• Tidak ada hasil yang ditemukan

lepra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "lepra"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A.

A.

Latar Belakang

Latar Belakang

Kusta

Kusta mer mer upakanupakan  p peenyakitnyakit tter er tuatua yangyang sasamm pai sseeka pai kar r angang mmasihasih adaada. . LeLe p pr r aa  ber 

 ber asalasal dadar r iibbahasaahasa IIndiandia kustha,kustha, dik dik eenalnal ssejejak ak 14001400tahuntahun ssebeebelulum mm masaseehihi. Le. Le p pr r aa mer 

mer upakanupakan  p peenyakitnyakit yangyang sangatsangat ditakutiditakuti oolleehh mmasyaasyar r akatakat kakarerenana dapatdapat me

menynyebebaa b bkankan ulsulser er asi,asi, mmutilasiutilasi dandan ddeformeformitasitas. . PePendnder er itaita llee p pr r aa tidak tidak  hanyahanya me

mendnder er itaita akiaki b batat  p peenyakitnyanyakitnya sasa jaa tteetapi j tapi jjugauga kakarerenana dikucilkandikucilkan mmasyaasyar r akatakat sseekitakitar r nyanya..

Le

Le p pr r aa mer mer upakanupakan  p peenyakitnyakit ininfefeksiksi yangyang k k roronik,nik, dandan  p peenynyebebaa b bnyanya ialahialah   Mycobacterium leprae

  Mycobacterium leprae yangyang ber ber sisif f atat intintr r asaseellulallular r obobligatligat. . SSaar r aaf f  p peer r iifer fer ssebebagaiagai aaf f initasinitas p per er tatamma,a, lalulalu kulitkulit dandan mmuk uk oosasa ttr r aktusaktus rerespispir r atator or iusius bbagianagian atas,atas, k k ememudianudian dapat

dapat k k e or e or gangan lainlain k k eecualicuali susunansusunan sasar r aaf f  pusat pusat..11

IInnfefeksiksi jjaammuur r  C C andidaandida  p per er tatammaa didapatkandidapatkan didi daladalam m mmulutulut ssebebagaiagai thrushthrush yangyang dilap

dilapor or kankanoolleehh FrancoisValleix (1836) FrancoisValleix (1836),, Langerbach (1939) Langerbach (1939)memennememukanukanjjaammuur r  p peenynyebebaa b b th

thr r ush,ush, k k ememudianudian Berhout (1923) Berhout (1923)member member ii nanammaaor or ganisganismemetter er ssebebutut ssebebagaiagaiC C andida.andida.

(2)

BAB II

BAB II

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

A.

A. Kusta

Kusta

Definisi Definisi kusta

kusta adalahadalah  p peenyakitnyakit memenulanular r  k k roronik nik  yangyang ber ber k k embembangang lalambmbatat yangyang dis

disebebaa b bkankan oolleehh  Mycobacterium leprae  Mycobacterium leprae dandan ditandaiditandai ddeenganngan  p pembeembentukanntukan lleesisi g

gr r anulanulomomatatoosasa atauatau nneeuurorottroro pik  pik   pada pada kulit,kulit, sseelaputlaput lleendindir r ,, sasar r aaf f ,, tulang,tulang, dandan or 

or gan-gan-or or gangan daladalam. m. MManianifefestasinyastasinya ber ber upa gupa gejejala-gala-gejejalaala klinisklinis ddeenganngan spspeektktr r uumm luas,

luas, yangyang tter er didir r ii dadar r ii duadua tiptipee utautamma,a, ddeenganngan jenisjenis lepromatouslepromatous  pada pada uu j jungung sp

speektktr r uumm dandan tuberkuloid tuberkuloid didi uu jung jung yangyang lain:lain: diantadiantar r aa duadua tiptipee iniini tter er dapatdapat tiptipee borderline

borderline,, ddeenganngan duadua susu b b tiptipee,, borderline borderline tuberkuloid tuberkuloid dandan borderlinelepromatous

borderlinelepromatous. D. Disisebebututjjugauga Hansen¶s disease Hansen¶s disease.. 33

Epidemiologi Epidemiologi

Pe

Pendnder er itaita llee p pr r aa tter er ssebebaar r didi sseelulur r uhuh duniadunia. . JJuummlahlah yangyang tter er catatcatat 888.340888.340 or 

or angang  pada pada tahuntahun 1997. Sebe1997. Sebenanar r nyanya kapankapan  p peenyakitnyakit llee p pr r aa iniini mmulaiulai ber ber tutumbmbuhuh tidak 

tidak  dapatdapat dik dik eetahuitahui ddeenganngan  pasti, pasti, tteetapitapi adaada yangyang ber ber  p peendapatndapat  p peenyakitnyakit iniini  ber 

 ber asalasal dadar r ii AAsiasia TeTengahngah k k ememudianudian memenynyebebaar r  k k e e MeMesisir r ,, EroEro pa, pa, Afr Afr ikaika dandan Amer 

