• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Pakemnas Peradah Indonesia 2017 upload

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proposal Pakemnas Peradah Indonesia 2017 upload"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

I. LATAR BELAKANG

Pemimpin yang ideal lahir dari sebuah proses dan jenjang secara bertahap. Proses yang dilalui

seorang pemimpin bergantung dari intensitas dan disiplinnya dalam mengikuti proses pendidikan

dan pelatihan keorganisasian. Teori sosial tentang kepemimpinan mengatakan bahwa “seorang

pemimpin harus dibentuk, tidak begitu saja muncul dan ditakdirkan sebagai pemimpin, oleh karena

itu seseorang menjadi pemimpin karena proses pendididkan dan pelatihan”. Proses

kepemimpinan untuk mencapai tujuan bersama akan muncul dari seorang pemimpin yang baik.

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai sebuah proses seni dan didesain dalam pendidikan

terstruktur dan sistematis.

Peran Pemuda sebagai pemimpin masa depan dalam merespon arus Globalisasi sangatlah

penting, mengingat kemajuan bangsa ini ditentukan dari andil pemuda selaku generasi penerus.

Bangsa Indonesia membutuhkan generasi yang hebat yang mempunyai sikap inovatif dan kreatif

dikombinasikan dengan sikap disiplin, kritis,

dan dinamis, mempunyai integritas, tak

gampang terseret dalam arus modernisasi,

bisa bersikap yang semestinya dalam

menghadapi kenyataan, mengenal nilai-nilai

budaya bangsa, bersedia berkompetisi untuk

knowledge based society dan memiliki

kepribadian yang pasti. Intinya, pemimpin

yang baik ialah pemimpin yang mampu

memelihara harmonisasi dan manusia

berakhlak yang berpegang teguh pada norma

mulia dan patuh serta taat beragama.

Untuk mencapai kualitas tersebut, perlu adanya komitmen bersama dan dilakukan secara

konsistensi dari waktu ke waktu. Kepemimpinan tidak saja menjadi ujung tombak dari suatu

organisasi, melainkan roh dari setiap perjalanan organisasi. Untuk itu, pemimpin hendaknya dapat

dibentuk sedemikian rupa sebagai proses berkesinambungan dalam sebuah organisasi. Agar

memiliki komitmen dan loyalitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.

Komitmen dan loyalitas sebagai seorang pemimpin tidak hanya didasarkan kepada karakter

personal seorang pemimpin saja namun lebih kepada proses kerja yang diharapkan mampu

(3)

menjadi aturan atau kebijakan yang akan dikeluarkan sehingga senantiasa dirasakan langsung

oleh masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “loyalitas” memiliki pengertian

kepatuhan dan kesetiaan.

Loyalitas yang diambil dalam perspektif ini adalah “kesetiaan”. Seorang pemimpin handal harus

memiliki loyalitas terhadap bawahannya, juga pada organisasi yang dipimpin. Jadi, seorang

pemimpin harus mengubah pola pikir bahwa bukan hanya bawahan yang harus loyal pada

pimpinan, namun kesetiaan seorang pemimpin harus mampu menjadi contoh oleh seluruh

anggotanya. Seorang pemimpin harus menumbuhkan sikap loyal pada setiap orang agar dapat

tercipta rasa kebersamaan dan saling memiliki dalam organisasi tersebut.

Ada pepatah yang menyatakan: “Loyalitas dekat dengan pengorbanan”. Memang pada

kenyataannya loyalitas selalu diiringi dengan pengorbanan, namun hasil yang akan dipetik pun

akan sangat manis dan mampu memiliki pengaruh yang positif terhadap organisasi. Seorang

pemimpin mencapai suksesnya melalui pelayanan kepada orang lain serta seluruh anggotanya,

bukan dengan mengorbankan orang lain. Artinya, seorang pemimpin itu harus terbuka dan

hangat, selalu siap kapanpun membagi ilmu

dan pengalamannya pada orang lain, serta

memiliki kepribadian yang hangat dan

ramah.

