• Tidak ada hasil yang ditemukan

Muhammad Thoha 21020111130053 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Muhammad Thoha 21020111130053 BAB IV"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

42 BAB IV

PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTELDI KECAMATAN BOROBUDUR

4.1 Pendekatan Aspek Fungsional

4.1.1 Pendekatan Pelaku dan Aktivitas Resort Hotel

Pada bangunan resort hotel, terdapat dua pelaku aktivitas, yaitu :

A. Pengunjung

Merupakan tamu yang datang ke resort baik yang memiliki tujuan utama untuk menginap atau hanya sekedar ingin menikmati fasilitas – fasilitas penunjang yang disediakan oleh pihak resort. Pengunjung resort dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Pengunjung Menginap

Yaitu pengunjung yang bermalam di resort dan menggunakan fasilitas resort, membayar biaya sewa kamar serta menikmati pemandangan yang ada di sekitar Resort Hotel. Dalam hal ini, kegiatan yang dilakukan membutuhkan kenyamanan, keamanan, dan privasi.

2. Pengunjung Tidak Menginap

Yaitu pengunjung yang tidak melakukan aktivitas bermalam di resort dan hanya sekedar datang dan untuk menikmati fasilitas – faslitas penunjang yang ada di dalam resort, seperti fasilitas meeting room, fasilitas restoran, dan fasilitas yang lain.

A. Pengelola dan Pelayanan Pengelola

Pengelola merupakan pihak yang bertanggungjawab di dalam sistem pengelolaan suatu resort dan fasilitas – fasilitas resort agar dapat berjalan sesuai dengan fungsinya. Berikut struktur organisasi pengelola resort :

(2)

43  Pelayanan

Suatu jasa penginapan seperti resort atau hotel, ataupun jasa penginapan yang lainnya tentunya tidak bisa terlepas dari fasilitas pelayanan yang ada pada setiap penginapan. Berikut penjabaran tentang pelayanan yang terdapat di dalam jasa penginapan resort ataupun hotel :

General Manager

Merupakan pimpinan di dalam struktur organisasi yang mempunyai kekuasaan dan semua kegiatan hotel, pegawai, dan operasional hotel.

Assisten General Manager

Merupakan bagian yang membantu General Manager dalam melaksanakan tugas – tugasnya tentang semua kegiatan di hotel.

Housekeeping Department

Bagian yang mendapat tugas menjaga kebersihan dan kelengkapan kama – kamar tamu, dinning room dan fasilitas – fasilitas lainnya.

Front Office Department

Bagian yang bertugas di bagian informasi tamu, pemesanan kamar, dan pembayaran.

Security Department

Bagian yang bertugas di bagian keamanan, pemeliharaan dan ketertiban hotel dan sekitarnya.

Food and Beverage Department

Bagian yang bertugas menyajikan makanan dan minuman untuk tamu.

Administration Managemenet

Bertugas mengelola bagian administrasi dan mengelola keuangan.

Marketing Management dan bagian lainnya

Bagian yang bertugas mempromosikan hotel. Dan bagian yang lainnya yaitu yang menangani fasilitas – fasilitas lain yang mendukung kebutuhan pengunjung.

4.1.2 Pendekatan Aktivitas Resort

Aktivitas pelaku dan pengelola yang terdapat pada resort yaitu : Tabel 4.1 Pendekatan Aktivitas Resort

No. Pelaku Aktivitas

1. Pengunjung yang tidak menginap - Datang. - Parkir.

- Membeli tiket.

- Bersantai, makan, rekreasi. - Menggunakan toilet. - Parkir.

- Pulang. 2. Pengunjung yang menginap - Datang.

- Parkir. - Check-in - Menginap.

(3)

44 - Parkir.

- Pulang.

3. Manager - Mengatur dan bertanggungjawab

terhadap keseluruhan operasional resort.

- Mengadakan rapat. - Menggunakan toilet. - Istirahat.

4. Asisten Manager - Mengatur dalam penyediaan kamar. - Mengatur kelancaran house keeping. - Menggunakan toilet.

- Istirahat.

5. Bagian Front Office - Melayani pemesanan kamar resort. - Melayani penanganan barang –

barang tamu resort. - Melayani informasi resort.

- Melayani check-in dan check-out tamu resort.

- Melayani pembayaran kamar. - Menggunakan toilet.

- Istirahat.

6. Bagian Housekeeping - Membersihkan kamar tamu resort. - Membersihkan ruang publik resort. - Menyediakan linen untuk operasional

resort.

- Melayani pemeliharaan linen. - Menggunakan toilet.

- Istirahat.

7. Bagian Food and Beverage - Melayani pemesanan makanan dan minuman.

- Menyediakan makanan dan minuman resort.

- Menggunakan toilet. - Istirahat.

8. Bagian Engineering - Memeriksa Mechanical Electrical Resort.

- Memelihara fasilitas resort.

- Memperbaiki fasilitas resort yang rusak.

- Menggunakan toilet. - Istirahat.

(4)

45 10. Bagian Human Resource

Department

- Mengelola dan mengatur kepegawaian resort.

- Melatih karyawan resort. - Menggunakan toilet. - Istirahat.

Sumber : Analisa Penulis, 2015

4.1.3 Pendekatan Kapasitas Pengguna dan Pengelola Resort A. Pendekatan Jumlah Pengunjung

Kapasitas jumlah pengunjung diperoleh melalui perhitungan wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur.

Tabel 4.2 Jumlah Wisatawan Candi Borobudur Tahun

Jumlah

Wisatawan Domestik + Mancanegara (jiwa)

Kenaikan (%) Kenaikan (jiwa)

2006 1.285.304 - -

2007 1.773.020 37,94% 487.716

2008 2.237.717 26,2% 464.697

2009 2.515.171 12,39% 277.454

2010 2.408.453 - 4,24% - 106.718

2011 2.186.281 - 9,22% - 328.890

2012 3.014.093 37,86% 827.812

2013 3.363.869 11,6% 349.776

2014 3.355.305 - 0,25% - 8.546

Rata - rata 218.144

Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang, 2015

(5)

46 Keterangan :

Ka2010 : kapasitas kamar tahun 2010

Ka2024 : kapasitas kamar tahun 2024

Kp2010 : jumlah wisatawan tahun 2010

Kp2024 : jumlah wisatawan tahun 2024 Pt = Po.ert

Atau r = 1 ln (Pt) t (Po)

