• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Operasional Dan Prosedur SPPBE-SPPEK-SPBE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Standar Operasional Dan Prosedur SPPBE-SPPEK-SPBE"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

(2)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

DAFTAR ISI

Halaman COVER

Bab 1 KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINDUNGAN

LINGKUNGAN (K3LL) 4 1.1 Tanggung Jawab 4 1.2. Ketentuan – ketentuan K3LL 5 1.2.2. Pencegahan Kebakaran 5 1.2.3. Kesehatan Kerja 6 1.2.4. Pelatihan K3LL 6

1.3. Peralatan dan Fasilitas K3LL 6

1.4. Penanggulangan Kebakaran dan Pencemaran 8

1.4.1. Prosedur Pemadaman Kebakaran / Ledakan 8

1.4.2. Prosedur Penanganan Kebocoran Tangki LPG 10

1.4.3. Prosedur Penanganan Kecelakaan Fatal 10

1.5. Pengawasan, Pemantauan dan Pelaporan 11

1.6 Lampiran 11

Bab 2 OPERASIONAL PPP ( Penerimaan, Penyaluran, Penimbunan ) 14

2.1. Operasi Penerimaan LPG Lewat Darat. 14

2.1.1. Operasi Penerimaan LPG melalui Skid Tank. 14

2.1.2. Operasi Penerimaan LPG Melalui Pipa 15

2.2. Penimbunan 16

2.3. Penyusunan Tabung Dalam Gudang 16

2.4. Pengisian, Penyaluran dan Penyerahan 17

2.4.1. Pengisian 17

2.4.1.1. Pengisian Skid Tank Untuk Agen Industri 17

2.4.1.2. Pengisian Tabung LPG 17

Bab 3 PEMELIHARAAN SARFAS SPPBE/SPPEK/SPBE/SPPBE/SPEK 19

3.1. Tugas dan Tanggung Jawab 19

3.2. Kelengkapan Dokumen 19

3.3. Pemeliharaan Peralatan Utama 20

3.3.1. Tangki Timbun dan Skid Tank 20

3.3.2. Sistem Pipa dan Filling Machine, Valve, Motor, Pompa, Kompresor gas,

Kompresor angin 21

3.3.3. Genset dan Instalasi Listrik 23

3.3.4. UPS dan Trafo 23

3.4. Pemeliharaan Peralatan Penunjang 24

3.4.1 Drive Way 24

3.4.2. Bangunan Filling Hall 24

3.4.3. Signage 24

3.4.4. Bangunan ( Kantor, Rumah Genset, Mushola ) 24

3.4.5. K3LL 25

3.4.6. Pagar dan Saluran 25

3.4.7. System WEB-SPPBE 26

3.4.8. Rambu – rambu 26

3.4.9. Pertanaman 26

(3)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

Bab 4 ADMINISTRASI 27

4.1. Handling Tabung/Skid Tank 27

4.1.1. Penerimaan Tabung 27

4.2. Proses Seleksi Tabung 27

4.2.1. Tabung Habis Masa Uji Edar ( 5 Tahun ) 28

4.2.2. Pemeriksaan Visual 28

4.2.3. Perubahan Bentuk 28

4.2.4. Kebocoran 29

4.2.5. Berat Tabung Kosong 29

4.2.6. Hand Guard dan Footring 29

4.2.7. Pemeriksaan Rubber Seal 29

Pedoman Proses Administrasi Pembelian Isi Ulang dan Tabung Baru Bagi Agen

LPG 31

Proses administrasi Sales Order (SO), Good Issue (GI), dan Surat Jalan (dalam

kondisi normal) 31

Proses administrasi Loading Order (LO) manual dalam kondisi tidak normal (off

line) 32

Bab 5 SUMBER DAYA MANUSIA 34

5.1. Umum 34

5.1.1. Petunjuk dan Ketentuan 34

5.1.2. Struktur Organisasi 34

5.2. Kualifikasi dan Spesifikasi Pekerjaan 35

5.3. Proses dan Prosedur 44

5.3.1. Aktifitas 44

(4)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

BAB 1

KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA

DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN ( K3LL )

1.1. Tanggung Jawab

Tanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan dari kebijakan PT PERTAMINA (PERSERO) berada pada pengelola SPPBE/SPPEK/SPBE termasuk aspek keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan (K3LL) di SPPBE/SPPEK/SPBE. Berdasarkan tanggung jawab tersebut, setiap pengelola SPPBE/SPPEK/SPBE harus :

a. Memahami standar dan kebijakan keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan PT PERTAMINA (PERSERO)

b. Memastikan setiap karyawan SPPBE/SPPEK/SPBE telah terlatih dan memahami prosedur kerja dengan baik.

c. Memastikan bahwa seluruh peraturan keselamatan dipahami oleh seluruh karyawan SPPBE/SPPEK/SPBE.

d. Memastikan seluruh tanda-tanda peringatan dan rambu-rambu yang diperlukan di lingkungan SPPBE/SPPEK/SPBE dalam keadaan baik dan dapat terlihat dengan jelas.

e. Menyediakan dan memastikan bahwa seluruh peralatan pemadam kebakaran dan lindungan lingkungan dalam keadaan siap pakai.

f. Bertanggung jawab bila terjadi kecelakaan di SPPBE/SPPEK/SPBE untuk memastikan bahwa penyebab dan kondisi yang muncul dari masing-masing kecelakaan, kejadian atau bencana telah diinvestigasi dan dilakukan tindakan yang tepat agar tidak terulang kembali.

g. Membuat catatan di safety log book sesegera mungkin setelah kecelakaan. h. Memastikan bahwa seluruh kerusakan yang terjadi telah dilaporkan.

i. Memastikan bahwa apa-apa yang menjadi tanggung jawabnya telah didelegasikan kepada karyawan yang paling senior selama dia tidak berada di SPPBE/SPPEK/SPBE.

Karyawan SPPBE/SPPEK/SPBE juga mempunyai tanggung jawab, yaitu harus :

a. Memperhatikan dan mematuhi segala peraturan dan kebijakan PT PERTAMINA (PERSERO) tentang K3LL.

b. Mengikuti seluruh instruksi tentang K3LL yang diberikan oleh Pengelola SPPBE/SPPEK/SPBE.

c. Melaporkan seluruh kecelakaan, kejadian, sumber-sumber potensial bahaya dan kerusakan peralatan pada SPPBE/SPPEK/SPBE kepada Pengelola SPPBE/SPBE/SPPEK.

(5)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

1.2. Ketentuan – Ketentuan K3LL

1.2.1. Keselamatan Kerja

1.2.1.1 Ketentuan Umum

 Area SPPBE/SPBE/SPPEK merupakan daerah berbahaya sehingga diberlakukan ketentuan-ketentuan khusus untuk mencegah kecelakaan, kebakaran dan pencemaran

 Dalam area SPPBE/SPBE/SPPEK tidak diperkenankan mengadakan kegiatan selain yang berkaitan dengan penyaluran LPG dan usaha penunjangnya kecuali dengan ijin PT PERTAMINA (PERSERO).

 Para pekerja SPPBE/SPBE/SPPEK harus mengenakan Alat Pelindung Diri sesuai dengan analisa resiko dan dampak kegiatan yang dilakukan.

 Kebersihan areal SPPBE/SPBE/SPPEK harus selalu terpelihara dan terjaga.

1.2.2. Pencegahan Kebakaran

1.2.2.1 Ketentuan Umum

 Dilarang merokok, membawa hand phone (telepon genggam), membuat api terbuka atau pekerjaan yang menimbulkan bunga api di area SPPBE/SPBE/SPPEK

Area SPPBE/SPBE/SPPEK harus aman dari sumber api dengan cara pengaturan jarak aman (safety distance) atau tembok pembatas.

 Semua perlengkapan listrik yang akan dipasang di SPPBE/SPBE/SPPEK harus disesuaikan dengan standard code yang umum dipakai (IP Electircal Safety Code) dan P.U.I.L. 2002.

 Karyawan SPPBE/SPBE/SPPEK harus memastikan bahwa tidak terdapat akumulasi uap LPG yang dalam kondisi tertentu dapat terbakar atau meledak.

1.2.2.2 Peralatan pemadam kebakaran

 SPPBE/SPBE/SPPEK harus dilengkapi dengan fasilitas fixed fire system yang terdiri dari fire pump, fire line, fire hydrant dan water sprinkler sebagai upaya proteksi dari bahaya kebakaran.

 Di area SPPBE/SPBE/SPPEK harus selalu tersedia alat pemadam api ringan maupun beroda dalam jumlah yang cukup menurut ketentuan PT PERTAMINA (PERSERO) dan selalu dalam keadaan siap pakai.

 Alat pemadam harus ditempatkan pada lokasi yang telah ditentukan dan tidak dibenarkan dipindahkan tanpa ijin petugas setempat.

 Alat pemadam harus diperiksa setiap 6 bulan sekali oleh petugas/perusahaan yang berwenang meliputi : kondisi fisik tabung, kondisi slang dan nozzle, kondisi tepung dan tekanan gas. Hasil dan tanggal pemeriksaan harus dicantumkan pada tabung pemadam.

 Setiap karyawan SPPBE/SPBE/SPPEK harus memahami dan terlatih menggunakan alat pemadam kebakaran yang tersedia di SPPBE/SPBE/SPPEK. Tata cara pengoperasian alat pemadam dapat dilihat pada

(6)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

1.2.3. Kesehatan Kerja

 Apabila LPG bersentuhan dengan kulit, akan menimbulkan luka bakar dingin yang serius. Sarung tangan panjang harus selalu digunakan apabila menangani LPG.

