42 BAB IV
PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTELDI KECAMATAN BOROBUDUR
4.1 Pendekatan Aspek Fungsional
4.1.1 Pendekatan Pelaku dan Aktivitas Resort Hotel
Pada bangunan resort hotel, terdapat dua pelaku aktivitas, yaitu :
A. Pengunjung
Merupakan tamu yang datang ke resort baik yang memiliki tujuan utama untuk menginap atau hanya sekedar ingin menikmati fasilitas – fasilitas penunjang yang disediakan oleh pihak resort. Pengunjung resort dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Pengunjung Menginap
Yaitu pengunjung yang bermalam di resort dan menggunakan fasilitas resort, membayar biaya sewa kamar serta menikmati pemandangan yang ada di sekitar Resort Hotel. Dalam hal ini, kegiatan yang dilakukan membutuhkan kenyamanan, keamanan, dan privasi.
2. Pengunjung Tidak Menginap
Yaitu pengunjung yang tidak melakukan aktivitas bermalam di resort dan hanya sekedar datang dan untuk menikmati fasilitas – faslitas penunjang yang ada di dalam resort, seperti fasilitas meeting room, fasilitas restoran, dan fasilitas yang lain.
A. Pengelola dan Pelayanan  Pengelola
Pengelola merupakan pihak yang bertanggungjawab di dalam sistem pengelolaan suatu resort dan fasilitas – fasilitas resort agar dapat berjalan sesuai dengan fungsinya. Berikut struktur organisasi pengelola resort :
43  Pelayanan
Suatu jasa penginapan seperti resort atau hotel, ataupun jasa penginapan yang lainnya tentunya tidak bisa terlepas dari fasilitas pelayanan yang ada pada setiap penginapan. Berikut penjabaran tentang pelayanan yang terdapat di dalam jasa penginapan resort ataupun hotel :
General Manager
Merupakan pimpinan di dalam struktur organisasi yang mempunyai kekuasaan dan semua kegiatan hotel, pegawai, dan operasional hotel.
Assisten General Manager
Merupakan bagian yang membantu General Manager dalam melaksanakan tugas – tugasnya tentang semua kegiatan di hotel.
Housekeeping Department
Bagian yang mendapat tugas menjaga kebersihan dan kelengkapan kama – kamar tamu, dinning room dan fasilitas – fasilitas lainnya.
Front Office Department
Bagian yang bertugas di bagian informasi tamu, pemesanan kamar, dan pembayaran.
Security Department
Bagian yang bertugas di bagian keamanan, pemeliharaan dan ketertiban hotel dan sekitarnya.
Food and Beverage Department
Bagian yang bertugas menyajikan makanan dan minuman untuk tamu.
Administration Managemenet
Bertugas mengelola bagian administrasi dan mengelola keuangan.
Marketing Management dan bagian lainnya
Bagian yang bertugas mempromosikan hotel. Dan bagian yang lainnya yaitu yang menangani fasilitas – fasilitas lain yang mendukung kebutuhan pengunjung.
4.1.2 Pendekatan Aktivitas Resort
Aktivitas pelaku dan pengelola yang terdapat pada resort yaitu : Tabel 4.1 Pendekatan Aktivitas Resort
No. Pelaku Aktivitas
1. Pengunjung yang tidak menginap - Datang. - Parkir.
- Membeli tiket.
- Bersantai, makan, rekreasi. - Menggunakan toilet. - Parkir.
- Pulang. 2. Pengunjung yang menginap - Datang.
- Parkir. - Check-in - Menginap.
44 - Parkir.
- Pulang.
3. Manager - Mengatur dan bertanggungjawab
terhadap keseluruhan operasional resort.
- Mengadakan rapat. - Menggunakan toilet. - Istirahat.
4. Asisten Manager - Mengatur dalam penyediaan kamar. - Mengatur kelancaran house keeping. - Menggunakan toilet.
- Istirahat.
5. Bagian Front Office - Melayani pemesanan kamar resort. - Melayani penanganan barang –
barang tamu resort. - Melayani informasi resort.
- Melayani check-in dan check-out tamu resort.
- Melayani pembayaran kamar. - Menggunakan toilet.
- Istirahat.
6. Bagian Housekeeping - Membersihkan kamar tamu resort. - Membersihkan ruang publik resort. - Menyediakan linen untuk operasional
resort.
- Melayani pemeliharaan linen. - Menggunakan toilet.
- Istirahat.
7. Bagian Food and Beverage - Melayani pemesanan makanan dan minuman.
- Menyediakan makanan dan minuman resort.
- Menggunakan toilet. - Istirahat.
8. Bagian Engineering - Memeriksa Mechanical Electrical Resort.
- Memelihara fasilitas resort.
- Memperbaiki fasilitas resort yang rusak.
- Menggunakan toilet. - Istirahat.
45 10. Bagian Human Resource
Department
- Mengelola dan mengatur kepegawaian resort.
- Melatih karyawan resort. - Menggunakan toilet. - Istirahat.
Sumber : Analisa Penulis, 2015
4.1.3 Pendekatan Kapasitas Pengguna dan Pengelola Resort A. Pendekatan Jumlah Pengunjung
Kapasitas jumlah pengunjung diperoleh melalui perhitungan wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur.