Keterangan :

Pt = jumlah wisatawan pada tahun t Po = jumlah wisatawan pada tahun dasar t = jangka waktu

r = laju pertumbuhan wisatawan

e = bilangan eksponensial (2,718281828)

Perhitungan perkiraan jumlah wisatawan dengan rumus laju pertumbuhan eksponensial

r = 1/10 x ln (2.408.453 / 1.285.304) = 0,063

Jadi, bedasarkan analisa yang telah dilakukan, laju pertumbuhan wisatawan yaitu sebanyak 6% per tahun, dan dapat diketahui perkiraan jumlah wisatawan 10 tahun kedepan (tahun 2024) adalah sebagai berikut :

Pt = Po.ert

P2024 = 1.285.304 x 2,7182818280,06 x 10 P2024 = 1.285.304 x 1,82

P2024 = 2.339.253,28

P2024 = 2.339.253 pengunjung

Untuk memperoleh jumlah kamar maka digunakan rumus perbandingan sebagai berikut :

Ka2010 = Kp2010 Ka2024 = Kp2024

(6)

47 Persentase kapasitas kamar resort tetap berdasarkan persentase di tahun 2010, sehingga ditentukan tipe kamar sebagai berikut :

Tabel 4.3 Persentase Kapasitas Kamar Resort Hotel Tahun 2024

Jadi jumlah wisatawan yang diprediksi datang ke Candi Borobudur pada tahun 2024 adalah sebanyak 2.339.253 orang. Diasumsikan 25% wisatawan akan menginap, jadi 25% x 2.339.253 = 584.813,25 orang atau 584.813 orang.

B. Pendekatan Jumlah Kebutuhan Kamar 1. Pendekatan Kebutuhan Kamar

Dari hasil studi banding penulis didapatkan data jumlah kamar pada resort, yaitu Bayfront Villa Jepara sebanyak 10 kamar, Palm Beach Resort Jepara sebanyak 20 kamar, dan Plataran Borobudur Resort & Spa sebanyak 21 kamar. Dari data jumlah kamar tersebut kemudian dicocokan dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pariwisata tahun 1988 yang mensyaratkan bahwa jumlah kamar pada hotel berbintang 3 minimal sebanyak 30 kamar. Akan tetapi fakta di lapangan dari ketiga obyek studi banding menunjukkan tidak satupun resort yang mempunyai jumlah kamar sebanyak 30 unit, bahkan ada satu resort yang hanya mempunyai jumlah kamar sebanyak 10 unit saja.

Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga obyek studi banding di dalam menentukan jumlah kamar tidak sepenuhnya mengacu kepada SK. Dirjen Pariwisata 1988. Maka dari itu penulis di dalam menentukan jumlah kamar mengacu pada jumlah kamar ketiga obyek studi banding yang kemudian jumlah kamar rata – rata dari ketiga resort tersebut yaitu kurang lebih sebanyak 19 kamar.

2. Pendekatan Tipe atau Jenis dan Kebutuhan Kamar Berdasarkan Studi Banding Pada studi banding di Bayfront Villa Jepara, Palm Beach Resort dan Plataran Borobudur Resort & Spa, tipe-tipe kamar dibedakan dengan perbandingan sebagai berikut :

Tabel 4.4 Hasil Studi Banding Tipe Kamar Bayfront Villa Jepara Palm Beach Resort

Jepara

Plataran Brorobudur Resort & Spa Terdapat 10 kamar

yang tediri atas : - Deluxe (3 kamar) - Suite (1 kamar) - Grand Suite (1 kamar) - Penthouse (1 kamar)

Terdapat 20 Cottage yang terdiri atas :

- Suite Cottage (5 unit)

- Executive Cottage (2 unit)

Terdapat 21 cottage yang terdiri atas : - Deluxe Wooden Villa

(2 unit)

- Executive Suite (6 unit)

No Tipe Kamar Persentase (%) Jumlah Kamar

1 Standart 75 14

2 Deluxe 15 3

3 Suite 10 2

(7)

48 - Superior (3 kamar)

- Family (1 kamar)

- Deluxe Room (2 unit)

- Superior Room (8 unit)

- Standart Room (3 unit)

- Exclusive Suite (6 unit) - Royal Suite (2 unit) - Duplex Royal Suite (3) - Grand Spa Suite (2

unit)

Sumber : Analisa Penulis, 2015

Dari tinjauan studi banding diatas, maka direncanakan tipe kamar ditinjau dari pengunjung yang akan datang, adalah sebagai berikut :

- Standart Room, dengan kapasitas kamar tidur 2 orang, dengan menggunakan tempat tidur berukuran queen size.

- Deluxe Room, dengan kapasitas kamar tidur 2 orang. Dilengkapi dengan tempat tidur berukuran king size, dilengkapi dengan fasilitas kitchen, dining table, dan sofa.

- Suite Room, dengan kapasitas kamar tidur 4 sampai 6 orang. Dilengkapi dengan 2 tempat tidur berukuran double king size, fasilitas kitchen, private pool, sofa, dan dining table.

Tabel 4.5 Rencana Tipe Kamar

Tipe Kamar Fasilitas

Suite Room - 2 kamar tidur berukuran king size

- 2 kamar mandi dalam (bath up, shower, wastafel, walk in closet, lavatory)

- Sitting area + TV - Living Room - Kitchen - Dining Room - Private Pool - Teras

Deluxe Room - - 1 kamar tidur berukuran king size

- - 1 kamar mandi dalam (bath up, shower, wastafel, walk in closet, lavatory)

- - Living Room - - Sitting area + TV - - Dining Room - - Kitchen - - Teras

Standart Room - 1 kamar tidur berukuran queen size

- Kamar mandi dalam (bath up, wastafel, walk in closet, lavatory)

- Sitting area + TV - Teras

(8)

49 Rasio dari beberapa tipe kamar berdasarkan analisa studi banding adalah sebagai berikut :

Suite Room : Deluxe Room : Standart Room = 10% : 15% : 75% Sehingga didapatkan :

Suite Room = 10% x 19 kamar = 2 unit Deluxe Room = 15% x 19 kamar = 3 unit Standart Room = 75% x 19 kamar = 14 unit

C. Pendekatan Jumlah Pengelola

Berdasarkan SK Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/88, rasio perbandingan jumlah unit yang direncanakan dengan karyawan adalah 1:1,6. Untuk mendapatkan perhitungan jumlah staff yang pasti, maka koefisien 1,6 dibulatkan menjadi 2 atau dapat diartikan 1 kamar dilayani oleh 2 karyawan. Jadi dengan kapasitas 19 kamar, maka karyawan yang dibutuhkan adalah 19 x 2 = 38 karyawan.

