• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR PENGELOLAAN SPBU PERTAMINA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR PENGELOLAAN SPBU PERTAMINA"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

STANDAR

OPERASI DAN

PROSEDUR

PENGELOLAAN

SPBU

PERTAMINA

Edisi I - 2004

(2)
(3)

SERVICE CENTER SAFETY

1. PERINGATAN ! Siapapun dilarang merokok didalam area SPBU.

Apabila Anda merokok, merokoklah hanya pada area yang diijinkan pada SPBU. Area merokok berada jauh dari pompa BBM dan tidak terlihat oleh pelanggan. Secara sopan minta konsumen Anda yang merokok untuk merokok di luar SPBU.

2. Penggunaan api secara terbuka seperu korek api dan obor juga dilarang.

3. Ketidakpatuhan pada petunjuk keselamatan ini akan berakibat pada pengenaan tindakan disiplin termasuk pemecatan.

4. Ketahuilah Ietak pemadam api dan kotak P3K serta ketahui pulalah cara penggunaannya.

5. Tinjaulah informasi mengenai prosedur pencegahan kebakaran.

Pencegahan Kebakaran

SERVICE CENTER

SAFETY

Keselamatan tidak dapat terjadi begitu saja. Keselarnatan konsumen dan Anda sendiri adalah bagian yang paling penting dari pelayanan pelanggan. Selalu perhatikan gejala-gejala bahaya. Bila Anda melihatnya langsung tangani atau laporkan kepada manajer SPBU. Ikuti tips-tips pada halaman berikut untuk menjamin keselamatan konsumen Anda, pekerja Anda, dan Anda sendiri. Juga ikuti panduan mengenai keselamatan yang dapat Anda temukan pada bagian lain dari manual ini.

(4)

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

lkuti tips-tips keselamatan berikut ini apabila Anda bekerja pada SPBU Anda :

1. Berikan perintah secara jelas dan dengarkan respon-respon yang timbul.

2. Pandu kendaraan secara hati-hati menuju pompa yang tepat, dengan berdiri pada sisi jalan dan gunakan kedua belah tangan untuk memberikan petunjuk yang jelas.

3. Hati-hati terhadap Iubang pada jalan. Perhatikan konsumen apabila mereka keluar dari kendaraannya dan pandulah mereka ke ruang tunggu bila mereka meninggalkan kendaraanya.

4. Ada kemungkinan jalan licin jadi berjalanlah secara hati-hati dan bersihkan tumpahan minyak sesegera mingkin.

5. Jangan mengisi BBM untuk kendaraan apabila mesin kendaraan dalam keadaan menyala.

6. Jangan berdiri pada jalur kendaraan pada saat kendaraan memasuki dan meninggalkan SPBU.

7. Jangan berdiri pada kursi, drum oli, kardus dan lain-lain. Gunakan selalu tangga.

8. Jangan menggunakan perhiasan.

9. Berhati-hatilah dalam menangani produk-produk kimiawi pada SPBU.

10. Ketahuilah dimana daftar Nomor Telpon Penting dan Nomor Telepon Darurat diletakkan.

11. Bacalah rencana komunikasi keadaan bahaya dan diskusikan dengan manajer SPBU.

12. Kajilah material MSDS dan diskusikan dengan manajer SPBU. Ketahuilah bagaimana membaca dan mengartikan informasi pertolongan pertama.

(5)

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

Tanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan dari kebijakan PT PERTAMINA (PERSERO) berada pada pengusaha SPBU termasuk aspek keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan (K3LL) di SPBU. Berdasarkan tanggung jawab tersebut, setiap pengusaha SPBU harus :

a. Memahami standar dan kebijakan keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan PT PERTAMINA (PERSERO).

b. Memastikan setiap karyawan SPBU telah terlatih dan memahami prosedur kerja dengan baik.

c. Memastikan bahwa seluruh peraturan keselamatan dipahami oleh seluruh karyawan SPBU.

d. Memastikan seluruh tanda-tanda peringatan dan rambu-rambu yang diperlukan di lingkungan SPBU dalam keadaan baik dan dapat terlihat dengan jelas.

e. Menyediakan dan memastikan bahwa seluruh peralatan pemadam kebakaran dan lindungan lingkungan dalam keadaan siap pakai.

f. Bertanggung jawab bila terjadi kecelakaan di SPBU untuk memastikan bahwa penyebab dan kondisi yang muncul dari masing-masing kecelakaan, kejadian atau bencana telah dinvestigasi dan dilakukan tindakan yang tepat agar tidak terulangi kembali.

g. Membuat catatan di safety log book sesegera mungkin setelah kecelakaan.

h. Memastikan bahwa seluruh kerusakan yang terjadi telah dilaporkan.

i. Memastikan bahwa apa-apa yang menjadi tanggung jawabnya telah didelegasikan kepada karyawan yang paling senior selama dia tidak berada di SPBU.

Karyawan SPBU juga mempunyai tanggung jawab, yaitu harus :

a. Memperhatikan dan mematuhi segala peraturan dan kebijakan PT PERTAMINA (PERSERO) tentang K3LL.

b. Mengikuti seluruh instruksi tentang K3LL yang diberikan oleh Pengusaha SPBU.

c. Melaporkan seluruh kecelakaan, kejadian, sumber-sumber potensial bahaya dan kerusakan peralatan pada SPBU kepada Pengusaha SPBU.

BAB 1

1 Tanggung Jawab

KESELAMATAN,

KESEHATAN KERJA

DAN LINDUNGAN

LINGKUNGAN (K3LL)

(6)

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

2.1 Keselamatan Kerja

2.1.1 Ketentuan Umum

• Area SPBU merupakan daerah berbahaya sehingga diberlakukan ketentuan-ketentuan khusus untuk mencegah kecelakaan, kebakaran dan pencemaran.

• Dalam area SPBU tidak diperkenankan mengadakan kegiatan selain yang berkaitan dengan penyaluran BBM dan usaha penunjangnya kecuali dengan ijin PT PERTAMINA (PERSERO).

• Kebersihan areal SPBU harus selalu terpelihara dan terjaga.

2.1.2 Penerimaan dan Pembongkaran BBM

• Mobil tangki pengangkutan BBM harus diparkir pada tempat yang telah ditentukan Posisi mobil tangki diupayakan tidak mengganggu kegiatan di SPBU dan harus dapat dengan mudah dikeluarkan dari lokasi SPBU pada saat keadaan darurat.

• Sebelum pembongkaran BBM, pengemudi harus melapor kepada pengawas SPBU setempat.

Slang pembongkaran harus dilengkapi dengan quick coupling baik di fill pot maupun di mobil tangki.

Sebelum pembongkaran BBM arde harus dipasang pada

grounding rod.

• Alat Pemadam kebakaran harus diturunkan dan ditempatkan dekat kendaraan/ujung dombak.

• Selama pengisian berlangsung harus dipasang rambu-rambu peringatan ‘AWAS, SEDANG BONGKAR BBM’.

• Selama pembongkaran pengemudi dan kenek harus siap ditempat, mesin kendaraan harus dimatikan dan rem parkir dipasang.

• Disekitar lokasi tidak boleh terdapat sumber atau kegiatan yang

(7)

2.1.3 Pengisian BBM ke Kendaraan Konsumen

• Mesin kendaraan harus dimatikan pada saat pengisian BBM.

• Dilarang mengisi BBM selain ke dalam tangki kendaraan, seperti ke drum atau jerigen kecuali yang memenuhi persyaratan K3LL.

Nozzle dispenser harus dalam keadaan baik dan berfungsi otomatis

pada saat pengisian.

Dilarang merokok dan mengaktifkan Hand Phone (telepon genggam) pada saat pengisian BBM.

• Antrian kendaraan konsumen yang akan mengisi BBM harus diatur dengan baik.

• Apabila kendaraan konsumen mogok sewaktu mengisi BBM agar didorong keluar dari area SPBU.

• Untuk pengisian sepeda motor, mesin harus dimatikan dan pengemudi harus turun dari kendaraan sebelum pengisian dimulai. Tangki sepeda motor harus diisi dengan perlahan untuk menghindari tumpahan.

2.1.4 Kegiatan Pemeliharaan

• Semua pekerjaan pemeliharaan yang dapat menimbulkan bahaya seperti pengelasan, tank cleaning dan perbaikan lainnya harus dilakukan dengan cara yang aman dibawah pengawasan PT PERTAMINA (PERSERO) atau petugas yang kompeten.

• Dilarang memperbaiki kendaraan di dalam area SPBU.

• Pengusaha SPBU harus memastikan bahwa kontraktor pihak ketiga yang dipekerjakan di SPBU baik untuk pengerjaan perawatan ataupun hal lain disyaratkan untuk memahami standar dan prosedur K3LL.

2.1.5 Kebersihan dan Kerapihan

• Kebersihan di area SPBU harus selalu terjaga dan bebas dari sampah dan tumpahan minyak.

• Saluran air harus dalam keadaan bersih dan lancar.

• Di area SPBU ditempatkan bak sampah yang mencukupi.

• Ruang peraga, kantor, toilet harus selalu dalam keadaan bersih dan baik.

2.2 Pencegahan Kebakaran

2.2.1 Ketentuan Umum

Dilarang merokok, mengaktifkan hand phone (telepon genggam), membuat api terbuka atau pekerjaan yang menimbulkan bunga api di area SPBU

• Area SPBU harus aman dari sumber api dengan cara pengaturan jarak aman (safety distance) atau tembok pembatas.