Sebagai harapan bangsa, para pemuda

Indonesia harus selalu melatih

kepemimpinan dalam diri. Selalu melatih

leadership yang dekat rakyat, sebab untuk apa jadi pemimpin jika sekadar menduduki singgasana

dengan tidak memperhatikan nasib rakyat. Sebuah perubahan tak mesti menunggu banyak orang

untuk berubah. Ia akan bergerak dengan sendirinya beserta kalangan pemuda yang teguh

komitmen untuk merintis perubahan demi Kejayaan Bangsa.

Peran serta para pemuda dalam setiap momentum sangatlah penting dan bukan sebagai objek

suatu peristiwa melainkan sebagai subjek pengubah merupakan, yang mendorong setiap

perubahan kearah yang konstruktif serta menjadi kekuatan moral dalam mengawal setiap

perjalanan dan pembangunan bangsa. Berbagai penyakit modernisasi menghinggapi pemuda

Indonesia saat ini, seperti buta akan realitas sosial yang ada, ditambah dengan prilaku individualis,

(4)

tonggak inovasi dan kedigdayaan suatu bangsa, terlebih lagi dalam menghadapi arus Globalisasi

saat ini.

Menurut ajaran Hindu, terdapat delapan sifat dari pemimpin antara lain: Surya Brata (Bijaksana),

Chandra Brata (Memberi Rasa Nyaman), Bayu Brata (Pandai menggali aspirasi masyarakat), Agni

Brata (Pemberani), Kwera Brata (Pandai mengatur keuangan), Baruna Brata (Penampung

aspirasi), Indra Brata (memberikan kesejahteraan pada masyarakat), dan Yama Brata (Memberi

rasa adil). Melalui sifat-sifat luhur tersebut diharapkan mampu menjadi inspirasi dalam

menggerakan kepemimpinan yang mampu bekerja maksimal dan menghasilkan karya terbaik

untuk kemajuan, bangsa, Negara dan Hindu.

Pemimpin yang mampu bekerja dan menghasilkan

karya terbaik tentu saja tidak dapat dipelajari

secara teori saja. Perlu adanya proses dan terjun

langsung untuk merasakan dinamika dimasyarakat.

Kepemimpinan dan menghasilkan karya terbaik,

merupakan dua hal yang saling terkait dan konteks

kekinian. Kepemimpinan yang melayani dan Kerja

untuk Karya dalam pengelolaan sumber daya yang

dimiliki adalah kebutuhan bangsa saat ini.

Jadi, para pemuda Indonesia sebagai harapan bangsa, harus selalu melatih kepemimpinan dalam

diri dan menjadi pemimpin yang dekat rakyat, sebab untuk apa jadi pemimpin jika sekadar

menduduki singgasana dengan tidak memperhatikan nasib rakyat. Sebuah perubahan acapkali

tak mesti menunggu banyak orang untuk berubah. Ia akan bergerak dengan sendirinya beserta

kalangan pemuda yang teguh komitmen untuk merintis perubahan demi kejayaan Bangsa.

Tantangan semakin besar dalam arus globalisasi saat ini, yang hadir dengan wajah ganda. Di satu

sisi globalisasi dapat menghubungkan dengan cepat orang-orang dari seluruh penjuru dunia

dalam satu pergaulan yang disebut “komunitas global” (Global Community), di sisi lain, globalisasi

justru mulai mempertajam identitas masing-masing manusia dengan ciri khas etnik, agama,

ideologi, dan gaya hidup dalam kebersamaan global yang justru mengedepankan persaingan

pasar dan modal. Beberapa langkah strategis untuk mengembangkan potensi pemuda Indonesia

sesuai harapan yang diimpikan semua pihak, dimana fungsi pemuda adalah sebagai pelopor dan

(5)

Pemuda dihadapkan pada persaingan bebas antara negara-negara ASEAN dalam

mengembangkan dan mengusasi perekonomian, dengan adanya tantangan ini perlu ditanamkan

pemikiran dan pandangan bahwa kesepakatan dan kesepahaman antara negara-negara,

khususnya kawasan ASEAN, membawa dampak tersendiri bagi Indonesia. Baik dari sisi tenaga

kerja, perdagangan bebas dengan diberlakukannya MEA 2015, dan masalah-masalah lainnya,

yang membutuhkan kesiapan mental, kemampuan, dan spiritual anak-anak muda untuk

menghadapi masalah-masalah tersebut.