Amer ikaika. . DDii IIndndoonneesiasia tter er catatcatat 33.739 or 33.739 or angang  p peendnder er itaita llee p pr r aa. . IIndndoonneesiasia mer 

mer upakanupakan nneegagar r aa k k eetigatiga tterberbanyak anyak  p peendnder er itanyaitanya sseetteelahlah IIndiandia dandan Br Br asilasil ddeenganngan  p

 prevrevalaleensinsi1,,717 p per 10.000er 10.000 p peenduduk nduduk ..22

Patogenesis Patogenesis

M

Masuknyaasuknya M.LeM.Le p pr r aaee k k ee daladalamm tutu b buhuh akanakan ditangkapditangkap oolleehh APC (AAPC (Antigntigeenn Pre

Presseentingnting CeCell)ll) dandan memelaluilalui duadua signalsignal yaituyaitu signalsignal  p per er tatammaa dandan signalsignal k k eeduadua.. S

Signalignal  p per er tatammaa adalahadalah tter er gantunggantung  pada pada TCR TCR -- tter er kaitkait antigantigeenn ((TCRTCR == T T  cell cell  receptor 

(3)

sedangkan signal k edua adalah  produksi sitokin dan ekspresinya  pada  permukaan dar i molekul k ostimulator APC yang ber inter aksi dengan ligan sel T melalui CD28. Adanya k edua signal ini akan mengaktivasi To sehingga To akan  ber differensiasi men jadi Th1 dan Th2. Adanya TNF  dan IL-12akan membantu

differensiasiTo men jadiTh1.

Th 1 akan menghasilkan IL-2 dan IFN  yang akan meningkatkan f agositosis mak rof ag( fenolat glik olipid I yang mer upakan lemak  dar i M.le pr ae akan ber ikatan dengan C3 melalui rese ptor CR1,CR3,CR4 pada  permukaannya lalu akan dif agositosis) dan  prolifer asi sel B. Selain itu, IL-2 juga akan mengaktif kan CTL lalu CD8+. Di dalam f agosit, fenolat glik olipid akan melindungi bakter i dar i  penghancur an oksidatif oleh anion superoksida dan r adikal hidroksil yang dapat menghancur kan secar a kimiawi. Karena gagal membunuh antigen maka sitokin dan  growth factors akan ter us dihasilkan dan akan mer usak  jar ingan aki batnya mak rof ag akan ter us diaktif kan dan lama k elamaan sito plasma dan or ganella dar i mak rof ag akan membesar , sekar ang mak rof ag seudah disebut dengan sel e piteloid dan  penyatuan sel e pitelioid ini akan membentuk gr anuloma.

Th2 akan menghasilkan IL-4, IL-10, IL-5, IL-13. IL-5 akan mengaktif asi dar i eosinof il. IL-4 dan IL-10 akan mengaktif asi dar i mak rof ag. IL-4 akan mengaktif asi sel B untuk menghasilkan IgG4 dan IgE. IL -4 , IL-10, dan IL-13 akan mengaktif asi selmast.

SignalI tanpa adanya signal II akan menginduksi adanya sel T aner gi dan tidak  ter aktivasinya APC secar a lengkap akan menyeba bkan respon k e ar ah Th2. Pada Tu ber k oloid Le prosy, kita akan melihat bahwa Th 1 akan lebih tinggi di bandingkan dengan Th2 sedangkan  pada Le promatous le prosy, Th2 akan lebih tinggi di bandingkan denganTh1.4

(4)

Gejala Klinis

Gejala dan k eluhan penyakit ber gantung pada5: 1. multiplikasi dan diseminasi kuman M.le pr ae 2. respons imun pender ita ter hadap kuman M.le pr ae

3. k om plikasi yang diaki batkanoleh k er usakan sar af  per ifer 

Manifestasi klinis dar i kusta sangat ber agam, namun ter utama mengenai kulit, sar af , dan membr an muk osa6. Pasien dengan  penyakit ini dapat dik elom pokkan lagi men jadi 'kusta tu ber kuloid (Inggr is:  pauci bacillar y), kusta le promatosa ( penyakit Hansen multi basiler ), atau kusta multi basiler (bor der line le prosy).

Penilaian untuk  tanda-tanda f isik  ter dapat  pada 3 area umum: lesi kutaneus, neuro pathi, danmata.