KESELAMA

TAN, KESEHA

(8)

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

• Semua perlengkapan listrik yang akan dipasang di SPBU harus disesuaikan dengan standard code yang umum dipakai (IP Electircal

Safety Code) dan P.U.I.L. 1990.

• Karyawan SPBU harus memastikan bahwa tidak terdapat akumulasi uap BBM yang dalam kondisi tertentu dapat terbakar atau meledak.

2.2.2 Peralatan Pemadam Kebakaran

• Di area SPBU harus selalu tersedia alat pemadam kebakaran dalam jumlah yang cukup menurut ketentuan PT PERTAMINA (PERSERO) dan selalu dalam keadaan siap pakai.

• Alat pemadam harus ditempatkan pada lokasi yang telah ditentukan dan tidak dibenarkan dipindahkan tanpa ijin petugas setempat.

• Alat pemadam harus diperiksa setiap 6 bulan sekali oleh petugas/perusahaan yang berwenang meliputi : kondisi fisik tabung, kondisi slang dan nozzle, kondisi tepung dan tekanan gas. Hasil dan tanggal pemeriksaan harus dicantumkan pada tabung pemadam.

• Setiap karyawan SPBU harus memahami dan terlatih menggunakan alat pemadam kebakaran yang tersedia di SPBU. Tata cara pengoperasian alat pemadam dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.3 Lindungan Lingkungan

2.3.1 Ketentuan Umum

• Dilarang membuang limbah minyak dan bahan berbahaya lainnya secara langsung ke lingkungan sekitar SPBU.

Saluran air harus dilengkapi dengan oil catcher sebelum menuju ke perairan umum.

• Semua tumpahan/ceceran minyak harus segera dibersihkan dengan bahan penyerap (absorbent) seperti pasir dan sorbent. Bekas kotoran minyak harus dibuang ke tempat yang aman sesuai ketentuan PT PERTAMINA (PERSERO).

• Limbah pelumas bekas harus dikumpulkan dan ditampung dalam suatu tempat untuk diserahkan pengelolaannya kepada perusahaan pengumpul dan pengolah pelumas bekas yang telah mendapat ijin dari pemerintah.

(9)

2.4 Pelatihan K3LL

• Semua karyawan/operator SPBU harus mengikuti latihan pemadam kebakaran sebelum SPBU dioperasikan yang diadakan oleh PT PERTAMINA (PERSERO).

• Latihan pemadaman kebakaran bagi operator SPBU harus dilakukan setiap 6 bulan.

2.3.2 Kesehatan Kerja

• Hindari kontak yang lama dan berulang-ulang antara BBM dengan kulit. Ganti segera pakaian yang terkontaminasi dengan minyak dan cuci tubuh dengan sabun dan air.

• Tertelan BBM dapat menimbulkan kecelakaan yang fatal. Jangan coba untuk memuntahkannya tapi harus segera langsung di bawa kerumah sakit.

• Hindari menghirup uap BBM secara berlebihan. Uap BBM bersifat

anesthesis dan jika terhirup dapat menyebabkan mengantuk yang

berakibat timbulnya resiko kecelakaan.

KESELAMA

TAN, KESEHA

(10)

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

Peralatan yang digunakan dalam rangka menjaga kondisi kesehatan, keselamatan, dan lingkungan kerja di SPBU adalah :

3.1 Alat Pemadam Kebakaran

, merek dan jenis yang telah digunakan telah seusai dengan vendor list PT PERTAMINA (PERSERO), yaitu jenis :

Dry Chemical powder tipe cartridge kapasitas 9 kg minimal

1 unit di setiap tiang kanopi, kios/kantor, dan gudang. • Dua unit racun api beroda tipe dry chemical powder kapasitas

70 kg yang ditempatkan di dekat tangki timbun dan tempat pembongkaran. (catatan : jumlah racun api beroda tergantung luas dan sarana di SPBU).

• Alat pemadam jenis CO2 untuk ruang genset atau ruang listrik

• Posisi penempatan alat pemadam kebakaran harus ditentukan sejak awal SPBU beroperasi dan dilarang untuk dipindahkan oleh siapapun tanpa izin dari pengusaha SPBU.

3.2 Tanda dan Rambu Peringatan :

Tanda-tanda peringatan dan rambu-rambu yang harus ada di SPBU adalah (lihat lampiran 1) :

• Petunjuk tata cara pembongkaran BBM • Tanda dilarang merokok

• Tanda harus mematikan mesin kendaraan saat pengisian BBM

(11)

Tanda dan rambu peringatan tersebut harus :

• Dibuat dengan gambar atau tulisan yang jelas dan mudah dimengerti oleh setiap orang yang berada di lingkungan SPBU. • Berukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dan dibaca

dengan jelas dalam jarak minimal 10 (sepuluh) meter. • Dipasang pada ketinggian yang sesuai (eye level).

3.3 Grounding System :

Grounding system dibuat untuk menghindari terjadinya bahaya

kebakaran akibat sambaran petir dan aliran listrik statis. Hal ini diterapkan pada tangki timbun, dispenser, generator, dan sistem.

Semua grounding system tersebut harus di periksa setahun sekali. Besar tahanan grounding maksimum yang dipersyaratkan adalah maksimal 7 ohm untuk sarana peralatan non listrik dan maksimal 4 ohm untuk sarana peralatan listrik, kecuali ditentukan lain sesuai spesifikasi peralatan.

3.4 Sumur Pantau :

SPBU harus dilengkapi dengan sumur pantau untuk mendeteksi adanya kebocoran dari tangki timbun atau sistem pemasangan pipa. Penempatan sumur pantau dibedakan menurut konstruksi tangki timbun (under ground tank) yang berupa :

a. Sistem penanaman tangki timbun TANPA MENGGUNAKAN LAPISAN PLASTIK TAHAN MINYAK

• Jarak maksimum adalah 1 (satu) meter di bagian luar dinding tangki timbun.

• Kedalaman sumur pantau minimal 0,6 meter di bawah plat dasar tangki timbun.

b. Sistem penanaman tangki timbun dengan MENGGUNAKAN LAPISAN PLASTIK TAHAN MINYAK

• Ditempatkan pada bagian dalam areal penanaman tangki timbun yang dilapis plastik tahan minyak.

Jumlah sumur pantau disesuaikan dengan konstruksi tanki timbun

(under ground tank), yaitu :

• Sistem penanaman tangki timbun dengan lapisan plastik tahan minyak : menggunakan minimal 1 (satu) buah sumur pantau. • Sistem penanaman tangki timbun tanpa lapisan plastik tahan

minyak.

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

1 – 2 buah

2 – 3 buah

3 – 4 buah

Keterangan Jumlah

tangki timbun Jumlahsumur pantau 2 buah

3 buah

4 buah

Tergantung pada penempatan dan jarak tangki timbun Tergantung pada penempatan dan jarak tangki timbun Tergantung pada penempatan dan jarak tangki timbun

(12)

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

Konstruksi sumur pantau harus disesuaikan dengan peralatan yang dipergunakan untuk pemantauan yaitu :

Bahan : Pipa PVC Ø 4"

Panjang pipa PVC disesuaikan dengan diameter tangki timbun ± 0,6

Kelengkapan : Tutup + Kunci Manhole Coupling PVC Ø 4" Cap. PVC Ø 4" Saringan dari bahan tile Tutup plat baja

Alat Pemantau : Sample Can untuk menimba cairan dari dalam sumur pantau

Tongkat ukuran (deep stick) yang bagian ujungnya dioleskan pasta minyak (gasoline gauging paste)

3.5 Oil Catcher :

Saluran air pada SPBU harus dilengkapi dengan oil catcher untuk memisahkan tumpahan minyak yang masuk ke dalam saluran air.

Oil catcher harus terdiri dari sekat/kompartemen untuk

memisahkan minyak secara bertahap.

Jumlah oil catcher tergantung pada luas areal SPBU.

3.6 Perlengkapan P3K :

SPBU harus dilengkapi dengan fasilitas P3K dengan jumlah yang memadai.

3.7 Pita/Rantai Pembatas Dilarang Masuk :

Dipakai sebagai pembatas area pada saat proses penerimaan/ pembongkaran BBM.

3.8 Perlengkapan Keselamatan Pekerja :

Pekerja SPBU harus dilengkapi dengan pakaian kerja standar dan sepatu keselamatan (safety shoes) .

(13)

4.1 Prosedur Pemadaman Kebakaran/Ledakan

4.1.1 Kebakaran Kecil

• Karyawan atau petugas yang mengetahui terlebih dahulu segera memadamkan api dengan menggunakan alat pemadam portable yang terdekat (dilarang menggunakan media air).

• Beritahukan yang lain dengan berteriak "KEBAKARAN". Upayakan agar tidak timbul kepanikan pada konsumen atau petugas yang berada di sekitar SPBU.

• Apabila kebakaran berhasil dipadamkan, buat laporan kejadian di

safety log book (Lampiran 4) dan amankan lokasi kejadian untuk kepentingan penyelidikan.

4.1.2 Kebakaran Besar

Apabila kebakaran kecil tidak dapat dipadamkan dengan cepat atau pada saat pertama diketahui api sudah membesar, maka :

• Matikan seluruh aliran listrik dan hentikan seluruh kegiatan SPBU.

