• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II BMS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II BMS"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 METODOLOGI

Metodologi merupakan rangkaian prosedur untuk melakukan proses kegiatan berdasarkan pendekatan yang sistematis untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan persyaratan dan kriteria yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, metodologi akan melibatkan metoda kerja, personil yang melaksanakan, peralatan yang digunakan serta produk yang dihasilkan. Berdasarkan pengertian yang sederhana ini, Surveyor diharapkan dapat menyajikan metodologi yang digunakan untuk menyiapkan Survey Bridge Management System (BMS) sesuai dengan ketentuan yang disajikan dalam Kerangka Acuan Kerja. Bagan alir proses BMS ditunjukan pada gambar 2.1

Pekerjaan yang akan dilakukan oleh Surveyor dibagi menjadi 4 lingkup yaitu: 1. Tahap Persiapan

2. Survey lapangan

a. Pemeriksaan Inventarisasi b. Pemeriksaan Detail c. Pemeriksaan Rutin

d. Pemeriksaan khusus (apabila diperlukan) 3. Tahap Pemasukan Data dan Evaluasi

4. Tahap Pelaporan

METODE PELAKSANAAN SURVEY BRIDGE MANAGEMENT

SYSTEM (BMS)

(2)

POLA KEBIJAKSANAAN

PEMERIKSAAN

1. Inventarisasi Mendetail Rutin TINDAKAN DARURAT TINGKAT MUATAN BEBAN BMS MIS DATABASE JEMBATAN BINA MARGA MIS IRMS

RENCANA DAN PROGRAM

PENYELIDIKAN DAN

PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN

BAHAN JEMBATAN KONSTRUKSI Jembatan Baru Penggantian Duplikasi PEMELIHARAAN REHABILITASI

PEMANTAUAN

(3)

2.2. TAHAP PERSIAPAN

Tahap persiapan dalam kegiatan Survey BMS ini merupakan kegiatan dalam kantor berkaitan dengan mempersiapkan personil dan alat-alat bantu, baik dalam bentuk persiapan administratif maupun teknis. Tahap ini diperlukan agar dalam pelaksanaan di lapangan nantinya, dapat dikerjakan dengan hambatan yang seminimal mungkin.

Kegiatan yang termasuk dalam tahap persiapan adalah :

1. Administrasi dan Formulir Survey

Persiapan administrasi ini merupakan persiapan surat menyurat dan ijin-ijin Survey yang harus siap sebelum pergi ke lapangan. Formulir Survey dan formulir lainnya yang akan digunakan dalam kegiatan ini mengacu petunjuk survey BMS Direktorat Jendral Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum.

Persiapan lainnya adalah penyediaan peta Jabodetabekpunjur. Jembatan yang terdapat dalam peta tersebut dibuat selengkap mungkin sesuai dengan data dan referensi yang ada, sebelum kemudian dibawa ke lapangan untuk dicocokkan (cross check). Peta dicetak dan diperbanyak untuk masing – masing kota dan diberikan kepada inspektor/surveyor. Kepada inspektor/surveyor diberikan arahan tentang prosedur Survey jembatan dan cara pengisian formulir Survey sesuai dengan petunjuk survey BMS, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum.

2. Mobilisasi Tenaga Ahli

Pada tahap persiapan perlu dilakukan persiapan untuk melakukan mobilisasi personil mengetahui tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing dalam pekerjaan Survey Bridge Management System (BMS).

3. Mobilisasi Peralatan

Pada tahap persiapan perlu dilakukan persiapan mobilisasi peralatan untuk menunjang kegiataan pekerjaan Survey Bridge Management System (BMS) sehingga pada saat diperlukan alat-alat survey yang dibutuhkan seperti: mobil, formulir survey, dll sudah siap untuk dimobilisasi.

4. Identifikasi Jembatan

Sebelum berangkat ke lapangan Surveyor berkonsultasi terlebih dahulu dengan Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Kota Metropolitan Jakarta mengenai lokasi dan jumlah jembatan yang harus di Survey pada ruas jalan Nasional di wilayah Kota Metropolitan Jabodetabek. Dengan bekal identifikasi jembatan ini maka pelaksanaan pekerjaan yang dituju sudah lebih terarah.

(4)

5. Penyusunan Rencana Kerja

Penyusunan rencana kerja disiapkan oleh Surveyor setelah terlebih dahulu didiskusikan dengan SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Kota Metropolitan Jakarta.

6. Persiapan Survey BMS di lapangan

Surveyor melaksanakan Survey pendahuluan guna melihat kondisi secara keseluruhan setiap jembatan sebelum melakukan Survey tahap selanjutnya dan mendiskusikannya serta membuat usulan Survey, antara lain:

- Cara pembagian lokasi Survey - Cara pengambilan dokumentasi

- Memperkirakan letak, jumlah serta panjang bentang, elevasi jembatan, dan lokasi jembatan.

- Menentukan perkiraan jenis pondasi yang ada dengan kondisi material dan tanah daerah tersebut, dll.