Tabel 4.6 Jumlah Pengelola

Pengelola Jumlah Orang

General Manager 1

Assistant General Manager 1

Dep. Front Office Kepala Dep. Front Office Receptionist

Reservation Operator

1 2 1 1 Accounting dan Chasier

Accounting Manager Cashier dan Purchasing Cost Control

1 2 1 Dep. Food & Beverage

Food Serving Manager Cook

Waiter/Waitress

1 4 4 Dep. Engineering

Chief Engineering

Electrical Mechanical 1 2

Dep. Housekeeping Manager

Houseman Laundry

1 4 4 Dep. Marketing

Marketing Manager Staff

1 2 Dep. HRD

Personal Manager Security

(9)

50 2

Jumlah 38

Sumber : Analisa Penulis, 2015

4.1.4 Pendekatan Kebutuhan Ruang

Analisa kebutuhan dan fungsi ruang berdasarkan kegiatan yang terjadi di dalam resort dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7 Kebutuhan dan Fungsi Ruang

Kelompok Kegiatan Penerima Jenis

Kegiatan Kebutuhan Fungsi Sifat

Ruang Penerimaan

Plaza / Hall Transisi dari area pintu masuk menuju ke fasilitas-fasilitas yang ada di dalam Resort

Publik

- Lobby - Lavatory

Sebagai ruang penerima tamu yang baru datang, ruang penghantar bagi tamu yang meninggalkan resort dan sebagai pusat orientasi bagi ruang- ruang atau ruang-ruang yang disewakan.

Publik

Front Office - Front Counter

Desk

- Receptionist - Information - Reservation - Penitipan Barang - Kasir

Berfungsi sebagai ruang tempat informasi, ruang penerima tamu yang memesan kamar resort, dilengkapi dengan ruang kasir dan penitipan barang tamu.

Publik

Ruang – Ruang yang Disewakan

Merupakan ruang-ruang yang menyediakan kebutuhan bagi tamu resort. Fasilitasnya disesuaikan dengan kebutuhan dan aktivitas masing-masing ruang seperti travel agent dan money changer, souvenir shop dan butik.

Publik - Parkir pengelola

Sebagai tempat untuk parkir bagi tamu yang menginap maupun yang tidak menginap, karyawan maupun pengelola/ pemilik resort.

(10)

51 - Parkir Commuter

Moda

Kantor Security

Dilengkapi dengan pos keamanan

Kelompok Kegiatan Utama Cottage - Suite Room

- Deluxe Room - Standart Room

Sebagai ruang tidur tamu yang sifatnya privat, terdiri dari kamar tidur Standart, Superior, dan Family.

Privat

Kelompok Kegiatan Penunjang Function

Sebagai ruang multiguna misalnya untuk menyelenggarakan kegiatan resepsi, peragaan busana, ruang seminar, maupun ekshibisi dan lain- lain.

Difungsikan sebagai ruang makan dan minum yang dilengkapi dengan fasilitas dapur utama.

Publik

Sebagai sarana olahraga yang disediakan untuk tamu yang hendak berolahraga. Terdiri dari swimming pool, lapangan tenis, dan fitness centre.

Publik

Musholla Sarana ibadah untuk umat muslim. Publik Amphiteather Area untuk pertunjukan sosial

budaya.

Sebagai area untuk pengunjung menikmati tour ladang tembakau dan membajak sawah.

Publik

Menampung kegiatan dari pengelola resort

(11)

52

Menampung kegiatan penunjang pengelola seperti pertemuan pengelola, dilengkapi dengan lavatory dan mushola

Privat

Kelompok Kegiatan Pelayanan

Housekeeping - Laundry Room - Counter - Lost and

Found Room

Ruang yang melayani kebutuhan bagi kegiatan kerumahtanggaan resort.

Berfungsi untuk mempersiapkan makanan dan minuman bagi tamu resort dan karyawan.

Servis

Gudang - Gudang Barang -Gudang Peralatan

dan Perlengkapan - Loading Dock

Berfungsi sebagai ruang untuk menyimpan barang-barang. Tempat menyimpan barang-barang perlengkapan resort dan peralatan yang berkaitan dengan kegiatan engineering.

Sebagai sarana penunjang resort. Servis

Sumber : Analisa Penulis, 2015 4.1.5 Pendekatan Persyaratan Ruang

A. Kelompok Kegiatan Penerima  Plaza / Hall Penerima

Menciptakan suasana akrab dan sebagai point of interest.  Lobby, Lounge, Front Office, Security Room

Merupakan ruang-ruang yang berada di depan dan berfungsi sebagai ruang sirkulasi utama, tempat para tamu pertama kali masuk resort. Menciptakan suasana menerima, menarik dan eksklusif.

 Ruang – ruang yang disewakan

Harus mempunyai kesan yang luas, menerima, rapi dan bersih.  Area Parkir

(12)

53 bermanuver.

 Lavatory

Harus bersih, kedap air dan tidak licin. B. Kelompok Kegiatan Utama

 Cottage

Berada di area privat, terhindar dari kebisingan baik dari luar maupun dari resort itu sendiri.

C. Kelompok Kegiatan Penunjang  Function Room

Bersifat eksklusif. Memiliki pintu masuk yang terpisah dari lobby resort. Dilengkapi dengan toilet yang terpisah antara pria dan wanita.

 Ruang rapat

Bersifat eksklusif. Memiliki pintu masuk yang terpisah dari lobby resort. Dilengkapi dengan toilet yang terpisah antara pria dan wanita.

 Restoran

Terdiri dari main dining room, coffe shop, dan bar. Memiliki kesan santai, akrab dan bersih. Tata letak restoran berhubungan langsung dengan dapur. Dilengkapi pula dengan toilet umum.

 Mushola

Diletakkan di lokasi yang mudah di jangkau oleh pengguna resort.  Amphiteather

Ditempatkan pada daerah yang memiliki view terbaik.  Sport Area

Diletakkan pada area yang mudah dijangkau dan berjarak tidak jauh dari kamar.

