• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN DAN SARAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pelarangan buku merupakan sebuah kebijakan politik yang lahir bukan tanpa latar belakang. Setiap rezim pemerintahan mempunyai alasan untuk melegitimasi kebijakan pelarangan buku tersebut. Demi untuk melakukan pengendalian terhadap lawan politik dan wacana kritis yang ditujukan kepada pemerintah, kontrol terhadap barang cetakan atau bacaan yang beredar dimasyarakat dilakukan.

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan pembahasan terhadap politik kebijakan pelarangan buku era reformasi di Indonesia studi atas pelarangan buku Lekra Tak Membakar Buku: Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian Rakjat 1950-1965 karya Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan Muhidin M. Dahlan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Praktik kebijakan pelarangan buku yang dilakukan pemerintah berlandaskan UU No.4/PNPS/1963 dan UU No.16 Tahun 2004.

Kebijakan pelarangan buku di era reformasi tersebut menggunakan landasan yuridis UU No. 4/PNPS/1963 tentang Pengamanan Terhadap Barang-Barang Cetakan yang Isinya dapat Mengganggu Ketertiban Umum dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Alur kerja pelarangan buku di mulai dari pengumpulan informasi yang merupakan inisiatif dari kejaksaan

(2)

dilanjutkan pengkajian dalam rapat clearing house yang menghasilkan temuan sebagai kriteria penilaian dalam pelarangan buku sebagai berikut:

a) Sampul buku bagian depannya memuat gambar Palu Arit yang cukup besar berwama putih (sama dengan warna sampul buku); b) Mencantumkan istilah "G 30 S" atau "Gerakan 30 September"

atau "Gerakan 30 September 1965" tanpa diikuti sebutan "PKI";

c) Mendiskreditkan Pemerintah, khususnya Angkatan Bersenjata dengan tuduhan telah melakukan penghukuman penjara puluhan tahun, pengejaran, penggorokan leher, dan penembakan-penembakan sistematik, serta mengatur aksi massa yang sangat brutal terhadap para budayawan.

Berdasarkan rekomendasi penilaian dari kajian clearing house tersebut, maka dilanjutkan dengan penerbitan Surat Keputusan pelarangan buku oleh Jaksa Agung melalui Keputusan Jaksa Agung Nomor KEP-141/A/JA/12/2009 pada tanggal 22 Desember 2009. Keputusan Jaksa Agung ini kemudian dilanjutkan dengan langkah-langkah penyitaan dan pemusnahan buku oleh aparat kejaksaan tinggi dan kejaksaan negeri.

(3)

2. Proses perlawanan atau advokasi yang dilakukan oleh penulis sebagai warga negara terhadap kebijakan pelarangan buku berupa advokasi non litigasi dan litigasi.

Proses perlawanan yang dilakukan oleh penulis buku tersebut ditempuh melalui dua bentuk, advokasi non litigasi dan advokasi litigasi. Pertama, perlawanan non formal atau advokasi non litigasi yang dilakukan penulis dengan mengubah design sampul buku yang bergambar palu arit menjadi seolah-olah ditutup. Kemudian penulis buku bersama aktifis prodemokrasi melakukan diskusi, seminar dan pameran buku terlarang di kota Jakarta dan Surabaya. Selain langkah tersebut mereka juga menggunakan jejaring sosial untuk meminta dukungan masyarakat dan mengkampanyekan penolakan kebijakan pelarangan buku.

Kedua, perlawanan secara formal atau advokasi litigasi yang dilakukan penulis buku tersebut dengan mengajukan uji materi terhadap UU No.4/PNPS/1963 tentang Pengamanan Terhadap Barang-Barang Cetakan yang Isinya dapat Mengganggu Ketertiban Umum dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia kepada Mahkamah Konstitusi. Kedua penulis memberikan kuasa kepada kuasa hukum yang berbeda. Rhoma Dwi Aria Yuliantri memberikan kuasa kepada Tim Advokasi Tolak Pelarangan Buku yang berdomisili hukum di Jalan Diponegoro Nomor 74, Jakarta Pusat. Mereka mengajukan satu orang saksi yaitu Prof. Dr. Iur Adnan

(4)

Buyung Nasution dan 3 (tiga) orang Ahli yaitu (1) Prof. Dr. Magnis Suseno, Atmakusumah Astraatmadja, dan Yudi Latif, Ph.D.

