apabila mempunyai Misi yang

jelas sehingga dapat menyeleraskan dengan potensi, peluang dan

kendala yang dihadapi.

Untuk mencapai visi tersebut, ditetapkan misi Dinas Sosial dan Tenaga

Kerja Daerah Kota Blitar yang menggambarkan amanat yang harus

dilaksanakan yaitu :

1. Peningkatan taraf kesejahteraan sosial masyarakat melalui upaya

pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial ( PSKS ).

2. Perwujudan optimalisasi pemanfaatan sumber pelayanan

kesejahteraan sosial melalui peningkatan profesionalitas pelayanan

sosial serta pembentukan perluasan jaringan kerja.

3. Perwujudan peningkatan sinkronisasi antara kalangan dunia usaha

dengan serikat pekerja dan semua pihak bagi upaya kesejahteraan

tenaga kerja.

4. Penurunan angka pengangguran dengan menciptakan lapangan

kerja, meningkatkan dan mengembangkan tenaga kerja yang

kompeten dan berdaya saing tinggi.

5. Peningkatan pengelolaan dan perawatan terhadap sarana dan

prasarana Pemakaman ( Pengelolaan TMP Raden Wijaya )

6. Peningkatan kesejahteraan pekerja dan perlindungan tenaga

kerja dalam segala aspek serta memfasilitasi terlaksananya

(13)

3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi.

Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam

jangka waktu 5 (lima) tahun. Tujuan organisasi harus konsisten dengan

tugas dan fungsinya.Secara kolektif, tujuan organisasi menggambarkan

arah strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan

sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi.Penetapan tujuan didasarkan

kepada faktor-faktor kunci keberhasilan yang ditetapkan setelah

penetapan Visi dan Misi. Tujuan akan mengarahkan perumusan

sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan

misi, menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang.

Adapun tujuan yang ditetapkan dalam Perencanaan Strategis Dinas

Sosial Dan tenaga Kerja Kota Blitar untuk masa 5 (lima) tahun (

2011-2015 ) meliputi :

a) Meningkatkan Kesejahteraan masyarakat yang terwujud melalui

upaya meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sejahtera bagi setiap orang yang ditandai oleh penduduknya yang

hidup dengan perilaku sejahtera dalam lingkungan yang memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesejahteraan yang

bermutu, secara adil dan merata serta memiliki derajat sosial yang

optimal.

b) Meningkatkan kualitas pengelolaan kesejahteraan sosial yang

terwujud dalam tata kehidupan dan penghidupan yang

memungkinkan bagi setiap warga masyarakat untuk mengadakan

usaha dan memenuhi kebutuhan hidupnya, baik

perorangan,keluarga, kelompok dan komunitas masyarakat dengan

(14)

c) Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan

dicapai atau dihasilkan oleh instansi pemerintah dalam jangka

waktu tahunan, semesteran, triwulanan atau bulanan. Sasaran

diusahakan dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur.

Sasaran harus menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui

tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.

d) Sementara itu menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, sasaran (target) adalah hasil

yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang

diharapkan dari suatu kegiatan.

4. Kebijakan

Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan dari Kepala Dinas yang

akan dijadikan pedoman dan petunjuk bagi setiap kegiatan pada

Bidang-Bidang. Setiap tahun dalam Perencanaan Strategis ditetapkan

kebijakan Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Blitar dengan tujuan

dan sasaran yang ingin dicapai. Kebijakan untuk mencapai sasaran

ditempuh melalui :

a) Membuat regulasi yang mendorong pencapaian upaya kesejahteraan

b) Pemberdayaan PMKS dan perlindungan sosial masyarakat.

c) Meningkatkan partisipasi angkatan kerja

5. Program

Program merupakan penjabaran dari kebijakan yang telah

ditetapkan.Program ini merupakan dukungan nyata bagi keberhasilan

pelaksanaan tujuan dan sasaran serta kebijakan dengan demikian

program disusun secara nyata, sistematis dan terpadu.Program dipilih

dari sejumlah program yang telah ditetapkan dalam Permendagri

(15)

Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah.

Program-program Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Blitar yang

strategis tahun 2014 yaitu :

1) Program Pemberdayaan fakir miskin (FM) komunitas adat terpencil

(KAT) dan PMKS lainnya

2) Program Pembinaan Lingkungan Sosial

3) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Daerah

4) Program Peningkatan Kesempatan Kerja

5) Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga

Ketenagakerjaan

6) Program Pembinaan Lingkungan Sosial ( Ketenagakerjaan )

7) Program Pengelolaan Areal Pemakaman

8) Program Pelayanan Dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

6. Kegiatan

Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan setiap unit

SKPD sebagai bahan dari pencapaian sasaran terukur pada satu

program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber

daya untuk menghasilkan keluaran.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja

Kota Blitar dalam tahun 2014 antara lain :

a. Fasilitasi Warga Miskin

b. Perlindungan Dan Pembinaan Sosial Bagi Orang – orang Terlantar

dan PMKS Lainnya

c. Fasilitasi Pendamping Keluarga harapan

d. Penguatan dan Pembinaan Ekonomi Masayarakat di Lingkungan

Industri Hasil Tembakau Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan

(16)

e. Penanganan Masalah-Masalah Strategis yang Menyangkut Tanggap

Cepat Darurat Dan Kejadian Luar Biasa

f. Fasilitasi Anak Bermasalah Sosial

g. Fasilitasi Kegiatan Kelompok Lansia

h. Penyiapan Tenaga Kerja Siap Pakai

i. Pengembangan Kelembagaan Produktivtas dan Pelatihan

Kewirausahaan

j. Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Pemberian Penyelesaian

Perselisihan Hubungan Industrial

k. Sosialisasi Berbagai Peraturan Pelaksanaan Tentang

Ketenagakerjaan

l. Peningkatan Pengawasan, Perlindungan dan Penegakan Hukum

terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja

m. Pemantauan Kinerja Lembaga Penyalur Tenaga Kerja

n. Pembinaan Lembaga Pelatihan Kerja dan Pelatihan Manajemen

Usaha Kecil

o. Survei Kebutuhan Hidup Layak Pekerja

p. Pembinaan Hubungan Industrial bagi Pengusaha dan Pekerja

q. Pembinaan dan Penguatan Kemampuan dan Keterampilan Kerja

Masyarakat di Lingkungan Industri Hasil Tembakau di Bidang

Ketenagakerjaan

r. Pemeliharaan sarana dan prasarana pemakaman

s. Peningkatan jejearing Kerjasama Pelaku-Pelaku Usaha

Kesejahteraan Sosial masyarakat

t. Peningkatan Kualitas SDM Kesejahteraan Sosial Masyarakat

u. Pembinaan Juru Kunci Makam

(17)

B. RENCANA KINERJA TAHUN 2015

RENSTRA Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Blitar Tahun 2011 – 2015

dijabarkan dalam Rencana Kinerja yang disusun setiap tahun. Rencana

Kinerja Tahunan (RKT) memuat informasi tentang : (a) Tujuan dan sasaran

yang ingin dicapai dalam Tahun yang bersangkutan; (b) Cara mencapai

tujuan dan sasaran berupa : Kebijakan, Program; dan Kegiatan serta

indikator kinerja kegiatan dan target capaian.

