• Tidak ada hasil yang ditemukan

Material, Standarisasi, Dan Spesifikasi (1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Material, Standarisasi, Dan Spesifikasi (1"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

MATERIAL,

STANDARISASI, DAN

SPESIFIKASI

Disusun kembali oleh :

Mhd. Tetuko munansyah

(2)

KONTRAK KULIAH

Kehadiran

: 10 %

Tugas

: 15 %

Quiz

: 10 %

MID Test/UTS

: 25 %

UAS

: 40 %

Mahasiswa

diwajibkan

hadir

tepat pada waktunya.

Tidak dibenarkan memakai kaos

oblong (kaos tanpa kerah) dan

memakai sandal.

(3)

BUKU REFERENSI

• S. Kalpakjian, Manufacturing Processes for Engineering Materials, Prentice Hall, 2003 • E.P. DeGarmo, Materials and Processes in

Manufacturing, Prentice Hall Inc., 2004

• P.L. Mangonon, The Principles of Materials Selection for Engineering Design, Prentice Hall Inc., 1995

• B.H. Anstead, Proses Mekanik (terjemahan), Erlangga, 1979

(4)

Apakah Material Itu ?

Material dipakai sejak manusia dilahirkan di bumi, sebagai salah satu

sarana untuk bisa survive dalam kehidupannya. Dan dalam konteks

alat produksi, material lahir secara bertahap seiring dengan perkembangan iptek yang dipahami oleh manusia, dimulai dengan jaman batu (stone age), perunggu(bronze age) dan besi (iron age)

Di era kehidupan modern, material tidak cukup untuk sandang dan perumahan, tetapi sudah menjadi bahan baku utama segala macam industri. (sebagai contoh kecil, pesawat Boeing 747, “Jumbo Jet”, terdiri dari 82% aluminium, 13% baja, 4% titanium, dan 1% fiberglass).

Beberapa dekade sebelumnya beberapa logam dan paduan (besi, tembaga, kuningan, timah putih, dan seng) dan keramik (bahan kerajinan, lantai, bangunan,dll), serta polimer alami (wool, katun, asbes, selulose) sudah cukup memenuhi kebutuhan manusia.

Di akhir abad 19 awal abad 20, lahir kemampuan manusia sebagai “man made a new material or man-made age”, meskipun baja masih menjadi material utama dalam rekayasa teknik, aluminium dan polimer semakin komersial menggantikan fungsi sebagian komponen baja.

(5)

Evolusi Material Teknik

Periode Logam (metal) Keramik Polimer

> 10,000 B.C Batu, gelas/kaca, bata, semen Kayu 5000 4000 3000 2000 0 1000 A.D 1500 1600 1700 1800 1850 s/d 1900 Emas, Perak Tembaga Perunggu (bronze) Besi (iron)

Besi ccor (cast iron) Baja (steel)

Baja paduan (alloy steel)

Beton bertulang (reinforced concrete) Katun (cotton) Selulosa 1910 – 1930 1940 – 1960 1970 -1980 1980 - 2000

Al-alloy, Mg-alloy, Ni-alloy Ti, V, Cr-alloy, Hf, Nb, Mo-alloys, Zr, Ta, W-alloys. Glassy metal, shape memory metal. Pengembangan berikutnya relatif lambat Fused silica Mullite, Titania, Pyroceramic, Spinels, Alumina, Silicoon carbide New ceramic, Cermet, Urania, Berylia, etc.

Nylon, Acrylic, Polystyrene. Polyethylene

Epoxies

Polysulphones Urethanes

New polymer (strong, heat resistance, etc.)

(6)

Klasifikasi Material

(1) Material logam, merupakan elemen kimia yang tersusun dalam

bentuk kristal, secara visual opaque, lustrous, penghantar listrik dan panas yang baik, apabila di poles menjadi reflektor sinar. Umumnya logam bersifat kuat, ulet, bisa ditempa, relatif lebih berat daripada material lain, seperti baja (Fe), aluminium (Al), tembaga (Cu), seng (Zn), nikel (Ni), titanium (Ti), dll.

(2) Keramik, termasuk material an-organik, non metallic solid, yang

dimanfaatkan setelah melalui proses pemanasan, bahkan

dikombinasikan dengan tekanan tinggi. Sehingga bersifat stabil pada temperatur tinggi, isolator, tahan korosi, dll. Seperti Urania

(UO2), beryllia (BeO), alumina (Al203) bahan keramik yang dipakai di

lingkungan industri reaktor nuklir.

(3) Polimer (dikenal sebagai plastik atau resin), material yang terdiri

dari kumpulan rantai unit molekular (monomer atau mers) menjadi ikatan berulang membentuk molekul lebih besar (makromolekul). Perkembangan iptek 50 tahun terakhir memicu penemuan sintentik organik dan polimer an-organik meningkat dengan pesat (fiber,

plastik, rubber, paint, coating material, dll.)

(4) Komposit material, merupakan campuran dari ketiga material

tersebut diatas. Seperti fiberglass, merupakan campuran antara

(7)

Two-phase alloys Eutecticts METALS Cermets Dispersion-strengthened alloys Reinforced concrete CERAMICS Pyroceramic Glass-filled cements GLASSES Two phase ceramics Laminates POLYMERS Carbon-fiber polymers Boron-fiber polymers Ceramics-filled polymers Fibre glass Glass-filled polymers Wood Rubber-filled Polymers Phase-separated glasses

The classes of engineering materials and the composites which can be formed within a class and between classes

(8)
(9)

Tahapan Pemilihan Material

Pemilihan material bisa dikategorikan sebagai proses problem solving,

melalui tahapan umum : (1) Analisa problem

(2) Formulasi solusi alternatif (3) Evaluasi alternatif

(4) Pengambilan keputusan

Tahapan proses seperti tersebut diatas dapat dikembangkan :

1. Disainer menyusun daftar kondisi operasional dan lingkungan, dimana produk akan berfungsi;

2. Berdasarkan daftar, diperlukan jawaban yang diperlukan agar produk

tahan dan mampu menghadapi kondisi tersebut, termasuk perubahannya, 3. Disainer menyusun beberapa material, membandingkan sifat-sifatnya satu

sama lain, dikaitkan dengan kondisi operasional dan lingkungan.

(10)

Rancang Bangun & Rekayasa Teknik

Merupakan tugas yang kompleks memerlukan

pertimbangan banyak faktor yang saling berkaitan, tetapi

tidak semua

compatible;

melalui 3 kategori pendekatan :

(1)Persyaratan fungsional;

(2)Analisa

total life cycle

;

(3)Faktor utama lain.

