• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEDUNG SERBAGUNA di PURWOKERTO - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GEDUNG SERBAGUNA di PURWOKERTO - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR 40 Periode Januari-Juni 2012

SUMMARY

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A)

GEDUNG SERBAGUNA di PURWOKERTO

Disusun oleh :

Roni widadi

NIM. 21020110151097

Pembimbing 1 : DR.-Ing. Gagoek Hardiman

Pembimbing 2 : Yulanda Rifan, ST, MT

Penguji :

Dr. Ir. Bambang setioko,M.Eng

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

(2)

1. Alur Pikir

PERMASALAHAN

Perlunya gedung serbaguna sebagai suatu wadah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan akan bangunan yang dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat konvensi dan exhibition untuk masyarakat Purwokerto dan sekitarnya.

STUDI BANDING

Dilakukan dengan observasi langsung dan melalui internet dengan objek yang berkaitan dengan judul untuk mendapatkan acuan mengenai pengguna, kelompok kegiatan, kebutuhan dan besaran ruang.

STUDI PUSTAKA

Tinjauan mengenai gedung serbaguna Tinjauan kota Purwokerto dan sekitarnya.

Tinjauan mengenai konsep arsitektur modern.

DATA

Kebijakan tata ruang kota Purwokerto, potensi dan factor pendukung.

ANALISA

Dilakukan dengan observasi langsung dan melalui internet dengan objek yang berkaitan dengan judul untuk mendapatkan acuan mengenai pengguna, kelompok kegiatan, kebutuhan dan besaran ruang.

KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

Kesimpulan merupakan hasil dari analisa. Batasan merupakan hal-hal yang menjadi batas ruang liingkup perancangan dan anggapan merupakan hal-hal yang mempengaruhi proses perancangan yang dimisalkan pada suatu keadaan ideal.

PENDEKATAN DAN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Dasar pendekatan, pendekatan lokasi dan tapak, pendekatan fungsi, perilaku, aktifitas, proses aktifitas, jenis fasilitas, kapasitas dan besaran ruang, sirkulasi, system struktur, system utilitas dan system bangunan dengan penekanan desain gedung serbaguna yang berbasis arstektur modern.

KONSEP DASAR DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Konsep perancangan meliputi konsep bentuk, konsep struktur, konsep penekanan desain arsitektur modern, serta program perencanaan meliputi tapak terpilih, program ruang serta utilitas.

LATAR BELAKANG Aktualita

Kegiatan masyarakat yang beragam Jumlah gedung pertemuan yang minim.

Tidak adanya tempat khusus yang digunakan untuk konvensi Semakin meningkatnya industri terutama dibidang MICE Urgensi

Dibutuhkan gedung serbagun ayang representative di kota Purwokerto sebagai wadah penampung aktifitas warga di Kota Purwokerto.

Originalitas

(3)

2. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Gedung Serbaguna ... II.2 Tinjuan Konvensi dan Exhibition ... II.2.1 Jenis Konvensi ... II.2.2 Jenis Exhibition ...

II.2.3 Sifat Konvensi ... II.2.4 Pelaku dan Aktivitas Convenion ...

II.2.5 Tipe Penataan Tempat Duduk Ruang ... II.2.6 Jenis Ruang dan Fasilitas ...

II.2.7 Akustik ... II.2.8 Pencahayaan ... II.3 Studi Banding ...

II.3.1 Jakarta Convention Center ... II.3.2 Jogja Expo Center ...

3. STUDI BANDING

No Gambar Keterangan

(4)

Karakter Fisik

Jakarta Convention

Centre Jogja Expo Centre Kesimpulan Lokasi Berada pada kawasan

bisnis Jl. Gatot Sobroto Kompleks Senayan

Lokasi strategis di jalan utama kota Jogjakarta, tepatnya di Jalan Raya janti Jogjakarta

lokasi yang sesuai dengan perda Kota Purwokerto

Luas

Ruang Sidang ukuran besar :

- Plenarry Hall

(kapasitas 5000, luasan 8167 m?)

Ruang Sidang ukuran sedang :

- Cendrawasih Room (kapasitas 1400, luasan 2109m?)

Ruang Sidang ukuran kecil :

- 3 Merak Room (kapasitas 150 – 850, luasan 886m?) - Kakatua Room

Ruang Exhibition : - Bima Hall

(kapasitas 436 stand, luasan 8640 m?)

