• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN DAN SARAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pengaturan masalah waris di Indonesia bersifat pluralisme. Sehingga praturan hukum waris yang masih berlaku saat ini di Indonesia adalah menurut Hukum Adat, Hukm Islam dan Hukum Perdata Barat

1. Hukum Waris Adat

No Keterangan Hukum Waris Adat

1. Pengertian Serangkaian peraturan yang mengatur penerusan dan pengoperan harta peninggalan atau harta warisan dari suatu generasi ke generasi lain, baik yang berkaitan dengan harta benda maupun yang berkaitan dengan hak-hak kebendaan (materi dan non materi)

2. Unsur-unsur a. Pewaris adalah oarng yang telah meninggal dunia dan meninggalkan suatu yang dapat beralih kepada keluarganya yang masih hidup, baik keluarga melalui hubungan kekerabatan, perkawinan maupun keluarga mealui persekutuan hidup dalam rumah tangga.

b. Harta Warisan adalah harta kekayaan yang ditinggalkan oleh seseorang yang meninggal dunia kepada ahli warisnya. Harta warisan itu terdiri dari:

1. Harta bawaan/ harta asal 2. Harta perkawinan 3. Harta pusaka

4. Harta yang menunggu

c. Ahli Waris adalah orang yang berhak mewarisi harta peningalan pewaris,yakni anak kandung, orang tua, saudara, ahli waris pengganti dan orang yang mempunyai hubungan perkawinan dengan pewaris (janda atau duda). Selain itu dikenal juga anak angkat,anak tiri dan anak luar kawin yang biasanya diberikan bagian harta warisan dari ahli waris bila para ahli waris membagi harta warisan dantara mereka.

(2)

3. Asas-asas a. Asas Keruhanan dan Pengendalian Diri yaitu adanya kesadaran bagi para ahliwaris bahwa rezeki berupa harta kekayaan manusia yang dapat dikuasai dan dimiliki meriupakan karunia dan keridhaan Tuhan atas keberadaan harta kekayaan

b. Asas Kesamaan dan kebersamaan Hak yaitu setiap ahli waris mempunyai kedudukan yang sama sebagai orang yang berhak untuk mewarisi harta peninggalan pewarisnya, seimbang antara hak dan kewajiban tangung jawab bagi setiap ahli waris untuk memperoleh harta warisannya

c. Asas Kerukunan dan Kekeluargaan yaitu para ahli waris memepertahanakan untuk memelihara hubungan yang tentram dan damai, baik dalam menikmati dan memanfaatkan harta warisan tidak terbagi maupun dalam menyelesaikan pembagian harta warisan terbagi d. Asas Musyawarah dan Mufakat yaitu para ahli waris

membagi harta warisannya melelui musyawarah yang dipimpin para ahli waris yang dituakan dan bila terjadi kespakatan dalam pembagian harta warisan, kesepakatan itu bersifat tulus ikhlas yang dikemukakan dengan perkataan yang baik yang keluar dari hati nurani pada setiap ahli waris.

e. Asas Keadilan yaitu keadilan berdasarkan status, kedudukan dan jasa, sehingga setiap keluarga pewaris mendapatkan harta warisan, baik bagian sebagai ahli waris maupun bagian sebagai bukan ahli waris, melainkan bagian jamina harta sebagai anggota keluarga pewaris

4. Sistem Hukum Kewarisan a. Sistem Kolektif, yaitu harta warisan dibagikan secara kolektif (bersama) bukan untuk dimiliki tetapi hanya untuk dinikmati saja

b. Sistem Mayorat yaitu sistem pewarisan dimana yang menerima harta warisan adalah anak tertua, tetapi dia harus bertanggung jawab kepada saudara-saudaranya

(3)

yang lain

b. Sistem Individual yaitu sitem pewarisan yang membagikan ahrta warisan kepada masing-masing ahli waris.

