Clinical Science Session Clinical Science Session
KORIOAMNIONITIS KORIOAMNIONITIS
Novita
Novita Elvistia Elvistia 12103110021210311002
Pembimbing : Pembimbing :
dr !"lia Margaretta Sari# S$O% dr !"lia Margaretta Sari# S$O%
&A%IAN O&STETRI 'AN %INEKO(O%I &A%IAN O&STETRI 'AN %INEKO(O%I )
)AK*(AK*(TTAS AS KE'OKTERAN *NKE'OKTERAN *NI+ERSITAS I+ERSITAS AN'A(ASAN'A(AS RS*' 'R A,-MA' MO,-TAR &*KITTIN%%I RS*' 'R A,-MA' MO,-TAR &*KITTIN%%I
201. 201. DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1...1 BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN...2...2 Latar Belakang...2 Latar Belakang...2
2 2 Batasan
Batasan Masalah...Masalah...3...3
Tujuan Penulisan... Tujuan Penulisan...33 Metode Penulisan... Metode Penulisan...33 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...4...4
2.1 2.1 Definisi...Definisi...4...4
2.2 Epidemiologi... 2.2 Epidemiologi...44 2.3 Etiologi dan aktor !isiko...4
2.3 Etiologi dan aktor !isiko...4
2.4 Patofisiologi..."
2.4 Patofisiologi..."
2." #am$aran %linis..."
2." #am$aran %linis..." 2.&
2.& Diagnosis...Diagnosis...&...& 2.' Diagnosis Banding...& 2.' Diagnosis Banding...& 2.( Penatalaksanaan...& 2.( Penatalaksanaan...& 2.) %omplikasi... 2.) %omplikasi... ...'' 2.1* Prognosis... 2.1* Prognosis...'' BAB 3 KESIMPULAN BAB 3 KESIMPULAN...(...( DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA...)...) BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN
3 1.1 Latar Belakang
+nfeksi $akteri pada rongga amnion adalah salah satu pen,e$a$ terpenting terjadin,a peningkatan mortalitas perinatal dan mor$iditas maternal.1 Terdapat $er$agai sinonim untuk korioamnionitis di $e$erapa kepustakaan- $e$erapa diantaran,a amnionitis- intrapartum infection- amniotic fluid infection dan /intra-amniotic infection. %orioamnionitis merupakan infeksi akut pada 0airan ketu$an- janin dan selaput korioamnion ,ang dise$a$kan terutama oleh $akteri. Pada kehamilan 0ukup $ulan- korioamnionitis didiagnosa pada sekitar "' kehamilan. %orioamnionitis dihu$ungkan dengan ketu$an pe0ah dini dan persalinan lama. Periode ketu$an pe0ah ,ang lama merupakan faktor risiko ,ang paling tinggi peranann,a dalam patogenesis korioamnionitis. Makin lama jarak
antara ketu$an pe0ah dengan persalinan- makin tinggi pula risiko mor$iditas dan mortalitas i$u dan janin.23 Bakteri pen,e$a$n,a $iasan,a polimikro$ial dan $iasan,a men0akup $akteri fakultatif dan anaero$.4
!isiko ,ang dapat terjadi pada janin aki$at infeksi ini adalah sepsis-respiratory distress- kejang- perdarahan intraentrikular dan 0edera neurologis ,ang lain. Pada i$u- risiko ,ang dapat terjadi adalah sepsis- endometritis pas0a persalinan- pelvik thrombophlebitis septik dan infeksi luka."
aktor ras se0ara tunggal tidak menjadi faktor resiko terjadin,a korioamnionitis. sia i$u le$ih memiliki peranan penting se$agai faktor resiko. +$u ,ang hamil di usia muda memiliki perilaku ,ang relatif kurang $aik dalam menjaga higiene urogenitaln,a- sehingga meningkatkan risiko $akterial aginosis- infeksi saluran kemih- dan infeksi asendens.&
/
%orioamnionitis mengaki$atkan mortalitas perinatal ,ang signifikan- saat ini men0apai "2" terutama pada neonatus dengan $erat lahir rendah. 5alaupun mortalitas maternal jarang terjadi- namun korioamnionitis merupakan pen,e$a$ signifikan terjadin,a mor$iditas maternal. 6leh karena itu penatalaksanan koriamnionitis $erupa pem$erian anti$iotik dan pengakhiran kehamilan harus dipertim$angkan se$aik mungkin.4-&-'
1.2 Batasan Masala
Batasan penulisan ini mem$ahas mengenai definisi- epidemiologi-etiologi-faktor risiko- patofisiologi- diagnosis- tatalaksana- komplikasi- dan prognosis korioamnionitis.