Tabel 1.3

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN

DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA BLITAR TAHUN 2015

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1 2 3

Terwujudnya

peningkatan taraf kesejahteraan sosial masyarakat melalui pemberdayaan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi sumber

Kesejahteraan Sosial (PSKS)

Jumlah PMKS yang terampil dibidang Membuat Kue

20 Orang

Jumlah PMKS yang terampil dibidang Opak Gambir

20 Orang dibidang Membuat Terang Bulan dan Martabak dibidang Keripik Tempe

20 Orang

Prosentase psikotik/eks.psikotik yang dikirim ke RS Jiwa/ Panti rehabilitasi

10 org

Jumlah pemulangan orang

terlantar

25 org

Jumlah peserta pelatihan

penanganan klien psikotik

(18)

Jumlah warga miskin yang menderita sakit atau mendapat musibah lainnya yang terpenuhi kebutuhan pokoknya

70 orang

Jumlah penyandang disabilitas

yang menerima bantuan sarana mobilitas

18 orang

Jumlah/ prosentase verifikasi dan

validasi data Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan ( PBI

pelayanan sosial serta pembentukan

Jumlah peserta Lomba Orsos 50 orang

Jumlah peserta Rakerda PSKS 65 orang

Jumlah peserta Temu Karya Karang Taruna

60 orang

Jumlah peserta Pengukuhan Karang Taruna

70 Orang

Jumlah LKS anak dan lanjut usia yang menerima Bantuan Sosial

10 LKS

Jumlah Fasilitasi dan Pembinaan

Guru Ngaji, P3N, Guru Sekolah Minggu , Konghucu/klenteng, Budha,Hundu, Pertuni, Pepabri, Anjal, YGA dan Pemulung TPA Ngegong

3.560 orang

Jumlah Lembaga Sosial

Keagamaan yang menerima

Bansos/ hibah sarana

pembelajaran

40 lembaga

Jumlah Anak Yatim yang

mengikuti Buka Bersama

1450 orang

Jumlah Guru Ngaji yang menerima

seragam batik

1606 orang

Jumlah peserta Peringatan Tahun

Baru Muharam

(19)

Jumlah Juru Kunci yang

menerima tambahan

Kesejahteraan dan bantuan peralatan kerja

84 orang

Jumlah masyarakat yang

mengikuti Peringatan HUT PETA

1000 orang

Frekuensi Peringatan Hari

Pahlawan

1 kali

Jumlah perintis/ janda perintis

kemerdekaan yang menerima Pemberian tali asih

65 orang

Jumlah Siswa yang mengikuti

Sarasehan Kepahlawanan

500 orang

Jumlah Anak SD Bermasalah yang

difasilitasi ke Panti Petirahan Anak.

50 orang

Jumlah Orang Tua Calon Peserta

Tetirah yang mendapatkan

informasi pelaksanaan Tetirah

50 orang

Jumlah Lansia yang mengikuti

Jalan Sehat HUT Lansia

2000

bantuan sepatu olah raga

250 orang

Jumlah peserta Bimtek

Kebencanaan

40 orang

Jumlah peserta Pembinaan Tagana 40 orang

Jumlah anggota Tagana yang

menerima tambahan kesejahteraan

40 orang

Terwujudnya Peningkatan

Sinkronisasi antara kalangan dunia usaha dengan serikat

pekerja bagi upaya kesejahteraan tenaga kerja

Jumlah Himpunan Lembaga

Latihan Swasta Indonesia (HILLSI) yang dibina

27 lembaga

Terlaksanakannya survey

kebutuhan hidup layak (KHL)

4 kali

Terselenggaranya pembahasan usulan UMK Kota Blitar 2015

(20)

Terselenggaranya sosialisasi UMK dan UMSK

1 kali, 100 orang

Terselenggaranya upacara

keselamatan kesehatan kerja (K3)

1 kali

Terselenggaranya pengujian dan

pemeriksaan K3

42

perusahaan

jumlah Peserta sosialisasi sistem

management keselamatan dan kesehatan kerja

250 orang

Jumlah peserta Pembinaan Panitia

Pembina Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja

100 orang

Jumlah fasilitasi penyelesaian

perselisihan HI

40 kasus

Jumlah peserta sosialisasi

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

513 orang

Jumlah peserta sosialisasi Mayday 200 orang

Tercapainya tenaga kerja yang kompeten dan

berdaya saing tinggi.

Jumlah Calon Tenaga Kerja yang terampil dibidang menjahit

18 org

Jumlah Calon Tenaga Kerja yang terampil dibidang Otomotif

15 org

Jumlah Calon Tenaga Kerja yang terampil dibidang Komputer

24 org

Jumlah Calon Tenaga Kerja yang

terampil dibidang Tata Boga

30 org

Jumlah Calon Tenaga Kerja yang

terampil dibidang Service Elektronik

30 org

Terselenggaranya pembinaan

PPTKIS/ UP3CTKI

10 orang

Terselenggaranya pembinaan

BKK/Siswa SMK

13 orang

Jumlah/Frekuensi

penyelenggaraan bursa kerja

(21)

Jumlah/Frekuensi Kunjungan kerja ke Bandung

1 kali

Jumlah Calon Tenaga Kerja yang

terampil dibidang laoundry

9 org

Jumlah Calon Tenaga Kerja yang

terampil dibidang sarung bantal pachwork

10 orang 1 kali

kegiatan

Jumlah Calon Tenaga Kerja yang

terampil dibidang Membuat Kue

10 orang 1 kali

kegiatan

Jumlah Calon Tenaga Kerja yang

terampil dibidang potong rambut pria

5 orang 1 kali

kegiatan

Jumlah Tenaga Kerja yang

dibekali motivasi tenaga kerja

1.050 orang

Meningkatkan pengelolaan dan perawatan terhadap sarana dan prasarana situs pahlawan

Luas pembuatan pagar besi di samping kanan dan kiri TMP

8 M2

Luas/ jumlah tembok, gapura, nisan dan kijing yang dicat

2.325 M2

Jumlah pembuatan taman

monumen potlot

perjuangan dan monumen potlot

2 paket

C. PENETAPAN KINERJA 2015

Mengacu pada Rencana Kinerja Tahunan ditetapkan perjanjian kerja yang

dituangkan dalam bentuk penetapan kinerja. Dinas Sosial Dan Tenaga

Kerja Kota Blitar menetapkan Penetapan Kinerja sebagai perjanjian kinerja

Kepala Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Blitar dengan Walikota Blitar.

