• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuntansi Biaya. Labor : Controlling and Accounting for Costs. Suryadharma Sim, SE, M. Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Akuntansi Biaya. Labor : Controlling and Accounting for Costs. Suryadharma Sim, SE, M. Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

Akuntansi Biaya

Labor : Controlling and Accounting for Costs

Suryadharma Sim, SE, M. Ak

11

Ekonomi dan Bisnis S1 Manajemen

(2)

Labor : Controlling and Accounting for Costs

Biaya tenaga kerja mencerminkan kontribusi manusia ke produksi. Di

banyak organisasi, biaya ini merupakan biaya yang penting yang

membutuhkan pengukuran, pengendalian, dan analisis yang

sistematis. Biaya tenaga kerja terdiri dari gaji pokok dan tunjangan.

Gaji pokok untuk pekerjaan yang dilakukan disebut tarif dasar (base

rate). Tarif dasar sebaiknya ditetapkan untuk setiap operasi dalam

suatu perusahaan, dan tarif tarid tersebut sebaiknya dikelompokkan

berdasarkan jenis operasi. Struktur penggajian yang adil memerlukan

analisis, deskripsi dan evaluasi dari setiap jenis pekerjaan.

(3)

Labor : Controlling and Accounting for Costs

Productivity and Labor Costs

Gaji, baik secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan produktivitas dan keterampilan dari pekerja. Dengan demikian, perencanaan, motivasi, pengendalian, dan akuntansi untuk biaya dan produktivitas tenaga kerja yang memadai merupakan masalah penting dalam mengelola suatuperusahaan.

Produktivitas tenaga kerja dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran kinerja produksi yang menggunakan pengeluaran atas usaha manusia sebagai tolok ukurnya. Produktivitas tenaga kerja merupakan jumlah barang dan jasa yang diproduksi oleh seorang pekerja.

(4)

Labor : Controlling and Accounting for Costs

Planning of productivity

Suatu rencana untuk memperbaiki produktivitas sebaiknya membebankan tanggung jawab kepada menajer untuk menerapkan rencana tersebut. Selain itu, rencana itu sebaiknya konsisten dengan rencana-rencana lain yang ada, seperti anggaran operasi, dan rencana untuk investasi modal, riset, teknologi, dan pengembangan karyawan.

Pertanyaan yang biasanya dijawab oleh rencana produksi meliputi :

1. Bagaimana perusahaan mendefinisikan produktifitas dan hidup kerja yang bermutu?

2. Prioritas manakah yang sebaiknya dikaitkan dengan perbaikan produktuvitas? Siapa yang bertanggung jawab?

3. Bagaimanakah komitmen menajemen eksekutif dikomunikasikan?

4. Seberapa jauh keterlibatan karyawan dalam perencanaan dan penerapan yang dianggap pantas?

(5)

Labor : Controlling and Accounting for Costs

Measuring of productivity

Setelah rencana diformulasikan, produktivitas sebaiknya diukur, dianalisis, diinterpretasikan dan dipahami. Tujuan dari pengukuran produktivitas adalah untuk memberikan indeks yang padat dan akurat guna membandingkan hasil aktual dengan suatu target atau standar kinerja. Menetapkan standar untuk kinerja tenaga kerja tidaklah mudah, karena hal tersebut sering kalo menimbulkan perselisihan antara manajemen dan serikat pekerja. Kecepatan dengan mana seseorang yang sedang diamati bekerja, dicatat dan dianggap sebagai rating kinerja (performance rating). Beberapa rating untuk suatu tugas yang dipilih digabungkan guna memperoleh waktu normal (normal time), yaitu waktu yang diperlukan seseorang untuk melakukan pekerjaan tersebut ketika bekerja dengan kecepatan normal. Tambahan waktu diberikan untuk waktu pribadi, jam istirahat, kelelahan serta penundaan karena kerusakan mesin dan kekurangan bahan baku. Hasilnya adalah waktu standar (standard time) untuk suatu pekerjaan yang dinyatakan dalam jumlah menit per unit atau total unit yang dapat dihasilkan per jam.

(6)

Labor : Controlling and Accounting for Costs

Incentive Wage Plans

Total kompensasi seorang pekerja dapat didasarkan pada kontrak tenaga kerja hasil negosiasi, studi produktivitas, evaluasi kerja, pembagian laba, rencana pemberian insentif. Rencana pemberian insentif (incentive wage plan) memberikan imbalan bagi pekerja sesuai dengan peningkatan outputnya yang berkualitas tinggi.

Purpose of an incentive wage plan

Tujuan utama dari rencana pemberian insentif adalah untuk mendorong pekerja, agar memproduksi lebih banyak guna memperoleh upah yang lebih tinggi, dan pada saat yangbersamaan mengurangi biaya per unit. Rencana tersebut berusaha untuk memastikan output yang lebih besar, untuk meningkatkan pengendalian atas biaya tenaga kerja dengan memastikan biaya per unit yang lebih seragam, dan untuk mengubah dasar pemberian imbalan dari jam kerja yang dijalani menjadi pekerjaan yang diselesaikan.