2. Hukum Waris Islam

No Keterangan Hukum Waris Islam

1. Pengertian Aturan yang mengatur pengalihan harta dari seorang yang meninggal dunia kepada para ahli warisnya

2. Dasar Hukum a. Al-qur’an dan Sunnah Rasul b. Peraturan perundang-undangan c. Kompilasi Hukum Isalam

d. Pendapat para sahabat Rasulullah SAW e. Pendapat ahli Hukum Islam

3. Unsur-unsur a. Pewaris adalah orang yang pada saat meninggalnya beragama Islam, meninggalkan harta warisan dan ahli waris yang masih hidup.

b. Harta Warisan adalah harta bawaan ditambah dengan bagian dari harta bersama sesudah digunakan keperluan pewaris selama sakit sampai meninggalnya, biaya pengurusan jenazah dan pembayaran ulang serta wasiat pewaris

c. Ahli Waris adalah orang yang berhak mewaris karena hubungan kekerabatan atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli waris.

4. Asas-asas a. Ijbari adalah pengalihan harta dari seseorang yang meninggal dunia kepada ahli warisnya berlaku dengan sendirinya menurut ketetapan Allah tanpa digantunkan kepada kehendak pewaris atau ahli warisnya.

b. Bilateral adalah seseorang menerima hak atau bagian warisan dari kedua belah pihak; dari kerabat keturunan laki-laki dan dari kerabat keturunan perempuan.

c. Individual adalah harta warisan dapat dibagi-bagi kepada ahi waris untuk dimiliki secara perorangan

d. Keadilan Berimbang adalah keseimbangan antara hak

(4)

yang diperoleh dengan keperluan dan kegunaan dalam melaksanakan kewajiban

e. Akibat Kematian adalah kewarisan ada kalau ada yang meninggal dunia, kewarisan ada sebagai akibat dari meninggalnya seseorang.

3. Hukum Waris Eropa (BW)

No Keterangan Hukum Waris Eropa (BW)

1. Pengertian Kumpulan peraturan yang mengatur mengenai kekayaan karena wafatnya seseorang yaitu mengenai pemindahan kekayaan yang ditinggakan oleh si mati dan akibat dari pemindahan ini bagi orang-orang yang memperolehnya, baik dalam hubungan antara mereka dengan pihak ketiga 2. Unsur-unsur a. Ada orang yang meninggal dunia (pewaris)

b. Ada orang yang masih hidup, sebagai ahli waris yang akan memperoleh warisan pada saat pewaris meninggal dunia (ahli waris)

c. Ada sejumlah harta kekayaan yang ditinggalkan oleh pewaris

3. Ahli Waris a. Ahli Waris menurut UU, yaitu:

* Golongan pertama yaitu anak-anak dan keturunannya serta suami/ istri yang hidup terlama

* Golongan kedua: orang tua dan saudara * Golongan tiga yaitu kakek dan nenek

* Golongan keempat yaitu anggota keluarga dalam garis lurus menyamping dan sanak keluarga lainnya sampai derajat ke enam

b. Ahli Waris menurut Wasiat, yaitu: menurut Pasal 874 harta peninggalan seseorang yang meninggal dunia adalah kepunyaan ahli waris menurut UU, tetapi pewaris dengan surat wasiat dapat menyimpang dari ketentuan- ketentuan yang termuat dalam UU. Oleh karen aitu surat wasiat yang dilakukan oleh pewaris dapat menunjuk seseorang atau beberapa orang menjadi ahli waris yang disebut erfstelling. Erfstelling adalah orang yang

(5)

ditunjuk melalui surat wasiat untuk menerima harta peninggalan pewaris.

4. Ahli waris yang tidak patut menerima harta warisan

a. Ahli waris yang dengan putusan hakim telah dihukum karena dipersalahkan membunu atau setidaknya mencoba membunuh pewaris

b. Ahli waris yang dengan putusan hakim telah dihukum karena dipersalahkan memfitnah dan mengadukan pewaris, bahwa pewaris melakukan kejahatan yan diancam hukuman penjara empat tahun lebih

c. Ahli waris yang dengan kekerasan telah nyata-nyata menghalangi atau mencegah pewaris untuk membuat atau menarik kembali surat wasiat

d. Ahli waris yang telah menggelapkan, memusnahkan dan memalsukan surat wasiat

Asas pewarisann di Malaysia yang berlaku adalah,pembahagian harta alih orang yang telah meninggal dunia henhdaklah mengikuti undang-undang negara tempat si mati berdomisili semasa kematiannya, sementara itiu harta tak alih hendaklah dibagikan mengikuti Akta Pembahaian 1958 dimana si mati berdomisili

Masalah waris di Malaysia juga mengalami pluralisme hukum. Malaysia negara yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam, pengaturan masalah warispun diatur menurut hukum Islam. Begitu juga bagi masyarakat non muslim, maka hukum waris yang berlaku adalah hukum agama ataupun adat dari masing-masing warga masyarakatnya.