Penetapan kinerja merupakan dokumen penting yang berisi

kesepakatan/perjanjian kinerja antara atasan dengan bawahan untuk

mewujudkan target-target kinerja tetentu dengan sumber daya baik berupa

(22)

Adapun Penetapan Kinerja Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Blitar

tertuang dalam lampiran IV LKJIP ini. Adapun Penetapan Kinerja Dinas

Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Blitar Tahun 2015 tertuang dalam table 1.4

berikut ini.

Tabel 1.4

FORMULIR PENETAPAN KINERJA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA

KOTA BLITAR TAHUN 2015

SASARAN

KEGIATAN ANGGARAN

2 3 4 5 6 yang terampil dibidang

Membuat Kue

20

Orang Pembinaan Lingkungan yang terampil dibidang Opak Masyarakat Di Lingkungan Industri Hasil Tembakau Di Bidang Sosial Dan

Penguatan Ekonomi

Masyarakat di Lingkungan Industri Hasil Tembakau

yang terampil dibidang Salon

21 Orang

Jumlah PMKS yang terampil dibidang Sablon

20 Orang

Jumlah PMKS yang terampil dibidang

Membuat Terang

Bulan dan

Martabak

20 Orang

Jumlah PMKS yang terampil dibidang

Menjahit

21 Orang

Jumlah PMKS yang terampil dibidang Keripik Tempe

(23)

Prosentase

10 org Pemberdayaa

n Fakir

Jumlah peserta pelatihan Terlantar dan PMKS Lainnya menderita sakit atau mendapat musibah lainnya yang terpenuhi kebutuhan disabilitas yang menerima

bantuan sarana mobilitas

verifikasi dan validasi data Penerima

Bantuan Iuran Jaminan

Kesehatan ( PBI JKN )

(24)

Jumlah Peserta Pembinaan PKH

21 Kel Fasilitasi Pendamping

(25)

Jumlah

Fasilitasi dan Pembinaan Guru Ngaji, P3N, Guru Sekolah Minggu , Konghucu / klenteng,

Budha,Hundu, Pertuni, Pepabri, Anjal, YGA dan

Lembaga Sosial Keagamaan yang

mengikuti Buka Bersama

(26)

Frekuensi

Peringatan Hari Pahlawan

1 kali

Jumlah perintis/

janda perintis kemerdekaan yang menerima Pemberian tali asih yang difasilitasi

ke Panti

Peserta Tetirah yang

(27)

Jumlah Lansia yang

mendapatkan bantuan sepatu olah raga

Strategis yang Menyangkut Tanggap Cepat Darurat dan Kejadian Luar Biasa

Latihan Swasta Indonesia

Kota Blitar 2015

4 kali

Terselenggarany a sosialisasi UMK dan UMSK

(28)

Terselenggarany

a upacara

keselamatan kesehatan kerja (K3) Industrial bagi Pengusaha

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja perselisihan HI

(29)

Jumlah peserta sosialisasi

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Jumlah peserta sosialisasi yang terampil dibidang

menjahit

18 org

Jumlah Calon Tenaga Kerja yang terampil dibidang Masyarakat Di Lingkungan Industri Hasil Tembakau Di Masyarakat Di Lingkungan Industri Hasil Tembakau Di yang terampil dibidang

Komputer

24 org

Jumlah Calon

Tenaga Kerja yang terampil dibidang Tata Boga yang terampil dibidang Service Elektronik

(30)

Terselenggarany nsi Kunjungan

kerja ke yang terampil dibidang yang terampil dibidang sarung bantal pachwork

10 orang

Jumlah Calon

Tenaga Kerja yang terampil dibidang yang terampil dibidang potong rambut pria

(31)

Jumlah Tenaga

Kerja yang

dibekali motivasi tenaga kerja dan Pelatihan Kewirausahaa n pengelolaan dan

Luas pembuatan pagar besi di samping kanan dan kiri TMP tembok, gapura, nisan dan kijing

pengecatan relief patung

perjuangan dan monumen potlot

(32)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( AKIP ) adalah bentuk kewajiban

suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan /

kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.

Penyusunan LKJIP tahun 2015 ini didasarkan pada pengukuran hasil

pelaksanaan perencanaan Strategis dan Rencana Kinerja Tahunan yang

telah ditetapkan sebelumnya serta setelah berakhirnya pelaksanaan

kegiatan tahun 2015.

Mengukur kinerja pada hakikatnya melakukan pengukuran atau penilaian

apakah kerja instansi pemerintah tersebut berhasil atau gagal memenuhi

target-target yang direncanakannya. Pengukuran kinerja ini dilakukan

dengan menghitung capaian kinerja yang telah ditetapkan dalam Rencana

Kinerja Tahunan kegiatan dan sasaran dengan cara membandingkan antara

rencana dengan realisasi pencapaiannya. Pengukuran terhadap pencapaian

komponen kegiatan dan sasaran ini dituangkan dalam formulir Pengukuran

Kinerja Kegiatan (PKK) dan formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS).

Alat ukur yang digunakan untuk ukuran keberhasilan atau kegagalan

capaian kinerja pada Dinsosnaker Kota Blitar adalah Indikator Kinerja

Utama (IKU) tahun 2011-2015.Dimana Indikator Kinerja Utama (IKU)

merupakan acuan untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan capaian

kinerja prioritas program yang bersifat strategis. Sebagaimana diamanatkan

dalam ketentuan umum Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 disebutkan Kinerja Instansi

Pemerintah merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran

(33)

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program

dan kebijakan yang ditetapkan.

Sedangkan dalam pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan Permendagri

13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah menjadi Permendagri 59 Tahun

2007 menggunakan jenis indikator kinerja mulai dari input hingga outcomes

sebagai berikut.

1) Input

Indikator input adalah segala sumber daya, baik dana, orang, alat maupun

sistem yang digunakan dalam kegiatan untuk menghasilkan keluaran. Input

adalah segala hal yang digunakan untuk menghasilkan output dan outcome

sedangkan indikator input adalah alat yang digunakan untuk

menggambarkan bagaimana input tersebut digunakan untuk menghasilkan

output dan outcome. Untuk menggambarkan kinerja dalam mengelola input

tersebut, indikator kinerja input dapat dikelompokkan menjadi indikator

yang menggambarkan mengenai (1) kuantitas input, (2) kualitas input, dan

(3) kehematan dalam menggunakan input.

