• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) DALAM MENENTUKAN KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) DALAM MENENTUKAN KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) DALAM

MENENTUKAN KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

Maulinna K. W.

Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak Pertanian Unijoyo

ABSTRAK

Perkembangan era informasi telah meletakan sebuah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan dalam menganalisis kelayakan suatu usaha budidaya di bidang perikanan. Aplikasi ini dirancang menggunakan bahasa pemrograman Basic dan diharapkan dapa memudahkan pengguna dalam penentuan kondisi usaha di bidang perikanan. Model yang digunakan adalah simulasi perhitungan menggunakan rumus yang melibatkan komponen-komponen analisis usaha bidang perikanan. Aplikasi yang dirancang menggunakan 2 modul, yaitu modul decission support dan modul informasi. Modul modul yang dirancang menggunakan piranti lunak Visual Basic versi 6.0.

Kata Kunci:komponen analisis, kelayakan usaha, sistem pendukung keputusan

PENDAHULUAN Latar Belakang

Saat ini Indonesia berada di peringkat ke enam sebagai negara penghasil perikanan terbesar di dunia. Namun demikian sekitar 77 % hasil tersebut bersal dari perikanan tangkap. Hal ini dapat dimengerti karena perburuan ikan di laut perairan umum) lebih dulu dilakukan masyarakat dibanding budidaya ikan. Penangkapan ikan di laut yang pada hakekatnya merupakan panen organisme dari perairan umum pada awalnya dilakukan dengan alat-alat yang sederhana dan kemudian menggunakan alat yang sangat modern. Gejala perubahan terjadi mulai tahun 1972/73 dengan penurunan pertumbuhan perikanan tangkap dari 6.5 % per tahun menjadi 1% per tahun. Produksi perikanan tangkap terus meningkat dari tahun 1955 hingga tahun 1985, stabil sampai 1990, kemudian cenderung menurun. Sedangkan produksi budidaya ikan, termasuk budidaya laut dari waktu ke waktu terus meningkat sekitar 9.4 % per tahun, diperkirakan pada tahun 2010 produksi budidaya ikan lebih tinggi dibandingkan produksi perikanan tangkap (Zaidy, 2001).

Kegiatan budidaya laut di Indonesia sudah dimulai sejak 20 tahun yang lalu, namun kemajuannya relatif lambat. Kegiatan usaha saat ini lebih banyak bersifat

membesarkan benih yang ditangkap dari alam, kemudian dipelihara sampai ukuran konsumsi untuk dijual. Selain itu beberapa jenis ikan laut sudah dapat dibenihkan secara terkontrol, seperti kakap putih, beberapa jenis kerapu, bandeng dan kuda laut, namun demikian produksinya belum dapat mencukupi kebutuhan benih untuk kegiatan budidaya laut. Dengan potensi sumberdaya alami alam yang mendukung, Indonesia mempunyai prospek yang sangat besar untuk pengembangan budidaya laut.

Besarnya prospek budidaya perikanan di Indonesia tidak dapat begitu saja menanamkan modal dalam bidang ini. Namun, harus dilakukan pengkajian dan analisis mengenai besaran modal yang akan ditanamkan dan kelayakan usaha yang akan dijalankan agar tidak mengalami kerugian. Perhitungan analisis kelayakan usaha perikanan yang panjang dapat sangat membuang waktu. Pada era informasi saat ini dapat diramalkan kelayakan suatu usaha budidaya perikanan dengan cepat menggunakan Sistem Pendukung Keputusan (SPK). Melalui sistem ini dapat menggambarkan kondisi usaha dengan cepat, sehingga dapat dilakukan pengambilan keputusan kelangsungan usaha tersebut.

(2)

1. ANALISIS USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

Analisis usaha dalam usaha budidaya perikanan sangat perlu dilakukan untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai selama usaha tersebut berlangsung. Melalui analisis usaha ini dapat diketahui kondisi usaha yang sedang berjalan dan tindakan-tindakan yang harus diambil untuk memperbaiki dan meningkatkan keuntungan. Keuntungan yang besar dapat diperoleh dengan cara menekan biaya produksi atau menekan harga jual. Namun, yang biasa dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan menekan biaya produksi(Rahardi, Regina dan Nazarrudin, 2005).

