DESAIN STRUKTUR RANGKA ATAP BAJA
BANGUNAN INDUSTRI
(MENGGUNAKAN STANDAR SNI 2002)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH TINGGI TEKNIK – PLN
JAKARTA
Pada peencanaan ini, perhitungan gaya dalam dilakukan dengan menggunakan SAP 2000. Beban-beban yang bekerja mengacu pada Peraturan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung 1987. Dengan data sebagai berikut :
- Jarak Kuda-kuda (B) = 5 m
- Jarak Gording (S) = 1,064 m
- Berat atap seng gelombang (W) = 10 kg/m2
- Sudut kemiringan atap = 20o
Pembebanan berupa beban merata yang terdistribusi sepanjang gording, adapun beban-beban yang diperhitungkan adalah :
1.1. PEMBEBANAN GORDING
A. Beban Mati
a. Berat sendiri gording
Diasumsi menggunakan gording frofil channels dengan spesifikasi
C 125 x 50 x 20 x 3.2 dengan berat = 6,13 kg
b. Berat Atap
Berat atap = W x S = 10 x 1,064 = 10,64 kg
Total beban mati = 16,67 kg
B. Beban Hidup (pekerja)
Beban hidup pekerja di asumsi bekerja pada tengah bentang
Sebesar = 100 kg
C. Beban Air Hujan
Beban air hujan dihitung berdasarkan sudut kemiringan atap, Dihitung dengan persamaan :
= (40 – 0,8 α) x S
Tekanan tiup diambil = 40 kg/m2
Untuk kemiringan atap 20o, nilai koefisien tekan (ct) = 0,8
Sehingga beban angin = ct x S x P = 0,8 x 1,064 x 40 = 34,05 kg.
Pada kenyataannya posisi gording pada struktur miring sebesar sudut kemiringan atap (α) sehingga beban mati, hidup, hujan bekerja tidak pada sumbu gording. Pada SAP 2000 hal ini bias dianalisis dengan memutar sumbu gording hingga posisi tetap sesuai dengan kenyataan yang terjadi dan beban mati, hidup dan hujan tetap dimasukkan sebagai beban gravity sedangkan beban angin dimasukkan melalui sumbu local 2 sehingga angin tetap menekan tegak lurus pada bidang atap. Hal tersebut dapat dijelaskan melalui gambar berikut.
Gambar ……… Pola pembebanan pada gording qD = 16,67 kg/m
PL = 100 kg
qH = 25,54 kg/m qW = 34,05 kg/m
Dari hasil analisis pada SAP 2000 diperoleh gaya maksimum berdasarkan kombinasi yang ada adalah sebagai berikut :
TABLE: Element Forces - Frames
Frame Station OutputCase CaseType P V2 V3 T M2 M3
Text mm Text Text N N N N-mm N-mm N-mm Momen Positif 1 2500 1.2D+1.6L Combination 0 -368.9 -261.32 0 415310.7 1661249.72 1 2000 1.2D+1.6H Combination 0 26.32 -26.21 0 75653.94 1424966.62 1 2500 1.2D+1.3W+0.5L Combination 0 -40.79 -80.25 0 179859.27 761920.52 1 2500 1.2D+1.3W+0.5H Combination 0 194.99 3.71 0 75191.51 655899.21 1 2000 1,4D Combination 0 18.87 -36.73 0 76392.53 448308.27 Momen Negatif 2 0 1.2D+1.6H Combination 0 -1889.91 -169.51 0 -147097.8 -1887918.0 2 0 1.2D+1.6L Combination 0 -1287.28 -437.76 0 -482176.7 -1678852.1 2 0 1.2D+1.3W+0.5H Combination 0 -925.47 -168.64 0 -143480.8 -929496.08 2 0 1.2D+1.3W+0.5L Combination 0 -737.15 -252.46 0 -248192.9 -864162.98 2 0 1,4D Combination 0 -568.28 -196.28 0 -165476.1 -576158.03
F. Kontrol Terhadap Momen
Data untuk frofi C 125 x 50 x 20 x 3.2
- Ix = 137 cm4 - Iy = 20,6 cm4 - A = 7,807 cm - Zx = 21,9 cm3 - Zy = 6,22 cm3 - fy = 250 MPa a. Momen nominal (Mn) = Z x fy Maka : Mnx = Zx x fy = 21900 x 250 = 5475000 N-mm Mny = Zy x fy = 6220 x 250 = 1555000 N-mm
b. Kontrol terhadap momen positif terbesar Mux = 1661249.72 N-mm Muy = 415310.7 N-mm Ø
=
0,9 Syarat :1
.
.
ny
uy nx uxM
M
M
M
=1555000
9
,
0
7
,
415310
5475000
9
,
0
72
,
1661249
x
x
= 0,337 + 0,297 = 0,634 < 1 …….Oke.c. Kontrol terhadap momen Negatif terbesar
Mux = 1887918.0 N-mm Muy = 147097.8 N-mm Ø
=
0,9 Syarat :1
.
.
ny
uy nx uxM
M
M
M
=1555000
9
,
0
8
,
147097
5475000
9
,
0
1887918
x
x
= 0,383 + 0,105 = 0,488 < 1 …….Oke.G. Kontrol Terhadap Lendutan
Dari output SAP2000 diketahui bahwa beban yang memberikan momen maksimum adalah kombinasi beban antara beban mati dan beban pekerja sehingga control lendutan dilakukan terhadap kombinasi beban tersebut.
a. Lendutan ijin (δijin) δijin = L/240 = 5000/240 = 20,83 mm
b. Lendutan arah X x L x D x
I
E
L
P
I
E
L
q
.
.
48
.
cos
.
.
.
cos
.