(5)

2.3 SURVEY LAPANGAN

2.3.1 Pemeriksaan Jembatan

Pemeriksaan merupakan suatu proses pengumpulan data fisik dan kondisi secara struktural dari jembatan. Pemeriksaan ini mencakup data mengenai karakteristik secara fisik, detail konstruksi dan kondisi keseluruhan secara kondisi dari individual bentang jembatan.

Pekerjaan pemeriksaan jembatan adalah mengumpulkan data – data sebagai berikut:

1. Detail secara administratif seperti: nama jembatan, cabang dinas, dan nomor jembatan.

2. Semua dimensi jembatan seperti panjang total dan jumlah bentang.

3. Dimensi, jenis konstruksi dan kondisi komponen – komponen utama setiap bentang jembatan dan elemen – elemen jembatan secara individual.

4. Data lainnya.

Maksud pemeriksaan jembatan adalah untuk mengetahui sejauh mana keadaan dan kondisi fisik secara struktural jembatan dengan tujuan untuk meyakinkan bahwa jembatan berfungsi dalam keadaan aman terhadap pemakai jalan dan juga untuk mengetahui perlunya diadakan suatu tindakan tertentu guna pemeliharaan dan perbaikan dalam mengamankan nilai investasi jembatan itu. Pemeriksaan jembatan mempunyai beberapa tujuan spesifik yaitu:

1. Memeriksa keamanan jembatan pada saat layan, yaitu pada waktu jembatan masih berfungsi.

2. Menjaga terhadap ditutupnya jembatan.

3. Mencatat kondisi jembatan pada saat pemeriksaan.

4. Menyediakan data bagi personil perencanaan teknis, konstruksi dan pemeliharaan.

5. Memeriksa pengaruh dari beban kendaraan dan jumlah kendaraan. 6. Memantau keadaan jembatan secara jangka panjang.

7. Menyediakan informasi mengenai dasar dari pada pembebanan jembatan Pemeriksaan jembatan dilaksanakan dengan menggunakan prosedur yang standar, sehingga pemeriksaaan dapat berlangsung dengan efisien dan menyeluruh dan penilaian kondisi jembatan dapat seragam. Prosedur ini berguna untuk memastikan bahwa:

1. Data administrasi lengkap dan akurat.

2. Semua komponen dan elemen jembatan termasuk jalan pendekat, daerah aliran sungai, bangunan atas dan bangunan bawah sudah diperiksa dan kondisinya sudah dinilai.

(6)

3. Semua kerusakan sudah diselidiki dan apakah kerusakan tersebut berarti atau memerlukan suatu tindakan darurat yang harus dicatat.

Jembatan terdiri dari sejumlah elemen yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Sifat – sifatnya kompleks tetapi untuk pemeriksaan, elemen yang ada dikelompokkan ke dalam beberapa komponen sebagai berikut:

1. Aliran sungai dan tanah timbunan mencakup aliran sungai, tanah timbunan dan bangunan pengaman sungai.

2. Bangunan bawah mencakup pondasi, kepala jembatan dan pilar.

3. Bangunan atas mencakup struktur bangunan atas, antara lain: gelagar beton, gelagar dan rangka baja, struktur kayu, pasangan batu dan pelengkung bata, jembatan gantung, lantai beton, dan jembatan pelat, permukaan lantai kendaraan, ekspansion joint, landasan / perletakan, sandaran dan perlengkapan serta drainase.

Bila diperlukan Awal SMJ

Setelah pekerjaan besar

Setiap 3-5 tahunan atau bila NK > 3

Pem. khusus Pem.Inventarisasi Pem.Mendetail

Specialist

Engineer Inspektur SMJ Inspektur SMJ

DATA ARSIP JEMBATAN DATA BASE JEMBATAN

MOMENTUM

OLEH PEMERIKSAAN

(7)

Secara terperinci, pelaksanaan masing – masing pemeriksaan jembatan akan diuraikan sebagai berikut:

1. Pemeriksaan Inventarisasi Jembatan

Pemeriksaan inventarisasi adalah pengumpulan data dasar jembatan antara lain administrasi, geometrik, panjang, lebar, jenis konstruksi, material dan data – data tambahan lainnya pada setiap jembatan, termasuk lokasi jembatan, panjang bentang dan jenis konstruksi untuk setiap bentang. Pada pemeriksaan inventarisasi ini elemen tidak diperiksa secara terperinci. Kondisi secara keseluruhan diberikan pada komponen-komponen utama bangunan atas dan bangunan bawah jembatan

Hal – hal yang harus dilakukan para pemeriksa / Inspektur/surveyor adalah: 1. Amati jembatan dalam keadaan lalu lintas penuh, untuk mendeteksi

lendutan yang berlebihan dan vibrasi yang timbul.

2. Periksa kerusakan, kehilangan, perubahan bentuk karat atau membusuknya elemen dan menilainya.

3. Periksa landasan dan penahan tembaga.

4. Periksa bagian bawah lantai beton jembatan terhadap retak yang terjadi, apakah selimut beton cukup. Adanya karat pada tulangan dan sebagaimananya.

5. Periksa hilangnya, rusaknya atau membusuknya lantai kayu.

6. Periksa dan teliti kualitas lapis permukaan lantai kendaraan, terutama pada bagian ekspansion joint, agar dapat diidentifikasi kerusakan yang berhubungan dengan timbulnya gaya kejut yang berlebihan atau terhambatnya arus lalu lintas.