Untuk  lesi kutaneus, menilai jumlah dan distr i busi lesi  pada kulit. Makula hipo pigmentasi dengan te pian yang menon jol ser ing mer upakan lesi kutaneus yang  per tama kali muncul. Ser ing juga ber upa  plak . Lesi mungkin atau tidak  mungkin men jadi hipoesthetik . Lesi  pada  pantat ser ing sebagai indikasi tipe  bor der line.

Tanda-tanda umumdar i neuro pathy le pr a

1. neuro pathy sensor is jauh lebih umum di bandingkan neuro pathy motor ik, tapi neuro pathymotor ik mur ni dapatjuga muncul.

2. mononeuro pathy dan multiplex mononeur itis dapat timbul, dengan sar af  ulna dan peroneal yang lebih ser ing ter li bat

(5)

Gejala dar i neuro pathy le pr a biasanya termasuk ber ikut:

1. anesthesia, tidak  nyer i,  patch kulit yang tidak  gatal,:  pasien dengan lesi kulit yang menutupi ca bang sar af  per ifer mem punyai resik o tinggi untuk   ber k embangnya k er usakan motor is dan sensor is.

2. deformitas yang diseba bkan k elemahan dan mensia-siakan dar i otot-otot yang diinervasi oleh sar af  per ifer yang ter  pengar uh (ct. claw hand atau dro pfoot menyusul k elemahanotot)

3. gejala sensor is yang ber kur ang untuk  melengkapi hilangnya sensasi,  paresthesia dalam distr i busi sar af -sar af yang ter  pengar uh, nyer i neur algia

saat sar af memendek atau diregangkan

4. le puh yang timbul spontan dan ulcus tro pic sebagai k onsekuensi dar i hilangnya sensor is

Gejala yang ter lihat pada suatu reaksi

1. reaksi rever sal ± onset yang mendadak  dar i kulit yang k emer ahan dan munculnya lesi-lesi kulit yangbar u

2. reaksi ENL ± nodul  pada kulit yang multiple, demam, nyer i sendi, nyer i otot, danmata mer ah

3. nyer i neur itik  yang hebat dan  per u bahan yang ce pat dar i k er usakan sar af   per ifer yang menghasilkan claw hand atau dro p foot7.

K er usakan mata  pada kusta dapat  pr imer  dan sekunder. Pr imer  mengaki batkan alo pesia  pada alis mata dan bulu mata, juga dapat mendesak   jar ingan mata lainnya. Sekunder diseba bkan oleh r usaknya N.f asialis yang dapat membuat  par alisis N.orbitkular is  palpebr ar um sebagian atau selur uhnya, mengaki batkan lagof talmus yang selan jutnya, menyeba bkan k er usakan bagian±   bagian mata lainnya. Secar a sendir ian atau ber sama ± sama akan menyeba bkan

(6)

Pemeriksaan Penunjang

Pemer iksaanLa bor ator ium

1. Hitung sel dar ah lengkap

2. Gluk osa dar ah, BUN, creatinine, liver f unction tests 3. HIVstatus, ter utama nonresponder 

4. K erokan kulit dan atau muk osa hidung untuk AFB

5. K eluar ga dan atau screening k ontak untuk bukti terjangkit

Pemer iksaaan bakter iosk o pik, sediaan dar i k erokan jar ingan kulit atau usapan muk osa hidung yang diwar nai dengan  pewar naan BTA ZIEHL  NEELSON.

ImagingStudies

y Fotothor ak 

y Foto rontgen untuk mendeteksi k eter li batan tulang y MRIatauCT dar i sendi neuro phatik saat diper lukan

y Magneticresonance (MR ) neurogr aphy pada k ondisi khusus y Ultr asonogr aphy dan Do ppler ultr asonogr aphy

TesYangLain

a. Tes Imunologi

y Le promin test

y Respon imun seluler melawan M le pr ae juga dapat dipela jar i dengan lym phocyte tr ansformation test dan lym phocyte migr ation inhi bition test(LMIT). Tes ber dasar  pada deteksi anti bodyMle pr a atau antigen.

y Tes serologi

(7)

 b. DNA Recombinant dan polymer asechainreaction(PCR )

c. Penyelidikan tentang a bnormalitas k onduksi sar af termasuk sebagaiber ikut:

y k onduksi yang melambat secar a segmental ter lihat  pada tem pat-tem pat ter  per angkap (ct segmen siku dar i sar af  ulnar is), latensi distal meman jang, ber kur angnya (sensor ik  atau motor ik) velositas k onduksi sar af.

y  ber kur angnya am plitude dar i evok ed motor responses (ct, com pound muscle action  potentials [CMAPs]) atau hilangnya am plitodo rendah dar i potensial sensor is.

y Sar af -sar af yang  paling ser ing ter li bat didalamnya adalah sar af ulnar is,  peroneal, median, dan sar af -sar af ti bial9.