Tabel 4.2 Jumlah Wisatawan Candi Borobudur Tahun
Jumlah
Wisatawan Domestik + Mancanegara (jiwa)
Kenaikan (%) Kenaikan (jiwa)
2006 1.285.304 - -
2007 1.773.020 37,94% 487.716
2008 2.237.717 26,2% 464.697
2009 2.515.171 12,39% 277.454
2010 2.408.453 - 4,24% - 106.718
2011 2.186.281 - 9,22% - 328.890
2012 3.014.093 37,86% 827.812
2013 3.363.869 11,6% 349.776
2014 3.355.305 - 0,25% - 8.546
Rata - rata 218.144
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang, 2015
46 Keterangan :
Ka2010 : kapasitas kamar tahun 2010
Ka2024 : kapasitas kamar tahun 2024
Kp2010 : jumlah wisatawan tahun 2010
Kp2024 : jumlah wisatawan tahun 2024 Pt = Po.ert
Atau r = 1 ln (Pt) t (Po)
Keterangan :
Pt = jumlah wisatawan pada tahun t Po = jumlah wisatawan pada tahun dasar t = jangka waktu
r = laju pertumbuhan wisatawan
e = bilangan eksponensial (2,718281828)
Perhitungan perkiraan jumlah wisatawan dengan rumus laju pertumbuhan eksponensial
r = 1/10 x ln (2.408.453 / 1.285.304) = 0,063
Jadi, bedasarkan analisa yang telah dilakukan, laju pertumbuhan wisatawan yaitu sebanyak 6% per tahun, dan dapat diketahui perkiraan jumlah wisatawan 10 tahun kedepan (tahun 2024) adalah sebagai berikut :
Pt = Po.ert
P2024 = 1.285.304 x 2,7182818280,06 x 10 P2024 = 1.285.304 x 1,82
P2024 = 2.339.253,28
P2024 = 2.339.253 pengunjung
Untuk memperoleh jumlah kamar maka digunakan rumus perbandingan sebagai berikut :
Ka2010 = Kp2010 Ka2024 = Kp2024
47 Persentase kapasitas kamar resort tetap berdasarkan persentase di tahun 2010, sehingga ditentukan tipe kamar sebagai berikut :
Tabel 4.3 Persentase Kapasitas Kamar Resort Hotel Tahun 2024
Jadi jumlah wisatawan yang diprediksi datang ke Candi Borobudur pada tahun 2024 adalah sebanyak 2.339.253 orang. Diasumsikan 25% wisatawan akan menginap, jadi 25% x 2.339.253 = 584.813,25 orang atau 584.813 orang.
B. Pendekatan Jumlah Kebutuhan Kamar 1. Pendekatan Kebutuhan Kamar
Dari hasil studi banding penulis didapatkan data jumlah kamar pada resort, yaitu Bayfront Villa Jepara sebanyak 10 kamar, Palm Beach Resort Jepara sebanyak 20 kamar, dan Plataran Borobudur Resort & Spa sebanyak 21 kamar. Dari data jumlah kamar tersebut kemudian dicocokan dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pariwisata tahun 1988 yang mensyaratkan bahwa jumlah kamar pada hotel berbintang 3 minimal sebanyak 30 kamar. Akan tetapi fakta di lapangan dari ketiga obyek studi banding menunjukkan tidak satupun resort yang mempunyai jumlah kamar sebanyak 30 unit, bahkan ada satu resort yang hanya mempunyai jumlah kamar sebanyak 10 unit saja.
Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga obyek studi banding di dalam menentukan jumlah kamar tidak sepenuhnya mengacu kepada SK. Dirjen Pariwisata 1988. Maka dari itu penulis di dalam menentukan jumlah kamar mengacu pada jumlah kamar ketiga obyek studi banding yang kemudian jumlah kamar rata – rata dari ketiga resort tersebut yaitu kurang lebih sebanyak 19 kamar.
2. Pendekatan Tipe atau Jenis dan Kebutuhan Kamar Berdasarkan Studi Banding Pada studi banding di Bayfront Villa Jepara, Palm Beach Resort dan Plataran Borobudur Resort & Spa, tipe-tipe kamar dibedakan dengan perbandingan sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Studi Banding Tipe Kamar Bayfront Villa Jepara Palm Beach Resort
Jepara
Plataran Brorobudur Resort & Spa Terdapat 10 kamar
yang tediri atas : - Deluxe (3 kamar) - Suite (1 kamar) - Grand Suite (1 kamar) - Penthouse (1 kamar)
Terdapat 20 Cottage yang terdiri atas :
- Suite Cottage (5 unit)
- Executive Cottage (2 unit)
Terdapat 21 cottage yang terdiri atas : - Deluxe Wooden Villa
(2 unit)
- Executive Suite (6 unit)
No Tipe Kamar Persentase (%) Jumlah Kamar
1 Standart 75 14
2 Deluxe 15 3
3 Suite 10 2
48 - Superior (3 kamar)
- Family (1 kamar)
- Deluxe Room (2 unit)
- Superior Room (8 unit)
- Standart Room (3 unit)
- Exclusive Suite (6 unit) - Royal Suite (2 unit) - Duplex Royal Suite (3) - Grand Spa Suite (2
unit)
Sumber : Analisa Penulis, 2015
Dari tinjauan studi banding diatas, maka direncanakan tipe kamar ditinjau dari pengunjung yang akan datang, adalah sebagai berikut :
- Standart Room, dengan kapasitas kamar tidur 2 orang, dengan menggunakan tempat tidur berukuran queen size.
- Deluxe Room, dengan kapasitas kamar tidur 2 orang. Dilengkapi dengan tempat tidur berukuran king size, dilengkapi dengan fasilitas kitchen, dining table, dan sofa.
- Suite Room, dengan kapasitas kamar tidur 4 sampai 6 orang. Dilengkapi dengan 2 tempat tidur berukuran double king size, fasilitas kitchen, private pool, sofa, dan dining table.
Tabel 4.5 Rencana Tipe Kamar
Tipe Kamar Fasilitas
Suite Room - 2 kamar tidur berukuran king size
- 2 kamar mandi dalam (bath up, shower, wastafel, walk in closet, lavatory)
- Sitting area + TV - Living Room - Kitchen - Dining Room - Private Pool - Teras
Deluxe Room - - 1 kamar tidur berukuran king size
- - 1 kamar mandi dalam (bath up, shower, wastafel, walk in closet, lavatory)
- - Living Room - - Sitting area + TV - - Dining Room - - Kitchen - - Teras
Standart Room - 1 kamar tidur berukuran queen size
- Kamar mandi dalam (bath up, wastafel, walk in closet, lavatory)
- Sitting area + TV - Teras
49 Rasio dari beberapa tipe kamar berdasarkan analisa studi banding adalah sebagai berikut :
Suite Room : Deluxe Room : Standart Room = 10% : 15% : 75% Sehingga didapatkan :
Suite Room = 10% x 19 kamar = 2 unit Deluxe Room = 15% x 19 kamar = 3 unit Standart Room = 75% x 19 kamar = 14 unit
C. Pendekatan Jumlah Pengelola
Berdasarkan SK Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/88, rasio perbandingan jumlah unit yang direncanakan dengan karyawan adalah 1:1,6. Untuk mendapatkan perhitungan jumlah staff yang pasti, maka koefisien 1,6 dibulatkan menjadi 2 atau dapat diartikan 1 kamar dilayani oleh 2 karyawan. Jadi dengan kapasitas 19 kamar, maka karyawan yang dibutuhkan adalah 19 x 2 = 38 karyawan.
