PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN SIAK
ii
“No amount of guilt can change the past and no amount of worrying can change the future, by. Umar Ibn Al -Khattab
P
P
P
r
r
r
o
o
o
f
f
f
i
i
i
l
l
l
K
K
K
e
e
e
s
s
s
e
e
e
h
h
h
a
a
a
t
t
t
a
a
a
n
n
n
K
K
K
a
a
a
b
b
b
u
u
u
p
p
p
a
a
a
t
t
t
e
e
e
n
n
n
S
S
S
i
i
i
a
a
a
k
k
k
T
T
T
a
a
a
h
h
h
u
u
u
n
n
n
2
2
2
0
0
0
1
1
1
3
3
3
Buku ini diterbitkan oleh :Dinas Kesehatan Kabupaten Siak Propinsi Riau
Tahun 2014
Komplek Perkantoran Pemda Sei Betung Siak Sri Indrapura
Telp./Faximille : 0764-322009
E-mail : [email protected] Web site : http://diskes.siakkab.go.id
i
KATA PENGANTAR
ِمي ِحَّرلا ِنمْحَّرلا ِالله ِمْسِب
Keberhasilan Pembangunan Kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya (evidence based). Data dan informasi yang berkualitas adalah landasan pengambilan keputusan dalam Pembangunan Kesehatan. Di samping itu, sesuai amanat Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009, setiap orang berhak mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, ketersediaan data dan informasi sangat diperlukan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
Saya menyambut baik terbitnya buku Profil Kesehatan Kabupaten
Siak Tahun 2013 ini. Profil Kesehatan Kabupaten Siak Tahun 2013
menggambarkan capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Siak pada tahun Kedua periode Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Siak Tahun 2011-2016. Komitmen Kepala Daerah yang sangat tinggi terhadap pembangunan kesehatan akan kita jadikan peluang untuk mewujudkan Visi, “Masyarakat Siak
yang Sehat dan Mandiri pada Tahun 2016”. Saatnya kita sekarang untuk berpikir,
bekerja dan bertindak out the box.
Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak, khususnya kepada Sekaretaris dan Kepala Bidang Dilingkungan Dinas Kesehatan, pengelola program dan Kepala UPTD Puskesmas se Kabupaten Siak serta semua lintas sektor terkait, yang telah membantu dan berkontribusi sehingga tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Siak Tahun 2013.
Siak Sri Indrapura, Maret 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIAK
dr. H.R TONNY CHANDRA A, M.Kes NIP. 19620704 199603 1 002
iii
D
DA
AF
FT
TA
AR
R
I
IS
SI
I
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL ix
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II GAMBARAN UMUM 3
A. Keadaan Penduduk 4
B. Keadaan Ekonomi 6
C. Keadaan Lingkungan 7
D. Keadaan Perilaku Masyarakat 8
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 9
A. Angka Kematian (Mortalitas) 9
B. Angka Harapan Hidup 14
C. Angka Kesakitan (Morbiditas) 14
D. Status Gizi 31
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 35
A. Pelayanan Kesehatan Dasar 35
B. Pelayanan Kesehatan Rujukan 52
C. Pemberantasan Penyakit Menular 53
D. Perbaikan Gizi Masyarakat 61
E. Standar Pelayanan Minimal (SPM) 65
BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN 67
A. Sarana Kesehatan 67
B. Tenaga Kesehatan 71
C. Pembiayaan Kesehatan 73
BAB VI. KESIMPULAN 78
iv
D
DA
AF
FT
TA
AR
R
G
GA
A
MB
M
B
AR
A
R
Halaman
Gambar 2.1 Trend Jumlah Penduduk Kabupaten Siak Tahun 2000-2013 4
Gambar 2.2 Persentase Penduduk Menurut Golongan Umur di 5
Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 2.3 Persentase Distribuasi Penduduk Kabupaten Siak 6
menurut Kecamatan Tahun 2013
Gambar 2.4 Persentase Rumah Tangga ber PHBS di Kabupaten Siak 8
Tahun 2008 - 2013
Gambar 3.1 Angka Kematian Bayi (AKB) dilaporkan per 1.000 10
Kelahiran Hidup di Kabupaten Siak Tahun 2006 - 2013
Gambar 3.2 Angka Kematian Balita (AKABA) dilaporkan per 1.000 11
Kelahiran Hidup di Kabupaten Siak Tahun 2007 - 2013
Gambar 3.3 Angka Kematian Ibu (AKI) dilaporkan per 100.000 13
Kelahiran Hidup di Kabupaten Siak Tahun 2006 - 2013
Gambar 3.4 Angka Notifikasi Kasus BTA+ dan seluruh Kasus Per 100.000 17
Penduduk di Kabupaten Siak Tahun 2011 - 2013
Gambar 3.5 Persentase Cakupan Penemuan Kasus Baru BTA Positif 18
(CDR) di Kabupaten Siak Tahun 2006 - 2013
Gambar 3.6 Persentase Cakupan Penemuan Kasus Baru TB BTA Positif 18
(CDR) menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 3.7 Persentase Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia Balita 19
di Kabupaten Siak Tahun 2006 - 2013
Gambar 3.8 Persentase Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia Balita 20
Menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 3.9 Angka Kesakitan Diare per 1.000 Penduduk di 22
Kabupaten Siak Tahun 2004 - 2013
Gambar 3.10 Angka Kesakitan Diare per 1.000 penduduk menurut 22
Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 3.11 Non Polio AFP Rate per 100.000 pada Anak Usia < 15 Tahun 24
v
Halaman
Gambar 3.12 Annual Parasite Incidence (API) per 1.000 Penduduk 25
Beresiko di Kabupaten Siak Tahun 2008 - 2013
Gambar 3.13 Jumlah Kasus Malaria menurut Puskesmas di Kabupaten Siak 26
Tahun 2013
Gambar 3.14 Incidence Rate (IR) dan Case Fatality Rate (CFR) DBD 27
Di Kabupaten Siak Tahun 2006 - 2013
Gambar 3.15 Jumlah Kasus DBD menurut Puskesmas di Kabupaten Siak 28
Tahun 2013
Gambar 3.16 Rata-Rata Kasus DBD setiap bulan di Kabupaten Siak 28
Tahun 2004 - 2013
Gambar 3.17 Jumlah Kasus GHPR dan Pemakaian VAR di Kabupaten 29
Siak Tahun 2004 - 2013
Gambar 3.18 Jumlah Kasus GHPR menurut Puskesmas di Kabupaten Siak 30
Tahun 2013
Gambar 3.19 Distribusi Penderita Filariasis menurut Kecamatan 30
di Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 3.20 Persentase Cakupan Balita Naik Berat Badan (N/D) 31
di Kabupaten Siak Tahun 2004 - 2013
Gambar 3.21 Persentase Cakupan Balita Naik Berat Badan (N/D) 32
menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 3.22 Persentase Cakupan Balita Bawah Garis Merah (BGM) 32
di Kabupaten Siak Tahun 2005 - 2013
Gambar 3.23 Persentase Cakupan Balita Bawah Garis Merah (BGM) 33
menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 3.24 Prevalensi Balita Gizi Buruk di Kabupaten Siak 34
Tahun 2005 - 2013
Gambar 4.1 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 36
di Kabupaten Siak Tahun 2006 - 2013
Gambar 4.2 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K1) menurut 37
vi
Halaman
Gambar 4.3 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K4) menurut 38
Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 4.4 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga 39
Kesehatan di Kabupaten Siak Tahun 2006 - 2013
Gambar 4.5 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga 39
Kesehatan menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 4.6 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di Kabupaten Siak 40
Tahun 2007 - 2013
Gambar 4.7 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas menurut Puskesmas 41
di Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 4.8 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) 42
di Kabupaten Siak Tahun 2006 - 2013
Gambar 4.9 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) 43
menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 4.10 Persentase Cakupan Kunjungan Bayi di Kabupaten Siak 44
Tahun 2008 - 2013
Gambar 4.11 Persentase Cakupan Kunjungan Bayi menurut Puskesmas 44
di Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 4.12 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 45
di Kabupaten Siak Tahun 2008-2013
Gambar 4.13 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 46
menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 4.14 Persentase Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD/ 47
Setingkat di Kabupaten Siak Tahun 2009 - 2013
Gambar 4.15 Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Siak 48
Tahun 2008 - 2013
Gambar 4.16 Persentase Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi 48
di Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 4.17 Persentase Pencapaian Imunisasi Campak di Kabupaten Siak 50
vii
Halaman
Gambar 4.18 Persentase Pencapaian Imunisasi Campak di Kabupaten 50
Siak Tahun 2013
Gambar 4.19 Persentase Pencapaian UCI di Tingkat Desa/Kelurahan 51
di Kabupaten Siak Tahun 2006 - 2013
Gambar 4.20 Persentase Cakupan Imunisasi Polio-4 menurut Puskesmas 54
di Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 4.21 Angka Kesembuhan (Cure Rate) Penderita TB Paru 55
di Kabupaten Siak Tahun 2009 - 2013
Gambar 4.22 Angka Kesembuhan Penderita TB Paru per Puskesmas 56
di Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 4.23 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap (Success Rate) 57
Penderita BTA (+) di Kabupaten Siak Tahun 2009 - 2013
Gambar 4.24 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap (Success Rate) 57
menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 4.25 Persentase Rumah/Bangunan Bekas Jentik Nyamuk Aedes 59
di Kabupaten Siak Tahun 2005 - 2013
Gambar 4.26 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi pada Ibu Hamil 61
menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2004 - 2013
Gambar 4.27 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe-3) pada 62
Ibu Hamil menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 4.28 Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Anak Balita 63
di Kabupaten Siak Tahun 2006-2013
Gambar 4.29 Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita 63
Menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 4.30 Persentase Cakupan Pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten 64
Siak Tahun 2013
Gambar 4.31 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif menurut Puskesmas 65
di Kabupaten Siak Tahun 2013
Gambar 5.1 Persentase Posyandu menurut Strata di Kabupaten Siak 69
viii
Halaman
Gambar 5.2 Cakupan Desa Siaga Aktif di Kabupaten Siak 71
Tahun 2007 - 2013
Gambar 5.3 Alokasi dan Realisasi Anggaran (dalam jutaan Rupiah) 74
Dinas Kesehatan dari APBD Kab. Siak Tahun 2006 - 2013
Gambar 5.4 Persentase Alokasi Anggaran Dinas Kesehatan (Belanja 75
Langsung dan Belanja Tidak Langsung) dari APBD Kabupaten Siak Tahun Anggaran 2006 - 2013
Gambar 5.5 Alokasi Anggaran Belanja Langsung (dalam jutaan rupiah) 76
Dinas Kesehatan dari APBD Kabupaten Siak Tahun Anggaran 2006 - 2013
Gambar 5.6 Persentase Alokasi Anggaran Belanja Langsung Dinas 76
Kesehatan dari APBD Kabupaten Siak Tahun Anggaran 2006 - 2013
Gambar 5.7 Persentase Anggaran Belanja Langsung dan Belanja Tidak 77
ix
D
DA
AF
FT
TA
AR
R
T
TA
AB
BE
EL
L
Halaman
Tabel 2.1 Cakupan Indikator Kesehatan Lingkungan di Kabupaten Siak 7
Tahun 2013
Tabel 3.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut Kabupaten/ 14
Kota di Propinsi Riau Tahun 2013
Tabel 3.2 Pola 10 Penyakit Terbanyak pada Pasien Rawat Jalan 15
di Puskesmas untuk semua Golongan Umur di Kabupaten Siak Tahun 2013
Tabel 4.1 Indikator Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) 66
Bidang Kesehatan di Kabupaten Siak Tahun 2013
Tabel 5.1 Rasio Puskesmas, Pustu, Polindes dan Poskesdes per Satuan 68
Penduduk Tahun 2008 - 2013
Tabel 5.2 Rasio Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan di Desa/ Kelurahan 68
Per Satuan Penduduk di Kabupaten Siak Tahun 2013
Tabel 5.3 Rasio Posyandu per Satuan Balita di Kabupaten Siak 70
Tahun 2009 - 2013
Tabel 5.4 Rasio Posyandu per Satuan Balita menurut Kecamatan 70
di Kabupaten Siak Tahun 2013
Tabel 5.5 Jumlah Tenaga Kesehatan dan Rasio Tenaga Kesehatan 72
Per 100.000 penduduk di Kabupaten Siak Tahun 2013
Tabel 5.6 Jumlah Tenaga Kesehatan menurut Unit Kerja di Kabupaten 72
Siak Tahun 2013
Tabel 5.7 Alokasi Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Siak 73
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 17 ayat 1 menyebutkan Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Selain itu pasal 168 menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan, yang dilakukan melalui sistem informasi dan melalui kerjasama lintas sektor, dengan ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pemerintah juga berkewajiban memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Profil Kesehatan Kabupaten merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal di bidang kesehatan di kabupaten/kota. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profil kesehatan kabupaten/kota ini pada intinya berisi berbagai data/informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di kabupaten/kota.
Dalam tatanan desentralisasi atau otonomi daerah di bidang kesehatan, kualitas dari sistem informasi kesehatan Regional dan Nasional sangat ditentukan oleh kualitas dari sistem informasi kesehatan Kabupaten/Kota. Sistem informasi kesehatan kabupaten dapat memberikan arah dalam penentuan kebijakan dan pengambilan keputusan di Kabupaten berdasarkan fakta (Evidence based decision
making). Data dan informasi yang berkualitas adalah landasan pengambilan
keputusan dalam Pembangunan Kesehatan.
Tahun 2013 ini merupakan tahun kedua dari Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Siak Tahun 2011-2016. Profil Kesehatan Kabupaten Siak Tahun 2013 ini dapat dijadikan alat ukur sejauhmana capaian indikator kinerja pembangunan kesehatan di Kabupaten Siak sampai tahun 2013.
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 2
Profil Kesehatan Kabupaten Siak Tahun 2013 terdiri dari 6 (enam) bab yaitu :
B
BAABB--11::PPEENNDDAAHHUULLUUAANN
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan Kabupaten Siak Tahun 2013 dan sistematika penyajiannya.
B
BAABB--22::GGAAMMBBAARRAANNUUMMUUMM
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Siak. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.
B
BAABB--33::SSIITTUUAASSIIDDEERRAAJJAATTKKEESSEEHHAATTAANN
Bab ini berisi uraian tentang indikator angka kematian, umur harapan hidup, angka kesakitan dan status gizi masyarakat.
B
BAABB--44::SSIITTUUAASSIIUUPPAAYYAAKKEESSEEHHAATTAANN
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, dan upaya kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Siak. Upaya kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan.