7. Periksa drainase pada lantai dan jalan pendekat, termasuk adanya timbunan dan sampah yang menyumbat jalannya air.

8. Periksa ekspansion joint dan penutup karet ekspansion joint bila ada. 9. Periksa kerusakan, longgarnya, hilangnya atau berkaratnya sandaran. 10. Periksa kerusakan pada balok ujung.

11. Periksa perlengkapan jembatan seperti rambu – rambu, utilitas dan cacat bila perlu.

12. Periksa apakah ada scouring di sekitar kepala jembatan.

13. Periksa apakah ada keruntuhan, longsor atau ambalsnya timbunan.

14. Periksa kondisi tiang pancang terhadap karat, retak akibat busuk atau penurunan.

15. Periksa pergerakan yang ada atau amblasnya kepala jembatan.

16. Periksa keretakan beton dan pasangan batu pada tembok sayap, kepala jembatan dan pilar.

(8)

Secara lebih khusus, pemeriksaan inventarisasi dilakukan untuk:

1. Mencatat jembatan dalam Sistem Manajemen Jembatan dengan menggunakan Nomor dan Lokasi Jembatan

2. Mengukur dan mencatat dimensi keseluruhan dari jembatan dan setiap bentang

3. Menunjukkan jenis jembatan atau lintasan, komponen utama dan tanggal atau tahun konstruksi

4. Menilai kondisi komponen-komponen utama bangunan atas dan bangunan bawah jembatan

5. Mencatat batas-batas muatan atau pembatasan fungsional lainnya pada jembatan yang ada

6. Menafsirkan dan mencatat pengaruh lebar jembatan yang ada terhadap lalu lintas

7. Mencatat rincian mengenai detour (jalan memutar) yang ada bilamana terjadi penutupan jembatan

8. Mencatat data banjir tertinggi yang diketahui, tanggal terjadinya dan sumber informasi

9. Mencatat apakah terdapat gambar jembatan terlaksana dan apakah jembatan merupakan jenis standar

Peralatan dan material yang diperlukan untuk kegiatan inventarisasi ini adalah:

A. Peralatan

1. Formulir laporan pemeriksaan

inventarisasi

2. Kertas untuk gambar atau catatan

3. Pena

4. Kendaraan dengan kondisi odometer (pencatat jarak tempuh) yang masih berfungsi

5. Alat pengukur jarak

6. Pita pengukur 30 m

7. Sekop dan parang

8. Kalkulator

9. Kamera digital

10. Papan tulis putih dan spidol bukan permanen secukupnya

B. Material Acuan

1. Buku Pegangan Pemeriksaan Jembatan di Lapangan

(9)

3. Laporan data lalu lintas dan ruas jalan IBMS-IR1 untuk propinsi yang bersangkutan

Setiap jembatan harus diperiksa dengan menggunakan urutan berikut:

1. Periksa dan catat data administrasi pada Halaman 1 dan 3 dari Laporan Pemeriksaan Inventarisasi: nama jembatan, lokasi, cabang, dan seterusnya.

2. Kelilingi jembatan untuk mengetahui tata letak umum dari struktur

3. Catat jenis lintasan dan ukur serta mencatat data geometrik pada Halaman 3 dari Laporan: jumlah bentang, panjang keseluruhan, sudut miring.

4. Ukur dan catat dimensi bentang pada Halaman 3 dari Laporan: panjang, lebar antara kerb, lebar tempat pejalan kaki, dan seterusnya.

5. Tentukan dan catat jenis, material, sumber dan kondisi dari komponen utama pada bangunan atas dan bangunan bawah pada Halaman 3 dari Laporan.

6. Tentukan dan catat data pelengkap jembatan pada Halaman 4 dari Laporan: pembatasan fungsional yang ada, keadaan lalu lintas, detour dan pemindahan jalan, dan seterusnya.

7. Catat pada Halaman 1 dari Laporan apakah dianjurkan Tindakan Darurat dan alasannya.

8. Buat catatan yang diperlukan dalam bagian Catatan pada Halaman 1 dari Laporan.

Kegiatan pengambilan foto, surveyor minimal mengambil foto struktur jembatan yang dapat memperlihatkan:

1. Ketinggian sisi jembatan

2. Lantai jembatan di foto dari as jalan

3. Jembatan yang diambil dari sudut 45O dari titik pusat jalan

4. Hal-hal yang menarik lainnya termasuk kerusakan dan masalah yang membutuhkan perhatian.

Tenaga ahli yang terlibat pada kegiatan Pemeriksaan Inventarisasi ini adalah tenaga ahli struktur dan asistennya yang dibantu minimal satu inspektur/surveyor.

2. Pemeriksaan Detail Jembatan

Pemeriksaan detail dilakukan paling sedikit sekali dalam lima tahun atau dengan interval waktu yang lebih pendek tergantung pada kondisi jembatan. Pemeriksaan detail juga dilakukan setelah dilaksanakan pekerjaan rehabilitasi atau pekerjaan perbaikan besar jembatan, guna mencatat data yang baru, dan

(10)

setelah pelaksanaan konstruksi jembatan baru, untuk mendaftarkan ke dalam database BMS dan mencatatnya dalam format pemeriksaan detail.

