• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mendorong Pengembangan Islamic Social Finance dalam Rangka Mewujudkan Masyarakat Sejahtera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mendorong Pengembangan Islamic Social Finance dalam Rangka Mewujudkan Masyarakat Sejahtera"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

1

“Mendorong Pengembangan

Islamic Social Finance

dalam

Rangka Mewujudkan Masyarakat Sejahtera“

M. Anwar Bashori

Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah

Festival Ekonomi Syariah

Makassar, 25 Agustus 2017

(2)

2

1

2

3

Nilai-nilai ekonomi syariah.

Prinsip dasar dan mekanisme ekonomi syariah.

Nilai-nilai & Prinsip Dasar EKSyar

Urgensi & Kerangka Pengembangan EKSyar

Potensi

Islamic Social Finance

.

Model optimalisasi wakaf produktif.

Model integrasi keuangan komersial dan sosial syariah.

Optimalisasi

Islamic Social Finance

Potensi pasar industri halal Indonesia.

Kondisi kesenjangan penduduk.

(3)
(4)

Nilai-nilai Ekonomi Syariah

Sumber : Hasil diskusi MUI dan BI

1. Kepemilikan

2. Keadilan dalam

Usaha dan Konsumsi

3. Kebersamaan dalam

kebaikan dan kemaslahatan

4. Keseimbangan

dalam pertumbuhan

Segala sesuatu adalah milik absolut Allah(QS Yunus: 55,66; QS Ibrahim: 2), manusia sebagai khalifah dipercaya untuk

mengelolanya (QS Al Baqarah:195; QS Ali Imran: 180). Manusia mendapatkan hak kepemilikan pribadi terhadap hasil usaha, tenaga dan pemikirannya, maupun yang didapatkan dari hasil pemindahan kepemilikan berdasarkan transaksi ekonomi maupun warisan. Islam menghormati hak kepemilikan dengan menjaga keseimbangan hak pribadi, kolektif dan negara.

Manusia didorong untuk berusaha(QS Al Jumuah:10; QS Al Isra: 12; QS An Nahl: 14) memanfaatkan segala sumber daya yang berlimpah yang telah diciptakan Allah untuk manusia(QS Al Baqarah: 29; QS Ibrahim: 34)

• Kepemilikan pribadi tidakdiperbolehkan untuk menjadi akumulasi kekayaan yang berlebihan(QS Al Humazah: 1-3), namun karena manusia mempunyai kecenderungan (inherent) cinta terhadap harta(QS Ali Imron: 14; QS Al Fajr: 20; QS Asy Syura: 27; QS Al-Fajr-20),maka penumpukkan harta harus dikendalikandengan mendorong sedekah dan perniagaan (QS An Nisa: 29).

• Sementara tujuan individual atas hasil usaha ekonomi dibatasi agar tidak berlebihan, tujuan sosial diupayakan maksimal dengan menafkahkan sebagian hartanya untuk kepentingan bersama(QS Al Hadid: 7; QS An Nur: 33; QS Al Baqarah: 267-268).

• Kegiatan ekonomi tersebut dijalankan berdasarkan kerjasama dengan tolong menolong dalam kebaikan

(QS Al Maidah: 2) dan berkeadilan (QS Shaad: 24).

Kompetisi tetap didorong namun tetap berdasarkan kerjasama(co-operative competition) berlomba-lomba dalam kebaikan(QS Al Baqarah: 148; QS Al Maidah: 48).

• Dalam rangka mewujudkan tujuan keberadaannya di dunia yaitu untuk memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada kemanusiaansebagai rahmatan lil ’alamin (QS Al Anbiya 107, QS Al Ankabut: 51),

pertumbuhan ekonomi menjadi penting. Pertumbuhan yang dimaksud tetap menjaga keseimbangan

kesejahteraan spiritual dan kelestarian alam(QS Al Baqarah: 11,12).

