EVALUASI dan OPTIMASI CADANGAN BATUBARA
EVALUASI dan OPTIMASI CADANGAN BATUBARA
1. PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN
Evaluasi dan Optimasi Cadangan Batubara ini merupakan pekerjaan Evaluasi dan Optimasi Cadangan Batubara ini merupakan pekerjaan (tahap) lanjutan dari hasil Pemodelan Sumberdaya Batubara. Pada (tahap) lanjutan dari hasil Pemodelan Sumberdaya Batubara. Pada tahapan ini mulai diterapkan (diidentifikasikan) batasan-batasan teknis tahapan ini mulai diterapkan (diidentifikasikan) batasan-batasan teknis maupun ekonomis yang dapat menjadi pembatas dari model sumberdaya maupun ekonomis yang dapat menjadi pembatas dari model sumberdaya batubara yang telah diterapkan (dimodelkan) sebelumnya.
batubara yang telah diterapkan (dimodelkan) sebelumnya.
Selain itu, pada tahapan Evaluasi dan Optimasi Cadangan Batubara ini Selain itu, pada tahapan Evaluasi dan Optimasi Cadangan Batubara ini diharapkan telah dapat dikuantifikasi jumlah batubara yang realistis dan diharapkan telah dapat dikuantifikasi jumlah batubara yang realistis dan layak yang dapat diperoleh melalui penambangan dengan metoda & layak yang dapat diperoleh melalui penambangan dengan metoda & sistem penambangan yang dipilih sesuai dengan model sumberdaya yang sistem penambangan yang dipilih sesuai dengan model sumberdaya yang telah diketahui.
telah diketahui.
Secara umum, aspek-aspek penting yang akan diuraikan & dipelajari Secara umum, aspek-aspek penting yang akan diuraikan & dipelajari dalam sesi (modul) ini adalah sebagai berikut :
dalam sesi (modul) ini adalah sebagai berikut :
Penentuan & pemilihan pit potensialPenentuan & pemilihan pit potensial
Konsep nisbah kupas (Konsep nisbah kupas (stripping ratiostripping ratio))
Faktor-faktor pembatas danFaktor-faktor pembatas dan losseslosses
Metoda-metoda perhitungan cadangan batubaraMetoda-metoda perhitungan cadangan batubara
Konsep optimasi jumlah cadangan tertambang.Konsep optimasi jumlah cadangan tertambang.
Beberapa pengertian/definisi dasar yang berhubungan dengan evaluasi Beberapa pengertian/definisi dasar yang berhubungan dengan evaluasi cadangan batubara (diadopsi dari :
cadangan batubara (diadopsi dari : geological survey circular geological survey circular 891, 1983)891, 1983) adalah :
adalah :
Coal Coal (batubara) : suatu batuan yang dapat terbakar yang tersusun(batubara) : suatu batuan yang dapat terbakar yang tersusun
lebih dari 50% berat (lebih dari 70% volume) material karbonan lebih dari 50% berat (lebih dari 70% volume) material karbonan ((carbonaceouscarbonaceous), termasuk), termasuk inherent moistureinherent moisture yang terbentukyang terbentuk material (bagian) tumbuhan yang telah mengalami kompaksi, material (bagian) tumbuhan yang telah mengalami kompaksi, perubahan fisik-kimia oleh panas & tekanan dalam skala waktu perubahan fisik-kimia oleh panas & tekanan dalam skala waktu geologi.
geologi.
Coal bed Coal bed ((seamseam) : seluruh lapisan (batubara dan) : seluruh lapisan (batubara dan parting parting) yang) yang
terdapat diantara batas
terdapat diantara batas roof roof (atap) dan(atap) dan floor floor (lantai).(lantai).
Bone coal Bone coal ((bonebone) ) :: impure coal impure coal yang mengandung banyak lempungyang mengandung banyak lempung
atau material-material detrital berukuran halus dan kadang-kadang atau material-material detrital berukuran halus dan kadang-kadang dikonotasikan dengan istilah
dikonotasikan dengan istilah silty coal silty coal atauatau shally coal shally coal atauatau sandy sandy coal
coal ..
Impure coal Impure coal ((coaly coaly ) : suatu batubara () : suatu batubara (coal coal ) yang mengandung lebih) yang mengandung lebih
dari 33% berat abu dan dapat diasosiasikan sebagai
dari 33% berat abu dan dapat diasosiasikan sebagai parting parting dalamdalam suatu lapisan (
High ash coal High ash coal : batubara yang mengandung lebih dari 15% abu: batubara yang mengandung lebih dari 15% abu
dalam basis as-received. dalam basis as-received.
High sulfur coal High sulfur coal : batubara yang mengandung lebih dari 3% sulfur: batubara yang mengandung lebih dari 3% sulfur
dalam basis as-received. dalam basis as-received.
Recoverable coal Recoverable coal : batubara yang dapat/bisa diekstrak dari suatu: batubara yang dapat/bisa diekstrak dari suatu
lapisan batubara pada saat penambangan. Term “
lapisan batubara pada saat penambangan. Term “RecoverableRecoverable” ini” ini biasanya dikombinasikan dengan sumberdaya (
biasanya dikombinasikan dengan sumberdaya (resourcesresources) bukan) bukan dengan cadangan (
dengan cadangan (reservereserve).).
Mineable coal Mineable coal : kapasitas (jumlah) cadangan batubara yang dapat: kapasitas (jumlah) cadangan batubara yang dapat
ditambang (tertambang) pada kondisi teknologi penambangan ditambang (tertambang) pada kondisi teknologi penambangan sekarang, dengan telah mempertimbangkan faktor lingkungan, sekarang, dengan telah mempertimbangkan faktor lingkungan, hukum & perundang-undangan serta peraturan yang berlaku hukum & perundang-undangan serta peraturan yang berlaku (legalitas), serta kebijakan pemerintah yang diterapkan.
(legalitas), serta kebijakan pemerintah yang diterapkan.