D. Kelompok Kegiatan Pengelola

 Pada bagian ini ruang – runag pengelola sebaiknya terpisah dari area tamu tetapi harus mudah untuk dicapai. Kelompok kegiatan ini meliputi General Manager, Assistance General Manager Office, HRD Office, Food and Baverage, Marketing Office, Accounting Office, Engineering Office, Meeting Room. E. Kelompok Kegiatan Pelayanan

 House Keeping Office, Staff Room, Gudang

Pada bagian ini terpisah dari kegiatan tamu resort dan mudah untuk dicapai.  Dapur

Elemen – elemen pada bagian ini sebaiknya menggunakan bahan – bahan yang mampu menahan panas, kedap terhadap air, mudah untuk dibersihkan, dan tidak licin.

 Ruang Mekanikal Mlektrikal

(13)

54 Sumber : Analisa Penulis, 2015

4.1.6 Pendekatan Hubungan Ruang

Secara garis besar pendekatan hubungan ruang yang digunakan di dalam suatu resort adalah sebagai berikut :

Erat

Kurang Erat Tidak Erat

Gambar 4.2 Bagan Hubungan Ruang Resort Sumber : SK. Dirjen Pariwisata No. 14/U/1988

4.1.7 Pendekatan Kapasitas Ruang

berdasarkan data yang diperoleh, pengunjung yang akan menginap pada tahun 2024 adalah sebanyak 2.339.253 orang. Maka diambil rata – rata perbulan sebanyak 194.938 orang atau maksimal 6.498 orang pengunjung dalam sehari.

Tabel 4.8 Pendekatan Kapasitas Ruang Resort

Kelompok Kegiatan Penerima

No Ruang Sumber Analisa Kebutuhan Kapasitas

1. Hall Berdasarkan studi banding, diasumsikan hall mampu menampung jumlah maksimal pengunjung sebesar 3% dari jumlah maksimal pengunjung dalam sehari.

Ruang penerimaan, drop off, drop in.

195 orang

2. Lobby Diasumsikan mampu

menampung sebanyak 3% dari kapasitas hall.

Ruang duduk Lavatory

6 orang 2 unit Kelompok

Kegiatan Utama

Kelompok Kegiatan Pengelola

Kelompok Kegiatan Penunjang

Kelompok Kegiatan Pelayanan

(14)

55 3. Lounge Berdasarkan Hotel and

Resort Planning, kapasitas lounge adalah 0.4 m2/ room. Jadi 0.4 x 19 = 7,6m2

Ruang duduk 8 orang

4. Front Office Berdasarkan perhitungan jumlah pengelola

Counterdesk - Resepsionis,

Reservasi dan Informasi

Souvenir shop Travel Agent dan Money changer

1 unit 1 unit

6. Parking Area Berdasarkan studi banding - 55% penghuni kamar

datang ke resort

menggunakan mobil. Jadi 55% x 19 = 10 mobil. - 40% penghuni kamar

datang ke resort

menggunakan kendaraan roda dua. Jadi 40% x 19 = 8 motor.

- 5% menggunakan kendaraan berupa bus. Jadi 5% x 19 =1 bus

Berdasarkan kesimpulan studi banding :

- 20% pengelola

menggunakan mobil. Jadi 20% x 38 = 8 mobil. - 80% pengelola

menggunakan motor. Jadi 80% x 38 = 30 motor. - Terdapat fasilitas

commuter moda (layanan antar jemput pada resort). 7% x 42 = 3 mobil

(15)

56 Kelompok Kegiatan Utama

1. Cottage Berdasarkan perhitungan dan hasil studi banding, direncanakan 3 tipe penginapan.

- Standart Room - Deluxe Room Kelompok Kegiatan Penunjang

1. Function Room Jumlah cottage adalah sebanyak 19 unit. Kapasitas Function Room adalah 50

Resort Refurbishment, kapasitas untuk ruang meeting theatre (besar) adalah 50 orang dan ruang meeting classroom (kecil) adalah 25 orang

-Meeting Room Besar

- Meja Pimpinan - Meja Anggota - Kursi

- Lavatory -Meeting Room

Kecil

- Meja Pimpinan - Meja Anggota dari Main Dining Room

Restoran

4. Sport Area Sport Area terdiri dari kolam

renang, kolam renang terdari dari kolam renang untuk

- Sitting Group

1 unit

1 unit

(16)

57 Fitness Center

Fitness Center dapat

menampung 5% dari Fitness Center - Ruang Latihan - Trainer - Loker dan

Ruang Ganti

Lapangan Tenis - Lapangan dari pengunjung, maka 10% x 195 = 20 orang

Musholla Ruang Wudhu

1 unit 2 unit

6. Amphiteather Diasumsikan 25% pengunjung melihat pertunjukan di

Amphiteather, maka 25% x 195 = 48 orang

Kelompok Kegiatan Pengelola 1. Manager Office Berdasarkan perhitungan

jumlah pengelola 2. Division Office Berdasarkan perhitungan

jumlah pengelola 3. Staff Room Berdasarkan perhitungan

jumlah pengelola

- Office Staff - Lavatory

12 orang 2 unit Kelompok Kegiatan Pelayanan

1. House Keeping dan Laundry

Berdasarkan perhitungan jumlah pengelola

Pelayanan teknis listrik dan air

Ruang Genset Ruang Panel

(17)

58 Sumber : Analisa Penulis, 2015

4.1.8 Program Ruang

Di dalam menentukan besaran ruang masing-masing kegiatan yang ada, maka dipakai acuan atau pedoman standar perencanaan dengan mengacu pada :

1. SK Dinas Pariwisata No. 14/U/1988 (SK)

2. Hotel and Resort Planning Design and Refurbishment (HRP) 3. Ernest Neufert, Data Arsitek (DA)

4. Time Saver Standard of Bulding Types (TSS) 5. Studi Banding (SB)

Di dalam menghitung program ruang suatu kawasan maka perlu memperhatikan tentang sirkulasi flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan, yaitu :

1. 5-10% : standar minimum

2. 20% : kebutuhan keleluasaan sirkulsi 3. 30% : kebutuhan kenyamanan fisik 4. 40% : tuntutan kenyamanan psikologis 5. 50% : tuntutan kenyamanan spesifik kegiatan 6. 70%-100% : keterkaitan dengan banyak kegiatan