384
5
4
3
=1370000
200000
48
5000
20
cos
1000
1370000
200000
5000
20
cos
1667
,
0
384
5
4 3x
x
x
x
x
x
x
= 4,65 + 8,93 = 13,58 mm < 20,83 mm …….Oke. c. Lendutan arah Y y L y D yI
E
L
P
I
E
L
q
.
.
48
.
sin
.
.
.
sin
.
384
5
4
3
=206000
200000
48
5000
20
sin
1000
206000
200000
5000
20
sin
1667
,
0
384
5
4 3x
x
x
x
x
x
x
= 11,26 +0,02 = 11,28 mm < 20,83 mm …….Oke. d. Lendutan total δtotal = 2 2 y x
=13
,
58
2
11
,
28
2 = 17,65 mm < 20,83 mm ….. Oke.2. PEMBEBANAN RANGKA ATAP
Gambar …….. Rencana Gudang
Data :
- Panajang Bentang (L) = 22 m
- Tinggi kolom (H) = 8 m
- Jarak Kuda-Kuda (B) = 5 m
- Jarak Gording (S) = 1,064 m
- Sudut kemiringan atap = 20o
- Jenis atap yang digunakan = Seng Gelombang
Seluruh beban yang bekerja dihitung berdasarkan Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987. Perhitungan beban dianalisis berdasarkan seberapa besar beban yang dipikul oleh satu titik kumpul pada kuda-kuda, sehingga nantinya pembebanan pada sap dilakukan dengan memberikan beban tersebut pada titik-titik kumpul. Adapun beban-beban yang bekerja adalah sebagai berikut :
A. Beban Mati
Berat sendiri dianalisis langsung oleh SAP 2000 dengan asumsi awal profil yang digunakan adalah :
1. Berat atap
Berat seng gelombang adalah 10 kg/m2
Beban atap = B x S x Berat atap seng = 5 x 1,064 x 10
= 53,2 kg 2. Berat sendiri Gording
Digunakan gording profil Channel (C 125 x 50 x 20 x 3.2) dengan berat adalah 6,13 kg/m. sehingga :
Berat Gording = B x Berat Profil = 5 x 6,13 = 30,36 kg
Total beban mati = 53,2 + 30,36 = 83,56 kg
B. Beban Hidup
Beban hidup yang diperhitungkan adalah beban hidup pekerja dan beban air hujan sebagai berikut :
1. Beban Pekerja (La)
a. Untuk titik kumpul yang menopang gording tengah = 100 kg.
b. Untuk titik kumpul yang menopang gording tepi = 200 kg.
2. Beban Air Hujan (H)
Beban air hujan berdasarkan kemiringan atap : = (40 – 0,8 α) x S x B ; dimana α : Kemiringan atap
= (40 – 0,8 x 20) x 1,064 x 5 = 127,68 kg
C. Beban Angin
Tekanan tiup angin (P) diambil = 40 kg/m2
Dihitung menurut keadaan yang paling berbahaya diantara 2 kondisi 1. Kondisi I
0.20 0.13 0.10 0.08 0.05 0.04 0 0.2 0.50.6 1.0 2.0 3.0 lunak) (Tanah T 0.20 C sedang) (Tanah T 0.08 C keras) (Tanah T 0.05 C 0.38 0.30 0.20 0.15 0.12 0 0.2 0.50.6 1.0 2.0 3.0 lunak) (Tanah T 0.50 C sedang) (Tanah T 0.23 C keras) (Tanah T 0.15 C 0.50 0.75 0.55 0.45 0.30 0.23 0.18 0 0.2 0.50.6 1.0 2.0 3.0 lunak) (Tanah T 0.75 C sedang) (Tanah T 0.33 C keras) (Tanah T 0.23 C 0.60 0.34 0.28 0.24 0 0.2 0.50.6 1.0 2.0 3.0 lunak) (Tanah T 0.85 C sedang) (Tanah T 0.42 C keras) (Tanah T 0.30 C 0.85 0.70 0.90 0.83 0.70 0.36 0.32 0.28 0 0.2 0.50.6 1.0 2.0 3.0 (Tanah lunak) T 0.90 C (Tanah sedang) T 0.50 C (Tanah keras) T 0.35 C 0.95 0.90 0.83 0.38 0.36 0.33 0 0.2 0.50.6 1.0 2.0 3.0 (Tanah lunak) T 0.95 C (Tanah sedang) T 0.54 C (Tanah keras) T 0.42 C T Wilayah Gempa 1 C T Wilayah Gempa 2 C T Wilayah Gempa 3 C T Wilayah Gempa 5 C T Wilayah Gempa 4 C T Wilayah Gempa 6 C a. Dipihak angin
Kooefisien isap (ci) adalah -1,2 Beban angin = ci x P x S x B
= -1,2 x 40 x 1,064 x 5 = -255,36 kg
b. Dibelakang angin
Kooefisien isap (ci) adalah –0,4 Beban angin = ci x P x S x B
= -0,8 x 40 x 1,064 x 5 = -170,24 kg
2. Kondisi II
Dipihak angin mengalami tekan dengan koefisien tekan (ct) sebesasar +0,8, dan tidak terjadi isap maupun tekan dibelakang angin.
Beban angin = ct x P x S x B
= 0,8 x 40 x 1,064 x 5 = 170,24 kg
D. Beban Gempa
Beban gempa dihitung berdasarkan Perancenaan Struktur Gedung Tahan Gempa (SNI-1276-2002). Bangunan diasumsi dibangun pada Wilayah Gempa 4 diatas tanah sedang. Didalam SNI-1276-2002 diberikan grafik respon spectra untuk wilayah gempa 4 sebagai berikut :
Respon spectra tersebut didefenisikan langsung dalam SAP 2000, sebagai factor pengali data-data berikut juga diimputkan dalam SAP2000.