•Ketiga kategori diatas ada yang

overlapping

, tetapi saling

melengkapi, maka disainer idealnya harus mengetahui

faktor mana yang relatif paling penting dan sangat

berdampak pada disain

(11)

Rancang Bangun & Rekayasa Teknik

Lingkup Persyaratan Fungsional :

1. Spesifikasi performance

a. Difinisi / menetapkan kebutuhan

b. Risiko dan konsekuensi under-specification

c. Konsekuensi over-specification

2. Konfigurasi disain

a. Pertimbangan beban dan tegangan b. Batasan ukuran, berat atau volume

c. Lingkungan agresif, atau berpotensi mempercepat kerusakan d. Antisipasi kerusakan

e. Keandalan, pemeliharaan, ketersediaan, dan kemampuan repair f. Jumlah yang akan di produksi dan kandidat material

3. Re-disain

a. design review,

b. simplifikasi /standarisasi, c. substitusi fungsi

(12)

Persyaratan Fungsional Dalam Disain

Disain harus memenuhi spesifikasi performance yang merefleksikan hasil

analisa menyeluruh tentang persyaratan fungsi produk. Ada perbedaan

antara spesifikasi performance (dasar persyaratan fungsional suatu

produk) dan spesifikasi produk (daftar persyaratan konfigurasi, toleransi, material, cara manufaktur, dll).

Contoh menentukan spesifikasi performance, yang dikaitkan dengan

ketahanan korosi, dapat melalui tiga tahapan yang berbeda :

(1) Mencegah kontaminasi karena produk terkorosi, misalnya pada peralatan industri makanan,

(2) Mencegah kebocoran (keluar atau masuk) suatu tangki tertutup, misalnya tangki bahan bakar otomotif,

(3) Mencegah integritas struktur konstruksi, misalnya jembatan harus mempunyai umur pakai puluhan tahun.

(13)

Persyaratan Fungsional Dalam Disain

Ilustrasi :

Spesifikasi performance sistem knalpot mobil (automotive exhaust system),

harus memenuhi persyaratan fungsional sebagai berikut :

1. Menghantarkan gas buang mesin menjauhi dari unit mesin, 2. Mencegah gas beracun masuk kedalam mobil,

3. Mendinginkan gas buang,

4. Mengurangi kebisingan mesin (engine noise),

5. Mengurang bagian body mobil terekspos dengan gas buang,

6. Pengaruh terhadap performance mesin sekecil mungkin,

7. Membantu mengontrol emisi gas buang yang tidak diinginkan,

8. Mempunyai umur-pakai dalam rentang waktu yang dapat diterima, 9. Mempunyai nilai biaya yang logis, baik sebagai komponen orisinil dan

(14)

Persyaratan Fungsional Dalam Disain

Untuk mendukung spesifikasi performance sistem knalpot mobil (automotive

exhaust system),maka bentuknya :

1.Terdiri dari satu rangkaian tubes, atau tabung / pipa yang mengumpulkan gas dari engine, dan mengalirkan kearah belakang mobil,

2.Ukuran tabung / pipa ditentukan berdasarkan volume gas buang yang akan dialirkan,

3. Ada komponen tambahan dalam sistem knalpot, yaitu muffler, berfungsi

untuk meredam / mengurangi suara,

4.Bahkan, ada yang di isi dengan katalis, untuk mengubah gas beracun menjadi turun kadarnya dan emisinya tidak berbahaya,

5. Umur-pakai sistem knalpot harus diperhitungkan dikaitkan dengan

materialnya tahan terhadap panas, kelembaban gas buang, perubahan cuaca, kondensasi air, lumpur, dll.

6.Penempatan sistim knalpot, relatif komplek tetapi tidak mengganggu konstruksi mobil ketika melaju / bergerak, maupun tempat penumpang.

(15)

Rancang Bangun & Rekayasa Teknik

Lingkup

total life cycle

dalam disain :

1. Pemilihan material

2. Mampu atau kemudahan dalam produksi 3. Mempunyai ketahanan

4. Mempunyai nilai ekonomis dan secara teknis mudah untuk di re-cycling

5. Persyaratan atau pertimbangan energi (produksi, operasional, reklamasi)

6. Ramah terhadap lingkungan (dampak produk terhadap lingkungan, pengaruh lingkungan terhadap produk,

7. Inspeksi dan pengujian untuk jaminan kualitas

8. Handling 9. Packaging

10.Pengiriman dan penyimpanan 11.Nilai barang bekas (scrap value).

(16)
(17)

Completing the Materials Cycle

(18)

Rancang Bangun & Rekayasa Teknik

Lingkup

Faktor Utama

Dalam Disain :

1. Perkembangan terakhir (pengetahuan, patent, kompetitor,dll) 2. Kesesuaian dengan standard

3. Persyaratan keamanan (registrasi dari otoritas yang mewakili konsumen,warning, label, dll).

4. Keamanan dan kesehatan kerja dalam proses manufaktur, 5. Persyaratan lingkungan,

6. Standard industri (SNI, ASTM, ANSI, SII, JIS, dll),

7. Faktor manusia (kemudahan dalam operasional, pemeliharaan), 8. Estetika

(19)

Rancang Bangun & Rekayasa Teknik

Lingkup

Faktor Utama

Dalam Disain :

Ada dua alasan mengapa material tertentu untuk aplikasi tertentu pula selalu dipilih, karena : (1) material tersebut sudah umum (alasan teknis

dan ekonomis saat itu) seperti pelat baja karbon bodi mobil, besi cor untuk rumah mesin, dll; (2) material tersebut mempunyai sifat yang

cocok dan unik sesuai fungsinya.

Tetapi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (meningkatnya hak patent suatu penemuan maupun inovasi),

kebutuhan yang semakin meningkat dari aspek keamanan, khususnya dampaknya bagi manusia, perlindungan lingkungan, aspek produksi dan manufaktur (evaporative casting, CNC maching, otomatisasi, dll),

penghematan biaya, khususnya biaya energi, serta berkembangnya standard, maka material-material konvensional, banyak yang di substitusi, sebagian komponen dari baja digantikan aluminium, plastik,

(20)

Faktor Umum Dalam Pemilihan Material

(1) Persyaratan fungsional dan batasan (constraint) (2) Sifat mekanis (mechanical properties)

(3) Konfigurasi disain

(4) Ketersediaan dan alternatif material

(5) Kemampuan dan kemudahan di fabrikasi (casting, rolling, forming, forging, welding, dll).

(6) Ketahanan terhadap serangan korosi dan degradasi sifat mekanis karena lingkungan,

(7) Stabilitas, terhadap lingkungan khususnya temperatur, radiasi (8) Sifat yang unik dan dominan

(21)

Sifat Mekanis (Statik) Dan Disain

Dalam konfigurasi disain maupun pemilihan material tidak lepas dari sifat mekanisnya, khususnya sifat statiknya, mencakup :

(1) Kekuatan tarik maksimum (ultimate tensile strength), merupakan kekuatan maksimum yang mampu ditahan material sebelum patah,

(2) Kekuatan mulur (yield strength), tegangan terendah dimana dimulainya deformasi plastis.