B
BAABB--55::SSIITTUUAASSIISSUUMMBBEERRDDAAYYAAKKEESSEEHHAATTAANN
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
B
BAABB--66::KKEESSIIMMPPUULLAANN
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan Kabupaten Siak tahun 2013. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 3
Kabupaten Siak merupakan salah satu Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Bengkalis yang berdiri pada tahun 1999 berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999, tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam. Luas wilayah Kabupaten Siak ±
8.556,09 km2. Kabupaten Siak terletak pada posisi 1016’30” Lintang Utara sampai
dengan 0020’49” Lintang Utara dan 1000 54’21”Bujur Timursampai dengan 1020
10’59” Bujur Timur dengan ketinggian wilayah antara 2 – 8,4 dari permukaan laut.
Secara umum Kabupaten Siak beriklim tropis dengan suhu
udara/temperatur antara 25 – 32 derajat celcius dengan kelembaban dan curah hujan yang cukup tinggi yang mencapai 1.965 mm/tahun. Permukaan tanah terdiri atas dataran rendah di bagian timur dan sebagian dataran tinggi di bagian barat dan selatan. Struktur tanah terdiri dari podsolik merah dan kuning dan alluvial serta tanah argonosol dan gley humus dalam bentuk rawa-rawa. Wilayah Kabupaten Siak dibelah oleh Sungai Siak yang merupakan salah satu jalur internasional yang terkenal dengan kedalamannya. Di samping itu juga banyak terdapat tasik/danau yang tersebar disemua wilayah Kabupaten Siak yang merupakan daya tarik tersendiri untuk objek wisata masa depan.
Batas wilayah Kabupaten Siak terdiri dari :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Pelalawan
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis dan Kota Pekanbaru.
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 4
Jarak Ibu Kota Siak Sri Indrapura dari Ibu Kota Propinsi Riau di Pekanbaru ± 120 km, dapat ditempuh melalui jalur sungai dan jalur darat dengan waktu tempuh ± 2 jam.
Administarasi Pemerintahan, Kabupaten Siak terdiri dari 14 Kecamatan yaitu: Kecamatan Siak, Kecamatan Sungai Apit, Kecamatan Minas, Kecamatan Tualang, Kecamatan Kandis, Kecamatan Kerinci Kanan, Kecamatan Sungai Mandau, Kecamatan Dayun, Kecamatan Bunga Raya, Kecamatan Koto Gasib, Kecamatan Lubuk Dalam, Kecamatan Sabak Auh, Kecamatan Mempura dan Kecamatan Pusako.
Bupati dan Wakil Bupati yang saat ini menjabat periode tahun 2011 – 2016 yaitu Drs. H. Syamsuar, M.Si dan Drs. H. Alfedri, M.Si.
A
A.
.
KE
K
EA
AD
DA
AA
AN
N
P
PE
EN
ND
DU
UD
DU
UK
K
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Siak, jumlah penduduk Kabupaten Siak pada Bulan Desember 2012 sebanyak 472.028 orang, yang terdiri dari 246.672 laki-laki dan 225.356 perempuan. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2012 sebesar 10,31%. Trend jumlah penduduk Kabupaten Siak setiap tahunnya terus meningkat. Gambaran selengkapnya disajikan pada Gambar 2.1 berikut.
G Gaammbbaarr22..11 T TrreennddJJuummllaahhPPeenndduudduukkKKaabbuuppaatteennSSiiaakk T Taahhuunn22000000--22001133((ddaallaammrriibbuuaannjjiiwwaa)) -50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 Jml Penddk 238,7 256 270 281,9 296,2 302,6 312,5 318,5 315,6 356,7 328,6 388,5 427,8 472 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 5
Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Siak tahun 2013 sebesar 109 yang artinya jumlah penduduk laki-laki 0,9 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan, atau setiap 100 perempuan terdapat 109 laki-laki. Berdasarkan distribusi penduduk menurut kelompok umur, dapat diperoleh gambaran komposisi penduduk Kabupaten Siak Tahun 2013 sebagaimana disajikan pada Gambar 2.2 berikut ini.
G Gaammbbaarr22..22 P PeerrsseennttaasseePPeenndduudduukkmmeennuurruuttGGoolloonnggaannUUmmuurr d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22001133
Berdasarkan Gambar 2.2 di atas dapat dilihat bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 301,00%, yang berusia produktif (15-64 tahun) sebesar 67,00% dan yang berusia tua (≥ 65 tahun) sebesar 2,01%. Dengan demikian maka angka beban tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Kabupaten Siak pada tahun 2013 sebesar 49,26%.
Berdasarkan luas wilayah, maka dapat diketahui tingkat kepadatan
penduduk Kabupaten Siak tahun 2013 yaitu sebesar 55,17 jiwa per km2. Tingkat
kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Tualang yakni 369 jiwa per km2 dan terendah di Kecamatan Sungai Mandau yakni 4,07 jiwa per km2. Pola penyebaran penduduk di Kabupaten Siak sangat tidak merata. Kecamatan Tualang
dengan luas wilayah 343,6 km2 jumlah penduduknya pada tahun 2013 sebanyak
126.874 jiwa sementara Kecamatan Sungai Mandau dengan luas wilayah 1.705
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 6 G Gaammbbaarr22..33 P PeerrsseennttaasseeDDiissttrriibbuussiiPPeenndduudduukkKKaabbuuppaatteennSSiiaakk M MeennuurruuttKKeeccaammaattaannTTaahhuunn22001133
Berdasarkan Gambar 2.3 di atas terlihat adanya ketimpangan penyebaran penduduk. Sebanyak 26,88% penduduk Kabupaten Siak bermukim di Kecamatan Tualang dan 17,66% bermukim di Kecamatan Kandis, sedangkan di Kecamatan Sungai Mandau hanya 1,47% dan Kecamatan Pusako hanya 1,37%. Hal ini terjadi karena Kecamatan Tualang merupakan daerah industri dengan beberapa perusahaan besar seperti PT. Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP), demikian juga dengan Kecamatan Kandis. Sementara itu Kecamatan Sungai Mandau dan Kecamatan Pusako merupakan Kecamatan baru pemekaran.
B
B.
.
KE
K
EA
AD
DA
AA
AN
N
E
EK
K
ON
O
NO
OM
MI
I
Menurut Badan Statistik Kabupaten Siak, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Siak tahun 2012 mencapai 7.54% dan tumbuh rata-rata 7,33% selama 10 tahun terakhir. Sementara Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita sebesar 74,27 juta rupiah meningkat 1,12 kali dibanding PDRB tahun 2011. Secara riil (dengan menghilangkan pengaruh inflasi) dalam periode yang sama PDRB per kapita Kabupaten Siak naik 1,03 kali dibanding tahun sebelumnnya.
Selain itu, angka kemiskinan makro Kabupaten Siak sesuai data BPS pada tahun 2012 sebesar 5,22%, terjadi penurunan sebesar 1,27% dari tahun 2010 yang
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 7
mencapai angka 6,49%. Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengalami peningkatan dari 73,50 tahun 2005 menjadi 77,44 tahun 2013.
C
C.
.
KE
K
EA
AD
DA
AA
AN
N
L
LI
I
NG
N
GK
K
UN
U
NG
GA
AN
N
Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat.
Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator seperti; rumah sehat, akses terhadap sumber air minum layak, akses terhadap sanitasi layak, Tempat-tempat Umum memenuhi syarat kesehatan dan Desa STBM. Data yang disajikan berasal dari laporan penanggung jawab kesehatan lingkungan di Puskesmas.