(5)

5

PRINSIP DASAR EKONOMI SYARIAH

Sumber : Hasil diskusi MUI dan BI

Pelarangan judi Pelarangan riba Fungsi instrumen zakat

Fungsi instrumen infaq, sedekah dan wakaf Prinsip transaksi

muamalat

(6)

6

Sumber : Hasil diskusi MUI dan BI

Tanah

Rumah,

Emas,

dsb.

PAJAK : PBB, PKB

HARTA

P

R

O

D

U

K

S

I

G

Y

I

C

Poor

UANG

PENDAPATAN

K

O

N

S

U

M

S

I

PASAR

PASAR

PASAR

PASAR

ZAKAT HARTA

PAD

APBD/N

Z

RIBA

JUD I Z Z

1

3

4

6

2

Rich

ISWaf

5

Nisab Zakat

CARA ISLAM MENGHIDUPKAN EKONOMI

Pelarangan judi (maysir) Riba menghambat investasi produktif Partisipasi sosial (ISWaf) untuk kepentingan publik Fungsi zakat dalam

distribusi pendapatan Fungsi zakat

mendorong harta mengalir produktif

Kegiatan ekonomi sesuai prinsip transaksi

(7)

2. Urgensi & Kerangka Pengembangan

EKSyar

(8)

8

Sumber: Laporan GIEI-Thompson Reuters 2014 s.d 2017, diolah

I

II

III

IV

Kuadran II

(Lower expenditure, Top Player)

Kuadran I

(Lower expenditure, Low Player)

Kuadran III

(Higher expenditure, Top Player)

Kuadran IV

(Higher expenditure, Low Player)

Industry 2015 2021 Indonesia Expend. Rank Player Rank

Halal Food 1,17 1,91 0,16 1

-Islamic Finance 2,00 3,46 0,02 10 10

Halal Travel 0,15 0,24 0,01 5

-Halal Fashion 0,24 0,37 0,01 5

-Halal Media &

Recreational 0,19 0,26 0,01 6

-Halal Pharmacy &

Cosmetics 0,08 0,13 0,01 4 8

TOTAL (USD trillion) 3,84 6,38 0,22 -

-Total Expenditure for Muslim Market dan Ranking Indonesia

INDONESIA

Masuk

Top 10 Expenditure di tiap industri

, namun

tidak

sebagai player

.

2

1

3

(9)

TANTANGAN KETAHANAN NERACA PEMBAYARAN IBNDONESIA (NPI)

9 -4,24 -4,26 -1,96 -1.96 -5,0 -4,5 -4,0 -3,5 -3,0 -2,5 -2,0 -1,5 -1,0 -0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2* 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 % GDP

STRUKTUR NERACA PEMBAYARAN

1. Defisit transaksi berjalan terus berlangsung.

(10)

Gini Index 90’s 00’s Sumber: World Bank (2016)

Ketimpangan pendapatan

1. Indonesia termasuk Negara Asia Timur

dengan peningkatan Gini indeks

ter-tinggi dalam satu dekade terakhir

2. Share pendapatan Top 20% mencapai

43.6% total pendapatan (World Bank

,2010)

SEMAKIN LEBARNYA KESENJANGAN

(11)

TINGKAT KESEJAHTERAAN RATA-RATA NEGARA MUSLIM RENDAH

11

Human development groups Min. HDI

No.of OIC

Countries Notes

Very high human development 0,892 - Ave. OIC 0,620 High human development 0,746 13 Min. OIC 0,353 Medium human development 0,631 25 Max. OIC 0,865 Low human development 0,497 18 Ave. World 0,717

HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI)

1. Ukuran kesejahteraan PBB yang mencakup aspek

kesehatan, pendidikan dan pendapatan.

2. Umumnya negara anggota OKI (OIC) memiliki HDI lebih

rendah dari non-OIC.

3. Terdapat variasi yang cukup tinggi antar negara OIC.

4. Perlu upaya kolaborasi untuk pembiayaan negara OIC

dengan non-OIC, maupun dengan negara OIC yang lebih

sejahtera.