Sedangkan Muhidin M Dahlan memberikan kuasa kepada Tim Advokasi Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat HMI-MPO (TAKBIR HMI-MPO). TAKBIR HMI-MPO berdomisili hukum di Pohan & Goei Law Office, Gedung Arthaloka Lantai 16, Suite 1610, Jalan Jenderal Sudirman Kav 2, Jakarta Pusat. Mereka mengajukan dua orang saksi yaituAhmad Muzzaki (Mahasiswa), dan Syafinuddin Almandari (Aktivis/Mantan Aktivis HMI), serta satu orang Ahli yaitu Dr. Donny Gahral Adian (Dosen Filsafat Politik). Hasil dari uji materi yang mereka lakukan berdasarkan Amar Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 6-13-20/PUU-VIII/2010 menyatakan bahwa Mahkamah Konstitusi menerima uji materi UU No.4/PNPS/1963 yang artinya produk hukum ini tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat lagi dan menolak uji materi UU No.16/2004 dengan kata lain produk hukum tersebut tetap berlaku.

B. Saran

Menurut penulis ada beberapa saran yang dapat disumbangkan berdasarakan penelitian tugas akhir skripsi ini, yaitu:

1. Pihak Pemerintah

Di dalam pengawasan buku pada proses pengkajian sebuah barang cetakan oleh tim clearing house harus mendatangkan ahli dari berbagai bidang yang berhubungan dengan isi buku, perwakilan masyarakat dari

(5)

berbagai kalangan, dan pejabat pemerintah. Selain itu, penulis buku harus diberi hak jawab terhadap penilaian buku yang ditulis dan pengambilan kebijakan pelarangan sebuah buku harus dilakukan dengan pembuktian di pengadilan terlebih dahulu.

2. Pihak Penulis Buku

Semua penulis buku selain memahami tata cara penulisan buku yang baik. Mereka juga harus dibekali pengetahuan tentang produk hukum yang berhubungan dengan barang cetakan dan metode advokasi litigasi dan non litigasi yang baik.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Afan Gaffar. (1995). Budaya Politik dan Demokrasi Indonesia. Solo: Puri Media. Amien Rais. (1996). Suksesi 1998: Suatu Keharusan. Solo: Senat Mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Arief Budiman. (1996). Teori Negara: Negara, Kekuasaan, dan Ideologi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Burhan Bungin. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif-Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Cholisin, dkk. (2007). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Yogyakarta: UNY Press

Deddy Mulyana. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya. Fauzan. (2002). Mengubur Peradaban: Politik Pelarangan Buku di Indonesia.

Yogyakarta: LkiS.

Fernando Baez. (2013). Penghancuran Buku dari Masa ke Masa. Tangerang Selatan: Margin Kiri.

Husaini Usman & Purnomo Setyadi Akbar. (2000). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Imam Suparyogo & Tobroni. (2001). Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(7)

Iwan Awaludin Yusuf,dkk. (2010). Pelarangan Buku di Indonesia : Sebuah Paradoks Demokrasi dan kebebasan Berekspresi. Jogjakarta: pemantau Regulasi dan Regulator Media (PR2Media).

Jaringan Kerja Budaya. (1999). Menentang Peradaban: Pelarangan Buku di Indonesia. Jakarta: Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM). Lexy J. Moleong. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Miles, M.B. & Huberman, A.M. (2009). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Miriam Budiardjo.(2008). Dasar-Dasar Ilmu Politik . Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Nico L. Cana. (1995). Mendayung diantara HAM Demokrasi. Surakarta: Puri

Media Solo.

Patton, Michael Quinn. (2009). Metode Evaluasi Kulaitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ramlan Surbakti. (1992). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia

Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan Muhidin M. Dahlan. (2008). Lekra Tak Membakar Buku: Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian Rakjat 1950-1965. Yogyakarta: Merakesumba Lukamu Sakitku.