Untuk melakukan pemeriksaan detail, struktur jembatan dibagi dalam suatu hirarki elemen jembatan. Hirarki jembatan ini dibagi menjadi 5 level (tingkatan) elemen. Level tertinggi adalah level 1, yaitu jembatan itu sendiri secara keseluruhan dan level yang paling rendah adalah level 5 yaitu individual elemen dengan lokasinya yang tertentu seperti tebing sungai sebelah kanan, tiang pancang ke -3 pada pilar ke-2 dan sebagainya.

Pemeriksaan detail mendata semua kerusakan yang berarti pada elemen jembatan, dan ditandai dengan nilai kondisi untuk setiap elemen, kelompok elemen dan komponen utama jembatan. Nilai kondisi untuk jembatan secara keseluruhan didapat dari nilai kondisi setiap elemen jembatan. Pemeriksaan detail ini untuk mempersiapkan strategi penanganan untuk setiap individual jembatan dan membuat urutan prioritas jembatan sesuai dengan penanganannya.

Untuk setiap elemen yang memiliki kerusakan yang berarti, 5 nilai ditentukan oleh:

1. Nilai Struktur

2. Nilai Perkembangannya (volume) 3. Nilai Kerusakannya

4. Nilai Fungsi 5. Nilai Pengaruh

Peralatan dan material yang diperlukan untuk kegiatan pemeriksaan detail ini adalah:

A. Peralatan

1. Formulir laporan pemeriksaan detail 2. Kertas untuk gambar atau catatan 3. Pena dan alas papan untuk menulis 4. Kendaraan dengan kondisi odometer

(pencatat jarak tempuh) yang masih berfungsi

5. Alat pengukur jarak

6. Pita pengukur 2m dan 30 m

7. Sekop, parang, palu, obeng, sikat baja, sapu kecil, kaca, pisau saku, pahat, linggis, tangga, seperangkat kunci pas

(11)

9. Kamera digital

10. Papan tulis putih dan spidol bukan permanen secukupnya

11. Teropong

12. Lampu senter dan batere

13. Kapur untuk menulis

14. Pelampung dan batu duga

15. Busur derajat

16. Pengukur lebar retak

17. Penggaris

18. Jangka lengkung ke dalam dan ke luar

19. Seperangkat feeler gauge

20. Peralatan tambahan sesuai kebutuhan: perahu, sepatu boot tinggi dan tahan air, penopang, botol contoh air 21. Peralatan keamanan: rompi dan topi

pengaman, tanda/rambu, kerucut lalu lintas, rompi apung, tali pengikat.

B. Material Acuan

1. Buku Pegangan Pemeriksaan Jembatan di Lapangan

2. Peta yang memperlihatkan ruas jalan propinsi (peta peranan jalan) 3. Laporan data lalu lintas dan ruas jalan IBMS-IR1 untuk propinsi yang

bersangkutan

4. Paket Laporan Pemeriksaan secara rinci IBMS-DI2 yang mencantumkan semua jembatan yang akan diperiksa

5. Laporan Data Pemeriksaan Inventarisasi Jembatan terakhir IBMS-BD3 untuk setiap jembatan yang akan diperiksa

6. Laporan Data Pemeriksaan Detail IBMS-BD3 sebelumnya untuk setiap jembatan yang akan diperiksa.

Untuk setiap jembatan harus diperiksa berdasarkan urutan berikut ini:

1. Konfirmasi lokasi jembatan dan catat data administrasi pada Halaman 1 dari Laporan Pemeriksaan Detail: nama jembatan, lokasi, Cabang, dan seterusnya.

2. Periksa data Inventarisasi Jembatan pada Laporan Data Inventarisasi IBMS-BD1, dan catat ketepatan atau ketidaktepatannya pada Halaman 1 dari Laporan Pemeriksaan Detail. Lakukan koreksi pada Laporan Data bila perlu.

3. Berjalan mengelilingi jembatan dan dapatkan suatu kesan menyeluruh mengenai strukturnya.

(12)

4. Periksa secara sistematis jembatan yang bersangkutan dari pondasi ke lantai permukaan dan catat elemen-elemen dengan kerusakan, lokasi elemen yang rusak dan Nilai Kondisi, pada Halaman 2 dari Laporan Pemeriksaan Detail.

5. Catat data lain pada Halaman 3 dari Laporan

6. Ambil dari Nilai Kondisi dari elemen tingkat lebih tinggi sesuai dengan keperluan, dan catat pada Halaman 3 dari Laporan Pemeriksaan.

7. Catat pada Halaman 2 dari Laporan Pemeriksaan hal-hal apa yang membutuhkan Pemeliharaan Rutin.

8. Catat pada Halaman 1 dari Laporan apakah dibutuhkan suatu Pemeriksaan Khusus atau Tindakan Darurat dan alasannya.

9. Bila perlu surveyor mengambil foto dan membuat gambar-gambar sketsa untuk lebih menjelaskan laporan.

Tenaga ahli yang terlibat pada kegiatan Pemeriksaan Detail adalah tenaga ahli struktur dan asistennya yang dibantu minimal satu inspektur/surveyor.