Indonesia memiliki peluang yang sangat besar, hal ini karena Indonesia didukung dengan potensi

alam Indonesia yang melimpah serta sumber daya masyarakatnya yang unggul. Tantangan ini

akan semakin besar karena faktanya sasaran

pasar yang paling potensial adalah Indonesia

karena memiliki jumlah penduduk yang sangat

besar yakni ± 250 juta jiwa atau hampir

setengah dari jumlah penduduk negara yang

tergabung dalam ASEAN yang berjumlah ± 600

juta jiwa, artinya separuh dari pasar ekonomi di ASEAN adalah negara yang sangat kaya bernama

Indonesia.

Salah satu kekuatan kita adalah Pariwisata, sehingga sangat penting mengantisipasi dampak

Globalisasi terhadap keberlangsungan Pariwisata Indonesia. Pemuda Indonesia, khususnya

generasi muda Hindu perlu ditanamkan dan di kembangkan jiwa kewirausahaannya.

Diharapkan dengan penanaman kemampuan berwirausaha sejak dini, pemuda Indonesia mampu

mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia dimasa depan, terutama dalam menghadapi

globalisasi. Para pemuda sangat penting untuk mengolah dan memajukan Pariwisata Indonesia,

sebagai salah satu penghasil devisa dan pembuka lapangan pekerjaan. Pengembangan dan

penguatan Pariwisata, akan berdampak kepada penguatan ekonomi Indonesia.

Berbicara mengenai pemuda, pada hakikatnya pemuda adalah manusia emas dalam suatu

kehidupan serta pemegang estafet kemajuan bangsa di masa yang akan datang karena para

pemudalah yang lebih tajam dan menyukai tantangan yang lebih ekstrim dibandingkan dengan

manusia dimasa yang lain. Kepekaan didalam menyelesaikan masalah ekonomi yang terjadi di

Indonesia saat ini, inflasi, serta semakin meningkatnya kuantitas kemiskinan yang begitu tajam,

membuat kondisi ekonomi Indonesia semakin terpuruk, oleh karena itu peran pemuda sangatlah

(6)

Kegiatan ini diharapkan akan mendapat dukungan dan kerjasama dari Berbagai Pihak Demi kemajuan bangsa dan Negara, khususnya Memperkuat SDM Generasi

Muda menghadapi Globalisasi saat ini.

Tertanamnya pemikiran dan kesadaran pemuda adalah harapan bangsa, pemuda akan

senantiasa berfikir dan belajar memperbaharui keterampilannya dalam bekerja sehingga sebuah

cita-cita bangsa Indonesia menjadi negara maju akan selalu ada di dada pemuda akan terus

berusaha mewujudkan hal tersebut sesuai bidang mereka yaitu melalui kegiatan berwirausaha.

Pemuda sebagai ujung tombak pembangunan bangsa Indonesia tidak boleh takut dalam

mengambil sikap.

Merespon hal tersebut, Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (DPN

PERADAH Indonesia), akan mengadakan Pendidikan Kepemimpinan Nasional Pemuda Hindu

Se-Indonesia (PAKEMNAS IX PERADAH INDONESIA), sebagai respon Pemuda Hindu yang

terhimpun dalam wadah PERADAH Indonesia terhadap dinamika yang ada, khususnya dalam

merespon penguatan Pariwisata dan ketenagakerjaan di Indonesia.

Untuk itu, Pendidikan Kepemimpinan Nasional angkatan IX (Pakemnas IX) PERADAH Indonesia

melakukan internalisasi dengan semangat

kekinian ke dalam proses kaderisasi.

Pakemnas IX merupakan momentum untuk

meningkatkan kualitas dan komitmen

kepemudaan bagi pengembangan potensi

anggota khususnya di bidang kepemimpinan

dan kewirausahaan.

Pendidikan Kepemimpinan Nasional ini melibatkan perwakilan PERADAH Se-Indonesia yang

berjumlah 300 Orang, dengan mengadakan:

1. Pendidikan Kepemimpinan Nasional (PAKEMNAS) IX DPN PERADAH Indonesia

2. Sarasehan Budaya dan Pariwisata Indonesia.

3. Bakti Sosial (Pengobatan Gratis dan Penghijauan).

II. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

Adapun tujuan dari Pakemnas IX adalah sebagai berikut:

1) Memformulasikan potensi pemuda untuk menjadi daya dorong mendukung kepemimpinan dan

(7)

2) Sebagai kontribusi DPN PERADAH untuk memperkuat Pariwisata Indonesia;

3) Langkah nyata DPN PERADAH dalam berkontribusi membangun Bangsa dan Negara;

4) Konsolidasi dan merumuskan kebijakan organisasi diberbagai tingkatan seluruh Indonesia;

5) Media komunikasi antar Pengurus DPP dan DPK PERADAH Indonesia seluruh Indonesia.