T Taabbeell22..11 C CaakkuuppaannIInnddiikkaattoorrKKeesseehhaattaannLLiinnggkkuunnggaann d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22001133 No Indikator Capaian
1. Persentase Rumah Sehat 23,83%
2. Penduduk yang memiliki akses air minum layak 42,06%
3. Penduduk yang memiliki akses sanitasi layak 14,30%
4. Desa STBM 0,76%
5. Tempat-tempat Umum memenuhi syarat kesehatan 27,45%
Sumber: Bidang P3PL
Dari Tabel 2.1 di atas terlihat masih rendahnya persentase penduduk yang memiliki akses air minum layak dan penduduk yang memiliki akses terhadap sanitasi dasar layak. Target MDGs tahun 2015 sebesar 68,87% untuk penduduk yang memiliki akses terhadap air minum layak, dan 62,41% untuk penduduk yang memiliki akses terhadap sanitasi layak akan sulit untuk dicapai. Diperlukan kerja sama lintas sektor yang lebih intens terutama dengan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya dalam hal penyediaan sarana air bersih dan sarana sanitasi layak.
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 8
D
D.
.
KE
K
EA
AD
DA
AA
AN
N
P
PE
ER
RI
I
LA
L
AK
KU
U
MA
M
A
SY
S
YA
AR
RA
AK
KA
AT
T
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap kesehatan, dalam profil ini akan disajikan 1 (satu) indikator yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
1
1.. PPeerriillaakkuuHHiidduuppBBeerrssiihhddaannSSeehhaatt((PPHHBBSS))
Rumah tangga ber PHBS adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI Ekslusif, Balita ditimbang setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari, dan tidak merokok dalam rumah.
Rumah tangga yang ber-perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Kabupaten Siak tahun 2013 sebesar 51,32% atau sebanyak 18.492 rumah dari 36.031 rumah yang dipantau. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan angka rumah tangga ber PHBS di Propinsi Riau tahun 2012 yang hanya 48,85%, tetapi lebih rendah dari rumah tangga ber PHBS secara Nasional tahun 2012 yang mencapai 56,7%. Persentase rumah tangga ber PHBS dari tahun 2008-2013 dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini.
G Gaammbbaarr22..44 P PeerrsseennttaasseeRRuummaahhTTaannggggaabbeerrPPHHBBSS d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22000088--22001133 48,85 56,7 51,32 54,81 69,12 50,6 67,1 58,36 0 20 40 60 80 100 120 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Riau 2012 Nasional 2012
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 9
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut H.L. Blum ada 4 (empat) faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan).
Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat tercermin melalui angka kematian (Mortalitas), angka kesakitan (Morbiditas) dan angka status gizi masyarakat. Pada bab berikut ini situasi derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Siak tahun 2012 dapat digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu (AKI).
A
A.
.
AN
A
NG
G
KA
K
A
K
K
EM
E
MA
AT
TI
IA
AN
N
(
(
M
M
O
O
R
R
T
T
A
A
L
L
I
I
T
T
A
A
S
S
)
)
Kejadian kematian dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan survei dan penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan berikut ini.
1
1.. AnAnggkkaa KKeemmaattiianan BBaayyii ((AKAKBB))
Angka Kematian Bayi (AKB) dapat didefinisikan sebagai banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 (satu) tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup. Salah satu target MDGs adalah menurunkan angka kematian bayi menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Dinas Kesehatan Kabupaten Siak menargetkan AKB tahun 2013 kurang dari 7 per 1.000 kelahiran hidup.
Jumlah bayi meninggal yang dilaporkan tahun 2013 sebanyak 50 orang dari 9.553 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan tersebut dapat dihitung Angka Kematian Bayi sebesar 5 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 6 per 1.000 kelahiran hidup
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 10 24 32 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Riau Nasional
dengan jumlah bayi meninggal yang dilaporkan sebanyak 56 orang dari 8.633 kelahiran hidup. Target AKB tahun 2013 kurang dari 7 per 1.000 kelahiran hidup sudah tercapai.
Gambaran perkembangan Angka Kematian Bayi yang dilaporkan di Kabupaten Siak sejak tahun 2006 sampai tahun 2013 dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini. G Gaammbbaarr33..11 A AnnggkkaaKKeemmaattiiaannBBaayyiiddiillaappoorrkkaannppeerr11..000000KKeellaahhiirraannHHiidduupp d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22000066––22001133
Gambar 3.1 menunjukkan trend penurunan AKB di Kabupaten Siak dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. AKB di Kabupaten Siak jauh lebih rendah dibanding AKB di Propinsi Riau yang mencapai 24 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012) dan AKB Nasional yang mencapai 32 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).
Beberapa upaya yang dilakukan terkait penurunan AKB tersebut melalui dana APBD kabupaten Siak Tahun Anggaran 2013 adalah Pelatihan Peningkatan Kapasitas Dokter di Puskesmas dalam Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM). Sebayak 15 orang Dokter Puskesmas selama lima hari telah mengikuti pelatihan tersebut. Disamping itu juga dilaksanakan Penelusuran Sebab Kematian Bayi dan Balita oleh Tim dari Kabupaten untuk mengevaluasi faktor penyebab terjadinya kematian pada bayi dan Balita. 5 13 6 7 11 9 8 6 0 5 10 15 20 25 30 35 40 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 SDKI,2012 Target MDGs 2015 ≤ 23
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 11 28 40 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Riau Nasional
Melalui dana BOK tahun Anggaran 2013 juga telah dilaksanakan beberapa kegiatan untuk menurunkan angka kematian bayi, antara lain: kunjungan neonatus, pemantauan neonatus risiko tinggi, deteksi dini bayi risiko tinggi, pemantauan bayi resiko tinggi, imunisasi, dan sweeping bayi yang tidak terdata.
2
2.. AnAnggkkaa KKeemmaattiianan BBaalliitata ((AKAKBBAA))
Angka Kematian Balita (AKBA) adalah jumlah kematian per 1.000 kelahiran hidup pada anak sebelum berusia lima tahun. Salah satu target MDGs adalah menurunkan angka kematian Balita menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Dinas Kesehatan Kabupaten Siak menargetkan AKBA tahun 2013 kurang dari 9 per 1.000 kelahiran hidup.
Jumlah Balita meninggal yang dilaporkan pada tahun 2013 sebanyak 56 orang atau 6 per 1.000 kelahiran hidup. dengan jumlah kelahiran sebanyak 9.553 orang. Sedangkan pada tahun 2012 jumlah Balita meninggal sebanyak 63 orang atau 7 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak 8.633 orang. Terjadi penurunan jumlah Balita yang meninggal pada tahun 2013 ini jika dibandingkan dengan tahun 2012. Target MDGs tahun 2015 AKBA ≤ 32 sudah tercapai.
Gambaran AKBA di Kabupaten Siak periode tahun 2007-2013 dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini.
G Gaammbbaarr33..2 2 A AnnggkkaaKKeemmaattiiaannBBaalliittaaddiillaappoorrkkaannppeerr11..000000KKeellaahhiirraannHHiidduupp d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22000077--22001133 6 7 9 9 13 7 6 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 SDKI,2012 Target MDGs 2015 ≤ 32
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 12
Gambar 3.2 menunjukkan trend penurunan AKBA dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. AKBA di Kabupaten Siak tahun 2013 jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan AKBA di Propinsi Riau yang mencapai 28 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012) dan AKBA secara Nasional yang mencapai 40 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).