• Bila kebakaran menimpa mobil konsumen, segera pindahkan ke tempat yang aman, jauh dari tangki pendam.

• Bila kebakaran terjadi pada saat pembongkaran BBM dari mobil tangki, segera hentikan pembongkaran, tutup kerangan, lepaskan slang bongkar, dan evakuasi mobil tangki ke tempat yang aman bila memungkinkan.

• Atur dan arahkan orang-orang dan kendaraan bermotor yang ada di SPBU untuk keluar dari SPBU.

• Blokir lokasi SPBU sehingga semua kendaraan dan orang yang tidak bekepentingan tidak masuk ke SPBU.

• Telepon Petugas Pemadam Kebakaran dan Polisi, serta PT PERTAMINA (PERSERO) terdekat.

• Laporkan kepada pengusaha SPBU dan PT PERTAMINA (PERSERO) terdekat (K3LL dan WP).

Apabila pemadaman telah selesai, buat laporan kejadian di safety

log book dan amankan lokasi kejadian untuk kepentingan

penyelidikan.

4 Penanggulangan Kebakaran dan

Pencemaran

KESELAMA

TAN, KESEHA

(14)

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

4.1.3 Kebakaran di Sekitar SPBU

Bila terjadi kebakaran di sekitar SPBU yang dipandang membahayakan keamanan SPBU, maka lakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :

a. KEBAKARAN DALAM RADIUS ± 25 METER • Tingkatkan kewaspadaan.

• Laporkan ke PERTAMINA.

• Stop lossing /bongkar mobil tangki.

• Bila perlu hentikan semua kegiatan, evakusi kendaraan, tutup dombak tangki serta lobang pernafasan tangki pendam dengan karung basah.

• Siapkan pemadam/racun api yang tersedia.

b. KEBAKARAN DALAM RADIUS ± 25 S/D 50 METER • Lakukan pemantauan.

Bila kebakaran dipandang membahayakan SPBU lakukan langkah-langkah seperti point a diatas.

(15)

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

Flow chart pemadaman kebakaran/ledakan

Karyawan SPBU Pengusaha SPBU

Start

Beritahukan orang lain bahwa ada

kebakaran

Padamkan api menggunakan APAR yang tersedia

(Dry chemical powder)

Matikan seluruh pompa Stop aliran listrik

Evakuasi orang-orang dan kendaraan keluar dari SPBU Telepon petugas pemadam kebakaran dan polisi

Laporkan kepada K3LL/WP Pertamina

Catat kejadian di safety log book

Finish

Yes

No

Laporkan kepada pengusaha SPBU

(16)

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

4.2 Prosedur Penanganan Tumpahan/Ceceran BBM

Apabila terjadi tumpahan/ceceran BBM, petugas SPBU harus melakukan prosedur berikut, yaitu :

Stop sumber tumpahan.

• Upayakan untuk melokalisir tumpahan dengan pasir, tanah atau sejenisnya untuk menghindari aliran minyak menuju ke jalan umum, bangunan atau saluran drainase dan tidak menyebar diarea SPBU.

• Tampung tumpahan BBM.

Jika sumber tumpahan tidak dapat dihentikan dengan cepat atau tumpahan terjadi dalam jumlah yang besar atau tidak dapat ditampung, maka :

Stop aliran listrik dan seluruh kegiatan di SPBU. • Beritahukan petugas yang lain.

Bila perlu, tutup semua kerangan atau pintu oil catcher untuk menghindari lolosnya tumpahan ke perairan/saluran air umum.

• Amankan lokasi tumpahan dari sumber api (minimal 50 m).

• Siapkan racun api pada posisi tertentu sesuai arah angin.

• Hubungi PT PERTAMINA (PERSERO) dan petugas PMK terdekat. Jika perlu hubungi petugas kepolisian untuk mengatur lalu lintas disekitar lokasi.

• Cegah kendaraan memasuki SPBU. Kendaraan yang berada dilokasi SPBU dilarang menghidupkan mesin disekitar tumpahan.

• Ingatkan konsumen dan masyarakat sekitar lokasi terhadap bahaya yang mungkin timbul.

• Lakukan penanggulangan tumpahan dengan aman dan menggunakan alat-alat yang tidak menimbulkan api.

(17)

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

Flow chart kebocoran BBM Karyawan SPBU Start Stop sumber kebocoran dan cegah cairan BBM tidak menyebar

Stop aliran listrik

Amankan segala sumber api jauh dari kebocoran (minimal 50 m) Cegah kendaraan untuk datang ke SPBU Laporkan kepada K3LL/WP Pertamina Catat kejadian di safety log book

Finish Yes No Laporkan kepada pengusaha SPBU Bersihkan cairan BBM yang menggenang Pengusaha SPBU

(18)

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

4.3 Prosedur Penanganan Kecelakaan Fatal

Apabila terjadi kecelakaan fatal, petugas SPBU harus melakukan prosedur berikut, yaitu :

• Lakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) untuk korban.

• Telepon ambulans/rumah sakit terdekat..

Stop operasi dari SPBU apabila diperlukan.

• Laporkan kepada pengusaha SPBU, K3LL dan WP PT PERTAMINA (PERSERO).

Flow chart kecelakaan fatal

Karyawan SPBU Pengusaha SPBU

Start

Stop sumber kebocoran dan cegah cairan BBM

tidak menyebar Stop aliran listrik

Amankan segala sumber api jauh dari kebocoran (minimal 50 m) Laporkan kepada K3LL/WP Pertamina Catat kejadian di Yes No Cegah kendaraan untuk datang ke SPBU Bersihkan cairan BBM yang menggenang

(19)

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

• Pemantauan aspek Lindungan Lingkungan berupa : pemantauan air tanah/sumur pantau, pemantauan air permukaan, kualitas udara dilakukan mengacu sesuai dokumen UKL dan UPL yang telah disetujui oleh instansi yang berwenang.

• Pemeriksaan kandungan minyak pada sumur pantau dilakukan setiap hari secara visual dan dilakukan analisa laboratorium setiap bulan, serta hasilnya dilaporkan menggunakan Formulir terlampir.

• Pemeriksaan kondisi alat pemadam kebakaran dilakukan setiap 6 bulan oleh petugas yang berwenang.

• Pengukuran grounding dilakukan setiap tahun oleh petugas yang berwenang.

• Hasil pemantauan, pengukuran dan pemeriksaan aspek K3LL dilaporkan kepada PT PERTAMINA (PERSERO).

• Setiap terjadi kecelakaan atau kebakaran yang terjadi di SPBU harus dilaporkan kepada K3LL/WP PT PERTAMINA (PERSERO) dengan cara :

- Lisan atau melalui telpon segera setelah kejadian.

- Dengan laporan tertulis selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah kejadian.

Laporan dibuat rangkap sesuai dengan tembusan menurut kebutuhan atau petunjuk UPMS setempat dan ditandatangani oleh pimpinan SPBU.

Copy laporan disimpan dengan baik di SPBU dan dapat ditunjukkan

bila diperlukan.

5 Pengawasan, Pemantauan dan

Pelaporan

(20)

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

• Lampiran 1 – Rambu dan Tanda Peringatan

• Lampiran 2 – Tata Cara Pengoperasian Alat Pemadam

• Lampiran 3 – Form Pemeriksaan Laporan Sumur Pantau

Lampiran 4 – Form Safety Log Book

(21)

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

Lampiran 1

DILARANG

MENYALAKAN API

DILARANG MEMOTRET

DILARANG MENGAKTIFKAN

HAND PHONE

DILARANG MEROKOK

Rambu dan Tanda Peringatan

(22)

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

!

PERHATIAN

MATIKAN MESIN KENDARAAN ANDA

SAAT PENGISIAN BBM

!

PERHATIAN

DILARANG MASUK KE AREA INI

KECUALI PETUGAS

!

PERHATIAN

DILARANG MASUK KE AREA INI

SEDANG PROSES PEMBONGKARAN BBM

!

PERHATIAN

DILARANG MENGISIKAN BBM

KE DALAM DRUM / JERIGEN

(23)

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

Lampiran 2

(b)

(d) (a)

(c) 1. Turunkan alat pemadam dari tempatnya.

2. Lepaskan selang dari jepitan.

3. Pegang horn nozzle dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan menekan pelatuk/pemecah

cartridge dengan posisi badan/muka menyamping dari fill cap racun api.

4. Lakukan pengetesan di tempat yang aman terlebih dahulu sebelum maju ke sasaran api dengan posisi nozzle ke atas.

5. Bila alat tersebut baik majulah mendekati api dari arah angin datang (diatas angin) dengan memegang nozzle sudut 45°.

6. Padamkan api dengan mengarahkan semburan tepung/serbuk kimia kira-kira 2 meter dari muka sudut tepi api. Majulah perlahan sambil mengibaskan ke kiri dan ke kanan sedemikian rupa sehingga semburan tepung melewati tepian api/batas bagian yang terbakar tertutup dengan sempurna.

7. Perhatikan dengan seksama apakah api benar-benar telah padam. Bila telah padam, mundurlah beberapa langkah dan jangan langsung membelakangi api karena kemungkinan api menyala kembal (flash back) dan akan membahayakan bagi pemakainya.