2.5 DIA

G

NOSIS-KRITERIA

Diagnosa dar i le pr a  pada umumnya ber dasar kan  pada gejala klinis dan sym ptom. Lesi kulit dapat ber sif at tunggal atau multiple yang biasanya dengan  pigmentasi lebih sedikit di bandingkan kulit normal yang mengelilingi. Kadang lesi tam pak  k emer ahan atau ber war na tembaga. Beber apa var iasi lesi kulit mungkin ter lihat, tapi umumnya ber upa makula (datar ),  papula (menon jol), atau nodul. K ehilangan sensasi mer upakan tipikal dar i le pr a. Lesi  pada kulit mungkin menun jukkan k ehilangan sensasi pada pinpr ick atau sentuhan halus.

Sar af  yang menebal, ter utama ca bang sar af  per ifer mer upakan cir i-cir i le pr a. Sar af yang menebal biasanya diser tai oleh tanda-tanda lain sebagai hasil dar i k er usakan sar af. Ini dapat mengaki batkan ber kur angnya sensasi  pada kulit dan k elemahan otot-otot yang diper sar af i oleh sar af  yang ter ser ang. Pada k etidakhadir an tanda-tanda tadi, hanya  penebalan sar af , tanpa ber kur angnya sensor i dan atau k elemahan otot men jadi tanda yang kur ang relia ble bagi le pr a.

(8)

Smear  pada kulit dengan hasil  positif :  pada  pro por si k ecil dar i kasus-kasus,

 bentuk  batang, basil le pr a ter cat mer ah, dimana mer upakan diagnostic dar i  penyakit, dapat ter lihat  pada sediaan yang diambil dar i kulit yang ter infeksi saat

diper iksa di bawahmik rosk o p sesudahmengalami pengecatan yang te pat.

Seseor ang yang menun jukkan k elainan kulit atau dengan sym ptom yang

mengar ah k e pada k er usakan sar af , dimana  pada dir inya tanda kar dinal tidak  didapatkan atau dir agukan sebaiknya disebut µ¶suspek  kasus¶¶. Individu dengan hal ter sebut sebaiknya di ber itahu tentang f akta-f akta dasar  dar i le pr a dan disar ankan untuk  k embali k e pusat k esehatan jika gejala tetap ada selama lebih dar i enam bulan atau jika ditemukan gejala makin membur uk . Suspek  kasus dapat dikir imk eklinik r u jukan dengan f asilitas yang lebihbaik untuk diagnose10.

Ada 3 tanda kardinal, yang kalau salah satunya ada sudah cukup untuk 

menetapkan diagnosis dar i penyakit kusta yakni5:

1. Lesi kulit yang anestesi,

2. Penebalan sar af  per ifer , dan

3. DitemukannyaM.le pr ae sebagai bakter iologis positif.

Klasif ikasi ber dasar kan  pada system klinis yang ber tu juan  pada  pengobatan ter dir i dar i  penggunaan jumlah dar i lesi  pada kulit dan sar af yang ter li bat sebagai dasar untuk mengk elom pokkan  pasien le pr a k edalam multi basiler 

le pr a(MB) dan pausi basiler le pr a(PB)11.

Adapun klasif ikasi yang banyak  dipakai  pada bidang  penelitian adalah klasif ikasi menur ut R idley dan Jo pling yang mengelom pokkan  penyakit kusta

men jadi 5 tipe yaitu Tipe tu ber culoid- tu ber culoid (TT), Tipe bor der line

tu ber culoid (BT), Tipe bor der line- bor der line (BB), Tipe bor der line le promatous

(BL) dan Tipe le promatous- le promatous (LL) ber dasar kan gambar an klinis,

 bakter iologis,histo patologis, dan imunologis12. Sekar ang klasif ikasi ini juga secar a luas dipakai di klinik  dan untuk   pember antasan13. Untuk   progr am

(9)

 pengobatan, WHO membaginya atas k elom pok Pausi basiler (PB) dan k elom pok  multi basiler (MB)14.

Pada tu ber kuloid le prosy, tipe lesinya adalah adanya makula yang hipo pigmentasi, anestesi, dengan  pinggir  yang agak  tinggi dan bervar iasi ukur annya dar i mm sam pai lesi besar  yang menutupi selur uh tu buh. War na lesinya adalah er itema atau ungu  pada  pinggir nya dan hipo pigmentasi di tengah. Distr i busi lesinya adalah dimana sa ja termasuk  wa jah. K eter li batan sar af yaitu dapat terjadinya  penebalan sar af  pada  pinggir lesi dan ser ing terjadi  pembesar an sar af  per ifer  pada nervusUlnar is.