Sumber : Time Saver Standard of Building Type 2nd Edition

Tabel 4.9 Program Ruang Resort

Jenis Ruang Standar Besaran Kapasitas Perhitungan Luas Sumber Kelompok Kegiatan Penerima

(18)

59 - Money changer

- Toko souvenir

Jumlah 404,63m2 Sirkulasi 30% 121,38m2

Jumlah Keseluruhan 526,01m2 = 526m2 Kelompok Kegiatan Utama (Cottage)

Standart Room

(19)

60

- wastafel cuci piring

2m x 2m

(20)

61

Jumlah = 68,88m2 Flow Area 30% =

- Meja rias+kursi

(21)
(22)

63

Jumlah 1330m2 Sirkulasi 30% 399m2

Jumlah Keseluruhan 1729m2 = 1730m2 Kelompok Kegiatan Penunjang

Function Room

(23)

64 Jumlah = 314,3m2

Flow Area 100% = 314,3m2

Total = 628,6m2 Meeting Room

Besar (50 orang) - Kursi

- Meja 1 - Meja 2

Kecil (25 orang) - Kursi Jumlah = 44,87m2 Flow Area 100% =

Jumlah = 23,93m2 Flow Area 100% =

Main Dining Room Dapur

(24)

65 Jumlah = 594,29m2

Flow Area 30% = 178,28m2 Total = 772,57m2 Sport Area

Swimming Pool - Locker shower,

Lavatory

- Whirpool Single - Whirpool (group)

Fitnes Center - Ruang latihan - Locker shower,

Lavatory

Tour of Rice Fields and Tobacco Plantation

1 unit Sepanjang area green belt kawasan resort

SB

Jumlah 2806,28m2 Sirkulasi 30% 841,88m2

(25)

66 - Division Room

- Meeting Room

Jumlah = 125,2m2 Flow Area 30% = 37,56m2

Total = 162,76m2

HRP

DA DA

Jumlah 190,32m2 Sirkulasi 30% 57,09m2

Jumlah Keseluruhan 247,41m2 = 247m2 Kelompok Kegiatan Pelayanan

House Keeping Office

0,7m2 x jumlah kamar

1 unit 0,7m2 x 19 = 13,3m2 HRP

(26)

67 - Gdg. Perabot

- Gdg. Peralatan - Gdg. Bahan

Jumlah 257,8m2 Sirkulasi 30% 77,34m2

Jumlah Keseluruhan 335,14m2 = 335m2 Parkir Commuter

Moda

Mobil 2,5m x 5m/unit 3 unit 12,5m2 x 3 = 37,5m2 DA

Jumlah 366m2 Sirkulasi 100% 366m2 Jumlah Keseluruhan 732m2 Sumber : Analisa Penulis, 2015

Dari perhitungan pendekatan program ruang diatas maka, hasil dari rekapitulasi pendekatan program ruang indoor dan outdoor adalah sebagai berikut :

(27)

68

No. Kelompok Kegiatan Luas (m2)

1. Kelompok Kegiatan Penerima ± 526

2. Kelompok Kegiatan Utama ± 1730

3. Kelompok Kegiatan Penunjang ± 3648 4. Kelompok Kegiatan Pengelola ± 247 5. Kelompok Kegiatan Pelayanan ± 335

6. Parkir ± 732

Jumlah ± 7218

Sumber : Analisa Penulis, 2015

Berdasarkan data didapatkan peraturan daerah setempat sebagai berikut : Koefisien Dasar Bangunan (KDB) = 50 – 80%

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) = 0,4 – 2,5

Garis Sempadan Bangunan (GSB) = setengah lebar jalan Ketinggian Maksimal Bangunan = 4 lantai

4.1.9 Pendekatan Sirkulasi

(28)

69 Datang

Keterangan :

: Pola sirkulasi pengunjung (menginap dan tidak) dan pola sirkulasi pengelola

: Pola sirkulasi pengunjung yang menginap : Pola sirkulasi pengunjung yang tidak menginap : Pola sirkulasi pengelola

Gambar 4.3 Sirkulasi Pengunjung (Menginap dan Tidak) serta Pengelola Sumber : Analisa Penulis, 2015

B. Konfigurasi Alur Gerak

Secara umum sirkulasi wisata mengarahkan dan memudahkan pengunjung mencapai tujuan. Untuk itu dibutuhkan elemen penegas dan

Menginap

Bersantai

Lobby Rekreasi

Makan

Aktivitas Pendukung

Istirahat,

Sholat Bersantai

Melayani Tamu Beraktivitas

Menerima Tamu

Makan Istirahat, Sholat

Check-in Check-out

(29)

70 pengarah, penanda sirkulasi, pusat orientasi, elemen estetis dengan memanfaatkan elemen alam dan pengolahan elemen keras seperti jalan setapak, street furniture dan elemen dekoratif.

Bentuk konfigurasi alur gerak sebagai pola sirkulasi pada tempat wisata harus rekreatif dan dinamis yang dapat dicapai dengan pola linier, radial, spiral, grid atau network (organik).

C. Pola Jalan

Pola jalan (pedestrian ways) sebagai bagian dari elemen pembentuk koridor, direncanakan menyatu dengan lingkungan menggunakan pola dan warna yang cocok sehingga memberikan irama sirkulasi, memudahkan dan memberi ruang untuk menikmati perjalanan sebagai jalur aktivitas wisata (jalan, tracking, hiking, bersepeda, jogging).

4.2 Pendekatan Aspek Kontekstual 4.2.1 Pemilihan Lokasi

Di dalam melakukan pendekatan pemilihan lokasi, parameter yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan lokasi mengacu pada rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Candi Borobudur.

2. Fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung kawasan Candi Borobudur. 3. View yang bapat memberikan nilaik lebih yang dapat mempengaruhi penerimaan

manusia terhadap view yang mengarah ke Candi Borobudur dan lansekap di sekitar tapak.

4. Topografi dapat menjkadi sebuah potensi sehingga perencanaan resort akan menjadi sebuah desain yang mempunyai ciri khas tersendiri.

5. Luasan tapak merupakan sebuah tolak ukur kebutuhan site dengan kebutuhan ruang, sehingga besarnya luasan site harus dapat menampung besaran kebutuhan ruang.

4.2.2 Pemilihan Tapak

Zona kawasan candi merupakan zona yang sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Taman Purbakala Nasional yang terbagi dalam 3 (tiga) zona yang masing – masing ditetapkan peruntukan , luas dan batasnya.