III. TEMA PAKEMNAS IX DPN PERADAH INDONESIA

Pentingnya Pendidikan Kepemimpinan Nasional dan Sarasehan Nasional Budaya Pariwisata ini dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali dan tentunya Indonesia, mengingat daerah kuat dan

sejahtera, maka pasti Indonesia juga akan kuat. Untuk itu dibutuhkan loyalitas dan integritas para

pemimpin, khususnya pemuda dalam berkontribusi kepada bangsa dan Negara, terkait hal tersebut,

PAKEMNAS IX PERADAH INDONESIA mengangkat tema “SATYA BHAKTI PRABU : Bekerja dan

Berkarya Melayani Sesama”.

IV. KEGIATAN

1. SARASEHAN NASIONAL PARIWISATA dan BUDAYA

“Memperkuat Pariwisata Berbasis Kearifan Budaya Lokal”

Landasan Pemikiran

Permasalahan pengembangan dan promosi pariwisata, baik di tingkat nasional maupun di tingkat

daerah dinilai semakin penting untuk mendukung pembangunan nasional. Demikian juga kekayaan

alam dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia, perlu mendapat perlindungan serta membutuhkan

upaya pelestarian agar dapat menjadi daya tarik wisatawan. Hal tersebut dilakukan agar meningkatkan

jumlah kunjungan wisata baik domestik maupun mancanegara. Pengembangan pariwisata tidak boleh

mengesampingkan spirit budaya lokal, oleh karena itu perlu digagas pengembangan pariwisata yang

sejalan dengan pembangunan

budaya dan semangat manusia

beserta cipta, rasa, dan karsanya.

Gagasan tersebut dikembangkan

berdasarkan pembangunan daya

tarik wisata didasarkan pada

pembangunan masyarakat dan

(8)

haruslah mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan yang menekankan pada nilai-nilai kelestarian

lingkungan,

komunitas lokal, dan nilai-nilai sosial budaya daerah tersebut sehingga wisatawan menikmati kegiatan

wisatanya serta bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat sekitar daerah pariwisata. Pengelolaan

pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada kearifan lokal

dan special local sense yang merefleksikan keunikan peninggalan budaya dan keunikan

lingkungan.

2. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi basis pengembangan

kawasan pariwisata.

3. Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah budaya lokal.

4. Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis kepada keunikan budaya dan lingkungan lokal.

5. Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan pariwisata jika

terbukti memberikan manfaat positif, tetapi sebaliknya mengendalikan dan/atau menghentikan

aktivitas pariwisata tersebut jika melampui ambang batas lingkungan alam atau akseptabilitas

sosial walaupun di sisi lain mampu meningkatkan pendapatan masyarakat.

Kekayaan warisan budaya bangsa dan nilai-nilai kearifan lokal yang berkembang secara turun temurun

merupakan sumber kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya. Warisan tersebut merupakan modal

dasar dalam memajukan pariwisata nasional. Untuk itu perlu diinventarisasi, dikodifikasi, dan

direvitalisasi nilai-nilai kearifan lokal tersebut dengan

cara menghidupkan kembali dan menempatkan

nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai-nilai

tersebut dapat dilihat dari tradisi berbagai suku bangsa

di Indonesia seperti, budaya gotong royong, budaya

disiplin, budaya rela berkorban, saling hormat

menghormati dan toleransi yang menjadi ciri khas dunia pariwisata Indonesia.

2. PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN NASIONAL

“SATYA BHAKTI PRABU : Komitmen Pemimpin Bekerja dan Berkarya Melayani Sesama”.

Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat

(9)

pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal agar terwujud kehidupan bangsa yang

mandiri, berkeadilan, sejahtera dan maju, serta kukuh kekuatan moral dan etikanya. Salah satu

indikator keberhasilan pembangunan nasional adalah terciptanya kader pemimpin bangsa yang

berbudi luhur.