- Prevention Room (1404 m?)

Ruang Convention : - Arjuna Hall

(kapasitas 636, luasan 1260 m?) - Yudhistira Hall 5

Room (3087 m?) - Nakula-Sadewa

VIP Room (kapasitas 8,

Fasilitas :

Ruang Convention Ruang Sidang Ruang Exhibition Coridor Conecting Pre-Function

(besaran Ruang Convention dan Exhibition sebanding)

Fasilitas Lain : Looby

Office

(5)

(kapasitas 80 – 140,

(kapasitas 100 – 150, luasan 210m?) - Summit Lounge

(kapasitas 150 – 200, luasan 276m?) - Kasuari Lounge

(kapasitas 450, luasan 755m?)

- Lower Lobby Pre-Function (1100m?) Ruang Exhibition : - 3 Assembly Hall

(kapasitas 800 – 3900, luasan 3421m?) - Exhibition Hall A

(3060m?), pre-function (1171m?)

- Exhibition Hall B (5450m?), pre-function (1330m?)

- Connecting coridor (450m?)

luasan 90 m?) - Hanoman Room

(kapasitas 50, luasan 144 m?) Fasilitas lain :

- Lobby (432 m?) - Gudang

- Kitchen (216 m?) - R. Sekretariat

(10,5 m?)

Aspek Fungsional

Bangunan multi fungsi bersifat komersial. Tidak hanya sebagai wadah private meeting, tetapi untuk acara komersil lainnya seperti pertunjukkan seni, ekshibisi, pertemuan lainnya.

Sebagai tempat penyelenggaraan pertemuan skala regional hingga internasional serta sebagai fasilitas perdagangan dan promosi.

Bangunan ini umumnya bangunnan multi fungsi. Sebagai tempat

penyelenggaraan kegiatan pertemuan dan pameran skala regional sampai internasional.

(6)

Kontekstual Senayan yang merupakan kawasan strategis karena dekat dengan

perkantoran,

perdagangan, bandara serta fasilitas penginapan.

strategis di jalan utama kota Jogjakarta dan dekat dengan fasilitas Hotel Hayt dan Jayakarta dan pusat perkantoran.

memprtimbangkan yang strategis, dekat dengan fasilitas perkantoran, Hotel, dll.

Aspek Arsitektural

Gabungan Modern dengan pendekatan budaya. Ragam budaya ditampilkan pada interior sebagai elemen dekoratif.

Gaya arsitektur tradisional dengan bentuk-bentuk atap joglo sesuai dengan budaya daerah jogjakarta

Menggunakan arsitektur yang sesuai dengan konsep dengan pemperhatikan struktur, namun tak lepas dari budaya yang

ditampilkan pada elemen dekoratifnya.

Aspek Teknis Kolom utama berbentuk segiempat @ 60cm dengan bentang 6,8m. Ketinggian hall 9m. Atap struktur rangka baja sesuai dengan bentang lebar.

Kolom utama

berbentuk segi empat dengan bentang 9 m dan 12 m.

Dipilih struktur dengan bentang lebar, dan sebaiknya lebih menekankan

fungsionalnya.

Aspek Kinerja

Untuk akustik pada ruang konvensi menggunakan peredam bunyi pada dinding dll.

Penghawaan

menggunakan AC dengan chiller lalu

didistribusikan ke setiap ruang melalui AHU.

Penerangan buatan hampir diseluruh ruangan, penerangan alami pada lobby dan dinning room. Penghawaan buatan dengan AC duct split Listrik bersumber dari PLN dan genset sebagai pendukung.

Aspek kinerja sama dengan bangunan komersial lain, yang diperhatikan sistem akustik pada ruang convention.

4. TINJAUAN LOKASI DAN KONSTEKSTUAL

4.1 Tinjauan kota Purwokerto

Purwokerto adalah ibukota kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Kepala daerah kabupaten Banyumas saat ini adalah Drs. H. Mardjoko MM. Purwokerto terletak di selatan Gunung Slamet, salah satu gunung berapi yang masih aktif di pulau Jawa. Purwokerto juga merupakan pusat perdagangan dan pendidikan karena memiliki lebih dari 17 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta,juga menjadi sentra bisnis yang berkembang, terutama untuk Jawa Tengah bagian barat. Di kota ini ada sebuah objek wisata yang sangat terkenal yaitu Baturraden.