Tabel 4.6 Jumlah Pengelola
Pengelola Jumlah Orang
General Manager 1
Assistant General Manager 1
Dep. Front Office Kepala Dep. Front Office Receptionist
Reservation Operator
1 2 1 1 Accounting dan Chasier
Accounting Manager Cashier dan Purchasing Cost Control
1 2 1 Dep. Food & Beverage
Food Serving Manager Cook
Waiter/Waitress
1 4 4 Dep. Engineering
Chief Engineering
Electrical Mechanical 1 2
Dep. Housekeeping Manager
Houseman Laundry
1 4 4 Dep. Marketing
Marketing Manager Staff
1 2 Dep. HRD
Personal Manager Security
50 2
Jumlah 38
Sumber : Analisa Penulis, 2015
4.1.4 Pendekatan Kebutuhan Ruang
Analisa kebutuhan dan fungsi ruang berdasarkan kegiatan yang terjadi di dalam resort dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7 Kebutuhan dan Fungsi Ruang
Kelompok Kegiatan Penerima Jenis
Kegiatan Kebutuhan Fungsi Sifat
Ruang Penerimaan
Plaza / Hall Transisi dari area pintu masuk menuju ke fasilitas-fasilitas yang ada di dalam Resort
Publik
- Lobby - Lavatory
Sebagai ruang penerima tamu yang baru datang, ruang penghantar bagi tamu yang meninggalkan resort dan sebagai pusat orientasi bagi ruang- ruang atau ruang-ruang yang disewakan.
Publik
Front Office - Front Counter
Desk
- Receptionist - Information - Reservation - Penitipan Barang - Kasir
Berfungsi sebagai ruang tempat informasi, ruang penerima tamu yang memesan kamar resort, dilengkapi dengan ruang kasir dan penitipan barang tamu.
Publik
Ruang – Ruang yang Disewakan
Merupakan ruang-ruang yang menyediakan kebutuhan bagi tamu resort. Fasilitasnya disesuaikan dengan kebutuhan dan aktivitas masing-masing ruang seperti travel agent dan money changer, souvenir shop dan butik.
Publik - Parkir pengelola
Sebagai tempat untuk parkir bagi tamu yang menginap maupun yang tidak menginap, karyawan maupun pengelola/ pemilik resort.
51 - Parkir Commuter
Moda
Kantor Security
Dilengkapi dengan pos keamanan
Kelompok Kegiatan Utama Cottage - Suite Room
- Deluxe Room - Standart Room
Sebagai ruang tidur tamu yang sifatnya privat, terdiri dari kamar tidur Standart, Superior, dan Family.
Privat
Kelompok Kegiatan Penunjang Function
Sebagai ruang multiguna misalnya untuk menyelenggarakan kegiatan resepsi, peragaan busana, ruang seminar, maupun ekshibisi dan lain- lain.
Difungsikan sebagai ruang makan dan minum yang dilengkapi dengan fasilitas dapur utama.
Publik
Sebagai sarana olahraga yang disediakan untuk tamu yang hendak berolahraga. Terdiri dari swimming pool, lapangan tenis, dan fitness centre.
Publik
Musholla Sarana ibadah untuk umat muslim. Publik Amphiteather Area untuk pertunjukan sosial
budaya.
Sebagai area untuk pengunjung menikmati tour ladang tembakau dan membajak sawah.
Publik
Menampung kegiatan dari pengelola resort
52
Menampung kegiatan penunjang pengelola seperti pertemuan pengelola, dilengkapi dengan lavatory dan mushola
Privat
Kelompok Kegiatan Pelayanan
Housekeeping - Laundry Room - Counter - Lost and
Found Room
Ruang yang melayani kebutuhan bagi kegiatan kerumahtanggaan resort.
Berfungsi untuk mempersiapkan makanan dan minuman bagi tamu resort dan karyawan.
Servis
Gudang - Gudang Barang -Gudang Peralatan
dan Perlengkapan - Loading Dock
Berfungsi sebagai ruang untuk menyimpan barang-barang. Tempat menyimpan barang-barang perlengkapan resort dan peralatan yang berkaitan dengan kegiatan engineering.
Sebagai sarana penunjang resort. Servis
Sumber : Analisa Penulis, 2015 4.1.5 Pendekatan Persyaratan Ruang
A. Kelompok Kegiatan Penerima  Plaza / Hall Penerima
Menciptakan suasana akrab dan sebagai point of interest.  Lobby, Lounge, Front Office, Security Room
Merupakan ruang-ruang yang berada di depan dan berfungsi sebagai ruang sirkulasi utama, tempat para tamu pertama kali masuk resort. Menciptakan suasana menerima, menarik dan eksklusif.
 Ruang – ruang yang disewakan
Harus mempunyai kesan yang luas, menerima, rapi dan bersih.  Area Parkir
53 bermanuver.
 Lavatory
Harus bersih, kedap air dan tidak licin. B. Kelompok Kegiatan Utama
 Cottage
Berada di area privat, terhindar dari kebisingan baik dari luar maupun dari resort itu sendiri.
C. Kelompok Kegiatan Penunjang  Function Room
Bersifat eksklusif. Memiliki pintu masuk yang terpisah dari lobby resort. Dilengkapi dengan toilet yang terpisah antara pria dan wanita.
 Ruang rapat
Bersifat eksklusif. Memiliki pintu masuk yang terpisah dari lobby resort. Dilengkapi dengan toilet yang terpisah antara pria dan wanita.