Kepemimpinan (leadership) adalah seni untuk mempengaruhi dan melayani orang lain sedemikian

rupa sehingga memperoleh komitmen, kepercayaan, respek dan kemauan kerjasama pengikut

untuk mencapai sasaran bersama yang telah ditetapkan.

Singkatnya, kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain. Karena setiap orang

mempengaruhi orang lain, maka setiap orang adalah pemimpin. Tidak setiap orang akan menjadi

pemimpin besar, namun setiap orang dapat menjadi pemimpin yang lebih baik. Jadi,

kepemimpinan dapat dipelajari.

Mengingat sifat dasar kepemimpinan yang dapat dipelajari dan masih lemahnya sistem penyiapan

kader pemimpin Hindu di Indonesia maka Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (PERADAH

Indonesia) sebagai organisasi kader memiliki kewajiban moral untuk menyiapkan kader-kader

pemimpin umat Hindu dan pemimpin negara Indonesia sesuai dengan tuntutan perkembangan

jaman. Terkait dengan hal tersebut, salah satu upaya PERADAH Indonesia adalah dengan

meningkatkan SDM Generasi Muda Hindu, khususnya kader – kader PERADAH Indonesia melalui

Pendidikan Kepemimpinan Nasional ( PAKEMNAS ) PERADAH Indonesia.

3. BAKTI SOSIAL, PENGOBATAN GRATIS DAN PENGHIJAUAN.

“Kita Semua Bersaudara”

Tingkat pelayanan kesehatan umum di masyarakat Indonesia masih jauh dari kata memuaskan,

terutama bagi masyarakat yang kurang mampu dari segi ekonomi. Permasalahan kesehatan

yang sering terjadi di tengah masyarakat menyebabkan terjadinya permasalahan – permasalahan

di bidang lain. Permasalahan kesehatan ini tentunya harus menjadi perhatian seluruh lapisan

masyarakat, bukan pemerintah saja. Pemuda sebagai penerus bangsa, sudah sepatutnya

berpartisipasi dan memberikan perhatian dalam hal peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

untuk masyarakat ekonomi lemah. Dengan begitu permasalahan yang dialami akibat layanan

kesehatan yang kurang dapat diminimalisir. Sebagai perwujudan nyata, PERADAH Indonesia

menyelenggarakan bakti sosial di bidang kesehatan “Pengobatan Gratis”, dan peduli lingkungan,

dengan melakukan penghijauan di beberapa wilayah di Karangasem - Bali. Kedua kegiatan

(10)

lingkungan yang sehat akan mewujudkan masyarakat yang kuat, menuju masyarakat yang

sejahtera.

V. WAKTU DAN TEMPAT

Keseluruhan acara akan diadakan pada hari Kamis sd Minggu, 09 – 12 Maret 2017, bertempat di

Mahajaya Agung Hotel & Convention Center, Jl. HOS. Cokroaminoto No. 63, Kota Denpasar, Bali.

VI. PENUTUP

Mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang besar dengan kehidupan masyarakatnya yang

sejahtera, rukun, dan damai adalah semangat dan motivasi spiritual yang harus selalu ada dalam

kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

khususnya generasi muda, harus terus ditingkatkan.

Kekayaan ekonomi kerakyatan sebagai jati diri bangsa Indonesia merupakan aset bangsa

Indonesia yang harus dipertahankan dan dijadikan strategi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara termasuk dalam menghadapi tantangan globalisasi.

Melalui kegiatan ini, kami berharap mendapat dukungan semua pihak untuk bersama peran serta

anak muda dan masyarakat umum dalam berkontribusi menghadapi dinamika Globalisasi.

Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

(11)

Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, SE., MSi. Komang Adi Setiawan

2. Anak Agung Ayu Ari Widhyasari,SH.,M.Kn. 3. Ketut Natha,S.Pd.H.

4. Ivonne Paula Pontonuwu,S.I.Kom. 5. Ni Gusti Ayu Ketut Kurniasari,S.IP,.M.Si. 6. Putu Dian Lusyani,S.Pd.,M.Pd.

7. Ida Ayu Made Purnamanigsih, S.Sos.H.

ORGANIZING COMMITE :

Ketua I Kadek Adiawan,S.Si.,M.Si.