Rahardi, Regina dan Nazaruddin (2005) meyatakan bahwa dalam usaha budidaya perikanan, biaya produksi merupakan modal yang harus dikeluarkan untuk memelihara ikan mulai dari persiapan sampai panen, termasuk biaya perawatan sampai penjualan pasca panen. Biaya produksi ini merupakan jumlah biaya tetap (investasi) dan biaya variabel (biaya yang habis dalam satu kali produksi).

Berdasarkan data analisis usaha dapat dihitung kelayakan usahanya. Tujuan dari penghitungan ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dalam mengelola usaha perikanan. Perhitungan biaya yang sering dilakukan menurut (Rahardi, Regina dan Nazaruddin, 2005), yaitu Break Event Point (BEP), Return of Investment (ROI) dan Benefith Cost Ratio (B/C).

A. Break Event Point (BEP)

Break Event Point (BEP) merupakan suatu nilai dimana pengusaha/petani mendapatkan hasil impas terhadap usaha yang dijalankannya (tidak mendapatkan laba dan tidak mengalami kerugian) atau hasil penjualan sama dengan biaya produksi. Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum volume penjualan agar suatu usaha tidak mengalami kerugian. Selain itu, BEP dapat digunakan untuk merencanakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan sebagai pedoman dalam mengendalikan operasi yang sedang berjalan.

Nilai BEP ditentukan menggunakan biaya atau modal, harga jual dan tingkat

produksi. Perhitungan BEP dilakukan menggunkan rumus sebagai berikut:

BEP = Penjualan variabel Biaya -1 tetap Biaya

B. Return of Investment (ROI)

Return of Investment (ROI) merupakan nilai keuntungan yang diperoleh pengusaha dari setiap jumlah uang yang diinvestasikan dalam periode waktu tertentu. Dengan analisis ROI ini, pengusaha/petani dapat mengukur sampai seberapa besar kemampuannya dalam mengembalikan modal yang ditanamkan. Dengan demikian, analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam usaha yang dijalankan. Besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh kemampuan pengusaha/petani dalam menghasilkan laba, mengembalikan modal dan penggunaan modal dari luar untuk mengembangan usaha. Besar ROI dapat diperoleh dengan rumus berikut:

ROI =

Usaha Modal

Usaha Laba

C. Benefith Cost Ratio (B/C)

Benefith Cost Ratio (B/C) merupakan perhitungan yang lebih ditekankan pada criteria-kriteria investasi yang pengukurannya diarahkan pada usaha untuk memperbandingkan, mengukur serta menghitung tingkat keuntungan usaha perikanan. Melalui perhitungan ini dapat dilihat kelayakan suatu usaha. Bila nilainya 1, berarti usaha tersebut belum mendapatkan keuntungan. Sehingga, perlu dilakukan pembenahan. Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin besar kemungkinan perusahaan menderita kerugian.

Perhitungan ini juga berfungsi sebagai pedoman untuk mengetahui besaran produksi pada periode berikutnya dengan rumus sebagai berikut: B/C = produksi Modal penjualan Hasil

2. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

(SPK)

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah

(3)

sistem yang mengintegrasikan basis data dan basis model dalam suatu tampilan dialog dan digunakan secara interaktif oleh pengguna untuk membantu pengambilan keputusan (Trisnawarman dan Wijaya, 2007). Suwarningsih (2007) memberikan gambaran bahwa tujuan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah membantu pengambil keputusan memilih berbagai alternatif keputusan yang merupakan hasil pengolahan-pengolahan informasi yang diperoleh atau tersedia dengan menggunakan model-model pengambil keputusan.