 Restoran
Terdiri dari main dining room, coffe shop, dan bar. Memiliki kesan santai, akrab dan bersih. Tata letak restoran berhubungan langsung dengan dapur. Dilengkapi pula dengan toilet umum.
 Mushola
Diletakkan di lokasi yang mudah di jangkau oleh pengguna resort.  Amphiteather
Ditempatkan pada daerah yang memiliki view terbaik.  Sport Area
Diletakkan pada area yang mudah dijangkau dan berjarak tidak jauh dari kamar.
D. Kelompok Kegiatan Pengelola
 Pada bagian ini ruang – runag pengelola sebaiknya terpisah dari area tamu tetapi harus mudah untuk dicapai. Kelompok kegiatan ini meliputi General Manager, Assistance General Manager Office, HRD Office, Food and Baverage, Marketing Office, Accounting Office, Engineering Office, Meeting Room. E. Kelompok Kegiatan Pelayanan
 House Keeping Office, Staff Room, Gudang
Pada bagian ini terpisah dari kegiatan tamu resort dan mudah untuk dicapai.  Dapur
Elemen – elemen pada bagian ini sebaiknya menggunakan bahan – bahan yang mampu menahan panas, kedap terhadap air, mudah untuk dibersihkan, dan tidak licin.
 Ruang Mekanikal Mlektrikal
54 Sumber : Analisa Penulis, 2015
4.1.6 Pendekatan Hubungan Ruang
Secara garis besar pendekatan hubungan ruang yang digunakan di dalam suatu resort adalah sebagai berikut :
Erat
Kurang Erat Tidak Erat
Gambar 4.2 Bagan Hubungan Ruang Resort Sumber : SK. Dirjen Pariwisata No. 14/U/1988
4.1.7 Pendekatan Kapasitas Ruang
berdasarkan data yang diperoleh, pengunjung yang akan menginap pada tahun 2024 adalah sebanyak 2.339.253 orang. Maka diambil rata – rata perbulan sebanyak 194.938 orang atau maksimal 6.498 orang pengunjung dalam sehari.
Tabel 4.8 Pendekatan Kapasitas Ruang Resort
Kelompok Kegiatan Penerima
No Ruang Sumber Analisa Kebutuhan Kapasitas
1. Hall Berdasarkan studi banding, diasumsikan hall mampu menampung jumlah maksimal pengunjung sebesar 3% dari jumlah maksimal pengunjung dalam sehari.
Ruang penerimaan, drop off, drop in.
195 orang
2. Lobby Diasumsikan mampu
menampung sebanyak 3% dari kapasitas hall.
Ruang duduk Lavatory
6 orang 2 unit Kelompok
Kegiatan Utama
Kelompok Kegiatan Pengelola
Kelompok Kegiatan Penunjang
Kelompok Kegiatan Pelayanan
55 3. Lounge Berdasarkan Hotel and
Resort Planning, kapasitas lounge adalah 0.4 m2/ room. Jadi 0.4 x 19 = 7,6m2
Ruang duduk 8 orang
4. Front Office Berdasarkan perhitungan jumlah pengelola
Counterdesk - Resepsionis,
Reservasi dan Informasi
Souvenir shop Travel Agent dan Money changer
1 unit 1 unit
6. Parking Area Berdasarkan studi banding - 55% penghuni kamar
datang ke resort
menggunakan mobil. Jadi 55% x 19 = 10 mobil. - 40% penghuni kamar
datang ke resort
menggunakan kendaraan roda dua. Jadi 40% x 19 = 8 motor.
- 5% menggunakan kendaraan berupa bus. Jadi 5% x 19 =1 bus
Berdasarkan kesimpulan studi banding :
- 20% pengelola
menggunakan mobil. Jadi 20% x 38 = 8 mobil. - 80% pengelola
menggunakan motor. Jadi 80% x 38 = 30 motor. - Terdapat fasilitas
commuter moda (layanan antar jemput pada resort). 7% x 42 = 3 mobil
56 Kelompok Kegiatan Utama
1. Cottage Berdasarkan perhitungan dan hasil studi banding, direncanakan 3 tipe penginapan.
- Standart Room - Deluxe Room Kelompok Kegiatan Penunjang
1. Function Room Jumlah cottage adalah sebanyak 19 unit. Kapasitas Function Room adalah 50
Resort Refurbishment, kapasitas untuk ruang meeting theatre (besar) adalah 50 orang dan ruang meeting classroom (kecil) adalah 25 orang
-Meeting Room Besar
- Meja Pimpinan - Meja Anggota - Kursi
- Lavatory -Meeting Room
Kecil
- Meja Pimpinan - Meja Anggota dari Main Dining Room
Restoran
4. Sport Area Sport Area terdiri dari kolam
renang, kolam renang terdari dari kolam renang untuk
- Sitting Group
1 unit
1 unit
57 Fitness Center
Fitness Center dapat
menampung 5% dari Fitness Center - Ruang Latihan - Trainer - Loker dan
Ruang Ganti
Lapangan Tenis - Lapangan dari pengunjung, maka 10% x 195 = 20 orang
Musholla Ruang Wudhu
1 unit 2 unit
6. Amphiteather Diasumsikan 25% pengunjung melihat pertunjukan di
Amphiteather, maka 25% x 195 = 48 orang
Kelompok Kegiatan Pengelola 1. Manager Office Berdasarkan perhitungan
jumlah pengelola 2. Division Office Berdasarkan perhitungan
jumlah pengelola 3. Staff Room Berdasarkan perhitungan
jumlah pengelola
- Office Staff - Lavatory
12 orang 2 unit Kelompok Kegiatan Pelayanan
1. House Keeping dan Laundry
Berdasarkan perhitungan jumlah pengelola
Pelayanan teknis listrik dan air
Ruang Genset Ruang Panel
58 Sumber : Analisa Penulis, 2015
4.1.8 Program Ruang