4.2 Perkembangan gedung serba guna kota Purwokerto

(7)

1. Gedung Paschalis Hall di Jl. Gereja No.3, Purwokerto. Kapasitas skitar 1.500 orang, Tempat parkir kurang memadai.

2. Gedung BPD /Bank Jateng, Jl. Jend. Gatot Subroto, Purwokerto, samping Bank Indonesia. Kapasitas skitar 1.000 orang, Ruangan full AC tetapi tempat parkir kurang memadai.

3. Gedung Dynasty Hall Convention Centre, Jl. D.R Angka, Purwokerto. Kapasitas skitar 1.800 orang, fasilitas full AC.

4. Gedung Sumardjito Unsoed, Jl. Kampus, Grendeng, Purwokerto. Kapasitas skitar 1.500 orang, fasilitas AC, gedung ini biasa di pakai untuk acara wisudaan Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED).

5. Gedung Harmoni, Jl. Dr. Suparno, Purwokerto. Non AC, gedung bisa untuk menampung tamu undangan sampai 1.500 orang.

Berikut merupakan data acara pertemuan yang ada di Purwokerto pada tahun 2011 yang didapat dari dinas Pariwisata kabupaten banyumas :

No Jenis kegiatan Jumlah kegiatan Jumlah peserta

1 Seminar 31 100-500

2 Diskusi panel 4 30-100

3 Forum 7 50-350

4 Lokakarya 5 50-200

5 Ceramh 15 100-400

6 Institusi 5 100-1000

7 Simposium 5 30-150

8 Rapat 9 30-300

9 Pernikahan - 200-1500

10 Pertunjukan - 200-1000

Sedangkan menurut dinas pariwisata kabupaten banyumas, data untuk jumlah kegiatan dan jumlah peserta secara total per tahun adalah:

No Tahun Jumlah kegiatan Jumlah peserta

1 2010 81 61.340

2 2011 83 62.550

5. Kesimpulan, Batasan dan Anggapan 5.1. KESIMPULAN

Bardasarkan hal-hal yang telah diuraikan dan dibahas sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut :

(8)

di gedung serbaguna meliputi, kegiatan konvensi (pertemuan skala besar maupun sedang berupa seminar, meeting,conference, pertunjukkan), dan kegiatan ekshibisi (pameran, promosi maupun louncing suatu produk)

2. Fasilitas yang direncanakan dan dirancang di Purwokerto melinkupi skala regional, nasional bahkan internasional.

3. Dalam perencanaan dan perancangannya gedung serba guna di Purwokerto harus memperhatikan lokasi yang strategis, dekat dengan fasilitas perkantoran, jasa dan hotel. Dan juga terdapat fasilitas penunjang lain disekitarnya. Berpotensi sebagai daerah pengembangan dan pencapaian yang mudah dari segala arah.

4. Studi Banding digunakan sebagai gambaran sekaligus membantu menentukan kebutuhan ruang dan tapak.

5.2. BATASAN

1. Gedung serbaguna di Purwokerto diprediksikan sampai 5 tahun ke depan.

2. RDTRK Purwokerto dan Peraturan Daerah setempat yang berkaitan dengan pendirian gedung serbaguna di Purwokerto

3. Lingkup convention & exhibition mayoritas lokal dan regional, serta diproyeksikan untuk nasional dan internasional

4. Kepemilikan bangunan bersifat kerjasama antara pemerintahan kabupaten Banyumas dan pihak swasta yang berinvestasi

5. Fasilitas yang ada diperuntukkan bagi masyarakat luas, dan didasarkan pada pemikiran untuk membuat gedung serbaguna ini menarik untuk dikunjungi.

6. Pembahasan landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur yang berkaitan dengan pendekatan program ruang bertitik tolak pada analisa, karena tidak adanya standart kebutuhan yang baku.

5.3. ANGGAPAN

1. Perencanaan gedung serbaguna diPurwokerto diprediksi untuk beberapa tahun mendatang, dengan anggapan tingkat ekonomi Indonesia khususnya kota Purwokerto akan mengalami peningkatan.

2. Data yang dipakai untuk gedung serbaguna ini dianggap telah memenuhi syarat perencanaan, termasuk dalam hal ini adalah perkiraan perhitungan jumlah penyewa sesuai dengan tahun proyeksi.