1.3 T!"!an Pen!l#san
Tujuan penulisan ini adalah untuk menam$ah pengetahuan pem$a0a dan penulis mengenai korioamnionitis.
1.$ Met%&e Pen!l#san
!eferat ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka ,ang merujuk dari $er$agai literatur.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
%orioamnionitis atau infeksi intra uterin merupakan infeksi akut pada 0airan
ketu$an- janin dan selaput korioamnion ,ang dise$a$kan oleh $akteri.2 Bakteri
dapat ditemukan melalui amniosintesis transa$dominal se$an,ak 2* pada
7anita dengan persalinan preterm tanpa manifestasi klinis infeksi .+nfeksi tidak
ter$atas pada 0airan amnion.(
Penelitian mem$uktikan $ah7a insiden korioamnionitis adalah *-"2 dari
semua persalinan .) +nfeksi ini $erhu$ungan dengan ketu$an pe0ah dini dan persalinan lama. 8ekitar 2" infeksi intrauterin dise$a$kan oleh ketu$an pe0ah
dini. Makin lama jarak antara ketu$an pe0ah dengan persalinan- makin tinggi
pula risiko mor$iditas dan mortalitas i$u dan janin.23
+nsidensi dari 0horioamnionitis adalah "' dari kehamilam aterm dan
sekitar 2" dari partus preterm.2%orioamnionitis merupakan komplikasi paling serius $agi i$u dan janin- $ahkan $erlanjut menjadi sepsis. %orioamnionitis
tersamar 9/silent:;- ,ang dise$a$kan oleh $eragam mikroorganisme- $aru$aru ini
mun0ul se$agai salah satu penjelasan kasuskasus pe0ah ketu$an- persalinan
premature- atau keduan,a. %orioamnionitis meningkatkan mor$iditas janin dan
neonatus se0ara $ermakna.3
2.2 Et#%l%g#
Bakteri pen,e$a$n,a $iasan,a polimikro$ial dan $iasan,a men0akup
$akteri fakultatif dan anaero$. Bakteri ,ang paling sering ditemukan adalah
uso$a0terium-
#ardnerella aginalis dan M. <ominis. Bakteria fakultatif ,ang sering ditemukan adalah 8trepto0o00us grup B dan E. =oli.1*
%orioamnionitis seringkali merupakan suatu proses polimikro$ial dimana organisme pen,e$a$n,a seringkali multipel. Mikro$iologi korioamnionitis telah $an,ak diteliti- akan tetapi hasiln,a masih sering kontroersial. 6rganisme pen,e$a$ sepsis puerperalis dan korioamnionitis adalah 8treptokokus hemolitikus- ,ang sejak tahun 1)3*1)4) dise$ut 8treptokokus serta hemolitikus 9#rup B;. 8elanjutn,a $e$erapa $akteri lain seperti 8treptokokus anaero$ik-=hlam,dia tra0homatis- M,0oplasma dan =,toplasma dan =,tomegaloirus juga dise$utkan se$agai pen,e$a$ korioamnionitis. #i$$s dan ka7anka7an pada tahun 1)(2 mengidentifikasi mikroorganisme ,ang ditemukan dalam air ketu$an pasien dengan korioamnionitis dengan hasil Ba0teriodes 8p 92";- #ardnerella
aginalis 924;- grup > streptokokkus 9#B8; 912;- streptokokus aero$ik jenis lain 913;- E 0oli 91*;- dan #ram negatif lain 91*;.11
2.3 Fakt%r R#s#k%
aktor ras se0ara tunggal tidak menjadi faktor resiko terjadin,a korioamnionitis. sia i$u le$ih memiliki peranan penting se$agai faktor resiko. +$u ,ang hamil di usia muda memiliki perilaku ,ang relatif kurang $aik dalam menjaga higiene urogenitaln,a- sehingga meningkatkan risiko $akterial aginosis- infeksi saluran kemih- dan infeksi asendens.&
8emua faktor ,ang meningkatkan risiko pajanan $erkepanjangan ketu$an janin dan?atau rongga uterus terhadap mikro$a dari agina akan meningkatkan risiko korioamnionitis. aktorfaktor ini meliputi nuliparitas 9karena nuliparitas akan meningkatkan lama 7aktu persalinan;- persalinan prematur- ketu$an pe0ah
.