Untuk ketebalan, penyebaran lapisan batubara, serta evaluasi cadangan, Untuk ketebalan, penyebaran lapisan batubara, serta evaluasi cadangan, beberapa catatan khusus yang perlu diperhatikan adalah :
beberapa catatan khusus yang perlu diperhatikan adalah : a.
a. Suatu penentuan ketebalan batubara belum dapat dikatakan komplitSuatu penentuan ketebalan batubara belum dapat dikatakan komplit (valid) jika :
(valid) jika :
Pengukuran tebal dilakukan pada singkapan dimana batuanPengukuran tebal dilakukan pada singkapan dimana batuan
disekitarnya memperlihatkan gejala slumping, disekitarnya memperlihatkan gejala slumping,
Pengukuran tebal dilakukan pada suatu singkapan batubaraPengukuran tebal dilakukan pada suatu singkapan batubara
yang lapuk (tidak segar), yang lapuk (tidak segar),
Pengukuran tebal dilakukan pada titik bor yang tidakPengukuran tebal dilakukan pada titik bor yang tidak
menembus dengan baik roof & floor lapisa
menembus dengan baik roof & floor lapisan batubara,n batubara,
Pengukuran tebal dilakukan pada daerah yang diketahuiPengukuran tebal dilakukan pada daerah yang diketahui
mengalami erosi bidang pada roof/floor lapisan batubara, mengalami erosi bidang pada roof/floor lapisan batubara,
Pengukuran tebal dilakukan dengan cara membuat channelPengukuran tebal dilakukan dengan cara membuat channel
pada suatu lapisan batubara, namun diketahui lapisan tersebut pada suatu lapisan batubara, namun diketahui lapisan tersebut telah mengalami perubahan letak (perpindahan) atau pada telah mengalami perubahan letak (perpindahan) atau pada bongkah.
bongkah. b.
b. Tingkat keyakinan geologi terhadap model sumberdaya yangTingkat keyakinan geologi terhadap model sumberdaya yang dikonstruksi :
dikonstruksi :
Jarak antar titik informasi,Jarak antar titik informasi,
Konsep dalam pengkorelasian batubara,Konsep dalam pengkorelasian batubara,
Tingkat ketelitian (detil) dalam mengidentifikasikan strukturTingkat ketelitian (detil) dalam mengidentifikasikan struktur
geologi. geologi. c.
c. Derajad kelayakan ekonomis suatu pembukaan tambang batubaraDerajad kelayakan ekonomis suatu pembukaan tambang batubara dipengaruhi oleh :
dipengaruhi oleh :
ketebalan lapisan batubara & overburden,ketebalan lapisan batubara & overburden,
rank dan kualitas batubara,rank dan kualitas batubara,
2.
2.
PENENTUAN &
PENENTUAN
& PEMILIHAN
PEMILIHAN PIT
PIT POTENSIAL
POTENSIAL
Penentuan & pemilihan pit potensial merupakan sebagai langkah awal Penentuan & pemilihan pit potensial merupakan sebagai langkah awal dalam melakukan evaluasi cadangan batubara. Penentuan pit potensial dalam melakukan evaluasi cadangan batubara. Penentuan pit potensial ini diperlukan untuk dapat memperkirakan/memprediksi suatu areal ini diperlukan untuk dapat memperkirakan/memprediksi suatu areal sumberdaya batubara yang potensial untuk nantinya akan dikembangkan sumberdaya batubara yang potensial untuk nantinya akan dikembangkan menjadi suatu lokasi pit penambangan.
menjadi suatu lokasi pit penambangan.
Data-data awal yang diperlukan merupakan data-data yang Data-data awal yang diperlukan merupakan data-data yang diperoleh/dihasilkan pada saat melakukan model sumberdaya,
diperoleh/dihasilkan pada saat melakukan model sumberdaya, yaitu :yaitu :
Peta topografi : untuk mengetahui (melihat) variasi topografiPeta topografi : untuk mengetahui (melihat) variasi topografi
(terutama daerah tinggian – lembah). (terutama daerah tinggian – lembah).
Peta geologi lokal : untuk mengetahui variasi Peta geologi lokal : untuk mengetahui variasi litologi, pola sebaran & litologi, pola sebaran &
kemenerusan lapisan batubara, serta pola struktur geologi. kemenerusan lapisan batubara, serta pola struktur geologi.
Peta iso-ketebalan : untuk mengetahui variasi ketebalan dariPeta iso-ketebalan : untuk mengetahui variasi ketebalan dari
batubara, sehingga jika disyaratkan ketebalan minimum yang akan batubara, sehingga jika disyaratkan ketebalan minimum yang akan dihitung, maka peta ini dapat digunakan sebagai faktor pembatas. dihitung, maka peta ini dapat digunakan sebagai faktor pembatas.
Peta elevasi top (atapPeta elevasi top (atap ≈≈ roof) batubara ; untuk mengetahui polaroof) batubara ; untuk mengetahui pola
kemenerusan lapisan batubara. kemenerusan lapisan batubara.
Langkah awal yang dilakukan untuk penentuan pit potensial ini adalah Langkah awal yang dilakukan untuk penentuan pit potensial ini adalah membuat (mengkonstruksi) peta iso-overburden, yaitu dengan cara membuat (mengkonstruksi) peta iso-overburden, yaitu dengan cara melakukan overlay antara peta struktur roof (elevasi top) batubara melakukan overlay antara peta struktur roof (elevasi top) batubara dengan peta topografi (Gambar 1). Nilai kontur pada peta iso-overburden dengan peta topografi (Gambar 1). Nilai kontur pada peta iso-overburden merupakan refleksi dari ketebalan overburden. Peta iso-overburden merupakan refleksi dari ketebalan overburden. Peta iso-overburden secara umum (gamblang) dapat menggambarkan (merefleksikan) kondisi secara umum (gamblang) dapat menggambarkan (merefleksikan) kondisi sebaran batubara terhadap variasi topografi pada areal tertentu.
sebaran batubara terhadap variasi topografi pada areal tertentu.
100 100 50 50 0 0 00 50 50 100 100 Elevasi topografi Elevasi topografi
Elevasi top batubara Elevasi top batubara
Nilai kontur Nilai kontur Iso-overburden Iso-overburden Nilai kontur Nilai kontur Iso-overburden Iso-overburden Tebal OB Tebal OB
Gambar 1. Sketsa konstruksi peta iso-overburden. Gambar 1. Sketsa konstruksi peta iso-overburden.
Pada beberapa kondisi khusus seperti terbatasnya tinggi (tebal) Pada beberapa kondisi khusus seperti terbatasnya tinggi (tebal) overburden yang disyaratkan, maka Peta Iso-overburden ini dapat overburden yang disyaratkan, maka Peta Iso-overburden ini dapat dengan cepat digunakan sebagai faktor pembatas dalam penentuan pit dengan cepat digunakan sebagai faktor pembatas dalam penentuan pit limit.
Adapun pola umum yang dapat diterapkan untuk penentuan pit potensial Adapun pola umum yang dapat diterapkan untuk penentuan pit potensial adalah sebagai berikut :
adalah sebagai berikut : a.
a. Identifikasikan faktor-faktor pembatas, seperti :Identifikasikan faktor-faktor pembatas, seperti :
Struktur geologi : jika pada model sumberdaya batubaraStruktur geologi : jika pada model sumberdaya batubara
diidentifikasikan terdapat beberapa struktur geologi (seperti diidentifikasikan terdapat beberapa struktur geologi (seperti patahan), maka dapat dipisahkan
patahan), maka dapat dipisahkan menjadi beberapa pit potensial.menjadi beberapa pit potensial.