3. Dalam pemilihan tapak, tidak dipersoalkan baik mengenai pembebasannya, pengolahan dan pematangan tanahnya, demikian juga tentang daya dukung tanahnya. Dianggap dapat berkembang sesuai rencana peruntukan lahannya. Apabila dalam pemilihan tapak dan di tapak yang terpilih terdapat bangunan tidak dipersoalkan.

(9)

6. Pendekatan Aktivitas

Berdasarkan data lapangan dan hasil kajian teori maka jenis kegiatan yang ada di gedung serbaguna adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan Utama

Kegiatan utama pada gedung serbagunantre adalah pertemuan I konvensi dan ekshibisi Ipameran.

Kegiatan konvensi : kegiatan yang dapat berdiri sendiri namun juga dapat diikuti dengan kegiatan ekshibisi. Kegiatan konvensi antara lain

seminar, diskusi, rapat suatu instansi, pertemuan bisnis, dll.

Kegiatan ekshibisi : pameran, promosi produk, launching produk,dll.

b. Kegiatan Penunjang

kegiatan transaksi

kegiatan penjualan makanan & menuman kegiatar souvenir

ATM Lobby Receptionist

c. Kegiatan Pengelola

Pengelola Bangunan

Kegiatan pengelolaan penyelenggaraan konvensi ruang, panggung, kursi, sound system,

Kegiatan pengamanan tehadap jalannya konvensi Kegiatan perawatan bangunan

Kegiatan administrasi

Penyelenggara Acara : dibentuk dari organisasi yang akan menyelenggarakan kegiatan konvensi.

d. Kegiatan Service

Umum : kegiatan ibadah, parkir, bongkar muat, kesehatan, lavatory, pantry, pengamanan, kebcrsihan

Konvensi : konsumsi, lavatory,

Pameran : penerimaan barang, penyimpanan barang, pencatatan barang Teknis: pemeliharaan, mekanikal elektrical

7. Pendekatan Fasilitas

Setelah mengetahui jenis kegiatan dan pelakunya maka dapat di kelompokkan beberapa kebutuhan ruang :

a. Kelompok Ruang Convention

Ruang Convention

RUANG FUNGSi

Ruang Konvensi Ruang konvensi utama yang memiliki kapasitas paling besar

(10)

Ruang VIP Ruang persiapan para pemimpin Ipengisi acara konvensi

Stage Tempat p~mimpin konvensi Itempat pertunjukkan Ruang Persiapan Ruang ganti dan ruang rias para pengisi acara Gudang Alat & Perabot Ruang penyimpanan alat dan perabot konvensi Ruang Proyektor, Suara

& Lampu

Ruang operasional audio visual, sound system, kontrol lighting

Lavatory Ruang service toilet bagi pengguna ruang konvensi utama

b. Kelompok ruang exhibition

RUANG FUNGSI

Ruang exhibition Ruang untuk pameran

Pre-Functioi1 Lobby Ruang penerima bagi ruang pamer

Gudang Alat & Perabot Ruang penyimpanan alat dan perabot pamaren Lavatory Ruang service toilet bagi pengguna pameran Gudang bogkar muat Ruang untuk bongkar muat barang pameran

c. Kelompok Ruang Penunjang

RUANG FUNGS/

Restaurant Pelayanan kosumsi bagi pengguna bangunan Igedung Biro perjalanan Pelayanan informasi dan akomodasi perjalanan T oko souvenir Penjualan souvenir dan oleh-oleh kota

Tiket Box Pembelian tiket saat ada pertunjukkan

Caffe and snack bar Penjualan makanan ringan dan tempat ngobrol Information counter Tempat informasi tentang gedung dan fa silitas Registrastion counters Tempat pendaftaran

Medical room Tempat pelayanan kesehatan untuk peserta dan karyaw ATM center Pengambilan Ipenarikan uang tunai

Public telephone Tempat telepon umum

Copy Ifaximili room Tempat untuk foto copy dan faximili untuk umum Lavatory Ruang pelayanan toilet bagi peserta dan pengunjung

d. Kelompok Ruang Pengelola

RUANG FUNGSI

Ruang Direktur Ruang kerja direktur Ruang Sekertaris Ruang kerja sekertaris

Ruang Div. Pemasaran Ruang kerja karyawan pemasaran Ruang Div. Humas Ruang kerja karyawan humas Ruang Div. Teknisi Ruang kerja karyawan teknisi Ruang Div. Administrasi Ruang kerja karyawan administrasi