- Faktor keutamaan (I) (gedung penting) = 1,0
- Faktor reduksi gempa (R) (daktail penuh) = 8,5
- Faktor pengali
= (I / R) x g
= (1 / 8,5) x 9,81 = 1,154
Faktor pengali beban searah gempa (U1) dan Faktor pengali beban tegak lurus arah datang gempa (U2) adalah:
U1 = 100% x 1,154 = 1,154
U2 = 30% x 1,154 = 0,346
-Arah gempa yang digunakan adalah = 0o, 90o
E. Rekapitulasi Beban
Tabel ……. Rekapitulasi Beban Jenis
Beban
Besarnya Beban (Kg)
Joint Tengah Joint Tepi
Total Arah Z Arah X Total Arah Z Arah X
Mati 83.56 83.56 41.78 41.78
Hidup 100 100 200 200
Hujan 127.68 127.68 63.84 63.84
Beban dipihak angin Beban dibelakang angin Joint Tengah Angin 1 -255.36 -239.96 -87.34 -170.24 -159.97 -58.23 Angin 2 170.24 159.97 58.23 Joint Tepi Angin 1 -127.68 -119.98 -43.67 -85.12 -79.99 -29.11 Angin 2 85.12 79.99 29.11 F. Kombinasi Beban
Adapun kombinasi beban yang digunakan menurut Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Gedung (SNI 03-1729-2002) adalah :
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6 (La atau H)
3. 1,2D + 1,3W + 0,5 (La atau H) 4. 0,9D + 1,0E
Dari kombinasi tersebut selanjutnya dijabarkan berdasarkan jenis beban dimasukkan ke SAP 2000. Dan diperoleh 8 kombinasi beban sebagai berikut : 1. 1,4D 2. 1,2D + 1,6 La 3. 1,2D + 1,6 H 4. 1,2D + 1,3W1 + 0,5 La 5. 1,2D + 1,3W1 + 0,5 H 6. 1,2D + 1,3W2 + 0,5 La 7. 1,2D + 1,3W2 + 0,5 H 8. 0,9D + 1,0E
2.1. INPUT DATA KE SAP2000
Data pendukung lainnya yang harus diimputkan ke SAP2000 yaitu mutu baja yang akan digunakan adalah
- Mutu baja adalah = BJ 41
- fy = 250 MPa
- fu = 410 MPa
- Modulus Elastisitas (E) = 200000 MPa
- Angka poison (μ) = 0,3
- Koefisien pemuaian = 12 x 10-6
- Berat Volume = 7850 kg/m3
A. Material Property Data
Pada SAP2000 diimput melalui Define > Material > Add New Material
B. Frame Section
Untuk mendefinisikan ukuran frofil dapat diimput dengan cara Define > Frame Sections > Add New Property > Pilih jenis penampang. Sebagai contoh memasukkan frofil IWF 300.200.9.14.
Gambar …… Mendefinisikan frofil yang akan digunakan
C. Mendefinisikan Beban
Untuk mendefinisikan beban yang akan dimasukkan dilakukan dengan cara Define > Load Cases
Khusus untuk beban gempa tidak didefinisikan bersamaan dengan beban-beban tersebut karena bebannya tidak diinput sebagaimana mengimput beban-beban lainnya, tapi didefinisikan langsung dengan cara Define > Fungtions > Response Spectrum > User Spectrum > Add New Function. Kemudian isikan Nilai periode (T) berpasangan dengan nilai Acceleration (C) yang ada pada SNI gempa.
Gambar …… Respon spectrum
Selanjutnya faktor pengali yang telah didefinisikan sebelumnya dimasukkan dengan cara Define >Analysis Cases > Add New Cases > Pada analysis Case type pilih Respon Spectrum. Lalu isi sesuai data.
D. Kombinasi Beban
Untuk mendefinisikan kombinasi beban dilakukan dengan cara Define > Combinations > Add New Combo lalu isikan sesuai dengan kombinasi beban yang diinginkan.
Gambar ……. Input kombinasi 1,2D + 1,6 La
E. Menggambar Frame
Untuk melakukan penggambaran terlebih dahulu atur grid-grid sesuai kebutuhan dengan mendouble clik garis grid pada layar. Setelah grid-grid sudah sesuai
maka penggambaran bias dilakukan dengan cara Draw >Draw
Frame/Cable/Tendon.
F. Input Beban
Input beban dilakukan dengan cara menyeleksi frame atau join yang akan dibebani lalu isikan besaran beban melalui menu Assign > joint loads > Forces > lalu isikan jenis beban, arah beban dan besarnya beban.
Gambar……. Input beban mati
G. Running
Setelah seluruh beban dimasukkan maka file sudah siap dirunning. Sebelumnya tentukan terlebih dahulu jenis struktur yang akan didesain melalui menu Analyze >Set analysis object > pilih space frame untuk 3 dimensi.
Gambar ……. Analysis object
Setelah analysis objek ditentukan maka melalui menu Analyze > Run Analysis, running alnalisis sudah dapat dilakukan.
3. PERENCANAAN KUDA-KUDA
Frofil yang digunakan 50.50.5 dengan data :
- A = 480 mm2
- Ix = Iy = 110000 mm4
- fy = 250 MPa
- E = 200000 MPa
Direncanakan menggunakan siku ganda maka dicari data frofil gabungan sebagai berikut : - Ag = 2 x A = 2 x 480 = 960 mm2 - Ixg = 2 x Ix = 2 x 110000 = 220000 mm4 - Iyg = 2 x (Iy + (A * 1,82)) = 2 x (110000 + (480 x 182)) = 531040 mm4 - rx = g g
A
Ix
= 960 220000 = 15,138 mm - ry = g ygA
I
=960
531040
= 23,520 mm A. Output SAP2000Dari hasil analisis struktur menggunakan SAP2000 diperoleh gaya tarik dan tekan terbesar adalah sebagai berikut.