3
3.. AnAnggkkaa KKeemmaattiianan IIbbuu ((AAKKII))
Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 penduduk. Salah satu target MDGs adalah menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Dinas Kesehatan Kabupaten Siak menargetkan AKI pada tahun 2013 kurang dari 120 per 100.000 kelahiran.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyatakan bahwa AKI di Indonesia tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil SDKI tahun 2012 ternyata AKI di Indonesia meningkat menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Jumlah kematian ibu yang dilaporkan pada tahun 2013 di Kabupaten Siak sebanyak 8 orang dari 9.553 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan tersebut dapat dihitung Angka Kematian Ibu tahun 2013 sebesar 84 per 100.000 kelahiran hidup. AKI tahun ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan AKI tahun 2012 yang mencapai 127 per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian ibu yang dilaporkan sebanyak 11 orang dari 8.633 kelahiran hidup.
Berdasarkan waktu kematian ibu, diketahui bahwa 4 (empat) orang ibu meninggal pada masa kehamilan, 1 (satu) orang pada saat persalinan dan 3 (tiga) orang pada masa nifas. Berdasarkan usia diketahui bahwa 1 (satu) orang berusia kurang dari 20 tahun, 5 (lima) orang berusia antara 20-34 tahun dan 1 (satu) orang berusia lebih dari 35 tahun.
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 13 281 359 0 50 100 150 200 250 300 350 400 Riau Nasional
Gambaran Angka Kematian Ibu yang dilaporkan di Kabupaten Siak dari tahun 2006-2013 dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut.
G Gaammbbaarr33..33 A AnnggkkaaKKeemmaattiiaannIIbbuuddiillaappoorrkkaannppeerr110000..000000KKeellaahhiirraannHHiidduupp d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22000066––22001133
Gambar 3.3 terlihat bahwa AKI di Kabupaten Siak AKI menunjukkan trend naik turun mulai dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2013. AKI di Kabupaten Siak tahun 2013 di bawah AKI Propinsi Riau yang mencapai 281 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012) dan AKI Nasional yang mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Target AKI tahun 2013 kurang dari 120 per 100.000 kelahiran hidup sudah tercapai.
Beberapa upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu adalah peningkatan kompetensi petugas kesehatan khususnya Bidan melalui Workshop Kajian Standar Kinerja Pelayanan Bidan. Sebanyak 146 orang Bidan di Kabupaten Siak sudah mengikuti workshop tersebut. Melalui dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) juga dilaksanakan beberapa kegiatan antara lain: deteksi dini dan pemantauan ibu hamil risiko tinggi, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ibu hamil Kurang Energi Kalori (KEK), Kelas ibu hamil, pelacakan kasus kematian ibu hamil, termasuk otopsi verbal, pendampingan P4K, Posyandu (pemeriksaaan kehamilan, imunisasi, pemberian tablet Fe, konsultasi kehamilan dan persalinan, dan lainnya), kemitraan bidan dan dukun dalam menolong persalinan, sweeping ibu hamil yang tidak terdata.
84 127 96 141 102 214 126 213 0 50 100 150 200 250 300 350 400 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Target MDGs 2015 ≤ 102 SDKI,2012
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 14
B
B.
.
AN
A
NG
G
KA
K
A
H
H
AR
A
RA
AP
PA
AN
N
H
HI
ID
DU
UP
P
Derajat kesehatan masyarakat juga dapat diukur dengan melihat Angka Harapan Hidup (UHH) waktu lahir. Selain itu, Angka harapan Hidup juga menjadi salah satu indikator yang diperhitungkan dalam menilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kondisi IPM Kabupaten Siak pada tahun 2013 berada pada peringkat ketiga di Propinsi Riau setelah Kota Pekanbaru dan Kota Dumai. Angka Harapan Hidup di Kabupaten Siak pada tahun 2013 sebesar 72,07 tahun. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.
T Taabbeell33..11 I InnddeekkssPPeemmbbaanngguunnaannMMaannuussiiaa((IIPPMM))mmeennuurruuttKKaabbuuppaatteenn//KKoottaa d diiPPrrooppiinnssiiRRiiaauuTTaahhuunn22001133
Sumber: BPS Propinsi Riau, Agustus 2014
C
C.
.
AN
A
NG
G
KA
K
A
K
K
ES
E
SA
AK
KI
IT
TA
AN
N
(
(
M
M
O
O
R
R
B
B
I
I
D
D
I
I
T
T
A
A
S
S
)
)
1
1.. PoPollaa 1100 PPeennyyaakkiitt tteerrbbaannyyaakk ddii PPuusskkeessmmaass
Data angka kesakitan yang berasal dari sarana pelayanan kesehatan
(facility based data) yang diperoleh melalui Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas (SP2TP) pada tahun 2013 menempatkan pasien terbanyak kasus baru dengan penyakit ISPA sebesar 43,79%, diikuti dengan Influenza
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 15
sebesar 10,05% dan Diare sebesar 8,14%. Tingginya kasus ISPA dan Influenza di Kabupaten Siak juga dipengaruhi oleh terjadinya bencana asap akibat kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Kabupaten Siak ataupun daerah lainnya hampir setiap tahun.
Gambaran 10 penyakit terbanyak untuk semua golongan umur di Puskesmas pada tahun 2013 disajikan pada Tabel 3.2 berikut.
T Taabbeell33..22 P Poollaa1100PPeennyyaakkiittTTeerrbbaannyyaakkppaaddaaPPaassiieennRRaawwaattJJaallaannddiiPPuusskkeessmmaass u unnttuukksseemmuuaaGGoolloonnggaannUUmmuurrddiiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22001133 N Noo NNaammaaPPeennyyaakkiitt KKaassuussBBaarruu J Juummllaahh %% 1 1 IInnffeekkssiissaalluurraannnnaaffaassbbaaggiiaannaattaassaakkuuttllaaiinnnnyyaa 4444..998877 4433,,7799 2 2 IInnfflluueennssaa 1100..332233 1100,,0055 3 3 DDiiaarree&&ggaassttrrooeenntteerriittiissoolleehhppeennyyeebbaabbiinnffeekkssiitteerrtteennttuu ( (kkoolliittiissiinnffeekkssii)) 88..336644 88,,1144 4 4 GGaassttrriittiissddaanndduuooddeenniittiiss 66..663322 66,,4466 5 5 DDeerrmmaattiittiissddaannEEkkssiimm 66..557722 66,,4400 6 6 GGaanngggguuaannJJaarriinnggaannlluunnaakkllaaiinnnnyyaa((RReeuummaattiikk)) 55..885588 55,,7700 7 7 HHiippeerrtteennssii 55..775566 55,,6600 8 8 IInnffeekkssiiKKuulliittddaannJJaarriinnggaannSSuubbkkuuttaann//PPiiooddeerrmmaa 55..442266 55,,2288 9 9 DDiissppeeppssiiaa 55..331188 55,,1188 1 100 PPeennyyaakkiittppuullppaaddaannppeerriiaappiikkaall 33..448877 33,,3399 J Juummllaahh 110022..772233 110000,,0000 Sumber : SP2TP tahun 2013 2 2.. PePennyyaakkiitt MMeennuullarar a a.. TuTubbeerrkkuulloossiis s PPaarruu
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobakterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDGs).
Beban penyakit yang disebabkan oleh Tuberkulosis dapat diukur dengan
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 16
tahun), prevalensi (jumlah kasus pada suatu titik waktu tertentu) dan mortalitas (kematian akibat tuberculosis dalam jangka waktu tertentu).
1) Kasus baru dan Prevalensi BTA+
Jumlah kasus baru BTA+ yang ditemukan tahun 2013 sebanyak 193 kasus, yang tersebar di 12 wilayah Puskesmas. Jumlah tersebut lebih banyak jika dibandingkan dengan BTA+ tahun 2012 yang hanya 140 kasus.