Di dalam menentukan besaran ruang masing-masing kegiatan yang ada, maka dipakai acuan atau pedoman standar perencanaan dengan mengacu pada :
1. SK Dinas Pariwisata No. 14/U/1988 (SK)
2. Hotel and Resort Planning Design and Refurbishment (HRP) 3. Ernest Neufert, Data Arsitek (DA)
4. Time Saver Standard of Bulding Types (TSS) 5. Studi Banding (SB)
Di dalam menghitung program ruang suatu kawasan maka perlu memperhatikan tentang sirkulasi flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan, yaitu :
1. 5-10% : standar minimum
2. 20% : kebutuhan keleluasaan sirkulsi 3. 30% : kebutuhan kenyamanan fisik 4. 40% : tuntutan kenyamanan psikologis 5. 50% : tuntutan kenyamanan spesifik kegiatan 6. 70%-100% : keterkaitan dengan banyak kegiatan
Sumber : Time Saver Standard of Building Type 2nd Edition
Tabel 4.9 Program Ruang Resort
Jenis Ruang Standar Besaran Kapasitas Perhitungan Luas Sumber Kelompok Kegiatan Penerima
59 - Money changer
- Toko souvenir
Jumlah 404,63m2 Sirkulasi 30% 121,38m2
Jumlah Keseluruhan 526,01m2 = 526m2 Kelompok Kegiatan Utama (Cottage)
Standart Room
60
- wastafel cuci piring
2m x 2m
61
Jumlah = 68,88m2 Flow Area 30% =
- Meja rias+kursi
63
Jumlah 1330m2 Sirkulasi 30% 399m2
Jumlah Keseluruhan 1729m2 = 1730m2 Kelompok Kegiatan Penunjang
Function Room
64 Jumlah = 314,3m2
Flow Area 100% = 314,3m2
Total = 628,6m2 Meeting Room
Besar (50 orang) - Kursi
- Meja 1 - Meja 2
Kecil (25 orang) - Kursi Jumlah = 44,87m2 Flow Area 100% =
Jumlah = 23,93m2 Flow Area 100% =
Main Dining Room Dapur
65 Jumlah = 594,29m2
Flow Area 30% = 178,28m2 Total = 772,57m2 Sport Area
Swimming Pool - Locker shower,
Lavatory
- Whirpool Single - Whirpool (group)
Fitnes Center - Ruang latihan - Locker shower,
Lavatory
Tour of Rice Fields and Tobacco Plantation
1 unit Sepanjang area green belt kawasan resort
SB
Jumlah 2806,28m2 Sirkulasi 30% 841,88m2
66 - Division Room
- Meeting Room
Jumlah = 125,2m2 Flow Area 30% = 37,56m2
Total = 162,76m2
HRP
DA DA
Jumlah 190,32m2 Sirkulasi 30% 57,09m2
Jumlah Keseluruhan 247,41m2 = 247m2 Kelompok Kegiatan Pelayanan
House Keeping Office
0,7m2 x jumlah kamar
1 unit 0,7m2 x 19 = 13,3m2 HRP
67 - Gdg. Perabot
- Gdg. Peralatan - Gdg. Bahan
Jumlah 257,8m2 Sirkulasi 30% 77,34m2
Jumlah Keseluruhan 335,14m2 = 335m2 Parkir Commuter
Moda
Mobil 2,5m x 5m/unit 3 unit 12,5m2 x 3 = 37,5m2 DA
Jumlah 366m2 Sirkulasi 100% 366m2 Jumlah Keseluruhan 732m2 Sumber : Analisa Penulis, 2015
Dari perhitungan pendekatan program ruang diatas maka, hasil dari rekapitulasi pendekatan program ruang indoor dan outdoor adalah sebagai berikut :
68
No. Kelompok Kegiatan Luas (m2)
1. Kelompok Kegiatan Penerima ± 526
2. Kelompok Kegiatan Utama ± 1730
3. Kelompok Kegiatan Penunjang ± 3648 4. Kelompok Kegiatan Pengelola ± 247 5. Kelompok Kegiatan Pelayanan ± 335
6. Parkir ± 732
Jumlah ± 7218
Sumber : Analisa Penulis, 2015
Berdasarkan data didapatkan peraturan daerah setempat sebagai berikut : Koefisien Dasar Bangunan (KDB) = 50 – 80%
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) = 0,4 – 2,5
Garis Sempadan Bangunan (GSB) = setengah lebar jalan Ketinggian Maksimal Bangunan = 4 lantai
4.1.9 Pendekatan Sirkulasi
69 Datang
Keterangan :
: Pola sirkulasi pengunjung (menginap dan tidak) dan pola sirkulasi pengelola
: Pola sirkulasi pengunjung yang menginap : Pola sirkulasi pengunjung yang tidak menginap : Pola sirkulasi pengelola
Gambar 4.3 Sirkulasi Pengunjung (Menginap dan Tidak) serta Pengelola Sumber : Analisa Penulis, 2015
B. Konfigurasi Alur Gerak
Secara umum sirkulasi wisata mengarahkan dan memudahkan pengunjung mencapai tujuan. Untuk itu dibutuhkan elemen penegas dan
Menginap
Bersantai
Lobby Rekreasi
Makan
Aktivitas Pendukung
Istirahat,
Sholat Bersantai
Melayani Tamu Beraktivitas
Menerima Tamu
Makan Istirahat, Sholat
Check-in Check-out
70 pengarah, penanda sirkulasi, pusat orientasi, elemen estetis dengan memanfaatkan elemen alam dan pengolahan elemen keras seperti jalan setapak, street furniture dan elemen dekoratif.
Bentuk konfigurasi alur gerak sebagai pola sirkulasi pada tempat wisata harus rekreatif dan dinamis yang dapat dicapai dengan pola linier, radial, spiral, grid atau network (organik).
C. Pola Jalan
Pola jalan (pedestrian ways) sebagai bagian dari elemen pembentuk koridor, direncanakan menyatu dengan lingkungan menggunakan pola dan warna yang cocok sehingga memberikan irama sirkulasi, memudahkan dan memberi ruang untuk menikmati perjalanan sebagai jalur aktivitas wisata (jalan, tracking, hiking, bersepeda, jogging).