Pada le promatous Le prosy, tipe lesinya adalah makula k ecil yang er itematous atau hipo pigmentasi yang akan men jadi  papul,  plak, nodul, dan  penebalan kulit yang dif us. Selain itu, kitajugabisa men jum pai hilangnya r ambut  pada alis dan bulu mata (madarosis). Facies lionina (Lion¶s f ace) karena  penebalan, nodul, dan  plak  yang mengu bah wa jah yang normal. War na lesinya adalah war na kulit, er itema, dan hipo pigmentasi. Distr i businya adalah bilater al simetr is termasuk  cuping telinga, wa jah , lengan, dan  pantat atau nyang  paling  jar ang di badan dan ekstremitas bawah. Pada membr an muk osa te patnya di lidah

di jum pai plak, nodul, atau f isur a.

Pada bor der line, lesinya ter dapat diantar a tu ber kuloid dan le promatous dengan makula,  papul, dan  plak . Ditemukan adanya anestesi dan  penur unan k er ingat  pada lesi.

Penatalaksanaan1

Tu juan utama yaitu memutuskan mata r antai  penular an untuk menur unkan insiden  penyakit, mengobati dan menyembuhkan  pender ita, mencegah timbulnya  penyakit, untuk mencapai tu juan ter sebut, sr ategi  pok ok  yg dilakukan didasar kan atas deteksi dini dan  pengobatan  pender ita. Dapson, diamino difenil sulfon  ber sif at bakter iostatik  yaitu menghalangi atau menghambat  per tumbuhan bakter i.

(10)

Lam prene atau Clof azimin, mer upakan bakter iostatik  dan dapat menekan reaksi kusta.

R if am picin, bakter iosid yaitu membunuh kuman. R if am picin bek erja dengan car a menghambat DNA- de pendent RNA  polymer ase  pada sel bakter i dengan ber ikatan pada su bunitbeta. Prednison, untuk  penanganan dan pengobatan reaksi kusta. Sulf as Ferrosus untuk  pender ita kusta dgn anemia ber at. Vitamin A, untuk  pender ita kusta dgn k ek er ingan kulit dan ber sisik (ichtyosis). Of loxacin dan Minosiklin untuk  pender ita kusta tipe PB I.

Regimen  pengobatan kusta disesuaikan dengan yang direk omendasikan oleh WHO/DEPK ES RI (1981) dengan memakai regimen  pengobatan MDT/= multi dr ug treatment. K egunaan MDT untuk mengatasi resistensi Dapson yang semakin meningkat, mengatasi k etidakter atur an  pender ita dalam berobat, menur unkan angka  putus obat  pada  pemakaian monoter api Dapson, dan dapat mengeliminasi per sistensi kuman kusta dalam jar ingan.

Bila reaksi tidak  ditangani dengan ce pat dan te pat maka dapat timbul k ecacatanber upa k elum puhan yang permanen se per ti claw hand , dro pfoot ,claw toes , dan k ontr aktur. Untuk  mengatasi hal-hal ter sebut diatas dilakukan  pengobatan. ³Pr insip  pengobatan reaksi Kusta yaitu immobilisasi / istir ahat,  pember ian analgesik  dan sedatif ,  pember ian obat-obat anti reaksi, MDT diter uskan dengan dosis yang tidak diu bah. Pada reaksi r ingan, istir ahat dir umah,  berobat jalan,  pember ian analgetik  dan obat-obat  penenang bila  per lu, dapat di ber ikan Chloroquine 150 mg 3x1 selama 3-5 har i, dan MDT (obat kusta) diter uskan dengan dosis yang tidak diu bah. Reaksi ber at, immobilisasi,r awat inap di r umah sakit,  pember ian analgesik  dan sedative, MDT (obat kusta) diter uskan dengan dosis tidak  diu bah,  pember ian obat-obat anti reaksi dan  pember ian obat-obat k or tik osteroid misalnya  prednison.15

(11)

komplikasi

Di dunia, le pr a mungkin penyeba bter ser ing k er usakan  pada or gan tangan. Tr auma dan infeksi k ronik  sekunder  dapat menyeba bkan hilangnya jar i jemar i ataupun ekstremitas bagian distal. Juga ser ing terjadi k ebutaan. Hilangnya hidung dapat terjadi pada kasusLL.16

Prognosis

Dengan adanya obat-obat k ombinasi,  pengobatan mejadi lebih seder hana dan lebih singkat, ser ta  prognosis men jadi lebih baik . Jika sudah ada k ontr aktur 

(12)

B. KANDIDOSIS

Definisi

Kandidosis adalah  penyakit jamur yang ber sif at akut atau su bakut yang diseba bkan oleh spesiesC andida, biasanyaandida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina.kulit, kuku, bronki atau  par u, kadang-kadang dapat menyeba bkan se pticemia, endocar ditis, atau meningitis.18