OIC

Sumber: UNDP(2016), diolah Sumber: Askari and Rehman, Economic Development and Islamic Finance (2013)

(12)

VISI DAN MISI PENGEMBANGAN EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH

Akidah

Akhlak

Syariah

Fondasi

Berkembangnya ekonomi dan keuangan Indonesia yang adil,

bertumbuh sepadan, dan berkesinambungan sesuai dengan

nilai-nilai syariah.

Visi

Misi

1. Mendorong mengalirnya faktor produksi (harta, tenaga kerja, inovasi teknologi), untuk kegiatan produktif/investasi bagi bertumbuhnya perekonomian yang sepadan dengan produktivitas.

2. Mengintegrasikan sektor keuangan dan sektor riil secara langsung yang seimbang berdasarkan kerjasama yang mengutamakan bagi hasil.

3. Memberdayakan dana sosial syariah (ZISWAF) untuk meningkatkan keseimbangan dan pemerataan kesempatan usaha dan pendapatan.

4. Mengembangkan kebijakan untuk mendorong terkelolanya kesinambungan aktivitas ekonomi dan keuangan sesuai nilai-nilai syariah.

5. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah

2. Distribusi pendapatan yang inklusif.

3. Bertransaksi produktif dan berbagi hasil

4. Transaksi keuangan terkait erat sektor riil 1. Pengendalian harta individu

Guiding

Principles

Kepemilikan Allah secara absolut Berusaha dengan

berkeadilan Pertumbuhan yang seimbang

Nilai-nilai Ekonomi Syariah* 12

6. Bertransaksi atas dasar kerjasama dan keadilan.

Kerjasama dalam kebaikan 5. Partisipasi sosial untuk

(13)

13 13

Kebijakan Eksyar Nasional

Kebijakan Eksyar Daerah Kebijakan Eksyar Internasional

Sumber Daya Insani

Data dan Informasi

Koordinasi dan Kerjasama

Halal Supply Chain Kelembagaan Infrastruktur Pendukung Instrumen Infrastruktur Regulasi Basis Investor Riset dan Asesmen Edukasi

Pert. Aset Usaha Syariah (%/Th)

Share Keu. Syariah (% Total Keu.)

Share outstandingpasar

uang syariah (% PDB) Indeks Literasi InternasionalInisiasi

Pemberdayaan

Ekonomi

Syariah

Penguatan Riset, Asesmen & Edukasi Pendalaman Pasar Keuangan Syariah Peningkatan Aset Usaha Syariah Pembiayaan Keuangan Syariah Tk. Kedalaman

Pasar Keuangan Tk. Literasi Int’l Standing

Berkembangnya ekonomi dan keuangan Indonesia yang adil,

bertumbuh sepadan, dan berkesinambungan sesuai dengan nilai-nilai syariah

Target

Capaian

Indikator

Utama

Strategi

Utama

Program

Kerja

Utama

Strategi

Dasar

(14)

14 14

INDIKATOR KEUANGAN SYARIAH

14

No

Keterangan

TW IV 2016 TW I 2017

Sumber

1 Kapitalisasi ISSI

3,170.07

3,323.62

BEI

2 Sukuk Pemerintah

&

Korporasi

424.98

493.10

Kemenkeu

3 Pembiayaan Bank Syariah

249.09

251.60

OJK

4 IKNB Syariah

88.57

92.46

OJK

Total Aset Keuangan Syariah

3,932.61

4,446,96

Share Keuangan Syariah

(%)

Total Aset Keuangan Syariah

*)

Total Aset Keuangan Nasional

*)

tidak termasuk aset tanah waqaf

No

Keterangan

TW IV 2016 TW I 2017

Sumber

Total Aset Keuangan Domestik

24,411.17 24,514.35

NFABS

BI

^

Share Keuangan Syariah

16,11% 17,84%

dalam Rp Trilliun

dalam Rp Trilliun

TW IV 2016 TW I 2017

^National Financial Accounts and Balance Sheet, mencakup:

Instrumen : monetary gold & SDR, currency & deposits, loans, equity, insurance & pensions, financial derivatives, dan other account receivables;

(15)
(16)