3. Pemeriksaan Rutin Jembatan

Pemeriksaan rutin dilakukan tiap tahun. Pemeriksaan rutin juga dilakukan setelah dilaksanakan pekerjaan rehabilitasi atau pekerjaan perbaikan besar jembatan, guna mencatat data yang baru, dan setelah pelaksanaan konstruksi jembatan baru, untuk mendaftarkan ke dalam database BMS dan mencatatnya dalam format pemeriksaan rutin.

Untuk melakukan pemeriksaan rutin, struktur jembatan dibagi dalam suatu hirarki elemen jembatan. Pemeriksaan rutin mendata semua kerusakan yang berarti pada elemen jembatan, dan ditandai dengan nilai kondisi untuk setiap elemen, kelompok elemen dan komponen utama jembatan. Nilai kondisi untuk jembatan secara keseluruhan didapat dari nilai kondisi setiap elemen jembatan. Pemeriksaan rutin ini untuk mempersiapkan strategi penanganan untuk setiap individual jembatan dan membuat urutan prioritas jembatan sesuai dengan penanganannya.

Untuk setiap elemen yang memiliki kerusakan yang berarti, 5 nilai ditentukan oleh:

1. Nilai Struktur

2. Nilai Perkembangannya (volume) 3. Nilai Kerusakannya

4. Nilai Fungsi 5. Nilai Pengaruh

(13)

Peralatan dan material yang diperlukan untuk kegiatan pemeriksaan detail ini adalah:

A. Peralatan

1. Formulir laporan pemeriksaan rutin 2. Kertas untuk gambar atau catatan 3. Pena dan alas papan untuk menulis

4. Kendaraan dengan kondisi odometer (pencatat jarak tempuh) yang masih berfungsi

5. Alat pengukur jarak

6. Pita pengukur 2m dan 30 m

7. Sekop, parang, palu, obeng, sikat baja, sapu kecil, kaca, pisau saku, pahat, linggis, tangga, seperangkat kunci pas

8. Kalkulator 9. Kamera digital

10. Papan tulis putih dan spidol bukan permanen secukupnya 11. Teropong

12. Lampu senter dan batere 13. Kapur untuk menulis 14. Penggaris

15. Jangka lengkung ke dalam dan ke luar 16. Seperangkat feeler gauge

17. Peralatan tambahan sesuai kebutuhan: perahu, sepatu boot tinggi dan tahan air, penopang, botol contoh air

18. Peralatan keamanan: rompi dan topi pengaman, tanda/rambu, kerucut lalu lintas, rompi apung, tali pengikat.

B. Material Acuan

1. Buku Pegangan Pemeriksaan Jembatan di Lapangan

2. Peta yang memperlihatkan ruas jalan propinsi (peta peranan jalan) 3. Laporan data lalu lintas dan ruas jalan IBMS-IR1 untuk propinsi yang

bersangkutan

4. Paket Laporan Pemeriksaan secara rinci IBMS-DI2 yang mencantumkan semua jembatan yang akan diperiksa

5. Laporan Data Pemeriksaan Inventarisasi Jembatan terakhir IBMS-BD3 untuk setiap jembatan yang akan diperiksa

6. Laporan Data Pemeriksaan Detail IBMS-BD3 sebelumnya untuk setiap jembatan yang akan diperiksa.

(14)

1. Konfirmasi lokasi jembatan dan catat data administrasi pada Halaman 1 dari Laporan Pemeriksaan Rutin: nama jembatan, lokasi, Cabang, dan seterusnya.

2. Periksa data Inventarisasi Jembatan pada Laporan Data Inventarisasi IBMS-BD1, dan catat ketepatan atau ketidaktepatannya pada Halaman 1 dari Laporan Pemeriksaan Rutin. Lakukan koreksi pada Laporan Data bila perlu.

3. Berjalan mengelilingi jembatan dan dapatkan suatu kesan menyeluruh mengenai strukturnya.

4. Catat pada Halaman 1 dari Laporan Pemeriksaan hal-hal apa yang membutuhkan Pemeliharaan Rutin.

5. Catat pada Halaman 1 dari Laporan apakah dibutuhkan suatu Pemeriksaan Khusus atau Tindakan Darurat dan alasannya.

6. Bila perlu surveyor mengambil foto dan membuat gambar-gambar sketsa untuk lebih menjelaskan laporan.

Tenaga ahli yang terlibat pada kegiatan Pemeriksaan Detail adalah tenaga ahli struktur dan asistennya yang dibantu minimal satu inspektur/surveyor.

4. Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan khusus dilaksanakan bila inspektur kekurangan informasi, pelatihan, atau pengalaman untuk menilai secara tepat kondisi jembatan. Pemeriksaan khusus kemungkinan besar membutuhkan teknik-teknik dan peralatan yang modern disesuaikan dengan jumlah jembatan yang akan diperiksa, keahlian yang tersedia dan tingkat serta jenis pemeriksaan.