(7)

Labor : Controlling and Accounting for Costs

Types of incentive wage plans

Pada praktiknya, upah berdasarkan waktu dan upah berdasarkan output tidak dapat dipisahkan dengan jelas. Rencana pemberian insentif biasanya melibatkan ratif upah berbagai kombinasi dari output dan waktu.

a. Rencana Unit Kerja Langsung (Straight Piecework Plan)

Rencana unit kerja langsung adalah salah satu rencana pemberian insentif yang paling sederhana, yaitu membayar upah di atas tarif dasar untuk produksi di atas standar. Standar produksi dihitung dalam jumlah menit per unit dan kemudian diterjemahkan menjadi jumlah rupiah yang dibayarkan per unit.

b. Rencana Bonus Seratus Persen (One-Hundred-Percent Bonus Plan)

Rencana Bonus Seratus Persenmerupakan suatu variasi dari rencana unti kerja langsung. Rencana ini berbeda dengan rencana unit kerja langsung dalam hal bahwa standar tidak dinyatakan uang, melainkan dalam waktu per unit output.

c. Rencana Bonus Kelompok (Group Bonus Plan)

Rencana bonus kelompok dimaksudkan untuk mendorong produksi pada tarif di atas standar. Setiap pekerja dalam kelompok menerima tarif per jam untuk produksi sampai sejumlah output standar. Unit yang diproduksi di atas standar dianggap sebagai waktu yang dihemat oleh kelompok, dan sebagai akibatnya setiap pekerja dalam kelompok tersebut menerima bonus untuk penghematan waktu tersebut

(8)

Labor : Controlling and Accounting for Costs

Time Standard and Learning Curve Theory

Incentive plans based on fixed time standards--such as the 100-percent bonus plan described previously--do not always motivate workers effectively.

Learning curve theory

A learning curve is a line displaying the relationship between unit production time and the cumulative number of units produced. Learning (or experience) curve theory as a wide range of application in the business world. In manufacturing, it can be used to estimate the time for product design and production, as well as costs. Learning curves are important and are sometimes overlooked as one of the trade-offs in just-in-time (JIT) systems, where sequencing and short runs achieve lower inventories by forfeiting some benefits of experience from long product runs. Learning curves are also an integral part in planning corporate strategy, such as decisions concerning pricing, capital investment, and operating costs based on experience curves.

(9)

Labor : Controlling and Accounting for Costs

Organization for Labor Cost Accounting and Control

Akuntansi biaya tenaga kerja mencakup:

1. Sejarah kerja dari setiap pekerja, seperti tanggal dipekerjakan, tingkat upah, penugasan awal, promosi, kenaikan gaji, dan waktu cuti untuk liburan atau karena sakit

2. Informasi yang diperlukan untuk memenuhi kontrak serikat kerja, hukum jaminan sosial, peraturan upah dan jam kerja, pajak penghasilan yang dipungut, dan sebagainya.

3. Waktu kerja dan biaya standar

4. Jam kerja setiap karyawan, tingkat upah dan total pendapatan untuk setiap periode penggajian

5. Perhitungan potongan dari upah kotor setiap karyawan 6. Output atau pencapaian dari setiap karyawan

7. Jumlah biaya dan jam tenaga kerja tidak langsung maupun tenaga kerja langsung yang akan dibebankan ke setiap pesanan, lot, proses atau departemen untuk setiap periode 8. Total biaya tenga kerja di setiap departemen untuk setiap periode

(10)

Labor : Controlling and Accounting for Costs

Personnel Department

Fungsi utama dari departemen personalia adalah untuk menyediakan tenaga kerja yang efisien dan memastikan bahwa seluruh organisasi mengikuti kebijakan personalia yang sesuai. Fungsi departemen personalia meliputi: perekrutan, pelatihan, penilaian, konseling pensiun, pemutusan hubungan kerja, dan penempatan ke luar. Menyusun dan mengawasi penyusunan dan pembaruan deskripsi kerja. Perekrutan karyawan dalam rangka memperbesar jumlah pekerja memerlukan otorisasi dari manajemen eksekutif, yang eprsetujuannya didasarkan pada kebutuhan tenaga kerja untuk produksi. Departemen personalia, dalam hubungannya dengan kepada departemen terkait, merencanakan kebutuhan ekspansi dan menyetujui promosi, pemutusan hubungan kerja, transfer pekerja yang dipekerjakan.

(11)

Labor : Controlling and Accounting for Costs

Production Planning Department

Departemen perencanaan produksi bertanggung jawab untuk menjadwalkan pekerjaan dan memberikan perintah kerja ke departemen produksi. Pemberian perintah kerja umumnya disertai dengan permintaan bahan baku dan kartu jam kerja tenaga kerja yang mengindikasikan operasi yang akan dilakukan atas produk tersebut. Daftar yang spesifik dan terinci dari urutan operasi tenaga kerja dan mesin, yang disebut rute (routing) merupakan hal yang penting jika pekerjaan yang ingin dilakuan dalam waktu yang diperbolehkan, tanpa menunda pekerjaan lain yang memerlukan beberapa mesih dan tenaga kerja yang sama. Penundaan yang disebabkan oleh kurangnya bahan baku, rusaknya mesin atau kebutuhan akan instruksi tambahan menyebabkan naiknya biaya tenaga kerja dan keluhan dari pekerja dan pelanggan. Jadwal produksi yang dipersiapkan beberapa minggu sebelumnya yang menggunakan standar waktu tenaga kerja untuk setiap tugas, membantu penyelia departemen dalam menyusun anggaran tenaga kerja.