Ketua I I Putu Adi Suryawan,SE.,S.Pd.H.,M.Fil.H.

Ketua II I Made Ginardo, S. Pd. H.

Sekretaris Yan Mitha Dyaksana,A.Md(TI).,S.Kom.,M.Kom.

Sekretaris I Putu Pande Sulistya, S.Sos.

Sekretaris II Ni Made Desmiari

Bendahara Putu Utari Pandutami,S.Sos.

Wakil Bendahara Putu Dian Anggreni, S.E.

Seksi Acara :

Koordinator Ni Nyoman Sugi Widiastithi,Amd.Keb.,S.Pd.H,.M.Pd

Anggota 1. Cokorda Istri Meyga Semarayani,S.P.

2. I Wayan Semara Cipta, A.Md. 3. I Gusti Ngurah Panji

(12)

6. I Dewa Putu Wirajaya,S.Pd.H

Anggota 1. I Wayan Putra Sudarianta, SH., MH.

2.Trans Wiantara 3. Gita Dewi 4. Putu Eka 5. Angga Valguna

7. Ida Bagus Putu Arcana,S.S.

Seksi Perlengkapan

Koordinator I Komang Ardo Awamasu ST

Anggota 1. Samporno Sejati,S.Pd.H

2. Bayu Darmayana

Anggota 1. Ketut Mira Betri Agustina,SKM

2. Ni Ketut Gita Saraswati 3. Ida Ayu Diah Larashanti 4. Made Susilawati 5. Astuti

6. Iluh Sudarningsih 7. Sinta Dewi

Seksi Publikasi dan Dokumentasi

Koordinator I Komang Agus Widiantara,S.Sos.H

Anggota 1. Nengah Weka Sujana

2.I Putu Arya Suryawan

Anggota 1. Ayu Pertiwi

2. Winiantari 3. Sujanayasa

(13)

LAMPIRAN II : JADWAL ACARA

Susunan Acara

SARASEHAN NASIONAL DAN

PAKEMNAS IX PERADAH INDONESIA

Waktu Kegiatan Penanggung Jawab

Kamis, 9 Maret 2017, Mahajaya Agung Hotel & Convention Center

08.00 – 09.30 Registrasi Peserta Sie. Acara

09.30 – 10.00 Acara Pembukaan Sarasehan Nasional • Kata Pembuka oleh MC ;

• Tari Penyambutan (Tari Sekar Jempiring) ;

• Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Mars PERADAH ; • Laporan Ketua Panitia ;

• Sambutan Ketua Umum PERADAH Indonesia ;

• Sambutan Walikota Denpasar, Sekaligus membuka acara • Doa.

10.00 – 10.30 Testimoni Kebudayaan :

1. Anggota DPD RI Komite III membidangi Agama, Budaya dan Pariwisata

2. Ketua Harian PHDI Pusat

Dr. Shri I Gst Ngr Arya Wedakarna

Mayjen(Purn) Wisnu Bawa Tenaya

10.30 – 13.00 Sarasehan Nasional

“Memperkuat Pariwisata Berbasis Kearifan Budaya Lokal” Pembicara:

1) Kementerian Pariwisata Republik Indonesia 2) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 3) Komisi X DPR RI

Moderator :

Ni Gusti Ayu Ketut Kurniasari S.IP, M.Si

Sie. Acara

Prof. Dr. I Gde Pitana,M.Sc. Hilmar Farid, Phd

Dr. I Wayan Koster

13.00 – 14.00 Coffee Break dan persiapan Sosialisasi Empat Pilar Sie. Konsumsi dan Acara

14.00 – 16.00 Sosialisasi Empat Pilar ( Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD NRI 1945 dan NKRI ).

Wakil Ketua MPR RI Dr. (H.C.) OESMAN SAPTA

16.00 – 19.00 ISEMA (Istirahat, Sembahyang, Makan) Sie. Komsumsi

19.00 – 20.00 Evaluasi Panitia Sie. Acara

20.00 Mapping Acara Sie. Acara

Jumat, 10 Maret 2017, Mahajaya Agung Hotel & Convention Center

06.00 – 10.00 Registrasi Peserta Sie. Acara

10.00 – 12.00 Materi I

Gerakan Kewirausahaan Nasional ( GKN )

-DPR RI Komisi VI

Strategi pemberdayaan dan perjuangan Umat Hindu, serta solusi pemecahan masalah-masalah keumatan.