Ruang Div. Convention Ruang kerja karyawan pengurus convention Ruang Div. Exhibition Ruang kerja karyawan pengurus exhibition Ruang Costumer Service Ruang kerja costumer service

(11)

e. Kelompok Ruang Service

Pelayanan Umum

RUANG FUNGS/

Musholla Menampung kegiatan peribadatan karyawan maupun peserta

Tempat wudhu Tempat bersuci sebelum melakukan peribadatan Pos keamanan Tempat penjaga gedung dan lingkungan Locker karyawan Wadah meletakan barang bawaan karyawan Gudang Tempat menyimpan barang kebutuhan ged un Lavatory Ruang pelayanan toilet bagi umum

Fasilitas konvens1 dan eksibisi

RUANG FUNGSI

Dapur restoran Pelayanan kosumsi bagi karyawan dan peserta

Workshop Tempat perbaikan alat konvensi dan ekshibisi Gudang alat Menyimpan peralatan pelayanan bagi pengelola

R. Cleaning service Menyimpan alat cleaning service dan tempat ganti staf pengelola

Laundry Jasa pencucian

Pantry Ruang dapur pengelola

Ruang mekanikal elektrikal

RUANG FUNGSI

R. Genset Ruang meletakan genset

R. Pompa Rumah pompa

R. Panel listrik Ruang pengaturan listrik

R. Mesin AC Ruang penempatan mesin AC

R. PABX Tempat panel telepon

R. Fire service tank Tempat penyipanan tangki pemadam

R. Chiller Ruangan tempat mesin chiller

R. Waste Water Trearment T empat pengolahan air

System Tank Penampungan Air

Gudang Teknis Menyimpan peralatan teknis

f. Kelompok Ruang Outdoor :

(12)

8. pendekatan kapasitas

8.1. pendekatan kapasitas gedung serbaguna

Berdasar analisa studi banding dan fasilitas yang ada di Purwokerto maka nantinya kapasitas Convention direncanakan lebih besar dari kapasitas fasilitas yang sudah ada di Purwokerto. Seperti pada Convention yang sudah ada di Purwokerto kapasitas 1.500-1.800 orang, maka nantinya direncanakan lebih besar dari 1.800 orang, namun tetap relevan dengan kebutuhan di Purwokerto dan dibawah 5000 orang berdasar studi banding di JCC yang memang lebih berada banyak kebutuhannya di bandingkan Purwokerto.

8.2. Pendekatan kapasitas area komersil

Menurut data dari dinas pariwisata untuk tahun 2010 jumlah peserta kegiatan adalah 61.340 dengan pertumbuhan 0,34 % per tahun.

Maka Jumlah peserta 5 tahun yang akan datang yaitu tahun 2017 adalah : Pn = Po (1+i)n

Pn = jumlah peserta pada tahun n Po = jumlah peserta pada tahun awal i = prosentase pertumbuhan

n = tahun yang diprediksikan Diketahui :

Po = P2010 = 61.340 orang i = 0,34 %

n = 5 tahun

P2017 = 61.340 (1+0.34%) � = 61.340 (1+0,0034) �

= 61.340 x 2,017 = 123.722 orang

9. Studi Besaran Ruang

1. Ruang Konvensi

No Ruang Kapasitas Stand art Luas (m2) Sumber

1 Ruang Convention Utama

1500 0,8

m2Flow20%

1440 CCE

2 Pre-Function Lobby

20% X ruang utama

288 SB

3 Main Lobby 750 orang 0,8 600 CCE

4 Ruang VIP 10 orang 3m2/ orang 30 CCE

(13)

1 urinoir 1 wastafel

Wanita

7 R. Pente~emah 3 operator 6 m'/orang 18 CCE

8 R. Kamera TV 3 operator 6 m'/orang 18 CCE

9 R. Tata lampu 4 operator 3 m'/orang 12 CCE

10 R. Sound system 1 unit 7.2 m'/orang 7,2 CCE 10 wastafel 15 kloset

16 Lavatory wanitia 10 wastafel 15 kloset

2. Ruang exhibition

No Ruang Kapasitas Stand art Luas (m2) Sumber

1 Ruang exhibition 50 9-15 m2/stand Sirkulasi 20 %

900 CCE

5 Lavatori pria 3 urionir 3 kloset

6 Lavatori wanita 3 wastafel 2 kloset

3. Ruang Penunjang

No Ruang Kapasitas Stand art Luas (m2) Sumber

1 restoran 150 2 m2 / orang 300 CCE

2 Biro perjalanan 1 unit 14 m2 / unit 14 SB

(14)