KINERJA ZISWAF MENUTUP KESENJANGAN BELUM OPTIMAL

16 1 Peraturan Pemerintah (Kelembagaan BAZNAS) 1 Instruksi Presiden (Otimalisasi Pengumpulan Zakat) 6 Peraturan Baznas (Kelembagaan dan operasional BAZDA dan LAZ) 1 Peraturan pemerintah (tantang wakaf) 2 Peraturan Menteri Agama (tata cara perwakafan dan administrasi pendaftaran wakaf uang) 3 Peraturan BWI (Prosedur perubahan status wakaf, pergantian nazhir, dan Pengelolaan wakaf uang)

Peraturan turunan UU No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf

Peraturan turunan UU No. 23 tahun 2011 tentang Zakat

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000

Pengumpulan zakat Potensi zakat Kebutuhan gap kemiskinan

Rp

miliar

Nazhir wakaf uang 135

Lembaga keuangan 18 13.3% Non lembaga keuangan 117 86.7% Yang melaporkan pengumpulan wakaf uang 52 38.5% Jumlah Tanah Wakaf (ha) 435768

Sudah bersertifikat 287160 65.9% Belum bersertifikat 148608 34.1%

Sudah dalam proses AIW 73090 49.2% Belum proses AIW 19403 13.1%

Tidak jelas 56115 37.8%

Sumber: Badan Wakaf Indonesia (2016)

(17)

Tahap pemberdayaan:

1. Penilaian

2. Capacity buliding

3. Penyaluran zakat

4. Pendampingan

ZIS

Kerangka optimalisasi keuangan sosial syariah (ZISWAF) dalam pengentasan kemiskinan dan

mencapai beberapa Sustainable Development Goals (SDGs).

Wakaf

(tanah, uang dll)

konsumtif

produktif

Mustahik

Fasilitas Sosial

Investasi dan

Bisnis Usaha

Muzakki

Profit

Awqaf-linked sukuk

meningkat

pemberdayaan

awqaf utilization

Keterangan SDGs: #1 No poverty #2 No hunger #3 Good health #4 Quality education #10 Reduced inequality

KEUANGAN SYARIAH DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN

(18)

OPTIMALISASI WAKAF

18

Social and

philanthropic

spirit

Corporate

management

Legal

base

Managing

awqaf-asset

productively

Providing

broader social

benefits

Maintaining

validity & solid

accountability

Berbagai upaya mendorong optimalisasi wakaf:

1. UU Wakaf 2004 dan kerangka pengaturan terkait

pengelolaan wakaf dan wakaf tunai.

2. Pengumpulan wakaf tunai melalui lembaga sosial

dan LKSPWU untuk memperluas jangkauan.

3. Kolaborasi pengelola wakaf (nazir) dengan

korporasi untuk meningkatkan produktifitas.

4. Model Sukuk-linked wakaf sebagai alternatif

sumber pembiayaan.

5. Penyusunan kerangka akuntabilitas: Waqf Core

Principle (WCP) .

(19)

Untuk menjamin akuntabilitas pengelolaan zakat dan wakaf, dibutuhkan kerangka tata kelola

yang baik: Zakat Core Principle (ZCP) and Waqf Core Principle (WCP).

Pengembangan sistem keuangan syariah dapat berjalan secara optimal ketika telah

menjadi bagian dalam kebijakan nasional dan telah selaras dengan kerangka pengaturan

sektor keuangan secara keseluruhan.

Area Pengaturan

Prinsip-prinsip

Landasan Hukum

ZCP-1, ZCP-2, ZCP-3

Pengawasan Zakat

ZCP-4, ZCP-5, ZCP-6

Tata Kelola

ZCP-7, ZCP-8

Proses Penyaluran

ZCP-9, ZCP-10

Manajemen Risiko

ZCP-11, ZCP-12, ZCP-13, ZCP-14

Penerapan Prinsip Syariah

ZCP-15, ZCP-16, ZCP-17, ZCP-18

ZCP telah selesai disusun, langkah selanjutnya adalah WCP

PENGUATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN SOSIAL SYARIAH

(20)

20

1. Apabila pembangunan aset infrastruktur di atas tanah wakaf membutuhkan dana yang besar, Nadhzir

dapat menerbitkan Sukuk.