R. Soesilo. (1996). Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal. Bogor: Politeia.

(8)

Soehartono. (2002). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudaedi. (2012). Ketika Baris Kata Begitu Menakutkan. Yogyakarta: Marhaen

Institut

Sudiarja. (2005). Arah Reformasi Indonesia. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas Sanata Dharama.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharno. (2010). Dasar-Dasar Kebijakan Publik:Kajian Proses dan Analisis Kebijakan. Yogyakarta: UNY Press.

Sutopo. (1996). Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Susanto Zuhdi. (2005). Indonesia dalam Arus Sejarah. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve.

William N Dunn. (1995). Analisa Kebijaksanaan Publik. Yogyakarta: PT. Hanindita Offset

Wijaya Herlambang. 2013. Kekerasan Budaya Pasca 1965: Bagaimana Orde Baru Melegitimasi Anti-Komunisme Melalui Seni dan Sastra. Tangerang Selatan: Margin Kiri.

Jurnal:

Eriyanto. (2010). 65 Tahun Kemerdekaan Indonesia dan Pemenuhan Agenda Reformasi. Jurnal Sekretariat Negara RI. No. 17. Hlm 175-176.

Muhammad A.S. Hikam. (1993). Demokrasi Melalui “Civil Society”: Sebuah Tahapan Reflektif Atas Indonesia. Majalah Prisma. No. 6 tahun XXII. Hlm 57-69.

(9)

Pradjarta Dirdjosanjoto dan Kutut Suwondo. (1999). Pemberdayaan Civil Society dalam Wacana Demokrasi. Jurnal Teologia Gema UKDW. No. 56. Hlm 49-65.

Peraturan Perundang-undangan:

Amar Putusan Mahkamah Konstitusi No.6-13-20/PUU-VIII/2010 Tentang Uji Materi Undang-Undang No.4/PNPS/1963 dan Undang-Undang No.16 Tahun 2004.

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. (2010). UUD Negara Republik Indonesia 1945. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI.

Undang-Undang No.44 Tahun 1999 Tentang Pers.

Undang-Undang No.4/PNPS/1963 Tentang Pengamanan Terhadap Barang-Barang Cetakan yang Isinya dapat Mengganggu Ketertiban Umum.

Undang-Undang No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Internet:

R. N. Bayu Aji. (2010). Jaksa: Pelarangan Buku Adalah Antisipasi. http://radiobuku.com/

2010/05/pelarangan-buku-adalah-antisipasi-pemerintah-minta-permohonan-ditolak/diakses pada tanggal 26 November 2012, pukul 21.00WIB.

____. (2010). Penulis Aku Bangga jadi Anak PKI Tak Pernah Diminta Klarifikasi. http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol6968/penulis-aku-bangga-jadi- anak-pki-tak-pernah-diminta-klarifikasi/ diakses pada tanggal 20 Agustus 2013, pukul 16.00 WIB.

(10)

____. (2010). Penyitaan Buku-Buku Papua.http://tabloidjubi.com/index,php? option=com_content&view=article&id-5153:penyitaan-buku-buku-papua &catid=88:lembar-olahraga&itemid=97/diakses pada tanggal 21 Agustus 2013, pukul 21.00 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

Pada pemilihan tulangan, peringkat pertama adalah informasi harga yang diberikan, diperingkat kedua adalah tenggang waktu penyerahan material dari perusahaan

Karena sudah ada lembaga pendidikan formal, bagi siapa saja yang akan mengaji dan bersekolah di Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami tidak seperti pada

Jika dalam mengerjakan soal jawaban saya salah, saya selalu berusaha mencari jawaban yang benar dengan cara membaca buku atau

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa tingkat akurasi hasil recall asupan energi menggunakan buku saku lebih tinggi yaitu 78,7% dibandingkan dengan recall manual tanpa

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang tentang Pengaruh Pemberian Penyuluhan dengan media leaflet, buku saku

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa tingkat akurasi hasil recall asupan energi menggunakan buku saku lebih tinggi yaitu 78,8% dibandingkan dengan recall manual tanpa

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada penurunan angka ketidaklengkapan rekam medis rawat jalan sesudah menggunakan buku pedoman assembling rawat jalan, sehingga diharapkan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada penurunan angka ketidaklengkapan pengisian kode diagnosa sesudah menggunakan buku saku pedoman pengisian kode diagnosa, sehingga