AKUNTANSI MANAJEMEN STRATEJIK
AKUNTANSI MANAJEMEN STRATEJIK
“
“
ALOKASI BIAYA, ABC DAN ABM
ALOKASI BIAYA, ABC DAN ABM
””Dosen Pengampu : Faisal, SE, M.Si, Ph.D, CMA, CRP
Dosen Pengampu : Faisal, SE, M.Si, Ph.D, CMA, CRP
OLEH : OLEH : M.
M. RIDHO RIDHO AL AL AMIN AMIN 1203011612030116420038420038 KARUNIA
KARUNIA ZURAIDANING ZURAIDANING T T 1203011612030116420060420060
KELAS : REGULAR PAGI 36 B KELAS : REGULAR PAGI 36 B
MAGISTER AKUNTANSI
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIK
FAKULTAS EKONOMIKA DAN
A DAN BISNIS
BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017
Literatur akuntansi manajemen telah melihat pengembangan sebuah pendekatan alternatif untuk alokasi biaya pada produk tunggal pada tahun 1980-an, hal ini secara umum dikenal sebagaiactivity-based costing (ABC), atau activity-based management (ABM).
A. Alokasi Biaya terhadap Barang dan Jasa : Bagaimana Organisasi Melakukannya? Sistem biaya tradisional menggunakan alokasi berbasis volume, seperti jam tenaga
kerja langsung dan jam mesin, untuk menentukan biaya organisasi pada barang atau jasa tunggal. Alokasi tersebut diperlukan untuk, antara lain, penilaian persediaan di rekening keuangan. Dalam praktiknya, banyak kebutuhan sumber daya organisasi oleh produk dan pelanggan individual tidak sebanding dengan volume unit yang diproduksi atau dijual.
Praktik alokasi biaya konvensional memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut : 1) Alokasi biaya konvensional mengabaikan aktivitas pendukung non-volume,
seperti penanganan bahan baku, pengadaan bahan baku, pengaturan, penjadwalan produksi dan kegiatan inspeksi.
2) Asumsi bahwa produk mengkonsumsi semua sumber daya sebanding dengan jumlah produksinya dapat mengakibatkan biaya produk terdistorsi.
3) Alokasi biaya konvensional tidak tepat digunakan dalam lingkungan organisasi saat ini dimana perusahaan menghasilkan berbagai macam produk dan mengalami persaingan global yang ketat.
B. Activity-Based Costing (ABC)
ABC mengasumsikan bahwa aktivitas menyebabkan biaya dan produk (dan pelanggan) menciptakan permintaan untuk aktivitas. Pada sistem ABC, biaya ditetapkan pada produk berdasarkan konsumsi produk individual atau permintaan pada setiap aktivitas.
Langkah-langkah metodologis ABC :
Aktivitas organisasi, mengidentifikasi aktivitas utama organisasi. Cost driver , mengindentifikasicost driver pada setiap aktivitas utama.
Pusat biaya, membentuk pusat biaya (cost pool ) pada setiap aktivitas utama. Biaya aktivitas, mengalokasikan biaya aktivitas untuk produk berdasarkan
Klasifikasi aktivitas organisasi untuk sistem ABC :
Unit-level activities, berhubungan dengan sejumlah unit yang diproduksi. Biaya yang berkaitan meliputi tenaga kerja langsung, bahan baku langsung, beban dan biaya energi (depresiasi dan pemeliharaan).
Batch-related activities, meliputi penyetelan mesin atau pemrosesan sebuah order pembelian, penjadwalan produksi, penanganan bahan baku, pergerakkan dan inspeksi.
Product-sustaining (services-sustaining) activities, merupakan aktivitas pendukung untuk produk yang berbeda di lini produk (misalnya aktivitas
teknik). Biaya yang berkaitan seperti biaya teknik, pengembangan desain, pengujian, dan lain-lain.
Facility-sustaining activities, aktivitas yang berkaitan dengan administrasi, pengelolaan pabrik, jasa akuntansi, pencahayaan, dan pemanas pabrik yang tidak
dapat ditelusur melalui produk atau jasa satuan, tetapi tetap mendukung organisasi secara keseluruhan.
Aktivitas Manufaktur Potensial Cost Driver
Unit Level Berat bahan baku material yang digunakan, jumlah jam tenaga kerja langsung, jumlah jam
mesin, jumlah jam kilowatt yang digunakan Batch Level Jumlah penanganan bahan baku, jumlah setup,
jumlah inspeksi, jumlah penjadwalan produk Product-sustaining
(services-sustaining) Level
Jam kerja teknik, jam pemeliharaan peralatan, waktu yang dihabiskan oleh desainer
Facility-sustaining Level Jam administrasi umum, keamanan gedung dan sewa
(Catatan : sulit untuk menemukan sebab akibat yang baik antara biaya dengan basis alokasi biaya. Sehingga kebanyakan perusahaan menggunakan jam tenaga kerja langsung untuk mengalokasikan biaya fasilitas yang berkaitan dengan produk dan jasa)
Perbedaan sistem biaya tradisional dan sistem ABC
Sistem biaya tradisional mengukur secara akurat jumlah sumber daya terkait yang digunakan sebanding dengan jumlah unit yang diproduksi dari produk satuan. Sumber daya yang digunakan meliputi tenaga kerja langsung, bahan baku, biaya energi dan mesin yang berkaitan.