Frame Station OutputCase CaseType StepType P
Text mm Text Text Text N
16 1064.18 1,2D+1,3W2+0,5H Combination 93531.6 40 1064.18 1,2D+1,3W2+0,5H Combination -121690
B. Perencanaan Batang Tekan
1. Cek kelangsingan elemen penampang
Dalam SNI 2002 ditentukan nilai kelangsingan elemen penampang harus memenuhi syarat :
y r r
f
250
λ
dimana
;
λ
t
b
maka, (b/t) = (50/5) = 10250
250
r
= 15,81 Diperoleh 10 < 15,81 …… Oke. 2. Cek kelangsingan struktur tekan.Dalam SNI 2002 ditentukan nilai kelangsingan elemen penampang harus memenuhi syarat :
200
.
min
r
L
k
k c Data : Lk = 1064 mmkc = 1 (asumsi perletakan sendi-sendi) rmin = 15,138 mm
138
,
15
1064
.
1
= 70,29 < 200 ……. Oke.3. Daya dukung komponen struktur tekan.
E
f
r
L
k y c min1
=200000
250
138
,
15
1064
1
= 0,791 Untuk 0,25 < λc < 1,2 maka, c
67
,
0
6
,
1
43
,
1
maka,791
,
0
67
,
0
6
,
1
43
,
1
x
= 1,34 Sehingga :34 , 1 250 960
y g n f A N = 179586 NDalam SNI 2002 ditentukan nilai kelangsingan elemen penampang harus memenuhi syarat :
Nu ≤
ø
Nn dimanaø
= 0,85 (Untuk komponen struktur tekan) 93531,6 N < 0,85 x 179586 N93531,6 N < 152648 N …… Oke.
Maka profil Siku ganda 50.50.5 dapat digunakan.
C. Perencanaan Batang Tarik
1. Cek kelangsingan struktur tarik
240
.
min
r
L
k
k c Data : Lk = 1064 mmkc = 1 (asumsi perletakan sendi-sendi) rmin = 15,138 mm
138
,
15
1064
.
1
= 70,29 < 240 ……. Oke.2. Daya dukung nominal komponen struktur tarik
Dalam SNI 2002 ditentukan nilai kelangsingan elemen penampang harus memenuhi syarat :
Nu ≤
ø
Nn dimanaø
= 0,75 (Untuk komponen struktur tarik dengan menggunakan sambungan baut) Untuk sambungan dengan baut digunakan persamaan 10.1.1-2b Nn = Ae fu, dengan Ae diambil = 0,85 Ag dan fu = 410 MPa= 0,85 x 960 x 410 = 334560 N
Sehingga :
121690 N < 0,75 x 334560 N 121690 N < 250920 N …… Oke
4. PERENCANAAN BALOK PENGAKU
A. Output SAP2000
Dari hasil analisis struktur menggunakan SAP 2000 diperoleh gaya dalam seperti pada table berikut.
Frame Station OutputCase P V2 M2 M3
Text mm Text N N N-mm N-mm
577 2000 1,2D+1,3W2+0,5H -1098.37 50.72 191.62 1061742 572 5000 1,2D+1,3W2+0.5La 1048.98 918.23 456.25 -1114755
Hasil output diatas dipilih berdasarkan momen positif dan momen negatif terbesar.
Untuk menrencanakan elemen balok digunakan profil IWF 150.75.5.7 dengan data sebagai berikut :
- Tinggi profil (H) = 150 mm - Lebar profil (B) = 75 mm - Tebal Sayap (tf) = 7 mm - Tebal badan (tw) = 5 mm - Ix = 6660000 mm4 - Iy = 495000 mm4 - Zx = 88800 mm3 - Zy = 13200 mm3 - rx = 61,1 mm - ry = 16,6 mm - A = 1785 mm2
B. Kontrol Terhadap Tekuk Lokal Pada Sayap
36
,
5
7
75
5
,
0
x
t
b
f
75 , 10 250 170 170 y p f
Karena diperoleh λ < λp maka Mn = Mp Mp = Z x fy ; sehingga
Mnx = Zx x fy dan Mny = Zy x fy
= 88800 x 250 = 13200 x 250
= 22200000 N.mm = 3300000 N.mm
Karena elemen tersebut memiliki gaya aksial maka elemen balok juga didesain terhadap aksial.