(12)

Labor : Controlling and Accounting for Costs

Timekeeping Department

Memastikan adanya catatan yang akurat atas waktu kerja setiap karyawan adalah langkah pertama dalam perhitungan biaya tenaga kerja. Pencatatan waktu yang akurat biasanya dicapai dengan:

1. Kartu absen yang menyediakan bukti yang dapat diandalkan atas kehasiran karyawan dipabrik dari waktu masuk sampai waktu pulang

2. Kartu jam kerja atau kartu pesanan untuk memastikan informasi atas jenis dan lama pekerjaan yang dilakukan.

(13)

Labor : Controlling and Accounting for Costs

Payroll Department

Data penggajian diproses dalam dua tahap: 1. Menghitung dan menyiapkan gaji

Penggajian disiapkan dari kartu absen. Beban gaji final hasil perhitungan dicatatn dalam jurnal gaji atau catatan gaji. Catatan tersebut menunjukkan total upah, potongan, dan gaji bersih. Catatan kumulatif atas pendapatan dan potongan dari masing-masing karyawan juga harus disimpan.

2. Mendistribusikan biaya gaji ke pesanan dan departemen

Kartu jam kerja atau laporan waktu kerja harian individual menunjukkan penggunaan atas waktu yang dibeli dari setiap karyawan. Kartu jam kerja untuk setiap karyawan harus sama dengan total pendapatan karyawan untuk minggu tersebut. Kartu jam kerja yang diurutkan berdasarkan pesanan, departemen, dan jenis tenaga kerja tidak langsung memungkinkan distribusi total beban gaji ke akun barang dalam proses dan ke catatan rinci departemental yang mendukung akun pengendali overhead pabrik. Distribusi beban gaji dapat dipercepat dengan otomatisasi.

(14)

Labor : Controlling and Accounting for Costs

Cost Department

Berdasarkan ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja atau kartu jam kerja, departemen biaya mencatat biaya tenaga kerja langsung pada kartu biaya pesanan atau laporan produksi departemental, serta mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung pada catatan overhead departemental yang terinci. Di beberapa perusahaan, akuntansi biaya didesentralisasikan, dimaka klerek biaya ditempatkan di departemen produksi guna membantu dalam mengakumulasi dan mengklasifikasikan biaya tenaga kerja, menggunakan kartu jam kerja atau tipe produk. Di perusahaan lain, departemen biaya sangat tersentralisasi dan tidak terlibat sama sekali dalam pencatatan waktu maupun persiapan penggajian.

(15)

Labor : Controlling and Accounting for Costs

Accounting for Personnel-Related Costs

Selama pertengahan abad keduapuluh, pekerja di Amerika Serikat dan beberapa negara maju lainnya menikmati pertumbuhan spektakuler dalam tunjangan di luar gaji. Peningkatan ini diperlihatkan oleh hal-hal berikut:

1. Peningkatan dalam biaya tunjangan hidup 2. Peningkatan dalam durasi tunjangan

3. Peningkatan dalam karyawan yang mendapatkan tunjangan

(16)

Labor : Controlling and Accounting for Costs

Selain gaji pokok yang dihitung berdasarkan jam kerja atau unit

yang diproduksi, biaya tenaga kerja mencakup tunjangan non gaji

antara lain:

1. Premi Lembur (Overtime Premium)

2. Pembayaran bonus dan kompensasi yang ditunda

3. Upah Cuti ( Vacation Pay )

4. Rencana upah tahunan terjamin

5. Dana Pensiun (Pension Plan)

(17)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Unsur yang digolongkan dalam biaya overhead pabrik, metode harga pokok pesanan biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung

menggunakan jam mesin untuk mengalokasikan biaya pendukung departemen pengolahan dengan mesin ke pekerjaan dan menggunakan biaya tenaga kerja langsung untuk. mengalokasikan

ARUS BIAYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Bahan Baku Langsung Bahan tdk Langsung Barang Dalam Proses Tenaga Kerja Langsung Tenaga Kerja tdk Langsung Barang Jadi Harga Pokok

Biaya-biaya produksi yang tidak dapat dikategorikan ke dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung atau yang wujud rillnya adalah biaya bahan baku tidak langsung dan

PT Damai Selalu, adalah perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, pembebanan biaya baku langsung dan tenaga kerja langsung berdasarkan biaya sesungguhnya, sedangkan

Biaya Manufaktur biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari 3 elemen biaya : bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.. Bahan baku langsung dan tenaga

Adapun informasi yang dihasilkan sistem biaya produksi pesanan adalah informasi tentang pesanan penjualan, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead

hubungan yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja langsung, maka dasar yang dipakai untuk membebankan BOP adalah biaya tenaga kerja langsung.  Rumus