Pemeriksaan khusus dilakukan untuk:

1. Menganalisa material atau memantau kinerja komponen-komponen tertentu yang dideteksi memiliki kerusakan atau pergerakan dengan menggunakan peralatan khusus

2. Menjangkau lokasi yang biasanya tidak dapat diperiksa oleh inspektur dengan metode visual atau normal

3. Melengkapi suatu Pemeriksaan secara Detail

Hal yang cukup berarti apabila ditemukan secara dini jenis – jenis kekurangan dan dilakukan suatu tindakan untuk perbaikan guna menghindar keruntuhan jembatan, adalah sebagai berikut:

1. Periksa apakah terjadi penurunan dasar sungai dan scouring di sekitar pondasi, kepala jembatan, timbunan jalan pendekat dan bangunan pengaman scouring serta keterangan – keterangan tentang adanya pengambilan galian C.

(15)

2. Periksa adanya penurunan yang tidak biasa atau kelongsoran pada daerah timbunan jalan pendekat, terutama di sekitar kepala jembatan.

3. Periksa adanya tumbuhan yang berlebihan atau puing bekas jembatan lama yang menghambat aliran sungai di bawah jembatan.

4. Periksa tanda – tanda banjir atau adanya afflux di daerah bagian sebelah jembatan yang mungkin menandakan bahwa bukaan air tidak cukup dan dapat mengakibatkan scouring.

5. Periksa kerusakan pada bangunan pengaman scouring. 6. Periksa terjadinya erosi pada kepala jembatan.

2.3.2. Penomoran Jembatan

Penomoran jembatan merupakan pengkodean jembatan berdasarkan lokasi keberadaan baik nomor kode kecamatan maupun nomor kode kelurahan dan nomor kode jembatan itu sendiri.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut ini.

2.3.3 Hirarki dan Kode Elemen Jembatan

Pembagian level menurut hirarki adalah sebagai berikut:

1. Level 1 adalah level tertinggi yaitu jembatan secara keseluruhan dan diberi kode elemen: 1.000 – Jembatan.

2. Level 2 adalah komponen utama jembatan, memiliki 3 kode elemen, yaitu: a. 2.200 – aliran sungai / timbunan tanah

b. 2.300 – bangunan bawah c. 2400 – bangunan atas

No. Jembatan 5 0 0 1 5 0 0 9 9 2

No. Propinsi No. Ruas Jalan

No. Urut Jembatan

Gambar 2.3. Penomoran Jembatan

Suffix Akhiran Ruas Jalan

(16)

3. Level 3, masing – masing komponen utama pada level 2 dibagi lagi menjadi elemen utama pada level 3, misalnya elemen 2.300, dibagi lagi dalam kelompok elemen:

2.310 – pondasi

2.320 – Kepala Jembatan, Pilar

4. Level 4, dalam hirarki ini, elemen elemen dari level 3 dibagi lebih lanjut menjadi kelompok elemen pada level 4, misalnya:

4.321 – tiang pancang 4.322 – dinding / Kolom pilar 4.323 – dinding kepala jembatan 4.324 – Dinding sayap

5. Untuk elemen pada level 5 tidak ada daftarnya karena elemen – elemen tersebut merupakan hal – hal individual dari elemen – elemen level 4, oleh karena itu kode elemennya sama. Bila perlu membedakan antara elemen – elemen level 4, elemen yang rusak dilaporkan pada level 5 dan lokasi elemen yang bersangkutan harus dicatat. Oleh karena itu level 5 digunakan untuk menilai elemen kecil secara individual. Dalam hal ini lokasi elemen harus selalu dicatat.

(17)
(18)

Tabel 2. 2 Hirarki dan Kode Elemen Jembatan KODE ELEMEN

KODE LEVEL 1 KODE LEVEL 2 KODE LEVEL 3 KODE LEVEL 4

1.000 Jembatan 2.200 Airan sungai tanah timbunan 3.210 Aliran sungai 4.211 4.212 4.213 Tebing sungai Aliran sungai Daerah Genangan Banjir 3.220 Bangunan Pengaman 4.221 4.222 4.223 4.224 4.225 4.226 4.227 4.228 Kerb/Pengarah arus sungai Bronjong dan mattreses Talud beton Pasangan batu kosong Turap baja Sistem fender Dinding penahan tanah Pengaman dasar sungai 3.230 Tanah Timbunan 4.231 4.232 4.234 4.235 Timbunan oprit Drainase/timbunan Lapisan perkerasan Pelat injek Tanah bertulang 2.300 Bangunan Bahan 3.310 Pondasi 4.311 4.312 4.313 Tiang pancang Pondasi sumuran Pondasi langsung

(19)

4.314 4.315 Angker Pondasi balok pelengkung 3.320 Kepala jembatan / Pilar 4.321 4.322 4.323 4.324 4.325 4.326 4.327 4.328 4.329 Kepala Tiang Pilar dinding / Kolom Dinding penahan tanah/ kepala jembatan/dinding/ tembok Tembok sayap Balok kepala Balok penahan gempa Penunjang/pengaku Penunjang sementara Drainase dinding 2.400 Bangunan Atas 3.410 Sistem Gelegar 4.411 4.412 4.413 4.414 4.415 Gelegar Gelegar melintang Diaphragma Sambungan Gelegar Perkuatan ikatan angin 3.420 Jembatan Pelat 4.421 Pelat 3.430 Pelengkung 4.431 4.432 Bagian Lengkung Dinding Tegak 3.440 Balok Pelengkung 4.441 4.442 4.443 4.444 Gelegar Balok Pelengkung (arch beam) Balok Vertikal