Menurut jenis kelamin, kasus BTA+ pada laki-laki hampir 2,3 kali lebih banyak dari kasus BTA+ pada perempuan. Sebesar 69,95% kasus BTA+ yang ditemukan berjenis kelamin laki-laki dan 30,05% berjenis kelamin perempuan. Tetapi tidak semua kasus yang ditemukan di 12 wilayah kerja Puskesmas tersebut lebih banyak pada laki-laki. Di wilayah Puskesmas Siak ternyata jumlah kasus pada perempuan lebih banyak dari pada jumlah kasus pada laki-laki.
2) Proporsi Pasien Baru BTA+ diantara Semua Kasus
Proporsi pasien baru BTA+ diantara semua kasus menggambarkan prioritas penemuan pasien TB yang menular diantara seluruh pasien TB Paru yang diobati. Angka ini diharapkan tidak lebih rendah dari 65%. Apabila pasien baru BTA+ lebih rendah dari 65% maka hal itu menunjukkan mutu diagnosis yang rendah dan kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang menular.
Jumlah semua kasus TB Paru di Kabupaten Siak tahun 2013 sebanyak 302 kasus. Sedangkan jumlah kasus BTA+ sebanyak 193 kasus atau 63,91% dari semua kasus. Angka ini ternyata masih lebih rendah dari 65% sesuai target yang diharapkan.
3) Angka Notifikasi Kasus atau Case Notifcation Rate (CNR)
Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun. Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien TB Paru.
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 17 G Gaammbbaarr33..44 A AnnggkkaaNNoottiiffiikkaassiiKKaassuussBBTTAA++ddaannsseelluurruuhhKKaassuussppeerr110000..000000PPeenndduudduukk d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22001111––22001133
Gambar 3.4 menunjukkan angka notifikasi kasus baru TB Paru BTA+ meningkat dari 32,73 per 100.000 penduduk tahun 2011 menjadi 40,89 per 100.000 penduduk pada tahun 2013. Demikian juga dengan angka notifikasi semua kasus TB Paru yang ditemukan dari 34,12 per 100.000 penduduk tahun 2011 menjadi 63,98 per 100.000 penduduk pada tahun 2013. Hal ini tidak terlepas dari upaya yang dilakukan dalam pencarian dan penemuan kasus baru TB Paru.
4) Angka Penemuan Kasus
Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case
Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang
ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam satu wilayah. WHO menetapkan target penemuan CDR minimal 70%. Kementerian Kesehatan menargetkan CDR tahun 2014 sebesar 90%.
Pada tahun 2013 CDR Kabupaten Siak sebesar 36,51%. Angka ini lebih tinggi dibanding CDR tahun 2012 yang hanya 29,17%. Jika dibandingkan dengan cakupan CDR Propinsi Riau Tahun 2012 sebesar 53,32%, cakupan CDR Kabupaten Siak masih lebih rendah, apalagi jika dibanding dengan CDR Nasional tahun 2012 yang sudah mencapai 82,38% CDR Kabupaten Siak sangat jauh tertinggal. Persentase cakupan CDR periode tahun 2006-2013 sebagaimana disajikan pada Gambar 3.5 berikut ini.
32,72 41,18 40,89 34,12 42,99 63,98 0 20 40 60 80 100 2011 2012 2013
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 18 G Gaammbbaarr33..55 P PeerrsseennttaasseeCCaakkuuppaannPPeenneemmuuaannKKaassuussBBaarruuBBTTAAPPoossiittiiff((CCDDRR)) d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22000066--22001133
Gambar 3.5 menunjukan bahwa CDR Kabupaten masih belum mencapai target yang ditetapkan WHO sebesar 70% maupun target Kementerian Kesehatan sebesar 90%. Berikut gambaran persentase cakupan penemuan kasus baru TB BTA positif (CDR) per Puskesmas Tahun 2013.
G Gaammbbaarr33..66 P PeerrsseennttaasseeCCaakkuuppaannPPeenneemmuuaannKKaassuussBBaarruuTTBBBBTTAAPPoossiittiiff((CCDDRR)) m meennuurruuttPPuusskkeessmmaassddiiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22001133
Gambar 3.6 menunjukkan bahwa hanya capaian CDR Puskesmas Perawang yang sudah di atas target WHO, sementara Puskesmas lainnya masih di bawah target WHO.
53,32 82,38 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Riau Nasional 36,51 29,17 36,78 48,01 33,2 35,8 33,85 29,5 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Kemenkes, 2012 Standar WHO 70% Kemenkes 2014 = 90% Standar WHO 70% Kemenkes 2014 = 90%
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 19
b
b.. PePennyyaakkiitt HHIIVV//AIAIDDSS
HIV dan AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency
Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita
mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.
Jumlah kasus baru HIV tahun 2013 dilaporkan sebanyak 1 kasus dan kasus AIDS sebanyak 4 kasus. Kasus AIDS terbanyak berjenis kelamin laki-laki yakni sebanyak 3 kasus dan perempuan sebanyak 1 kasus. Sedangkan 1 kasus HIV berjenis kelamin laki-laki.
c
c.. PnPneeuummoonniiaa
Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak usia < 2 tahun, usia lanjut > 65 tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan seperti malnutrisi dan gangguan immunologi.
Jumlah perkiraan penderita Pneumonia pada Balita tahun 2013 sebanyak 5.119 kasus (10% dari jumlah Balita). Realisasi ditemukan penderita pneumonia pada Balita sebanyak 2.423 kasus (47,33%). Semua penderita yang ditemukan sudah ditangani sesuai standar penanganan kasus Pneumonia. Gambaran penemuan kasus Pneumonia pada Balita dari tahun 2006 - 2013 terlihat pada Gambar 3.7 berikut ini.
G Gaammbbaarr33..77 P PeerrsseennttaasseeCCaakkuuppaannPPeenneemmuuaannKKaassuussPPnneeuummoonniiaaBBaalliittaa d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22000066--22001133 23,42 18,33 0 20 40 60 80 100 120 Riau Nasional 47,33 44,7 63,69 61,67 57,14 68,01 63,28 86,49 0 20 40 60 80 100 120 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Target SPM = 100% Kemenkes, 2012
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 20
Gambar 3.7 menunjukkan sejak tahun 2010 sampai 2013, angka cakupan penemuan kasus Pneumonia Balita mengalami penurunan. Selama kurun waktu tahun 2006 sampai 2013 target Standar Pelayanan Minimal (SPM) tidak pernah tercapai. Angka cakupan Kabupaten Siak tahun 2013 juga terlihat lebih tinggi dibandingkan angka cakupan Propinsi Riau dan Nasional tahun 2012.
Cakupan penemuan kasus Pneumonia pada Balita per Puskesmas tahun 2013 disajikan pada Gambar 3.8 berikut ini.
G Gaammbbaarr33..88 P PeerrsseennttaasseeCCaakkuuppaannPPeenneemmuuaannKKaassuussPPnneeuummoonniiaaBBaalliittaa m meennuurruuttPPuusskkeessmmaassddiiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22001133
Gambar 3.8 menunjukkan bahwa cakupan penemuan Balita di Puskesmas Perawang dan Puskesmas Bunga Raya sudah mencapai target SPM. Puskesmas lainnya masih di bawah target SPM.
d
d.. KuKussttaa
Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan
Kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata. Diagnosis Kusta dapat ditegakkan dengan adanya kondisi sebagai berikut:
1) Kelainan pada kulit (bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa.
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 21
2) Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan otot.
3) Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA positif). Pada tahun 2013 jumlah kasus Kusta baru ditemukan sebanyak 5 kasus dengan tipe Multi Basiler (MB)/Kusta Basah sebanyak 4 kasus yang berasal dari Kecamatan Kerinci Kanan sebanyak 1 kasus, Kecamatan Bunga Raya sebanyak 1 kasus dan Kecamatan Kandis sebanyak 2 kasus. Sementara 1 kasus yang ditemukan di wilayah Puskesmas Minas dengan tipe Pausi Basiler (PB)/Kusta kering. Angka penemuan kasus baru atau NCDR = 1,06 per 100.000 penduduk.
Jumlah kasus Kusta tercatat pada tahun 2013 sebanyak 8 kasus dengan angka prevalensi sebesar 0,17 per 10.000 penduduk. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 16.
e
e.. DiDiararee
Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga penyakit potensial KLB dan sering menimbulkan kematian. Hasil survey morbiditas diare menunjukkan penurunan angka kesakitan diare yaitu dari 411 per 1.000 penduduk tahun 2010 turun menjadi 214 per 1.000 penduduk pada tahun 2012.
Jumlah kasus Diare tahun 2013 sebanyak 13.613 kasus (Incidence Rate = 28,84 per 1.000 penduduk). Tidak dijumpai adanya penderita meninggal. Realisasi penemuan penderita diare mencapai 134,8% dari perkiraan jumlah kasus sebesar 10.101 kasus. Jumlah kasus diare tahun 2013 lebih banyak dibandingkan tahun 2012 (jumlah kasus tahun 2012 sebanyak 13.509 kasus) tetapi Incidence
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 22 28,84 31,57 39,81 35,35 42,04 62,38 37,79 43,44 37,74 42,33 0 20 40 60 80 100 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pada tahun 2013 tidak ada dilaporkan adanya KLB Diare di Kabupaten Siak. Trend angka kesakitan diare tahun 2004 - 2013 sebagaimana Gambar 3.9 berikut ini. G Gaammbbaarr33..99 A AnnggkkaaKKeessaakkiittaannDDiiaarreeppeerr11..000000PPeenndduudduukk d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22000044––22001133
Angka kesakitan Diare tertinggi tahun 2013 terjadi di wilayah Puskesmas Sungai Mandau yaitu sebesar 63,73 per 1.000 penduduk, kemudian di wilayah Puskesmas Pusako sebesar 55,40 per 1.000 penduduk dan di wilayah Puskesmas Mempura sebesar 50,18 per 1.000 penduduk. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.10 di bawah ini.
G Gaammbbaarr33..1100 A AnnggkkaaKKeessaakkiittaannDDiiaarreeppeerr11..000000ppeenndduudduukkmmeennuurruuttPPuusskkeessmmaass d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22001133
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 23
3
3.. PePennyyaakkiitt MMeennuullarar yyaanngg DDaappaatt DDiicceeggaahh ddeennggaann IImmuunniissaassii ((PPDD33II))
PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. Penyakit yang termasuk kelompok PD3I yang dibahas dalam bab ini mencakup Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri, Polio dan AFP.
a
a.. TeTettaannuuss NNeeoonnaattororuumm
Tetanus Neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril.
Kejadian Tetanus Neonatorum dapat dicegah dengan upaya pertolongan persalinan yang higiene ditunjang dengan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil. Pada tahun 2013 tidak dijumpai adanya laporan kasus Tetanus Neonatorum di Kabupaten Siak.
b
b.. CCaammppaakk
Campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang disebabkan oleh virus campak. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh sekret orang yang telah terinfeksi. Pada tahun 2013 dijumpai sebanyak 60 kasus campak di Kabupaten Siak. Tidak ada kasus meninggal karena campak (CFR = 0%).
c
c.. DDiifftteerrii
Penyakit Difteri disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium
diphteriae yang menyerang sistem pernafasan bagian atas. Penyakit ini memiliki
gejala sakit leher, demam ringan, sakit tekak. Difteri juga kerap ditandai dengan tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernafasan. Sepanjang tahun 2013 tidak dijumpai adanya laporan kasus Difteri di Kabupaten Siak.
d
d.. PPoolliiooddaannAAFFPP((AAccuutteeFFllaacccciiddPPaarraallyyssiiss//LLuummppuuhhLLaayyuuAAkkuutt))
Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk ke dalam PD3I yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 24
mengalami kelumpuhan. Penyakit yang umumnya menyerang anak umur 0-3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan.
AFP merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid yang bersifat lunglai, lemas atau layuh (bukan kaku) atau terjadi penurunan kekuatan otot dan terjadi secara akut (mendadak). Sedangkan Non Polio AFP adalah kasus lumpuh, layuh, akut yang diduga kasus Polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan kasus Polio. Kementerian Kesehatan menargetkan penemuan Non AFP Rate minimal 2 per 100.000 populasi anak usia kurang dari 15 tahun.
Jumlah kasus Non Folio AFP ditemukan di Kabupaten Siak tahun 2013 sebanyak 3 kasus (AFP Rate = 2,05 per 100.000 penduduk usia kurang dari 15 tahun). Angka ini masih di bawah angka Propinsi Riau yang mencapai 2,15 per 100.000 dan angka Nasional 2,77 per 100.000. Target Kementerian Kesehatan, AFP Rate minimal 2 per 100.000 sudah tercapai. Ketiga kasus AFP tersebut ditemukan di Kecamatan Tualang sebanyak 1 kasus, Kecamatan Bunga Raya sebanyak 1 kasus dan Kecamatan Lubuk Dalam sebanyak 1 kasus.
Berikut gambaran penemuan Non Polio AFP Rate per 100.000 penduduk pada anak usia < 15 tahun periode tahun 2008 - 2013.
G Gaammbbaarr33..1111 N NoonnPPoolliiooAAFFPPRRaatteeppeerr110000..000000ppaaddaaAAnnaakkUUssiiaa<<1155TTaahhuunn d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22000088--22001133 2,77 2,15 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Riau Nasional 2,05 4,55 5,59 2,59 2,33 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Kemenkes, 2012
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 25
4
4.. PePennyyaakkiitt BBeerrssuummbeberr BBiinnaattaanngg
a
a.. MaMallarariiaa
Malaria disebabkan oleh Parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anhopeles) betina, dapat menyerang semua orang baik laki-laki ataupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak hingga orang dewasa. Malaria positif adalah kasus Malaria dengan gejalan klinis Malaria (demam tinggi disertai menggigil) dengan pemeriksaan sediaan darah di laboratorium.
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs. Salah satu indikator MDGs dalam penanggulangan penyakit Malaria adalah menurunnya Angka Kesakitan Malaria (Malaria positif) per 1.000 penduduk.
Pada tahun 2013 jumlah suspek Malaria yang ditemukan sebanyak 361 suspek. Semua suspek sudah diperiksa sediaan darahnya. Hasilnya 15 suspek dinyatakan positif Malaria. Berdasarkan hal tersebut diketahui Angka Kesakitan Malaria atau Annual Parasite Incidence (API) sebesar 0,05 per 1.000 penduduk beresiko. Angka ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan API tahun 2012 yang mencapai 1,15 per 1.000 penduduk. Trend API di Kabupaten Siak tahun 2008 - 2013 dapat dilihat pada Gambar 3.12 berikut ini.