4.2 Pendekatan Aspek Kontekstual 4.2.1 Pemilihan Lokasi
Di dalam melakukan pendekatan pemilihan lokasi, parameter yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan lokasi mengacu pada rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Candi Borobudur.
2. Fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung kawasan Candi Borobudur. 3. View yang bapat memberikan nilaik lebih yang dapat mempengaruhi penerimaan
manusia terhadap view yang mengarah ke Candi Borobudur dan lansekap di sekitar tapak.
4. Topografi dapat menjkadi sebuah potensi sehingga perencanaan resort akan menjadi sebuah desain yang mempunyai ciri khas tersendiri.
5. Luasan tapak merupakan sebuah tolak ukur kebutuhan site dengan kebutuhan ruang, sehingga besarnya luasan site harus dapat menampung besaran kebutuhan ruang.
4.2.2 Pemilihan Tapak
Zona kawasan candi merupakan zona yang sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Taman Purbakala Nasional yang terbagi dalam 3 (tiga) zona yang masing – masing ditetapkan peruntukan , luas dan batasnya.
Pasal 4
(1) Zona 1 merupakan lingkungan kepurbakalaan yang diperuntukkan bagi perlindungan dan pemeliharaan kelestarian lingkungan fisik candi.
(2) Luas zona 1 untuk Candi Borobudur adalah kurang lebih 44,8 Ha, dan berbentuk lingkaran dengan titik pusat pada as candi.
Pasal 5
71 (2) Luas zona 2 untuk Candi Borobudur adalah kurang lebih 42,3 Ha.
Pasal 6
(1) Zona 3 merupakan kawasan di luar zona 2 masing-masing candi dan diperuntukkan bagi permukiman terbatas, daerah pertanian, jalur hijau, atau fasilitas tertentu lainnya yang disediakan untuk menjamin keserasian dan keseimbangan kawasan di zona 1 pada umumnya, dan untuk mendukung kelestarian candi serta fungsi taman wisata pada khususnya.
(2) Penataan ruang, peruntukan, dan pengembangan zona 3 dilakukan oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan pertimbangan Menteri.
(3) Luas zona 3 untuk Candi Borobudur adalah kurang lebih 932 Ha
Dengan persyaratan bangunan mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 5 Tahun 2000 tentang bangunan, adalah sebagai berikut :
- Untuk fungsi perdagangan dan jasa Koefisien Dasar Bangunan (KDB) ditetapkan 50-80%.
- Koefisien Lantai Bangunan (KLB) antara 0,4 hingga 2,5. - Koefisien Daerah Hijau (KDH) minimal 30%.
- Ketinggian bangunan maksimum 4 (empat) lantai.
72 Gambar 4.4 Peta Zonasi Pengelolaan Kawasan Borobudur
Sumber : Amiluhur Soeroso dan Daud Aris Tanudirjo, PaparanMenuju Borobudur Terpadu, 2010
Keterangan :
Zona I (Zona Pelestraian Candi)
Zona II (Taman Arkeologi, Laboratorium)
Zona III (Permukiman, Area Parkir, Persawahan, Toko Cinderamata, Perdagangan dan Jasa)
Zona IV (Panorama Bersejarah)
Zona V (Taman Arkeologi Nasional)
Rencana Pemilihan Tapak (berada di zona 3 kawasan Candi Borobudur)
73 Gambar 4.5 Jarak Alternatif Tapak Resort Hotel dari Candi Borobudur
Sumber : Analisa Penulis
Pemilihan tapak berdasarkan zonasi pengelolaan kawasan Borobudur yang termasuk zona permukiman, area parkir, persawahan, toko cinderamata, perdagangan dan jasa
1. Alternatif Tapak I
Alternatif tapak I mempunyai luasan + 9Ha. Pada tapak ini sebagian besar masih berupa lahan pertanian tembakau dan area persawahan dan sebagian besar masih terdapat lahan kosong yang belum terbangun. Dan pada sisi selatan terdapat barisan Perbukitan Menoreh. Berikut bataas – batas tapak I :
 Utara : ladang pertanian, perkampungan, Kawasan Candi Borobudur  Barat : ladang tembakau dan area persawahan
 Selatan : ladang tembakau, area persawahan, dan Perbukitan Menoreh  Timur : ladang tembakau dan area persawahan
1
2
74 Gambar 4.6 Alternatif tapak I
75 Gambar 4.7 Kondisi Sekitar Tapak I
Sumber : Survey Lapangan, 2015
2. Alternatif Tapak II
Alternatif tapak II mempunyai luasan + 8Ha yang berjarak tidak terlalu jauh dengan alternatif tapak I. Hampir sama seperti alternatif tapak I, pada alternatif tapak II ini juga dikelilingi oleh area ladang tembakau dan area persawahan serta permukiman penduduk. Berikut batas – batas area tapak II :
 Utara : perkampungan penduduk dan area persawahan  Barat : area ladang tembakau
 Selatan : area persawahan dan ladang tembakau
76 Gambar 4.8 Alternatif Tapak II
77 Gambar 4.9 Kondisi Sekitar Alternatif Tapak II
Sumber : Wikimapia, Diolah
Penilaian Bobot Tapak
Untuk menentukan tapak yang sesuai dengan perencanaan dan perancangan resort, maka ditetapkan 4 aspek penilaian, yaitu : view, aksesibilitas, privasi, dan topografi. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot 1 - 3 dengan kriteria sebagai berikut :
1 = tidak baik, 2 = kurang baik, 3 = baik Dengan presentase sebagai berikut :
1. View (40%)
Pemandangan di sekitar tapak sangat penting untuk resort. Hal ini dikarenakan agar pengunjung resort tidak merasa bosan dan menambah kenyamanan pengunjung yang ingin refreshing.
2. Aksesibilitas (30%)
Lokasi yang strategis tidak hanya mendapatkan view yang baik, tetapi juga kemudahan bagi pengunjung untuk mencapai lokasi resort.
3. Privasi (20%)
Pengunjung akan datang ke resort yang memiliki tingkat privasi yang tinggi dan memiliki kesan eksklusif.