(3) Kekerasan (hardness), ketahahan material terhadap beban indentasi (beban di satu titik).

(4) Keuletan (ductility), diukur berdasarkan prosentase pengecilan penampang atau pertambahan panjang saat uji tarik spesimen.

(5) Ketangguhan (toughness), diukur berdasarkan besarnya energi yang mampu diserap dalam uji impak.

Sifat-sifat tersebut diatas dikaitkan dengan sifat mekanis –dinamik, serta agresifitas lingkungan berdampak pada bentuk kerusakan (failure mode)

(22)
(23)

Faktor-faktor yang mempengaruhi

service life

peralatan

(contoh heat exchanger atau tangki di Pabrik Kimia, pompa,

jembatan, otomotive, dll)

(1) Disain (Design)

(2) Material untuk konstruksi (Material of construction)

(3) Spesifikasi (Specification)

(4) Fabrikasi dan kontrol kualitas (Fabrication & quality

control).

(5) Pengoperasian (Operation)

(6) Pemeliharaan (Maintenance)

(24)

Dari berbagai faktor tersebut tadi, yang

relatif bobotnya penting adalah :

(1) Disain dan (2) Material.

Keduanya sama pentingnya untuk

mencapai kinerja (performance) dan

umur-pakai (life time) seperti yang diinginkan.

(25)

Corrosion Resistance

Optimum material of construction

Fabricability:

Ease of forming Ease of welding Ease of heat treatment

Ease of machining Cost Availability in form required Mechanical strength: Low temperature Intermediate temperature Elevated temperature

Cost and ease of

maintenance

PEMILIHAN MATERIAL YANG SESUAI UNTUK REKAYASA KONSTRUKSI TERGANTUNG BEBERAPA FAKTOR.

(26)

APAKAH STANDARD ???

Standard ditulis oleh Institusi Standard seperti BSI ( Inggris ), AFNOR

(Perancis), DIN (Jerman), ANSI, ASTM, AISI, API, SAE (Amerika ), JIS (Jepang) dan SNI (Indonesia)

Institusi Standard mempunyai kebijakan redaksional yang tegas dan

lugas dan biasanya rancangan standard dikaji ulang oleh berbagai pihak yang terkait.

Standard dirancang seputar “Persyaratan”, dimana harus cocok atau

sesuai dengan apa yang harus dicapai.

Persyaratan tersebut harus mampu di uji (verifiable) dan berbagai

variasinya harus dapat di kontrol.

Apabila didalam standard masih ada kalimat atau ketentuan yang

mengijinkan adanya perubahan, misalnya dengan kata-kata “ by

(27)

HIRARKI BADAN STANDARISASI

INTERNASIONAL :

INTERNATIONAL STANDARD ORGANIZATION ( ISO ) UNIFIED NUMBERING SYSTEM (UNS)

REGIONAL : ???

NASIONAL

:

ANSI, JIS, SNI, BS, DLL.

INDUSTRI :

API, ASME, SAE, TEMA, SII, ETC.

PERUSAHAAN (COMPANY) :

(28)

APAKAH UNIFIED NUMBERING SYSTEM (

UNS ) ?

(1) Tahun 1967 :

SAE dan ASTM menyusun standard sebagai supplement yang sudah ada. (2) Tahun 1974:

SAE dan ASTM mengeluarkan dokumen panduan ( sekitar 1000 spesifikasi baja, stainless steel dan super alloy, aluminium, dll. )

(3) Tahun 1986 :

UNS-Handbook ( Edisi ke-4 ) di cetak dan dipakai sebagai Worldwide Guide; dan sudah memuat sekitar 3000 informasi tentang material.

Diskripsi UNS :

Dikategorikan ke dalam 18 group material dan paduan.

Cara penomoran menggunakan awalan huruf tunggal di ikuti angka 5 digit. ( Contoh: AISI 1020 ---> UNS G10200; AISI SS 316 ---> S 31600;

(29)

UNIFIED NUMBERING SYSTEM - UNS

UNS number consists of a single letter prefix followed by five

digits

in most cases, the letter is suggestive of the family of metals

identified, for example ;

A : for aluminium,

P : for precious metals,

N : for nickel

C : for copper

(30)

UNS - FOR METAL AND ALLOY

FERROUS METALS : D00001 – D99999 F00001 – F99999 G00001 – G99999 H00001 – H99999 K00001 – K99999 S00001 – S99999 T00001 – T99999

Specified mechanical properties steels.

Cast Irons; Gray, malleable, pearlitic malleable, ductile ( Nodular ). AISI – SAE carbon and alloy steel.

AISI – “H” steels.

Miscellaneous steels and ferrous alloys. Stainless steels. Tool steels Nonferrous Metals : A00001 – A99999 C00001 – C99999 E00001 – E99999 L00001 – L99999 M00001 – M99999 N00001 – N99999 P00001 – P99999 R00001 – R99999

Aluminium and aluminium alloys. Copper and copper alloys.

Rare earth and rare earthlike metals. Low melting metals.

Miscellaneous metals. Nickel and nickel alloys. Precious metals.

Reactive and refactory metals.

For example, (a) carbon steel, presently indentified by AISI 1020, is covered by UNS G11020; (b) free cutting brass, now indentified by CDA 360, is

(31)

APAKAH SPESIFIKASI ???

Spesifikasi biasanya ditulis oleh suatu perusahaan, asosiasi

perdagangan atau suatu departemen pemerintahan.

Spesifikasi ditulis oleh seseorang atau team tanpa dikonsultasikan

dengan pihak lain yang terkait, dan dirancang untuk memenuhi atau cocok dengan aplikasi tertentu

Kedua terminologi, yaitu standard dan spesifikasi dimanfaatkan secara terbatas di lingkup permasalahan teknis.

Sedangkan istilah kontrak dan keuangan dicakup di dalam dokumen yang lain.

(32)

Tabel 1. Standard produk baja (USA)

AKRONIM

STANDARD

AAR

ABS

API

AREA

ASME

ASTM

MIL/JAN

FED

SAE

AMS

AISI

UNS

American Ass’n of Railroads

American Bureau of Shipping

American Petroleum Institute

American Railway Engineering Ass’n

American Society of Mechanical Engineers

American Society for Testing & Materials

Departement of Defense

General Services Administration

Society of Automotive Engineers

Aerospace Materials Specification

American Iron & Steel Institute

(33)

KRITERIA DALAM MENYUSUN SPESIFIKASI

Spesifikasi yang baik terdiri dari elemen utama / kunci yang mudah dipahami secara jelas oleh pemilik, perancang, kontraktor dan subkontraktor, antara lain mencakup : (1) Judul yang jelas ( a clear title )

(2) Ruang lingkup ( scope ) (3) Pengecualian ( Exceptions ) (4) Terminologi

(5) Dokumen referensi

(6) Deskripsi persyaratan ( apa, kapan dan bagaimana, dll. ) (7) Standard untuk mengukur kualitas

(34)

KLASIFIKASI BAHAN / MATERIAL

FUNGSI :

(1) Standard atau spesifikasi bahan/material logam

(2) Pedoman untuk pemilihan material ( material selection )

(3) Dokumentasi bagi konsumen dan produsen

TUJUAN :

(1) Mengetahui produk / material logam yang tersedia di

pasaran.