G Gaammbbaarr33..1122 A AnnnnuuaallPPaarraassiitteeIInncciiddeennccee((AAPPII))ppeerr11..000000PPeenndduudduukkBBeerreessiikkoo d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22000088––22001133 0,2 1,69 0,05 0,55 1,05 1,55 2,05 Riau Nasional 0,37 0,36 0,55 1,15 0,89 0,05 0,05 0,55 1,05 1,55 2,05 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Target Kemenkes 2014 < 1 Kemenkes, 2012
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 26
Gambar 3.12 menunjukkan bahwa API Kabupaten Siak tahun 2013 sudah jauh lebih rendah dari API Propinsi Riau tahun 2012 yang mencapai 0,2 per 1.000 penduduk dan API secara Nasional yang mencapai 1,69 per 1.000 penduduk. Target API kurang dari 1 per 1.000 penduduk beresiko sudah tercapai.
Kasus Malaria tahun 2013 di Kabupaten Siak ditemukan di 8 (delapan) wilayah Puskesmas yaitu wilayah Puskesmas Lubuk Dalam, Sungai Mandau, Kandis, Tualang, Minas, Kerinci Kanan, Kerinci Kanan, Koto Gasib dan Puskesmas Perawang. Kasus terbanyak dijumpai di wilayah Puskesmas Perawang sebanyak 153 kasus, kemudian Puskesmas Koto Gasib sebanyak 86 kasus. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.13 berikut ini.
G Gaammbbaarr33..1133 J JuummllaahhKKaassuussMMaallaarriiaammeennuurruuttPPuusskkeessmmaass d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22001133 b b.. DeDemmaamm BBeerrddaarraahh DDeenngguuee ((DDBBDD))
Demam Berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk keperedaran darah manusia melalui gigitan nyamuk genus
Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor
yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus Dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam tubuh nyamuk selama 8 – 10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya.
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 27
Jumlah kasus DBD di Kabupaten Siak tahun 2013 sebanyak 134 kasus (Incidence rate/IR = 28,4 per 100.000 penduduk). Jumlah kematian dilaporkan 1 orang (Case Fatality Rate/CFR = 0,75%). Terjadi penurunan jumlah kasus jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang saat itu mencapai 161 kasus dengan IR = 37,63 per 100.000 penduduk dan kasus meninggal sebanyak 1 orang (CFR = 0,62%). Semua penderita DBD yang ditemukan sudah ditangani sesuai standar. Target SPM penemuan dan penanganan DBD sebesar 100% sudah terpenuhi.
Berikut gambaran Incidence Rate dan Case Fatality Rate DBD periode tahun 2006 - 2013 sebagaimana pada Gambar 3.14 berikut ini.
G Gaammbbaarr33..1144 I InncciiddeenncceeRRaattee((IIRR))ddaannCCaasseeFFaattaalliittyyRRaattee((CCFFRR))DDBBDD d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22000066––22001133
Gambar 3.14 menunjukkan adanya penurunan yang cukup signifikan
Incidence Rate DBD dari tahun 2011 sebesar 63,32 menjadi 28,40 per 100.000
penduduk pada tahun 2013. Jika dibandingkan dengan Incidence Rate DBD Propinsi Riau tahun 2012 yang hanya 19,43 per 100.000 penduduk, maka
Incidence Rate DBD Kabupaten Siak tahun 2013 jauh lebih tinggi, tetapi lebih
rendah jika dibandingkan dengan Incidence Rate DBD Nasional tahun 2012 yang mencapai 37,11 per 100.000 penduduk.
Jumlah kasus DBD terbanyak tahun 2013 terjadi di Kecamatan Tualang sebanyak 50 kasus (Puskesmas Perawang 43 + Puskesmas Tualang 7 kasus). Sementara di wilayah Puskemas Sungai Mandau, Puskesmas Bunga Raya dan
0,9 19,43 37,11 1,44 0 20 40 60 80 100 Riau Nasional 28,4 37,63 63,32 23,86 39,14 23,73 50,03 36,75 0,75 0,62 0,81 2,56 1,27 0 1,32 2,54 0 20 40 60 80 100 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 IR CFR Kemenkes, 2012
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 28
Puskesmas Pusako tidak dijumpai kasus DBD. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.15 di bawah ini.
G Gaammbbaarr33..1155 J JuummllaahhKKaassuussDDBBDDmmeennuurruuttPPuusskkeessmmaass d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22001133
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, setiap Bulan dijumpai adanya kasus DBD. Kasus terbanyak selalu terjadi pada Bulan Maret dan Bulan Nopember setiap tahunnya. Faktor cuaca banyak berpengaruh pada bulan-bulan tersebut. Perlu langkah-langkah antisipasi sebelum masa penularan. Berikut trend kasus DBD selama 10 tahun terakhir di Kabupaten Siak dari tahun 2004 - 2013 sebagaimana Gambar 3.16 berikut ini.
G Gaammbbaarr33..1166 R Raattaa--RRaattaaKKaassuussDDBBDDsseettiiaappBBuullaann d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22000044––22001133 12 18 14 9 8 5 7 7 7 14 14 16 0 5 10 15 20 25
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 29
c
c.. RaRabbiieess
Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rabies yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kera, musang dan serigala yang dalam tubuhnya mengandung virus rabies. Terdapat beberapa indikator yang digunakan dalam memantau upaya pengendalian rabies, yaitu: kasus GHPR (Gigitan Hewan Pembawa Rabies), kasus yang divaksinasi dengan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Lyssa.
Pada tahun 2013 dilaporkan terjadi 296 kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) dengan jumlah pemberian Vaksin Anti Rabies sebanyak 220 keur. Sedangkan jumlah kasus penyakit GHPR yang menyebabkan kematian (lyssa) tidak dijumpai sepanjang tahun 2013. Jumlah kasus GHPR dan pemakaian VAR periode tahun 2004-2013 akan disajikan pada Gambar 3.17 berikut ini.
G Gaammbbaarr33..1177 J JuummllaahhKKaassuussGGHHPPRRddaannPPeemmaakkaaiiaannVVAARR d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22000044––22001133 0 50 100 150 200 250 300 350 400 GHPR 127 173 264 199 191 200 200 265 325 296 VAR 75 104 182 45 146 184 153 191 294 220 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Kasus gigitan terbanyak tahun 2013 terjadi di wilayah Puskesmas Minas sebanyak 92 kasus, kemudian Puskesmas Perawang sebanyak 59 kasus dan Puskesmas Dayun sebanyak 42 kasus. Sementara di wilayah Puskesmas Sabak Auh, Puskesmas Sungai Mandau dan Puskesmas Pusako tidak ada dilaporkan kasus gigitan hewan pembawa rabies selama tahun 2013. Selengkapnya sebagaimana Gambar 3.18 di bawah ini.
Profil Kesehatan Kab. Siak, 2013 30 G Gaammbbaarr33..1188 J JuummllaahhKKaassuussGGHHPPRRmmeennuurruuttPPuusskkeessmmaass d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22001133 d d.. FFiillaarriiaassiiss
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria yang terdiri dari Wuchereria bancrofi, Brugia malayi dan Brugia timori. Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di lengan dan organ genital.
Jumlah penderita Filariasis di Kabupaten Siak sebanyak 20 orang. Tidak dijumpai adanya kasus baru. Pada tahun 2013 sudah dilaksanakan pemberian obat massal filariasis. Distribusi penderita filariasis menurut kecamatan selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.19 berikut ini.
G Gaammbbaarr33..1199 D DiissttrriibbuussiiPPeennddeerriittaaFFiillaarriiaassiissmmeennuurruuttKKeeccaammaattaann d diiKKaabbuuppaatteennSSiiaakkTTaahhuunn22001133 0 2 4 6 8 10 12 14 Jml.Kasus 10 6 2 1 1