2) Proses

Indikator proses memberikan gambaran mengenai langkah-langkah yang

dilaksanakan dalam menghasilkan barang atau jasa. Indikator mengenai

proses dapat dikelompokkan menjadi (1) frekuensi proses/kegiatan, (2)

ketaatan terhadap jadwal dan (3) ketaatan terhadap standar/ketentuan

yang ditentukan dalam melaksanakan proses.

3) Output

Indikator output memberikan gambaran mengenai output dalam bentuk

barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu aktivitas/kegiatan. Sama

halnya dengan indikator input, indikator output sebaiknya juga dibedakan

dengan outputnya sendiri. Output adalah segala hal yang dihasilkan oleh

(34)

menggambarkan bagaimana organisasi mengelola input tersebut digunakan

untuk menghasilkan output dan outcome.

4) Outcome

Indikator outcome memberikan gambaran mengenai hasil aktual atau yang

diharapkan dari barang atau jasa yang diproduksi oleh suatu

organisasi.Hasil ini kadang-kadang diperoleh langsung setelah barang dan

jasa selesai. Dalam banyak kondisi, hasil baru akan diperoleh dalam

rentang waktu yang cukup lama. Dalam kondisi yang lain, hubungan sebab

akibat antara output dan hasil tidak dikaitkan secara langsung. Indikator

kinerja outcome dapat dikelompokkan menjadi indicator yang

menggambarkan (1) peningkatan kuantitas setelah output / kegiatan selesai,

(2) perbaikan proses setelah output / kegiatan selesai, (3) peningkatan

efisiensi setelah output / kegiatan selesai, (4) peningkatan kualitas setelah

output / kegiatan selesai, (5) perubahan perilaku setelah output / kegiatan

selesai, (6) peningkatan efektivitas setelah output / kegiatan selesai, dan (7)

peningkatan pendapatan setelah output / kegiatan selesai.

Untuk mengetahui capaian kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan

asumsi dan rumus sebagai berikut :

a. Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang

semakin baik, atau sebaliknya jika realisasi semakin rendah pencapaian

kinerja semakin rendah maka digunakan rumus sebagai berikut:

Prosentase Pencapaian Rencana Tingkat

Capaian =

Realisasi

x 100 % Rencana

b. Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang

semakin rendah, atau sebaliknya jika realisasi makin rendah

pencapaian kinerja semakin baik, maka digunakan rumus sebagai

(35)

Prosentase Pencapaian

Rencana Tingkat Capaian =

Rencana-

(Realisasi-Rencana ) x 100

% Rencana

Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menghitung pencapaian kinerja

kegiatan dan sasaran dengan cara membandingkan antara rencana

pencapaiannya yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan

dengan realisasi pencapaiannya. Pengukuran terhadap pencapaian

komponen kegiatan dan sasaran ini dituangkan dalam formulir Pengukuran

Kinerja Kegiatan (PKK).

Pernyataan keberhasilan atas pencapaian kinerja tersebut diberikan dengan

memberikan atribut pada capaian masing-masing indikator kinerja, dengan

kriteria :

NO NILAI CAPAIAN KINERJA PEMBERIAN

ATRIBUT

% KETERANGAN PRESENTASE

1. 85% s.d 100% Delapan puluh lima persen

sampai

dengan seratus persen

Sangat Berhasil

2. 70% s.d <

85%

Tujuh puluh persen sampai

kurang dari delapan puluh lima

persen

Berhasil

3. 55% s.d <

70%

Lima puluh lima persen sampai

kurang dari tujuh puluh persen

Cukup Berhasil

4. < 55% Di bawah lima puluh lima

persen

(36)

1. Analisis Evaluasi Pencapaian Kinerja

Suatu pelaporan akuntabilitas kinerja tidak hanya berisi tingkat

keberhasilan / kegagalan yang dicerminkan oleh hasil evaluasi indikator

kinerja sebagaimana yang ditunjukkan oleh pengukuran penilaian kinerja,

tetapi juga menyajikan data dan informasi yang relevan dengan kebutuhan

bagi pembuatan keputusan agar dapat menginterpretasikan keberhasilan /

kegagalan tersebut secara lebih luas dan mendalam. Adapun pencapaian

nilai akhir dari kinerja masing-masing sasaran di Dinas Sosial Dan Tenaga

Kerja Kota Blitar adalah sebagai berikut :

Misi 1 : Terwujudnya peningkatan taraf kesejahteraan sosial masyarakat melalui upaya pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial ( PSKS ).

Kegiatan yang mendukung misi I :

a. Pembinaan Kemampuan dan keterampilan Masyarakat di Lingkungan

Industri Hasil Tembakau di Bidang Sosial

b. Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Industri Hasil Tembakau

dalam rangka pengentasan kemiskinan dan pengangguran di bidang

Sosial

c. Perlindungan dan pembinaan sosial bagi orang terlantar dan PMKS

d. Fasilitasi Warga Miskin

e. Fasilitasi Program keluarga Harapan

Untuk merealisasi sasaran Kegiatan ini ditetapkan beberapa IKU sebagai

berikut :

1) Jumlah PMKS yang terampil dibidang Membuat Kue , membuat Opak

Gambir, Salon , Sablon, Membuat Terang Bulan dan martabak Telur,

(37)

Untuk merealisasi sasaran Peningkatan keterampilan masyarakat

ditetapkan IKU Jumlah PMKS yang terampil dibidang Membuat Kue ,

membuat Opak Gambir, Salon , Sablon, Membuat Terang Bulan dan

martabak Telur, Menjahit, Membuat Keripik tempe. Strategi yang

ditempuh melalui kegiatan Pembinaan Kemampuan dan keterampilan

Masyarakat di Lingkungan Industri Hasil Tembakau di Bidang Sosial

dan Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Industri Hasil

Tembakau di bidang Sosial. Keberhasilan kegiatan ini ditunjang oleh

komitmen yang kuat dari staf untuk bekerja secara optimal dan

tingginya animo masyarakat serta koordinasi antara pihak terkait.

Dampak dari berhasilnya kegiatan ini adalah bertambahnya

keterampilan pencari kerja dari keluarga miskin dalam bidang :

Membuat Kue 20 ( dua puluh ) Orang, membuat Opak Gambir sejumlah

20 ( dua puluh ) Orang, Salon sejumlah 21 ( dua puluh satu ) Orang,

Sablon sejumlah 20 ( dua puluh ) Orang, Membuat Terang Bulan dan

martabak Telur sejumlah 20 ( dua puluh ) Orang, Menjahit sejumlah 21

( dua puluh satu ) Orang, Membuat Keripik tempe sejumlah 20 ( dua

puluh ) Orang. Sehingga pencapaian kinerja melalui kegiatan pelatihan

keterampilan kinerja seluruhnya tercapai 100 %, sehingga dapat

dikategorikan sangat berhasil.

(38)

2) Jumlah Pemulangan Orang Terlantar, Razia/ Penjaringan PMKS,

Pengiriman Psikotik ke RSJ, Pelatihan Restren.

Untuk merealisasi sasaran Pengurangan Jumlah Penyandang Masalah

Kesejahteraan sosial ditetapkan IKU Jumlah Pemulangan Orang

Terlantar, Razia/ Penjaringan PMKS, Pengiriman Psikotik ke RS Jiwa,

Pengiriman Psikotik ke RSJ, Pelatihan Restren. Strategi yang ditempuh

adalah melalui kegiatan Perlindungan dan Pembinaan Sosial Bagi Orang

– orang Terlantar dan PMKS Lainnya. Selama Tahun 2015 Pelayanan Pemulangan Orang Terlantar sejumlah 47 ( empat puluh tujuh ) orang

dan semua telah dipulangkan ke Daerah asalnya, Razia/ Penjaringan 2

( dua ) Kali kegiatan, psikotik/ eks.psikotik yang difasilitasi

pengirimannya ke RS Jiwa/ Panti rehabilitasi sebanyak 1 orang,

Pelatihan Penanganan klien psikotik dengan peserta 48 orang dari kader

Kesehatan Jiwa Kelurahan, PSM, TKSK dan tagana . Jika dilihat dari

rata-rata capaian kinerja sasaran 115% yang dapat dikategorikan

Sangat Berhasil. Dampak keberhasilan kegiatan ini adalah berkurangnya jumlah PMKS serta tersedianya tenaga untuk

Penanganan klien psikotik dari setiap kelurahan di Kota Blitar.

(39)

3) Prosentase Warga Miskin yang menderita sakit atau mendapat musibah

lainnya yang mengajukan bantuan pemenuhan kebutuhan pokok,

Jumlah penyandang disabilitas yang mendapat sarana mobilitas.

Untuk merealisasikan sasaran terpenuhinya kebutuhan pokok warga

miskin yang sakit atau mendapat musibah lainnya / keluarga psikotik

dan terpenuhinya sarana mobilitas bagi penyandang disabilitas

ditetapkan IKU Prosentase Warga Miskin yang menderita sakit atau

mendapat musibah lainnya yang mengajukan bantuan pemenuhan

kebutuhan pokok sebanyak 62 orang, Jumlah penyandang disabilitas

yang mendapatkan sarana mobilitas sebanyak 18 orang, verifikasi dan

Validasi Data penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional

( PBI-JKN) di 21 kelurahan. Strategi yang ditempuh adalah melalui

kegiatan Fasilitasi Warga Miskin, dari 62 ( enam puluh dua ) proposal

Bantuan Sembako dari masyarakat dan 18 ( delapan belas ) proposal

bantuan sarana mobilitas bagi penyandang disabilitas, semua telah

direalisasi dan langsung didistribusikan kepada masyarakat yang

membutuhkan.

Rata-rata capaian kinerja sasaran 100% sehingga dapat dikatakan

Sangat Berhasil. Dampak keberhasilan kegiatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan pokok warga miskin yang menderita sakit atau

mendapat musibah lainnya dan terpenuhinya sarana mobilitas bagi 18

orang penyandang disabilitas untuk beraktifitas sehari – hari.

4) Jumlah peserta pembinaan Program Keluarga Harapan ( PKH ).

Untuk merealisasikan sasaran Terpenuhinya Fasilitasi Program Keluarga

Harapan ( PKH ) ditetapkan IKU Jumlah peserta pembinaan Program

Keluarga Harapan ( PKH ) di 21 kelurahan. dengan realisasi peserta

pembinaan Program Keluarga Harapan sejumlah 21 kelurahan dengan

presentasi capaian kinerja 100%. Strategi yang ditempuh adalah dengan

kegiatan Fasilitasi Pendamping Program Keluarga Harapan sehingga

(40)

Untuk lebih jelasnya capaian kinerja sasaran 1 dapat dilihat pada

table 1.5 berikut ini :

Tabel 1.5

(Tabel Capaian kinerja Misi 1 )

Sasaran terampil dibidang Membuat Kue

20 Orang

20 Orang 100

Jumlah PMKS yang

terampil dibidang

Opak Gambir

20

Orang

20 Orang 100

Jumlah PMKS yang

terampil dibidang

Salon

21

Orang

21 Orang 100

Jumlah PMKS yang

terampil dibidang

Sablon

20

Orang

20 Orang 100

Jumlah PMKS yang

terampil dibidang

Membuat Terang

Bulan dan Martabak

20

Orang

20 Orang 100

Jumlah PMKS yang

terampil dibidang

Menjahit

21

Orang

21 Orang 100

Jumlah PMKS yang

(41)

psikotik/eks.psikotik

yang dikirim ke RS

Jiwa/ Panti

rehabilitasi

Jumlah pemulangan

orang terlantar

25 org 47 Orang 188

Jumlah peserta

pelatihan penanganan

klien psikotik

48

orang

48 orang 100

Jumlah warga miskin

yang menderita sakit

atau mendapat

musibah lainnya yang

terpenuhi kebutuhan

pokoknya

70

orang

62 orang 88,5

Jumlah penyandang

cacat yang menerima

bantuan sarana

mobilitas

18

orang

18 orang 100

Jumlah/ prosentase

verifikasi dan validasi

data Penerima

Bantuan Iuran

Jaminan Kesehatan (

PBI JKN )

9 bulan 9 bulan 100

Jumlah Peserta

Pembinaan PKH

(42)

Misi 2 : Terwujudnya optimalisasi pemanfaatan sumber pelayanan kesejahteraan sosial melalui peningkatan profesionalitas pelayanan sosial serta pembentukan perluasan jaringan kerja.