Pasal 4

(1) Zona 1 merupakan lingkungan kepurbakalaan yang diperuntukkan bagi perlindungan dan pemeliharaan kelestarian lingkungan fisik candi.

(2) Luas zona 1 untuk Candi Borobudur adalah kurang lebih 44,8 Ha, dan berbentuk lingkaran dengan titik pusat pada as candi.

Pasal 5

(30)

71 (2) Luas zona 2 untuk Candi Borobudur adalah kurang lebih 42,3 Ha.

Pasal 6

(1) Zona 3 merupakan kawasan di luar zona 2 masing-masing candi dan diperuntukkan bagi permukiman terbatas, daerah pertanian, jalur hijau, atau fasilitas tertentu lainnya yang disediakan untuk menjamin keserasian dan keseimbangan kawasan di zona 1 pada umumnya, dan untuk mendukung kelestarian candi serta fungsi taman wisata pada khususnya.

(2) Penataan ruang, peruntukan, dan pengembangan zona 3 dilakukan oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan pertimbangan Menteri.

(3) Luas zona 3 untuk Candi Borobudur adalah kurang lebih 932 Ha

Dengan persyaratan bangunan mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 5 Tahun 2000 tentang bangunan, adalah sebagai berikut :

- Untuk fungsi perdagangan dan jasa Koefisien Dasar Bangunan (KDB) ditetapkan 50-80%.

- Koefisien Lantai Bangunan (KLB) antara 0,4 hingga 2,5. - Koefisien Daerah Hijau (KDH) minimal 30%.

- Ketinggian bangunan maksimum 4 (empat) lantai.

(31)

72 Gambar 4.4 Peta Zonasi Pengelolaan Kawasan Borobudur

Sumber : Amiluhur Soeroso dan Daud Aris Tanudirjo, PaparanMenuju Borobudur Terpadu, 2010

Keterangan :

Zona I (Zona Pelestraian Candi)

Zona II (Taman Arkeologi, Laboratorium)

Zona III (Permukiman, Area Parkir, Persawahan, Toko Cinderamata, Perdagangan dan Jasa)

Zona IV (Panorama Bersejarah)

Zona V (Taman Arkeologi Nasional)

Rencana Pemilihan Tapak (berada di zona 3 kawasan Candi Borobudur)

(32)

73 Gambar 4.5 Jarak Alternatif Tapak Resort Hotel dari Candi Borobudur

Sumber : Analisa Penulis

Pemilihan tapak berdasarkan zonasi pengelolaan kawasan Borobudur yang termasuk zona permukiman, area parkir, persawahan, toko cinderamata, perdagangan dan jasa

1. Alternatif Tapak I

Alternatif tapak I mempunyai luasan + 9Ha. Pada tapak ini sebagian besar masih berupa lahan pertanian tembakau dan area persawahan dan sebagian besar masih terdapat lahan kosong yang belum terbangun. Dan pada sisi selatan terdapat barisan Perbukitan Menoreh. Berikut bataas – batas tapak I :

 Utara : ladang pertanian, perkampungan, Kawasan Candi Borobudur  Barat : ladang tembakau dan area persawahan

 Selatan : ladang tembakau, area persawahan, dan Perbukitan Menoreh  Timur : ladang tembakau dan area persawahan

1

2

(33)

74 Gambar 4.6 Alternatif tapak I

(34)

75 Gambar 4.7 Kondisi Sekitar Tapak I

Sumber : Survey Lapangan, 2015

2. Alternatif Tapak II

Alternatif tapak II mempunyai luasan + 8Ha yang berjarak tidak terlalu jauh dengan alternatif tapak I. Hampir sama seperti alternatif tapak I, pada alternatif tapak II ini juga dikelilingi oleh area ladang tembakau dan area persawahan serta permukiman penduduk. Berikut batas – batas area tapak II :

 Utara : perkampungan penduduk dan area persawahan  Barat : area ladang tembakau

 Selatan : area persawahan dan ladang tembakau

(35)

76 Gambar 4.8 Alternatif Tapak II

(36)

77 Gambar 4.9 Kondisi Sekitar Alternatif Tapak II

Sumber : Wikimapia, Diolah

Penilaian Bobot Tapak

Untuk menentukan tapak yang sesuai dengan perencanaan dan perancangan resort, maka ditetapkan 4 aspek penilaian, yaitu : view, aksesibilitas, privasi, dan topografi. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot 1 - 3 dengan kriteria sebagai berikut :

1 = tidak baik, 2 = kurang baik, 3 = baik Dengan presentase sebagai berikut :

1. View (40%)

Pemandangan di sekitar tapak sangat penting untuk resort. Hal ini dikarenakan agar pengunjung resort tidak merasa bosan dan menambah kenyamanan pengunjung yang ingin refreshing.

2. Aksesibilitas (30%)

Lokasi yang strategis tidak hanya mendapatkan view yang baik, tetapi juga kemudahan bagi pengunjung untuk mencapai lokasi resort.

3. Privasi (20%)

Pengunjung akan datang ke resort yang memiliki tingkat privasi yang tinggi dan memiliki kesan eksklusif.

4. Topografi (10%)

Pemilihan lokasi tapak harus tepat sesuai dengan kondisi zonasi yang ada. Misalnya lokasi resort tidak boleh berada di lahan yang rawan terjadinya longsor.

Tabel 4.11 Perbandingan Dua Alternatif Tapak

No Aspek Pemilihan Tapak Tapak I Tapak II

1. View (40%) 3 3

(37)

78

3. Privasi (20%) 3 2

4. Topografi (10%) 3 1

Total 12 9

Sumber : Analisa penulis, 2015

Dari penilaian empat aspek terhadap dua alternatif tapak diatas, yang memiliki potensi paling besar adalah alternatif tapak ke I. Tapak ini memiliki kontur yang cukup landai dan mempunyai tingkat privasi serta view yang mengarah ke Candi Borobudur serta Perbukitan Menoreh.

Gambar 4.10 Rencana Tapak Terpilih Sumber : Analisa Penulis, 2015

Gambar : 4.11 Visualisasi Area Tapak dan Sekitarnya Sumber : Wikimapia, Diolah

4.3 Pendekatan Aspek Kinerja 4.3.1 Sistem Pencahayaan

1. Pencahayaan Alami

Kawasan Kecamatan Borobudur merupakan salah satu daerah dengan iklim tropis yangh memiliki intensitas cahaya yang cukup tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai upaya penghematan energi yang memaksimalkan cahaya terang langit pada siang hari dengan memberi bukaan – bukaan dan mengurangi sinar matahari langsung pada siang hari.