dini- pemeriksaan agina dengan jari- kateter intrauterin- dan infeksi urogenital 9terutama infeksi agina atau seriks- termasuk infeksi menular seksual 9+M8;. Terdapat $ukti $ah7a mekonium di dalam 0airan amnion juga meningkatkan risiko infeksi i$u dan?atau korioamnionitis- mungkin dengan 0ara menekan respon imun i$u atau dengan mengganggu komposisi 0airan ketu$an dengan 0ara menurunkan pertahanann,a terhadap mikro$a.12
Terdapat faktor risiko tam$ahan seperti pen,akit kronis status nutrisi i$u-dan stres emosional- semua hal terse$ut $isa meningkatkan kerentanan 7anita terhadap infeksi dengan 0ara mempengaruhi fungsi sistem imun. <u$ungan pasti antara faktorfaktor risiko terse$ut- imunitas i$u- dan korioamnionitis- merupakan hal ,ang kompleks dan masih diteliti. 12
2.$ Pat%'#s#%l%g#
%orioamnionitis terjadi aki$at infeksi asenden mikroorganisme dari seriks dan agina setelah terjadin,a ketu$an pe0ah dan persalinan(-1*. 8elain itu dapat pula aki$at infeksi transplasental ,ang merupakan pen,e$aran hematogen dan $akteremia maternal dan induksi $akteri pada 0airan amnion aki$at iatrogenik pada pemeriksaan amniosintesis- pas0a transfusi intrauterin dan kordosintesis. aktor risiko terjadin,a korioamnionitis adalah 7aktu antara ketu$an pe0ah dan persalinan- penggunaan monitor fetal internal- jumlah pemeriksaan dalam selama persalinan- nulipara- dan adan,a $akterial
#am$ar 1. Tempat potensial infeksi $akteri di uterus.1*
%orioamnionitis terjadi paling sering saat persalinan sesudah pe0ahn,a selaput ketu$an. 5alaupun sangat jarang- korioamnionitis dapat juga terjadi pada keadaan dimana selaput ketu$an masih intak 11.
8e$an,ak 3 dari neonatus ,ang lahir dari i$u dengan korioamnionitis dengan pe0ahn,a selaput ketu$an @ 24 jam se$elum persalinan- akan menderita $akteremia. Bila pe0ahn,a selaput ketu$an terjadi A24 jam maka se$an,ak 1'
neonatus akan mengalami $akteremia1*.
Pada keadaan selaput ketu$an ,ang masih intak- korioamnionitis sangat jarang terjadi. <al ini mungkin dise$a$kan oleh infeksi Listeria
monosytogenes-,ang merupakan $atang gram positif anaero$- monosytogenes-,ang menginfeksi janin se0ara hematogen 9infeksi transplasental; dan dapat men,e$a$kan kematian janin. #ejala pada i$u dapat asimtomatis atau han,a $erupa demam ringan dan jarang men,e$a$kan sepsis pada i$u. 8treptokokus grup juga dapat men,e$akan infeksi janin dan rongga amnion pada selaput ketu$an ,ang masih intak 1*.
6rganisme pen,e$a$ infeksi men,e$ar pertama kali ke dalam ruang korio desidua- dan pada $e$erapa kasus dapat melintas melalui mem$ran korioamnion ,ang masih utuh dan masuk ke dalam 0airan amnion- sehingga men,e$a$kan infeksi pada janin11.