ABC mengasumsikan bahwa aktivitas menyebabkan biaya dan produk (dan pelanggan) menciptakan permintaan untuk aktivitas. Analisis ABC berfokus pada bagaimana biaya berekasi terhadap perubahan level aktivitas. Pada sistem ABC, biaya ditetapkan pada produk berdasarkan konsumsi produk individual atau permintaan pada setiap aktivitas.
Contoh alokasi biaya tradisional dan ABC
Gamma memproduksi produk A dan produk B. Berikut informasi yang tersedia dari perusahaan :
Keterangan Produk A Produk B Bahan Baku ($) 120.000 125.000 Tenaga Kerja Langsung
($)
60.000 75.000
Unit yang diproduksi 10.000 15.000 Jam tenaga kerja langsung 3.000 5.000
Jam mesin 1200 2500
Jam kerja teknik 125 250
Penyetelan 60 70
Biaya overhead diserap menggunakan metode biaya tenaga kerja langsung : $4 per jam tenaga kerja langsung. Berikut detail yang tersedia :
Overhead mesin yang terkait $ 350.000
Penyetelan $ 120.000
Biaya teknik $ 220.000
Sistem Biaya Tradisional Alokasi overhead
Produk A = 3.000 JTKL x $ 4 = $ 12.000 Produk B = 5.000 JTKL x $ 4 = $ 20.000
Total biaya produksi
Produk A = Bahan baku langsung + BTKL + Overhead = $ 120.000 + $ 60.000 + $ 120.000
= $ 300.000
Produk B = Bahan baku langsung + BTKL + Overhead = $ 125.000 + $ 75.000 + $ 200.000
= $ 400.000 Sistem ABC
Cost pool rate
Tingkat overhead mesin yang berkaitan = $350.000 / (1200+2500) = $ 94,60 Penyetelan = $ 120.000/(60+70) = $ 923. 08
Teknik = $ 220.000/(125+250) = $ 586,67 Penetapan biaya produk
Produk A Produk B Total
Overhead mesin yang berkaitan (jam mesin
x $ 94,60) $ 113.520 $ 236.500 $ 350.020 Biaya penyetelan (jumlah setup x $ 923,08) $ 55.385 $ 64.616 $ 120.001
Biaya teknik (jam kerja teknik x $ 586,67)
$ 73.334 $ 146.668 $ 220.002
Total Biaya $ 242.239 $ 447.784 $ 690.023
Batasan ABC
Alokasi biaya sistem ABC bagaimanapun juga memiliki kekurangan. Secara teori memang dimungkinkan untuk dapat menelusuri seluruh biaya overhead, namun dalam praktiknya sangat mungkin bahwa akan ada biaya yang tidak dapat ditelusuri, sebagai
C. Activity-Based Management (ABM)
ABM didefinisikan sebagai sebuah sistem yang luas, pendekatan yang terintegrasi yang memfokuskan pada perhatian manajemen terhadap aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai pelanggan dan keuntungan perusahaan. ABM mencakup ABC dan serangkaian pelengkap konsep ABC, seperti proses perbaikan, metode manufaktur modern (terpusat, seluler, aliran terus menerus, JIT) dan pemberdayaan karyawan.
Filosofi ABM berpendapat bahwa manajemen harus berfokus pada kriteria kinerja yang dapat digunakan oleh semua pesaing global sebagai denominator umum, produktivitas dan efisiensi kegiatan yang mendukung proses bisnis yang bernilai tambah, yang harus memberikan nilai tertinggi dengan total biaya rendah.
Process value analysis (PVA) berakar pada filosofi bahwa manajemen harus berfokus pada akuntabilitas untuk aktivitas daripada hanya pada biaya dan menekankan pada
masimalisasi kinerja secara keseluruhan, bukan kinerja individual.
Driver analysis membantu untuk mengidentifikasi akar penyebab biaya aktivitas. Berikut faktor-faktor penyebab biaya aktivitas : aktivitas input, yaitu sumber daya yang digunakan oleh aktivitas dalam menghasilkan outputnya, dan aktivitas output, yaitu hasil atau produk dari aktivitas.
Activity analysis yaitu berfokus pada pengidentifikasian, pendeskripsian dan evaluasi sebuah aktivitas organisasi. Hal ini membantu organisasi dalam mencari jawaban dalam beberapa masalah berikut :
aktivitas apa saja yang telah dilakukan;
berapa banyak orang yang melakukan aktivitas tersebut;
berapa waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas tersebut;
penilaian terhadap nilai kegiatan kepada organisasi, termasuk rekomendasi untuk memilih dan menyimoan nilai tambah.
Value added activities berfokus pada dua tipe aktivitas, yaitu aktivitas yang dibutuhkan, mereka diwajibakan untuk memenuhi mandat hukum (misalnya persyaratan pelaporan), dan aktivitas bebas pajak, yang memiliki nilai tambah. Biaya untuk melakukan aktivitas nilai tambah dengan efisiensi sempurna diklasifikasikan sebagai biaya nilai tambah. Sedangkan, aktivitas tidak bernilai tambah tidak perlu, yaitu meliputi semua kegiatan selain yang mutlak penting dalam kegiatan bisnis, sebagai contoh penjadwalan,
perpindahan, inspeksi, menunggu (waktu dalam progres), pengerjaan ulang, penyimpanan, dan lain-lain.
Activity-based performance evaluation. Pengukuran kinerja merupakan kritikal terhadap strategi manajemen dan pengendalian. ABM juga berfokus pada pengukuran dan analisis kinerja berdasarkan aktivitas organisasi. Perkembangan terakhir dari filosofi balanced scrorecard konsisten dengan gagasan pengukuran kinerja berbasis aktivitas.