2. Proceed sukuk digunakan untuk membangun infrastruktur dengan menggunakan jasa kontraktor

3. Pembiayaan dilakukan bertahap sampai dengan aset infrastruktur selesai.

4. Kontraktor telah selesai membangun infrastruktur

5. Aset infrastruktur dikelola oleh Nadzhir (shohibul maal) bersama management company (mudharib)

6. Pendapatan sewa diperoleh dari penyewa.

7. Pendapatan sewa dibagi hasilkan dengan Nadhzir dan investor sukuk.

SUKUK WAKAF UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR [1]

20 Nazhir (Pemilik Tanah) Sukuk Investor Management Company Kontraktor Bangunan

1a. Penerbitan Sukuk

4. Pembangunan 2. K on tr ak 3. Pem b ay ar an term in 1b. Investasi Sukuk 6. B ia ya Se w a 7. Bagi Hasil 5. Perjanjian Bagi Hasil

(21)

MODEL SUKUK LINKED AWQF UNTUK INFRASTRUKTUR

1. Nazhir melakukan long lease dengan lembaga pemerintah (mis BUMN).

2. BUMN menerbitkan Sukuk Ijarah sale and lease back untuk menghimpun dana investor.

3. Investor berinvestasi di Sukuk linked awqf.

4. BUMN menggunakan kontraktor untuk membangun infrastruktur di atas tanah wakaf

5. Kontraktor membangun infrastruktur.

6. BUMN menyewakan infrastruktur tersebut untuk mendapatkan cash flow (pendapatan sewa).

7. Pendapatan sewa dibagikan kepada Nazhir, BUMN dan investor

8.

Nazhir “mencicil” kepada investor untuk memiliki infrastruktur di atas tanah wakaf.

21

SUKUK WAKAF UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (2)

SUKUK WAKAF UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR [2]

21

Nazhir BUMN Investor

Kontraktor

Penyewa

Bangunan

1. Perjanjian Sewa Jk. Panjang

3. Menyerahkan Dana Sukuk Ijarah

2. Menerbitkan Sukuk Ijarah Sale danlease back

4. K ontr ak 5. Pembangunan 6. Se w a 7. Pendapatan Sewa

8. Cicilan danFee Ijarah 9. Transfer Kepemilikan

Setelah 35 Tahun

Wakalah Pemberi Sewa Pengalihan Manfaat

Long Lease Object Waqf

Repo,

Outright Repo

Dukungan & Rekomendasi

Nazhir Credit Enhancement

(22)

MODEL SUKUK LINKED AWQF UNTUK INFRASTRUKTUR

21

SUKUK WAKAF UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (2)

REALISASI PROYEK INFRASTRUKTUR DENGAN WAKAF [2]

22

BWI menginisiasi proyek wakaf produktif kerjasama Nazhir Wakaf Yayasan Raudatul

Muta’alimin

dengan

PT. Provera Development untuk pengembangan wakaf

produktif Tower Office Building di Jalan HR. Rasuna Said Kav. Z-18, Jakarta Selatan.

Total project cost USD20 juta (tenor 12 tahun), kontribusi funding dari IDB sebesar

USD15,5 juta.

Pengembangan wakaf ini dapat mengakselerasi pendapatan Nazhir dari Rp200

juta/th menjadi Rp1,6 miliar/th dan potensi kenaikan setiap tahun sesuai kenaikan

harga properti. Setelah masa kerjasama dengan Provera, Nazhir akan mendapat

pendapatan Rp6 miliar/bulan atau Rp72 miliar/th.

Saat ini proyek Globak Wakaf Tower, IMB telah didapat dan rencana Ground

Breaking Oktober 2017

Global Wakaf Tower

Jl. HR. Rasuna Said, Jakarta - Indonesia

(23)

MODEL SUKUK LINKED AWQF UNTUK INFRASTRUKTUR

21

SUKUK WAKAF UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (2)

CONTOH LAIN REALISASI PROYEK INFRASTRUKTUR DENGAN WAKAF

23

WAREES (MUIS – Singapore)

Aset Wakaf Sebelumnya

Aset Wakaf Saat ini

1. Warees (Majelis Ugama

Singapore) telah melakukan beberapa proyek renovasi aset wakaf

(masjid, dll) dengan menggunakan akad dan skema pembiayaan wakaf.

