Talitha Iswanto Fatin, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari desain penelitian, partisipan
dan tempat penelitian, prosedur administratif penelitian, dan prosedur subtantif
penelitian.
A. Metode dan Model Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK). Secara sederhana, PTK dapat diartikan
sebagai penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan
untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok siswa. Dalam
hal ini pengertian kelas tidak terbatas pada empat dinding kelas atau ruangan
kelas, tetapi lebih pada adanya aktivitas belajar dua orang atau lebih siswa.
Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus.
Empat aspek pokok dalam PTK, menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam
Kunandar, 2012, hlmn. 71-76) adalah (1) Penyusunan rencana, perencanaan
adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk
meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana PTK disusun berdasarkan
kepada hasil awal refleksi. (2) Tindakan, dilakukan secara sadar dan terkendali
yang merupakan variasi praktek yang cermat dan bijaksana untuk
memperbaiki keadaan. (3) Observasi, mendokumentasikan pengaruh tindakan
terkait dan memberikan dasar bagi refleksi sekarang yang berorientasi pada
masa yang akan datang. (4) Refleksi, mengingat dan merenungkan suatu
tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Untuk lebih
Talitha Iswanto Fatin, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Model siklus PTK dari Kemmis dan Taggart
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
1. Partisipan Penelitian
Siswa kelas V-A salah satu SD di Kecamatan Sukajadi Kota
Bandung tahun 2015/2016 dengan jumlah siswa 26 orang terdiri dari 12
siwa laki-laki dan 14 siswa perempuan dipilih menjadi subjek penelitian
didasarkan beberapa pertimbangan yakni, berdasarkan pengamatan dan
pretes. Berdasarkan hal tersebu yang dilakukan oleh peneliti, diketahui
bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih sangat
rendah. Hal ini ditunjukkan oleh temuan pembelajaran bahwa siswa
mengalami kesulitan memahami soal berbentuk cerita dan cara
menyimpulkan soal tersebut. Siswa tidak bisa melakukan langkah-langkah
memecahkan masalah pada soal berbentuk cerita sehingga, siswa
kebingungan.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di salah satu SD Negeri di Kecamatan
Sukajadi Kota Bandung. Jumlah kelas yang terdapat di SD ini yaitu dua
belas rombongan belajar, masing-masing tingkatan kelas terdapat dua
rombongan belajar. Waktu belajar kelas V-A yaitu terbagi menjadi dua,
setiap minggunya bergantian masuk pagi dan siang. Jam pagi dimulai dari
jam 07.00 sampai 11.35 dan jam siang dimulai pukul 12.00 sampai 16.35.
Talitha Iswanto Fatin, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbelanja. Sarana dan prasarana yang ada disekolah sudah mendukung
terjadinya proses pembelajaran berbasis masalah seperti,
alternatif-alternatif pemecahan masalah yang sering ditemui di lingkungan sekolah.
C. Prosedur Penelitian
Sebelum peneliti melakukan penelitian terlebih dahulu harus
mengetahui prosedur penelitian tindakan kelas. Seperti halnya sudah dibahas
sebelumnya bahwa PTK dilaksanakan melalui empat kegiatan yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun prosedur penelitian
yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Tahap Pra Penelitian
1) Permintaan izin dari Kepala Sekolah Dasar.
2) Observasi dan wawancara.
3) Identifikasi permasalahan.
4) Melakukan kajian terhadap Kurikulum 2013, buku siswa dan buku
guru kelas V SD.
5) Menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
siswa dan materi pembelajaran di kelas.
b. Tahap Tindakan Penelitian
Siklus I
1) Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan hal yang dilakukan adalah:
a) Membuat Analisis Materi Mata Pelajaran (AMP).
b) Merancang dan menyusun perangkat pembelajaran (RPP beserta
kisi-kisi soal dan LKS).
c) Membuat media pembelajaran.
d) Menyusun instrumen penelitian baik test maupun non test.
e) Mengkonsultasikan instrumen penelitian kepada dosen
oembimbing agar instrument dalam penelitian sesuai dengan yang
diharapkan.
f) Berdiskusi dengan observer.
Talitha Iswanto Fatin, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada tahap pelaksanaan siklus I, peneliti melaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis Masalah.
Pembelajaran yang dilakukan adalah dengan pembelajaran individu dan
kelompok. Apabila tujuan pembelajaran belum tercapai pada tahap atau
siklus I maka dilanjutkan pada tahap atau siklus berikutnya. Adapun
tahapa-tahapan model pembelajaran berbasis masalah yang dilaksanakan
pada kegiatan pembelajaran yaitu:
a) Mengorganisasikan siswa kepada masalah
b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
c) Membantu penyelidikan individu atau kelompok
d) Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
3) Tahap Observasi
Pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk
melihat bagaimana penggunaan model PBL dalam pembelajaran.
Mengamati bagaimana kemampuan siswa untuk memecahkan masalah
pada soal cerita matematika dalam pembelajaran. Serta melihat sikap
siswa saat proses pembelajaran apakah aktif saat berdiskusi atau rajin
melakukan tanya jawab.
4) Tahap Refleksi Tindakan
Pada tahap refleksi, peneliti dibantu observer mendiskusikan
kelemahan dan kelebihan yang terjadi dikelas terutama terkait model
pembelajaran yang digunakan, kemudian peneliti akan menganalisa dan
mendeskripsikan data tes siswa dan hasil observasi tersebut sehingga
dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.
Siklus II
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Setelah melakukan refleksi pada siklus I, maka peneliti
menyiapkan kembali:
a) Instrumen penelitian baik tes maupun non test dengan
memperhatikan refleksi pada siklus I.
Talitha Iswanto Fatin, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II peneliti melaksanakan
pembelajaran matematika dengan penggunaan model Pembelajaran
Berbasis Masalah yang telah dibuat pada tahap perencanaan dan
dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan
mempertimbangkan perbaikan-perbaikan pada siklus I.
3) Tahap Observasi Tindakan
Pada tahap observasi, guru yang merupakan peneliti diamati
kembali oleh observer sebagaimana pada siklus I dengan tujuan untuk
mengetahui apakah kegiatan pada siklus II sudah sesuai dengan yang
diharapkan.
4) Tahap Refleksi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti akan menganalisa dan mendeskripsikan
data tes siswa dan data hasil observasi disiklus II, apakah tindakan yang
dilakukan telah mencapai target yang telah ditentukan atau belum dengan
dibantu observer dalam mengobservasi kesulitan-kesulitan yang terjadi
dikelas. Jika pada tahap dua masih belum tercapai maka harus membuat
perencanaan untuk siklus III.
Siklus III
Siklus III merupakan tahapan ketiga hasil dari refleksi pada siklus kedua.
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil
refleksi pada siklus II.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah, berdasarkan refleksi dari siklus II.
3) Tahap Observasi Tindakan
Peneliti dan observer melakukan observasi terhadap proses
pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah.
4) Kesimpulan
Setelah melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan melalui tiga
Talitha Iswanto Fatin, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada soal cerita
matematika siswa SD. Pada tahap ini peneliti melihat hasil dari
pembelajaran dengan melihat hasil tes dan non tes yang diberikan pada
siswa.
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan
pengumpulan data dengan beberapa teknik seperti berikut.
1) Lembar Observasi Guru dan Siswa
Instrumen ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa
selama proses pembelajaran.
2) Catatan Lapangan
Catatan Lapangan adalah catatan harian guru terhadap
perkembangan pembelajaran siswa dikelas setiap harinya dan
mengungkapkan proses pembelajaran dikelas.
3) Dokumentasi
Berupa foto-foto saat pembelajaran menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah berlangsung.
4) LKS
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah kegiatan penilaian untuk
mengukur kemampuan siswa. Dalam LKS terdapat soal-soal yang harus
dikerjakan oleh siswa yang telah disusun oleh guru yang digunakan
untuk mengumpulkan data mengenai skor kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa.
E. Teknik Analisis Data
Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan instrumen
pengumpulan data yang ditetapkan, maka peneliti akan mengolah dan
menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis dengan cara:
Talitha Iswanto Fatin, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis kualitatif merupakan suatu teknik yang menggambarkan
dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan
memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi
yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum
dan menyeluruh tentang keadaan sebenarmya.
2. Analisis Kuantitatif
Pengolahan data secara kuantitatif dilakukan dengan bantuan
software Microsoft Excel untuk pengolahan data serta analisis hasil
pengolahan data. Sebelum memberikan tes kepada siswa, sebelumnya
peneliti menyiapkan pedoman penskoran hasil tes untuk setiap indikator
pemecahan masalah matematis. Pedoman penskoran tersebut ada pada
lampiran, dimana setiap aspek dari indikator kemampuan pemecahan
masalah memiliki nilai ideal 2.
Data kuantutatif berasal dari soal evaluasi yang dilakukan pada
akhir siklus. Perhitungan dara kuantitatif dalam penelitian ini meliputi:
a. Menghitung nilai kemampuan pemecahan masalah matematis
individu. Menurut Prabawanto (dalam Fristina, 2015, hlm. 41) untuk
mengetahui kemampuan siswa dari setiap siklus yang dilakukan
dengan rumus:
�� � ��� =Jumlah skor total maksimum � Skor siswa
Untuk mengklasifikasi kualitas kemampuaan pemecahan masalah
siswa, data hasil tes (skor) dikelompokan dngan menggunakan skala
lima. Kategori kemampuan tersebut disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.1 Kriteria Kemampuan Siswa
Skor Total Siswa Kategori Kemampuan Siswa
90 < A ≤ 100 A (Sangat Baik)
75 < B ≤ 90 B (Baik)
55 < C ≤ 75 C (Cukup)
40 < D ≤ 55 D (Kurang)
Talitha Iswanto Fatin, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus menurut Nurlela dalam
Azizah (2014, hlm. 48)
� =∑ N∑ �
Keterangan:
∑ � = Jumlah semua nilai siswa
∑ N = Jumlah siswa
X = Nilai rata-rata kelas
c. Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal
menurut Zainal dalam Fristina (2015, hlm. 42)
TB =∑ s ≥ 68n x %
Keterangan:
Σs ≥ 68 = Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besa dari
atau sama dengan 68 (KKM)
n = Banyak siswa
100% = Bilangan tetap
TB = Ketuntasan belajar
Dalam penelitian ini peneliti, menyesuaikan dengan KKM
mata pelajaran matematika di sekolah tempat penelitian
berlangsung yaitu 68.
Adapun skala indikator ketuntasan belajar seperti yang
dijelaskan Zainal dalam Fristina (2015, hlm. 42-43) adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Skala Ketuntasan Belajar
Skala Keterangan
>80% Sangat Tinggi
60 – 79% Tinggi
40 – 59% Sedang
20 – 39% Rendah