4. Topografi (10%)
Pemilihan lokasi tapak harus tepat sesuai dengan kondisi zonasi yang ada. Misalnya lokasi resort tidak boleh berada di lahan yang rawan terjadinya longsor.
Tabel 4.11 Perbandingan Dua Alternatif Tapak
No Aspek Pemilihan Tapak Tapak I Tapak II
1. View (40%) 3 3
78
3. Privasi (20%) 3 2
4. Topografi (10%) 3 1
Total 12 9
Sumber : Analisa penulis, 2015
Dari penilaian empat aspek terhadap dua alternatif tapak diatas, yang memiliki potensi paling besar adalah alternatif tapak ke I. Tapak ini memiliki kontur yang cukup landai dan mempunyai tingkat privasi serta view yang mengarah ke Candi Borobudur serta Perbukitan Menoreh.
Gambar 4.10 Rencana Tapak Terpilih Sumber : Analisa Penulis, 2015
Gambar : 4.11 Visualisasi Area Tapak dan Sekitarnya Sumber : Wikimapia, Diolah
4.3 Pendekatan Aspek Kinerja 4.3.1 Sistem Pencahayaan
1. Pencahayaan Alami
Kawasan Kecamatan Borobudur merupakan salah satu daerah dengan iklim tropis yangh memiliki intensitas cahaya yang cukup tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai upaya penghematan energi yang memaksimalkan cahaya terang langit pada siang hari dengan memberi bukaan – bukaan dan mengurangi sinar matahari langsung pada siang hari.
79 Penerangan yang digunakan untuk penerangan pada malam hari atau pada saat intensitas cahaya matahari sedang menurun dan pada saat kondisi cuaca buruk. Selain itu, pencahayaan buatan dilakukan untuk menciptakan suasana pada ruang – ruang tertentu.
 Pencahayaan umum, pencahayaan yang digunakan untuk tingkat privasi kecil dan ruang – ruang yang tidak memerlukan karakter tertentu seperti hall / lobby, ruang pengelola, dan ruang operasional.
 Pencahayaan khusus, merupakan pencahayaan yang digunakan untuk memberikan kesan tertentu, sehingga karakter ruangan akan mempengaruhi psikis penggunanya. Sistem pencahayaan khusus banyak digunakan pada main dining room restoran, meeting room, ruang tidur. Untuk menghemat energi untuk pencahayaan menggunakan energy saver yang akan mematikan lampu tanpa harus dimatikan secara manual.
4.3.2 Sistem Penghawaan 1. Penghawaan Alami
Penghawaan alami dioptimalkan dengan membuat bukan sehingga dapat terjadi cross ventilation. Selain itu dapat juga dilakukan dengan memperpanjang tritisan dan menambah vegetasi di depan bukaan, sehingga ruangan akan terasa lebih teduh dan sejuk. Penambahan vegetasi juga dapat mengatasi kebisingan. 2. Penghawaan Buatan
Sistem penghawaan buatan dapat dilakukan dengan cara menggunakan air conditioner (AC) sebagai pengontrol suhu ruangan.
4.4 Pendekatan Aspek Utilitas 4.4.1 Sistem Jaringan Air bersih
Kebutuhan air bersih pada resort hotel ini dari jaringan air bersih yang bersumber dari sumur artetis dan PDAM daerah setempat, yang kemudian diolah dengan menggunakan berupa down feed dan up feed.
Sumber Air
Pump
Ground Reservoir
80 Gambar 4.12 Skema Jaringan Air Bersih
Sumber : Analisa Penulis
4.4.2 Sistem Pembuangan Air Kotor
Sistem pembuangan air kotor dari dapur dan lavatory sebelum dibuang ke riol kawasan harus diproses dahulu melalui water treatment sehingga tidak mencemari lingkungan. Saluran drainase kawasan dipersiapkan dengan mengikuti pola kawasan. Sedangkan air buangan dari KM/WC ditampung dalam bak resapan kemudian disalurkan meunju riol kawasan.
Gambar 4.13 Skema Pembuangan Air Kotor Sumber : Analisa Penulis
4.4.3 Sistem Jaringan Listrik
Sumber tenaga listrik utama yang digunakan adalah dari PLN dengan menggunakan panel-panel penghubung yang disalurkan ke seluruh bagian ruangan yang terdiri dari panel utama (Main Distribuiton Panel) dan beberapa panel sekunder (Sub Distribution Panel). Untuk energi listrik cadangan menggunakan generator set dengan automatic switch system untuk menggatikan peran PLN ketika listrik padam.
4.4.4 Sistem Pembuangan Sampah
Sistem pembuangan sampah dilakukan secara manual dengan membuang sampah yang terkumpul setiap harinya dan diangkut menuju pembuangan kawasan
Water Tower
Lavatory Kamar
Kolam Renang
Lavatory Pengelola
Jaringan Damkar Pump
Limbah
Limbah Padat
Limbah Cair
Water Waste Treatment
81 dan kemudian dilanjutkan ke pembuangan akhir.
4.4.5 Sistem Pemadam Kebakaran
Untuk menghindari dari bahaya kebakaran, bangunan Resort Hotel perlu dilengkapi dengan adanya sistem pemadam kebakaran, diantaranya :
 Smoke detector, yaitu alat pendeteksi asap yang ditempatkan pada temperatur 40˚ - 50˚ Celcius
 Gas detector, yaitu alat pendeteksi adanya gas yang akan menyebabkan kebakaran
 Heat detector, yaitu alat pendeteksi yang akan bekerja bila terjadi kenaikan temperatur mencapai 60˚ - 70˚ Celcius.
 Sprinkler, yaitu alat yang akan bekerja jika suhu ruangan mencapai 60˚ - 70˚ Celcius. Penutup kaca sprinkler akan pecah dan menyemburkan air.
 Fire Extenghuiser, yaitu sebuah tabung yang berisi zat kimia, penempatannya setiap 20 – 25 meter.