(2) Karakterisasi produk / material logam untuk keperluan

rekayasa teknik, antara lain;

(a)

Technical drawing,

(35)

KLASIFIKASI SPESIFIKASI

Spesifikasi teknis dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori, sebagai berikut ;

(1) Spesifikasi disain (rancangan) - design specification - adalah kriteria disain untuk suatu produk atau sistem

peralatan / fasilitas tertentu, dll.

(2) Spesifikasi material - menyajikan komposisi material dan sifat fisik maupun sifat mekanis, termasuk sifat korosi, dll.

(3) Spesifikasi konstruksi - cara-cara konstruksi yang memanfaatkan material tertentu atau spesifikasi, dll. (4) Spesifikasi kinerja/unjuk kerja ( Performance )

- persyaratan unjuk kerja / kinerja suatu produk, peralatan, sistem rekayasa teknis atau produk, atau suatu fasilitas untuk periode

(36)

CAKUPAN INFORMASI SPESIFIKASI

MATERIAL

(1

)

Diskripsi; menerangkan jenis produk / proses (

misal hot rolled, cold rolled, forged, sheet, strip, bar,

shape, dll.).

(2) Komposisi kimia; termasuk cara mengukurnya.

(3) Sifat mekanis; termasuk cara / metoda pengujian.

(4) Toleransi dimensi ( ketebalan, panjang, lebar,

kerataan, diameter, dll.)

(5) Kondisi permukaan ( surface finishing )

Kekasaran ( roughness )

(37)

CAKUPAN INFORMASI SPESIFIKASI

MATERIAL ( Lanjutan )

(6) Persyaratan khusus, mencakup:

Coating

Packaging

Corrosion test

Forming test

Allowable defects

(metallurgical defects, casting

defects, forging defects, etc. )

Catatan :

Butir (6) biasanya menyebabkan adanya

extra

cost

yang dibebankan kepada

cost of raw

(38)

TERMINOLOGI DI DALAM KLASIFIKASI LOGAM BAJA DAN PANDUANNYA

GRADE :

Digunakan untuk membedakan material baja dan panduannya atas dasar komposisi kimia atau kadang-kadang menunjukkan kekuatan bahan.

TYPE :

Digunakan untuk membedakan material baja dan panduannya

berdasarkan proses de-oksidasi yang dilakukan: atau kadang-kadang komposisi kimianya.

CLASS :

Digunakan untuk membedakan material baja dan panduannya atas dasar strata kekuatannya atau surface smothness.

DI DALAM STANDARD ASTM TERMINOLOGI DI ATAS SERING DIPERTUKARKAN

(39)

TERMINOLOGI DI DALAM KLASIFIKASI

LOGAM BAJA DAN PANDUANNYA ( lanjutan )

CONTOH :

ASTM A 533 ( Alloy steel for pressure vessel plate ); “type” digunakan

untuk menunjukkan komposisi kimia; dan “class” menunjukkan strata kekuatannya.

ASTM A 515 ( Carbon steel pressure vessel plate ); grade menunjukkan strata kekuatan.

ASTM A 302 ( alloy steel for pressure vessel plate ); grade ( A s/d D )

(40)

DESKRIPSI KUALITAS ( QUALITY

DESCRIPTOR )

Istilah kualitas ( quality ) di dalam industri baja untuk mendiskripsikan produk yang dihasilkan mencakup :

Karakteristik khusus

Aplikasi tertentu

Proses fabrikasi lanjut, atau manufacturing khusus, dan lain-lain.

TUJUAN :

(1) Agar terjadi komunikasi yang baik antara para produsen, atau antara produsen dan konsumen.

(2) Mendiskripsikan kualitas produk logam baja dan panduan sesuai dengan yang diinginkan atau penggunaannya maupun

(41)

DESKRIPTOR KUALITAS BAJA KARBON DAN

PANDUAN

Quality Descriptors

mendeskripsikan kualitas

produk logam baja dan panduannya sesuai

dengan penggunaannya.

A. Baja Karbon

1. Semi finished for forging

1.1 Forging Quality

Special Hardenability

Special Internal Soundness

Nonmetallic Inclusion Requirement

(42)

DESKRIPTOR KUALITAS BAJA KARBON DAN

PANDUAN ( lanjutan )

2. Carbon Steel Structural Section

2.1. Structural Quality

3. Carbon Steel Plate

Regular Quality

Structural Quality

Cold Drawing Quality

(43)

DESIGNATION

Adalah

specific indentification

setiap

grade, type

atau

class

material baja dan paduannya dengan memberikan kode

angka, huruf atau

symbol

sedemikian; sehingga identitas

material tersebut bersifat unik dan memberikan makna atau

arti nilai atau sifat tertentu material logam.

Biasanya berdasarkan sifat atau nilai komposisi kimianya, atau

sifat mekanisnya.

Standard atau spesifikasi material logam yang unik dan

mempunyai nama, banyak dipakai oleh :

(

1) American Iron and Steel Institute( AISI ) (2) Society of Automotive Engineering (SAE)

(3) Deutsche Industrial Norm ( DIN )

(44)

CLASSIFICATION OF IRON AND

STEEL ACCORDING SAE AND AISI

The first number indicates the type of steel. Carbon, for instance, is denoted by the number 1, 2 is a nickel steel, 3 is a nickel-chromium steel and so on. The second digit indicates the approximate percentage of the predominant

alloying element.