Kondisi litologi : jika pada model sumberdaya batubaraKondisi litologi : jika pada model sumberdaya batubara
diidentifikasikan adanya blok intrusi, maka blok intrusi tersebut diidentifikasikan adanya blok intrusi, maka blok intrusi tersebut harus ditentukan batasnya untuk pembatas pit potensial.
harus ditentukan batasnya untuk pembatas pit potensial.
Kondisi geografis : jika. pada peta topografi diketahui mengalirKondisi geografis : jika. pada peta topografi diketahui mengalir
suatu sungai yang besar dan secara teknis sungai tersebut tidak suatu sungai yang besar dan secara teknis sungai tersebut tidak dapat dipindahkan, maka dapat dipisahkan menjadi beberapa pit dapat dipindahkan, maka dapat dipisahkan menjadi beberapa pit potensial.
potensial.
Kondisi geologi batubara : jika diidentifikasikan adanya ketebalanKondisi geologi batubara : jika diidentifikasikan adanya ketebalan
batubara yang tidak memenuhi syarat seperti t < 0,5 m, maka batubara yang tidak memenuhi syarat seperti t < 0,5 m, maka dengan memanfaatkan peta isopach ketebalan dapat digunakan dengan memanfaatkan peta isopach ketebalan dapat digunakan sebagai batas pit potensial.
sebagai batas pit potensial.
Kondisi geoteknik : jika diketahui limit (batas) ketinggian lerengKondisi geoteknik : jika diketahui limit (batas) ketinggian lereng
maksimum, maka ini juga dapat merefleksikan batasan ketebalan maksimum, maka ini juga dapat merefleksikan batasan ketebalan overburden maksimum.
overburden maksimum.
Kondisi pembatas lain : misalnya adanya jalan, perkampungan,Kondisi pembatas lain : misalnya adanya jalan, perkampungan,
atau areal lindung, maka dengan memplotkan lokasinya dapat atau areal lindung, maka dengan memplotkan lokasinya dapat digunakan sebagai batas pit potensial.
digunakan sebagai batas pit potensial. b.
b. Analisis peta iso-overburden :Analisis peta iso-overburden :
Dengan memperhatikan pola kontur peta iso-overburden, seperti : Dengan memperhatikan pola kontur peta iso-overburden, seperti :
Kontur Kontur rapat rapat dan dan berada berada di di dekat dekat cropline cropline batubara,batubara,
menunjukkan ketebalan overburden relatif mempunyai variasi menunjukkan ketebalan overburden relatif mempunyai variasi yang besar & intensif. Kondisi ini dapat disebabkan oleh adanya yang besar & intensif. Kondisi ini dapat disebabkan oleh adanya tinggian/punggungan (bukit) di atas lapisan batubara,
tinggian/punggungan (bukit) di atas lapisan batubara,
Kontur relatif renggang dan mempunyai pola menjauhi croplineKontur relatif renggang dan mempunyai pola menjauhi cropline
batubara. Kondisi ini menguntungkan, karena variasi ketebalan batubara. Kondisi ini menguntungkan, karena variasi ketebalan overburden relatif mempunyai interval yang lebar.
overburden relatif mempunyai interval yang lebar.
Dengan mengkombinasikan kedua faktor di atas (faktor pembatas & Dengan mengkombinasikan kedua faktor di atas (faktor pembatas & faktor ketebalan overburden), maka dengan cepat lokasi pit potensial faktor ketebalan overburden), maka dengan cepat lokasi pit potensial dapat dilokalisir (ditentukan). Dengan mengetahui lokasi pit potensial ini, dapat dilokalisir (ditentukan). Dengan mengetahui lokasi pit potensial ini, maka optimasi cadangan batubara dapat dilakukan pada areal yang maka optimasi cadangan batubara dapat dilakukan pada areal yang terbatas, yaitu areal yang telah dapat diprioritaskan. Pada Gambar 2a terbatas, yaitu areal yang telah dapat diprioritaskan. Pada Gambar 2a dan 2b dapat dilihat contoh penentuan lokasi pit potensial dengan dan 2b dapat dilihat contoh penentuan lokasi pit potensial dengan pendekatan faktor pembatas yang berbeda.
NK-20 NK-20 NK-05 NK-05 NK-19 NK-19 NK-01 NK-01 NK-02 NK-02 NK-09 NK-09 NK-18 NK-18 NK-16 NK-16 NK-11 NK-11 NK-07NK-07 NK-17 NK-17 NK-12 NK-12 NK-15 NK-15 NK-14 NK-14 SK-05 SK-05 SK-11 SK-11 SK-12 SK-12 SK-01 SK-01 SK-07 SK-07 SK-04 SK-04 SK-02 SK-02 SK-09 SK-09 S SKK--110 0 SSKK--0033 S SKK--008 8 SSKK--0066 SK-13 SK-13 S S e e a a m
m - - D D S S e e a a m
m - - D D u u p p S S e e a a
m m
- - C C
S S e e a a m
m - - B B 100 100 0 0 220000 U U 500 meter 500 meter
SKETSA LOKASI PIT POTENSIAL SKETSA LOKASI PIT POTENSIAL
BLOK X - DAERAH XYZ BLOK X - DAERAH XYZ
S. KAMPAR S. KAMPAR SK-06 SK-06 Titik Bor Titik Bor S S e e a a m m
- - D D Cropline SeamCropline Seam
KETERANGAN KETERANGAN PIT-1 PIT-1 PIT-2 PIT-2 PIT-3A PIT-3A PIT-3A PIT-3A S. KAMPAR S. KAMPAR Jalan Propinsi Jalan Propinsi Gambar 2a Gambar 2a
NK-20 NK-20 NK-05 NK-05 NK-19 NK-19 NK-01 NK-01 NK-02 NK-02 NK-09 NK-09 NK-18 NK-18 NK-16 NK-16 NK-11 NK-11 NK-07NK-07 NK-17 NK-17 NK-12 NK-12 NK-15 NK-15 NK-14 NK-14 SK-05 SK-05 SK-11 SK-11 SK-12 SK-12 SK-01 SK-01 SK-07 SK-07 SK-04 SK-04 SK-02 SK-02 SK-09 SK-09 S SKK--110 0 SSKK--0033 S SKK--008 8 SSKK--0066 SK-13 SK-13 S S e e a a m
m - - D D S S e e a a m
m - - D D u u p
p S S e e a a
m m - - C C
S S e e a a m
m - - B B 100 100 0 0 220000 U U 500 meter 500 meter
SKETSA LOKASI PIT POTENSIAL SKETSA LOKASI PIT POTENSIAL
BLOK X - DAERAH XYZ BLOK X - DAERAH XYZ
S. KAMPAR S. KAMPAR SK-06 SK-06 Titik Bor Titik Bor S S e e a a m
m - - D D Cropline Seam Cropline Seam KETERANGAN KETERANGAN PIT-1 PIT-1 PIT-2 PIT-2 PIT-3 PIT-3 S. KAMPAR S. KAMPAR Jalan Propinsi Jalan Propinsi Gambar 2b Gambar 2b
3.