 Hydrant, sebuah alat pemadam kebakaran dengan luas pelayanan 800 m2 ada dua jenis hydrant
 Fire Hydrant, memiliki jarak maksimum 30 m, ditempatkan pada koridor yang mudah dicapai
 Pylar Hydrant, memiliki jarak maksimum 100 m, ditempatkan pada halaman yang mudah dicapai
4.4.6 Sistem Telekomunikasi
Perencanaanya meliputi sistem komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal menggunakan sistem PABX dan interkom untuk komunikasi dalam satu bangunan maupun antar bangunan. Sedangkan komunikasi eksternal pada bangunan pengelola terdapat telepon yang dilengkapi dengan fasilitas internet dan faximile dalam rangka pendistribusian informasi dengan cepat.
4.4.7 Sistem Penangkal Petir
Penangkal petir harus dipasang pada bangunan-bangunan yang tinggi, minimum bangunan 2 lantai (terutama yang paling tinggi di antara sekitarnya). Ada beberapa system instalasi penangkal petir yaitu sistem franklin, faraday, dan thomas (radioaktif) tetapi yang digunakan di resort ini hanya dua macam yaitu :
1. Sistem franklin
82 tinggi tiang penangkal petirnya.
2. Sistem faraday
Sistem ini cocok digunakan untuk bangunan massa banyak yang menyebar. Meskipun kurang ekonomis dan sudut radius perlindungan petir terlalu kecil sehingga adanya kemungkinan tempat yang tidak terlindungi.
4.4.8 Sistem Keamanan
Pengamanan dilakukan dengan dua cara, yaitu pengamanan secara manual yaitu dilakukan oleh petugas kemananan dan pengamanan secara otomatis yaitu dengan menggunakan CCTV pada tempat-tempat yang membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi.
4.4.9 Sistem Transportasi Vertikal
Terdapat beberapa sistem transportasi vertikal yang dapat diaplikasikan, diantaranya adalah tangga, ramp, eskalator atau lift. Untuk resort hotel ini menggunakan tangga dan ramp.
4.5 Pendekatan Aspek Teknis 4.5.1 Sistem Struktur
Sistem struktur yang digunakan pada resort hotel di kawasan sekitar Candi Borobudur ini meliputi sistem struktur pondasi, struktur lantai, dan struktur kolom. Berikut penjabaran tentang ketiga sistem struktur tersebut :
 Struktur Pondasi
Struktur pondasi harus diperhitungkan mampu menjamin kinerja bangunan sesuai fungsinya dan dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban hidup, dan gaya-gaya luar seperti tekanan angin dan gempa termasuk stabilitas lereng apabila didirikan di lokasi yang berlereng.
 Struktur Lantai
Struktur lantai beton, lantai beton yang diletakkan langsung di atas tanah, harus diberi lapisan pasir di bawahnya dengan tebal sekurang-kurangnya 5 cm, dan lantai kerja dari beton tumbuk setebal 5 cm, bagi pelat-pelat lantai beton bertulang yang mempunyai ketebalan lebih dari 10 cm dan pada daerah balok (¼ bentang pelat) harus digunakan tulangan rangkap, kecuali ditentukan lain berdasarkan hasil perhitungan struktur.  Struktur Kolom
Struktur kolom beton bertulang, kolom beton bertulang yang dicor di tempat harus mempunyai tebal minimum 15 cm diberi tulangan minimum 4 buah Ø 12 mm dengan jarak sengkang maksimum 15 cm, selimut beton bertulang minimum setebal 2,5 cm, Mutu bahan dan kekuatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan SNI yang dipersyaratkan.
83 1. Bentuk dari gubahan massa disesuaikan dengan kondisi dan karakter Kota Magelang dengan memasukkan unsur local wisdom seperti bentuk rumah joglo, bahan material lokal, dan mengambil bentuk stupa Candi Borobudur.
2. Penataan massa bangunan sesuai dengan keterkaitan hubungan dan fungsi ruang. 3. Faktor cahaya matahari menjadi pertimbangan untuk perletakan massa bangunan dan
pemanfaatan view terbaik dari bagian tapak.
4. Pengelompokkan massa bangunan sejenis pada zona tertentu sehingga memudahkan hubungan aktivitasnya, beberapa jenis perletakan massa bangunan, yaitu:
 Terpusat : Terdapat pusat, ruang dominan dimana sejumlah ruang-ruang sekunder dikelmpokan.
 Linier : pengulangan ruang – ruang yang membentuk suatu urutan linier.  Radial : Suatu ruang pusat dimana organisasi ruang linier berkembang
menurut bentuk jari-jari.
 Cluster : Ruang-ruang dikelompokanoleh letaknya atau secara bersama - sama menempati letak visual bersama / berhubungan.
 Grid : Ruang-ruang diorganisir dikawasan struktur / grid tiga dimensi lain.
4.6.2 Penerapan Konsep
Konsep yang digunakan dalam perancangan Resort Hotel di Magelang ini adalah Arsitektur Organik dengan menerapkan prinsip Universal Design Tourism Hotel sebagai faktor pendukung. Pertimbangan yang mendasari konsep ini dikarenakan bangunan jenis resort ini mengkombinasikan bangunan dan alam agar terlihat alami dan indah dan bisa diakses oleh semua orang. Penggunaan tapak yang luas ditujukan agar perbandingan luasan lahan hijau lebih besar daripada luasan bangunan, sehingga kelestarian alam lingkungan sekitar tapak dapat tetap terjaga. Arsitektur Organik merupakan ilmu yang mempelajari perencanaan dan perancangan yang bersumber dari alam yang berupa makhluk hidup atau yang berhubungan dengan makhluk hidup, sebagai pokok dari bentuk visual dan fungsi bangunan.
Adapun ciri dari Arsitektur Organik adalah sebagai berikut :
 Building as nature
Bangunan bersifat alami dimana alam menjadi pokok dan inspirasi dari arsitektur organik.
 Continous present
Desain arsitektur yang terus berlanjut, dimana tidak pernah berhenti dan selalu dalam keadaan dinamis.
 Form Follows Flow
Diciptakan mengikuti aliran energi alam.
 Of the materials
84
 Living music