The AISI prefixes are as follows: B - Acid Bessemer, carbon steel C - Basic open heart carbon steel

CB - Either acid Bessemer or basic open hearth carbon steel at the option of the manufacturer

D - Acid open hearth carbon steel E - Electric furnace alloy steel

(45)

AISI - SAE system of designations

Numerals Type of steel and Numerals Type of steel and Numerals Type of steel and and digits nominal alloy content and digits nominal alloy content and digits nominal alloy content

Carbon Steels Nickel - Chromium - Molybdenum Steels Chromium Steels 10XX(a)….. Plain carbon (Mn. 1,00% max ) 43XX….. Ni 1.82; Cr 0.50 and 0.80; 50XXX… Cr 0.50

11XX ……. Resulfurized Mo 0.25 51XXX… Cr 1.02 C 1.00 min 12XX…….. Resulfurized and rephosphorized 43BVXX. Ni 1.82; Cr 0.50;Mo 0.12 and 52XXX… Cr 1.45

0.25; V 0.03 min

15XX…….. Plain carbon ( max Mn range - 1.00 to 47XX…… Ni 1.05; Cr 0.45; Mo 0.20 and Chromium - Vanadium Steels

1.65% ) 0.35

81XX…… Ni 0.30; Cr 0.40; Mo 0.12 61XX…. Cr 0.60, 0.80 and 0.95; V 0.10 Manganese Steels 86XX…… Ni 0.55; Cr 0.50; Mo 0.20 and 0.15 min

13XX…….. Mn 1.75 87XX…… Ni 0.55; Cr 0.50; Mo 0.25 Tungsten-Chromium Steel 88XX…… Ni 0.55; Cr 0.50; Mo 0.35 72XX…. W 1.75; Cr 0.75 Nickel Steels 93XX…… Ni 3.25; Cr 1.20; Mo 0.12 23XX…….. Ni 3.50 94XX…… Ni 0.45; Cr 0.40; Mo 0.12 Silicon-Manganese Steels 25XX…….. Ni 5.00 97XX…… Ni 0.55;Cr 0.20; Mo 0.20 92XX…. Si 1.40 and 2.00; Mn 0.65, 0.82 98XX…… Ni 1.00; Cr 0.80; Mo 0.25 and 0.85; Cr 0.00 and 0.65 Nickel-Chromium Steels

31XX……. Ni 1.25; Cr 0.65 and 0.80 Nickel-Molybdenum Steels High-Strength Low-Alloy Steels 32XX……. Ni 1.75; Cr 1.07 46XX….. Ni 0.85 and 1.82; Mo 0.20 and 9XX…. Various SAE grades 33XX……. Ni 3.50; Cr 1.50 and 1.57 0.25

34XX……. Ni 3.00; Cr 0.77 48XX…… Ni 3.50; Mo 0.25 Boron Steels

XXBXX… B denotes boron steel Molybdenum Steels Chromium Steels

40XX…… Mo 0.20 and 0.25 50XX….. Cr 0.27, 0.40, 0.50 and 0.65 Leaded Steels

44XX…… Mo 0.40 and 0.52 51XX….. Cr 0.80, 0.87, 0.92, 0.95, 1.00 XXLXX.. L denotes leaded steel and 1.05

Chromium-Molybdenum Steels (a) XX in the last two digits of these designations 41XX…. Cr 0.50, 0.80 and 0.95; Mo 0.12, indicates that the carbon content ( in hundredths

(46)

Klasifikasi baja menurut AISI &

SAE

(47)

Baja seri 1045 utk yoke ball

• 1045 termasuk seri 10xx atau seri baja

karbon

• Angka 45 merupakan kandungan karbon =

45/100 % = 0,45%

(48)

DIN Material Designation

Penjelasan nama baja dan paduannya berdasarkan

komposisi kimia (menurut DIN EN 10027); angka awal

menunjukkan kandungan karbon x 100, diikuti elemen

paduan, dan prosentase elemen paduan tersebut.

Faktor untuk elemen Co, Cr, Mn, Ni, Si, W = x 4

Faktor untuk elemen Al, Cu, Mo. Ti, V, Nb, Ta, Be, Pb, Zr = x 10

Faktor untuk N, P, S, Ce = x 100

Faktor untuk B = x 1000

Paduan rendah (low alloy) total elemen paduan < 5%, dan paduan tinggi (high alloy) total element paduan > 5, dimana ditambah

huruf X di depan angka awal (karbon). Pada paduan tinggi, angka dibelakang elemen paduan menunjukkan prosentasenya tanpa memperhatikan faktor pembagi diatas.

(49)

DIN Material Designation

Contoh :

1) 55 CrNiMoV 4 2 4 (DIN 1.2742), komposisinya C = 0,55%, Cr = 1%, Ni = 0,50%, Mo = 0,40%, V < 0,10% (tidak dituliskan). Dalam tabel tertulis C = 0,53-0,58%, Cr = 0,90-1,10%, Ni = 0,45 - 0,60%, Mo = 0,38-0,48%, V = 0,03-0,10%.

2) X3NiCoMoTi 18 9 5 1 (DIN 1.2709), komposisinya C = 0,03%, Ni = 18%, Co = 9%, Mo = 5%, Ti = 1%. Dalam tabel C = 0,03%, Ni = 17-19%, Co = 8,5-10%, Mo = 4,50-5,20%, dan Ti = 0,8-1,20%.

3) GX25MnCrNi 8 8 6 (DIN 1.3966), komposisinya C = 0,25%, Mn = 8%, Cr = 8%, Ni = 6%; dalam tabel C = 0,22-0,28%, Mn = 7,50-9,50%, Cr = 7 -8,5%, dan Ni = 5 – 6,5%.

Catatan : Huruf G berarti produk tersebut dalam bentuk coran (cast = Guss).

(50)

5/28/2013 Template copyright www.brainybetty.com 2005

50

Klasifikasi Baja (Steel)

• DIN

Code Number Material Number Type of deoxidation Treatment condition Tensile strength (kg/mm2) Yield point (kg/mm2) Elongation (%) [lo=5do] St 33-1 1.0033 - - St 33-2 1.0035 - - 33-50 19 18 (14) USt 34-1 RSt 34-1 1.0100 1.0150 U R U, N U, N USt 34-2 USt 34-2 1.0102 1.0108 U R U, N U, N 34-42 21 28 (20) USt 37-1 RSt 37-1 1.0110 1.0111 U R U, N U, N USt 37-2 USt 37-2 1.0112 1.0114 U R U, N U, N St 37-3 1.0116 RR U, N 37-45 24 25 (18)

(51)

Ferrous metal alloys

Ferrous Nonferrous

Steels Cast iron

Low alloy Gray iron Ductile Nodular iron White iron Malleable iron

Low carbon Medium

carbon High carbon High alloy Plain High strength, low alloy Plain Heat treatable

Plain Tool Stainless

Classification scheme for the

various ferrous metal alloys

(52)

STEEL SELECTION FOR USES

Carbon content ( % ) Elongation in tensile test (%)

Nil ( i.e. pure iron) 0.2 0.4 0.6 0.8 1.2 42 37 31 22 17 3

Several properties should be considered when selecting a piece of

steel for a job:

a) Strength, b) Machinability, c) Hardenability, d) Weldability, e)

Formability, f) Fatigue resistance, g) Corrosion resistance.