8etiap kehamilan dengan korioamnionitis merupakan faktor risiko pen,e$a$ prematuritas dan ketu$an pe0ah dini. Ban,ak penelitian ,ang menghu$ungkan antara korioamnionitis dengan persalinan prematur. Teori ,ang paling $an,ak dipergunakan saat ini adalah teori inasi $akteri dari ruang koriodesidua- ,ang memulai terjadin,a proses persalinan preterm. <al ini dikarenakan pelepasan endotoksin dan eksotoksin oleh $akteri akan mengakitiasi desidua dan mem$ran fetus untuk memproduksi $e$erapa sitokin-,ang diantaran,a tumor nekrosis factor-α 9TC ;- interleukin1- interleukin 1>- interleukin&- interleukin(- dan granulosite coloni stimulating factor 9#=s;.
10
%emudian seluruh sitokin- endotoksin dan eksotoksin akan menstimulasi sintesis prostaglandin ,ang akan terakumulasi dengan sintesis dan pelepasan
metaloprotease dan komponen $ioaktif lainn,a. Prostaglandin akan menstimulasi kontraksi uterus sementara metaloprotease akan men,erang mem$ran korioamnion ,ang akan men,e$a$kan pe0ahn,a mem$ran. Metaloprotease akan mem$entuk kolagen di seriks ,ang men,e$a$kan terjadin,a perlunakan seriks11.
Persalinan prematur dise$a$kan aki$at janin itu sendiri. Pada janin ,ang terinfeksi terjadi peningkatan kadar sekresi kortikotropin aki$at peningkatan dari
corticotropin releasing hormone 9=!<; dari hipotalamus janin dan juga produksi
=!< dari plasenta. <al ini akan meningkatkan kadar produksi adrenal janin $erupa peningkatan kortisol ,ang $erhu$ungan dengan peningkatan kadar prostaglandin11.
11
#am$ar 2. %olonisasi $akteri koriodesidua dapat men,e$a$kan persalinan prematur 11
2.* D#agn%s#s
Tanda dan gejala klinis korioamnionitis meliputi11
12 2. takikardia i$u 9A12*G?menit;
3. takikardia janin 9A1&*G?menit;
4. 0airan ketu$an $er$au atau tampak purulen ". uterus tera$a tegang
&. leukositosis i$u 9leukosit 1".***1(.*** sel?mm3;
Bila terdapat dua dari enam gejala diatas ditemukan pada kehamilan- maka risiko terjadin,a neonatal sepsis meningkat.
#i$$s- dkk mengemukakan gejala dan tanda infeksi intrapartum ,aitu suhu i$u H 3'-(F= dan 2 atau le$ih dari kondisi di$a7ah ini takikardia i$u 9A1** G?menit;- takikardia janin 9A1&* G?menit;- n,eri uterus- 0airan amnion $er$au dan leukositosis i$u 9A1".*** sel?mm3; .(
%orioamnionitis seringkali $ukan suatu gejala akut- namun merupakan suatu proses kronis dan tidak menunjukkan gejala sampai persalinan dimulai atau terjadi ketu$an pe0ah dini. Bahkan sampai setelah persalinan sekalipun pada 7anita ,ang ter$ukti memiliki korioamnionitis 9melalui pemeriksaan histologis atau kultur; dapat tidak ditemukan tanda klasik diatas selain tandatanda prematuritas11.
Terdapat $e$erapa metode la$oratorium lain ,ang diharapkan dapat mem$antu penegakkan diagnosis- $e$erapa diantaran,a seperti pemeriksaan serum =!P 9C-reative protein; maternal- pemeriksaan esterase leukosit 0airan amnion- dan deteksi asam organik $akterial dengan kromatografi gas0airan.11
Peningkatan kadar =!P memiliki spesifisitas ,ang tinggi untuk diagnosis korioamnionitis. %adar =!P ratarata pada kehamilan adalah *-'*-) mg?dl. Terdapat peningkatan sedikit selama persalinan.4-13
13
Pemeriksaan langsung dari 0airan amnion dapat mem$erikan kriteria ,ang le$ih pasti dari korioamnionitis. %om$inasi pe7arnaan #ram dan kultur dari hasil
amniosintesis merupakan metode diagnostik ter$aik.(
<asil pemeriksaan mikroskopik ,ang menunjang diagnosis
korioamnionitis adalah ketika terlihat set leukosit mononu0lear dan polimonorfonuklear menginfiltrasi selaput korion. 8e$elum 2* minggu hampir
semua sel leukosit polimorfonuklear adalah sel ,ang $erasal dari i$u- sedangkan
selanjutn,a merupakan respon inflamasi dari janin).