4 Cafe and snack bar

1 unit 2 m2/ orang 45 CCE

5 Information counter

2 orang 14 m2 / unit 4 DA

6 Busines center 1 unit 14 m2 / unit 14 CCE

7 Registrasion counter

4. Ruang Pengelola

No Ruang Kapasitas Stand art Luas (m2) Sumber

1 Ruang Direktur 1 30m2 30 CCE

2 Ruang 1 sekertaris 3staff

10 Costumer Service 2 orang 10 SR

11 Ruang Rapat 30 orang 2m2 60 CCE

12 Lavatori pria 2 unit 7 m2 / unit 14 DA

13 Lavatori wanita 2 unit 8 m2 / unit 16 DA

TOTAL LUAS 262

5. Ruang Service

(15)

3 Pos keamanan 2 unit 6 m' /unit 12 SB

4 Locker karyawan 2 unit 10m< /unit 20 CCE

5 Gudang 1 unit 20m' /unit 20 CCE

6 Lavatory pria 2 unit 1.68 mL

1 Dapur restoran 150 orang 0,4 m' /kursi

EKNIKAL ELEKTRIKAL

1 R. genset 1 unit 40 m' 40 TS

6. Kelompok Ruang Outdoor:

No Ruang Kapasitas Stand art Luas (m2) Sumber

(16)

Total luas ruang convention Total luas exhibition

Total luas ruang pengelola Total luas ruang penunjang Totalluas ruang service

Total luas seluruh ruang Convention Sirkulasi 30% dari luas total

Total luas bangunan Convention Total luas ruang Outdoor

Total Keseluruhan

10. Pendekatan tapak

10.1. Pemilihan alternatif tapak

Alternatif 1: jl. Dr soeparno

Luas 16.000 m 2 (110 m x 145 m)

Batas – batas alternatif tapak adalah :

- Sebelah utara : perumahan

- Sebelah selatan : tanah kosong (kawasan kuliner Purwokerto) - Sebelah barat : Kawasan GOR satria Purwokerto

- Sebelah Timur : perumahan Arcawinangun = 3997 m2

= 1270 m2

= 261 m2

= 508 m2

(17)

- KDB : 60 % - KLB : 1.8 - GSB : 8 meter

-- Alternatif 2: jl. Dr jendral sudirman

Luas 12.659 m 2(110 m x 115 m)

Batas – batas alternatif tapak adalah :

Sebelah utara : Batas – batas alternatif tapak adalah : - Sebelah utara : ruko jl.jendral sudirman

- Sebelah selatan : pemukiman

- Sebelah barat : rita pasaraya purwokerto - Sebelah Timur : pertokoan jl. Jendral sudirman - KDB : 60 %

(18)

Perbandingan alternatif tapak :

Bobot : 30=prioritas, 20=standar, 10=kurang; Nilai : 3=baik, 2=cukup, 1=kurang

10.2. Perhitungan Tapak Terpilih

Luas Tapak : memiliki luas ± 15950 m? KDB : 60%

KLB : 1.8

Ketinggian bangunan : maksimal 5 lantai GSB : 8 meter

Alternatif 1 : Tanpa Menyertakan Parkir Luas Lahan yang boleh dibangun = KDB x Luas Tapak

= 60% x 15.950 m2 = 9.570 m2

Luas Program Ruang Total (non parkir) = 8.550 m2

Persyaratan Ketinggian Bangunan

= Luas Program Ruang Total (non parkir) / Luas Lahan yang boleh dibangun = 8.550 m2 / 9.570 m2

= 0,89 lt = 1 lantai < 5 lantai ---> (memenuhi persyaratan)

Persyaratan KLB

Luas Total Bangunan < KLB x Luas Lahan Total 8.550 m2 < (1,8 x 15.950 m2)

8.550 m2 < 28.710 m2 ---> (memenuhi persyaratan)

Alternatif 2 : Dengan Menyertakan Parkir

Luas Program Ruang Total (dengan parkir) = 16.395 m2 Persyaratan Ketinggian Bangunan

= Luas Program Ruang Total (dengan parkir) / Luas Lahan yang boleh dibangun = 16.395 m2 / 9.570 m2