Uses of ferrous metals by carbon content. Hardness and strength of

(53)

STEEL SELECTION FOR USES

(Lanjutan )

Type Carbon Range

(%) SAE Number Typical Uses Carbon Steels Low Medium 0.05-0.30 0.30-0.60 1006 1008 1010 1015 1020 1030 1111 1113 1040 1060

For cold formability Wire, nails, rivets, screw Sheet stock for drawing

Fenders, pots, pans, welding rods Bars, plates, structural shapes, shafting Forgings, carburized parts, keystock Free-machining steel

Free-machining steel

Heat- treated parts that require

Moderate strength and high toughness Such bolts, shafting, axles, spline shaft

Higher strength, heat-treated parts with moderate toughness such as lock washers, springs, band saw blades, ring gears, valve springs, snap rings.

(54)

STEEL SELECTION FOR USES (Lanjutan

)

Type Carbon Range (%) SAE Number Typical Uses High Cast Iron Gray White Malleable Ductile ( nodular ) 0.60-2.0 2.0-4.5 2.0-3.5 2.0-3.5 2.0-4.5 1070 1080 1095 52100

Chisels, center punches

Music wire mower blades, leaf spring. Hay rake times, leaf springs, knives, wood working tools, files, reamers. Ball bearing, punches, dies.

Machinable castings such as engine blocks, pipe, gears, lathe beds. Nonmachinable casting such as cast parts for wear resistance

Produced from white cast iron; machinable casting such as axle and differential housings, crankshafts, camshafts.

Machinable casting such as pistons, cylinder blocks and heads, wrench, forming dies.

(55)

STAINLESS STEEL ALLOYS

Iron based alloy containing a minimum of 10 to 12% chromium

Chromium combines with oxygen to form a thin layer of CHROMIUM OXIDE

This alloy has RESISTANCE to staining and corrosion

TYPES OF STAINLESS STEEL

AUSTENITIC - non magnetic

FERRITIC - magnetic

MARTENSITIC - magnetic

DUPLEX - magnetic

(56)

AUSTENITIC STAINLESS STEEL

300 SERIES

The 18% Chromium and 8 % Nickel

• Austenitic Stainless Steels - non magnetic

Easy to weld, but does not perform well in chloride

environments

200 SERIES

A higher percentage of manganese and lower nickel content is used to reduce cost. Nitrogen is added as strengthening agent. These

alloys have higher tensile strength and equal or greater corrosion

(57)

FERRITIC STAINLESS STEEL

400 SERIES

Ferritic Stainless steel have 11.5 to 18 % Chromium Lower carbon content, than Martensitic Stainless Steels.

Type 430, 442 and 446 are not hardenable

MARTENSITIC STAINLESS STEEL

400 SERIES

Martensitic Stainless Steels containing 11 to 14 % Chromium.

Such as 410, 420 and 440C. These types have sufficient carbon to

promote hardening when steel is cooled from 19000 F and are

(58)

MARTENSITIC STAINLESS STEEL

500 SERIES

Not true stainless steels, but has useful properties derived from the chromium and molybdenum contents, e.g. SS 501, 502, 503 and 504

The lower chromium content and lower molybdenum content ( 5% Cr, 0,5% Mo, and 9% Cr, 1% Mo ) provide excellent strength at the temperatures found in high pressure steam piping.

They are ferritic in the annealed condition, but are martensitic after rapid cooling in air or a liquid medium from above the critical

temperature.

Generally, martensitic stainless steel have excellent strength compare with ferritic or austenitic stainless steel.

(59)

DUPLEX STAINLESS STEEL

Microstructures consist of part Austenitic and part Ferritic

Obtained by chemistry and heat treatment of the alloys.

Has higher strength and resistance to chloride environments than the austenitic series.

Have lower ductility and toughness. E.g. : S31500 (3RE60), S32550

(Ferralium 255), S31803 (2205).

PRECIPITATION HARDENING - SS

The merit of the PH-SS is that they combine the strength of

martensitic alloys and the corrosion resistance of austenitic stainless steel. PH types generally are heat treated to final properties by the fabricator, thereby offer a desirable combination of high strength, corrosion resistance and fabricability. E.g. SS 17-4 PH, SS 17-7 PH (631) , SS 15-5 PH, PH 15-7 Mo (632),

(60)

Baja Paduan

• Baja paduan rendah berkekuatan tinggi

(high strength alloy steel)

– C<0,30%

– Strukturmikro: butir besi-

a

halus, fasa kedua

martensit & besi-

d

– Produknya: pelat, balok, profil

• Baja fasa ganda (Dual- phase steel)

(61)

Baja paduan rendah berkekuatan

tinggi

Kekuatan luluh Komposis kimia Deoksidasi

103 Psi MPa 35 240 S = kualitas struktur X = paduan rendah W = weathering D = fasa ganda F = kill + kontrol S K = kill O = bukan kill 40 275 45 310 50 350 60 415 70 485 80 550 100 690 120 830 140 970 Cth. 50XF

50  kekuatan luluh 50x103 Psi

X  paduan rendah F  kill + kontrol S

(62)

Baja tahan karat

• Sifatnya tahan korosi, kekuatan & keuletan

tinggi dan kandungan Cr tinggi

• Kandungan lain : Ni, Mo, Cu, Ti, Si, Mg,

Cb, Al, N dan S

(63)

Jenis baja tahan karat

• Austenitik (seri 200 & 300)

– Mengandung Cr, Ni dan Mg

– Bersifat tidak magnit, tahan korosi

– Utk peralatan dapur, fitting, konstruksi, peralatan

transport, tungku, komponen penukar panas,

linkungan kimia

• Ferritik (seri 400)

– Mengandung Cr tinggi, hingga 27%

– Bersifat magnit, tahan korosi

(64)

Jenis baja tahan karat

• Martemsitik (seri 400 & 500)

– Mengandung 18%Cr, tdk ada Ni

– Bersifat magnit, berkekuatan tinggi, keras, tahan

patah dan ulet

– Utk peralatan bedah, instrument katup dan pegas

• Pengerasan presipitasi

– Mengandung Cr, Ni, Cu, Al, Ti, & Mo

– Bersifat tahan korosi, ulet & berkekuatan tinggi pada

suhu tinggi

– Utk komponen struktur pesawat & pesawat ruang

angkasa

(65)

Jenis baja tahan karat

• Struktur Duplek

– Campuran austenit & ferrit

– Utk komponen penukar panas & pembersih

air

(66)

Besi cor

• Besi tuang

disusun oleh

besi, 2,11-4,50%

karbon dan

3,5% silikon

• Kandungan Si

mendekomposisi

Fe

3

C menjadi

Fe-

a

dan C

(garfit)

(67)

Jenis besi cor

• Besi cor kelabu

• Besi cor nodular (ulet)

• Besi cor tuang putih

• Besi cor malleable

(68)

Besi cor kelabu

• Disusun oleh

serpihan C (grafit)

yang tersebar pada

besi-

a

• Bersifat keras &

getas

(69)

Besi cor nodular (ulet)

• C (grafit)nya

berbentuk bulat

(nodular) tersebar

pada besi-

a

.