-Ketum Dharma Adhyaksa PHDI Pusat

(14)

15.00 – 15.30 Coffee Break Sie. Konsumsi

15.30 – 17.30 Materi III

Kepemimpinan Menurut Hindu dan Kepemimpinan Modern.

- ABG Satria Narada

PR (public relation) dan retorika/ public speaking.

- Ni Putu Sri Harta Mimba, SE,

Istirahat Malam Sie Acara

Sabtu, 11 Maret 2017 Kasirarnawa Art Center Denpasar

07.00 – 09.30 Registrasi Sie Acara

09.30 – 11.00 Acara Pembukaan Pakemnas IX Peradah Indonesia

- Kata Pembuka oleh MC ; - Tari Penyambutan

- Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Mars PERADAH ; - Laporan Ketua Panitia ;

- Sambutan Ketua Umum PERADAH Indonesia ; - Tarian Hiburan

- Sambutan Wakil Gubernur Bali

- Sambutan Wakil Presiden, Sekaligus membuka acara - Tarian kreasi

- Drs. I Ketut Sudikerta - H. Muh Jusuf Kalla - Acara

- Acara

11.00 – 11.15 Coffe Break Sie. Konsumsi

11.15- 13.00 Diskusi Kebangsaan (Materi V)

- Sistem politik dalam NKRI, perspektif hukum dan

undang-undang dalam kebebasan memeluk agama

- Wawasan Kebangsaan, Pertahanan, dan Bela Negara - Wawasan Nusantara Berbasis Local Genius

-AAGN Ari Dwipayana -Kementerian Pertahanan RI -Gede Pasek Suardika SH.,MH

13.00-15.00 Istirahat Kembali Ke Hotel Sie Acara dan Sie Transportasi

15.00 – 17.00 Materi VI

Merealisasikan ide, gagasan serta pengelolaan psikologi Pemuda Indonesia.

Kementerian Pemuda dan Olahraga RI

17.00-19.00 ISEMA Sie. Konsumsi

19.00-21.00 Sharing Alumni dan Pembentukan Forum Alumni Sie. Acara

21.00 -22.00 Penutupan Pakemnas IX Peradah Indonesia Dirjen Bimas Hindu

Minggu, 12 Maret 2016 Mahajaya Agung Hotel & Convention Center

06.00 – 07.00 Sarapan Sie. Konsumsi

07.00-12.00 Bakti Sosial di Karangasem Sie. Perlengkapan

(15)

Sekretariat Domisili :

Jalan. Utan Kayu Raya.No 68 H. Utan Kayu, Matraman – Jakarta Timur Sekretariat Operasional :

Graha Sinergi PERADAH

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Cikal bakal Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara berawal dari pernyataaan sikap politik pemuda nusantara dengan ikrar sumpah pemuda.Menurut

Idiom musik diatonis Barat selanjutnya diakui sebagai musik nasional Indonesia pada sumpah pemuda sekaligus berkumandangnya lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf

Sebagai puncak dari seluruh kegiatan kebahasaan dan kesastraan serta peringatan 80 tahun Sumpah Pemuda, diadakan Kongres IX Bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober-1 November 2008

Oleh sebab itu IMTPI yang membagi kepengurusan dalam empat wilayah akan mengadakan kegiatan seminar nasional dan musyawarah wilayah I agar mahasiswa sebagai agent

a. Nama atau logo sponsor akan disertakan dalam Cover Book, Pamflet, Brosur/Poster dan banner selama event berlangsung. Nama sponsor disebutkan sebagai sponsor tunggal

pundak kepemimpinan dan menetukan arah bangsa indonesia selanjutnya.. “PANCASILA SEBAGAI PENDORONG KEMAJUAN PEMUDA” , MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA. 17

Dalam kedudukannya sebagai Bahasa Nasional yang sumber hukumnya adalah Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai (1) lambang

Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda Semangat Nasionallisme diantara para pemuda yang akhirnya bersepakat untuk mengadakan kongres pemuda Indonesia sebagai bukti mulai munculnya