= 1.71 lt = 2 lantai < 5 lantai ---> (memenuhi persyaratan) Persyaratan KLB

Luas Total Bangunan < KLB x Luas Lahan Total 16.395 m2 < (1,8 x 15.950 m2)

19.525 m2 < 28.710 m2 ---> (memenuhi persyaratan)

deskripsi bobot Alt 1 Alt 2

nilai score nilai score

Posisi kawasan 30 2 60 3 90

Potensi pendukung 30 3 90 2 60

Aksesbilitas 20 3 60 2 40 topografi 10 2 20 3 30

(19)

11. Pendekatan arsitektural 11.1. Pengertian arsitektur modern

Pada abad ke 19 mulai muncul cikal bakal apa yang nantinya kita sebut sebagai arsitektur modern. Pencarian terhadap bentuk-bentuk baru dan pengembangan konsep baru tentang ruang yang digabungkan dengan pengenalan material-material bangunan yang baru.arsitektur odern adalah keberanian tindakan mengubah konsep-konsep lama, memadukan keaneka ragaman gaya tradisi menjadi suatu kesepakatan baru yang prosesnya berpijak pada aspek-aspek fungsi, material, ekonomi dan sosiologi (jenks, 1977)

11.2. Ciri-ciri Arsitektur Modern

Cirri –ciri arsitektur modern (Charles Jenks, The Languange of Postmodern Architecture, 1974).

a. Menggunakan struktur rangka

Konstruksi yang ringan dapat dicapai apabila menggunakan struktur rangka, yang menggantungkan struktur dinding pemikul yang masih digunakan sampai abad 18. Bangunan berarsitektur modern dibangun dengan menggunakan besi/baja dan kaca , yang menghsilkan dimensi yang impresif. Setelah itu menggunakan struktur rangka seperti yang kita kenal sekarang, yaitu kmbinasi dari kolom, balok, dan membentuk grid yang sangat modern terhadap kebutuhan saat ini.

b. Tingkat transparansi yang tinggi

Untuk mendapatkan hal tersebut maka kaca mulai banyak digunakan bersama dengan struktur rangka, sehingga semakin memperkuat kesan bangunan ringan.

c. Kesederhanaan

Arsitektur modern lebih memntingkan kesederhanaan dalam wajah bangunannya. Hal ini sesuai dengan cirri arsitektur modern yang lain yaitu anti ornament. Sehingga bangunan yang berarsitektur modern lebih mementingkan fungsionalnya.

d. Asimetris dan keteraturan

(20)

Selain itu bangunan berarsitektur modern biasanya mempunyai tampak yang teratur dan rapi.

e. Teknologi dan struktur

Arsitektur modern sangat mementingkan penggunaan teknologi serta struktur yang benarr. Tampak bangunan berarsitektur modern pada umumnya mengekspos struktur yang digunakannya.

f. Volume bukan massa

Pada arsitektur modern volume ruanag cenderung memusat, sehingga tidak membenuk massa.

g. Bentuk abstrak

Bentuk tidak merupakan satu bentuk yang pasti, namun dapat bermacam-macam sehingga menjadi bentuk yang abstrak.

h. Anti pengulangan

Tidak ada pengulangan bentuk sehingga menjadi kesatuan bentuk. i. Anti simbolis.

Cenderung tidak menggunakan symbol dalam bangunannya, serta lebih memntingan semuanya yang lebih jelas.

j. Deterministic form, functional

Bentu pada arsitektur modern tertentu dan wungsional. k. Anti ornament

Cenderung tidak menggunakan ornament pad aarsitektur dern. l. Anti historical memory

Gambar

Gambar Keterangan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil penelitian ini tidak didukung oleh hasil penelitian yang telah dilakukan Lilis Ardini (2010) yang menunjukkan bahwa kompetensi, independensi, akuntabilitas dan

[r]

Hal ini jelas menimbulkan gangguan pertumbuhan hasil konsepsi, sering terjadi immaturitas, prematuritas, cacat bawaan, atau janin lahir dengan berat badan yang

 Based on overlay result, the hazard and vulnerability factors result on zoning model of high disaster risk at Semarang Utara areas such as Kelurahan

[r]

Menyatakan Pasal 15 beserta lampiran huruf a Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 itu tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dengan segala akibat hukumnya, sepanjang tidak