1. Daya dukung komponen struktur tekan.
E
f
r
L
k y c min1
=200000
250
6
,
16
5000
1
= 3,39Untuk λc > 1,2 maka, ω = 1,25 λc maka, ω = 1,25 x 3,39 = 4,24 Sehingga :
25
,
4
250
1785
y g nf
A
N
= 105000 Nø
Nn = 0,85 x 105000 = 89250 89250 98 , 1048 n u N N
= 0,0122. Daya dukung nominal komponen struktur tarik
Nn = Ae fu, dengan Ae diambil = 0,85 Ag dan fu = 410 MPa = 0,85 x 1785 x 410
= 622073 N
466554 37 , 1098 n u N N
= 0,003Persamaan interaksi Aksial – Momen
Untuk n u
N
N
< 0,2 maka2
1
ny uy nx ux n uM
M
M
M
N
N
;Kontrol berdasarkan momen positif
=
3300000
9
,
0
62
,
191
22200000
9
,
0
1061742
003
,
0
x
x
= 0,003 +(0,05 + 0,00007) = 0,05307 < 1 …… Oke.Kontrol berdasarkan momen Negatif
=
3300000
9
,
0
25
,
456
22200000
9
,
0
1114755
012
,
0
x
x
= 0,012 +(0,06 + 0,0002) = 0,0722 < 1 …… Oke.C. Kontrol Terhadap Tekuk Lokal Pada Badan
2
,
27
5
136
wt
h
25 , 106 250 1680 1680 y p f
Karena diperoleh λ < λp maka Mn = Mp
- Mnx = 22200000 N.mm dan Mny = 3300000 N.mm
-89250
98
,
1048
n uN
N
= 0,012 (untuk elemen struktur tekan)
-466554
37
,
1098
n uN
N
Sehingga :
Persamaan interaksi Aksial – Momen
Untuk n u
N
N
< 0,2 maka2
1
ny uy nx ux n uM
M
M
M
N
N
;Kontrol berdasarkan momen positif
=
3300000
9
,
0
62
,
191
22200000
9
,
0
1061742
003
,
0
x
x
= 0,003 +(0,05 + 0,00007) = 0,05307 < 1 …… Oke.Kontrol berdasarkan momen Negatif
=
3300000
9
,
0
25
,
456
22200000
9
,
0
1114755
012
,
0
x
x
= 0,012 +(0,06 + 0,0002) = 0,0722 < 1 …… Oke.D. Kontrol Terhadap Tekuk Lateral
Menurut SNI 2002 nilai L < Lp, dimana nilai Lp dapat ditentukan berdasarkan table 8.3-2 sebagai berikut :
Lp =
250
200000
6
,
16
76
,
1
.
.
76
,
1
x
x
f
E
r
y y
= 826,35 mmKarena L = 5000 mm > Lp = 826,35 mm, maka nilai Lr harus dihitung.
Lr = 2 2 1 . 1 1 . . L L y X f f X r fL = fy – fr = 250 – 70 = 180 MPa E = 200000 MPa G = 80000 MPa J =
3
5
136
3
7
75
2
3
.
3x
3x
3x
t
b
= 22817 mm3 A = 1785 mm2X1 = 2 EGJA S
= 2 1785 22817 80000 200000 88800 x x x
= 20194,37 X2 = y wI
I
J
G
S
x
.
.
4
2
dimana :4
)
(
w 2 y wt
h
I
I
=4
)
5
136
(
495000
x
2 Iw = 2123673750 mm6 =495000
2123673750
22817
80000
88800
4
2
x
x
= 4,06 x 10-5 Sehingga : Lr = 2 5180
10
06
,
4
1
1
180
37
,
20194
6
,
16
x
x
= 2957,39 mm Diperoleh Lr = 2957,39 mm < L = 5000 mm, maka Mn = Mp - Mnx = 22200000 N.mm dan Mny = 3300000 N.mm-89250
98
,
1048
n uN
N
= 0,012 (untuk elemen struktur tekan)-466554 37 , 1098 n u N N
= 0,003 (untuk elemen struktur tarik)Sehingga :
Persamaan interaksi Aksial – Momen
Untuk n u
N
N
< 0,2 maka2
1
ny uy nx ux n uM
M
M
M
N
N
;Kontrol berdasarkan momen positif
=
3300000
9
,
0
62
,
191
22200000
9
,
0
1061742
003
,
0
x
x
= 0,003 +(0,05 + 0,00007) = 0,05307 < 1 …… Oke.=
3300000
9
,
0
25
,
456
22200000
9
,
0
1114755
012
,
0
x
x
= 0,012 +(0,06 + 0,0002) = 0,0722 < 1 …… Oke.E. Kontrol Kuat Geser Plat Badan
Menurut SNI 2002, Jika (h/tw) ≤
y n
f
E
k
10
,
1
maka nilai Vn = 0,6 fy Aw maka,kn =
5
,
0037
136
5000
5
5
5
5
2
2
h
a
cat : a = Jarak antara dua pengaku vertical.
250
200000
0037
,
5
10
,
1
5
136
x
27,2 ≤ 69,60 Maka Vn = 0,6 x 250 x (136 x 5) = 102000 N Vu ≤ø
Vn 918,23 N < 0,9 x 102000 N 918,23 N < 91800 N5.
PERENCANAAN KOLOM
A. Output dari SAP2000
Dari hasil analisis struktur diperoleh gaya dalam terbesar seperti pada table berikut :
Frame Station OutputCase P V2 M2 M3
Text mm Text N N N-mm N-mm
2 7250 1,2D+1,3W2+0,5H 10179.75 -93042.11 779113.9 -69781576 107 0 1,2D+1,3W2+0,5H -46329.8 -9788.95 -51444.2 -24202753
Hasil output diatas dipilih berdasarkan gaya aksial tarik dan tekan terbesar.
B. Perencanaan Kolom Berdasarkan Aksial Tekan
Digunakan frofil IWF 250. 175. 7.11. dengan data sebagai berikut :
- Tinggi kolom (L) = 8 m - Tinggi profil (H) = 244 mm - Lebar profil (B) = 175 mm - Tebal badan (tw) = 7 mm - Tebal sayap (tf) = 11 mm - Ix = 61200000 mm4 - Iy = 9840000 mm4 - Zx = 502000 mm3 - Zy = 113000 mm3 - rx = 104 mm - ry = 41,8 mm
Untuk menahan pergoyangan arah x dianggap bahwa ditahan oleh kuda-kuda dengan Ix = 2 x 220000 mm4 dan untuk menahan pergoyangan arah y ditahan oleh balok pengaku IWF 175. 125. 5,5. 8 dengan Ix = 15300000 mm4.