8. Bila terjadi kebakaran besar dan api tidak dapat dipadamkan dengan APAR, segera hubungi petugas PMK terdekat.

Tata cara pengoperasian

(24)

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

1. Tarik Alat Pemadam ke lokasi kebakaran sampai jarak aman (± 5 meter).

2. Tarik slang dan pegang ujung nozzle.

3. Tarik kunci pengaman dan tekan tuas kunci untuk menusuk seal.

4. Tes alat pemadam dengan membuka nozzle, arahkan ke atas/tempat yang aman. Bila tepung keluar tutup kembali.

5. Arahkan slang/nozzle ke api dan kibas-kibaskan sehingga semburan tepung merata menutupi kebakaran.

6. Bila api mati, mundur perlahan-lahan, jangan membalik karena api mungkin menyala kembali.

7. Bila api tidak mati, mundur perlahan menjauhi api dan minta bantuan.

Tata cara pengoperasian

alat pemadam beroda Kap. 150 Lbs (70 Kg)

(f) NOZZLE (b) N2 CYLINDERVALVE HANDLE (g) OPERATING VALVE (a) N2 CYLINDER N2 PRESSURE LINE (e) HOSE (f) NOZZLE (g) OPERATING VALVE (b) N2 CYLINDER VALVE HANDLE COVER (a) N2 CYLINDER RUPTURE DISK ASSEMBLY (g) OPERATING VALVE (f) NOZZLE (e) HOSE DRY CHEMICAL STORAGE BOTTLE (c) GAS TUBE (b) N2 CYLINDER VALVE (a) N2 CYLINDER (e) HOSE

(25)

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

Lampiran 3

PEMERIKSAAN

LAPORAN SUMUR PANTAU

(MONITORING WELL)

SPBU No. ...

Bulan :

No Tanggal Sumur pantau

I II III IV Hasil Pantauan Keterangan

..., ...2003

Petugas Pemantau

( ... ) Kepala / Pengawas SPBU

( ... ) Mengetahui,

(26)

KESELAMA

TAN, KESEHA

TAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

Lampiran 4

LAPORAN

KECELAKAAN DAN KEBAKARAN

SPBU

1 Tanggal :

2 No. SPBU :

3 Lokasi :

4 Pemilik :

Form safety log book

5 Kejadian : Kecelakaan : Kebakaran 6 Uruian singkat : 7 Korban - Nama : - Umur : - Pekerjaan : - Alamat : - Cidera : 8 Kerugian / kerusakan :

9 Tindakan Penanggulangan Kebakaran

Ukuran ... ...

Dengan Alat Pemadam Jumlah ... ... Cara laian (Jelaskan)

(27)

PELA Y ANAN PELANGGAN

BAB 2

PELAYANAN

PELANGGAN

Kualitas pelayanan merupakan salah satu cara untuk mewujudkan kepuasan pelanggan yang akan mendorong pelanggan untuk melakukan pembelian ulang dan akan merekomendasikan kepada relasi/teman/ saudara/dan lain-lainnya. Pelayanan dikatakan baik jika dilakukan dengan CEPAT, TEPAT DAN NYAMAN.

Secara umum, dalam memberikan pelayanan, pengusaha dan karyawan SPBU diharuskan untuk :

a. Pada saat pelanggan datang, segera temui.

b. Selalu Senyum, Sapa, Salam kepada pelanggan.

c. Menyediakan cara yang paling mudah bagi pelanggan ketika hendak membeli.

d. Menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan pelanggan secara professional.

e. Memberikan kesan kepada pelanggan bahwa SPBU dijalankan secara professional.

Jadi, pelayanan adalah “TINDAKAN MEMBANTU, MENOLONG, MEMUDAHKAN, MENYENANGKAN, DAN TINDAKAN YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN”.

(28)

PELA

Y

ANAN PELANGGAN

• Pengusaha/manajer SPBU harus menerapkan standar pelayanan pelanggan karena hal tersebut penting bagi pelanggan.

• Pelanggan yang puas merupakan media yang terbaik untuk promosi dan hal ini akan memastikan pelanggan untuk kembali.

• Pelanggan tidak tergantung kepada Anda, tetapi andalah yang tergantung kepada pelanggan.

• Pelanggan bukan merupakan seseorang yang mengganggu pekerjaan Anda, tetapi pelanggan adalah tujuan dari pekerjaan Anda.

• Pelanggan bukan seseorang untuk Anda berargumentasi dan bersaing karena tidak ada seorangpun yang pernah menang berargumentasi dengan seorang pelanggan.

• Pelanggan adalah seseorang yang menunjukkan kepada Anda apa yang dia inginkan. Itu merupakan tugas Anda untuk melayaninya yang pada akhirnya akan menguntungkan pelanggan dan tentunya bagi Anda sendiri.

2 Kaidah Pelayanan yang Harus

Diperhatikan :

3.1 Sikap Operator SPBU

3.1.1 Ramah

Sikap ini penting untuk menciptakan suasana santai pada diri pelanggan. Dalam suasana santai pelanggan akan lebih mudah untuk menyampaikan keinginannya sehingga petugas lebih mudah memahaminya dan dapat menghindari kemungkinan salah faham. Sikap ramah dapat dikembangkan dengan cara :

• menciptakan suasana hati yang riang

• melupakan hal-hal yang menjengkelkan

• wajah yang selalu tersenyum

• nada suara yang hangat

• tidak membeda-bedakan pelanggan dan setiap pelanggan adalah pribadi yang penting

3 Standar Layanan Operator SPBU dan

Peralatan

(29)

PELA

Y

ANAN PELANGGAN

3.2 Prinsip Dalam Melayani

3S (Senyum - Salam - Sapa)

3.2.1 Senyum

Melayani selalu dengan senyum, walaupun menghadapi pelanggan yang sedang emosi. Dalam hati operator harus selalu merasa riang, nyaman, dan tulus melayani.

3.2.2 Salam

Yaitu dengan mengucapkan ‘selamat pagi/siang/sore/malam’ atau ‘selamat datang/jalan’ atau yang lainnya.

3.2.3 Sapa

Yaitu dengan ucapan yang hangat dan bersahabat, seperti ‘bapak’, ‘ibu’, ‘adik’, dan lainnya, atau dengan nama jika mengetahui dengan pasti nama pelanggan.

3.1.3 Selalu Peduli dan Siap Membantu

Pelanggan telah bermurah hati menggunakan produk dan pelayanan kita, maka sudah sepantasnyalah bila kita selalu PEDULI dan siap membantu agar pelayanan yang diberikan tidak mengecewakan.

3.1.4 Yakin dan Percaya Diri

Sikap yakin dan percaya diri harus dimiliki setiap petugas. Tanpa sikap percaya diri kita tidak akan dapat meyakinkan dan membuat pelanggan percaya kepada kita. Sikap yakin dan percaya diri tersebut dapat dikembangkan dengan cara :

• menghargai diri sendiri

• memahami cara kerja di bagian kita

• memahami peraturan yang berlaku

• melaksanakan semua standar pelayanan yang ditetapkan perusahaan

• penampilan yang rapih dan serasi

• pengetahuan yang memadai

3.1.5 Teliti dan Hati-Hati

Untuk meningkatkan kepercayaan konsumen, operator harus memiliki ketelitian/kecermatan dan kehati-hatian dalam pelayanan.

3.1.6 Informatif

Operator diharuskan menguasai pengetahuan tentang produk yang dijual serta pengetahuan tentang fasilitas SPBU, sehingga dapat memberikan informasi yang jelas kepada konsumen.

3.1.7 Menghargai Waktu

Operator diharuskan sigap dalam melakukan pelayanan, karena pada umumnya pelanggan menghendaki pelayanan yang cepat.

(30)

PELA

Y

ANAN PELANGGAN

3.3 Penampilan Operator SPBU

• Pakaian seragam harus bersih dan rapih sesuai dengan standar Pertamina.

• Semua kancing baju telah dikancingkan dengan benar.

Ritjsleting harus dikenakan dengan benar. • Harus memakai sepatu dan kaos kaki.

• Aksesoris yang diperbolehkan: ikat pinggang, ikat rambut, subang/anting yang serasi dengan busana dan tubuh (untuk wanita).

• Tanda pengenal dikenakan dengan tepat di dada sebelah kiri.

• Tata rambut harus sesuai dengan wajah, usia, dan suasana kerja. Sebagai pedoman, tata rambut yang aman adalah potongan yang pendek dan rapih untuk pria, dan memakai ikat rambut untuk wanita yang berambut panjang atau dipotong pendek diatas bahu.

• Kumis, jenggot dan cambang harus tercukur rapih. Wajah yang bersih menimbulkan kesan sikap yang “bersih”.

• Dalam melayani pelanggan, selain wajah yang paling sering terlihat oleh pelanggan adalah tangan. Perhatikanlah tangan Operator harus bersih, dan kuku terpotong rapih.

3.4 Standar Peralatan

Beberapa peralatan yang wajib tersedia bagi operator SPBU :

1. Kalkulator

2. Bon pembelian dan alat tulis

3. Uang kembalian/receh

4. Pakaian seragam dan tanda pengenal

5. Form Keluhan Pelanggan

Contoh format keluhan pelanggan

No Waktu Petugas Harapan / Keinginan

Pelanggan Keterangan Keluhan / Komplain

(31)

PELA

Y

ANAN PELANGGAN

1. Arahkan kendaraan yang datang ke unit pompa produk yang sesuai, dengan antrian yang paling sedikit serta memperhatikan posisi lubang tanki kendaraan.