Dari pemeriksaanpemeriksaan diatas tidak satupun ,ang 0ukup sensitif dan spesifik digunakan se0ara tersendiri terlepas dari gejala dan tanda klinis untuk mendiagnosis korioamnionitis.
2.+ Tatalaksana
5anita dengan korioamnionitis se$aikn,a mendapat terapi antimikro$a
dan janin dilahirkan tanpa memandang usia gestasi.3-4 Mengingat $ah7a
pen,e$a$n,a adalah polimikro$ial- se$aikn,a digunakan anti$iotika intraena $erspektrum luas. ntuk se$agian $esar kasus- 0ukup digunakan anti$iotika tunggal. !egimen intraena ,ang direkomendasikan termasuk 0efoGitin 94G2gr;-0efotetan 92G2gr;- piperasilin atau meIlo0ilin 94G34gr;- ampisilin sul$aktam 94G3gr;- tikarsilin?klaulanat 94G3gr;. Camun untuk kasus ,ang le$ih serius misaln,a sepsis atau infeksi anaero$ serius dengan adan,a 0airan amnion $er$au $usuk- terapi kom$inasi ,ang terdiri dari penisilin atau ampisilin- aminoglikosida
dan agen anaero$ seperti klindamisin 93G)**gr; se$aikn,a digunakan.4 Dosis
ampisilin ,ang digunakan adalah 2 gr tiap 4 atau & jam- gentamisin 1-"mg?kg tiap
1/
tunggal.2-1" ltematif lain pengganti terapi kom$inasi adalah terapi tunggal menggunakan imipenam?0ilastatin 94G"**gr;- namun penggunaann,a pada kehamilan $elum $an,ak diteliti.4
nti$iotika seharusn,a di$erikan se0epatn,a setelah diagnosis
korioamnionitis ditegakkan. 8e$a$ dari penelitian telah di$uktikan $ah7a pem$erian terapi intrapartum di$andingkan dengan postpartum akan menurunkan kejadian sepsis J pneumonia neonatal dan mor$iditas postpartum i$u.4 Pem$erian anti$iotika sesegera mungkin 9tanpa menunggu $a,i lahir; mem$eri dampak pada terapi anti$iotika pada janin. Kika anti$iotika di$erikan intrapartum-maka pem$erian anti$iotika untuk $a,i di$erikan terus menerus selama ' hari. Camun jika anti$iotika i$u di$erikan setelah kelahiran $a,i- maka dapat diperiksa kultur darah $a,i dan anti$iotika dapat dihentikan pada hari ke3 jika kultur tidak tum$uh.4
Persalinan se$aikn,a peraginam4. Kika persalinan tidak tim$ul spontan-maka dilakukan induksi persalinan.2 +nduksi persalinan dapat dilakukan dengan medikamentosa dan dapat pula dengan 0ara mekanik. Pem$erian medikamentosa dilakukan dengan pem$erian prostaglandin E2 9 Dinoproston ;- prostaglandin E1 9Misoprostol; dan 6ksitosin.