(20)

4.446 Balok melintang Balok pengatur mendatar Sambungan 3.450 Rangka 4.451 4.452 4.453 4.454 4.455 4.456 4.461 4.462 4.463 4.464 4.465 4.466 4.467 4.468 4.469 4.471 4.472 Panel rangka Gelegar penguat Rangka pengaku Ruker penyokong pin panel/surclip Clamp

Batang tepi atas Batang tepi bawah Batang diagonal Batang vertikal Ikatan angin atas Ikatan angin bawah Diaphragma Gelagar melintang Sambungan Batang tengah Batang diaphragma 3.480 Sistem Gantung 4.481 4.482 4.483 4.484 4.485 4.486 4.487 4.488 4.489 Kabel pemikul Kabel penggantung Kabel penahan ayun Kalum pylon Pengaku pylon Sadel pylon Balok melintang Ikatan angin bawah Sambungan 3.500 Sistem lantai 4.501 4.502 4.503 4.504 4.505 4.506 4.507 Gelagar memanjang lantai Pelat Gelombang Balok tepi Jalur roda kendaraan

(21)

Trotoir/kerb Pipa cucuran 3.600 Ekspansion Joint 4.601 4.602 4.603 4.604 Ekspansion joint baja Ekspansion joint baja profil Ekspansion joint karet Sambungan sambungan 3.610 Landasan Perlekatan 4.611 4.612 4.613 4.614 4.615 Perlekatan baja Perlekatan karet Perlekatan pot Bantalan mortar/pelat dasar Baut pengikat 3.620 Sandaran 4.621 4.622 4.623 4.624 Tiang sandaran Sandaran Penunjang sandaran Parapet tembok sedada 3.700 Perlengkapan 4.701 4.711 4.712 4.713 4.714 4.721 4.722 4.723 4.731 Batas-batas ukuran Rambu-rambu dan tanda-tanda Marka jalan Papan nama Patung Lampu penerapan Tiang Kabel Utilitas 2800 Gorong-gorong 3.801 3.802 3.803 Gorong-gorong persegi Gorong-gorong pipa

(22)

Gorong-pelengkung 2900 Lintasan Basah 3.901 3.902 Lintasan dengan perkerasan Lintasan alam

(23)

Tabel 2.3 Kodifikasi Jenis Kerusakan

Kode Kerusakan Elemen dan Kerusakan

BATU BATA

101 Penurunan Mutu Bata dan Batu Keretakan

102 Permukaan Pasangan yang menggembung

103 Bagian yang pecah dan hilang

BETON

201 Kerontokan beton Beton keropos

Beton yang berongga/bunyi Mutu beton yang jelek

Rembesan atau Bocoran kedalam beton

202 Retak

203 Karat pada besi tulangan

204 Kerusakan komponen karena aus dan pelapukan

205 Pecah atau hilangnya sebagian dari beton

206 Lendutan

BAJA

301 Penurunan mutu dari cat dan/atau galvanis

302 Karat

303 Perubahan bentuk pada komponen

304 Retak

305 Komponen yang rusak atau hilang

306 Elemen yang salah

307 Kabel jembatan yang aus

308 Sambungan yang longgar

KAYU

401 Pembusukan dan pelapukan Serangan serangga

Pecahnya/retaknya kayu Menyerpihnya papan lantai Cacat pada kayu

402 Hancur atau hilangnya material

403 Menyusutnya kayu

404 Penurunan mutu lapisan pengaman

405 Sambungan yang longgar

Tabel 2.3 Kodifikasi Jenis Kerusakan (lanjutan)

Kode Kerusakan Elemen dan Kerusakan

ALIRAN SUNGAI

(24)

503 Pengikisan pada daerah dekat Pilar atau Kepala Jembatan

504 Air sungai macet yang mengakibatkan terjadinya banjir

BANGUNAN PENGAMAN 511 Bagian yang hilang atau tidak ada

TIMBUNAN

521 Scour

522 Retak/penurunan/penggembungan

TANAH BERTULANG 531 Penggembungan permukaan

532 Retak, rontok, atau pecah dari panel tanah bertulang

ANGKER – JEMBATAN GANTUNG DAN JEMBATAN KABEL 541 Tidak stabil

KEPALA JEMBATAN DAN PILAR 551 Kepala Jembatan atau pilar bergerak

LANDASAN PENAHAN GEMPA 561 Elemen longgar atau hilang

LANDASAN / PERLETAKAN

601 Tidak cukupnya tempat untuk bergerak

602 Kedudukan landasan yang tidak sempurna

603 Mortar dasar retak atau rontok

604 Perpindahan yang berlebihan

Perubahan (deformasi) yang berlebihan

605 Aus karena umur

Landasan pecah atau retak

606 Bagian yang rusak atau hilang

607 Bagian yang longgar

Kurangnya pelumasan pada landasan logam

Tabel 2.3 Kodifikasi Jenis Kerusakan (lanjutan)