• Nodular terbentuk

karena besi cor

kelabu ditambahkan

sedikit unsur

magnesium dan

cesium

(70)

Besi cor putih

• Disusun oleh besi-

a

dan besi karbida

(Fe

3

C)

• Terbentuk melalui

pendinginan cepat

• Getas, tahan pakai

(71)

Besi cor malleable

• Disusun oleh besi-

a

dan C (grafit)

• Dibentuk dari besi

cor putih yang dianil

pada 800-900

o

C

dalam atmosphere

CO & CO

2

(72)

Logam Bukan

Besi

(73)

Pendahuluan

• Logam & paduan bukan besi – Logam biasa: Al, Cu, Mg

– Logam/paduan tahan suhu tinggi: W, Ta, Mo • Aplikasi utk

– Ketahanan korosi

– Konduktifitas panas $ listrik tinggi – Kerapatan rendah

– Mudah dipabrikasi • Cth.

– Al utk pesawat terbang, peralatan masak – Cu utk kawat listrik, pipa air

– Zn utk karburator

– Ti utk sudu turbin mesinjet – Ta utk mesin roket

(74)

Alimunium

Produk Wrough

1xxx

Al murni: 99,00%

2xxx

Al+Cu

3xxx

Al+Mn

4xxx

Al+Si

5xxx

Al+Mg

6xxx

Al+Mg+Si

7xxx

Al+Zn

8xxx

Al+unsur lain

(75)

Alimunium

Produk Cor

1xx.x

Al murni: 99,00%

2xx.x

Al+Cu

3xx.x

Al+Si, Cu, Mg

4xx.x

Al+Si

5xx.x

Al+Mg

6xx.x

Tidak digunakan

7xx.x

Al+Zn

8xx.x

Al+Pb

(76)

Perlakuan utk produk aluminium

wrough dan cor

F

Hasil pabrikasi (pengerjaan dingin

atau panas atau cor)

O

Proses anil (hasil pengerjaan dingin

atau panas atau cor)

H

Pengerjaan regangan melalui

pengerjaan dingin (utk produk

wrough)

(77)

Magnesium & paduan

magnesium

• Logam terringan dan penyerap getaran yg baik

• Aplikasi:

– Komponen pesawat & missil

– Mesin pengankat

– Pekakas

– Tangga

– Koper

– Sepeda

(78)

Paduan magnesium:

produk wrough dan cor

Paduan

Komposisi (%)

Kondisi

Pembentukk

an

Al

Zn

Mn

Zr

AZ31B

3,0

1,0

0,2

F H24

Ekstrusi

lembaran &

pelat

AZ80A

8,5

0,5

0,2

T5

Ekstrusi &

tempa

HK31A

0,7

H24

Lembaran &

pelat

ZK60A

5,7

0,55 T5

Ekstrusi &

(79)

Penamaan paduan

magnesium

• Hurup 1&2 menyatakan unsur pemadu utama

• Angka 3&4 menyatakan % unsur pemadu utama

• Hurup 5 menyatakan standar paduan

• Hurup dan angka berikutnya menyatakan perlakuan

panas

Contoh. AZ91C-T6

A Al Z  Zn 9  9%Al 1  1%Zn C  Standar C T6  Perlakuan panas

(80)

Tembaga & paduan tembaga

• Sifat paduan tembaga:

– Konduktifitas listrik dan panas tinggi – Tidak bersifat magnit

– Tahan korosi • Aplikasi

– Komponen listrik dan elektronik – Pegas – Cartridge – Pipa – Penukar panas – Peralatan panas – Perhiasan, dll

(81)

Jenis paduan tembaga

• Kuningan (Cu+Zn)

• Perunggu (Cu+Sn)

• Perunggu Al (Cu+Sn+Al)

• Perunggu Be (Cu+Sn+Be)

• Cu+Ni

• Cu+Ag

(82)

Nikel & paduan nikel

• Sifat paduan nikel – Kuat

– Getas

– Tahan korosi pada suhu tinggi

• Elemen pemadu nikel: Cr, Co, Mo dan Cu • Paduan nikel base = superalloy

• Paduan nikel tembaga = monel • Paduan nikel krom = inconel

• Paduan nikel krom molybdenum = hastelloy • Paduan nikel kron besi = nichrome

(83)

Supperalloy

• Tahan panas dan tahan suhu tinggi

• Aplikasi: mesin jet, turbin gas, mesin roket,

pekakas, dies, industri nuklir, kimia dan

petrokimia

• Jenis superalloy

– Superalloy besi base: 32-67%Fe, 15-22%Cr, 9-38%Ni

– Superalloy kobalt base: 35-65%Co, 19-30%Cr,

35%Ni

(84)
(85)

Keramik

• Senyawa logam atau bukan logam yang

mempunyai ikatan atom ionik dan kovalen

• Ikatan ionik dan kovalen menyebabkan keramik

mempunyai titik lebur tinggi dan bersifat isolator

• Keramik terdiri dari

– Keramik tradisional, disusun oleh tanah liat, silika dan

feldspar. Cth. bata, ubin, genteng dan porselen

– Keramik murni atau teknik, disusun oleh senyawa

murni.

(86)

Struktur Kristal

• Sebagian besar keramik diikat secara

ionik dan hanya sedikit tang diikat secara

kavalen

• Ikatan ionik biasanya mempunyai diameter

atom kation < atom anion, akibatnya atom

kation selalu dikelilingi atom anion.

• Jumlah atom tetangga terdekat

(mengelilingi) atom tertentu dikenal sbg

bilangan koordinasi (Coordination

(87)

Hub.bil.koordinasi dan perbandingan

jari2atom kation-anion

Bilangan

koordinasi

Perbandingan

jari-jari

kation-anion

Geometri

koordinasi

2

<0,155

3

0,115-0,225

4

0,225-0,414

6

0,414-0,732

8

0,723-1,0

(88)

Jari-jari kation dan anion

Kation Jari-jari ion (nm) Anion Jari-jari ion (nm)

Al 3+ 0,053 Br - 0,196 Ba 2+ 0,136 Cl - 0,181 Ca 2+ 0,100 F - 0,133 Cs + 0,170 I - 0,220 Fe 2+ 0,077 O 2- 0,140 Fe 3+ 0,069 S 2- 0,184 K + 0,138 Mg 2+ 0,072 Mn 2+ 0,067 Na 2+ 0,102 Ni 2+ 0,069 Si 4+ 0,040 Ti 2+ 0,061

(89)

Struktur Kristal Tipe AX

Cth.; NaCl, CsCl, ZnS dan intan

• Struktur NaCl (Garam)

– Bentuk kubik berpusat muka (FCC)

– 1 atom kation Na+ dikelilingi 6

atom anion Cl- (BK 6)

– Posisi atom kation Na+: ½½½,

00½, 0½0, ½00

– Posisi atom anion Cl-: 000,

½½0, ½0½, 0½½

– Cth seperti kristal garam: MgO, MnS, LiF dan FeO.