1. Menentukan nilai perbandingan kekakuan pada rangka
GAx =
b cL
I
L
I
= 10 (dianggap pertemuan diujung kolom dengan kuda-kuda tidak kaku sehingga menyerupai sendi, asumsi ini diberikan karena sulit untuk memastikan apakah kuda-kuda tersebut benar-benar mengakukan struktur arah x)
GBx = 1 (Perletakan dianggap kaku)
- Arah Y GAy =
b cL
I
L
I
= 5000 15300000 2 8000 61200000 x = 1,25GBy = 1 (Perletakan dianggap kaku) 2. Menentukan panjang tekuk.
Dari nomogram SNI 2002 hal 33 diperoleh nilai :
kx = 1,90
ky = 1,35
Maka diperoleh panjang tekuk Lkx = kx x L
= 1,9 x 8 = 15,2 m Lky = ky x L
= 1,35 x 8 = 10,8 m
3. Menentukan parameter kelangsingan kolom
E
f
r
L
y x k cx
1
=200000
250
104
5000
1
= 0,54E
f
r
L
y x k cx
1
=200000
250
8
,
41
5000
1
= 1,354. Menentukan daya dukung nominal kolom untuk axial tekan
Untuk λc ≤ 0,25 maka ω = 1 0,25 < λc < 1,2 maka ω = c
67
,
0
6
,
1
43
,
1
λc ≥ 1,2 maka ω = 1,25 λc2 maka : ωx =54
,
0
67
,
0
6
,
1
43
,
1
x
= 1,16 ωy = 1,25 x 1,352 = 2,28 Nnx =16
,
1
250
5624
x
f
A
x y g
= 1212069 N Nny =28
,
2
250
5624
x
f
A
y y g
= 616667 NDigunakan Nn terkecil yaitu = 616667 N Maka :
02
,
0
616667
85
,
0
75
,
10179
x
N
N
ny u
5. Menentukan daya dukung nominal kolom untuk axial tarik Nn = Ae fu, dengan Ae diambil = 0,85 Ag dan fu = 410 MPa
= 0,85 x 5624 x 410 = 1959964 N
ø
Nn = 0,75 x 1959964 = 14699731469973
8
,
46329
n uN
N
= 0,036. Kontrol terhadap tekuk lokal pada sayap
96
,
7
11
175
5
,
0
x
t
b
f
75 , 10 250 170 170 y p f
Karena diperoleh λ < λp termasuk elemen kompak, maka Mn = Mp Mp = Z x fy ; sehingga
Mnx = Zx x fy dan Mny = Zy x fy
= 502000 x 250 = 113000 x 250
= 125500000 N.mm = 28250000 N.mm
7. Kontrol terhadap tekuk local pada badan
7
,
31
7
222
wt
h
25 , 106 250 1680 1680 y p f
Karena diperoleh λ < λp maka Mn = Mp
Mnx = 125500000 N.mm dan Mny = 28250000 N.mm
8. Kontrol terhadap tekuk lateral
Menurut SNI 2002 nilai L < Lp, dimana nilai Lp dapat ditentukan berdasarkan table 8.3-2 sebagai berikut :
Lp =
250
200000
8
,
41
76
,
1
.
.
76
,
1
x
x
f
E
r
y y
= 2080,82 mmKarena L = 8000 mm > Lp = 2080,82 mm, maka nilai Lr harus dihitung. Lr = 2 2 1
.
1
1
.
.
L L yX
f
f
X
r
fL = fy – fr = 250 – 70 = 180 MPa E = 200000 MPa G = 80000 MPaJ =
3
7
222
3
11
175
2
3
.
3x
3x
3x
t
b
= 180665 mm3 A = 5624 mm2 X1 =2
EGJA
S
=2
5624
180665
80000
200000
502000
x
x
x
= 17842,30 X2 = y wI
I
J
G
S
x
.
.
4
2
dimana : 4 ) ( w 2 y w t h I I =4
)
7
222
(
113000
x
2 Iw = 1305856250 mm6 =113000
1305856250
180665
80000
502000
4
2
x
x
= 5,58 x 10-5 Sehingga : Lr = 2 5180
10
58
,
5
1
1
180
3
,
17842
.
8
,
41
x
x
= 6777,54 mm Diperoleh Lr = 6777,54 mm < L = 8000 mm, maka Mn = Mp Mnx = 125500000 N.mm dan Mny = 28250000 N.mm9. Kontrol Elemen Terhadap Aksi Axial - Momen Dari perhitungan sebelumnya diperoleh :
02
,
0
616667
85
,
0
75
,
10179
x
N
N
ny u
(Untuk axial tekan) dan,1469973
8
,
46329
n uN
N
= 0,03 (Untuk axial tarik)a. Kontrol elemen berdasarkan gaya tekan terbesar Untuk n u
N
N
< 0,2 maka2
1
ny uy nx ux n uM
M
M
M
N
N
; =
28250000
9
,
0
9
,
779113
125500000
9
,
0
69781576
02
,
0
x
x
= 0,02 +(0,62 + 0,03) = 0,67 < 1 …… Oke.b. Kontrol elemen berdasarkan gaya tarik terbesar Untuk n u
N
N
< 0,2 maka2
1
ny uy nx ux n uM
M
M
M
N
N
; =
28250000
9
,
0
2
,
51444
125500000
9
,
0
24202753
03
,
0
x
x
= 0,02 +(0,22 + 0,002) = 0,242 < 1 …… Oke.10. Kontrol Kuat Geser Plat Badan Menurut SNI 2002, Jika (h/tw) ≤
y n
f
E
k
10
,
1
maka nilai Vn = 0,6 fy Aw maka,kn =
5
,
0039
222
8000
5
5
5
5
2
2
h
a
cat : a = Jarak antara dua pengaku vertical.