Kode Kerusakan Elemen dan Kerusakan

PELAT DAN LANTAI

701 Kesalahan sambungan lantai memanjang

702 Lendutan yang berlebihan

PIPA DRAINASE DINDING, PIPA CUCURAN DAN DRAINASE LANTAI 711 Pipa cucuran dan drainase lantai yang tersumbat

712 Elemen hilang atau tidak ada

(25)

Permukaan yang kasar / berlubang

722 Retak pada lapisan permukaan

723 Lapisan permukaan yang bergelombang

724 Lapisan perkerasan yang berlebihan

TROTOAR/KERB

731 Permukaan trotoar yang licin

732 Lubang pada trotoar

733 Bagian yang hilang

SAMBUNGAN LANTAI

801 Kerusakan sambungan lantai yang tidak sama tinggi

802 Kerusakan akibat terisinya sambungan

803 Bagian yang longgar / lepas ikatannya

805 Bagian yang hilang

806 Retak pada aspal karena pergerakan di sambungan lantai

RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DAN MARKA JALAN 901 Kerusakan atau hilangnya batas-batas ukuran

RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DAN MARKA JALAN 911 Tulisan tidak nyata/jelas

912 Bagian yang hilang

LAMPU, TIANG LAMPU DAN KABEL LISTRIK 921 Rusaknya bahan/penurunan mutu

922 Bagian yang hilang

UTILITAS 931 Tidak berfungsi

2.4 TAHAP PEMASUKAN DATA DAN EVALUASI

Tahap ini dilakukan pengolahan data dengan kegiatan pemasukan data dan evaluasi data. Evaluasi data meliputi pemeriksaan kembali data – data yang telah dikumpulkan dan revisi serta koreksi dari laporan – laporan, dalam rangka penyusunan Laporan akhir sebagai data final. Data mentah (raw data) yang diperoleh dari Survey dirangkum sehingga menjadi bahan untuk dimasukan dalam Database BMS. Data – data foto jembatan dipersiapkan agar dapat digunakan dengan program komputer yang ada.

2.5 TAHAP PELAPORAN 2.5.1 Tujuan

(26)

Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data hasil survai Bridge Management System (BMS) serta sebagai bahan pelaksanaan.

2.5.2 Laporan

Laporan Administrasi antara lain:

1. Laporan Dokumentasi Kondisi Jembatan

Laporan Dokumentasi Kondisi Jembatan berupa ringkasan yang berisi metodologi dan rencana kerja, laporan ini antara lain berisikan tentang penjelasan rinci yang memuat: a. Gambaran umum lokasi studi dan data eksisting

b. Metodologi kerja yang digunakan c. Rencana Kerja survai lapangan

e. Form-form survai lapangan yang akan digunakan f. Foto dokumentasi survai pendahuluan

2. Laporan Hasil Pemeriksaan Jembatan

Berupa laporan hasil keluaran dar program BMS. Laporan ini yang dibuat mencakup seluruh data jembatan dan kondisi jembatan pada ruas jalan Nasional di wilayah kota Metropolitan Jabodetabek. Untuk membuat laporan lebih representatif dan menarik serta dapat digunakan sebagai back up data, seluruh bentuk laporan akan disajikan juga dalam bentuk kepingan CD.

Gambar

Gambar 2.2  Skema Pemeriksaan Jembatan
Gambar 2.3. Penomoran Jembatan
Tabel 2. 1 Pengkodean untuk Komponen Bangunan Atas dan Bangunan Bawah
Tabel 2. 2   Hirarki dan Kode Elemen Jembatan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sifa (2006) yang menguji reaksi pasar terhadap publikasi Corporate Governance Perception Index (CGPI) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta menunjukkan

Selama ini belum ada penelitian yang mengkaji bagaimana kemampuan fraksi tidak tersabunkan yang terdapat dalam DALMS yang mengandung senyawa bioaktif multikomponen

Menu Aplikasi adalah tampilan utama, karena menu pada aplikasi ini terdapat empat pilihan utama tombol yaitu Hadist Pilihan, Dasar Hadist, Siapa Imam Nawawi, Tentang,

Sj_ = besar arus jenuh untuk kelompok jalur atau

merupakan analisis terhadap sebuah.. pengalaman dengan proses alamiah yang bisa membuat diri seseorang menjadi rendah atau bahkan menjadi bertambah percaya diri.

Nilai budaya yang menjadi tolak ukur dalam cerita rakyat di kerajaan Jambu Lipo adalah berdasarkan pada pendapat Kluckhohn dan Srtodtbeck (dalam Koentjaraningrat, 1990: 78),

11, “Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing”, untuk tujuan akuntansi investasi anak perusahaan di luar negeri dan penghitungan bagian laba (rugi) anak perusahaan,

Mastoiditis adalah hasil dari infeksi yang lama pada telinga tengah,  bakteri yang didapat pada mastoiditis biasanya sama dengan bakteri yang.. didapat pada infeksi