(38)

79 Penerangan yang digunakan untuk penerangan pada malam hari atau pada saat intensitas cahaya matahari sedang menurun dan pada saat kondisi cuaca buruk. Selain itu, pencahayaan buatan dilakukan untuk menciptakan suasana pada ruang – ruang tertentu.

 Pencahayaan umum, pencahayaan yang digunakan untuk tingkat privasi kecil dan ruang – ruang yang tidak memerlukan karakter tertentu seperti hall / lobby, ruang pengelola, dan ruang operasional.

 Pencahayaan khusus, merupakan pencahayaan yang digunakan untuk memberikan kesan tertentu, sehingga karakter ruangan akan mempengaruhi psikis penggunanya. Sistem pencahayaan khusus banyak digunakan pada main dining room restoran, meeting room, ruang tidur. Untuk menghemat energi untuk pencahayaan menggunakan energy saver yang akan mematikan lampu tanpa harus dimatikan secara manual.

4.3.2 Sistem Penghawaan 1. Penghawaan Alami

Penghawaan alami dioptimalkan dengan membuat bukan sehingga dapat terjadi cross ventilation. Selain itu dapat juga dilakukan dengan memperpanjang tritisan dan menambah vegetasi di depan bukaan, sehingga ruangan akan terasa lebih teduh dan sejuk. Penambahan vegetasi juga dapat mengatasi kebisingan. 2. Penghawaan Buatan

Sistem penghawaan buatan dapat dilakukan dengan cara menggunakan air conditioner (AC) sebagai pengontrol suhu ruangan.

4.4 Pendekatan Aspek Utilitas 4.4.1 Sistem Jaringan Air bersih

Kebutuhan air bersih pada resort hotel ini dari jaringan air bersih yang bersumber dari sumur artetis dan PDAM daerah setempat, yang kemudian diolah dengan menggunakan berupa down feed dan up feed.

Sumber Air

Pump

Ground Reservoir

(39)

80 Gambar 4.12 Skema Jaringan Air Bersih

Sumber : Analisa Penulis

4.4.2 Sistem Pembuangan Air Kotor

Sistem pembuangan air kotor dari dapur dan lavatory sebelum dibuang ke riol kawasan harus diproses dahulu melalui water treatment sehingga tidak mencemari lingkungan. Saluran drainase kawasan dipersiapkan dengan mengikuti pola kawasan. Sedangkan air buangan dari KM/WC ditampung dalam bak resapan kemudian disalurkan meunju riol kawasan.

Gambar 4.13 Skema Pembuangan Air Kotor Sumber : Analisa Penulis

4.4.3 Sistem Jaringan Listrik

Sumber tenaga listrik utama yang digunakan adalah dari PLN dengan menggunakan panel-panel penghubung yang disalurkan ke seluruh bagian ruangan yang terdiri dari panel utama (Main Distribuiton Panel) dan beberapa panel sekunder (Sub Distribution Panel). Untuk energi listrik cadangan menggunakan generator set dengan automatic switch system untuk menggatikan peran PLN ketika listrik padam.

4.4.4 Sistem Pembuangan Sampah

Sistem pembuangan sampah dilakukan secara manual dengan membuang sampah yang terkumpul setiap harinya dan diangkut menuju pembuangan kawasan

Water Tower

Lavatory Kamar

Kolam Renang

Lavatory Pengelola

Jaringan Damkar Pump

Limbah

Limbah Padat

Limbah Cair

Water Waste Treatment

(40)

81 dan kemudian dilanjutkan ke pembuangan akhir.

4.4.5 Sistem Pemadam Kebakaran

Untuk menghindari dari bahaya kebakaran, bangunan Resort Hotel perlu dilengkapi dengan adanya sistem pemadam kebakaran, diantaranya :

Smoke detector, yaitu alat pendeteksi asap yang ditempatkan pada temperatur 40˚ - 50˚ Celcius

Gas detector, yaitu alat pendeteksi adanya gas yang akan menyebabkan kebakaran

Heat detector, yaitu alat pendeteksi yang akan bekerja bila terjadi kenaikan temperatur mencapai 60˚ - 70˚ Celcius.

Sprinkler, yaitu alat yang akan bekerja jika suhu ruangan mencapai 60˚ - 70˚ Celcius. Penutup kaca sprinkler akan pecah dan menyemburkan air.

Fire Extenghuiser, yaitu sebuah tabung yang berisi zat kimia, penempatannya setiap 20 – 25 meter.

Hydrant, sebuah alat pemadam kebakaran dengan luas pelayanan 800 m2 ada dua jenis hydrant

Fire Hydrant, memiliki jarak maksimum 30 m, ditempatkan pada koridor yang mudah dicapai

Pylar Hydrant, memiliki jarak maksimum 100 m, ditempatkan pada halaman yang mudah dicapai

4.4.6 Sistem Telekomunikasi

Perencanaanya meliputi sistem komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal menggunakan sistem PABX dan interkom untuk komunikasi dalam satu bangunan maupun antar bangunan. Sedangkan komunikasi eksternal pada bangunan pengelola terdapat telepon yang dilengkapi dengan fasilitas internet dan faximile dalam rangka pendistribusian informasi dengan cepat.

4.4.7 Sistem Penangkal Petir

Penangkal petir harus dipasang pada bangunan-bangunan yang tinggi, minimum bangunan 2 lantai (terutama yang paling tinggi di antara sekitarnya). Ada beberapa system instalasi penangkal petir yaitu sistem franklin, faraday, dan thomas (radioaktif) tetapi yang digunakan di resort ini hanya dua macam yaitu :

1. Sistem franklin

(41)

82 tinggi tiang penangkal petirnya.

2. Sistem faraday

Sistem ini cocok digunakan untuk bangunan massa banyak yang menyebar. Meskipun kurang ekonomis dan sudut radius perlindungan petir terlalu kecil sehingga adanya kemungkinan tempat yang tidak terlindungi.

4.4.8 Sistem Keamanan

Pengamanan dilakukan dengan dua cara, yaitu pengamanan secara manual yaitu dilakukan oleh petugas kemananan dan pengamanan secara otomatis yaitu dengan menggunakan CCTV pada tempat-tempat yang membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi.

4.4.9 Sistem Transportasi Vertikal

Terdapat beberapa sistem transportasi vertikal yang dapat diaplikasikan, diantaranya adalah tangga, ramp, eskalator atau lift. Untuk resort hotel ini menggunakan tangga dan ramp.

4.5 Pendekatan Aspek Teknis 4.5.1 Sistem Struktur

Sistem struktur yang digunakan pada resort hotel di kawasan sekitar Candi Borobudur ini meliputi sistem struktur pondasi, struktur lantai, dan struktur kolom. Berikut penjabaran tentang ketiga sistem struktur tersebut :

 Struktur Pondasi

Struktur pondasi harus diperhitungkan mampu menjamin kinerja bangunan sesuai fungsinya dan dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban hidup, dan gaya-gaya luar seperti tekanan angin dan gempa termasuk stabilitas lereng apabila didirikan di lokasi yang berlereng.

 Struktur Lantai

Struktur lantai beton, lantai beton yang diletakkan langsung di atas tanah, harus diberi lapisan pasir di bawahnya dengan tebal sekurang-kurangnya 5 cm, dan lantai kerja dari beton tumbuk setebal 5 cm, bagi pelat-pelat lantai beton bertulang yang mempunyai ketebalan lebih dari 10 cm dan pada daerah balok (¼ bentang pelat) harus digunakan tulangan rangkap, kecuali ditentukan lain berdasarkan hasil perhitungan struktur.  Struktur Kolom

Struktur kolom beton bertulang, kolom beton bertulang yang dicor di tempat harus mempunyai tebal minimum 15 cm diberi tulangan minimum 4 buah Ø 12 mm dengan jarak sengkang maksimum 15 cm, selimut beton bertulang minimum setebal 2,5 cm, Mutu bahan dan kekuatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan SNI yang dipersyaratkan.

(42)

83 1. Bentuk dari gubahan massa disesuaikan dengan kondisi dan karakter Kota Magelang dengan memasukkan unsur local wisdom seperti bentuk rumah joglo, bahan material lokal, dan mengambil bentuk stupa Candi Borobudur.

2. Penataan massa bangunan sesuai dengan keterkaitan hubungan dan fungsi ruang. 3. Faktor cahaya matahari menjadi pertimbangan untuk perletakan massa bangunan dan

pemanfaatan view terbaik dari bagian tapak.

4. Pengelompokkan massa bangunan sejenis pada zona tertentu sehingga memudahkan hubungan aktivitasnya, beberapa jenis perletakan massa bangunan, yaitu:

 Terpusat : Terdapat pusat, ruang dominan dimana sejumlah ruang-ruang sekunder dikelmpokan.

 Linier : pengulangan ruang – ruang yang membentuk suatu urutan linier.  Radial : Suatu ruang pusat dimana organisasi ruang linier berkembang

menurut bentuk jari-jari.

 Cluster : Ruang-ruang dikelompokanoleh letaknya atau secara bersama - sama menempati letak visual bersama / berhubungan.

 Grid : Ruang-ruang diorganisir dikawasan struktur / grid tiga dimensi lain.

4.6.2 Penerapan Konsep

Konsep yang digunakan dalam perancangan Resort Hotel di Magelang ini adalah Arsitektur Organik dengan menerapkan prinsip Universal Design Tourism Hotel sebagai faktor pendukung. Pertimbangan yang mendasari konsep ini dikarenakan bangunan jenis resort ini mengkombinasikan bangunan dan alam agar terlihat alami dan indah dan bisa diakses oleh semua orang. Penggunaan tapak yang luas ditujukan agar perbandingan luasan lahan hijau lebih besar daripada luasan bangunan, sehingga kelestarian alam lingkungan sekitar tapak dapat tetap terjaga. Arsitektur Organik merupakan ilmu yang mempelajari perencanaan dan perancangan yang bersumber dari alam yang berupa makhluk hidup atau yang berhubungan dengan makhluk hidup, sebagai pokok dari bentuk visual dan fungsi bangunan.

Adapun ciri dari Arsitektur Organik adalah sebagai berikut :

Building as nature

Bangunan bersifat alami dimana alam menjadi pokok dan inspirasi dari arsitektur organik.

Continous present

Desain arsitektur yang terus berlanjut, dimana tidak pernah berhenti dan selalu dalam keadaan dinamis.

Form Follows Flow

Diciptakan mengikuti aliran energi alam.

Of the materials

(43)

84

Living music

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Palm Beach Resort Jepara
Tabel 4.1 Pendekatan Aktivitas Resort
Tabel 4.2 Jumlah Wisatawan Candi Borobudur
Tabel 4.3 Persentase Kapasitas Kamar Resort Hotel Tahun 2024
+7

Referensi

Dokumen terkait

standar yang telah diberikan dari resort sehingga kenyamanan. tamu yang menginap bisa terjaga, terlebih tingkat hunian

dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya. Ilmu Pariwisata, Jakarta : Akademi Pariwisata Trisakti, 1999 , Resort adalah sebuah tempat menginap

Rata-rata lamanya tamu menginap adalah banyaknya malam tempat tidur yang dipakai dibagi dengan banyaknya tamu yang datang (keakomodasi).. Rata-rata tamu per kamar ialah

Kamar merupakan fasilitas utama dari hotel karena kamarlah yang digunakan tamu untuk menginap atau beristirahat. Hotel Novotel Yogyakarta memiliki kamar dengan

“ PENGARUH SERVICE ENCOUNTER TERHADAP KEPUASAN TAMU DI HARRIS RESORT WATERFRONT BATAM” (Survey Pada Tamu Individu Mancanegara yang Menginap di HARRIS Resort

WATERFRONT BATAM : Survey Pada Tamu Individu Mancanegara yang Menginap di HARRIS.. Resort

pada saat tamu sebelum menginap pada kamar yang telah dipesan dapat dipastikan bahwa bell boy pengantar tamu bersama dengan tamu mengecek terlebih dahulu fasilitas yang ada di

NO PELAKU AKTIFITAS 1 Pimpinan Menginap di Pondok Pesantren Menerima tamu Mengkoordinasi kerja pengelola Pondok Beribadah Menggunakan toilet 2 Wakil Pimpinan Menginap di Pondok