Persalinan pera$dominam meningkatkan resiko demam postpartum aki$at infeksi 9endometritis; pada i$u. 8eksio sesarea sendiri meningkatkan resiko endometritis dari 1* 9pada persalinan peraginam; menjadi 3*- dan kejadiann,a semakin meningkat dengan adan,a korioamnionitis pada saat dilakukan seksio.11 Terjadi peningkatan mor$iditas i$u " kali lipat jika di$andingkan dengan persalinan peraginam.3
1
8eksio sesarea dapat pula dipertim$angkan $ila diperkirakan persalinan $elum selesai dalam interal 12 jam setelah diagnosis ditegakkan. <al ini didasarkan dari suatu penelitian ,ang mengemukakan tidak terdapatn,a peningkatan infeksi neonatus jika interal antar diagnosis dan persalinan kurang dari 12 jam- namun peningkatan kejadian infeksi neonatus setelah interal 12 jam $elum dapat dipastikan. 8ehingga- jika interal antara diagnosis dengan persalinan diperkirakan le$ih dari 12 jam- persalinan pera$dominam $ijaksana
untuk dipertim$angkan.4
Durasi pem$erian anti$iotika setelah persalinan $elum dapat dipastikan. 8eperti ,ang telah dise$utkan se$elumn,a- salah satu literatur men,arankan pem$erian terapi parenteral hingga 12 hari postpartum- tanpa tam$ahan
anti$iotika oral sesudahn,a.4
2., K%)(l#kas#
2.,.1 K%)(l#kas# Maternal
=horioamnionitis dapat meningkatkan 23 kali lipat persalinan se0ara pera$dominan dan 24 kali lipat terjadin,a endom,ometritis- infeksi perlukaan-a$ses pelik- $akteremia- dan post partum hemorragi0. Peningkatan terjadin,a post partum hemorrage kelihatann,a dise$a$kan oleh kontraksi uterus ,ang disfungsional karena adan,a inflamasi. 1* i$u dengan korioamnionitis memiliki hasil kultur darah ,ang positif 9$akteremia; se$agian $esar oleh $akteri #B8 dan E.0oli. Camun komplikasi lainn,a seperti D+=- !D8- septi0 sho0k- kematian maternal jarang terjadi.(
1
Paparan infeksi pada fetus dapat menim$ulkan kematian fetus- sepsis neonatus- dan $e$erapa komplikasi postnatal lainn,a. !espon fetus terhadap infeksi ,ang dise$ut etal +nflammator, !esponse 8,ndrome 9+!8; dapat men,e$a$kan komplikasi $erikut ini. +!8 merupakan ke$alikan proses dari 8,stemi0 +nflammator, !esponse 8,ndrome 98+!8;. %arena parametern,a hampir sama dengan 8+!8- maka agak sulit mem$edakann,a dengan ,ang terjadi pada fetus- +!8 se$enarn,a dapat dideteksi $ila terjadi peningkatan +L& pada darah um$ili0al 9tali pusat; ,ang $iasan,a didapatkan pada persalinan preterm dan PP!6M namun kadang dapat mun0ul pada umur kehamilan aterm. Penunjuk histopatologik dari +!8 adalah funisitis dan korionik askulitis. +!8 sekarang dikenal se$agai representasi respon pertahanan fetus terhadap infeksi atau mediasi perlukaan ,ang dapat melepas sitokin dan 0hemokines seperti interleukins- TCalpha- =rea0tie protein- dan matriks melloproteinases. +!8 juga dihu$ungkan dengan persalinan preterm ,ang dapat menim$ulkan kematian
dan $erhu$ungan pada neonatus preterm dengan kegagalan multi organ- termasuk pen,akit paru kronis- leukomalasia perientrikular dan 0ere$ral pals,. Meski
+!8 dapat ditim$ulkan oleh inflamasi non infeksis- namun manifestasin,a $iasan,a le$ih terlihat pada proses infeksi. Meski kontoersial- paparan fetus pada m,0oplasma genital 9 . real,ti0um dan M. <ominis; memiliki hu$ungan
dengan sindrom respon sistem inflamasi- pneumonia.(
2.,.3 K%)(l#kas# "angka (an"ang !nt!k ne%nat!s
Ceonatus ,ang terpapar oleh infeksi intrauterin dan inflamasi dapat menampakkan efek aders saat atau segera setelah lahir. Efek aders ,ang
1.