250 200000 0039 , 5 10 , 1 7 222 x 31,71 ≤ 69,60 Maka Vn = 0,6 x 250 x (222 x 7) = 233100 N Vu ≤
ø
Vn 93042,11 N < 0,9 x 233100 N 93042,11N < 209790 N6. PERENCANAAN BASE PLATE
A. Output Reaksi Perletakan dari SAP2000
Untuk merencanakan base plate dibutuhkan data reaksi perletakan dari SAP2000. Dari hasil analisis diperoleh reaksi perletakan terbesar adalah sebagai berikut :
Joint OutputCase F1 (Vu) F3 (Puc) M2 (Mu)
Text Text N N N-mm
57 1,2D+1,3W2+0,5H 9796.34 46333.67 24216084.51
Direncanakan base plat dengan data sebagai berikut :
Mutu Beton (f’c) = 25 MPa
Mutu Baja (fy) = 250 MPa
Dimensi Plat :
Lebar (B) = 300 mm
Panjang (N) = 450 mm
Dimensi Beton Pedestal :
Lebar (I) = 300 mm
Panjang (J) = 450 mm
Letak Angkur (f) = 160 mm
(gambar 1)
Gambar …… Sketsa Plat Dasar
ht = 244 mm tw = 7 mm
bf = 175 mm tf = 11 mm
B. Kontrol Dimensi Plat Dasar
1. Eksentrisitas Beban terhadap Pusat Kolom
67
,
46333
51
,
24216084
uc uP
M
e
= 522,65 mm 6 450 6 N = 75 mm2. Menentukan Tegangan Beton yang diizinkan (ø Fp)
A1 = B x N = 300 x 450 = 135000 mm2
A2 = I x J = 300 x 450 = 135000 mm2
Karena A1 = A2, maka øFp = ø 0,85 f’c = 0,6 x 0,85 x 25 = 12,75 MPa 3. Gaya Tarik Pada Angkur
Gaya tarik pada angkur dihitung dengan cara menjumlahkan momen terhadap flens tekan.
h = ht – tf = 244 – 11 = 233 mm
Jarak Pt kepusat flens tekan (et)
= f + 0,5 h = 160 + 0,5 *233 = 276,5 mm Jarak Pc kepusat flens tekan (ec)
= 522,65 – 0,5 x 233 = 406,15 mm
5
,
276
15
,
406
67
,
46333
x
e
e
P
P
t c uc ut
= 68059,39 N Pu = Puc + Put = 46333,67 + 68059,39 = 114393,06 N 2 233 450 2 3 N h Y =108,5 mm Bperlu =)
5
,
108
3
(
75
,
12
5
,
0
06
,
114393
.
.
.
2 1F
Y
x
x
x
P
p u
= 55,13 mm4. Kontrol Dimensi Plat Dasar
300
)
5
,
108
3
(
06
,
114393
2
2
max ,x
x
x
YB
P
f
p
u
= 2,34 MPa Diperoleh :fp,max = 7,03 MPa < ø fp = 12,75 MPa ……. Oke.
2 244 9 , 0 450 2 9 , 0 h x N m t = 115,2 mm
5. Menentukan Tebal Plat yang Dibutuhkan Berdasarkan Metode Kantilever
5
,
108
3
)
2
,
115
5
,
108
3
(
34
,
2
)
(
max ,x
x
x
Y
m
Y
f
b
p
= 1,51 MPa c = fp,max – b = 2,34 – 1,51 = 0,83 MPaDengan menggunakan lebar beban 1 satuan tegak lurus bidang gambar, diperoleh :
momen pada plat akibat beban 1
Mu1 = 0,5 x b x m2 = 0,5 x 1,51 x 115,22 = 10019,64 Nmm Momen pada plat akibat beban 2
Mu2 = (1/3) x c x m2 = (1/3) x 0,83 x 115,22 = 3671,65 Nmm 2 1 u u u M M M
= 10019,64 + 3671,65 = 13691,29 Nmm y u pf
M
t
9
,
0
)
(
4
=250
9
,
0
29
,
13691
4
x
x
=15,6 mmSehingga diperoleh dimensi akhir untuk plat dasar adalah :
B = 300 mm
N = 450 mm
tp = 16 mm
C. Menentukan Kebutuhan Angkur
Data rencana baut angkur :
Jenis baut angkur = A325
Diameter angkur = 1/2”
Jumlah angkur sisi tarik (nt) = 3 angkur Jumlah angkur sisi tekan (nc) = 3 angkur Tegangan putus baut (fub)
Untuk jenis baut A325 untuk :
db > 25,4 mm maka fub = 725 MPa dan 12,7 < db ≤ 25,4 mm, maka fub = 825 MPa Karena db = 12,7 mm, maka digunakan
Tegangan putus baut (fub) = 825 MPa
Tegangan ultimate (fup) = 410 MPa
Ab = (1/4)πd2 = (1/4)π x 12,72 = 126,68 mm2
fu = fub jika fub < fup
fu = fup jika fup < fub
karena fup < fub, maka digunakan fu = 410 MPa 1. Gaya-gaya yang terjadi pada angkur
Gaya tarik pada angkur (Put) = 68059,39 N
Gaya tarik pada masing-masing angkur (Put 1)
3
39
,
68059
1 ,
t ut utn
P
P
= 22686,46 NGaya geser pada masing-masing angkur (Vu1)
6
34
,
9796
)
(
1
c t u un
n
V
V
= 1632,72 N2. Kontrol gaya tarik maksimum yang terjadi pada angkur : Kuat tarik rencana satu angkur adalah :
Td = φf Tn = φf . 0,75 fub.Ab
=0,75 x 0,75 x 825 x 126,68 = 58787,44 N Syarat :
Pu1 < φf Tn
Jadi 22686,46 N < 58787,44 N ……… Oke. 3. Kontrol gaya geser yang terjadi pada angkur.