3.
KONSEP NISBAH
KONSEP
NISBAH KUPAS
KUPAS ((STRIPPING RATIO
STRIPPING RATIO))
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa ketebalan lapisan Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa ketebalan lapisan batubara dan ketebalan tanah penutup (overburden) merupakan faktor batubara dan ketebalan tanah penutup (overburden) merupakan faktor utama yang mengontrol kelayakan suatu pembukaan tambang
utama yang mengontrol kelayakan suatu pembukaan tambang batubara.batubara. Pengetahuan jumlah (kuantitas) batubara dan jumlah batuan penutup Pengetahuan jumlah (kuantitas) batubara dan jumlah batuan penutup yang harus dipindahkan untuk mendapatkan perunit batubara sesuai yang harus dipindahkan untuk mendapatkan perunit batubara sesuai dengan metoda penambangan merupakan konsep dasar dari Nisbah dengan metoda penambangan merupakan konsep dasar dari Nisbah Kupas (
Kupas (Stripping RatioStripping Ratio). Secara umum, Stripping Ratio (SR) didefinisikan). Secara umum, Stripping Ratio (SR) didefinisikan sebagai “
sebagai “Perbandingan jumlah volume tanah penutup yang harusPerbandingan jumlah volume tanah penutup yang harus dipindahkan untuk mendapatkan satu ton batubara
dipindahkan untuk mendapatkan satu ton batubara”.”.
Faktor rank, kualitas, nilai kalori, dan harga jual menjadi sangat penting Faktor rank, kualitas, nilai kalori, dan harga jual menjadi sangat penting dalam perumusan nilai
dalam perumusan nilai Stripping RatioStripping Ratio. Batubara dengan harga jual yang. Batubara dengan harga jual yang tinggi akan memberikan Nisbah Kupas yang lebih baik daripada batubara tinggi akan memberikan Nisbah Kupas yang lebih baik daripada batubara dengan harga jual yang rendah.
dengan harga jual yang rendah.
Dalam pemodelan sumberdaya, faktor ini dapat direfleksikan sebagai Dalam pemodelan sumberdaya, faktor ini dapat direfleksikan sebagai dasar untuk perhitungan (penaksiran) jumlah cadangan batubara. Dalam dasar untuk perhitungan (penaksiran) jumlah cadangan batubara. Dalam Geological Survei Circular 891, 1983., ada beberapa konsep mendasar Geological Survei Circular 891, 1983., ada beberapa konsep mendasar yang dapat dipahami, antara lain :
yang dapat dipahami, antara lain : a.
a. Ketebalan batuKetebalan batubara minimum bara minimum yang dapat yang dapat diperhitungkan diperhitungkan sebagaisebagai cadangan :
cadangan :
Untuk batubara antrasit & bituminous : ketebalan minimumUntuk batubara antrasit & bituminous : ketebalan minimum
adalah 70 cm dengan kedalaman maksimum 300 m. adalah 70 cm dengan kedalaman maksimum 300 m.
Untuk batubara sub-bituminous : ketebalan minimum adalah 1,5Untuk batubara sub-bituminous : ketebalan minimum adalah 1,5
m dengan kedalaman maksimum 300 m. m dengan kedalaman maksimum 300 m.
Untuk lignit : ketebalan minimum adalah 1,5 m denganUntuk lignit : ketebalan minimum adalah 1,5 m dengan
kedalaman maksimum 150 m. kedalaman maksimum 150 m.
Kedalaman maksimum ini telah memasukkan pertimbangan jika Kedalaman maksimum ini telah memasukkan pertimbangan jika penambangan diteruskan dengan metoda penambangan bawah penambangan diteruskan dengan metoda penambangan bawah tanah.
tanah. b.
b. Interval ketebalan overburdInterval ketebalan overburden yang disarankan untuk en yang disarankan untuk pelaporanpelaporan perhitungan cadangan, adalah :
perhitungan cadangan, adalah :
Tonase batubara dengan ketebalan overburden 0 – 30 m,Tonase batubara dengan ketebalan overburden 0 – 30 m,
Tonase batubara dengan ketebalan overburden 30 – 60 m,Tonase batubara dengan ketebalan overburden 30 – 60 m,
Tonase batubara dengan ketebalan overburden 60 – 150 m,Tonase batubara dengan ketebalan overburden 60 – 150 m,
c.
c. Recovery Recovery factor factor : suatu : suatu angka angka yang menyang menyatakan peroyatakan perolehan lehan batubarabatubara yang dapat ditambang (dengan metoda stip mining, auger mining, yang dapat ditambang (dengan metoda stip mining, auger mining, atau underground mining) terhadap jumlah cadangan yang telah atau underground mining) terhadap jumlah cadangan yang telah diperhitungkan sebelumnya.
Konsep-konsep di atas perlu dipahami dengan tujuan konservasi Konsep-konsep di atas perlu dipahami dengan tujuan konservasi sumberdaya batubara (alam), karena kalau dalam pertimbangan sumberdaya batubara (alam), karena kalau dalam pertimbangan ekonomis hanya dengan memperhatikan stripping ratio saja, maka ekonomis hanya dengan memperhatikan stripping ratio saja, maka jumlah
jumlah cadangan cadangan yang yang dapat dapat diekstrak diekstrak hanya hanya terbatas, terbatas, sedangkansedangkan sebagai follow-up perlu dipertimbangkan juga penggunaan metoda sebagai follow-up perlu dipertimbangkan juga penggunaan metoda auger-mining.
auger-mining.
Beberapa parameter ekonomi yang diperlukan untuk penentuan stripping Beberapa parameter ekonomi yang diperlukan untuk penentuan stripping ratio yang masih ekonomis (
ratio yang masih ekonomis (Break Even Stripping RatioBreak Even Stripping Ratio), adalah :), adalah :
Investasi Investasi
Biaya eksplorasi, bangunan, pembuatan jalan, peralatan Biaya eksplorasi, bangunan, pembuatan jalan, peralatan tambang utama, peralatan penunjang, peralatan
tambang utama, peralatan penunjang, peralatan stockpile, kendaraan.
stockpile, kendaraan. Upah tenaga kerja
Upah tenaga kerja Biaya Biaya produksi produksi batubara batubara
Penambangan batubara, pengupasan tanah penutup, Penambangan batubara, pengupasan tanah penutup, pengangkutan batubara, pengolahan, lingkungan, pengangkutan batubara, pengolahan, lingkungan, gantirugi lahan, royalti.
gantirugi lahan, royalti. Harga jual batubara
Harga jual batubara
Analisis aliran kas : IRR, NPV,
Analisis aliran kas : IRR, NPV, dan PBPdan PBP
Namun secara umum, faktor utama untuk penentuan nilai ekonomis Namun secara umum, faktor utama untuk penentuan nilai ekonomis stripping ratio ini adalah : jumlah cadangan batubara (marketable), stripping ratio ini adalah : jumlah cadangan batubara (marketable), volume tanah penutup (BCM), serta umur tambang.
volume tanah penutup (BCM), serta umur tambang.