Epidemiologi

Penyakit ini ter dapat di selur uh dunia, dapat menyer ang semua umur , baik  laki-laki maupun  perem puan. Jamur  penyeba bnya ter dapat  pada or ang sehat sebagai saprof it. Gejalanya bermacam-macam sehingga tidak  dik etahui data-data  penyebar annya dengan te pat.18

Etiologi

Yang ter ser ing sebagai  penyeba b ialah C andida albicans yang dapat diisolasi dar i kulit,mulut, selaput muk oas vagina, danfeses or ang normal. Sebagai  penyeba b endocar ditis kandisosis adalahC .parapsilosis, dan penyeba b kandidosis se ptik emi adalahC .tropicalis.Candida al bicans mer upakan jamur dimorf ik karena k emam puannya untuk  tumbuh dalam dua bentuk  yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan ber k embang men jadi blastospor a dan menghasilkan k ecambah yang akan membentuk  hif a semu. Perbedaan bentuk  ini ter gantung  pada f aktor  ekster nal yang mem pengar uhinya.18

Klasifikasi18

Ber dasar kan tem pat yang ter k enaCONANT (1971)membaginya sebagai  ber ikut :

(13)

Kandidosis selaput lendir : 1. kandidosis or al(thr ush)

2.  per leche 3. vulvovaginitis

4. Balinitis ataubalano postitis 5. kandidosis muk okutan k ronik  Kandidosis kutis :

1. Lokalisata : a. Daer ah inter tr iginosa,b.daer ah  per ianal

2. Gener alisata

3. Paronikia danonik omik osis 4. Kandidosis kutis gr anulomatosa Kandidosis sistemik :

1. Endokar ditis

2. Meningitis 3. Pielonefr itis 4. Se ptik emia ReaksiID. (kandidid)

Patogenesis18

kandida dapat terjadi bila ada f aktor  predisposisibaik endogen maupun eksogen.

Faktor endogen :

1. Per u bahanf isiologik :

a. k ehamilan, karena per u bahan pHdalam vagina  b.k egemukan, karenabanyak  k er ingat

(14)

d.Iatrogenik 

e.Endok r ino pati, gangguan gula dar ah kulit,

f. Penyakit k ronik, tu ber kulosis, lupus er itematosus dengan k eadaan umum yang bur uk .

2. Umur :or ang tua danbayi lebih mudah ter k ena infeksi karena status imunologiknya tidak sem pur na.

3. Imunologik : penyakit genetik  Faktor Eksogen

a. iklim,  panas, dan k elembapanmenyeba bkan per spir asi meningkat  b.k eber sihan kulit

c. k ebiasaanberendamkaki dalamair yang ter lalu lama menimbulkanmaser asi dan memudahkan amsuknya jamur 

d. k ontak  dengan pender ita,misalnya pada thr ush, balano postitis

Gejala Klinis

Kandidosis selaput lendir

a. Thr ush

Biasanya mengenai bayi, tam pak   pseudomembr an  putih coklat muda k ela bu yang menutup lidah,  palatum mole,  pipi bagian dalam, dan  permukaan rongga mulut yang lain. Lesi dapat ter  pisah-pisah, dan tam pak  se per ti k e pala susu  pada rongga mulut. Bila  pseudomembr an ter le pas dar i dasar nya tam pak  daer ah

yang basah dan mer ah.18

Pada glositis k ronik, lidah tam pak  halus dengan  papila yang atrof ik  atau lesi ber war na  putih di te pi atau dibawah  permukaan lidah. Ber cak  putih ini tidak  tam pak jelas bila pender ita ser ingmerok ok .18

(15)

 b. Per leche

Lesi ber upa f isur  pada sudut mulut, lesi ini mengalami maser asi, erosi,

 basah, dan dasar nya er itematosa. Faktor   predisposisinya ialah def isiensi

r i bof lavin.18

c. Vulvovaginitis

Biasanya ser ing ter dapat  pada  pender ita dia betes melitus karena kadar 

gula dar ah dan ur in yang tinggi dan  pada wanita hamil karena  penimbunan glik ogen dalam e pitel vagina. K eluhan utama ialah gatal di daer ah vulva. Pada yang ber at ter dapat pula r asa panas, nyer i sesudahmiksi dan dispaneur ia.18

Pada pemer iksaan yangr ingan tam pak  hiperemia di la bia menor a, introitus

vagina, dan vagina ter utama 1/3 bagianbawah. Ser ing pula ter dapat k elainan yang khas ialah ber cak- ber cak   putih k ekuningan. Pada k elainan yang ber at juga ter dapat edema  pada la bia menor a dan ulkus-ulkus yang dangkal  pada la bia

menor a dan sekitar introitusvaginal.18

Flour al bus  pada kandidodis vagina ber war na k ekuningan. Tanda yang khas ialah diser tai gum palan- gum palan sebagai k e palas susu ber war na  putih k ekuningan. Gum palan ter sebut ber asal dar i massa yang ter le pas dar i dinding

vulva atauvagina ter dir i atasbahan nek rotik, sel-sele pitel dan jamur.18

d. Balanitis ataubalono postitis

Pender ita mendapat infeksi karena k ontak  seksual dengan wanitanya yang

mender ita vulvovaginitis, lesi ber upa erosi,  pustula dengan dindingnya yang tipis, ter dapat pada glans penis dan sulkus k oronar ius glandis.18

e. Kandidosis muk okutan k ronik 

Penyakit ini timbul karena adanya k ekur anganf ungsi leuk osit atau sistem

(16)

yang ber sif at genetik, umumnya ter dapat  pada anak-anak . Gambar an klinisnya mir ip pender ita dengan defek  poliendok r in.18

Kandidosis Kutis

a. Kandidosis inter tr iginosa

Lesi di lipatan kulit k etiak, lipat  paha, inter gluteal, lipat  payudar a, antar a  jar i tangan atau kaki, glans  penis, dan umbilikus, ber upa ber cak  yang berbatas

tegas, ber sisik, basah, dan er itematosa. Lesi ter sebut dik elilingioleh satelit ber upa vesik el ± vesik el dan  pustul-pustul k ecil atau bula yang bila  pecah meninggalkan daer ah yangerosif , dengan pinggir yang kasar danber k embang se per ti lesi pr imer. 18

 b.Kandidosis per ianal

Lesi ber upa maser asi se per ti infeksi dermatof it tipe basah. Penyakit ini menimbulkan pr ur itus ani.18

c. Kandidosis kutis gener alisata

Lesi ter dapat  pada gla brous skin, biasanya juga di lipat  payudar a, inter gluteal dan umbilikus. Ser ing diser tai glositis, stomatitis, dan  paronikia. Lesi  ber upa ekzematoid, dengan vesik el-vesik el dan  pustul-pustul. Penyakit ini ser ing ter dapat  pada bayi, mungkin karena i bunya mender ita kandidosis vagina atau mungkin karena gangguan imunologik .18

d. Paronikia danonik omik osis

Ser ing dider ita oleh or ang-or ang yang  pek erjaannya ber hu bungan dnegan air , bentuk  ini ter ser ing didapat. Lesi ber upa k emer ahan,  pembengkakan yang tidak ber nanah, kuku men jadi tebal menger as dan ber lekuk-lekuk, kadang-kadang

(17)

 ber war na k ecoklatan, tidak r apuh, tetap ber kilat dan tidak ter dapat sisa jar ingan di

 bawah kuku se per ti pada tinea unguium.18 e. Diaper -r ash

Ser ing ter dapat  pada bayi yang  po poknya selalu basah dan jar ang diganti yang dapat menimbulkan dermatitis ir itan, juga ser ing dider ita neonatus sebagai gejala sisa dermatitis or al dan  per ianal.18

f.Kandidosis gr anulomatosa

Penyakit ini ser ing menyer ang anak-anak, lesi ber upa  papul k emer ahan ter tutup k r usta tebal ber war na kuning k ecoklatan dan melekat er at  pada dasar nya.

K r usta ini dapat menimbul se per ti tanduk  se pan jang 2 cm, lokalisasinya ser ing ter dapat dimuka, k e pala, kuku, badan, tungkai danf ar ings.18

Kandidosis Sistemik 18

a. Endokar ditis

Ser ing ter dapat  pada  pender ita morf inis sebagai aki bat k om plikasi  penyuntikan yang dilakukan sendir i, juga dapat dider ita oleh  pender ita sesudah

o per asi jantung.  b. meningitis

Terjadi karena  penyebar an hematogen jamur , gejalanya sama dengan

meningitis tu ber kulosis atau karenabakter i lain. Reaksi Id (kandidid)

Reaksi terjadi karena adanya meta bolit kandida, klinisnya ber upa vesik e

l-vesik el yang ber gerombol, ter dapat  pada sela jar i tangan atau bagian badan yang lain, mir ip dermatof itid. Di tem pat ter sebut tidak  ada elemen jamur. Bila lesi kandidosis diobati, kandidid akan menyembuh. Jika dilakukan u ji kulit dengan kandidin(antigen kandida) member ikan hasil positif.18

(18)

Pembantu Diagnosis 1. Pemer iksaan langsung

K erokan kulit atau usapan muk okutan diper iksa dengan lar utan K OH 10% atau dengan pewar naan gr am, ter lihatr agi,blastospor a, atau hif a semu.18

2. Pemer iksaan biakan

Bahan yang akan diper iksa ditanam dalam agar  dekstrosa gluk osa Sa bour aud dapat  pula agar  ini di bu buhi anti biotik  (klor amfenik ol) untuk  mencegah  per tumbuhan bakter i. Pembenihan disim pan dalam suhu kamar atau lemar i suhu 370C, k oloni tumbuh setelah 24 ± 48 jam, ber upa yeast lik e colony. Indentif ikasi C andida albicans dilakukan dengan membiakan tumbuhan ter sebut  pada cor n meal agar.18

Diagnosis banding18

Kandidosis kutis lokalisata dengan :

-

Er titr asma, lesi di lipatan, lesi lebih mer ah, batas tegas, k er ing tidak  ada

satelit, pemer iksaan dengan sinar wood positif.

-

Dermatitis inter tr iginosa

-

Dermatof itosis(tinea)

Kandidosis kuku dengan tinea unguium Kandidosis vulvovaginitis dengan :

-

Tr ik omonas vaginalis

-

Gonoreakut

(19)

-

Lik en planus

Pengobatan18

1. Menghindar i ataumenghilangkanf aktor  predisposisi 2. To pikal :

-

Lar utan ungu gentian 0,5 - 1 % untuk  selaput lendir , 1-2 % untuk  kulit, dioleskan sehar i2x selama 3 har i

-

 Nistatin :ber upa k r im, salap, emulsi

-

Amfoter isinB

-

Gr upAzol antar a lain :

a.mik onazol2% ber upa k r imataubedak 

 b.klotr imazol1% ber upabedak, lar utan dan k r im c.Tiok onazol,bufonazol, isok onazol

d.Siklo piroksolamin yang lain yangber spektr umluas 3. Sistemik :

-

Ta blet nistatin untuk  menghilangkan infeksi fokal dalam salur an cer na, obat ini tidak diser apoleh usus

-

Amfoter isinBdi ber ikan intr avena untuk kandidosis sistemik 

-

Kandidosis vaginalis : dapat di ber ikan k otr imazol 500 mg  per vaginam dosis tunggal, sistemik, dapat di ber ikan k etok onazol 2 x 200 mg selama 5 har i atau dengan itr ak onazol 2 x 200 mg dosis tunggal atau dengan f luk onazol150mg dosis tunggal.

-

Itr ak onazol untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk or ang dewasa 2x 100 mg sehar i, selama 3 har i.

Prognosis

(20)

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Kulit mer upakan salah satu bagian ter  penting dar i tu buh manusia, karena mem punyai beber apa f ungsi, salah satu adalah sebagai  proteksi ter hadap gangguanf isis dan mekanis. Penyakit kusta menyeba bkan gangguan integr itas dan estetika.

Penatalaksanaan yang ce pat dan te pat akan mengur angi lama dan k e par ahan penyakit ser ta k om plikasi yang akan ditimbulkan.

SARAN

Semakin ber k embangnya ilmu  pengetahuanbelakangan ini, dihar apkan k e de pan akan lebih banyak   penelitian dan  pembuatan makalah ilmiah mengenai  penyakit kusta, mengingat penyakit ini mer upakan penyakit yang mudah menular , semakin  padat suatu daer ah hunian, semakin besar  pula f aktor r isik o yang ada. Dengan ter api yang adekuat dan te pat, ser ta edukasi k e pada  pender ita dan lingkungan sekitar  pender ita yang mengalami  penyakit kusta dihar apkan dalam  proses  penyembuhan akan sembuh sem pur na atau gejala sisa seminimal

Referensi

Dokumen terkait

A bag of veggies Vegetable Oil Garlic Powder Butter Pepper Sweet soy sauce Salt.. What

Justeru kemahiran bertutur dalam mempelajari bahasa memainkan peranan yang amat penting bagi membolehkan bahasa tersebut dikuasai dengan baik.. Begitu juga dengan pembelajaran

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar PQ4R ( Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review ) dapat meningkatkan

From the heap of an sugarcane the stalks of it is pressed under an heavy rollers, so that it will be of small sheets of different layers again another

Sedangkan karakteristik profesi keguruan adalah Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual, menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus, memerlukan

Walaupun tidak bisa sepenuhnya lepas dari pemerintahan, namun era ini media dan pers hanya menunjukkan sisi yang mendukung demokrasi yang dilakukan oleh pemerintah dan berperan

Jika ada yang mengatakan seseorang yang sedang pergi ke diskotik adalah Iqbal atau seseorang yang sedang menari adalah Euis, maka pernyataan tersebut adalah salah atau orang

Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan Perencanaan dan Perancangan sebuah Kawasan Glamor Camping di Baru Bolang – Bogor yang memenuhi segala kebutuhan