mun0ul termasuk kematian perinatal- asfiksi- sepsis neonatus dini- septi0 sho0k- pneumonia- intraentrikular hemorrhagi0 9+<;- kerusakan sere$ral di 7hite
matter- dan kelumpuhan jangka panjang termasuk 0ere$ral pals,.(
2.- Pr%gn%s#s
%orioamnionitis mengaki$atkan mortalitas perinatal ,ang signifikan-terutama pada neonatus dengan $erat lahir rendah. 8e0ara umum terjadi peningkatan 34 kali lipat kematian perinatal diantara neonatus dengan $erat lahir
rendah ,ang dilahirkan oleh i$u dengan korioamnionitis.4 8elain itu terjadi juga peningkatan kejadian respiratory distress syndrome 9!D8;- hemoragia
intraentrikular- dan sepsis neonatal.
Berla7anan dengan kejadian pada $a,i dengan $erat lahir rendah- di negara maju neonatus 0ukup $ulan ,ang lahir dari i$u dengan korioamnionitis dapat $ertahan dengan $aik. <an,a sedikit $ahkan tidak terjadi peningkatan mortalitas perinatal- risiko sepsis dan pneumonitis juga jarang terjadi pada neonatus 0ukup $ulan. Camun pada negara $erkem$ang- dilaporkan pneumonia kongenital aki$at infeksi intraamnion merupakan salah satu pen,e$a$ tersering kematian pada neonatus 0ukup $ulan.4
%orioamnionitis jarang mengaki$atkan mortalitas maternal- namun merupakan pen,e$a$ signifikan terjadin,a mor$iditas maternal. Bakteremia terjadi pada 2" kasus dan terjadi peningkatan kejadian infeksi postpartum.4 %orioamnionitis intrapartum meningkatkan resiko infeksi purpuralis setelah persalinan peraginam menjadi 13- di$andingkan dengan & jika tidak ada
1 BAB 3 KESIMPULAN
%orioamnionitis atau infeksi intra uterin merupakan infeksi akut pada 0airan ketu$an- janin dan selaput korioamnion ,ang dise$a$kan oleh $akteri. Bakteri pen,e$a$n,a $iasan,a polimikro$ial dan $iasan,a men0akup $akteri fakultatif
1
ketu$an janin dan?atau rongga uterus terhadap mikro$a dari agina akan meningkatkan risiko korioamnionitis. Periode ketu$an pe0ah ,ang lama merupakan faktor risiko ,ang paling tinggi peranann,a dalam patogenesis korioamnionitis. Makin lama jarak antara ketu$an pe0ah dengan persalinan-makin tinggi pula risiko mor$iditas dan mortalitas i$u dan janin.
%orioamnionitis terjadi aki$at infeksi asenden mikroorganisme dari seriks dan agina setelah terjadin,a ketu$an pe0ah dan persalinan. %orioamnionitis seringkali $ukan suatu gejala akut- namun merupakan suatu proses kronis dan tidak menunjukkan gejala sampai persalinan dimulai atau terjadi ketu$an pe0ah dini. Bahkan sampai setelah persalinan sekalipun pada 7anita ,ang ter$ukti memiliki korioamnionitis 9melalui pemeriksaan histologis atau kultur; dapat tidak ditemukan tanda klasik diatas selain tandatanda prematuritas. Camun se0ara umum gejala dan tanda infeksi intrapartum ,aitu suhu i$u H 3'-(F= dan 2 atau le$ih dari kondisi di$a7ah ini takikardia i$u 9A1** G?menit;- takikardia janin 9A1&* G?menit;- n,eri uterus- 0airan amnion $er$au dan leukositosis i$u 9A1".*** sel?mm3; .
Tatalaksana pada 7anita dengan korioamnionitis $iasan,a dengan terapi antimikro$a dan janin dilahirkan tanpa memandang usia gestasi. %orioamnionitis jarang mengaki$atkan mortalitas maternal- namun merupakan pen,e$a$
signifikan terjadin,a mor$iditas maternal.