Baut dalam kondisi geser tunggal (m=1)
Untuk mendapatkan tingkat keamanan yang tinggi, ulir baut dianggap berada dalam bidang geser maka r1 = 0,4
Vd = φf Vn = φf . r1. fub . m .Ab = 0,75 x 0,4 x 825 x 1 x 126,68 = 31353,3 N Syarat : Vu1 < φf Vn Jadi 1632,72 N < 31353,3 N ……… Oke 4. Kontrol gaya tumpu yang terjadi pada angkur
tp = 16 mm Vu1 = 1632,72 N Rd = φf Rn = 2,4φf . db . fu . tp = 2,4 x 0,75 x 12,7 x 410 x 16 = 149961,6 N Syarat : Vu1 < φf Rn Jadi 1632,72 N < 149961,6 N ……… Oke. 5. Kombinasi gaya geser dan tarik pada angkur
fuv = (Vu / n . Ab) ≤ φf . r1 . fub . m
(1632,72 / 6 x 126,68) ≤ 0,75 * 0,4 * 825 *1 2,15 ≤ 247,5 MPa ………. Oke.
ft = 0,75fub = 0,75 * 825 = 618,75 ft ≤ f1 – r2 fuv ≤ f2
untuk baut mutu tinggi :
f1 = 807 MPa f2 = 621 MPa
Karena 618,75 ≤ 807-1,9 x 2,15 = 802,915 ≥ 621,00 maka digunakan
ft = 618,75 MPa
Td = φf Tn = φf * ft *Ab ≥ (Tu / n)
=0,75 x 618,75 x 126,68 ≥ (Put1)
= 58787,44 N ≥ 22686,46 N ……….. Oke. 6. Menentukan panjang angkur
Dalam SNI beton 2002 Besarnya gaya geser pada beton diberikan
rumus : Vc =
b
d
f
c.
6
'
, dimana b dan d adalah dimensi beton bertulang yang dianggap menahan gaya geser. Jika didekati dengan perilaku gaya geser antara beton dan angkur, maka bias dianggap b adalah keliling penampang angkur (π.d) dan d adalah panjang angkur (l). sehingga : Put,1 ≤
d
l
f
c.
.
6
'
, sehingga :d
f
P
l
c ut.
6
'
1 ,
=7
,
15
.
6
25
46
,
22686
=10
,
41
46
,
22686
l
≥ 551,98 mm ≈ 600 mmMaka digunakan 6 angkur diameter ½” (15,7 mm), dengan panjang angkur yang tertanam kedalam beton
l
= 600 mm (60 cm).7. PERENCANAAN SAMBUNGAN-SAMBUNGAN
Asumsi menggunakan baut dengan mutu baja BJ 41 dengan diameter 3/4” (19,1 mm) dengan data :
- Tebal plat sambung (tp) = 8 mm
- d = 19,1 mm
- db = 15,9 mm
- Ab = 198,6 mm2
- fub = 410 MPa
- fy = 250 MPa
A. Output dari SAP2000
Untuk gaya batang maksimum setiap elemen pada detail sambungan diatas dianalisis dengan SAP2000, dan dari berbagai kombinasi yang diberikan diperoleh gaya batang maksimum seperti dalam table berikut.
2 1 3 4 5 6
Nomor Detail Nomor Gaya
Joint Joint Frame Batang (N)
1 119 83283 131 83283 178 -17416 161 61538 179 -6023 2 130 -94745 142 -94745 161 61538 3 117 93509 118 88340 177 6956 196 -4715 4 121 22074 122 -39312 192 -26077 171 32124 5 109 -117256 6 120 58497 170 43584
Dari gaya batang yang telah diperoleh seperti pada table diatas, maka selanjutnya dapat ditentukan jumlah baut yang akan digunakan.
B. Menentukan kekuatan baut
Menurut SNI 2002 Pasal 13.2.2. Kekuatan satu baut diambil nilai terkecil dari 3 kondisi berikut.
1. Kuat Geser Baut b b u f
d r f A
V
.1. . , dengan φf = 0,75 dan r1 = 0,5 (Pasal 13.2.2.1.) = 0,75 x 0,5 x 410 x 198,6= 30528,06 N 2. Kuat Tarik Baut
b b u f d f A T
.0,75. . , dengan φf = 0,75 (Pasal 13.2.2.2.) = 0,75 x 0,75 x 410 x 198,6 = 45792,10 N3. Kuat Tumpu Baut u p b f d d t f R 2.
. . . , dengan φf = 0,75 (Pasal 13.2.2.4.) = 2x 0,75 x 15,9 x 8 x 250 = 47700 NMaka digunakan kekuatan satu baut adalah 30528,06 N
C. Menentukan jumlah baut
Jumlah baut untuk masing-masing batang diperlihatkan dalam table berikut :
Nomor Nomor Gaya Kuat 1 Baut Jumlah Jumlah
Joint Frame Batang (N) (N) Baut terpasang
1 119 83283 30528.06 2.73 3 131 83283 30528.06 2.73 3 178 17416 30528.06 0.57 2 161 61538 30528.06 2.02 3 179 6023 30528.06 0.20 2 2 130 94745 30528.06 3.10 4 142 94745 30528.06 3.10 4 161 61538 30528.06 2.02 3 3 117 93509 30528.06 3.06 4 118 88340 30528.06 2.89 3 177 6956 30528.06 0.23 2 196 4715 30528.06 0.15 2
Nomor Nomor Gaya Kuat 1 Baut Jumlah Jumlah
Joint Frame Batang (N) (N) Baut terpasang
4 121 22074 30528.06 0.72 2 122 39312 30528.06 1.29 2 192 26077 30528.06 0.85 2 171 32124 30528.06 1.05 2 5 109 117256 30528.06 3.84 4 6 120 58497 30528.06 1.92 2 170 43584 30528.06 1.43 2