– Perbadingan jari-jari atom kation dan anion = 0,102/0,181 = 0,56

(90)

Struktur kristal tipe AX

• Struktur CsCl

– Bentuk kubik sederhana (simple cubic)

– 1 atom kation Cs+ dikelilingi

8 atom anion Cl- (BK 8)

– Posisi atom kation Na+: ½½

– Posisi atom anion Cl-:000

– Perbandingan jari-jari aton kation dan anion =

0,170/0,181 = 0,94.

(91)

Struktur kristal tipe AX

• Struktur ZnS

– Bentuk Sphalerite

– 1 atom kation Zn+ dikelilingi 4

atom anion S- (BK 4)

– Posisi atom kation Zn+:

¾¾¾, ¼¼¾, ¼¾¼, ¾¼¼

– Posisi atom anion S-: 000,

½½0, ½0½, 0½½

– Cth seperti kristal ZnS: ZnTe, BeO dan SiO.

– Perbandingan jari-jari atom kation dan anion =

0,060/0,174 = 0,344

(92)

Struktur kristal AX

• Struktur intan

– Bentuk sama seperti

ZnS, tetapi seluruh

atomnya diisi atom C.

– Ikatan atomnya ikatan

atom kovalen

(93)

Struktur kristal AmXp

• Al

2

O

3

(korundum)

– Bentuk heksagonal

tumpukan padat

(94)

Struktur kristal AmBnXp

• BaTiO3

– Bentuk kristal perouskite

– Atom kation: Ba

2+

dan

Ti

4+

– Atom anion: O

2-

(95)

MATERIAL PLASTIK / POLIMER

Berdasarkan kekuatan inter-molekular diklasifikasikan menjadi : (1) Elastomer, (2) Plastik, dan (3) Fiber

Karena sifatnya visco-elastic, polimer dapat memperlihatkan ciri-ciri

glassy, brittle solids, elastic rubbers, atau viscous liquid pada

kondisi temperatur yang berbeda dan stress loading sebagai fungsi

waktu.

Diatas temperatur glass-transition (Tg) material polimer kehilangan

sifat mekanisnya karena mulai masuk dalam kondisi visco-elastic.

Banyak polimer dalam kondisi glassy state (non-crystalline atau

amorphous seperti glass) dibawah Tg temperature, sehingga

bersifat keras (hard), kaku (stiff) dan seringkali rapuh (brittle). Ketika

temperatur naik diatas glass transition range, polimer menjadi

visco-elastic, dan derajad elastisitasnya meningkat secara signifikan.

Pada temperatur yang lebih tinggi lagi, polimer menjadi free-flowing

viscous liquid, sehingga cocok dan mampu dilakukan ekstrusi atau

(96)

MATERIAL PLASTIK / POLIMER

Ada dua macam : (1) Thermoplastik, dan (2)

Thermosetting

Thermoplastik

Terdiri dari molekul berantai panjang linier atau bercabang

tetapi tidak saling interconnected. Mempunyai sifat plastisitas dengan meningkatnya temperatur, dan tidak mengalami

perubahan kimia ketika dipanaskan maupun didinginkan, sehingga sifat plastisitasnya tetap karena strukturnya tidak berubah (reversible).

Beberapa contoh material thermoplastik, antara lain : * Polyethyelene (polythene)

* Polyvinyl chloride (PVC) * Polystyrene

* Polypropylene * Nylon

(97)

MATERIAL

PLASTIK

/ POLIMER

Thermosetting

Strukturnya berupa cross-lingked network, sehingga bersifat

keras dan kaku. Jika dipanaskan, network tetap utuh sampai temperatur tertentu dimana molekul-molekul plastik

disintegrasi; dan kalau kembali di dinginkan secara kimiawi tidak kembali seperti semula (ireversible). Oleh karena itu

thermosetting tidak dapat kehilangan sifat kekakuannya. Beberapa contoh material themosetting, antara lain :

* Phenol formadeyde (Bakelite) * Urea formaldehyde

* Melamine formaldehyde * Polyester resin

(98)

MATERIAL PLASTIK / POLIMER

Elastomers

Material rubber dan seperti rubber (rubber-like), yang bersifat

reversible elasticity , artinya dapat ditarik sampai sekitar

duakalinya dari panjang orisinalnya. Pada temperatur kamar elastomer dan merecover bentuk orisinal dan ukurannya

setelah beban deformasi yang dialami dihilangkan.

Pada temperatur cukup rendah kebanyak elastomer menjadi kaku dan getas.

Beberapa contoh material elastomer, antara lain : * Butyl rubber

* Nitrile rubber * Neoprene rubber

* Urethane

* Soft or hard natural rubber * Silicone rubber

(99)

Gambar

Tabel 1. Standard produk baja (USA)  AKRONIM  STANDARD  AAR  ABS  API  AREA  ASME  ASTM  MIL/JAN  FED  SAE  AMS  AISI  UNS

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), yang terdiri dari 17 menteri dan dikepalai oleh Presiden, telah dibentuk pada bulan Juli 2008 untuk mengkoordinasikan rencana

Selanjutnya data-data teknis Tug Boat yang kami ajukan dalam Surat Penawaran, bilamana terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya pada waktu Tug Boat

Jika kaki EN1 diberi logika 0, maka keluaran 3-state buffer akan berada pada keadaan Impedansi Tinggi dan OUT1 memiliki tegangan yang sama dengan OUT2 sehingga motor berhenti..

Secara umum, Satlak PB, Satkorlak PB, Manggala Agni Dinas Kehutanan, TNI, Kepolisian dan instansi/sektor terkait tetap menyiagakan petugas untuk memantau perkembangan kondisi

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varian untuk mengetahui adanya pengaruh penambahan bahan penguat (tepung beras, terigu, maezena, tapioca,

Dapat disimpulkan bahwa Variabel Ukuran Organisasi, Pernyataan Standar Akuntansi, dan Manajemen Lingkungan berpengaruh sebesar 31,6% terhadap Variabel Pelaksanaan

]DNDW PDND SHPHULQWDK KDUXV PHQJDORNDVLNDQQ\D VHVXDL GHQJDQ perintah syariat, yaitu untuk delapan golongan yang berhak sesuai \DQJ WHODK GLWHQWXNDQ GL GDODP DO 4XU·DQ

Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat