TENTANG
PEMILIHAN KEPALA DAERAH
NO
DIM RANCANGAN UNDANG-UNDANG FRAKSI USULAN PERUBAHAN RUMUSAN SETELAH PERUBAHAN
1
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P Penyempurnaan Substansi
Merujuk Pasal 18 ayat (4):
“Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis” adalah berjudul “RUU tentang Pemilihan Umum Gubernur, Bupati, dan Walikota.”
Merujuk Putusan MK No. 012-013/ PUU-ll/2004, interpretasi MK setidaknya melahirkan dua hal pokok pemahaman yang bersifat umum:
Pertama: proses pemilihan pejabat penyelenggara pemerintahan, yaitu Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD, DPRD, dan Gubernur, Bupati serta Walikota dalam kelompok kategori yang sama, yakni pemilihan umum sebagaimana dimaksud Padal 22E UUD NRI 1945.
Kedua: penyelenggara dan penyelenggaraannya diatur terpisah dari pengaturan otonomi daerah. a. Penyelenggara oleh KPU sebagaimana diatur
dalam UU 15/2011 Penyelenggara Pemilu. b. Penyelenggaraanya diatur dalam UU tersendiri,
sebagaimana proses pemilihan pejabat penyelenggara pemerintahan sebagai rezim pemilihan umum.
Dalam hal ini UU Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD; UU Pemilu Presiden/Wakil Presiden; UU Pemilu Gubernur, Bupati, Walikota (judul seharusnya pada RUU yang sekarang sedang dalam pembahasan).
RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR … TAHUN …
TENTANG
PEMILIHAN UMUMGUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DIM
PAN TETAP
PPP Judul RUU diubah karena adanya tambahan substansi, bahwa kepala daerah dipilih bersama-sama dengan wakil kepala daerah.
Setelah frase KEPALA DAERAH ditambahkan farse DAN WAKIL KEPALA DAERAH
Perubahan substansi, karena kepala daerah dipilih bersama-sama dengan wakil kepala daerah dalam satu pasangan/paket. Wakil kepala daerah tidak diisi oleh pejabat karier, tetapi merupakan jabatan politis. Jabatan karier cukup sampai di sekretaris daerah. Mengenai adanya fenomena disharmonisasi antara kepala daerah dan wakil kepala daerah, perlu dilakukan regulasi yang lebih jelas, detil dan ketat mengenai bentuk hubungan kerja sama kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam RUU pemda.Sehingga dengan adanya regulasi yang tegas tersebut dapat meminimalisir terjadinya disharmonisasi antara kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Pasal-pasal berikutnya dilakukan penyesuaian..
RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR … TAHUN …
TENTANG
PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PKB Pemilihan umum Kepala daerah dan wakil kepala daerah tetap dilakukan sepaket dan dipilih langsung oleh rakyat, karena Kepala Daerah dan Wakil kepala daerah adalah legitimasi politik yang dikehendaki rakyat, dan hasil perjuangan reformasi dan demokrasi di negeri ini. Mengenai pertimbangan efisiensi bisa dilakukan perombakan dalam tahapan dan program pemilihan umum.
RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR … TAHUN …
TENTANG
PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
GERINDRA TETAP
HANURA Diganti: (1) Pemilihan Kepala Daerah sudah masuk ke rezim pemilu berdasarkan UU No.15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu: (2) Karena termasuk rezim pemilu, maka pemilihan kepala daerah perlu dipertimbangkan untuk dilakukan secara serentak.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR … TAHUN …
TENTANG
PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIM
2
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Pemilihan Kepala Daerah yang demokratis sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu diatur penyelenggaraan pemilihan kepala daerah;
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P PENAMBAHAN SUBSTANSI BARU:
Sebelum konsideran menimbang huruf a ditambahkan konsideran baru yang menjelaskan tujuan terbentuknya pemerintahan sesuai dengan Pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 berikut sistem otonomi daerah yang melahirkan pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota
Menimbang : a. bahwa Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Pemerintahan Daerah Kota dibentuk sebagai bagian dari Pemerintahan Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
PENAMBAHAN SUBSTANSI BARU: Perlu ditambahkan konsideran yang menyebutkan tentang pentingnya jabatan Gubernur, Bupati, dan Walikota sebagai kepala pemerintah daerah.
b. bahwa untuk mempercepat pencapaian tujuan nasional tersebut, pemerintah daerah hendaknya dipimpin oleh Gubernur, Bupati, dan Walikota yang jujur, dapat dipercaya, aspiratif dan legitimate yang dipilih melalui pemilihan umum secara demokratis.
Perubahan penomoran butir a menjadi butir c, penyempurnaan substansi:
Merubahan frasa “pemilihan kepala daerah” menjadi “pemilihan umum Gubernur, Bupati, dan Walikota” (Mutatis mutandis dengan judul RUU (DIM No. 1).
DIM diamanatkan dalam Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu diatur penyelenggaraan pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah;
GERINDRA TETAP
HANURA DIGANTI a. bahwa dalam rangka mewujudkan
Pemilihan Kepala Daerah yang demokratis sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu diatur penyelenggaraan pemilihan umum kepala daerah;
3
b. bahwa penyelenggaraan pemilihan kepala daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan sehingga perlu diatur dalam Undang-Undang tersendiri;
PD TETAP
PG “sudah tidak sesuai dengan perkembangaan keadaan” merupakan kalaimat yg sangat abstrak. Sebuah dasar pertimbangan seyogyanya berangkat dari permasalahan yg konkret. Seharusnya diganti dengan kalimat “perlu dimutakhirkan sesuai dengan tingkat kebutuhan dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan daerah”
DIM
PDI.P Perubahan penomoran butir a menjadi butir c, Penyempurnaan substansi pada frasa:
“pemilihan kepala daerah” menjadi “Pemilihan Umum Gubernur, Bupati, dan Walikota” (Mutatis mutandis dengan judul RUU (DIM No. 1)
d. bahwa penyelenggaraan Pemilihan Umum Gubernur, Bupati, dan Walikota sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang tentang
Pemerintahan Daerah sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan sehingga perlu diatur dalam Undang-Undang tersendiri;
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB Perlu disebutkan UU Pemerintah daerah UU no 32 tahun 2004 yang telah diusahakan dilakukan derivasi ke beberapa Undang undang
b. bahwa penyelenggaraan kepala daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan sehingga perlu diatur dalam Undang-Undang tersendiri;
GERINDRA TETAP
HANURA DIGANTI b. bahwa penyelenggaraan pemilihan
umum kepala daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan sehingga perlu diatur dalam Undang-Undang tersendiri;
4
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Kepala Daerah;
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P Perubahan penomoran butir a menjadi butir c, Penyempurnaan substansi pada frasa:
“Pemilihan Kepala Daerah;” menjadi “Pemilihan Umum Gubernur, Bupati, dan Walikota.” (Mutatis mutandis dengan judul RUU (DIM No. 1)
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Gubernur, Bupati, dan Walikota.
DIM
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB PERUBAHAN REDAKSI c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah;
GERINDRA TETAP
HANURA DIGANTI c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Kepala Daerah;
5
Mengingat : Pasal 5 ayat (1), Pasal 18 ayat (4), Pasal 20, dan Pasal 22 E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
PD
Memasukkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai salah satu
dasar hukum
Mengingat: Pasal 5 ayat (1), Pasal 18 ayat (4), Pasal 20, dan Pasal 22 E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
PG TETAP TETAP
PDI.P Penyempurnaan penomoran butir: menjadi butir 1, Penyempurnaan substansi: penambahan Pasal 22E ayat (5).
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 18 ayat (4), Pasal 20, dan Pasal 22 E ayat (1) dan ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
PENAMBAHAN SUBSTANSI BARU: Merujuk UU 12/2011 tentang PPP, Lampiran II huruf B.4. Dasar Hukum, butir 28 dan 40., maka ketentuan Mengingat dalam RUU ini perlu memuat peraturan perundang-undangan yang memerintahkan pembentukan peraturan perundang-undangan, dalam hal ini peraturan perundang-undangan dimaksud adalah UU Pemerintahan Daerah yang sedang dalam proses penyusunan. (Konkordan dengan DIM 310/Pasal 40 RUU Pemda).
DIM
CATATAN:
UU 12/2011 tentang PPP, Lampiran II huruf B.4. Dasar Hukum, butir 28 dan 40:
28. Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat. Dasar hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundangundangan; dan
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
40. Jika terdapat Peraturan Perundang–undangan di bawah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang memerintahkan secara langsung pembentukan Peraturan Perundang–undangan, Peraturan Perundang– undangan tersebut dimuat di dalam dasar hukum.
PKS TETAP
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P Penyempurnaan substansi pada frasa:
“PEMILIHAN KEPALA DAERAH;” menjadi “PEMILIHAN UMUM GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA.” (Mutatis mutandis dengan judul RUU (DIM No. 1)
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA.
PKS TETAP
DIM
PPP
PKB PERUBAHAN REDAKSI Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG
PEMILIHAN UMUM KEPALA
DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH.
GERINDRA TETAP
HANURA DIGANTI Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG
PEMILIHAN UMUM KEPALA
DAERAH.
7
BAB I KETENTUAN UMUM
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB TETAP
GERINDRA TETAP
HANURA TETAP
8
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P TETAP
PKS TETAP
DIM
1. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P TETAP
(Perumusannya masih diperlukan penyesuaian dengan UU Pemda yang sekarang RUU nya sedang dilakukan pembahasan)
1. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PKS TETAP
2. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P TETAP
(Perumusannya masih diperlukan penyesuaian dengan UU Pemda yang sekarang RUU nya sedang dilakukan pembahasan)
2. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB
DIM
Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
11
3. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P Penyempurnaan substansi:
merubahan frasa “gubernur, bupati atau walikota” menjadi “kepala pemerintah daerah”.
(Jika dipandang perlu, perumusannya masih diperlukan penyesuaian dengan UU Pemda yang sekarang RUU nya sedang dilakukan pembahasan)
3. Pemerintah daerah adalah kepala pemerintah daerah dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan konsepsi pemilihan umum
3. Pemerintah daerah adalah gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati atau walikota dan wakil walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
GERINDRA TETAP
HANURA DIGANTI Pemerintah daerah adalah gubernur dan wakil gubernur,
bupati dan wakil bupati atau walikota dan wakil walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
12
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi yang selanjutnya disebut DPRD Provinsi atau sebutan lainnya adalah lembaga perwakilan rakyat daerah di Provinsi dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
PD
REDAKSINYA DISEMPURNAKAN
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi yang selanjutnya disebut DPRD Provinsi atau sebutan lainnya adalah lembaga perwakilan rakyat daerah di tingkat Provinsi dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
DIM
PDI.P TETAP
(Perumusannya masih diperlukan penyesuaian dengan UU Pemda yang sekarang RUU nya sedang
dilakukan pembahasan)
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi yang selanjutnya disebut DPRD Provinsi atau sebutan lainnya adalah lembaga perwakilan rakyat daerah di Provinsi dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut DPRD Kabupaten/Kota atau sebutan lainnya adalah lembaga perwakilan rakyat daerah di Kabupaten/Kota sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
PD
REDAKSINYA DISEMPURNAKAN
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut DPRD Kabupaten/Kota atau sebutan lainnya adalah lembaga perwakilan rakyat daerah di tingkat Kabupaten/Kota sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
PG TETAP TETAP
PDI.P TETAP
(Perumusannya masih diperlukan penyesuaian dengan UU Pemda yang sekarang RUU nya sedang
dilakukan pembahasan)
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut DPRD Kabupaten/Kota atau sebutan lainnya adalah lembaga perwakilan rakyat daerah di Kabupaten/Kota sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
6. Kepala Daerah adalah gubernur untuk tingkat provinsi dan bupati/walikota untuk tingkat kabupaten/kota.
DIM
PDI.P Penyempurnaan substansi:
- Merubah frasa “Kepala Daerah” menjadi “Kepala Pemerintah Daerah” (Mutatis mutandis DIM 10). - Merubah frasa “gubernur” menjadi “gubernur
dengan dibantu wakil gubernur”.
- Merubah frasa “bupati/walikota” menjadi “bupati/walikota dengan dibantu wakil bupati/wakil walikota”.
6. Kepala Pemerintah Daerah adalah gubernur dengan dibantu wakil gubernur untuk provinsi dan bupati/walikota dengan dibantu wakil bupati/wakil walikota untuk kabupaten/kota.
PKS TETAP
PAN TETAP
ADA TAMBAHAN Wakil kepala daerah adalah wakil Gubernur untuk provinsi, dan wakil bupati/wakil walikota untuk kabupaten/kota.
PPP TETAP
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan konsepsi pemilihan umum
6. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi dan bupati dan wakil bupati / walikota dan wakil walikota untuk kabupaten/kota.
GERINDRA TETAP
HANURA DIGANTI Kepala Daerah adalah gubernur dan wakil gubernur untuk
provinsi, bupati/walikota dan wakil bupati/walikota untuk kabupaten/kota
15
7. Pemilihan Kepala Daerah yang selanjutnya disebut/disingkat Pilkada adalah Pemilihan gubernur dan pemilihan bupati/walikota yang merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di provinsi dan kabupaten/kota untuk memilih gubernur dan bupati/walikota berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN REDAKSI 7. Pemilihan Umum Gubernur, Bupati, dan Walikota yang selanjutnya disingkat Pemilu Gubernur, Bupati, dan Walikota adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, atau walikota dan wakil walikota dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
DIM
PAN ADA PERUBAHAN Pemilihan Kepala Daerah yang selanjutnya
disebut/disingkat Pilkada adalah Pemilihan gubernur dan wakil gubernur dan pemilihan bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota yang merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di provinsi dan kabupaten/kota untuk memilih gubernur wakil gubernur dan dan bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PPP Setelah frase pemilihan ditambahkan kata pasangan, dan setelah kata Gubernur ditambahkan frase dan wakil gubernur, dan sesudah frase pemilihan ditambahkan kata pasangan, setelah frase bupati/walikota ditambahkan frase wakil bupati/wakil walikota.
Pengisian kepala daerah dilakukan secara paket dengan wakil kepala daerah. Dengan demikian jabatan wakil kepala daerah adalah jabatan politis bukan merupakan jabatan karier. Pentingnya jabatan wakil kepala daerah selain merupakan pengganti apabila kepala daerah berhalangan tetap, juga membantu tugas kepala daerah. Agar terjadi harmoni dan meminimalisir apabila terjadi ketegangan antara kepala daerah dan wakil kepala daerah maka pengaturan tentang wakil kepala daerah harus dipertegas dan dirinci dalam UU Pemda.
7. Pemilihan Kepala Daerah yang selanjutnya disebut/disingkat Pilkada adalah Pemilihan pasangan gubernur dan wakil gubernur dan pemilihan pasangan bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota yang merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di provinsi dan kabupaten/kota untuk memilih pasangan gubernur dan wakil gubernur dan pasangan bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan konsepsi pemilihan umum
DIM
GERINDRA TETAP
HANURA DIGANTI Pemilihan Umum Kepala Daerah yang selanjutnya
disebut/disingkat Pilkada adalah Pemilihan gubernur dan pemilihan bupati/walikota yang merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di provinsi dan kabupaten/kota untuk memilih gubernur dan bupati/walikota berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
16
8. Partai Politik adalah partai politik peserta pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Partai Politik dan termasuk partai politik lokal di Aceh.
PD
REDAKSINYA DISEMPURNAKAN
8. Partai Politik adalah partai politik peserta pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Partai Politik dan termasuk partai politik lokal di Daerah Istimewa Aceh.
PG TETAP TETAP
PDI.P PENYEMPURNAAN SUBSTANSI 8. Partai Politik adalah partai politik yang telah ditetapkan sebagai peserta pemilihan umum anggota DPRD.
PENAMBAHAN SUBSTANSI BARU 9. Gabungan Partai Politik adalah gabungan 2 (dua) Partai Politik atau lebih yang bersama-sama bersepakat mencalonkan 1 (satu) pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, dan walikota dan wakil walikota.
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB TETAP
GERINDRA TETAP
HANURA DIGANTI Partai Politik adalah partai politik peserta pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Pemilu.
17
9. Fraksi adalah kepanjangan dari partai politik peserta pemilihan umum yang memiliki kursi di DPRD atau sebutan lainnya dan sebagai wahana berhimpunnya anggota DPRD atau sebutan lainnya.
PD TETAP
PG Menambahkan kata “tangan” setelah kata
“kepanjangan”. Fraksi adalah kepanjangan peserta pemilihan umum yang memiliki kursi di DPRD atau tangan dari partai politik sebutan lainnya dan sebagai wahana berhimpunnya anggota DPRD atau sebutan lainnya.
DIM sebutan lainnya yang didaftarkan di KPU Provinsi.
PD TETAP
PG Bunyi DIM ini tergantung dari hasil kesepakatan Panja apakah Gubernur dipilih oleh DPRD atau dipilih langsung oleh rakyat.
PDI.P DIHAPUS
PKS DIUBAH DAN DIREVISI 10. Calon gubernur dan wakil gubernur adalah peserta pemilihan yang disulkan oleh partai yang mendapatkan kursi di DPRD Provinsi atau sebutan lainnya yang didaftarkan di KPU Provinsi
11. Calon persorangan gubernur dan wakil gubernur adalah perserta pemilihan yang diusulkan oleh masyarakat yang memenuhi persyaratan dukungan dari masyarakat di provinsi yang bersangkutan dan didaftarkan di KPU provinsi
PAN DIUBAH Pasangan calon gubernur wakil gubernur adalah peserta
pemilihan yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan yang mendaftar atau didaftarkan di KPU Provinsi.
PPP Sebelum kata Calon ditambahkan kata pasangan dan sesudah kata Gubernur ditambahkan frase dan wakil gubernur.
10. Pasangan calon Gubernur dan wakil gubernur adalah peserta pemilihan yang diusulkan oleh Fraksi atau gabungan Fraksi DPRD Provinsi atau sebutan lainnya yang didaftarkan di KPU Provinsi. PKB Pemilihan umum gubernur oleh DPRD merupakan
kemunduran dalam perkembangan demokrasi kita, jabatan Gubernur mempunyai legitimasi politik yang sama dengan Bupati atau walikota yang dipilih langsung oleh rakyat, apalagi sering kita jumpai fenomena pembangkangan bupati/walikota yang diundang oleh Gubernur pada saat Gubernur masih dipilih DPRD.
DIM
GERINDRA DIUBAH DAN PERUBAHAN NOMOR AYAT 9. Calon Gubernur adalah peserta pemilihan yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan yang mendaftarkan atau di KPU Provinsi.
HANURA DIGANTI Calon Gubernur dan Wakil Gubernur adalah peserta
pemilihan umum kepala daerah yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan yang mendaftarkan diri atau didaftarkan di KPU Provinsi secara berpasangan.
19
11. Calon bupati/walikota adalah peserta pemilihan yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan yang mendaftar atau didaftarkan di KPU Kabupaten/Kota.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P Perubahan penomoran butir,
Penyempurnaan substansi: rumusan Pemerintah pada butir 10 dan butir 11 digabung menjadi
satu rumusan baru butir 11.
11. Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, dan walikota dan wakil walikota yang selanjutnya disebut pasangan calon adalah pasangan calon peserta Pemilu Gubernur, Bupati, dan Walikota yang telah memenuhi persyaratan untuk dipilih sebagai gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, atau walikota dan wakil walikota.
PKS DIUBAH DAN DIREVISI 12. Calon Bupati dan wakil bupati adalah peserta pemilihan yang disulkan oleh partai yang mendapatkan kursi di DPRD Provinsi atau sebutan lainnya yang didaftarkan di KPU Provinsi
13. Calon persorangan bupati dan wakil bupati adalah perserta pemilihan yang diusulkan oleh masyarakat yang memenuhi persyaratan dukungan dari masyarakat di provinsi yang bersangkutan dan didaftarkan di KPU provinsi
PAN DIUBAH Pasangan calon bupati/walikota adalah peserta pemilihan
yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan yang mendaftar atau didaftarkan di KPU Kabupaten/Kota.
PPP Sebelum kata calon ditambahkan kata pasangan dan setelah frase bupati/walikota ditambahkan frase dan wakil bupati/wakil walikota.
DIM
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan konsepsi pemilihan umum
10. Calon bupati dan wakil bupati / walikota dan wakil walikota adalah peserta pemilihan umum yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan yang mendaftar atau didaftarkan di KPU Kabupaten/Kota.
GERINDRA Perubahan nomor ayat 10. Calon bupati/walikota adalah peserta pemilihan yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan yang mendaftar atau didaftarkan di KPU Kabupaten/Kota.
HANURA DIGANTI Calon bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota
adalah peserta pemilihan umum kepala daerah yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan yang mendaftarkan diri atau didaftarkan di KPU Kabupaten/Kota secara berpasangan.
20
12. Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, adalah Penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah di provinsi dan kabupaten/kota.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN REDAKSI 12. Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, masing-masing adalah Penyelenggara Pemilu Gubernur, Bupati, dan Walikota di provinsi atau kabupaten/kota.
PKS TETAP NO. URUT MENJADI 14 14.
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB TETAP
GERINDRA PERUBAHAN NOMOR AYAT 11. Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, adalah Penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah di provinsi dan kabupaten/kota.
HANURA DIGANTI Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan
DIM
21
13. Panitia Pemilihan di DPRD Provinsi atau sebutan lainnya yang selanjutnya disebut Panlih adalah panitia yang dibentuk dengan keputusan Pimpinan DPRD Provinsi atau sebutan lainnya dan bertugas untuk menyusun peraturan tata tertib pemilihan Gubernur serta menyelenggarakan pemilihan.
PD
REDAKSINYA DISEMPURNAKAN
13. Panitia Pemilihan Gubernur yang ada di DPRD Provinsi atau sebutan lainnya yang selanjutnya disebut Panlih adalah panitia yang dibentuk dengan keputusan Pimpinan DPRD Provinsi atau sebutan lainnya dan bertugas untuk menyusun peraturan tata tertib pemilihan serta menyelenggarakan pemilihan
Gubernur.
PG Bunyi DIM ini tergantung dari hasil kesepakatan Panja apakah Gubernur dipilih oleh DPRD atau dipilih langsung oleh rakyat.
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS
PAN DIHAPUS
PPP Setelah frase pemilihan Gubernur ditambahkan frase dan wakil gubernur.
13. Panitia Pemilihan di DPRD Provinsi atau sebutan lainnya yang selanjutnya disebut Panlih adalah panitia yang dibentuk dengan keputusan Pimpinan DPRD Provinsi atau sebutan lainnya dan bertugas untuk menyusun peraturan tata tertib pemilihan Gubernur dan wakil gubernur serta menyelenggarakan pemilihan.
PKB Konsekuensi perubahan ayat (10) ayat ini dihapus DIHAPUS
GERINDRA DIHAPUS
HANURA DIHAPUS
22
14. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut PPK, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat kecamatan atau nama lain.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN PENOMORAN BUTIR 13. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut PPK, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan pemilihan di tingkat kecamatan atau nama lain.
PKS NO. URUT BERUBAH 14. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut PPK, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat kecamatan atau nama lain.
PAN TETAP
DIM
PKB PERUBAHAN ANGKA AYAT 12. Panitia Pemilihan umum Kecamatan, selanjutnya disebut PPK, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan umum di tingkat kecamatan atau nama lain.
GERINDRA TETAP, PERUBAHAN NOMOR AYAT 12. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut PPK, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat kecamatan atau nama lain.
HANURA DIGANTI Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut PPK,
adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan Umum Kepala Daerah di tingkat kecamatan atau nama lain.
23
15. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPS, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat desa atau nama lain/kelurahan.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN PENOMORAN BUTIR 14. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPS, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan pemilihan di tingkat desa atau nama lain/kelurahan.
PKS NO. URUT BERUBAH 15. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPS, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat desa atau nama lain/kelurahan.
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB PERUBAHAN ANGKA AYAT 13. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPS, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan umum di tingkat desa atau nama lain/kelurahan. GERINDRA PERUBAHAN NOMOR AYAT 13. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPS,
adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat desa atau nama lain/kelurahan.
HANURA DIGANTI Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPS,
DIM
24
16. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, selanjutnya disebut KPPS, adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN PENOMORAN BUTIR 15. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, selanjutnya disebut KPPS, adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara.
PKS NO. URUT BERUBAH 16. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara,
selanjutnya disebut KPPS, adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara.
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB PERUBAHAN ANGKA AYAT 14. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara,
selanjutnya disebut KPPS, adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara. GERINDRA PERUBAHAN NOMOR AYAT 14. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara,
selanjutnya disebut KPPS, adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara.
HANURA TETAP
25
17. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disebut TPS, adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara untuk Pemilihan bupati/walikota.
PD TETAP
PG Bunyi DIM ini tergantung dari hasil kesepakatan Panja apakah Gubernur dipilih oleh DPRD atau dipilih langsung oleh rakyat.
PDI.P PERUBAHAN PENOMORAN BUTIR,
PERUBAHAN REDAKSI
16. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disebut TPS, adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara. PENAMBAHAN SUBSTANSI BARU 17. Badan Pengawas Pemilu Provinsi dan Panitia
Pengawas Pemilihan kabupaten/kota selanjutnya disebut Bawaslu Provinsi dan Panwas Kabupaten/Kota, masing-masing adalah pengawas Pemilu Gubernur, Bupati, atau Walikota di provinsi dan kabupaten/kota.
DIM
PAN TETAP
PPP Setelah frase pemilihan bupati/walikota ditambahkan frase dan wakil bupati/wakil walikota.
17. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disebut TPS, adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara untuk Pemilihan bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota.
PKB PERUBAHAN ANGKA AYAT 15. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disebut TPS, adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara untuk Pemilihan umum Kepala Daerah dan wakil kepala daerah.
GERINDRA PERUBAHAN NOMOR AYAT 15. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disebut TPS, adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara untuk Pemilihan bupati/walikota.
HANURA DIGANTI Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disebut TPS,
adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara untuk Pemilihan Umum Kepala Daerah.
26
18. Panitia Pengawas Pemilihan bupati/walikota, selanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan bupati/walikota.
PD REDAKSINYA DISEMPURNAKAN 18. Panitia Pengawas Pemilihan bupati/walikota, selanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota, adalah panitia yang dibentuk oleh Badan Pengawas
Pemilu, yang selanjutnya disebut Bawaslu, untuk
mengawasi penyelenggaraan Pemilihan bupati/walikota.
PG TETAP TETAP
PDI.P DIHAPUS
PKS Ditambah dengan diadakan Panitia Pengawas Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur sehinga no.20 menjadi no.21
20. Panitia Pengawas Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur selanjutnya disebut Panwas Propinsi , adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
21. Panitia Pengawas Pemilihan bupati/walikota, selanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan bupati/walikota.
DIM
PPP Setelah frase pemilihan bupati/walikota ditambahkan frase dan wakil bupati/wakil walikota.
18. Panitia Pengawas Pemilihan bupati/walikota, selanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota. PKB PERUBAHAN REDAKSI DAN ANGKA AYAT 16. Panitia Pengawas Pemilihan umum Kepala Daerah
dan wakil kepala daerah tingkat Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan umum Kepala Daerah dan wakil kepala daerah.
GERINDRA PERUBAHAN NOMOR AYAT 16. Panitia Pengawas Pemilihan bupati/walikota, selanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan bupati/walikota.
HANURA DIGANTI Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kepala Daerah
Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah di wilayah Kabupaten/Kota.
27
19. Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut Panwas Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk oleh Panwas Kabupaten/Kota untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan bupati/walikota di wilayah kecamatan.
PD REDAKSINYA DISEMPURNAKAN 19. Panitia Pengawas Pemilihan di tingkat Kecamatan, selanjutnya disebut Panwas Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk oleh Panwas Kabupaten/Kota untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan bupati/walikota di wilayah kecamatan.
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN PENOMORAN BUTIR,
PERUBAHAN REDAKSI
18. Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut Panwas Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk oleh Panwas Kabupaten/Kota untuk mengawasi penyelenggaraan pemilihan di wilayah kecamatan.
PKS REDAKSI TETAP
NO. URUT BERUBAH MENJADI 22.
DIM
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB PERUBAHAN ANGKA AYAT 17. Panitia Pengawas Pemilihan umum Kecamatan, selanjutnya disebut Panwas Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk oleh Panwas Kabupaten/Kota untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan umum Kepala Daerah dan wakil kepala daerah.di wilayah kecamatan.
GERINDRA PERUBAHAN NOMOR AYAT 17. Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan,
selanjutnya disebut Panwas Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk oleh Panwas Kabupaten/Kota untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan bupati/walikota di wilayah kecamatan.
HANURA DIGANTI Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan, selanjutnya
disebut Panwas Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk oleh Panwas Kabupaten/Kota untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah di wilayah kecamatan.
28
20. Pengawas Pemilihan Lapangan adalah petugas yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan bupati/walikota di desa atau sebutan lainnya/kelurahan.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN PENOMORAN BUTIR,
PERUBAHAN REDAKSI
19. Pengawas Pemilihan Lapangan adalah petugas yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan pemilihan di desa atau sebutan lainnya/kelurahan.
PKS REDAKSI TETAP
NO.URUT BERUBAH MENJADI 23
23. Pengawas Pemilihan Lapangan adalah petugas yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan bupati/walikota di desa atau sebutan lainnya/kelurahan.
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB PERUBAHAN ANGKA AYAT 18. Pengawas Pemilihan umum Lapangan adalah
DIM
GERINDRA PERUBAHAN NOMOR AYAT 18. Pengawas Pemilihan Lapangan adalah petugas yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan bupati/walikota di desa atau sebutan lainnya/kelurahan.
HANURA DIGANTI Pengawas Pemilihan Lapangan adalah petugas yang
dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah di desa/kelurahan atau sebutan lainnya.
29
21. Pemilih untuk Pemilihan Gubernur adalah Anggota DPRD Provinsi atau sebutan lainnya.
PD TETAP 21. Pemilih untuk Pemilihan Gubernur adalah Anggota
DPRD Provinsi atau sebutan lainnya. Catatan:
Gubernur merupakan “pemerintahan daerah” yang berupa “Unit Antara”. Dikatakan Unit Antara karena Gubernur memiliki fungsi ganda yakni sebagai kepala otonom untuk daerah provinsi dan sebagai Wakil Pemerintah Pusat. Sebagai kepala daerah otonom provinsi, Gubernur tidak bersentuhan langsung dengan rakyat dan hanya berperan sebagai pengkoordinasi (koordinator), sehingga gubernur tidak harus dipilih langsung oleh rakyat. Selain itu, sebagai wakil pemerintah pusat maka gubernur sebaiknya dipilih oleh DPRD dengan persyaratan harus mendapat rekomendasi pemerintah pusat. Itu berarti, gubernur tidak dipilih langsung oleh rakyat. Lain halnya dengan Bupati/Walikota yang merupakan Unit Dasar yakni sebagai jenjang pemerintahan yang paling dekat dengan rakyat dan memberikan pelayanan langsung kepada rakyat sehingga rakyat harus diberi kesempatan untuk memilih langsung pemimpinnya.
Selain itu, ada beberapa alasan yang mendukung
DIM
2. Peran yang diemban oleh gubernur sebagai unit antara dan bupati/walikota sebagai unit dasar berbeda-beda sehingga mekanisme pemilihannya pun bisa berbeda-beda; bupati/walikota dipilih langsung oleh rakyat sedangkan gubernur dipilih oleh DPRD, sepanjang dilakukan secara demokratis sebagaimana amanat Pasal 18 B UUD 1945. 3. Untuk menyelenggarakan pemilihan langsung
oleh rakyat, memakan anggaran/biaya yang tidak sedikit apalagi jika berlangsung dalam dua putaran. Sehingga pemilihan gubernur yang „tidak bersentuhan langsung dengan rakyat‟ dilakukan oleh DPRD saja.
KETERANGAN:
Usulan menyangkut wakil Gubernur dan Wakil Bupati/walikota:
Pemilihan gubernur atau bupati/walikota tidak terlepas dari wacana apakah wakil gubernur dan wakil bupati/walikota dipilih berpasangan atau tidak. Gubernur dan bupati/walikota tetap dipilih berpasangan seperti semula, karena proses rekruitment kepala daerah dan wakil kepala daerah dilakukan oleh partai politik.
DIM
PG Bunyi DIM ini tergantung dari hasil kesepakatan Panja apakah Gubernur dipilih oleh DPRD atau dipilih langsung oleh rakyat.
PDI.P DIHAPUS
PKS Ditambahkan Wakil Gubernur dan Anggota DPRD diganti menjadi penduduk yang sudah berisa 17 tahun atau yang sudah menikah dan no.ururt menjadi 23
23. Pemilih untuk Pemilihan Gubernur dan Waki Gubernur adalah penduduk yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur.
PAN DIHAPUS
PPP Setelah frase Pemilihan Gubernur ditambahkan frase wakil gubernur.
21. Pemilih untuk Pemilihan pasangan Gubernur dan wakil gubernur adalah Anggota DPRD Provinsi atau sebutan lainnya.
PKB DIHAPUS DIHAPUS
GERINDRA DIUBAH
Wacana pemilihan gubernur oleh DPRD menunjukkan adanya penafsiran ganda atas konstitusi. Pasal 18 ayat 4 ; UUD 1945 mengatakan bahwa kepala daerah dipilih secara demokratis. Pasal yang menjadi mandat konstitusi ini menjadi aneh kalau diimplementasikan secara berbeda untuk pemilihan bupati/walikota dan gubernur. Status gubernur sebagai kepala daerah otonom dan wakil pemerintah pusat di daerah, masih dimungkinkan dipilih langsung bersama-sama dengan bupati/walikota sebagai kepala daerah otonom agar seluruhnya bener-benar merupakan representasi dari rakyat
19. Pemilih untuk Pemilihan Gubernur adalah penduduk yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan
HANURA DIGANTI Pemilih untuk Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil
Gubernur adalah Warga Negara Indonesia yang telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin.
30
22. Pemilih untuk Pemilihan bupati/walikota adalah penduduk yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan bupati/walikota.
PD
REDAKSINYA DISEMPURNAKAN
DIM
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN PENOMORAN BUTIR,
PERUBAHAN REDAKSI
20. Pemilih adalah penduduk yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilu Gubernur, Bupati, atau Walikota.
PKS Redaksi ditambah dengan wakil Bupati dan wakil Walikota dan No.urut menjadi 24
24. Pemilih untuk Pemilihan bupati/ dan wakil bupati, walikota dan wakil walikota adalah penduduk yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan bupati/walikota.
PAN DIUBAH 22. Pemilih untuk Pemilihan kepala daerah adalah
penduduk yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan kepala daerah.
Politik uang adalah segala bentuk materi yang dijanjikan atau diberikan oleh pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah atau tim kampanye pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam masa kampanye untuk mempengaruhi pemilih.
PPP Setelah kata pemilihan ditambahkan kata pasangan dan setelah frase bupati//walikota ditambahkan frase wakil bupati/wakil walikota.
22. Pemilih untuk pemilihan pasangan bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota adalah penduduk yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan pasangan bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota. PKB PERUBAHAN ANGKA AYAT DAN REDAKSI 19. Pemilih untuk Pemilihan umum Kepala Daerah dan
wakil kepala daerah adalah penduduk yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan umum Kepala Daerah dan wakil kepala daerah.
Penambahan ketentuan kampanye pemilihan umum gubernur dan wakil gubernur
DIM
GERINDRA TETAP, PERUBAHAN NOMOR AYAT 20. Pemilih untuk Pemilihan bupati/walikota adalah penduduk yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan bupati/walikota.