Secara sederhana (Rule of thumb) penentuan harga Stripping Ratio yang Secara sederhana (Rule of thumb) penentuan harga Stripping Ratio yang masih ekonomis adalah sebagai berikut :
masih ekonomis adalah sebagai berikut :
Perkirakan unit cost penambangan untuk penggalian & Perkirakan unit cost penambangan untuk penggalian &
pengangkutan batubara ke stockpile. pengangkutan batubara ke stockpile.
Perkirakan unit cost transportasi batubara dari stock pile sampaiPerkirakan unit cost transportasi batubara dari stock pile sampai
ke pelabuhan. ke pelabuhan.
Perkirakan unit cost penambangan untuk penggalian & Perkirakan unit cost penambangan untuk penggalian &
pengangkutan overburden ke waste dump. pengangkutan overburden ke waste dump.
Perkirakan volume tanah penutup, untuk total cost.Perkirakan volume tanah penutup, untuk total cost.
Perkirakan recoverable reserve, untuk total revenue.Perkirakan recoverable reserve, untuk total revenue.
Perkirakan harga jual batubara per ton, untuk total Perkirakan harga jual batubara per ton, untuk total revenue.revenue.
Perkirakan biaya investasi & eksplorasi.Perkirakan biaya investasi & eksplorasi.
Perkirakan biaya lain-lain.Perkirakan biaya lain-lain.
Perkirakan umur tambang.Perkirakan umur tambang.
Maka perbandingan nilai jual batubara terhadap total cost harus lebih Maka perbandingan nilai jual batubara terhadap total cost harus lebih besar daripada 1 (revenue > total cost).
4.
4.
FAKTOR-FAKTOR
FAKTOR-FAKTOR PEMBATAS
PEMBATAS DALAM
DALAM PENENTUAN
PENENTUAN CADANGAN
CADANGAN
TERTAMBANG
TERTAMBANG
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa tidak mungkin akan Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa tidak mungkin akan diperoleh cadangan tertambang 100% dari cadangan insitu, dimana akan diperoleh cadangan tertambang 100% dari cadangan insitu, dimana akan terjadi dilution sepanjang tahap penambangan. Sebelum mulai terjadi dilution sepanjang tahap penambangan. Sebelum mulai menghitung suatu nilai cadangan tertambang, maka ada 2 (dua) faktor menghitung suatu nilai cadangan tertambang, maka ada 2 (dua) faktor utama yang harus dikuantifikasi, yaitu Faktor Pembatas Cadangan dan utama yang harus dikuantifikasi, yaitu Faktor Pembatas Cadangan dan Faktor Losses.
Faktor Losses. a.
a. Faktor-faktor Faktor-faktor pembatas pembatas suatu suatu cadangan cadangan ::
Minimum ketebalan lapisan batubara, hal ini berhubungan denganMinimum ketebalan lapisan batubara, hal ini berhubungan dengan
teknik penambangan & stripping ratio. teknik penambangan & stripping ratio.
Maksimum ketebalan tanah penutup, hal ini berhubungan denganMaksimum ketebalan tanah penutup, hal ini berhubungan dengan
nilai stripping ratio. nilai stripping ratio.
Maksimum stripping ratio, hal ini berhubungan dengan nilai atauMaksimum stripping ratio, hal ini berhubungan dengan nilai atau
tingkat kelayakan penambangan. tingkat kelayakan penambangan.
Maksimum Maksimum kemiringan kemiringan lapisan lapisan batubara, batubara, hal hal ini ini akanakan
berhubungan dengan teknologi penambangan dan nilai stripping berhubungan dengan teknologi penambangan dan nilai stripping ratio.
ratio.
Minimum (%) yield proses untuk mendapatkan batubara bersih,Minimum (%) yield proses untuk mendapatkan batubara bersih,
yaitu kalau diperkirakan akan dilakukan proses pencucian. yaitu kalau diperkirakan akan dilakukan proses pencucian.
Maksimum kandungan abu, yaitu sesuai dengan standar pasarMaksimum kandungan abu, yaitu sesuai dengan standar pasar
yang akan dimasuki. yang akan dimasuki.
Maksimum kandungan sulfur, yaitu sesuai dengan standar pasarMaksimum kandungan sulfur, yaitu sesuai dengan standar pasar
yang akan dimasuki. yang akan dimasuki.
Batasan alamiah – geografis, yaitu berhubungan dengan batasan-Batasan alamiah – geografis, yaitu berhubungan dengan
batasan-batasan alam yang harus diperhatikan, seperti adanya sungai batasan alam yang harus diperhatikan, seperti adanya sungai besar, daerah konservasi alam, atau adanya jalan negara, atau besar, daerah konservasi alam, atau adanya jalan negara, atau adanya suatu areal tertentu yang tidak mungkin dipindahkan. adanya suatu areal tertentu yang tidak mungkin dipindahkan.
Batasan alamiah – geologi, yaitu berhubungan dengan batasan-Batasan alamiah – geologi, yaitu berhubungan dengan
batasan-batasan geologi, seperti adanya sesar, intrusi, dll. batasan geologi, seperti adanya sesar, intrusi, dll. b. Faktor
b. Faktor LossesLosses
Yaitu faktor-faktor kehilangan cadangan akibat tingkat keyakinan Yaitu faktor-faktor kehilangan cadangan akibat tingkat keyakinan geologi maupun akibat teknis penambangan. Beberapa faktor losses geologi maupun akibat teknis penambangan. Beberapa faktor losses adalah :
adalah :
Geological LossesGeological Losses, yaitu faktor kehilangan akibat adanya variasi, yaitu faktor kehilangan akibat adanya variasi
ketebalan, parting, maupun pada saat pengkorelasian lapisan ketebalan, parting, maupun pada saat pengkorelasian lapisan batubara.
batubara.
Mining Mining LossesLosses, , yaitu yaitu faktor faktor kehilangan kehilangan akibat akibat teknisteknis
penambangan, seperti faktor alat, faktor safety, dll. penambangan, seperti faktor alat, faktor safety, dll.
Processing LossesProcessing Losses, yaitu faktor kehilangan (recovey, yaitu faktor kehilangan (recovey ≈≈ yield)yield)
akibat diterapkannya metoda pencucian batubara atau kehilangan akibat diterapkannya metoda pencucian batubara atau kehilangan pada proses lanjut di Stockpile.
pada proses lanjut di Stockpile.