 Uap LPG tidak boleh dihirup. Konsentrasi uap yang tinggi akan menimbulkan kepeningan dan sesak nafas karena kekurangan oksigen.

1.2.4. Pelatihan K3LL

 Semua karyawan/operator SPPBE/SPBE/SPPEK harus mengikuti latihan pemadam kebakaran sebelum SPPBE/ SPBE/SPPEK dioperasikan.

 Latihan pemadaman kebakaran bagi operator SPPBE/SPBE/SPPEK harus dilakukan setiap 6 bulan.

1.3. Peralatan dan Fasilitas K3LL

Peralatan yang digunakan dalam rangka menjaga kondisi keselamatan, kesehatan kerja, dan lindungan lingkungan di SPPBE/SPBE/SPPEK adalah :

1. Fixed Fire System, yang terdiri dari :

Fire pump dan jockey pump

Jockey pump memastikan bahwa fire line selalu bersifat pressurized. Perlu dilakukan performance test terhadap fire pump setiap tahunnya untuk mengetahui apakah kinerja pompa masih memenuhi standar yang berlaku.

Kolam air pemadam

Kolam air pemadam harus selalu terisi penuh untuk memenuhi kebutuhan pemadaman dengan skenario kebakaran terburuk. Perlu dilakukan pengurasan kolam air pemadam setiap tahunnya sebagai upaya untuk melakukan pemeliharaan terhadap kolam air tersebut.

Fire line dan fire hydrant dan hose box

Jumlah fire hydrant dan hose box harus memenuhi persyaratan minimum yang diperlukan berdasarkan ketentuan yang berlaku yaitu pemasangan hydrant dan hose box pada setiap 45-60 meter fire line. Setiap hose box harus diisi dengan fire hose (selang pemadam) dan nozzle.

Water sprinkler

Terpasang pada tangki timbun dan filling hall sebagai fasilitas untuk memadamkan atau mendinginkan peralatan yang terkena api.

(7)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

2. Alat pemadam kebakaran, merek dan jenis yang digunakan telah seusai dengan vendor list PT PERTAMINA (PERSERO), yaitu jenis :

Alat pemadam api ringan jenis CO2 untuk ruang genset atau ruang listrik.

Posisi penempatan alat pemadam kebakaran harus ditentukan sejak awal SPPBE/SPBE/SPPEK beroperasi dan dilarang untuk dipindahkan oleh siapapun tanpa izin dari pengelola SPPBE/

SPBE/SPPEK.

Perlu dilakukan pengecekan berkala setiap 6 bulan sekali terhadap setiap alat pemadam.

3. Tanda dan rambu peringatan :

Tanda-tanda peringatan dan rambu-rambu yang harus ada di SPPBE/SPBE/SPPEK adalah :

 Petunjuk tata cara pembongkaran LPG

 Tanda dilarang merokok

 Tanda harus mematikan mesin kendaraan saat pengisian LPG

 Tanda dilarang menyalakan hand phone/telepon genggam

 Tanda dilarang menggunakan kamera di area SPPBE/SPBE/SPPEK

Alat pemadam api beroda jenis Dry Chemical Powder kapasitas 70 kg yang ditempatkan di dekat tangki timbun dan filling hall. (catatan : jumlah racun api beroda tergantung luas dan sarana di SPPBE/SPBE/SPPEK)

Alat pemadam api ringan jenis Dry Chemical Powder kapasitas 9 kg yang ditempatkan di setiap tiang filling hall, kantor dan gudang.

(8)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

 Rambu peringatan sedang dalam proses pembongkaran LPG

 Tanda dilarang untuk memasuki area tertentu di SPPBE/SPBE/SPPEK

 Tanda dilarang berjualan di area SPPBE/SPBE/SPPEK

 Rambu-rambu petunjuk arah lalu lintas di SPPBE/SPBE/SPPEK Tanda dan rambu peringatan tersebut harus :

 Dibuat dengan gambar atau tulisan yang jelas dan mudah dimengerti oleh setiap orang yang berada di lingkungan SPPBE/SPBE/SPPEK.

 Berukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dan dibaca dengan jelas dalam jarak minimal 10 (sepuluh) meter.

 Dipasang pada ketinggian yang sesuai (eye level). 4. Grounding system :

 Grounding system dibuat untuk menghindari terjadinya bahaya kebakaran akibat sambaran petir dan aliran listrik statis. Hal ini diterapkan pada tangki timbun, dispenser, generator dan sistem kelistrikan.

Semua grounding system tersebut harus di periksa setahun sekali. Besar tahanan grounding maksimum yang dipersyaratkan adalah maksimal 7 ohm untuk sarana peralatan non listrik dan maksimal 4 ohm untuk sarana peralatan listrik, kecuali ditentukan lain sesuai spesifikasi peralatan.

5. Perlengkapan P3K :

SPPBE/SPBE/SPPEK harus dilengkapi dengan fasilitas P3K dengan jumlah yang memadai.

6. Alat Pelindung Diri :

Pekerja SPPBE/SPBE/SPPEK harus dilengkapi dengan pakaian kerja standar, topi keselamatan (safety helmet), sepatu keselamatan (safety shoes), masker dan sarung tangan keselamatan (safety gloves), ear plug untuk diruangan genset dan kompresor.

1.4. Penanggulangan Kebakaran dan Pencemaran 1.4.1. Prosedur Pemadaman Kebakaran / Ledakan 1.4.1.1 Kebakaran Kecil

 Karyawan atau petugas yang mengetahui terlebih dahulu segera memadamkan api dengan menggunakan alat pemadam portable yang terdekat.

Beritahukan yang lain dengan berteriak “KEBAKARAN”. Upayakan agar tidak timbul kepanikan pada konsumen atau petugas yang berada di sekitar SPPBE/SPBE/SPPEK.

(9)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

Apabila kebakaran berhasil dipadamkan, buat laporan kejadian di safety log book dan amankan lokasi kejadian untuk kepentingan penyelidikan.

1.4.1.2 Kebakaran Besar :

Apabila kebakaran kecil tidak dapat dipadamkan dengan cepat atau pada saat pertama diketahui api sudah membesar, maka :

 Matikan seluruh aliran listrik dan hentikan seluruh kegiatan SPPBE/SPBE/SPPEK

 Bila kebakaran terjadi, segera hentikan aliran LPG, konsentrasikan pada usaha mendinginkan peralatan yang terkena api.

 Atur dan arahkan orang-orang dan kendaraan bermotor yang ada di SPPBE/SPBE/SPPEK untuk keluar dari SPPBE/SPBE/SPPEK.

 Blokir lokasi SPPBE/SPBE/SPPEK sehingga semua kendaraan dan orang yang tidak bekepentingan tidak masuk ke SPPBE/SPBE/SPPEK

 Telepon Petugas Pemadam Kebakaran dan Polisi, serta PT PERTAMINA (PERSERO) terdekat.

 Laporkan kepada pengelola SPPBE/SPBE/SPPEK dan PT PERTAMINA (PERSERO) terdekat (K3LL dan SR)

Apabila pemadaman telah selesai, buat laporan kejadian di safety log book dan amankan lokasi kejadian untuk kepentingan penyelidikan.

1.4.1.3 Kebakaran di Sekitar SPPBE/SPBE/SPPEK.

Bila terjadi kebakaran di sekitar SPPBE/SPBE/SPPEK yang dipandang membahayakan keamanan SPPBE/SPBE/SPPEK, maka lakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :

a. Kebakaran dalam radius ± 25 meter.

 Tingkatkan kewaspadaan.

 Laporkan ke PERTAMINA.

 Stop pembongkaran LPG dari skid tank.

 Bila perlu hentikan semua kegiatan dan evakusi kendaraan.

 Siapkan pemadam / racun api yang tersedia. b. Kebakaran dalam radius ± 25 s/d 50 meter.

 Lakukan pemantauan.

Bila kebakaran dipandang membahayakan SPPBE/SPBE/SPPEK lakukan langkah-langkah seperti point a. diatas.

(10)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

1.4.2. Prosedur Penanganan Kebocoran Tangki LPG

Apabila terjadi kebocoran LPG, petugas SPPBE/SPBE/SPPEK harus melakukan prosedur berikut, yaitu : 1. Hentikan aliran LPG dengan menggunakan katup penutup jika mungkin.

2. Jika belum ada api:

 pindahkan semua orang dari area penyebaran uap.

 pindahkan atau padamkan semua sumber pemicu api.

 usahakan untuk membuyarkan uap, jauhkan dari potensi bahaya. Hal ini dimungkinkan dengan penggunaan tirai air, tapi haruslah terus diatas awan uap dan hindari menjadi pembungkus uap. Hati-hati agar tidak membawa uap menuju sistem pembuangan.

3. Jika telah ada api, dan setelah menghentikan aliran LPG, konsentrasikan pada usaha mendinginkan peralatan yang terkena api.

Perhatikan hal-hal berikut:

 air merupakan medium pendingin terbaik

 berikan perhatian khusus pada bagian luar bejana penyimpanan di atas level zat cair pada isi, atau titik dimana api membakar peralatan atau bagian luar bejana.

 Sumber gas pada api (spt. pipa rusak) sebaiknya dibiarkan terbakar (bila tidak menimbulkan bahaya lebih besar), ketika api dipadamkan, uap akan menyebar dan mungkin akan memicu kembali api dengan kerusakan atau luka lebih besar.

 Pada beberapa kesempatan, coba untuk membuka jalan ke arah katup dan tutuplah. Hal ini akan memadamkan kebakaran LPG sebelum semua produk terbakar. Bubuk kering dapat dibawa menuju hulu gas terbakar untuk dapat memadamkan api dengan cepat.

Perhatian:

Selalu yakinkan bahwa semua benda logam panas dalam awan uap dapat didinginkan dengan cepat, jika tidak gasnya akan terpicu kembali.

Walaupun propana dan butana tidak memiliki substansi beracun, uapnya merupakan bahaya serius bila dihisap dalam kuantitas berlebih, karena hal tersebut mengurangi konsentrasi oksigen dibawah 16%. Penghisapan pada situasi ini akan mengakibatkan cedera serius dan bila kontinyu bisa fatal akibatnya.

1.4.3. Prosedur Penanganan Kecelakaan Fatal

Apabila terjadi kecelakaan fatal, petugas SPPBE/SPBE/SPPEK harus melakukan prosedur berikut, yaitu:

 Lakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) untuk korban.

(11)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

 Stop operasi dari SPPBE/SPBE/SPPEK apabila diperlukan.

 Laporkan kepada pengelola SPPBE/SPBE/SPPEK, K3LL dan SR PT PERTAMINA (PERSERO). 1.5. Pengawasan, Pemantauan dan Pelaporan

 Pemantauan aspek Lindungan Lingkungan berupa : pemantauan kualitas udara yang dilakukan mengacu sesuai dokumen UKL dan UPL yang telah disetujui oleh instansi yang berwenang.

 Pemeriksaan kondisi alat pemadam kebakaran dilakukan setiap 6 bulan oleh petugas yang berwenang.

Pengukuran grounding dilakukan setiap tahun oleh petugas yang berwenang.

 Hasil pemantauan, pengukuran dan pemeriksaan aspek K3LL dilaporkan kepada PT PERTAMINA (PERSERO).

 Setiap terjadi kecelakaan atau kebakaran yang terjadi di SPPBE/SPBE/SPPEK harus dilaporkan kepada LK3 / SR PT PT PERTAMINA (PERSERO) dengan cara :

- Lisan atau melalui telpon segera setelah kejadian.

- Dengan laporan tertulis selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah kejadian.

Laporan dibuat rangkap sesuai dengan tembusan menurut kebutuhan atau petunjuk Pertamina Gas Domestik Region setempat dan ditandatangani oleh pimpinan SPPBE/SPBE/SPPEK.

Copy laporan disimpan dengan baik di SPPBE/SPBE/SPPEK dan dapat ditunjukkan bila diperlukan.

1.6. LAMPIRAN 1 :

TATA CARA PENGOPERASIAN ALAT PEMADAM KAP. 20 LBS (9 KG) 1. Turunkan alat pemadam dari tempatnya

2. Lepaskan selang dari jepitan

3. Pegang horn nozzle dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan menekan pelatuk/pemecah cartridge dengan posisi badan/muka menyamping dari fill cap racun api.

4. Lakukan pengetesan di tempat yang aman terlebih dahulu sebelum maju ke sasaran api dengan posisi nozzle ke atas.

5. Bila alat tersebut baik majulah mendekati api dari arah angin datang (diatas angin) dengan memegang nozzle sudut 45 o.

6. Padamkan api dengan mengarahkan semburan tepung/serbuk kimia kira-kira 2 meter dari muka sudut tepi api. Majulah perlahan sambil mengibaskan ke kiri dan ke kanan sedemikian rupa sehingga semburan tepung melewati tepian api/batas bagian yang terbakar tertutup dengan sempurna.

(12)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

7. Perhatikan dengan seksama apakah api benar-benar telah padam. Bila telah padam, mundurlah beberapa langkah dan jangan langsung membelakangi api karena kemungkinan api menyala kembali (flash back) dan akan membahayakan bagi pemakainya.

8. Bila terjadi kebakaran besar dan api tidak dapat dipadamkan dengan APAR, segera hubungi petugas PMK terdekat.

ALAT PEMADAM BERODA KAP. 150 LBS (70 KG) 1. Tarik Alat Pemadam ke lokasi kebakaran sampai jarak aman (+ 5 meter) 2. Tarik slang dan pegang ujung nozzle

3. Tarik kunci pengaman dan tekan tuas kunci untuk menusuk seal

4. Tes alat pemadam dengan membuka nozzle, arahkan ke atas/tempat yang aman. Bila tepung keluar tutup kembali

5. Arahkan slang/nozzle ke api dan kibas-kibaskan sehingga semburan tepung merata menutupi kebakaran 6. Bila api mati, mundur perlahan-lahan, jangan membalik karena api mungkin menyala kembali

(13)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

PERINGATAN !!!

1. Jangan berdiri terlalu dekat dengan api

2. Upayakan selalu berada „diatas‟ angin (arah angin tidak berlawanan dengan pemegang alat pemadam) 3. Semburkan tepung dari pangkal api

4. Jangan terkena orang lain yang berada di dekat api 5. Segera mundur bila api tidak mati.

(14)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

BAB 2

OPERASIONAL ( PENERIMAAN, PENYALURAN DAN

PENIMBUNAN )

2.1. OPERASI PENERIMAAN LPG LEWAT DARAT

Penerimaan LPG di SPPBE/SPPEK/SPBE melalui darat dapat diperoleh dari : - Skid tank.

- Pipa.

2.1.1. Operasi Penerimaan LPG melalui Skid Tank.

2.1.1.1. Sebelum Penerimaan.

1. Dilakukan pengukuran kembali isi skid tank dengan menggunakan timbangan dan atau roto gauge. Yakinkan bahwa LPG sesuai dengan yang dinominasikan

Saat proses penimbangan skid tank, sopir diharuskan turun dari kendaraan.

2. Pastikan mesin kendaraan dalam keadaan mati dan rem tangan dalam keadaan terpasang serta roda dalam posisi terganjal.

3. Pastikan safety switch dalam posisi off.

4. Turunkan APAR dan letakkan di samping skid tank. 5. Pasang Bounding Cable.

6. Siapkan buku “Log Sheet” untuk mencatat data skid tank beserta isinya.

7. Periksa kelengkapan dokumen dan selesaikan Administrasi (Surat Jalan, struk timbangan). 8. Ukur isi tanki timbun dan yakinkan ada ullage yang cukup.

9. Siapkan fasilitas pembongkaran.

10. Lakukan pemeriksaan segel pada valve skid tank.

11. Hubungkan Conector Coupling (liquid dan vapour) ke Skid Tank. 12. Buka kerangan (liquid valve dan vapour valve) yang berkaitan. 13. Hidupkan pompa transfer (transfer pump).

(15)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

2.1.1.2. Selama Penerimaan.

1. Awasi jalur pipa dan fleksible hose dari Skid Tank sampai tangki timbun dari kemungkinan kebocoran.

2. Yakinkan bahwa LPG sudah mengalir ke tangki timbun yang telah disiapkan.

3. Bila terjadi kebocoran, stop pemompaan, tutup kerangan dan lakukan perbaikan secepatnya serta laporkan kepada atasan.

4. Lakukan monitor suhu tangki selama penerimaan, jika suhu tangki naik menjadi sekitar 45°C, jalankan sistim pendinginan tangki dan atau refrigerant compressor sehingga suhunya turun sekitar 30°C.

5. Petugas penerimaan harus selalu berada di tempat.

6. Hentikan Operasi penerimaan bila cuaca buruk (banyak petir) 2.1.1.3. Setelah Penerimaan.

1. Yakinkan bahwa Skid Tank sudah kosong dengan penunjukan roto gauge dalam posisi ”0” (nol) %.

2. Matikan pompa transfer dan tutup kerangan.

3. Lepas hubungan Connector Coupling (liquid dan vapour) dan bounding cable.

4. Setelah seluruh muatan mobil tangki dibongkar, lakukan pengukuran pada isi, suhu dan tekanan pada tangki timbun, dan laporkan tentang jumlah penerimaan.

5. Ukur isi tangki timbun, melalui pencatatan density (berdasarkan density dari supply point), temperature dan tekanan / pressure .

6. Catat dan selesaikan seluruh dokumen penerimaan dan lakukan Good Receipt melalui Web SPPBE/SPPEK/SPBE.

2.1.2. Operasi Penerimaan LPG Melalui Pipa

Operasi penerimaan LPG melalui pipa dari Kilang, Teminal LPG atau Depot LPG. 2.2.1.2.1. Sebelum Penerimaan LPG

1. Pastikan kembali rencana penerimaan LPG sebelum penerimaan dimulai. 2. Periksa kelengkapan dokumen dan selesaikan Administrasi (Mode of transport). 3. Ukur isi tangki timbun penerima dan yakinkan tersedia Ullage yang cukup.

4. Adakan komunikasi dengan pihak kilang, terminal LPG atau Depot LPG untuk pelaksanaan pemompaan antara lain meliputi :

- Jumlah - Waktu - Flow rate

- Kesiapan Kilang, Terminal LPG atau Depot LPG 5. Lakukan pencatatan dalam “Log Sheet” terkait Point No. 4 6. Yakinkan peralatan Fire & Safety dalam kondisi siap operasi

(16)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

2.2.1.2.2. Selama Penerimaan LPG. :

1. Buka kerangan dari jalur pipa LPG yang akan dialiri.

2. Penentuan flow rate atas dasar kesepakatan bersama dan disesuaikan dengan kondisi fasilitas setempat dan penyesuaian jam (waktu) dilokasi masing-masing.

3. Amati terus perubahan kenaikan level LPG di dalam tangki penerima.

4. Tetap lakukan monitor selama penerimaan, jika suhu tangki naik menjadi sekitar 45°C, jalankan sistim pendinginan tangki dan atau refrigerant compressor sehingga suhunya turun sekitar 30°C.

5. Jika tangki penerima pertama sudah penuh maka pindahkan penerimaan LPG ke tangki yang lain.

6. Adakan komunikasi dengan pengirim bahwa penerimaan akan selesai. 2.2.1.2.3. Selesai Penerimaan LPG.

1. Tutup semua kerangan.

2. Ukur isi tangki meliputi, density (berdasarkan density dari supply point), temperature dan tekanan / pressure.

3. Catat dan selesaikan seluruh dokumen penerimaan dan lakukan Good Receipt melalui Web SPPBE/SPPEK/SPBE/My SAP untuk Depot.

2.2. PENIMBUNAN.

Setiap proses penimbunan produk bulk LPG haruslah diperhatikan langkah-langkah pekerjaan yang bersifat teknis maupun administrasi dan keamanan pekerjaan tersebut. Kegiatan proses penimbunan produk harus didukung oleh prosedur administrasi dan teknis yang merupakan pertanggung jawaban dari persediaan bulk LPG.

2.2.1. Prosedur penimbunan Bulk LPG secara harian.

Pengukuran yang dilakukan sebelum dimulai kegiatan operasi di tangki timbun meliputi : - Pengukuran tinggi cairan LPG dengan level gauge atau roto gauge.

- Pengukuran density. - Pengukuran suhu.

- Pengukuran tekanan / pressure.

- Hitung stock tangki dengan menggunakan parameter suhu, tekanan, level / roto gauge dan density, serta disesuaikan dengan tabel tanki dan tabel-tabel ASTM.

Semua tangki timbun yang ada di SPPBE/SPPEK/SPBE harus dilakukan pengukuran stock (persediaan) setiap hari sebelum operasi / sebelum kegiatan penyaluran dimulai dan setelah kegiatan operasional / penyaluran selesai dan dilaporkan ke Operasi Gas Domestik (Rendal) setiap harinya (lihat SOP Administrasi).

2.3. PENYUSUNAN TABUNG DALAM GUDANG

a. Handling tabung-tabung kosong maupun isi diperlakukan sama. b. Penyusunan tabung harus dikelompokkan sesuai dengan kapasitasnya.

c. Tabung isi harus disusun terpisah dengan tabung kosong, untuk ini perlu diberi rambu (board) yang bertuliskan "Tabung Isi" dan "Tabung Kosong".

d. Tempatkan rambu sedemikian rupa sehingga mudah terbaca. e. Pisahkan dan beri tanda tabung yang rusak, cacat, bocor. f. Tabung harus disusun tegak dengan memperhatikan :

- Tabung isi maupun kosong kapasitas 50 Kg tidak boleh ditumpuk.

(17)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

- Tabung isi maupun kosong kapasitas 3 Kg ditumpuk maksimum 4 (empat) susun. - Jarak minimum antara dinding dengan tabung LPG 100 cm.

g. Agar mudah menghitungnya jumlah tabung setiap baris dalam kelompok (blok) harus dibuat sama.

h. Safety plug untuk tabung 50 kg harus selalu terpasang pada valvenya.

i. Untuk menghindari jatuhnya susunan tabung maupun kemungkinan pencurian, tabung dapat diikat dengan menggunakan tali baja dan dikunci.

j. Jarak antara kelompok susunan tabung min.1,5 meter dan harus cukup aman untuk kegiatan penimbunan dan penyaluran.

k. Tabung dilarang untuk ganjal dan tempat duduk. 2.4. PENGISIAN, PENYALURAN DAN PENYERAHAN

2.4.1. Pengisian

Sebelum melakukan pengisian agar diyakinkan semua peralatan dalam keadaan siap pakai. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Drain semua tank air compressor (air receiver), buang air yang ada.

b. Pelumasan selalu dijaga untuk transfer pump, air compressor, filling machine conveyor c. Periksa/catat ukuran temperatur dan tekanan di storage tank.

2.4.1.1. Pengisian Skid Tank untuk Agen Industri

1. Pasang rem tangan, persneling pada posisi netral

2. Timbang Skid Tank dalam keadaan kosong dan sopir harus turun dari kendaraan.

3. Periksa LO dan surat jalan apakah sesuai dengan kapasitas skid tank dan struk timbangan. 4. Tempatkan skid tank pada filling point yang ditetapkan.

5. Matikan mesin kendaraan dan pasang grounding cable/bonding cable.

6. Sopir berada dibelakang kemudi dan kernet tidak diperkenankan masuk di areal pengisian. Safety switch dalam posisi off.

7. Hubungkan filling nozzle ke skid tank (liquid & vapour), buka valve liquid dan vapour baik di filling point dan skid tank, dan jalankan pompa transfer.

8. Selama pengisian berlangsung, petugas pengisi (filler) selalu mengontrol roto gauge sampai mendekati berat LPG yang akan dimuat (± 80% sampai 86% safe capasity skid tank/jumlah yang akan diisikan), jika telah mencapai kondisi diatas proses pengisian dihentikan.

9. Tutup liquid dan vapour valve inlet dan outlet pada skid tank dan pada filling point. 10. Pada akhir kegiatan pengisian, buang sisa vapour LPG yang masih terdapat pada

slang/hose dengan evacuation pump.

11. Lepaskan hubungan slang/hose antara filling nozzle dengan skid tank.

12. Timbang skid tank (sopir harus turun dari kendaraan), jika kurang isinya tambahkan LPG sesuai dengan kekurangannya di jembatan timbang.

13. Untuk penambahan kekurangan LPG ini lakukanlah seperti No.1 sampai dengan 11, hingga beratnya sesuai dengan LPG yang dimuat.

14. Tutup Inlet dan outlet valve liquid dan vapour pada skid tank kemudian disegel. 2.4.1.2. Pengisian Tabung LPG.

Pengisian dilakukan kedalam tabung LPG ukuran 3 Kg, 6 kg, 12 kg dan 50 kg. Untuk maksud itu diperlukan tahapan meliputi :

- Persiapan pengisian tabung LPG - Proses pengisian tabung.

(18)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

2.4.1.2.1.Persiapan Pengisian Tabung LPG.

Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum pengisian kedalam tabung, adalah sebagai berikut :

1. Periksa dan setting timbangan sesuai dengan ketentuan Dinas Metrologi yang berlaku. Bila terjadi hal-hal yang mencurigakan agar dilaporkan kepada Dinas Metrologi untuk ditera ulang.

2. Periksa seluruh fasilitas lainnya dan yakinkan bahwa fasilitas tersebut dalam keadaan siap operasi.

3. Periksa tabung-tabung LPG lama apakah memenuhi persyaratan untuk diisi atau tidak. Bila tidak memenuhi persyaratan, tabung dipisahkan dan selanjutnya dikirim ke bagian teknik dan K3LL.

2.4.1.2.2. Proses Pengisian Tabung.

1. Operator/petugas harus memakai pakaian seragam, safety helmet, safety shoes, masker dan sarung tangan.

2. Periksalah berat tabung kosong sebelum tabung ditempatkan di filling machine, karena setting timbangan pada filling machine didasarkan pada berat tabung kosong, berat hoses dan filling head serta berat LPG yang akan diisikan.

3. Tekanan pengisian tidak boleh mencapai tekanan buka dari katup keselamatan yang terpasang

4. Yakinkan bahwa filling machine dalam kondisi baik, periksa filling hoses dan filling head.

5. Lakukan setting timbangan pada berat yang dikehendaki secara otomatis. Untuk timbangan manual, diset sesuai berat tabung kosong, Proses pengisian akan berhenti bila isi tabung sudah cukup.

6. Tabung agar diisi dengan teliti dan tepat, lakukan pemeriksaan agar tidak terjadi selisih pengisian.

7. Pastikan koneksi antara filling head dan kerangan tabung terhubung dengan baik untuk menghindari kebocoran.

8. Lakukan tes kebocoran (leakage test) dengan direndam kedalam air, visual check dan alat tes kebocoran lainnya. Jika terdapat tabung yang bocor, agar dipisahkan untuk dikosongkan (dengan evacuation pump), kemudian tabung dipindahkan kelokasi tabung repair.

9. Lakukan penimbangan ulang untuk meyakinkan bahwa isi LPG dalam tabung tepat isi.

10. Pasang safety seal cap dan plastic wrap untuk tabung ukuran 3 kg, 6 kg, 12 kg dan safety plug dan segel untuk tabung ukuran 50 kg, sebagai jaminan isi dan mutu LPG.

11. Bila kegiatan pengisian selesai, tutup semua kerangan dan matikan filling machine.

12. Bersihkan area pengisian dan semprotkan udara bertekanan untuk menghilangkan sisa-sisa LPG yang tertinggal dibawah conveyor (lihat panduan K3LL).

Catatan :

- Terhadap tabung baru, tabung ex repaired, tabung ex retested, sebelum diisi LPG harus di vacuum.

- Timbangan harus ditera/dikalibrasi dan mendapatkan Surat TERA dari Departemen Perdagangan cq Dinas Metrologi setempat (lihat panduan pemeliharaan sarfas)

(19)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

BAB 3

PEMELIHARAAN SARFAS SPPBE/SPPEK/SPBE

3.1. Tugas dan Tanggung Jawab

Setiap pengelola SPPBE/SPPEK/SPBE wajib melaksanakan pemeliharaan secara rutin dan terjadwal. Pemeliharaan yang baik dapat menjamin keselamatan karyawan dan pelanggan SPPBE/SPPEK/SPBE serta terpeliharanya Citra baik PT PERTAMINA (PERSERO).

Pemeliharaan SPPBE/SPPEK/SPBE pada prinsipnya merupakan tanggung jawab pengelola. Apabila pengelola mengabaikan pemeliharaan SPPBE/SPPEK/SPBE, maka PT PERTAMINA (PERSERO) berhak menghentikan kegiatan operasional di SPPBE/SPPEK/SPBE.

Setiap pengelola SPPBE/SPPEK/SPBE wajib mempunyai Teknisi untuk mengetahui dengan baik cara penggunaan dari masing-masing peralatan dan harus dapat melaksanakan petunjuk penggunaan/ pemeliharaan rutin peralatan SPPBE/SPPEK/SPBE (manual book).

Apabila terjadi kerusakan peralatan SPPBE/SPPEK/SPBE yang tidak dapat ditangani oleh Ka.Sub. Sie Teknik dan K3LL, pengelola harus melaporkan masalah tersebut kepada pihak yang dapat menanganinya dengan cepat dan menempatkan nomor-nomor telepon perusahaan jasa pemeliharaan atau supplier peralatan pada tempat yang dapat terlihat dengan jelas.

3.2. Kelengkapan dokumen

Dokumen yang digunakan dalam pemeliharaan peralatan dan fasilitas SPPBE/SPPEK/SPBE terdiri dari: 1. Jadwal Pemeriksaan Rutin dan Pemeliharaan

Jadwal dibuat sebulan sekali yang didalamnya berisi detail pekerjaan harian, mingguan dan bulanan. Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan, Teknisi wajib mengisi checklist sehingga diketahui sejauh mana pemeriksaan dan pemeliharaan tersebut dilakukan.

2. Laporan Kerusakan

Laporan kerusakan peralatan diisi oleh Teknisi dan dilaporkan kepada pengelola SPPBE/SPPEK/SPBE.

3. Kartu Riwayat Alat (Historical Card)

Kartu ini diisi setiap kali pekerjaan pemeliharaan selesai dilakukan, termasuk penggantian suku cadang. Kartu ini juga digunakan untuk mengevaluasi peralatan, memprediksi umur peralatan serta menentukan kapan jadwal pemeliharaan berikutnya.

4. Kartu Stok Suku Cadang (spare parts stock card)

(20)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

5. Berita Acara Pemeriksaan

Berita Acara Pemeriksaan dibuat apabila perbaikan telah selesai dilaksanakan. 6. Tanda dan Rambu Peringatan

Pada saat melakukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan peralatan di SPPBE/SPPEK/SPBE, pengelola harus memasang tanda atau rambu peringatan.

7. Pemasangan tanda dan rambu peringatan (bahan standar) harus diletakkan pada lokasi yang dapat dilihat oleh semua orang. Khusus pada kegiatan pemeliharaan dan perbaikan yang mengharuskan terhentinya kegiatan pengisian LPG ke konsumen, tanda dan rambu diletakkan di jalan masuk menuju area SPPBE/SPPEK/SPBE.

Pemeliharaan SPPBE bertujuan agar seluruh peralatan dan fasilitas yang ada tetap dalam kondisi prima sehingga SPPBE/SPPEK/SPBE dapat melayani konsumen dengan baik. Pemeliharaan SPPBE/SPPEK/SPBE secara umum dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

1. Pemeliharaan peralatan utama. 2. Pemeliharaan peralatan penunjang.

3.3. Pemeliharaan Peralatan Utama 3.3.1. Tangki Timbun dan Skid Tank

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE

1. Tutup Manhole

Periksa packing, baut, agar dalam kondisi

lengkap dan kencang Setiap Bulan Cek visual

2. Sistem Pipa

Pastikan sambungan pipa tidak bocor,

koneksi dan kekencangan baut Setiap Bulan Visual dan Gas Tester

3. Tank Cleaning Setiap 5

tahun

4. Manometer Setiap hari

6. Level Indicator Gauge Setiap Bulan Cek Visual

7. Thermometer Setiap Bulan Cek Visual

8. Safety Valve Setiap Bulan Cek Visual

9. Venting / Alat Pernapasan Tangki Pastikan valve venting dalam kondisi

bersih dan tidak karatan Setiap Bulan Cek visual

Pastikan venting berfungsi baik Setiap Bulan Cek odour dan deteksi saat pembongkaran 10. Periksa mechanical seal retak/bocor Setiap Bulan

11. Periksa globe valve Setiap Bulan

12. Pengecatan tangki Non Rutin

13. Penggantian plat dinding Non Rutin

(21)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

15. Ketebalan dan Kebocoran Tiga tahun Thickness & Leak Test 16. Instrumentasi

Pastikan sensor tank gauging bekerja

dengan baik Setiap Bulan

Cross check tank monitor Vs dengan dipstick di tangki

17. Fasilitas Drain Setiap Bulan

3.3.2. Sistem Pipa dan Filling Machine, Valve, Motor, Pompa, Kompresor gas,Kompresor angin

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE

1. Pipa

Pastikan tidak bocor/kedap Setiap Bulan Cek visual

Pastikan sambungan pipa vapour atau

liquid tidak bocor Setiap Bulan Cek Visual

2. Filling Machine

Pastikan Meter tepat takaran dengan cara membandingkan dengan blok yg sudah ditera oleh metrologi

Setiap hari cek visual

Pastikan filling Head tidak bocor Setiap hari cek visual Pastikan Meter telah di tera oleh

Metrologi Setiap hari Cek visual

Pastikan Selang dalam kondisi baik Setiap hari Cek visual Pastikan sambungan pipa ke Filling

Machine ke pipa vapour atau liquid tidak bocor

Setiap hari Cek visual

Pastikan load cell dan pembacaan display

sesuai dengan ketentuan Setiap hari cek visual

Pastikan sistem Pneumatik untuk sistem

pengisian berjalan baik Setiap hari cek visual

Pastikan Koneksi kabel dalam posisi yang

benar Setiap hari cek visual

3. Valve

Periksa kebocoran Setiap 6

bulan Cek sesuai buku manual

Pengecatan ulang Bila sudah

rusak Cek sesuai buku manual 4. Check Valve

Periksa tekan per (pegas) Setiap 6

bulan Cek sesuai buku manual

Penggantian seal gate Setiap 6

Bulan Cek sesuai buku manual

Bersihkan permukaan gate Setiap

Minggu Cek sesuai buku manual

Periksa as dari gate Setiap 6

bulan Cek sesuai buku manual 5. Ball Valve

Periksa kotoran yang mengendap Setiap Hari Cek sesuai buku manual

Periksa gland packing Setiap 6

(22)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

6. Gate Valve Cek sesuai buku manual

Bersihkan kumparan dengan electric motor cleaner

Setiap 6

Bulan Cek sesuai buku manual

7. Strainer Cek sesuai buku manual

Periksa dan bersihkan strainer Setiap 3

bulan Cek sesuai buku manual

8. Motor Listrik Cek sesuai buku manual

Periksa hubungan kabel-kabel dari

sekering box, saklar dan terminal motor Setiap Bulan Cek sesuai buku manual Periksa grounding kabel pada motor Setiap bulan Cek sesuai buku manual Ukur tahanan lisolator pada lilitan stator Setiap 6

bulan Cek sesuai buku manual Bersihkan pelumasan bearing-bearing

motor

Setiap 6

bulan Cek sesuai buku manual Periksa baut –baut pondasi Setiap 6

bulan Cek sesuai buku manual Periksa kelurusan poros motor Setiap 6

bulan Cek sesuai buku manual Periksa kebersihan body motor Setiap

Minggu Cek sesuai buku manual

Periksa cat body Setiap Bulan Cek sesuai buku manual

9. Motor Diesel Cek sesuai buku manual

Periksa pelumas mesin Setiap hari Cek sesuai buku manual

Periksa Bahan Bakar Setiap hari Cek sesuai buku manual

Periksa air accu Setiap hari Cek sesuai buku manual

Periksa air pendingin Setiap hari Cek sesuai buku manual

Periksa rentangan tali kipas Setiap hari Cek sesuai buku manual

Periksa suara klep Setiap hari Cek sesuai buku manual

10. Pompa

Periksa baut – baut pengikat pompa Setiap Bulan Cek sesuai buku manual Periksa baut – baut kopling Setiap Bulan Cek sesuai buku manual

Periksa poros pompa Setiap Bulan Cek sesuai buku manual

Periksa mechanical seal Setiap Bulan Cek sesuai buku manual

Periksa karet kopling Setiap Bulan Cek sesuai buku manual

11 Kompressor Gas Setiap Bulan Cek sesuai buku mannual

(23)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

3.3.3. Genset dan Instalasi Listrik

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE

Pastikan kabel Penghantar (Tahanan Isolasi, Terminal/Doos Kabel, Kapasitas Kabel) dalam kondisi baik

Tiga tahun Sesuai standar PUIL ( Petunjuk Umum Instalasi Listrik ) Periksa Pengaman Arus Lebih/MCB

(Kapasitas, kondisi, Panel Box) dalam kondisi baik

Tiga tahun Sesuai standar PUIL Periksa Manometer (Volt, Ampere, Hz,

Panel) dalam kondisi baik Tiga tahun Sesuai standar PUIL Periksa pertanahan/Grounding dalam

kondisi baik

Setiap enam

bulan Alat Earth Tester Stabilizer dan UPS dalam kondisi baik Setiap

Minggu Cek visual

Genset dalam kondisi siap operasi Setiap hari Dihidupkan tanpa beban 15 menit

Pemeliharaan genset dilakukan secara

rutin Jam operasi Sesuai manual book

Lampu-lampu penerangan (Kios, Canopy, Taman, Signage, Rambu, dan bangunan lainnya) dalam kondisi baik

Setiap hari Cek visual

3.3.4. UPS dan Trafo

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE

Pastikan kabel Penghantar (Tahanan Isolasi, Terminal/Doos Kabel, Kapasitas Kabel) dalam kondisi baik

Tiga tahun Sesuai standar PUIL Periksa Pengaman Arus Lebih/MCB

(Kapasitas, kondisi, Panel Box) dalam kondisi baik

Tiga tahun Sesuai standar PUIL Periksa Manometer (Volt, Ampere, Hz,

Panel) dalam kondisi baik Tiga tahun Sesuai standar PUIL Periksa pertanahan/Grounding dalam

kondisi baik

Setiap enam

bulan Alat Earth Tester Stabilizer dan UPS dalam kondisi baik Setiap hari Cek visual

(24)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

3.4. Pemeliharaan Peralatan Penunjang 3.4.1. Drive Way

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE

Pastikan jalan masuk/keluar tidak

tergenang air dan permukaan rata Kondisional Diperbaiki setempat Pastikan Grill Grating rata dan bersih Kondisional Diperbaiki setempat Periksa Cansteen/Bingkai Jalan harus

utuh dan rapih Kondisional Diperbaiki setempat

Pastikan marka jalan jelas dan rapih Kondisional Diperbaiki setempat

3.4.2. Bangunan Filling Hall

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE

Pastikan tiang dalam kondisi tegak dan

tidak pudar Setiap bulan Cek visual dan perbaiki

Periksa atap dan talang Setiap bulan Cek visual dan perbaiki Pastikan Listplank tidak bergelombang,

rusak, dan pudar Setiap bulan Cek visual dan perbaiki

3.4.3. Signage

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE

Pastikan pondasi kokoh Setiap bulan Cek visual dan perbaiki Pastikan lampu berfungsi Setiap hari Cek visual dan perbaiki Pastikan Acrylic Lambang Pertamina

tidak pudar

Setiap 3

bulan Cek visual dan perbaiki

3.4.4. Bangunan ( Kantor, rumah genset, Mushola)

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE

Periksa lantai tidak ada yang pecah dan

lepas Setiap hari Cek visual dan perbaiki

Pastikan dinding tidak retak dan pudar Setiap bulan Cek visual dan perbaiki Periksa atap dan talang Setiap bulan Cek visual dan perbaiki Periksa plafon harus utuh dan rata Setiap hari Cek visual dan perbaiki Pastikan Listplank tidak bergelombang,

(25)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

3.4.5. K3LL

NO. ITEM DAN TINDAKAN WAKTU METODE

1. Alat pemadam kebakaran Pastikan alat pemadam berada pada posisinya dan tidak terhalang

Setiap hari

Cek visual Periksa segel alat pemadam Setiap

minggu Cek visual

Periksa kondisi fisik tabung, slang dan nozzle dalam keadaan baik

Setiap

minggu Cek visual,

Periksa kondisi tepung pemadam kondisi baik

Setiap enam

bulan Cek visual, aduk tepung Periksa shelter alat pemadam kondisi

bersih

Setiap

minggu Cek visual dan bersihkan Periksa Gas pendorong N2 mempunyai

tekanan cukup

Setiap

minggu Cek visual pada manometer Periksa Roda/ban pemadam kap. 150 lbs

mempunyai tekanan cukup dan mudah bergerak

Setiap

minggu Periksa tekanan dan putaran roda

Periksa Cat tabung dan shelter kondisi baik/tidak buram

Setiap tahun Cek visual, cat ulang bila buram

2. Grounding dan Bounding system

Periksa Sambungan dan kondisi kawat grounding terpasang baik

Setiap bulan Cek visual, perbaiki bila rusak Ukur tahanan grounding dan perbaiki bila

melebihi ketentuan

Setiap 6

Bulan Dengan earthtester 3. Hydrant System

Periksa Slang dan nozzle kondisi lengkap,

coupling baik, tidak bocor Setiap bulan Test tekanan sesuai standar Periksa Kerangan hidrant mudah

dibuka/tutup Setiap bulan Coba dan perbaiki bila rusak

Periksa Hidran tidak bocor Setiap bulan Cek visual dan flow test Periksa Air dapat mengalir lancar dari

hidran Setiap bulan Flow test

Periksa Cat baik dan tidak buram Setiap tahun Cek visual

4 Water Sprayer Setiap 6

Bulan Runtest

3.4.6. Pagar dan Saluran

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE

Periksa pagar dalam kondisi utuh dan

tidak pudar Setiap hari Cek visual dan perbaiki

Periksa saluran air mengalir lancar dan

(26)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

3.4.7. System WEB-SPPBE

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE

Periksa Aplikasi Web-SPPBE Setiap hari Cek visual dan perbaiki Periksa jaringan komunikasi Setiap hari Cek visual dan perbaiki

Periksa Computer Setiap hari Cek visual dan perbaiki

Periksa Printer Setiap hari Cek visual dan perbaiki

Periksa UPS dan Stabilizer Setiap hari Cek visual dan perbaiki

3.4.8. Rambu-rambu

Periksa semua fasilitas rambu-rambu setiap hari dan perbaiki apabila terdapat kerusakan maupun salah penempatannya.

3.4.9. Pertamanan

Periksa semua tanaman dan pastikan dalam kondisi terpelihara dan tumbuh subur.

3.5. Uraian

Secara lengkap, urutan proses dalam pemeliharaan peralatan dan fasilitas SPPBE/SPPEK/SPBE adalah:

Teknisi SPPBE/SPPEK/SPBE :

1. Menyusun jadwal pemeriksaan harian dan pemeliharaan sarana dan fasilitas SPPBE/SPPEK/SPBE. Jadwal tersebut harus memperhitungkan kebutuhan suku cadang apabila terjadi penggantian, dan dengan mempertimbangkan perkembangan pekerjaan pemeliharaan yang telah dilakukan sebelumnya.

2. Mengimplementasikan jadwal yang telah disusun.

3. Mencatat setiap hasil pemeliharaan pada jadwal dan apabila diperlukan, dilakukan revisi jadwal dibulan berikutnya.

4. Membuat laporan kerusakan apabila menemukan kerusakan.

5. Mengevaluasi kerusakan dan melaporkannya kepada pengelola SPPBE/SPPEK/SPBE. 6. Memperbaiki kerusakan secara internal.

7. Menunjuk kontraktor, apabila perbaikan tidak sanggup dilakukan secara internal. Apabila dilakukan perbaikan besar, maka harus dilaporkan ke PT PERTAMINA (PERSERO).

8. Membuat Berita Acara Pemeriksaan setelah selesai perawatan dan perbaikan. 9. Mencatat pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dalam Kartu Riwayat Alat.

10. Melaporkan kepada pengelola SPPBE/SPPEK/SPBE bahwa perbaikan telah dilakukan 100%. 11. Menindaklanjuti laporan kerusakan maksimal 2 (dua) hari kerja.

(27)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

BAB 4

ADMINISTRASI

4.1. HANDLING TABUNG/SKID TANK 4.1.1. Penerimaan tabung

Jenis tabung yang diterima di SPPBE/SPPEK/SPBE meliputi :

 Tabung kapasitas 3 kg, 6 kg dan 12 Kg digunakan untuk melayani kebutuhan konsumen rumah tangga & Usaha Mikro.

Tabung kapasitas LPG 50 Kg, digunakan untuk keperluan komersial.

 Skid tank dengan kapasitas minimal 1 0 0 0 Kg, digunakan untuk keperluan industri.

Proses penerimaan tabung di SPPBE/SPPEK/SPBE harus memenuhi beberapa ketentuan diantaranya :

4.1.1.1. Kelengkapan Administrasi

a. Petugas Agen pada saat mengambil LO di SPPBE/SPPEK/SPBE harus menyerahkan bukti aplikasi setoran Bank yang sudah tertera nomor SO dan menunjukkan surat kuasa/surat pengantar untuk pengambilan yang dikeluarkan oleh Agen (berlaku untuk setiap pengambilan).

b. Bagian administrasi SPPBE/SPPEK/SPBE/ mencocokkan kesesuaian nomor SO dengan LO dalam sistem aplikasi MySAP

c. Bagian administrasi SPPBE/SPPEK/SPBE menerbitkan surat perintah pengisian d. Petugas gate keeper menerima surat perintah pengisian.

e. Petugas gate keeper memeriksa kesesuaian jumlah fisik tabung dengan dokumen yang tertera dalam aplikasi setoran Bank yang sudah tertera nomor SO.

f. Bila jumlah fisik tabung kosong yang dibawa Agen sesuai dengan jumlah yang tertera dalam bukti aplikasi setoran Bank maka Agen diijinkan untuk proses pengisian lebih lanjut. Bila tidak sesuai maka dilakukan koreksi terhadap LO tersebut.

4.2. PROSES SELEKSI TABUNG.

S e t i a p t a b u n g L P G h a r u s d i p e r i k s a s e c a r a vi s u a l u n t u k m e m a s t i ka n k o n d i s i t a b u n g l a y a k d i e d a r ka n k e k o n s u m e n sesuai dengan ketentuan Direktur Direktorat Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerja No 27/Ins/Mek 1979 Tanggal 1 - 10 -1979, beserta lampiran perbaikannya. Meliputi :

(28)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

4.2.1. Tabung habis masa uji edar ( 5 tahun ) 4.2.2. Pemeriksaan Visual

Melaksanakan pemeriksaan tabung secara visual pada saat penerimaan tabung sebelum dilakukan pengisian. Item yang dilakukan pemeriksaan adalah :

Korosi lubang kecil.

Yang dimaksud dengan korosi lubang kecil adalah korosi yang berbentuk lubang kecil-kecil yang berdiameter tidak melebihi 6 mm dan pada setiap area 6.000 mm terdapat tidak lebih satu kelompok korosi tersebut. Tebal dinding dari bagian yang mengalami korosi lubang kecil tidak kurang dari 1 x tebal minimum yang diperbolehkan.

Korosi garis.

Yang dimaksud dengan korosi garis adalah korosi berbentuk suatu garis dengan ukuran panjang tidak mel ebihi 6 mm ( seri ng t erj adi pada sambungan i kat an, misal : antara bejana dan footring). Panjang korosi garis harus lebih kecil dari 75 mm atau tebal dinding tidak kurang dari 1 x tebal minimum yang diperbolehkan.

Korosi merata.

Yang dimaksud dengan korosi merata adalah koros i yang terjadi secara merata dan meluas. Tebal dinding korosi garis merata tidak kurang dari 1 x tebal minimum yang diperbolehkan.

Blla terjadi penyimpangan dari syarat - syarat yang harus d i p e n u h i , m a k a t a b u n g t e r s e b u t tidak boleh dilakukan proses pengisian.

4.2.3. Perubahan Bentuk.

Penggelembungan.

Yang dimaksud dengan penggelembungan adalah penggelembungan pada dinding silinder.

Bagian-bagian yang mendapat penggelembungan dari dinding silinder harus lebih kecil dari 1 % terhadap keliling badan tabung.

Lekuk.

Yang dimaksud dengan lekuk adalah lekuk yang tidak tajam pada permukaan bahan dan lekukan ini tidak tembus ke dinding bagian dalam.

Kedalaman lekuk tidak melebihi 1/10 diameter lekuk dan atau diameter lekuk tidak melebihi dari 1/4 diameter tabung.

Lekuk tajam.

Yang di maksud l ekuk t aj am adalah lekuk dengan lekuk bersudut tajam sedangkan permukaan bahan tidak ditembus. Apabila lekuk terjadi sademikian rupa sehingga sebagian berada pada sambungan las-lasan silinder, maka kedalaman lekuk tidak boleh lebih dari 6 mm.

Luka tajam.

(29)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

Yang dimaksud luka tajam adalah lekukan bersudut tajam dimana permukaan bahan luar dan dalam tertembus.

L u ka t aj a m p a da si l i nd er h ar u s kur an g d a r i 7 5 mm panjangnya atau tebal dinding pada lekuk tajam tidak kurang dari 1 x tebal dinding minimum yang diperbolehkan.

Bila terjadi penyimpangan dari syarat - syarat yang harus d i p e n u h i , m a k a t a b u n g t e r s e b u t tidak boleh dilakukan proses pengisian.

4.2.4. Kebocoran.

Adanya kebocoran dalam setiap bagian dari badan silinder.

Adanya kebocoran pada leher berulir, kecuali dapat diperbai ki secara memuaskan dan dapat dipertanggung jawabkan.

Blla terjadi penyimpangan dari syarat - syarat yang harus d i p e n u h i , m a k a t a b u n g t e r s e b u t tidak boleh dilakukan proses pengisian.

4.2.5. Berat Tabung Kosong.

Pemeriksaan berat tabung kosong dilakukan sampling secara berkala 1(satu) tabung dalam 10(sepuluh) tabung yang masuk. Bila dalam penimbangannya sesuai peraturan yang berlaku terdapat adanya perubahan berat tabung 3 1/3% dari berat semula, tabung-tabung LPG tersebut tidak boleh dilakukan proses pengisian.

4.2.6. Hand Guard Dan Footring.

Terhadap tabung-tabung yang handguard atau footringnya mengalami kerusakan-kerusakan yang mengakibatkan kelemahan/ cacat-cacat tabung yang membahayakan, maka tabung-tabung LPG tersebut tidak boleh dilakukan proses pengisian.

4.2.7. Pemeriksaan Rubber Seal

Setelah tabung dinyatakan layak isi, maka dilakukan pemeriksaan kelengkapan dan kondisi rubber seal. Jika rubber seal tidak tersedia dan atau dalam kondisi rusak, maka diwajibkan memasang dan atau mengganti rubber seal tersebut.

a. Pengisian Tabung

- Setiap pergantian Shift Kerja, diwajibkan melakukan uji keakuratan terhadap peralatan pengisian (Form terlampir).

- Pengecekan keakuratan pengisian Unit Filling Machine (UFM) minimal dilakukan setiap 2 (dua) jam.

(30)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

 Tabung-tabung yang telah selesai diisi sebelum diserahkan kepada Agen, dapat ditimbang ulang menggunakan timbangan yang ditera oleh Dinas Metrologi (pelaksanaan penimbangan dilakukan secara sampling masing masing sejumlah 10 (sepuluh) tabung setiap truk).

 Tabung yang isinya kurang dikembalikan ke Filling Machine untuk ditambah isinya. Tabung yang isinya berlebih akan diproses di mesin Evakuasi LPG.

- Pengecekan kualitas tabung

 Tabung-tabung yang telah selesai diisi diperiksa kembali meliputi pengecheckan valve dan body tabung.

 Pada tabung yang diketahui mengalami kebocoran, akan segera dilakukan evakuasi terhadap LPG yang telah diisi dan tabung bocor tersebut dipisahkan dengan tabung-tabung yang baik.

b. Pemasangan Seal Cap, Plastic wrap dan Safety Plug

Tabung 3 Kg, 6 Kg dan 12 Kg yang telah selesai diisi dipasangi Seal Cap dan Plastik wrap, sedangkan tabung 50 Kg dipasangi safety Plug dan kawat segel. Khusus plastic wrap disediakan oleh Agen dan SPPBE/SPPEKSPBE memfasilitasi untuk melakukan pemasangannya.

c. Penyerahan Tabung

- Berita Acara Penyerahan Tabung (Kuantitas dan Kualitas)

 Tabung yang telah dipasang Seal Cap dan Plastic Wrap atau Safety Plug dimuat kedalam Truck Agen sambil diawasi oleh petugas SPPBE/SPPEK/SPBE untuk memastikan kesesuaian kuantitas tabung yang dimuat dengan LO.

 Setelah Truck Agen selesai dimuat tabung, Agen menerima dan menandatangani Berita Acara Penyerahan tabung sebagai pernyataan bahwa tabung yang diterima telah baik cukup baik secara kualitas dan kuantitas.

- Surat Jalan

 Bagian Administrasi atau Gate Keeper melakukan Good Issue & membuat Surat Jalan kepada Agen yang dapat digunakan sebagai Tanda bukti pembelian LPG dari Pertamina. Saat penyerahan LPG, surat jalan harus dilengkapi stempel dan tanda tangan Agen (Direktur atau yang diberi surat kuasa) selaku penerima.

(31)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

PEDOMAN PROSES ADMINISTRASI PEMBELIAN ISI ULANG DAN TABUNG BARU BAGI AGEN LPG

A. Proses administrasi Sales Order (SO), Good Issue dan Surat Jalan (dalam kondisi normal)

1 Petugas SPPBE/SPPEK/SPBE mengambil Loading Order (LO) ke Depot Filling Point/Depot Sales Point (DFP/DSP) untuk pengisian hari tersebut dan atau hari berikutnya.

2 Petugas SPPBE/SPPEK/SPBE melakukan pengecekan mengenai kebenaran LO sesuai dengan tempat pengambilan di tempatnya. Jika tidak sesuai, maka LO itu diserahkan kembali ke DFP/DSP.

3 Menyerahkan produk LPG kepada agen sesuai dokumen LO yang telah diperiksa oleh petugas Administrasi.

4 Setelah dilakukan pengisian, petugas yang berwenang melakukan proses Good Issue (GI). 5 Mencetak Surat Jalan sesuai dengan jumlah tabung yang diangkut.

6 Mencatat kuantitas penyerahan produk kedalam kartu stok produk

7 Mencatat penjualan kedalam laporan harian stok produk dan secara sepuluh harian dikirimkan kepada rendal gasdom. Untuk laporan harian dapat disampaikan melalui facsimile, sms, atau e-mail.

8 Setiap bulan melakukan pelaporan :

8.1 Membuat laporan realisasi penyerahan produk dan dikirimkan kepada Administrasi Penjualan Region Gas Domestik.

8.2 Melakukan penagihan filling fee berdasarkan LO, dilampiri dengan Surat Jalan yang telah di stempel dan ditandatangani (lembar Pertamina dan lembar Pihak Lain) oleh Agen kepada Administrasi Penjualan setiap dua kali dalam sebulan.

8.3 Khusus SPPBE, melakukan penagihan transport fee berdasarkan Bukti Penyerahan Produk (BPP), dilampiri dengan Surat Jalan yang telah di stempel dan ditandatangani (lembar Pertamina dan lembar Pihak Lain) oleh Agen kepada Administrasi Penjualan setiap dua kali dalam sebulan

9 Mengirimkan laporan harian stok produk (FD 235)beserta lampirannya kepada Rendal Region Gas Domestik dan Keuangan (UPMS) setiap 10 (sepuluh) hari.

10 Melakukan proses Good Receipt (GR)

11 Membuat laporan mutasi produk setiap bulan dan dikirimkan kepada administrasi penjualan. 12 Menyerahkan rekapitulasi laporan penyerahan produk dan laporan mutasi produk ke Region Gas

(32)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

Proses administrasi Loading Order (LO) manual (dalam kondisi off line) B. Proses administrasi LO manual dalam kondisi tidak normal (off line)

1. Menerima perintah pelayanan (LO manual) dari Depot Filling Point (DFP)atau Depot Supply Point (DSP) Region Gas Domestik.

2. Petugas SPPBE/SPPEK/SPBE melakukan pengecekan mengenai kebenaran LO manual sesuai dengan tempat pengambilan di tempatnya. Jika tidak sesuai, maka LO manual itu diserahkan kembali ke DFP/DSP.

3. Menyerahkan produk LPG kepada agen sesuai dokumen LO yang telah diperiksa oleh petugas Administrasi.

4. Setelah dilakukan pengisian, petugas yang berwenang melakukan proses Good Issue (GI) setelah kondisi sistem online.

5. Mencetak Surat Jalan manual sesuai dengan jumlah tabung yang diangkut. 6. Mencatat kuantitas penyerahan produk kedalam kartu stok produk

7. Mencatat penjualan kedalam laporan harian stok produk dan secara sepuluh harian dikirimkan kepada rendal gasdom. Untuk laporan harian dapat disampaikan melalui facsimile, sms, atau e-mail.

8. Setiap bulan melakukan pelaporan :

a. Membuat laporan realisasi penyerahan produk dan dikirimkan kepada Administrasi Penjualan Region Gas Domestik.

b. Melakukan penagihan filling fee berdasarkan LO, dilampiri dengan Surat Jalan yang telah di stempel dan ditandatangani (lembar Pertamina dan lembar Pihak Lain) oleh Agen kepada Administrasi Penjualan setiap dua kali dalam sebulan.

c. Khusus SPPBE, melakukan penagihan transport fee berdasarkan Bukti Penyerahan Produk (BPP), dilampiri dengan Surat Jalan yang telah di stempel dan ditandatangani (lembar Pertamina dan lembar Pihak Lain) oleh Agen kepada Administrasi Penjualan setiap dua kali dalam sebulan

9. Mengirimkan laporan harian stok produk (FD 235)beserta lampirannya kepada Rendal Region Gas Domestik dan Keuangan (UPMS) setiap 10 (sepuluh) hari.

10. Melakukan proses Good Receipt (GR)

11. Membuat laporan mutasi produk setiap bulan dan dikirimkan kepada administrasi penjualan. 12. Menyerahkan rekapitulasi laporan penyerahan produk dan laporan mutasi produk ke Region Gas

Domestik (Format Terlampir).

Administrasi penyerahan produk dari Depot LPG FP ke Stasiun pengisian LPG Swasta 1. Membuat Purchase Order (PO) secara MySAP ditempat depot FP terdekat.

2. Membuat bukti penyerahan produk (BPP) 4 (empat) rangkap via MySAP berdasarkan PO, kapasitas angkut dan skid tank SPPBE di lokasi terdekat yang memungkinkan pengaksesan MySAP.

(33)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

3. Mempersiapkan volume produk sesuai dengan informasi dalam BPP.

4. Melakukan penyerahan produk dan merekap No. BPP yang sudah dikeluarkan. 5. Mendistribusikan dokumen dan produk :

a. Kepada SPPBE: BPP lembar ke-1 dan ke-2 dan produk yang dikirim ke SPPBE b. Kepada analis rendal : BPP lembar ke-3

c. BPP lembar ke – 4 disimpan sebagai file

6. Mencatat volume produk yang dikirim pada buku catatan mutasi produk (log book)

Administrasi penyerahan produk dari Depot LPG FP ke Stasiun pengisian LPG Swasta (kondisi offline) 1. Membuat Purchase Order (PO) secara SAP ditempat terdekat (UPMS), jika offline-nya MySAP hanya

terjadi di lokasi tertentu. Jika tidak memungkinkan atau server MySAP down secara keseluruhan, PO dibuat secara manual dan dikirimkan ke operasi (penyaluran).

2. Membuat bukti penyerahan produk (BPP) 4 (empat) rangkap via MySAP berdasarkan PO, kapasitas angkut dan skid tank SPPBE di lokasi terdekat yang memungkinkan pengaksesan MySAP. Jika tidak memungkinkan, pembuatan BPP dilakukan secara manual.

3. Mempersiapkan volume produk sesuai dengan informasi dalam BPP.

4. Melakukan penyerahan produk dan merekap No. BPP yang sudah dikeluarkan. 5. Mendistribusikan dokumen dan produk :

a. Kepada SPPBE: BPP lembar ke-1 dan ke-2 dan produk yang dikirim ke SPPBE b. Kepada analis rendal : BPP lembar ke-3

c. BPP lembar ke – 4 disimpan sebagai file

6. Mencatat volume produk yang dikirim pada buku catatan mutasi produk (log book) 7. Jika system MySAP sudah dapat berfungsi kembali :

8. Analis rendal membuat SO yang belum dibuat karena offline-nya SAP berdasarkan SO manual 9. Operasi membuat BPP untuk SO tersebut berdasarkan rekapitulasi BPP manual

10. Operasi melakukan Goods Issue dengan memperhatikan catatan jumlah LPG yang sudah disalurkan 11. Analis rendal menginformasikan kepada SPPBE untuk melakukan goods receipt yang tertunda

(34)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

BAB 5

SUMBER DAYA MANUSIA

5.1. Umum

Sumber Daya Manusia merupakan faktor utama yang menjamin kelancaran aspek operasional maupun Non-operasional di SPPBE/SPPEK/SPBE, SPPBE, maupun SPPEK. Oleh karena itu diperlukan penanganan proses/aktivitas SDM yang baik untuk mendapatkan SDM handal, yang mampu menghasilkan kinerja dan pelayanan yang prima.

5.1.1. Petunjuk dan Ketentuan

Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga kerja, semua perusahaan di Indonesia diharuskan mengacu kepada Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia, yaitu UU No. 13 Tahun 2003.

5.1.2. Struktur Organisasi Direktur Kepala SPPBE/SPPEK/SPBE Ka.Sub Sie Teknik & K3LL

Ka.Sie. Produksi & Teknik Ka. Sie Keuangan dan Administrasi

Ka. Sub. Sie. Keamanan

Teknisi - Operator

- Gate Keeper Ka. Sub Sie

Produksi & QQ Ka. Sub. Sie Keuangan

Ka. Sub Sie Personalia Ka. Sub Sie

Transportasi

Staff Staff Security Sopir/Nahkoda

(35)

PT PERTAMINA ( PERSERO )

Direktorat Pemasaran dan Niaga

Dengan Jumlah Pekerja SPPBE/SPPEK/SPBE ideal.

6 FP 12 FP 18 FP 24 FP

Kepala SPPBE/SPPEK/SPBE 1 1 1 1

Ka. Sie. Produksi & Teknik 1 1 1 1

Ka. Sie Keuangan & Administrasi 1 1 1 1

Ka. Sub. Sie Teknik & K3LL 1 1 1 1

Ka Sub. Sie Transportasi 1 1 1 1

Ka. Sub. Sie Produksi & QQ 1 1 1 1

Ka. Sub. Sie Keuangan 1 1 1 1

Ka. Sub. Sie Personalia 1 1 1 1

Ka. Sub. Sie Keamanan 1 1 1 1

Adm. Keuangan 1 1 1 1 Teknisi 1 1 1 1 Sopir / Nakhoda 2 2 3 4 Operator 6 - 12 7 - 15 10 - 20 15 - 25 2-3 shift Anggota 3 4 4 4 Total 23 28 34 40 TYPE SPBE PEKERJA Keterangan

Note : FP = Filling Point

5.2. Kualifikasi dan Spesifikasi Pekerjaan

Pada ruang lingkup bisnis SPPBE/SPPEK/SPBE, baik SPPBE/SPPEK/SPBE, SPPEK dan SPPBE, pengadaan tenaga kerja baik untuk level operasional, seperti tenaga Operator untuk pengoperasian peralatan SPPBE/SPPEK/SPBE dan Administrasi untuk pengelolaan data dan keuangan, serta pembuatan laporan operasi/administrasi di lingkungan SPPBE/SPPEK/SPBE maupun untuk tingkat Kepala SPPBE/SPPEK/SPBE dan Kepala Seksi wajib memiliki spesifikasi dan kualifikasi sebagai berikut: a. Kepala SPPBE/SPPEK/SPBE

Kualifikasi

 Minimal lulusan D3

 Usia saat diterima min 25 tahun maksimum 45 tahun

 Diutamakan memiliki pengalaman min 3 tahun di bidang bisnis Retail  Memiliki jiwa kepemimpinan, ulet dan bertanggung jawab

 Dapat membuat keputusan dalam waktu yang cepat dan tepat

 Memiliki sifat tegas, jujur, teliti dan integritas yang tinggi terhadap pekerjaan  Mampu bekerja dibawah tekanan

 Mampu mengkoordinasikan dan memotivasi bawahan  Memiliki wawasan yang luas dalam bisnis LPG

Referensi

Dokumen terkait

Seiring dengan upaya untuk meningkatkan kualitas sistem administrasi dan pelayanan prima dalam lingkup Unifa, maka Kedeputian III Bidang Kemahasiswaan & Alumni

Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instasi pemerintah

Standar Prosedur Operasional untuk profesi medis Puskesmas dalam bentuk Panduan Praktik Klinis 8 - pada umumnya dapat diadopsi dari Panduan Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK)

Menurut Tjipto Atmoko, Standar Operasional Prosedur merupakan suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai denga fungsi dan alat penilaian kinerja

Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas, pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja institusi

Kesimpulan dari pengabdian ini adalah karyawan membutuhkan motivasi untuk meningkatkan kinerja sehingga diharapkan pihak Kelurahan memperhatikan lagi bentuk

Prosedur ini disusun berdasarkan pada service manual dan petuniuk lain yang terkait, dengan urutan kerja: pembersihan, pelumasan, pengencangan, pengecekan fungsi dan kondisi bagian

KATA PENGANTAR Untuk meningkatkan produksi dan mutu tomat yang bermutu, sesuai permintaan pasar, dan dibudidayakan secara berkelanjutan, serta ramah lingkungan perlu dilakukan upaya