2. Segera temui pelanggan dengan tersenyum, menyapa, dan mengucapkan salam.

3. Tanyakan kebutuhan BBM yang diinginkan (dalam jumlah liter atau jumlah uang), konfirmasikan kembali jumlah pengisian tersebut kepada pelanggan.

4. Membantu membuka tutup tangki bahan bakar kendaraan yang akan diisi.

5. Informasikan kepada pelanggan bahwa angka meter telah menunjukkan angka nol.

6. Set jumlah BBM yang diminta oleh pelanggan pada pompa

dispenser.

Angkat nozzle dan kemudian isikan BBM ke kendaraan sesuai yang diminta pelanggan.

7. Kembalikan nozzle kepada tempatnya dan bantu pelanggan menutup tanki bahan bakar kendaraannya.

8. Beritahukan jumlah liter yang diisikan, daftar harga, dan nominal uang yang harus pelanggan bayar, kemudian tulis bonnya.

9. Terima uang dari pelanggan dengan menggunakan tangan kanan dan sebutkan nilai nominal uang yang diterima dari pelanggan.

10. Berikan uang kembalian dan sebutkan nilai nominalnya kepada pelanggan berikut bonnya dengan menggunakan tangan kanan seraya ucapkan terimakasih, senyum, dan sampaikan salam selamat jalan.

4 Prosedur Pengisian BBM

TIPS :

Mengingatkan pelanggan dengan sopan apabila belum mematikan mesin kendaraan, sedang merokok, atau sedang menggunakan telepon selular.

Pengisian BBM harus berlangsung dengan cepat, tepat, dan profesional.

Jangan membelakangi konsumen dan meninggalkan unit pompa saat pengisian BBM. Perhatikan nozzle, jangan sampai BBM tumpah.

Apabila memungkinkan, informasikan produk-produk Pertamina yang lain atau program promosi jika ada.

Usahakan membuat pelanggan merasa nyaman saat menunggu pengisian dengan tetap tersenyum, berbasa-basi bila mungkin, atau mendengarkan saja.

(32)

PELA

Y

ANAN PELANGGAN

Umumnya pelanggan menginginkan pelayanan yang sempurna, namun ada kalanya pelayanan tersebut tidak terpenuhi. Hal ini akan menyebabkan pelanggan kecewa kepada karyawan SPBU. Dalam keadaan tersebut, seorang karyawan yang telah terlatih harus bisa menghadapi kondisi ini dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

a. Dengarkan keluhan pelanggan dengan teliti dan empati tanpa memotong pembicaraannya.

b. Tetaplah tenang. Bila perlu, ambil tindakan yang diperlukan seperti mencatat, mencari data, mengecek apakah komplain tersebut benar atau tidak.

c. Ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memperjelas/menegaskan.

d. Jawab komplain setelah pelanggan selesai berbicara.

e. Jika pihak SPBU memang bersalah, akui kesalahan, minta maaf dan perbaiki kesalahan jika dapat mengakhiri masalah.

f. Jika masih tidak puas, tawarkan solusi singkat dan sederhana sesuai dengan wewenang yang diberikan.

g. Jika tidak berhasil, tawarkanlah pelanggan untuk menemui Pengusaha SPBU atau karyawan lain yang telah diberikan wewenang untuk mengatasi masalah ini dengan waktu penyelesaian yang spesifik dan konsisten dengan waktu tersebut.

h. Catat setiap keluhan pada buku keluhan untuk perbaikan.

5 Prosedur Penanganan Komplain

TIPS :

• Tetap tenang dan sabar.

• Keluhan sekecil apapun segera ditanggapi dan diselesaikan sampai tuntas. • Harus tetap rasional dan fokus pada permasalahan, hindari gaya bicara berlebihan. • Jangan mencari alasan pembenaran, selalu bersikap diplomatis dan sopan. • Jangan terpancing emosi. Ingatlah ! Bahwa orang yang emosi tidak dapat

berargumentasi dengan baik.

• Ingatlah bahwa pelanggan selalu menang karena mereka dapat beralih membeli di SPBU lain.

• Kata kunci yang harus digunakan oleh pengusaha dan karyawan SPBU adalah “Pelanggan Selalu Benar”.

• Beberapa pelanggan tidak banyak berkomentar dan tidak mengeluh, tetapi mereka tidak kembali lagi. Pengusaha SPBU harus menyadari bahwa Anda membutuhkan pelanggan lebih dari mereka membutuhkan anda.

(33)

PELA

Y

ANAN PELANGGAN

Flow chart prosedur pengisian BBM Pelanggan Start Masuk ke SPBU End TIPS : Pengisian BBM harus berlangsung dengan cepat, tepat, dan profesional. Jangan membelakangi konsumen saat pengisian BBM Perhatikan nozzle, jangan sampai BBM tumpah. Apabila memungkinkan, informasikan produk-produk Pertamina yang lain atau program promosi jika ada. Usahakan membuat pelanggan merasa nyaman saat menunggu pengisian dengan tetap tersenyum, berbasa-basi bila mungkin, atau mendengarkan saja.

Bantu pelanggan menutup tanki bahan bakar kendaraan

Beritahukan jumlah liter dan nominal uang yang dibayar, tulis kuitansinya Arahkan kendaraan ke pompa yang sesuai, dengan antrian yang paling

pendek

Segera temui, senyum dengan tulus, sapa (bapak/ibu/nama), salam

(selamat pagi/ siang/sore)

Tanyakan kebutuhan BBM dalam jumlah liter atau jumlah uang, konfirmasikan kembali kepada

pelanggan

Buka tutup tanki bahan bakar kendaraan

Set angka pada pompa dispenser

Beritahukan angka meter dalam angka nol dan botol penuh, isi BBM

ke kendaraan

Terima uang dari pelanggan dengan menggunakan tangan kanan dan

sebutkan nominal uang yang diterima dari pelangggan

Uang Kuitansi & uang kembalian Prosedur Penanganan Komplain Kuitansi Uang

Berikan uang kembalian kepada pelanggan (jika ada) berikut kuitansinya dengan menggunakan

tangan kanan seraya ucapkan terimakasih, senyum, dan sampaikan salam selamat jalan.

Ucapan Terima Kasih, Senyum dengan tulus, sapa (bapak/ibu/ nama), salam (selamat pagi/siang/sore) Puas Check Tidak TIPS : Ingatkan pelanggan dengan sopan apabila belum mematikan mesin kendaraan, sedang merokok, atau sedang menggunakan telepon selular Operator SPBU

(34)

PELA

Y

ANAN PELANGGAN

Flow chart prosedur penanganan komplain

Pelanggan Operator SPBU

TIPS :

Harus tetap rasional dan langsung pada permasalahan, hindari gaya bicara berlebihan. Jangan mencari alasan pembenaran, selalu bersikap diplomatis dan sopan. Jangan terpancing emosi. Ingatlah ! Bahwa orang yang emosi tidak dapat berargumentasi dengan baik Ingatlah bahwa pelanggan selalu menang karena mereka dapat memilih membeli di tempat lain dan banyak SPBU lain yang haus dan siap untuk memberikan pelayanan yang lebih baik.

Kata kunci yang harus digunakan oleh pengusaha dan karyawan SPBU adalah “Pelanggan Selalu Benar”. Beberapa pelanggan tidak banyak berkomentar dan tidak mengeluh, tetapi mereka tidak datang kembali lagi. Pengusaha SPBU harus menyadari bahwa Anda membutuhkan pelanggan lebih dari mereka membutuhkan anda.

Tawarkan untuk menemui pengusaha SPBU/Karyawan yang

berwenang

Tentukan/janjikan waktu penyelesaian (harus akurat dan

konsisten)

Dengarkan dengan teliti tanpa menyela/interupsi Bila perlu berbuat sesuatu

(mencatat/mencari data) Ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memperjelas/menegaskan

Jawab setelah pelanggan selesai berbicara

Akui kesalahan dan minta maaf (jika perlu, dan dapat mengakhiri

masalah)

Tawarkan solusi singkat dan sederhana sesuai dengan wewenang / selesaikan sekarang

Catat pada buku keluhan untuk perbaikan

Buku Keluhan Pelanggan

TIPS : Tetap tenang dan teguh Keluhan sekecil apapun harus ditanggapi secara serius dan sesegera mungkin. Tidak Check Puas Tidak Check Puas Keluhan, komplain, emosi, marah

(35)

PENGENDALIAN MUTU BBM

BAB 3

PENGENDALIAN

MUTU BBM

Pengawasan Kualitas menyangkut kesesuaian mutu produk BBM terhadap standar yang ditetapkan oleh Ditjen Migas dan kesesuaian kuantitas yang diserahkan kepada konsumen sesuai ketentuan dari badan Metrologi. Tujuannya adalah untuk menjamin mutu dan jumlah BBM di SPBU mulai dari Penerimaan, Penimbunan, dan Penyaluran agar tetap baik dan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.