Be$erapa kondisi lain harus dipertim$angkan dalam diagnosis $anding korioamnionitis. Pada pasien intrapartum dengan epidural dan demam ringan
20
tanpa takikardia 9i$u atau janin; atau tandatanda klinis peradangan lainn,a intrauterine- epiduralasso0iated
Demam adalah pertim$angan ,ang kuat. +nfeksi eGtrauterine dapat men,e$a$kan demam dan sakit perut- $aik selama atau di tidak adan,a tenaga kerja- termasuk infeksi saluran kemih 9Pielonefritis;- influenIa- radang usus $untu- dan pneumonia. kondisi nonmenular terkait dengan n,eri perut 9$iasan,a dalam ketiadaan demam; termasuk trom$ofle$itis- n,eri ligamen $ulat- radang usus- gangguan jaringan ikat dan solusio plasenta
DAFTAR PUSTAKA
1. <uleihel M- #olan <- <allak M- et al. +ntra uterine infe0tion?inflammation during pregnan0, and offspring $rain damage Possi$le me0hanisms inoled. !eprodu0tie $iolog, and endro0rinolog,. BioMed =entral 2**4. http??777.r$ej.0om
2. +nfeksi dalam persalinan. Dalam 8aifudin B ed. Buku 0uan Casional Pela,anan %esehatan Maternal dan Ceonatal. Kakarta a,asan Bina Pustaka 8ar7ono Pra7irohardjoN 2**1 2""(
21
3. $normalitis of the pla0enta- um$ili0al 0ord and mem$ranes. +n =unningham #- #ant CE- Leeno %K- Bloom 8L- et al eds. 5illiams 6$stetri0s. 22nd ed. Ce7 ork M0#ra7 <illN 2**" &2"
4. #raett C#- 8ampson KE. 6ther infe0tious 0onditions. +n Kames D%- 8teer PK- 5einer =P- et al. <igh !isk Pregnan0, Management 6ptions. London 5B 8aunders =o Ltd N 1))& "13"
". Leeno %K et al. =horioamnionitis. 5illiams Manual of 6$stetri0s- 21st ed
Boston M0#ra7<ill. 2**3
&. 8herman MP- 6tsuki %. Maternal =horioamnionitis. EMedi0ine 2**3. http??777.emedi0ine.0om?spe0ialties?neonatolog,.
'. Pueperal infe0tion. +n =unningham #- #ant CE- Leeno %K- Bloom 8L- et al eds 5illiams 6$stetri0s. 22nd ed. Ce7 ork M0#ra7 <illN 2**" '12 (. Tita- lan T.C. Diagnosis and Management of =horioamnionitis.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3008318/
). Ce7ton- Ed7ard !. =horioammnionitis and +ntraamnioti0 +nfe0tion. =lini0al 6$stetri0s and #,ne0olog, ol 3&- Cum$er 4. Lippin0ot =o. 1))3N ')"(*( 1*. #olden$erg !L- <auth K=- ndre7s 55. +ntrauterine infe0tion and preterm
delier,. Ce7 England Kournal 6f Medi0ine. 2***. http??777.nejm org 11. #i$$s !8- 87eet !L- Duf5P. Maternal and etal +nfe0tious Disorder. +n
=reas, !%- !esnik !- eds. Matemaletal Medi0ine. "th ed. Philladelphia 5B 8aunders.2**4 pp '41))
12. 8um$er ahe, K6. =lini0al management of intraamnioti0 infe0tion and 0horioamnionitis a reie7 of literature. K Mid7ifer, 5omens <ealth. 2**(N"393;22'23".
13. rias . Premature !upture of Mem$rane. Pra0ti0al #uide to <igh !isk Pregnan0, and Delier,- 2nd ed. 8t Louis Mos$, ear BookN 1))3 1**113
14. #ardner %. Emergen0, delier,- preterm la$or and postpartum hemorrage. +n Pearlman MD- Tintinalli KE- D,ne PL. 6$stetri0 J #,ne0ologi0 Emergen0ies Diagnosis J Management. Ce7 ork M0#ra7<illN 2**4 32* 1". %etu$an pe0ah dini. Dalam 8aifuddin B ed. Buku Panduan Praktis
Pela,anan %esehatan Maternal dan Ceonatal. Kakarta a,asan Bina Pustaka 8ar7ono Pra7irohadjo M11"