2. Pelaksanaan pembangunan melibatkan Warees (MUIS) sebagai Nadzhir aset wakaf, kontraktor

(yang akan membangun aset wakaf) dan wakif (pemberi dana wakaf).

3. Di akhir periode, aset wakaf MUIS menjadi lebih produktif dan menghasilkan peningkatan

perolehan Nadzhir dan layanan bagi umat Islam yang lebih maksimal.

(24)

MODEL SUKUK LINKED AWQF UNTUK INFRASTRUKTUR

21

SUKUK WAKAF UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (2)

CONTOH LAIN REALISASI PROYEK INFRASTRUKTUR DENGAN WAKAF

24

ZAM ZAM TOWER

King Abdul Azis Waqf sebagai Nazhir tanah wakaf dari Raja Arab Saudi

di kompleks Masjidil Haram, menandatangani kontrak sewa jangka

panjang 28thn dengan kontraktor bangunan Bin Ladin Group untuk

membangun multipleks gedung bertingkat di bawah proyek Zam Zam

Tower.

(25)

MODEL SUKUK LINKED AWQF UNTUK INFRASTRUKTUR

21

SUKUK WAKAF UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (2)

CONTOH MODEL INTEGRASI KEUANGAN KOMERSIAL&SOSIAL SYARIAH

25

1. Bank Syariah mendirikan Baitul Maal sebagai LAZ dan sebagai Nazir wakaf uang.

2. Bank Syariah berperan sebagai LKS dan LKS-PWU menerima setoran/pengumpulan dana ZIS dan

wakaf uang.

3. Sebagian dana yang ditempatkan di bank syraiah kemudian disalurkan untuk berbagai program

produktif maupun program konsumtif.

(26)

MODEL SUKUK LINKED AWQF UNTUK INFRASTRUKTUR

21

SUKUK WAKAF UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (2)

PENTINGNYA OPTIMALISASI ISLAMIC SOCIAL FINANCE (ISF)

26

POIN POIN KESIMPULAN

1. Terdapat

urgensi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah

untuk mendukung ketahan

dan mencapai kesejahteraan bangsa.

2. Islamic Social Finance

(Keuangan Sosial Syariah) memiliki

potensi

yang besar sebagai salah satu

solusi

.

3. Upaya

optimalisasi

ISF menjadi penting:

Peningkatan akuntabilitas tata kelola : ZCP dan WCP

Pengembangan model-model optimalisasi ZISWAF

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Persepsi responden terhadap tahap kesediaan untuk melaksanakan Sistem PBE sebagai kaedah pembelajaran akan ditentukan melalui lima (5) pembolehubah iaitu

“ya mas saya pernah gagal semua manusia pasti pernah gagal, saya dulu pernah bekerja keras banting tulang nguli emping pada saat buruh pertama, upahnya si memang lumayan mas, tapi

Ada empat hipotesis yang diuji dalam penelitian ini yaitu: (1) terdapat determinasi yang positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja

Pada bulan Februari 2007 harga beras di pasar-pasar pedesaan masih terus meningkat, sehingga indeks harga yang dibayarkan petani (IB) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Pemuda desa Cihideung Udik yang sebagian besar tidak memiliki lahan pertanian ini hanya melihat pertanian dari buruh tani yang bekerja kasar dengan upah yang kecil sehingga

[r]

Perlu kami ingatkan bahwa sesuai dengan ketentuan LSP PPT Migas, maka personil yang telah dinyatakan lulus dan memperoleh sertifikat kompetensi harus bekerja secara teratur

Melakukan pengamatan dan mengikuti proses pelayanan pasien rawat jalan secara langsung terhadap kegiatan yang dilakukan pada rumah sakit tersebut untuk