Kegiatan yang mendukung misi II :

a. Peningkatan jejaring kerjasama pelaku-pelaku usaha kesejahteraan

sosial

b. Peningkatan kualitas SDM Kesejahteraan sosial masyarakat

c. Pembinaan juru kunci makam

d. Pembinaan Kesejahteraan Perintis Kemerdekaan

e. Fasilitasi Anak Bermasalah Sosial

f. Penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat

darurat dan kejadian luar biasa.

g. Fasilitasi Kegiatan Kelompok Lansia

Untuk merealisasi sasaran ditetapkan beberapa indikator Kinerja sebagai

berikut :

1) Fasilitasi Lomba Orsos ( Karang Taruna, LKS, PSM ), Jumlah Peserta

Rakerda PSKS , Jumlah Peserta Temu Karya Karang Taruna , Jumlah

Peserta Pengukuhan Karang Taruna, bantuan sosial kepada LKSA/LU.

Sasaran Peningkatan Sumber Daya PSKS dalam Penyelenggaraan

Kesejahteraan Sosial ditetapkan IKU Fasilitasi Lomba Orsos 50 orang,

Jumlah Peserta Rakerda PSKS 65 orang, Jumlah Peserta Temu Karya

Karang Taruna 60 orang, Jumlah Peserta Pengukuhan Karang Taruna

70 orang, bantuan sosial kepada 10 LKSA/LU. Strategi yang ditempuh

melalui kegiatan Peningkatan Jejaring Kerjasama Pelaku – pelaku

Usaha Kesejahteraan Sosial Masyarakat dengan presentase capaian

kinerja 72,84% sehingga dapat dikategorikan berhasil. Kebehasilan kegiatan ini ditunjang oleh kerjasama yang baik seluruh staf dan

tingginya animo Organisasi Sosial. Pengukuhan Karang taruna belum

(43)

dengan akhi tahun 2015. Dampak keberhasilan program ini adalah

meningkatnya kualitas kerjasama pelaku usaha kesejahteraan sosial

masyarakat dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial.

2) Jumlah peserta pembinaan Guru Ngaji, P3N/Modin, Guru Sekolah

Minggu, Jumlah kelurahan penerima sarana prasarana Rukun

Kematian, Jumlah Anaka yatim yang mengikuti buka bersama, Jumlah

Guru Ngaji yang menerima seragam batik, Jumlah peserta peringatan

Tahun Baru Muharam.

Untuk merealisasi sasaran Peningkatan Kualitas Guru Ngaji, P3N, Guru

Sekolah Minggu, Lembaga Sosial Keagamaan dan Sumber Daya Manusia

di Bidang Kesejahteraan Sosial ditetapkan IKU Terlaksananya

pembinaan Guru Ngaji, P3N/Modin, Guru Sekolah Minggu, sebanyak

3.560 orang, penerima sarana prasarana Rukun Kematian di 21

Kelurahan, Buka bersama anak yatim dan peringatan Thun baru

Muharam yang masing-masing diikuti 1.450 orang dan orang dengan

rata-rata realisasi presentase capaian kinerja 100%. Sehingga dapat

dikategorikan sangat berhasil. Strategi yang ditempuh adalah melalui kegiatan Peningkatan Kualitas SDM Kesejahteraan Sosial Masyarakat.

Faktor penunjang Keberhasilan kegiatan ini ditunjang oleh komitmen

yang kuat dari staf untuk bekerja secara optimal dan komitmen dengan

tupoksi dan tingginya animo masyarakat serta adanya koordinasi yang

baik dengan pihak terkait.

Dampak keberhasilan kegiatan ini adalah peningkatan kualitas Guru

Ngaji , P3N, dan Modin Perempuan melalui kegiatan Pembinaan Guru

Ngaji, Pemberian Bantuan Sarana prasarana Rukun Kematian berupa

tenda, sound system, kursi, kepada 21 ( dua pulu satu ) Kelurahan.

3) Peningkatan kesejahteraan dan pembinaan Juru Kunci Makam, Jumlah

(44)

Untuk mencapai sasaran Peningkatan kualitas Juru Kunci Makam dan

terwujudnya kebersihan di area pemakaman ditetapkan IKU

Peningkatan kesejahteraan dan pembinaan Juru Kunci Makam dan

Pemberian Peralatan kerja. Strategi untuk mencapai sasaran ini melalui

kegiatan Pembinaan juru Kunci Makam. Dampak keberhasilan kegiatan

ini adalah bertambahnya kesejahteraan Juru Kunci makam melalui

Pemberian insentif selama 12 bulan, pemberian bingkisan hari Raya dan

pemberian bantuan sarana kerja berupa peralatan kebersihan bagi 81 (

delapan puluh satu ) orang Juru kunci serta terwujudnya kebersihan di

area pemakaman di Kota Blitar dengan presentase capaian kinerja 100%

sehingga dapat dikategorikan sangat berhasil.

4) Jumlah peserta peringatan HUT PETA, Jumlah peserta Peringatan Hari

Pahlawan, Jumlah Penerima Tali asih bagi perintis/janda perintis

kemerdekaan , Jumlah Peserta Sarasehan Kepahlawanan

Untuk mencapai sasaran Peningkatan penghormatan terhadap jasa para

pejuang / perintis kemerdekaan ditetapkan IKU Terlaksananya

peringatan HUT PETA, Peringatan Hari Pahlawan, Pemberian Tali asih

bagi perintis/janda perintis kemerdekaan, Sarasehan Kepahlawanan.

Strategi yang ditempuh melalui kegiatan Pembinaan Kesejahteraan

Perintis Kemerdekaan .

Capaian target sasaran rata-rata 100 % sehingga masuk kategori sangat berhasil. Faktor penunjang keberhasilan kegiatan ini adalah adanya staf yang komitmen dengan tupoksinya dan kerjasama yang baik dengan

pihak ketiga. Dampak keberhasilan kegiatan ini adalah semakin

bertambahnya wawasan kebangsaan melalui kegiatan Peringatan HUT

PETA yang diikuti oleh pelajar dan masyarakat sejumlah 1000 orang,

Upacara dalam rangka Peringatan hari pahlawan yang diikuti peserta

gabungan Kota dan Kabupaten Blitar, Pemberian Tali Asih bagi Perintis

/ Janda perintis sejumlah 65 paket serta terlaksananya sarasehan

(45)

Dokumentasi: Peserta sarasehan kepahlawanan Tahun 2015

5) Jumlah Anak SD Bermasalah yang dikirim ke Panti Sosial Petirahan

Anak (PSPA) Batu, Jumlah Peserta Bimbingan Sosial Pra Tetirah

Untuk merealisasikan sasaran berkurangnya anak anak usia SD yang

bermasalah sosial ditetapkan IKU Pengiriman Anak SD Bermasalah

untuk Tetirah di Panti Sosial Petirahan Anak ( PSPA ) Batu dengan

jumlah realisasi sebanyak 50 orang, serta Bimbingan Sosial Pra Tetirah

sebanyak 50 orang. Strategi yang ditempuh adalah melalui kegiatan

Fasilitasi Anak Bermasalah Sosial Dampak dari kegiatan ini adalah

perubahan perilaku anak – anak usia SD yang semula bermasalah

sosial menjadi lebih santun, dan berlaku normatif. Rata-rata presentase

(46)

6) Jumlah Anggota peserta Bimtek kebencanaan, Jumlah Peserta

pembinaan Tagana, Jumlah Anggota Tagana yang menerima tambahan

kesejahteraan.

Untuk merealisasi sasaran Kesiapan Taruna Siaga Bencana dalam

Penanganan Bencana ditetapkan IKU Jumlah Anggota peserta Bimtek

kebencanaan, Jumlah Peserta pembinaan Tagana, Jumlah Anggota

Tagana yang menerima tambahan kesejahteraan. Strategi yang

ditempuh untuk mencapai target kinerja adalah melalui kegiatan

anggota materi penanggulangan kebakaran dan Tagana goes to school

dilaksanakan di 6 Sekolah Menengah Atas .

Pembinaan Tagana diikuti oleh 40 orang serta Anggota Tagana yang

menerima tambahan kesejahteraan sejumlah 40 orang. Rata-rata

presentase capaian kinerja 100% sehingga termasuk kategori sangat berhasil. Dampak dari keberhasilan kegiatan ini adalah semakin bertambahnya relawan Taruna Siaga Bencana yang tanggap bencana

khusunya bencana kebakaran.

7) Jumlah Lansia yang mengikuti jalan sehat HUT Lansia, Jumlah Karang

Werdha Yang Mengikuti Lomba, Jumlah Peserta Sarasehan Lansia,

Jumlah Peserta Pembinaan Karang Werdha, Jumlah Lansia yang

mendapatkan sepatu olah raga.

Untuk mencapai sasaran Peningkatan Kesejahteraan Lanjut usia

ditetapkan IKU Terlaksananya Kegiatan HUT Lansia dengan realiasasi

sebanyak 2000 orang, karang werdha yang mengikuti lomba sebanyak 2

orang, Sarasehan Lansia sebanyak 200 orang, Pembinaan Karang

Werdha sebanyak 120 orang, Pemberian sepatu olah raga sejumlah 250

orang. Rata-rata presentase capaian kinerja 100% sehingga masuk

kategori sangat berhasil. Strategi yang ditempuh adalah melalui kegiatan Fasilitasi Kegiatan kelompok Lansia. Faktor penunjang

keberkasilan kegiatan ini adalah dukungan staf yang komitmen dengan

(47)

baik dengan pihak ketiga. Dampak keberhasilan kegiatan ini adalah

semakin meningkatnya kesejahteraan Lanjut Usia.

Untuk lebih jelasnya capaian kinerja sasaran 2 dapat dilihat pada tabel

1.6 berikut :

Tabel 1.6

(Tabel Capaian kinerja sasaran 2 )

Sasaran jaringan kerja

Jumlah peserta Lomba Orsos

50 orang

50 orang 100

Jumlah peserta

Rakerda PSKS

65

orang

65 orang 100

Jumlah peserta Temu

Karya Karang Taruna

60

orang

60 orang 100

Jumlah peserta

Pengukuhan Karang

Taruna

70

Orang

0 Orang 0

Jumlah LKS anak dan

lanjut usia yang

menerima Bantuan

Sosial

10 LKS 10 LKS 100

Jumlah Fasilitasi dan

Pembinaan Guru Ngaji

3.560

yang menerima Sarana

Prasarana Rukun

Kematian

21 Kel 21 Kel 100

Jumlah Anak Yatim

yang mengikuti Buka

(48)

Jumlah Guru Ngaji

yang menerima

Jumlah Juru Kunci

yang menerima

yang mengikuti

Peringatan HUT PETA

1000

orang

1000

orang

100

Frekuensi Peringatan

Hari Pahlawan

1 kali 1 kali 100

Jumlah perintis/ janda

perintis kemerdekaan

yang menerima

Pemberian tali asih

65

orang

65 orang 100

Jumlah Siswa yang

mengikuti Sarasehan

Kepahlawanan

500

orang

500 orang 100

Jumlah Anak SD

Bermasalah yang

difasilitasi ke Panti

Petirahan Anak.

50

orang

(49)

Jumlah Orang Tua

Calon Peserta Tetirah

yang mendapatkan

Jumlah Lansia yang

mengikuti Jalan Sehat

HUT Lansia

Jumlah karang werdha

yang mengikuti lomba

2 orang 2 orang 100

Karang Werdha yang

dibina

120

orang

120 orang 100

Jumlah Lansia yang

mendapatkan bantuan

sepatu olah raga

250

orang

250 orang 100

Jumlah peserta Bimtek Kebencanaan

40 orang

40 orang 100

Jumlah peserta

Pembinaan Tagana

40 orang

40 orang 100

Jumlah anggota

Tagana yang menerima tambahan

kesejahteraan

40 orang

(50)

Misi 3 :Terwujudnya peningkatan sinkronisasi antara kalangan dunia usaha dengan serikat pekerja semua pihak bagi upaya kesejahteraan tenaga kerja.

Kegiatan yang mendukung misi 3 :

a. Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Pemberian Penyelesaian Perselisihan

Hubungan Industrial

b. Sosialisasi Berbagai Peraturan Pelaksanaan Tentang Ketenagakerjaan

c. Kegiatan Peningkatan Pengawasan, Perlindungan dan Penegakan

Hukum Terhadap. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

d. Pemantauan Kinerja lembaga Penyalur Tenaga Kerja

e. Pembinaan Lembaga Pelatihan Kerja dan Pelatihan Manajemen Usaha

Kecil

f. Survey Kebutuhan Hidup Layak Pekerja

g. Pembinaan Hubungan Industrial bagi Pengusaha dan Pekerja

Untuk merealiasikan sasaran program ini telah ditetapkan beberapa IKU

sebagai berikut:

1) Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Untuk merealisasi sasaran terciptanya harmonisasi perusahaan dan

karyawan di Kota Blitar ditetapkan IKU Penyelesaian Perselisihan

Hubungan Industrial . Starategi yang ditempuh adalah melalui kegiatan

Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Penyelesaian Perselisihan Hubungan

Industrial. Dinas Sosial dan tenaga Kerja telah memfasilitasi

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial berdasarkan kasus yang

dilaporkan sejumlah 7 ( tujuh ) Kasus pengaduan terdiri dari Hotel

Tugu Lestari 2 kasus, PT.Boerwita Citra Pratama, UD, Bumi Artha,

Pengelola Telecenter Anjungan PIPP, Suzuki Finance, UD. Cemara Mas

PS. 6 kasus diselesaikan secara Bipartit dan 1 kasus diselesaikan

melalui mediator. Realisasi kinerja 100 % sehingga masuk kategori

(51)

2) Jumlah Peserta Sosialisasi sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3), Jumlah Peserta Pembinaan P2K3, jumlah

peserta Sosialisasi norma ketenagakerjaan kepada pekerja/pengusaha,

Jumlah peserta Sosialisasi norma kesehatan kerja dan lingkungan kerja.