Adapun Kualitas Produk BBM menyangkut :

• Warna

Density • Air bebas

• Kesesuaian takaran

1 Umum

Pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu persediaan BBM di SPBU dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1. Ketentuan mengenai tata cara pengukuran BBM di tangki timbun, yang mengacu pada BUKU PANDUAN SUPPL Y DAN DISTRIBUSI BBM PT PERTAMINA (PERSERO).

2. Ketentuan mengenai tata cara pembongkaran BBM di SPBU, yang mengacu pada PEDOMAN PENGENDALIAN MUTU BBM PT PERTAMINA (PERSERO).

3. Ketentuan tentang pengendalian losses BBM, yang mengacu pada BUKU PANDUAN SUPPL Y DAN DISTRIBUSI BBM PT PERTAMINA (PERSERO).

4. Spesifikasi BBM dar Ditjen Migas.

5. Surat DitJen Metrologi No 1553/PDN-4.3.2/XI/2002.

(36)

PENGENDALIAN MUTU BBM

3 Standar Peralatan dan Fasilitas

Adapun peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan antara lain :

1. Unit pompa

2. Bejana Ukur Tera 20 liter atau 10 liter lengkap dengan meja ukur dan waterpass

3. Tatakan Ukur

4. Waterpass

5. Gelas Ukur 1000 ml.

6. Hydrometer 0,7-0,75 untuk premium dan 0,8-0,85 untuk minyak

solar (API gravity specification E100 ISO 649-1).

7. Thermometer 8. Tangki Timbun

9. Ember Penampung

10. Botol Contoh

11. Label/Segel Botol

12. Dipstick dan Pita Ukur 13. Pasta air dan Pasta minyak

14. Tabel ASTM 53

(37)

PENGENDALIAN MUTU BBM

4.2 Flow Process dan Uraiannya

Berikut merupakan penjelasan rinci dari masing-masing aktivitas yang dilakukan di SPBU, beserta flow process diagramnya masing-masing :

4.2.1 Pemeriksaan Warna BBM

a. Pelaksana Terkait

Foreman BBM SPBU

b. Tujuan dan Ruang Lingkup

1. Tujuan

Sebagai supporting activities untuk memastikan mutu BBM yang diterima sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. 2. Ruang Lingkup

Pemeriksaan Warna BBM dilakukan dalam lingkup proses penerimaan BBM dari mobil tangki.

c. Formulir

Log Book kualitas

d. Ukuran Kinerja

Kualitas BBM yang terjamin pada saat penerimaan dilihat dari kesesuaian warna BBM dengan standar warna dari DitJen Migas.

4.1 Aktivitas-Aktivitas dalam Pengendalian

Mutu BBM :

Aktivitas pengendalian mutu BBM di SPBU meliputi :

1. Pemeriksaan Warna BBM secara visual

2. Pengukuran Densitas

3. Pengukuran Air bebas

4. Pengukuran Kesesuian Takaran

Kegiatan butir 1,2 dan 3 diatas dilakukan pada :

• Pembongkaran BBM di SPBU

• Waktu terjadi dugaan kontaminasi

• Terjadi komplain/keluhan dari konsumen

• Banjir dilokasi SPBU

(38)

PENGENDALIAN MUTU BBM

4.2.2 Pengukuran Densitas

a. Pelaksana Terkait

1. Foreman BBM SPBU

2. Supervisor SPBU

b. Tujuan dan Ruang Lingkup

1. Tujuan

Sebagai aktivitas untuk memastikan mutu BBM yang diterima sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada surat jalan/PNBP. 2. Ruang Lingkup

Pemeriksaan Density/Berat Jenis BBM pada saat penerimaan

e. Prosedur

Prosedur pemeriksaan warna BBM secara visual dapat dilihat pada berikut ini : Pelaksana Start Catat Ya OK ? Tidak Periksa Kejernihan (clearity) sample BBM

Periksa warna sample BBM dengan standar

Ditjen Migas

Lanjutkan pemeriksaan SG Pengambilan sample dengan gelas ukur 1000 ml

Sample diambil dari gelas ukur 1000 ml yang juga digunakan pada pengukuran specific gravity

Sebagai catatan dan pertimbangan bersama hasil pengujian specific gravity dalam penerimaan BBM, bila perlu dilaporkan kepada pengelola

Keterangan Flow chart pemeriksaan warna

(39)

PENGENDALIAN MUTU BBM

Flow chart pengukuran densitas/berat jenis BBM pada saat penerimaan BBM di SPBU :

d. Ukuran Kinerja

Selisih hasil pengukuran Densitas/Berat Jenis pada saat penerimaan dengan data hasil pengukuran di Depot

0,005

e. Prosedur

Prosedur pemeriksaan Densitas/Berat Jenis BBM dapat dilihat pada skema, berikut ini :

Depot Pengirim Foreman SPBU Supervisor SPBU

Ditolak

Pengambilan Sampel BBM dari mobil tanki dengan

gelas ukur Gelas Ukur diletakkan di tempat datar, tegak lurus

dengan alas

Pemilihan Hydrometer dan thermometer sesuai

spesifikasi BBM Start

Data hasil pengukuran di Depot yang tertera

di surat jalan/PNBP

Masukkan thermometer dan hydrometer ke dalam

gelas ukur

Pengukuran spesific gravity pada temperatur pengukuran (observed)

Konversi hasil pengukuran dengan Hydrometer dan data hasil ukur dari depot

ke dalam Density 15° C

BBM ditolak/dikembalikan ke

depot apabila selisih proses > 0,005

Selesai

Hitung selisih data pada density 15° C hasil pengukuran dengan data pada surat jalan/PNBP

BBM dinyatakan diterima bila selisih

proses ≤ 0,005

Ya

Catat hasil perhitungan pengukuran pada buku penerimaan BBM (lengkapi dengan gambar peralatan hydrometer dan cara melihatnya).

(40)

4.2.3 Pengukuran Air Bebas

a. Pelaksana Terkait

1. Foreman BBM SPBU

2. Supervisor SPBU

b. Tujuan dan Ruang Lingkup

1. Tujuan

Sebagai aktivitas untuk mengidentifikasi adanya kandungan air bebas pada BBM di tangki pendam SPBU

2. Ruang Lingkup

Pengidentifikasian air bebas pada saat penerimaan, penimbunan dan banjir di SPBU.

c. Formulir

Tank Ticket (lihat lampiran 9 bab 4)

d. Ukuran Kinerja

• Pada saat penerimaan BBM dari mobil tangki, air bebas harus nihil. Jika ada harus ditiriskan lebih dahulu.

• Pada tangki pendam :

- Untuk BBM beraditif (Pertamax, Pertamax Plus) air bebas nihil.

- Untuk BBM tidak beraditif (Premium, Solar) air bebas maksimal 3 cm dari dasar tangki. Jika lebih harus dikuras.

e. Prosedur

(41)

PENGENDALIAN MUTU BBM

Foreman SPBU Supervisor SPBU

Start

Bersihkan tongkat pengukur air/dipstick

Oleskan pasta air diujung tongkat pengukur pada perkiraan batas tinggi air

yang diperkirakan

Letakkan tongkat pengukur air pada bibir lubang ukur (references point) dan turunkan secara

perlahanlahan ke dalam cairan

Turunkan terus tongkat pengukur air sampai mengenai dasar tangki timbun dan kita harus tetap

pegang untuk mendapatkan ketelitian

pengukuran.

Diamkan beberapa saat agar pasta dapat bereaksi

dengan air (10 s.d. 30 detik)

Tarik tongkat ke atas secara perlahan-lahan

kemudian bacalah perubahan warna pasta air

yang terjadi.

Bilas dan bersihkan alat-alat

Baca dan catat perubahan warna pasta air pada tongkat ke dalam buku catatan harian pada kolom

tinggi air.

Selesai

(42)

PENGENDALIAN MUTU BBM

4.2.4 Pengukuran Kesesuaian Takaran

a. Pelaksana Terkait

1. Foreman BBM SPBU

2. Supervisor SPBU

3. Dinas Metrologi (dalam hal tera ulang)

b. Tujuan dan Ruang Lingkup

1. Tujuan

Keakuratan jumlah BBM yang dijual sesuai dengan angka yang tertera pada display unit pompa

2. Ruang Lingkup

Pemeriksaan akurasi flow rate dari unit pompa dengan menggunakan bejana ukur.

c. Formulir

• Form Kesesuaian Takaran (lihat lampiran 1)

d. Ukuran Kinerja

Pengukuran menggunakan bejana ukur dengan toleransi + 0,5%.

e. Prosedur

Prosedur pengukuran takaran BBM dapat dilihat pada skema berikut ini :

(43)

PENGENDALIAN MUTU BBM

Foreman SPBU Supervisor SPBU Dinam Metrologi

Note : Cara membaca skala bejana lihat di gambar halaman berikut.

Plat datar/tatakan diletakan pada posisi

datar memakai water pass

Pengisian bejana ukur sesuai dengan kapasitas berdasarkan flowmeter unit pompa

Bejana ukur diletakan di atas plat datar/

tatakan Start

Plat ”skala bergerak” digeser, posisi bagian atas tepat di cekungan permukaan cairan

BBM

Selesai

Meter unit pompa tidak akurat jika hasil melebihi ± 0,5%, dan harus di tera ulang oleh Metrologi.