Faktor-faktor pembatas pada umumnya sudah cukup jelas. Dalam Faktor-faktor pembatas pada umumnya sudah cukup jelas. Dalam penerapannya, faktor-faktor pembatas tersebut akan menjadi
penerapannya, faktor-faktor pembatas tersebut akan menjadi Pit LimitPit Limit dalam panambangan.
dalam panambangan.
Sedangkan faktor-faktor losses diterapkan pada saat proses perhitungan Sedangkan faktor-faktor losses diterapkan pada saat proses perhitungan cadangan, dan dapat dikuantifikasi besar nilai losses tersebut. Berikut cadangan, dan dapat dikuantifikasi besar nilai losses tersebut. Berikut akan diuraikan contoh cara pengkuantifikasian faktor losses
akan diuraikan contoh cara pengkuantifikasian faktor losses tersebut.tersebut.
G e o l o g
G e o l o g i c a l i c a l L o s s e s L o s s e s
BiasanyaBiasanya untuk kemudahan, langsung diambil nilai umum yaitu 5untuk kemudahan, langsung diambil nilai umum yaitu 5
- 10%. - 10%.
Namun dapat juga dengan memperhatikan pola variasi ketebalanNamun dapat juga dengan memperhatikan pola variasi ketebalan
batubara, yaitu dengan bantuan analisis statistik. Parameter batubara, yaitu dengan bantuan analisis statistik. Parameter statistik yang dapat digunakan adalah : standard deviasi, statistik yang dapat digunakan adalah : standard deviasi, koefisien variasi, atau standard error.
koefisien variasi, atau standard error.
Rata-rata = Rata-rata = ∑∑ = = n n 1 1 ii xxii n n 1 1 = = x
x ≈≈ μμ ; Standard Deviasi =; Standard Deviasi =
N N N N 1 1 ii 2 2 μ μ)) --ii (x (x σ σ ∑ ∑ = = = = Koef. variasi = Koef. variasi = xx100%100% μ μ σ σ M i n i n g M i n i n g L o s sL o s s e s e s
Secara umum, untuk metoda Strip Mining digunakan miningSecara umum, untuk metoda Strip Mining digunakan mining
losses sebesar 10%, sedangkan untuk tambang bawah tanah losses sebesar 10%, sedangkan untuk tambang bawah tanah digunakan mining losses sebesar 40-50% yaitu (metoda Long digunakan mining losses sebesar 40-50% yaitu (metoda Long Wall mempunyai Recovery 60-70%, metoda Room & Pillar Wall mempunyai Recovery 60-70%, metoda Room & Pillar mempunyai Recovery 50-60%), untuk auger mining digunakan mempunyai Recovery 50-60%), untuk auger mining digunakan mining losses sebesar 60-70% (atau Recovery 30-40% sesuai mining losses sebesar 60-70% (atau Recovery 30-40% sesuai dengan spesifikasi perlatannya).
dengan spesifikasi perlatannya).
Untuk metoda Strip Mining (open pit), kadang-kadang jugaUntuk metoda Strip Mining (open pit), kadang-kadang juga
digunakan pendekatan ketebalan lapisan yang akan ditinggalkan, digunakan pendekatan ketebalan lapisan yang akan ditinggalkan, yaitu 10 cm pada roof & 10 cm pada floor. Jika ketebalan lapisan yaitu 10 cm pada roof & 10 cm pada floor. Jika ketebalan lapisan hanya 1 m, maka Mining Losses = 20%., sedangkan jika hanya 1 m, maka Mining Losses = 20%., sedangkan jika ketebalan lapisan adalah 2 m maka Mining Losses = 10%., dan ketebalan lapisan adalah 2 m maka Mining Losses = 10%., dan jika ketebalan lapisan adalah 5 m maka Mining Losses = 4%.
jika ketebalan lapisan adalah 5 m maka Mining Losses = 4%.
P r o c e s s i
P r o c e s s i n g n g L o s s e s L o s s e s (y(yi e l d i e l d )), sangat tergantung pada hasil uji, sangat tergantung pada hasil uji ketercucian (
ketercucian (washability test washability test ), dimana harga perolehan (), dimana harga perolehan (yield yield ) ditentukan) ditentukan dari hasil uji tersebut.
5.
5.
PERHITUNGAN
PERHITUNGAN CADANGAN
CADANGAN BATUBARA
BATUBARA DENGAN
DENGAN METODA
METODA
PENAMPANG
PENAMPANG
Karena batubara merupakan endapan dengan tingkat homogenitas yang Karena batubara merupakan endapan dengan tingkat homogenitas yang tinggi, maka untuk perhitungan cadangan dapat diterapkan metoda tinggi, maka untuk perhitungan cadangan dapat diterapkan metoda konvensional (klasik) dengan tingkat ketelitian yang cukup baik. Untuk konvensional (klasik) dengan tingkat ketelitian yang cukup baik. Untuk tujuan praktis, metoda penampang dapat diterapkan untuk perhitungan tujuan praktis, metoda penampang dapat diterapkan untuk perhitungan jumlah cadangan tertambang.
jumlah cadangan tertambang.
5.1
5.1
Metoda
Metoda Penampang
Penampang
Pada prinsipnya, perhitungan cadangan dengan menggunakan metoda Pada prinsipnya, perhitungan cadangan dengan menggunakan metoda penampang ini adalah mengkuantifikasikan cadangan pada suatu areal penampang ini adalah mengkuantifikasikan cadangan pada suatu areal dengan membuat penampang-penampang yang representatif dan dapat dengan membuat penampang-penampang yang representatif dan dapat mewakili model endapan pada daerah tersebut.
mewakili model endapan pada daerah tersebut.
Pada masing-masing penampang akan diperoleh (diketahui) luas Pada masing-masing penampang akan diperoleh (diketahui) luas batubara dan luas overburden. Volume batubara & overburden dapat batubara dan luas overburden. Volume batubara & overburden dapat diketahui dengan mengalikan luas terhadap jarak pengaruh penampang diketahui dengan mengalikan luas terhadap jarak pengaruh penampang tersebut. Perhitungan volume tersebut dapat dilakukan dengan tersebut. Perhitungan volume tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan 1 (satu) penampang, atau 2 (dua) penampang, atau 3 menggunakan 1 (satu) penampang, atau 2 (dua) penampang, atau 3 (tiga) penampang, atau juga dengan rangkaian banyak
(tiga) penampang, atau juga dengan rangkaian banyak penampang.penampang.
a.
a.
Dengan
Dengan menggunakan
menggunakan 1
1 (satu)
(satu) penampang
penampang
Cara ini digunakan jika diasumsikan bahwa 1 penampang Cara ini digunakan jika diasumsikan bahwa 1 penampang mempunyai daerah pengaruh hanya terhadap penampang yang mempunyai daerah pengaruh hanya terhadap penampang yang dihitung saja (lihat Gambar 3).
dihitung saja (lihat Gambar 3).