TAMBAHAN POIN 21. Kampanye Pemilihan Gubernur selanjutnya disebut kampanye, adalah kegiatan untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi dan program calon Gubernur
HANURA DIGANTI Pemilih untuk Pemilihan Umum Bupati/Walikota dan Wakil
Bupati/Walikota adalah Warga Negara Indonesia yang telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin.
31
23. Kampanye Pemilihan bupati/walikota, selanjutnya disebut Kampanye, adalah kegiatan untuk meyakinkan para Pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Calon bupati/walikota.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN PENOMORAN BUTIR,
PERUBAHAN REDAKSI
21. Kampanye, selanjutnya disebut Kampanye, adalah kegiatan untuk meyakinkan para Pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Pasangan Calon dalam Pemilu Gubernur, Bupati, dan Walikota. PKS Redaksi ditambah dengan Gubernur dan Wakil
Gubernur , Wakil Bupati dan wakil walikota dan no.urut menjadi 25
25. Kampanye Gubernur dan Wakil Gubernur Bupati dan wakil bupati dan walikota dan wakil walikota, selanjutnya disebut kampanye adalah kegiatan untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi dan program Calon gubernur dan wakil gubenrur, Bupati dan wakll bupati dan Walikota dan wakil walikota
PAN DIUBAH 23. Kampanye Pemilihan kepala daerah, selanjutnya
disebut Kampanye, adalah kegiatan untuk meyakinkan para Pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program pasangan calon kepala daerah. PPP Setelah kata Pemilihan ditambahkan kata pasangan
dan setelah frase bupati//walikota ditambahkan frase wakil bupati/wakil walikota.
DIM
PKB DIHAPUS DIHAPUS
Penambahan ketentuan dapil (daerah pemilihan umum)
21. Daerah pemilihan umum adalah propinsi untuk pemilihan umum gubernur/wakil gubernur, Kabupaten/Kota untuk pemilihan umum Bupati/wakil bupati dan walikota/wakil walikota
GERINDRA DIUBAH, PERUBAHAN NOMOR POIN 22. Kampanye Pemilihan bupati/walikota, selanjutnya disebut Kampanye, adalah kegiatan untuk meyakinkan para Pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Calon bupati/walikota.
HANURA DIGANTI Kampanye Pemilihan Umum Kepala Daerah, selanjutnya
disebut Kampanye, adalah kegiatan untuk meyakinkan para Pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program masing-masing Calon Kepala Daerah.
32
PKS BERUBAH MENJADI GUBERNUR DAN
WAKIL GUBERNUR
BAB II
PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
PAN DIHAPUS
PPP DITAMBAHKAN FRASE WAKIL GUBERNUR. BAB II
PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan
konsepsi pemilihan umum
BAB II
PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
PKS HAPUS Bagian Pertama
Asas dan Pelaksanaan Pemilihan
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan konsepsi pemilihan umum
DIM
GERINDRA DIHAPUS
HANURA TETAP
34
Pasal 2
Gubernur dipilih oleh Anggota DPRD Provinsi secara demokratis berdasar asas langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
PD
TETAP
Pasal 2
Gubernur dipilih oleh Anggota DPRD Provinsi secara demokratis berdasar asas langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Catatan :
Pemilihan secara demokratis bukan berarti bahwa pemilihan harus langsung oleh rakyat. Pemilihan secara tidak langsung (melalui DPRD Provinsi yang merupakan hasil pemilihan langsung rakyat) pun dapat dikatatan demokratis, sepanjang prosesnya dilakukan secara demokratis.
PG FPG mempertanyakan mengapa Gubernur dipilih oleh DPRD sedangkan Bupati dipilih langsung? Bagaimana filosofi Gubernur dipilih oleh DPRD dan kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis dan efektif sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat?
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS Pasal 2
Pemilihan gubernur/wakil gubernur dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
PAN DIHAPUS
PPP Setelah frase Gubernur ditambahkan frase dan wakil gubernur dipilih dalam satu pasangan.
Gubernur dan wakil gubernur dipilih dalam satu pasangan oleh Anggota DPRD Provinsi secara demokratis berdasar asas langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil. PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan
konsepsi pemilihan umum
Pasal 2
Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
DIM
HANURA DIGANTI Gubernur dan Wakil Gubernur dipilih secara langsung
dalam pemilihan umum kepala daerah yang dilakukan secara demokratis berdasar asas langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan konsepsi pemilihan umum
Paragraf Kedua
Pelaksanaan Pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur
GERINDRA DIHAPUS
HANURA TETAP
36
Pasal 3
Pemilihan Gubernur dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
PD TETAP
PPP Setelah frase Gubernur ditambahkan frase dan wakil gubernur..
Pasal 3
Pemilihan Gubernur dan wakil gubernur dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan konsepsi pemilihan umum
Pasal 3
Pemilihan umum gubernur dan wakil Gubernur dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
GERINDRA DIHAPUS
HANURA DIGANTI Pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur
dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
37
Pasal 4
(1) Pemilihan gubernur dilaksanakan melalui 2 (dua) tahapan yaitu tahapan pertama dan tahapan kedua.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS Pasal 3
DIM
PAN DIHAPUS
PPP Setelah frase Gubernur ditambahkan frase dan wakil gubernur.
Pasal 4
(1) Pemilihan gubernur dan wakil gubernur dilaksanakan melalui 2 (dua) tahapan yaitu tahapan pertama dan tahapan kedua.
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan konsepsi pemilihan umum
Pasal 4
(1) Pemilihan umum gubernur dan wakil gubernur diawali dengan pemberitahuan secara tertulis dari DPRD propinsi kepada KPU propinsi mengenai berakhirnya masa jabatan gubernur.
GERINDRA DIHAPUS
HANURA DIGANTI (1) Pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur
dilakukan secara serentak dengan pemilihan umum Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota.
38
(2) Tahapan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS Pasal 4
(1) Pemilihan gubernur/wakil gubernur diawali dengan pemberitahuan secara tertulis dari DPRD provinsi kepada KPU provinsi mengenai berakhirnya masa jabatan bupati/walikota.