Untuk merealisasi sasaran Peningkatan peningkatan implementasi

hokum ketenagakerjaan di Kota Blitar ditetapkan IKU Jumlah Peserta

Sosialisasi sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3), Jumlah Peserta Pembinaan P2K3, jumlah peserta Sosialisasi

norma ketenagakerjaan kepada pekerja/pengusaha, Jumlah peserta

Sosialisasi norma kesehatan kerja dan lingkungan kerja. Strategi yang

ditempuh melalui kegiatan Sosialisasi Berbagai Peraturan Pelaksanaan

Tentang Ketenagakerjaan. Realisasi Kinerja sampai dengan akhir tahun

2015 adalah Jumlah peserta Sosialisasi sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (SMK3) kepada 250 orang, Pembinaan P2K3

kepada 75 orang dan jumlah peserta Sosialisasi norma ketenagakerjaan

kepada pekerja/pengusaha sebanyak 200 orang , Sosialisasi norma

kesehatan kerja dan lingkungan kerja kepada 100 orang. Rata-rata

presentase capaian kinerja 100% sehingga termasuk kategori sangat berhasil.

3) Jumlah / Frekuensi upacara K3, Jumlah peserta pembinaann Panitia

Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( P2K3), Jumlah pengujian

dan pemeriksaan K3.

Untuk merealisasi sasaran Terpedomaninya / terlaksananya K3

ditetapkan IKU Jumlah / Frekuensi upacara K3, Jumlah peserta

pembinaann Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( P2K3),

Jumlah pengujian dan pemeriksaan K3 dengan realisasi Jumlah /

Frekuensi upacara K3 1 kali, Jumlah Pengujian dan pemeriksaan K3 di

42 perusahaan, Jumlah peserta pembinaann Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja 75 perusahaan.

Strategi yang ditempuh melalui kegiatan Peningkatan pengawasan,

(52)

Kesehatan. Rata-rata presentase capaian kinerja 100%. Sehingga dapat

dikategorikan sangat berhasil. Dampak keberhasilan kegiatan ini adalah terselenggaranya Upacara K3 yang diikuti oleh perusahaan yang

ada di Kota Blitar dan pemasangan spanduk dan umbul-umbul selama

bulan K3 yaitu mulai tanggal 12 Januari s/d 12 Februari di tempat2

strategis.

Dokumentasi : Upaca Bulan K3 di Pt. Rama Manggala Gas

4) Jumlah Peserta Pembinaan PPTKI/UP3CTKI, Jumlah /Frekuensi

Pembinaan Bursa Kerja Khusus ( BKK ), Frekuensi Bursa Kerja, Jumlah

/ Frekuensi Kunjungan Kerja ke Bandung

Untuk merealisasi sasaran pemenuhan serta perluasan kesempatan

kerja dan terwujudnya penempatan tenaga kerja ditetapkan IKU Jumlah

Peserta Pembinaan PPTKI/UP3CTKI dengan realisasi sejumlah 10 orang,

Jumlah Peserta Pembinaan Bursa Kerja Khusus ( BKK ) 2 kali,

Frekuensi Bursa Kerja 1 kali, Jumlah / Frekuensi Kunjungan Kerja ke

Bandung 1 kali. Rata-rata presentase capaian kinerja 100 %. Sehingga

dapat dikategorikan sangat berhasil. Faktor penunjang keberhasilan kegiatan ini adalah adanya staf yang komitmen terhadap tupoksi serta

(53)

kegiatan ini adalah bertambahnya informasi tentang lowongan kerja di

Kota Blitar dan sekitarnya. Bursa kerja yang dilaksanakan selama 2 hari

diikuti oleh 35 perusahaan nasional dan local yang menyediakan 2.500

lowongan kerja.

Dokumentasi Suasana Bursa Pasar Kerja

5) Jumlah Himpunan Lembaga latihan Swasta ( HILLSI ) yang dibina

Untuk merealisasi sasaran peningkatan wawasan lembaga latihan

swasta di Kota Blitar ditetapkan IKU Jumlah Himpunan Lembaga

latihan Swasta ( HILLSI ) yang dibina. Strategi yang ditempuh melalui

kegiatan Pembinaan Lembaga Pelatihan Kerja dan Pelatihan Manajemen

Usaha Kecil. Realisasi kegiatan adalah telah terlaksananya pembinaan

kepada 32 ( tiga puluh dua ) Lembaga Pelatihan Kerja Swasta ( HILLSI ).

Rata-rata presentase capaian kinerja 100%. Sehingga dapat

dikategorikan sangat berhasil. Dampak keberhasilan kegiatan ini adalah terciptanya hubungan yang harmonis antara Pemerintah dan

Gambar

Tabel 1.3 FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN
Tabel 1.4 FORMULIR PENETAPAN KINERJA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA
table 1.5 berikut ini :
Tabel 1.6
+5

Referensi

Dokumen terkait

Rekomendasi yang diberikan NALCO untuk pemakaian bahan kimia adalah sebanyak 1,7 ton NaOH hingga 4 ton, sehingga dapat dilihat bahwa hanya dengan pemakaian 1,7

Efek komunikasi massa pada perilaku sosial yang diterima atau efek. prososial behavioral (dan pada perilaku

Daerah yang sering terkena adalah tungkai bawah, lengan bawah, kaki, tangan, region glutea, dan paha.Gejala dan tanda-tanda sindroma kompartemen adalahasimetris pada

Optum G2 memberikan hasil yang sangat dekat dengan pengujian tiang dilapangan, sedangkan pada Metode Poulos dan Davis dan Randolph dan Wroth nilai beban juga mendekati

[r]

DATA PENGALIRAN KAS MASUK / KELUAR DAN KEGIATAN PEMBERIAN TANDA TIDAK BERHARGA (PTTB). KANTOR BANK

Tanggal Penyerahan SKD (DGT1) atau DGT2 Tahap Kedua 28 Juli 2017.

Tetapi di Sulawesi pembangunan kapal didahului dengan pemasangan kulit dan kemudian diikuti dengan pemasangan gading (rangka badan kapal). 2) Pemasangan kulit terhadap