Ciri-ciri SPK menurut Alters Keen dalam Sudirman dan Widjajani (1996) sebagai berikut:

• SPK digunakan oleh para manajer tingkat puncak untuk membantu pengambilan keputusan-keputusan yang kurang terstruktur

• SPK merupakan gabungan antara kumpulan model kualitatif dan kumpulan data

• SPK memiliki fasilitas interaktif yang dapat mempermudah hubungan antara manusia dengan computer

• SPK bersifat luwes dan dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi

SPK atau DSS ini akan mendasarkan proses pembuatan keputusan kepada aturan yang ditetapkan oleh para perancang system. Proses pembuatan keputusan sendiri menurut Winarno (2001) terdapat 3 tahap, yaitu: • Intelligence

Tahap ini merupakan tahap pengakuan adanya masalah. Tahap ini merupakan tahapan yang paling penting karena meliputi proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah.

Design

Tahap ini merupakan tahap perencanaan berbagai alternatif yang akan dipilih. • Choice

Tahap ini merupakan tahap memilih salah satu diantara alternatif yang telah disiapkan dalam tahap design.

3. RANCANGAN APLIKASI

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk menentukan kelayakan suatu usaha budidaya ini meliputi beberapa komponen, yaitu:

a. Basis data berupa rumus perhitungan analisis usaha

b. Model dan pengetahuan mengenai masalah dan keputusan yang harus diambil

c. Perangkat analisis, dalam hal ini menggunakan optimalization analysis yang memanfaatkan perhitungan menggunakan linear programming dengan bahasa pemrograman Basic

Rancangan program aplikasi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) ini menggunakan perangkat keras berupa personal komputer. Rancangan ini tergambar dalam bagan alir (Flow Chart) berikut,

MULAI Input I, V, P, H O = 2 * V S = 0.2 * I M = I + V J = P * H U = J - (S + V) PRO = (S + V) / P BEP = I / (1 - (V / J)) ROI = U / M BC = J / M

(4)

Ya

Tidak

Gambar 1. Bagan Alir Rancangan Aplikasi Rancangan aplikasi terdiri dari 2 modul yaitu: a. Modul Decission Support (SPK)

Modul ini merupakan inti dari perancangan program aplikasi yang dibuat, terdiri dari input data dan processing data.

b. Modul Informasi

Modul ini berisi tentang informasi yang digunakan untuk mendukung modul decission support yang berisi penjelasan mengenai kelayakan usaha budidaya perikanan.

4. PROGRAM DAN BAHASA

PEMROGRAMAN

Piranti lunak yang digunakan dalam program aplikasi SPK untuk penentuan kelayakan usaha budidaya perikanan ini adalah Visual Basic versi 6.0 dengan bahasa pemrograman Basic. Berikut adalah listing program yang digunakan dalam pembuatan program aplikasi ini,

Private Sub Command1_Click()

Dim I, V, P, H, O, S, M, J, U, PRO, BEP, ROI, BC As Single I = Val(Text1.Text) V = Val(Text2.Text) P = Val(Text3.Text) H = Val(Text4.Text) O = 2 * V S = 0.2 * I M = I + V J = P * H U = J - (S + V) PRO = (S + V) / P BEP = I / (1 - (V / J)) ROI = U / M BC = J / M Text5.Text = Str(O) Text6.Text = Str(S) Text7.Text = Str(M) Text8.Text = Str(J) Text9.Text = Str(U) Text10.Text = Str(PRO) Text11.Text = Str(BEP) Text12.Text = Str(ROI) Text13.Text = Str(BC) If BC > 1 Then

Pesan = "Berdasarkan Nilai B/C usaha telah menghasilkan keuntungan"

ElseIf BC = 1 Then

Pesan = "Berdasarkan Nilai B/C usaha belum menghasilkan keuntungan"

ElseIf BC < 1 Then

Pesan = "Berdasarkan Nilai B/C usaha belum menghasilkan keuntungan"

End If End Sub

---

Private Sub Command2_Click() Text1.Text = " " Text2.Text = " " Text3.Text = " " Text4.Text = " " Text5.Text = " " Text6.Text = " " BC > 1 Usaha Telah Menghasilkan keuntungan SELESAI Usaha Telah Menghasilkan keuntungan

(5)

Text7.Text = " " Text8.Text = " " Text9.Text = " " Text10.Text = " " Text11.Text = " " Text12.Text = " " Text13.Text = " " End Sub ---