Meter unit pompa masih akurat jika hasil

dibawah ± 0,5% Selisih data hasil pengukuran dibagi dengan data

yang tertera pada display unit

pompa

(44)

PENGENDALIAN MUTU BBM

Gambar bejana ukur

0 200 400 200 400 0 10 10 0 0 100 100 10 10 0 0 100 100 10 10 0 100 100 0 10 10

SKALA TETAP GELAS UKUR

SEKALA BERGERAK (Posisi bagian atas skala bergerak tepat pada permukaan BBM)

Skala Tetap

TATAKAN

Sekala Bergerak

100 10

Skala Tetap Sekala Bergerak

100 10

Sekala Bergerak

100 10 Skala Tetap

BBM tepat pada

(45)

0 0 100 100 10 10 Sekala Bergerak 100 10 Skala Tetap

BBM tepat pada takaran

0 0 100 100 10 10 Skala Tetap Sekala Bergerak 100 10 BBM di bawah takaran 0 100 100 0 10 10 Sekala Bergerak 100 10 Skala Tetap BBM di atas takaran PENGENDALIAN MUTU BBM

(46)

PENGENDALIAN MUTU BBM

• Lampiran 1 – Pengecekan Keakuratan Takaran Meter Pompa (Harian)

(47)

PENGENDALIAN MUTU BBM

Lampiran 1

PENGECEKAN KEAKURATAN TAKARAN METER POMPA (HARIAN)

Tanggal : Jam/Shift :

No. Urut

Nozzle Tanggal TeraMetrologi

Kecepatan Aliran

Rendah Sedang Tinggi Rata-rata Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 No. Urut

Nozzle Tanggal TeraMetrologi Rendah SedangKecepatan AliranTinggi Rata-rata Keterangan 1

2 3 4

No. Urut

Nozzle Tanggal TeraMetrologi

Kecepatan Aliran

Rendah Sedang Tinggi Rata-rata Keterangan 1

2 3 4

No. Urut

Nozzle Tanggal TeraMetrologi

Kecepatan Aliran

Rendah Sedang Tinggi Rata-rata Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(48)

PENANGANAN PERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

BAB 4

PENANGANAN

PERSEDIAAN

BAHAN BAKAR

MINYAK (BBM)

Fungsi utama dari SPBU adalah menjual BBM. Karena itu, persediaan BBM harus dikelola dalam rangka menghasilkan tingkat operasional yang optimal dan kesinambungan supply untuk menunjang penjualan setiap saat. Kekosongan BBM di SPBU akan menimbulkan kesan yang dapat merusak citra dan mengurangi keuntungan dari SPBU. SPBU tidak boleh sekalipun mengalami kekosongan salah satu jenis BBM yang dijual.

1 Umum

Bagian ini membicarakan seluruh elemen dari pengendalian persediaan Bahan Bakar Minyak atau untuk selanjutnya disebut dengan singkatan BBM.

1.1 Petunjuk dan Ketentuan

Pelaksanaan kegiatan penanganan persediaan BBM di SPBU dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1. Ketentuan mengenai tata cara pemesanan BBM yang mengacu pada ketentuan administrasi penyerahan BBM dari Bagian Penjualan PT PERTAMINA (PERSERO).

2. Ketentuan mengenai tata cara pengukuran BBM di tangki timbun, yang mengacu pada Buku Panduan Supply dan Distribusi BBM PT PERTAMINA (PERSERO).

3. Ketentuan mengenai tata cara pembongkaran BBM di SPBU, yang mengacu pada Pedoman Pengendalian Mutu BBM PT PERTAMINA (PERSERO).

(49)

PENANGANAN PERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

1.2 Standar Peralatan dan Fasilitas

Adapun peralatan dan fasilitas standar yang dibutuhkan antara lain :

1.2.1 Peralatan keselamatan untuk petugas pembongkaran, yaitu meliputi :

1. Alat pemadam api ringan (APAR) jenis dry chemical powder kapasitas 9 kg, minimal 1 unit yang diletakkan ditempat pembongkaran dan mudah dijangkau petugas.

2. Safety Shoes, yaitu sepatu yang spesifikasinya sesuai untuk kegiatan

pembongkaran, diantaranya : oil resistant, tidak licin, tahan benturan, dan sebagainya.

3. Pakaian seragam kerja yang sesuai (menurut standar seragam kerja yang ditentukan oleh PERTAMINA).

4. Sarung tangan tahan minyak.

5. Payung dan jas hujan.

1.2.2 Peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan pengukuran tangki, seperti :

1. Pasta air, merupakan pasta yang digunakan untuk mendeteksi ketinggian air di dasar tangki timbun.

2. Pasta minyak, merupakan pasta yang digunakan untuk mendeteksi ketinggian BBM dalam tangki timbun.

3. Kain lap kering.

4. Dipstick.

5. Table Kalibrasi Tangki Timbun/automatic tank gauging.

1.2.3 Peralatan yang dibutuhkan untuk aktivitas Quality Control, yang meliputi :

1. Gelas ukur (ukuran 1000 ml).

2. Botol sampel.

3. Hydrometer of glass (API gravity specification E100 ISO 649-1). 4. Termometer.

5. Ember logam.

1.3 Tanda dan Rambu Peringatan

Adapun rambu-rambu peringatan yang dibutuhkan adalah :

• Rambu yang memberitahukan bahwa sedang ada kegiatan pembongkaran, yang dipasang di dekat jalan keluar masuk SPBU. Bunyi rambu tersebut adalah :

(50)

PENANGANAN PERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

Bentuk, ukuran, dan standar desain rambu peringatan ini mengikuti aturan dan standar Bab 1. Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (lampiran 1).

Bagian ini mendeskripsikan semua aktivitas yang dilakukan di SPBU berkaitan dengan Penanganan Persediaan BBM, serta prosedur-prosedur

2 Proses dan Prosedur

• Rambu yang memberitahukan bahwa dilarang merokok, mengaktifkan telepon genggam, dan menyalakan api di areal pembongkaran, yang dipasang di areal pembongkaran. Bunyi rambu tersebut adalah : “DILARANG MEROKOK, MENYALAKAN API, DAN MENGAKTIFKAN TELEPON GENGGAM”

• Pita pembatas yang dipasang di sekeliling area pembongkaran, untuk menghindari orang yang tidak berkepentingan memasuki area pembongkaran BBM.

(51)

PENANGANAN PERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

2.1 Aktivitas-Aktivitas dalam Penanganan Persediaan

Aktivitas penanganan persediaan di SPBU meliputi :

1. Aktivitas Pemesanan BBM

2. Aktivitas Pengukuran BBM di tangki timbun

3. Aktivitas Pembongkaran BBM

4. Aktivitas Pencatatan Persediaan BBM

5. Aktivitas Pengendalian Losses BBM

2.2 Flow Process dan Uraiannya

Berikut merupakan penjelasan rinci dari masing-masing aktivitas yang dilakukan di SPBU, beserta flow process diagramnya masing-masing.

2.2.1 Proses Pemesanan BBM

a. Unit Kerja Terkait

1. Pihak SPBU

2. Pihak Bank persepsi 3. Pihak PERTAMINA

b. Tujuan dan Ruang Lingkup

1. Tujuan

Untuk memastikan persediaan stok BBM di SPBU selalu cukup tersedia.

2. Ruang Lingkup

Proses pemesanan BBM ini meliputi pembuatan surat pesanan dari supervisor SPBU hingga proses pengiriman BBM yang dipesan ke SPBU.

c. Ukuran Kinerja

1. Kepatuhan terhadap prosedur pemesanan BBM seperti yang telah ditetapkan.

2. Ketahanan stock BBM di SPBU, persediaan BBM di SPBU minimal harus 80% dari kapasitas tangki yang terpakai. (Pengaturan waktu pasokan dikoordinasikan antara ullage dengan depot pengirim/supply point).

3. Menjelang hari libur, penyetoran BBM dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan pada hari libur tersebut plus satu hari kerja berikutnya.

d. Form-Form yang diperlukan

- Form Pemesanan BBM harian (lihat lampiran 1).

e. Prosedur

(52)

PENANGANAN PERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

Gambar 1

Flow proses pemesanan BBM untuk SPBU COCO Foreman

Operasional SPBU

Supervisor SPBU ADM Penjualan BBM Depot/Instalasi/TT PT PERTAMINA (PERSERO) Ya Start End • Pengawas operasinal SPBU menerima dan membongkar BBM sesuai Tata Cara Pembongkaran BBM dari mobil tangki di SPBU • Memeriksa dan menandatangani surat permintaan BBM • Mengirimkan surat tersebut ke Adm. penjualan BBM di unit setempat • Menyusun surat permintaan BBM untuk memenuhi persyaratan ukuran kinerja. • Membuat rencana permintaan pasokan yang disertai dengan data stok BBM SPBU ke Depot/Instalasi setempat. • Menerima surat permintaan BBM dan memproses sesuai prosedur yang berlaku. • Disini dilakukan pengecekan terhadap surat yang masuk. Check Tidak

(53)

PENANGANAN PERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) Start Ya End • Pengawas operasinal SPBU menerima dan membongkar BBM sesuai Tata Cara Pembongkaran BBM dari mobil tangki di SPBU

• Menerima setoran • Menerbitkan surat bukti setoran bank bagi yang belum on-line. • Membuat surat setoran BBM untuk memenuhi persyaratan ukuran kinerja. • Membuat rencana permintaan pasokan yang disertai dengan data stok BBM SPBU ke Depot/Instalasi setempat. • Menerima tanda bukti setoran bank dan memproses penerbitan PNBP sesuai dengan prosedur. • Meneruskan PNBP ke dispatcher Depot/ Instalasi/TT sesuai jadwal pengiriman yang diminta SPBU. • Jika permohonan tidak sesuai ketentuan, maka permintaan tersebut ditolak selanjutnya disampaiakn kembali kepada SPBU yang bersangkutan. Check Tidak

SPBU Bank ADM Penjualan BBM

Depot/Instalasi/TT

PT PERTAMINA (PERSERO)

Flow proses pemesanan BBM untuk SPBU DODO

2.2.2 Proses Pengukuran BBM

a. Pelaksana Terkait

1. Supervisor SPBU

2. Foreman Operasional BBM SPBU 3. Sekuriti SPBU

(54)

PENANGANAN PERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

b. Tujuan dan Ruang Lingkup

1. Tujuan

• Untuk memastikan jumlah persediaan awal dan akhir BBM. • Untuk perencanaan pemesanan.