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan konsepsi pemilihan umum
(2) Berdasarkan pemberitahuan DPRD propinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPU propinsi menyusun program, kegiatan dan jadwal kegiatan pencalonan.
GERINDRA DIHAPUS
HANURA DIGANTI (2) Pelaksanaan pemilihan umum Gubernur dan
DIM
39
a. Pengumuman pendaftaran calon gubernur; PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS (2) Berdasarkan pemberitahuan DPRD provinsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPU provinsi menyusun program, kegiatan dan jadwal kegiatan pencalonan.
PAN DIHAPUS
PPP Setelah frase pendaftaran ditambahkan kata pasangan¸ dan setelah frase calon gubernur ditambahkan frase dan calon wakil gubernur.
a. Pengumuman pendaftaran pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur;
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan konsepsi pemilihan umum
(3) Pemberitahuan DPRD propinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Gubernur.
GERINDRA DIHAPUS
HANURA
40
b. pendaftaran calon gubernur; PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS (3) Pemberitahuan DPRD propinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan bupati/walikota.
PAN DIHAPUS
PPP Penyesuaian redaksi disesuaikan dengan perubahan substansi.
b. pendaftaran pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur;
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan konsepsi pemilihan umum
(4) Dalam hal DPRD Propinsi tidak menyampaikan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPRD propinsi dianggap telah menyampaikan pemberitahuan dimaksud kepada KPU propinsi.
GERINDRA DIHAPUS
HANURA
41
c. penelitian persyaratan calon gubernur; dan PD TETAP
PG TETAP TETAP
DIM
PKS HAPUS (4) Dalam hal DPRD provinsi tidak menyampaikan
pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPRDprovinsi dianggap telah menyampaikan pemberitahuan dimaksud kepada KPU kabupaten/kota.
PAN DIHAPUS
PPP PENYESUAIAN REDAKSI c. penelitian persyaratan pasangan calon
gubernur dan calon wakil gubernur; dan PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan
konsepsi pemilihan umum
(5) Dalam hal DPRD Propinsi tidak menyampaikan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), KPU Propinsi dapat menyusun program, kegiatan dan jadwal kegiatan pencalonan dengan mendasarkan data akhir masa jabatan Gubernur.
GERINDRA DIHAPUS
HANURA
42
d. penetapan calon gubernur. PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS (5) Dalam hal DPRD provinsi tidak menyampaikan
pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), KPU propinsi dapat menyusun program, kegiatan dan jadwal kegiatan pencalonan dengan mendasarkan data akhir masa jabatan bupati/walikota.
PAN DIHAPUS
PPP PENYESUAIAN REDAKSI. d. penetapan pasangan calon gubernur dan
calon wakil gubernur. PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan
konsepsi pemilihan umum
Paragraf Ketiga
Pelaksanaan Pemilihan umum Bupati dan Wakil Bupati / Walikota dan Wakil Walikota
GERINDRA DIHAPUS
DIM
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan konsepsi pemilihan umum
Pasal 5
Pemilihan umum bupati dan wakil bupati / walikota dan wakil walikota dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
GERINDRA DIHAPUS
HANURA
44
(4) Tahapan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus diselesaikan paling lama 90 (sembilan puluh) hari.
PD TETAP
PG FPG mempertanyakan mengapa tahapan pertama harus diselesaikan paling lama 90 (Sembilan puluh) hari? Apa pertimbangannya?
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan konsepsi pemilihan umum
Pasal 6
(1) Pemilihan umum bupati dan wakil bupati / walikota dan wakil walikota diawali dengan pemberitahuan secara tertulis dari DPRD kabupaten/kota kepada KPU kabupaten/kota mengenai berakhirnya masa jabatan bupati/walikota.
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan konsepsi pemilihan umum
(2) Berdasarkan pemberitahuan DPRD kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPU kabupaten/kota menyusun program, kegiatan dan jadwal kegiatan pencalonan.
DIM
HANURA
46
a. penyampaian visi dan misi; PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS Pasal 5
(1) Tahapan pemilihan gubernur/wakil gubernur dilaksanakan melalui 2 (dua) tahapan yaitu tahapan pertama dan tahapan kedua, yang jadwal dan programnya disusun oleh KPU kabupaten/kota.
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan konsepsi pemilihan umum
(3) Pemberitahuan DPRD kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan bupati dan wakil bupati / walikota dan wakil walikota.
GERINDRA DIHAPUS
HANURA
47
b. pemungutan dan penghitungan suara; PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS (2) Tahapan pertama sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), meliputi :
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan konsepsi pemilihan umum
(4) Dalam hal DPRD kabupaten/kota tidak menyampaikan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPRD kabupaten/kota dianggap telah menyampaikan pemberitahuan dimaksud kepada KPU kabupaten/kota.
GERINDRA DIHAPUS
HANURA
48
c. penetapan hasil pemilihan; dan PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P DIHAPUS
DIM
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan konsepsi pemilihan umum
(5) Dalam hal DPRD kabupaten/kota tidak menyampaikan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), KPU kabupaten/kota dapat menyusun program, kegiatan dan jadwal kegiatan pencalonan dengan mendasarkan data akhir masa jabatan bupati dan wakil bupati / walikota dan wakil walikota.
Pilkada serentak untuk satu propinsi memungkinkan untuk dilakukan
Pasal 7
(1) Pemilihan umum Gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati / walikota dan wakil walikota yang berakhir masa jabatannya dalam satu tahun yang sama dan berada dalam wilayah provinsi yang sama dapat dilaksanakan secara bersamaan. (2) Pemungutan suara dalam pemilihan umum
Gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati / walikota dan wakil walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada hari dan tanggal yang sama.
(3) Penetapan jadwal pelaksanaan penyelenggaraan pemilihan umum Gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati / walikota dan wakil walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh KPU Provinsi.
GERINDRA DIHAPUS
HANURA
49
d. penyampaian keberatan. PD TETAP
PG Perlu ada waktu untuk menyelesaikan perselisihan antar calon jika terjadi perselisihan.
Penyelesaian perselisihan.
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS b. pendaftaran calon bupati/walikota;
PAN DIHAPUS