Private Sub Command3_Click() End

End Sub

Tampilan program aplikasi system pendukung keputusan untuk menentukan kelayakan usaha budidaya perikanan yang siap dijalankan adalah sebagai berikut,

(6)

Gambar 3. Contoh Input Data

(7)

5. KESIMPULAN

Penggunaan program aplikasi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat mempercepat perhitungan analisis kelayakan usaha budidaya perikanan yang menyatakan bahwa suatu usaha budidaya di bidang perikanan tersebut telah atau belum menghasilkan keuntungan berdasarkan nilai Benefif Cost Ratio (B/C). Dengan menggunakan program aplikasi ini, maka pengguna atau calon investor dapat dengan cepat memiliki gambaran kondisi usaha berdasarkan komponen-komponen yang dimasukkan dalam program aplikasi tersebut. Sehingga dapat mengambil keputusan dengan tepat mengenai kelangsungan usaha budidaya di bidang perikanan yang akan ataupun sedang dijalankan.

DAFTAR PUSTAKA

Isroi dan Arief Ramadhan. 2004. Seri Pelajaran Komputer Microsoft Visual Basic 6.0. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.

Rahardi F, Regina K dan Nazaruddin. 2005. Agribis Perikanan. Cetakan XV. Penebar Swadaya. Jakarta.

Putra I. 2004. Membuat Program Aplikasi Nyata dengan Visual Basic 6.0. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Santosa. 2005. Aplikasi Visual Basic 6.0 dan Visual Studio.NET 2003. Aplikasi Bidang Teknik dan Pertanian. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Sudirman, I dan Widjajani. 1996. Sistem Informasi Manajemen. Lemlit UNPAD Press. Bandung.

Suwarningsih,W. 2007. Otomatisasi Perangkat Lunak SPK Sebagai Alat Bantu Pengambilan Keputusan dalam Berbagai Makalah Sistem Informasi. Konferensi Nasional Sistem Informasi (KNSI 2007). Penerbit Informatika. Bandung.

Trinawarman, D dan Nico S W. 2007. Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Menu Makanan Bagi Penderita Diabetes dalam Berbagai Makalah Sistem Informasi. Konferensi Nasional Sistem Informasi (KNSI 2007). Penerbit Informatika. Bandung. Winarno, W W. 2004. Sistem Informasi

Manajemen. UPP AMP YKPK. Yogyakarta.

Zaidy, A B. 2001. Budidaya Laut: Suatu Usaha Mengurangi Ketergantungan Perikanan Tangkap. Makalah Falsafah Sains Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Gambar 1. Bagan Alir Rancangan Aplikasi  Rancangan aplikasi terdiri dari 2 modul yaitu:
Gambar 2. Tampilan Program yang Siap di Jalankan
Gambar 4. Contoh Program yang Dijalankan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data pada tabel XI menunjukkan bahwa fraksi air ekstrak etanol jamur portabella pada konsentrasi 80% memiliki potensi antibakteri yang lebih

Hasil pemeriksaan tajam penglihatan jauh pasien dengan ETDRS chart di unit low vision mengalami peningkatan sampai 2/40 setelah operasi katarak pada mata kanan, meskipun

Selain melakukan mamping terhadap kondisi masyarakat desa klepu kecamatan Sooko kabupaten Ponorogo, tim pengabdian juga melakukan mapping terhadap pihak-pihak (stakeholder) yang

Oleh karena itu, penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Gorontalo tahun 2016 mempunyai 4 (empat) fungsi utama yaitu : (1) menjadi pedoman

Istilah perilaku Konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang

Konsumen yang berada pada kelas yang sama akan menunjukkan persamaan dalam nilai-nilai yang dianut, gaya hidup dan perilaku. KELAS SOSIAL

Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, akan melaksanakan Seminar Usulan Penelitian Hibah Bersaing, Fundamental, Pekerti, Pasca Sarjana, Desertasi

Calon bupati dan wakil bupati / walikota dan wakil walikota adalah peserta pemilihan umum yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik atau