P
P e e n n a a m m p
p a a n n g g - - 1 1 Jarak pengaruh Jarak pengaruh Penampang - 1 Penampang - 1 (d1) (d1)
Luas Overburden Pada Luas Overburden Pada
Penampang - 1 Penampang - 1 Jarak pengaruh Jarak pengaruh Penampang - 1 Penampang - 1 (d2) (d2)
Gambar 3. Jarak pengaruh sebuah penampang. Gambar 3. Jarak pengaruh sebuah penampang.
Volume = (A x d
Volume = (A x d11) + (A x d) + (A x d22))
dimana
dimana : : A A = = luas luas overburdenoverburden d1
d1 = = jarak jarak pengaruh pengaruh penampang penampang ke ke arah arah 11 d2
d2 = = jarak jarak pengaruh pengaruh penampang penampang ke ke arah arah 22
Volume yang dihitung merupakan volume pada areal pengaruh Volume yang dihitung merupakan volume pada areal pengaruh penampang tersebut. Jika penampang tunggal tersebut merupakan penampang tersebut. Jika penampang tunggal tersebut merupakan penampang korelasi lubang bor, maka akan merefleksikan suatu penampang korelasi lubang bor, maka akan merefleksikan suatu bentuk poligon dengan jarak pengaruh penampang sesuai dengan bentuk poligon dengan jarak pengaruh penampang sesuai dengan daerah pengaruh titik bor (poligon) tersebut.
daerah pengaruh titik bor (poligon) tersebut.
b.
b.
Dengan
Dengan menggunakan
menggunakan 2
2 (dua)
(dua) penampang
penampang
Cara ini digunakan jika diasumsikan bahwa volume dihitung pada Cara ini digunakan jika diasumsikan bahwa volume dihitung pada areal di antara 2 penampang tersebut. Yang perlu diperhatikan areal di antara 2 penampang tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah variasi (perbedaan) dimensi antara kedua penampang adalah variasi (perbedaan) dimensi antara kedua penampang tersebut. Jika tidak terlalu berbeda (Gambar 4a), maka dapat tersebut. Jika tidak terlalu berbeda (Gambar 4a), maka dapat digunakan rumus mean area & rumus kerucut terpancung, tetapi digunakan rumus mean area & rumus kerucut terpancung, tetapi jika
jika perbedaannya perbedaannya terlalu terlalu besar besar (Gambar (Gambar 4b) 4b) maka maka digunakandigunakan rumus obelisk.
rumus obelisk.
P
P e e n n a a m m p p a a n n g
g - - 1 1
Luas Overburden Pada Luas Overburden Pada
Penampang - 1 Penampang - 1
Jarak antara Jarak antara
Penampang-1 & Penampang-2 Penampang-1 & Penampang-2
Luas Overburden Pada Luas Overburden Pada
Penampang - 2 Penampang - 2
P P e e n n a a m
m p p a a n n g g - - 2 2
Gambar 4a. Penampang untuk rumus mean area
Gambar 4a. Penampang untuk rumus mean area & kerucut terpancung.& kerucut terpancung.
Rumus
Rumus mean mean area area : : xx dd 2 2 )) 2 2 A A 1 1 (A (A Volume Volume == ++ Rumus
Rumus kerucut kerucut terpancung terpancung : : VolumeVolume (A(A11 AA22 AA11 )) xx dd
3 3 2 2 A A .. + + + + = =
dimana A1 dan A2 adalah luasan penampang 1 & 2, dan d adalah jarak dimana A1 dan A2 adalah luasan penampang 1 & 2, dan d adalah jarak
a a 2 2 S S 2 2 S S 1 1 a a 1 1 b b 1 1 b b 2 2 Gambar
Gambar 4b. 4b. Penampang unPenampang untuk rumus tuk rumus obeliskobelisk
Rumus
Rumus obelisk obelisk : : VolumeVolume (A(A11 4m4m AA22)) xx dd
6 6 + + + + = = ,, dimana dimana 2 2 2 2 b b + + 1 1 b b 2 2 2 2 a a + + 1 1 a a = = M M
c.
c.
Dengan
Dengan menggunakan
menggunakan 3
3 (tiga)
(tiga) penampang
penampang
Metoda 3 (tiga) penampang ini digunakan jika diketahui adanya Metoda 3 (tiga) penampang ini digunakan jika diketahui adanya variasi (kontras) pada areal di antara 2 (dua) penampang, maka variasi (kontras) pada areal di antara 2 (dua) penampang, maka perlu ditambahkan penampang antara untuk mereduksi kesalahan perlu ditambahkan penampang antara untuk mereduksi kesalahan (Gambar 5). Untuk menghitungnya digunakan rumus prismoida. (Gambar 5). Untuk menghitungnya digunakan rumus prismoida.
Jarak antara Jarak antara
Penampang-1 & Penampang-2 Penampang-1 & Penampang-2
P
P e e n n a a m m p
p a a n n g
g - - 1 1
P
P e e n n a a m m p
p a a n n g
g - - 2 2
Luas Overburden Pada Luas Overburden Pada
Penampang - 1
Penampang - 1 Luas Overburden PadaLuas Overburden PadaPenampang - 2Penampang - 2
P
P e e n n a a m m p
p a a n n g
g - - 3 3
Luas Overburden Pada Luas Overburden Pada
Penampang - 3 Penampang - 3
Jarak antara Jarak antara
Penampang-2 & Penampang-3 Penampang-2 & Penampang-3
Gambar 5. Kondisi penggunaan metoda 3 penampang Gambar 5. Kondisi penggunaan metoda 3 penampang
Rumus prismoida :
Rumus prismoida : VolumeVolume == (A(A11 ++ 4A4A22 ++AA )) xx (d(d11++dd22)) 6
6
3 3
dimana A1 & A3 adalah luas penampang 1 & 3, A2 adalah luas dimana A1 & A3 adalah luas penampang 1 & 3, A2 adalah luas penampang antara.
penampang antara.
5.2
5.2
Data-Data
Data-Data Awal
Awal
Peta-peta dasar (peta topografi, peta geologi, peta strukturPeta-peta dasar (peta topografi, peta geologi, peta struktur
elevasi roof/floor batubara), elevasi roof/floor batubara),
Peta isopach ketebalan dan atau peta poligon daerah pengaruhPeta isopach ketebalan dan atau peta poligon daerah pengaruh
lubang bor. lubang bor.
Peta Lokasi Pit Potensial & batasan-batasannya.Peta Lokasi Pit Potensial & batasan-batasannya.
Hasil analisis kestabilan lereng.Hasil analisis kestabilan lereng.
Seluruh data-data awal tersebut akan menjadi dasar dalam Seluruh data-data awal tersebut akan menjadi dasar dalam pembuatan (konstruksi) series penampang perhitungan cadangan. pembuatan (konstruksi) series penampang perhitungan cadangan.
5.3
5.3
Data-Data
Data-Data Olahan
Olahan &
& Konvensi
Konvensi
Penaksiran tebal (jika diperlukan), untuk penaksiran ini dapatPenaksiran tebal (jika diperlukan), untuk penaksiran ini dapat
digunakan metoda poligon, metoda inverse distance, atau metoda digunakan metoda poligon, metoda inverse distance, atau metoda geostatistik.
geostatistik.
Penaksiran kualitas (jika diperlukan), untuk penaksiran ini jugaPenaksiran kualitas (jika diperlukan), untuk penaksiran ini juga
dapat digunakan metoda poligon, metoda inverse distance, atau dapat digunakan metoda poligon, metoda inverse distance, atau metoda geostatistik.
metoda geostatistik.
Geological Losses, Mining Losses, Processing Losses, seperti yangGeological Losses, Mining Losses, Processing Losses, seperti yang
telah diuraikan sebelumnya dapat melalui konvensi maupun telah diuraikan sebelumnya dapat melalui konvensi maupun dengan perhitungan.
dengan perhitungan.
5.4
5.4
Tahap
Tahap Pengerjaan
Pengerjaan Perhitungan
Perhitungan Cadangan
Cadangan
Pembuatan lintasan penampang perhitungan, sebaiknya deretanPembuatan lintasan penampang perhitungan, sebaiknya deretan
penampang dibuat memotong (relatif tegak lurus) arah umum penampang dibuat memotong (relatif tegak lurus) arah umum bidang perlapisan.
bidang perlapisan.
Konstruksi penampang, telah memasukkan elemen-elemenKonstruksi penampang, telah memasukkan elemen-elemen
topografi, bidang lapisan batubara, geometri lereng, serta topografi, bidang lapisan batubara, geometri lereng, serta faktor-faktor pembatas lainnya.
faktor pembatas lainnya.
Pemilihan rumus perhitungan, dengan memperhatikan variasiPemilihan rumus perhitungan, dengan memperhatikan variasi
masing-masing penampang. masing-masing penampang.
Perhitungan luasan masing-masing penampang, dapat denganPerhitungan luasan masing-masing penampang, dapat dengan
menggunakan planimeter maupun dengan menggunakan menggunakan planimeter maupun dengan menggunakan program komputer.
program komputer.
Perhitungan tonase batubara & volume overburden, dalamPerhitungan tonase batubara & volume overburden, dalam
tabulasinya sebaiknya dibuat dalam worksheet. tabulasinya sebaiknya dibuat dalam worksheet.
0 0 100 100 50 50 150 150 250 250 200 200 0 0 150 150 100 100 50 50 250 250 200 200 0 0 100 100 50 50 150 150 S. Lawai S. Lawai 0 0 100 100 50 50 150 150
Gambar 6. Beberapa contoh penampang perhitungan cadangan Gambar 6. Beberapa contoh penampang perhitungan cadangan
6.
6.
OPTIMASI CADANGAN
OPTIMASI
CADANGAN TERTAMBANG
TERTAMBANG
6.1
6.1
Optimasi
Optimasi berdasarkan
berdasarkan Stripping
Stripping Ratio
Ratio
Optimasi Optimasi berdasarkan berdasarkan series series penampang, penampang, yaitu yaitu dengandengan
mengoptimasi stripping ratio masing-masing penampang, mengoptimasi stripping ratio masing-masing penampang, maupun kumulatif stripping ratio keseluruhan areal.
maupun kumulatif stripping ratio keseluruhan areal.
Optimasi berdasarkan elevasi batubara (blok), yaitu denganOptimasi berdasarkan elevasi batubara (blok), yaitu dengan
menghitung stripping ratio dengan lebar blok tertentu searah menghitung stripping ratio dengan lebar blok tertentu searah jurus
jurus perlapisan perlapisan batubara batubara dan dan lebar lebar tertentu tertentu ke ke arah arah dippingdipping dengan menggunakan interval elevasi kontur struktur batubara. dengan menggunakan interval elevasi kontur struktur batubara.
6.2
6.2
Optimasi
Optimasi berdasarkan
berdasarkan Kualitas
Kualitas
Faktor Faktor pembobotan pembobotan tonase, tonase, yaitu yaitu dengan dengan memasukkanmemasukkan
pembobotan tonase pada range kualitas tertentu sehingga dapat pembobotan tonase pada range kualitas tertentu sehingga dapat dioptimalkan tonase cadangan sesuai dengan syarat minimal dioptimalkan tonase cadangan sesuai dengan syarat minimal yang ditargetkan.
yang ditargetkan.
Optimasi berdasarkan series penampang, yaitu mengelompokkanOptimasi berdasarkan series penampang, yaitu mengelompokkan
series perhitungan penampang dengan minimum kualitas, disini series perhitungan penampang dengan minimum kualitas, disini biasanya digunakan peta iso-kualitas sebagai faktor biasanya digunakan peta iso-kualitas sebagai faktor pembatasnya.
pembatasnya.
Optimasi berdasarkan elevasi batubara (blok), yaitu denganOptimasi berdasarkan elevasi batubara (blok), yaitu dengan
melakukan penaksiran harga kualitas pada masing-masing blok melakukan penaksiran harga kualitas pada masing-masing blok yang telah disusun, sehingga nantinya juga akan dilakukan yang telah disusun, sehingga nantinya juga akan dilakukan optimasi berdasarkan pembobotan tonase.
PUSTAKA
PUSTAKA
1.
1. Geological Survey Circular 891.,Geological Survey Circular 891., Coal Resource Classification SystemCoal Resource Classification System of the USGS
of the USGS, USGS 1983, USGS 1983 2.
2. Totok Darijanto,Totok Darijanto, Model Sumberdaya BatubaraModel Sumberdaya Batubara, tidak dipublikasikan,, tidak dipublikasikan, 1999
1999 3.
3. Stone, John G., Dunn, Peter G.,Stone, John G., Dunn, Peter G., Ore Reserve Estimates in TheOre Reserve Estimates in The World
World , Society of Economics Geologist Special Publication, Society of Economics Geologist Special Publication Number 3, 1994
Number 3, 1994 4.
4. Syafrizal,Syafrizal, Optimasi Cadangan Batubara Berdasarkan KualitasOptimasi Cadangan Batubara Berdasarkan Kualitas, tidak, tidak dipublikasikan, 2000
dipublikasikan, 2000 5.
5. Wellmer, Friedrich-Wilhelm,Wellmer, Friedrich-Wilhelm, Economic Evaluation in ExplorationEconomic Evaluation in Exploration,, Springer-Verlag, 1986.
Springer-Verlag, 1986. 6.
6. Ward, Collin R.,Ward, Collin R., Coal Geology and Coal Technology Coal Geology and Coal Technology , Blackwell, Blackwell Scientific Publications, 1984