Malaysia juga memiliki ketentuan-ketentuan yang berlaku secara nasional bagi seluruh mayarakat Malaysia. Hal ini dibuktikan dengan adanya pembagian perlembagaan persekutuan antara Mahkamah Syariah bagi masyarakat yang beragama Islam dan Mahkamah Sivil bagi yang non Islam.

Salah satu perbedaan pengaturan masalah waris antara masyarakat yang

muslim dan non muslim adalah Perbezaan yang paling utama ialah jumlah harta yang

boleh diwasiatkan. Bagi orang bukan Islam mereka boleh mewasiatkan kesemua harta

mereka mengikut kehendak mereka tetapi bagi orang Islam, satu per tiga sahaja daripada

harta mereka yang boleh diwasiatkan. Walau bagaimanapun, bagi wasiat pentadbiran harta,

orang Islam boleh membuat wasiat, iaitu membahagi-bahagikan harta mengikut

persetujuan waris.

(6)

B. Saran

Indonesia dan Malaysia sebagai negara yang mempunyai pluralisme hukum, sudah

pasti mempunyai pengaturan yang berbeda-beda tehadap suatu permasalahan. Untuk itu,

bagi para aparat penegak hukum khususnya hakim yang menangani masalah-masalah yang

bersumber pada hukum yang sifatnya pluralisme ini, hendaknya lebih serius lagi

mempelajari keanekaragaman hukum ini.

(7)

Buku:

Eman Suparman, “Hukum Waris Indonesia Dalam Perspektif Islam, Adat, dan BW”, Bandung, Refika Aditama, 2005

Hilman Hadikusuma, “ Hukum Waris Adat”, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2003 Musbri Mohamed, “Law in Malaysia”, Pursuing MBL (UKM)

M. Idris Mulyo, “Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum Acara Peradilan Agama dan Zakat Menurut Hukum Islam”, Jakarta, Sinar Grafika, 2006

Noor Aziah Mohd. Awal, ”Warisan Pusaka Dalam Keluarga”, Malaysia, Dewan Bahasa dan Pustaka Kualalumpur, 2007

Pawancheek Masican, “Hukum Kewarisan Islam di Malaysia’, Petaling Jaya- Selangor Daru, Lexsnexis, 2008

Soerjono Soekanto, “Pengantar Penlitiuan Hukum”, Jakarta, UI Press, 1984

Internet:

Sistem Hukum Malaysia , tersedia (on-line) WWW.GATS.BLOGSPOT.com

Referensi

Dokumen terkait

PROGRAM DIPLOMA III KEBIDANAN, PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN DAN PROGRAM PROFESI NERS Gedung D Dikti lt.. Bapak/Ibu Rektor Universitas/Dekan/Ketua Sekolah Tinggi

Mohammad Soewandhie Surabaya yang dilihat dengan menggunakan enam indikator menurut Zeithaml dkk (2011:46) yang meliputi merespons setiap pelanggan/ pemohon yang

Berdasarkan hasil pengujian bahwa pengaruh kerja tim terhadap kepuasan kerja berpengaruh signifikan positif sehingga pada hipotesis pertama sehingga H1 diterima. Hasil

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk cair organik EM4 dari kulit pepaya pada pertumbuhan sawi dan mengetahui perbedaan pertumbuhan tanaman sawi

Persiapan materi Siti Maisaroh adalah menentukan tema, atau judul pembicaraan lalu mengumpulkan bahan-bahan, kemudian menulis materi ceramah urut sesuai dengan kerangka,

Satuan Kerja yang akan menentukan formasi Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan untuk seluruh jenjang harus terlebih dahulu menghitung jumlah waktu penyelesaian (Wpv)

Kesimpulan: Sebagian besar ibu hamil di Puskesmas Piyungan berusia 20-35 tahun berpendidikan menengah dan tidak bekerja, mayoritas memiliki sikap positif dalam

Fraktur kubah kranial menyebabkan bengkak pada sekitar fraktur dan karena alasan yang kurang akurat tidak dapat ditetapkan tanpa pemeriksaan dengan sinar X, fraktur dasar