• Dipakai sebagai dasar perhitungan kerugian/losses BBM. • Mengetahui kandungan air yang terdapat di tangki timbun, sehingga dapat ditentukan tindakan penanggulangan secepatnya.

2. Ruang Lingkup

Proses pengukuran ini mencakup semua langkah yang diperlukan untuk dapat melakukan pengukuran jumlah BBM pada tangki timbun secara benar sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

c. Ukuran Kinerja

Dilakukan pengukuran stok BBM 1 (satu) kali setiap hari pada awal shift pertama.

d. Form-Form yang diperlukan

Tank Ticket (sebelum kegiatan penjualan) – (lihat lampiran 2).

e. Prosedur

Prosedur Pengukuran BBM di tangki timbun dapat dilihat pada

Gambar 2.

TIPS :

• Pada waktu membuka penutup lubang ukur, berdirilah ditempat yang aman dengan memperhatikan arah angin untuk menghindari uap/gas yang keluar dari lubang ukur. Tunggulah beberapa saat sebelum pengukuran dimulai agar uap/gas yang keluar berkurang.

• Pada saat melapisi dipstick dengan Pasta minyak/pasta air, harus diperhatikan bahwa lapisan pasta tidak boleh terlalu tebal/tipis, karena bila terlalu tebal akan menyebabkan batas kabur, sedangkan bila terlalu tipis batas menjadi tidak jelas dan sulit dibaca.

Pada saat pengukuran, diamkan dipstick di dalam tangki selama 10 – 30 detik, lalu angkat dengan segera untuk menghindari minyak menguap yang akan menyulitkan pembacaan hasil pengukuran.

• Sebelum melakukan pengukuran ulang, pastikan dipstick telah benar-benar bersih dan kering, sehingga keakuratan pengukuran dapat dipertahankan.

Dipstick harus diturunkan secara perlahan-lahan, untuk menghindari terjadinya

gelombang (surging) pada permukaan cairan yang dapat mempengaruhi keakuratan hasil pengukuran.

(55)

PENANGANAN PERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

Foreman Pengukuran Supervisor SPBU Petugas Sekuriti Gambar 2

Flow chart pengukuran BBM di tangki timbun

Ya Start 1 Tidak 2 3 4 5 6 7 8 11 12 End Ya Tidak 10 9

(56)

PENANGANAN PERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

KETERANGAN SUPERVISOR SPBU :

9. Menerima laporan dari foreman pengukuran tangki, untuk selanjutnya membuat berita acara dan melakukan pengurasan. (Prosedur pengurasan lihat bab 3 artikel ….)

KETERANGAN FOREMAN PELAKSANA PENGUKURAN :

10. Lakukan pengulangan pengukuran dengan langkah-langkah yang sama, untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat.

Setiap pengukuran dilakukan minimal 2 kali, dengan ketentuan sebagai berikut : • Apabila perbedaan hasil

pengukuran lebih kecil dari 3 mm maka dinyatakan sebagai hasil pengukuran identik, dan yang dicatat adalah hasil pengukuran pertama.

• Apabila perbedaan hasil pengukuran lebih dari 3 mm, lakukan pengukuran ulang hingga mendapatkan 2 angka yang identik. • Apabila pada 5 kali

pengukuran bedanya masih sama atau lebih dari 3 mm, laporkan kepada atasan untuk ditindaklanjuti, karena hal ini mengindikasikan adanya masalah. Catat semua hasil pengukuran pada tank ticket.

11. Kembalikan deep stick dan tutup pipa tangki serta kembalikan tutup tangki dengan hati-hati

12. Catat semua hasil pengukuran tangki timbun pada tank tiket.

KETERANGAN FOREMAN PELAKSANA PENGUKURAN :

1. Siapkan semua peralatan pengukuran tangki. timbun yang diperlukan, seperti : pasta minyak, pasta air, lap kering dan tank ticket untuk mencatat hasil pengukuran. 2. Buka penutup lubang

pengukur. Kemudian angkat dipstick secara perlahan, lalu bersihkan dengan kain yang kering hingga benar-benar bersih dan kering. 3. Lapisi dipstick dengan pasta

minyak pada ruas ketinggian BBM yang diperkirakan. 4. Oleskan pasta air di ujung

tongkat pada perkiraan batas tinggi air yang di perkirakan. 5. Masukkan kembali deep stick

ke dalam tangki timbun dengan perlahan-lahan hingga sampai ke dasar tangki. Biarkan selama 5 sampai 10 detik hingga ullage paste dan water

finding paste bereaksi.

6. Angkat dipstick dengan segera dan perhatikan perubahan warna yang terjadi pada bagian

dipstick yang dilapisi pasta

minyak. Catat tingkat ketinggian BBM sesuai dengan yang ditunjukkan oleh garis yang tersisa dari pasta minyak. 7. Perhatikan juga bagian yang

diolesi pasta air. Cek perubahan warna yang terjadi pada pasta air:

• Apabila terjadi perubahan warna, mengindikasikan bahwa dalam tangki terdapat air. Lanjutkan ke langkah 8. • Apabila tidak terjadi

perubahan warna, lanjutkan ke langkah 11.

8. Cek ketinggian air di tangki timbun dari hasil pengukuran : • Untuk BBM beraditif

(Pertamax dan Pertamax Plus) tangki pendam bebas dari air atau memiliki ketinggian air 0 cm. Jika ditemukan ada air bebas lanjutkan ke langkah 9. • Untuk BBM tidak beraditif

(Premium dan Solar), jika lebih dari 3 cm laporkan kepada manajer SPBU. Lanjutkan ke langkah 9. • Jika kurang dari 3 cm,

(57)

PENANGANAN PERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

2.2.3 Proses Pembongkaran/Penerimaan BBM

a. Pelaksana Terkait

1. Operator Pelaksana Pembongkaran 2. Foreman Operasi SPBU

3. Supervisor SPBU (insidentil)

4. Transportir (Sopir dan Kernet Mobil Tangki)

b. Tujuan dan Ruang Lingkup

1. Tujuan

• Terlaksananya proses pembongkaran BBM dengan baik dan benar serta aman sesuai dengan prosedur yang berlaku.

• Menjamin BBM yang diterima tepat mutu, tepat jumlah dan tepat waktu.

2. Ruang Lingkup

Proses pembongkaran BBM ini meliputi seluruh proses yang harus dilakukan mulai dari tahap persiapan (sebelum mobil tangki/alat angkut tiba di tempat pembongkaran), hingga tahap selesai pembongkaran.

c. Ukuran Kinerja

Zero incident and defect

• Ketaatan terhadap prosedur pembongkaran BBM yang telah ditetapkan.

d. Form-Form yang diperlukan

• PNBP, Surat jalan

e. Prosedur

• Prosedur Pembongkaran BBM dapat dilihat pada Gambar 3. • Proses Pembongkaran BBM dengan metode SDS dapat dilihat

(58)

PENANGANAN PERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

Gambar 3

Flow chart proses pembongkaran BBM Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan

Pembongkaran Setelah PelaksanaanPembongkaran

Start 1 2 3 4 5 7 6 Ya 8 9 11 12 13 14 Tidak Tidak Ya 10 Ya Tidak

Gambar

Gambar bejana ukur

Referensi

Dokumen terkait

Insentif merupakan salah satu bentuk rangsangan atau motivasi yang sengaja diberikan kepada karyawan untuk mendorong semangat kerja karyawan agar mereka bekerja lebih produktif

Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan SPO dan disiplin terhadap kinerja karyawan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh motivasi, disiplin kerja, dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan bagian produksi PT Pertamina RU VI Balongan. Tipe

penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah motivasi kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT.Bismaniaga Lestari Medan. Bentuk penelitian ini menggunakan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompensasi, motivasi, komitmen organisasional dan pemahaman akuntansi terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi pada PT..

Pada perusahaan Indonesia power motivasi memang sangat penting untuk meningkatkan kinerja karyawan dan bentuk dari motivasi yang diberikan ada 2 yaitu intrinsic

untuk menanggapi keluhan dari unit kerja terkait kinerja karyawan outosurcing PKWTT yang dinilai menurun dan seringkali mangkir dari tempat kerja, selain itu penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menginvestigasi pengaruh Work-life Balance dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT Pelindo Marine Service dengan sampel sebanyak 56 orang