• Tidak ada hasil yang ditemukan

sop - TPM 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "sop - TPM 2"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

STANDARD OPERATING PROCEDURE

(SOP) 1

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

SANITASI MAKANAN JAJANAN

===============================

PENDATAAN

PENGESAHAN

Ka.subdin Kesling & Litkes Dinkes Kab. Sumedang Drg.H.Agus S Rasjidi,Mkes

NIP. 140163942

TUJUAN 1. Memperoleh data makanan jajanan yang ada di wilayah Kab. Sumedang baik perorangan maupun sentra makanan jajanan baik di dalam gedung maupun di luar gedung

RUANG LINGKUP

PELAKSANA Petugas Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas BAHAN 1. Formulir pendataan

2. Surat tugas 3. Jadwal kegiatan 4. Pencatatan

5. Surat edaran tentang pendataan makanan jajanan kepada Camat, Lurah, Pemilik gedung, semua pedagang makanan jananan

6. Surat permintaan dukungan dari instansi terkait 7. Surat pendaftaran kepada pedagang

PROSEDUR 1. Membuat jadwal kegiatan pada setiap awal tahun

2. Menginformasikan rencana kegiatan pada pertemuan lintas sektor untuk meminta dukungan dari instansi terkait

3. Membuat surat permohonan dukungan dari instansi terkait

4. Membuat surat edaran kepada semua pedagang makanan tembusan kepada Camat, Lurah, dan pemilik gedung ( untuk makjan yang berda di dalam gedung )

5. Menyiapkan formulir – yang dibutuhkan 6. Membuat surat tugas

7. Melakukan pendataan 8. Membuat laporan pendataan 9. Laporan pendataan meliputi :

 Jumlah pedagang makanan jajanan di luar gedung maupun di dalam gedung

 Pemetaan penyebaran pedagang makanan jajanan dan penyebaran sentra makanan jajanan

(2)

(SOP) 2

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

SANITASI MAKANAN JAJANAN

===============================

PENDAFTARAN

PENGESAHAN KaSubdin Kesling& Litkes

Dinkes Kab. Sumedang Drg.H.Agus S Rasjidi.,Mkes

NIP. 140.162 943

TUJUAN 1. Diperolehnya informasi tentang jumlah dan jenis makanan jajanan yang ada di Kab. Sumedang baik perorangan maupun sentra yang berada di dalam gedung maupun di luar gedung

2. Melindungi masyarakat dari peredaran makanan jajanan yang tidak memenuhi syarat RUANG LINGKUP 1. Pengisian formulir pendaftaran oleh para pedagang makanan jajanan

2. Pemberian stiker tanda terdaftar pedagang makanan jajanan 3. Pemberian plakat tanda terdaftar sentra makanan jajanan PELAKSANA Petugas Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas

ALAT & BAHAN 1. Formulir pendaftaran 2. Buku register

3. Kartu status makanan jajanan 4. Buku kesehatan penjamah

5. Stiker tanda terdaftar pedagang makanan jajanan 6. Plakat tanda terdaftar sentra makanan jajanan

PROSEDUR 1. Buat Surat Tugas melaksanakan pendaftaran pedagang makanan jajanan 2. Membuat pemberitahuan secara luas kepada para pedagang

3. Datangi lokasi pedagang baik perorangan maupun sentra pedagang makanan yang di dalam gedung maupun luar gedung

4. Pedagang mengisi formulir yang telah disediakan dan dicatat di buku register

5. Pedagang yang telah terdaftar diberi stiker tanda terdaftar pada sarana penjaja makanan jajanan yang dikelolanya

6. Buat laporan hasil pendaftaran yang meliputi :

 Jenis / nama makanan jajanan dan sentra makanan jajanan

 Alamat

 Nama pemilik

 Nama dan jumlah penjamah

 Keanggotaan kelompok / asosiasi

(3)

STANDARD OPERATING PROCEDURE

(SOP) 3

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

MAKANAN JAJANAN

===============================

PENYULUHAN DAN KURSUS

PENGESAHAN Kasubdin Kesling & Litkes

Dinkes Kab. Sumedang Drg.H.Agus S Rasjidi.,Mkes

NIP. 140163942

TUJUAN Memotivasi perilaku yang mendukung pelaksanaan pembinaan Makanan jajanan RUANG LINGKUP Memberikan materi Hygiene sanitasi pada para pengelola makanan jajanan PELAKSANA Petugas Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas dan atau petugas tk kabupaten

Asosiasi pedagang makanan jajanan ( jika sudah terbentuk ) Kader masyarakat

ALAT & BAHAN Materi penyuluhan Alat peraga

PROSEDUR 1. Membuat jadwal dan rencana kegiatan

2. Membuat surat undangan kepada para pedagang makanan jajanan tembusan kepada camat dan Lurah

3. Bersama – sama kader dan asosiasi ( jika sudah terbentuk ) memberikan materi penyuluhan yang memotivasi perilaku yang mendukung pelaksanaan pembinaan makanan jajanan ( Materi terlampir )

4. Jika belum terbentuk asosiasi, maka pada pertemuan pertama sebaiknya mulai dibentuk organisasi / asosiasi untuk mewadahi para pedagang makanan jajanan sebagai wahana untuk pembinaan makanan jajanan

5. Dengan bekerjasama antara pemilik usaha makanan jajanan, asosiasi dan atau pihak penyandang dana atau Bapak Asuh dilakukan kegiatan kursus bagi pedagang makanan jajanan untuk memperoleh SERTIFIKAT KURSUS HYGIENE SANITASI MAKANAN Pembentukan sentra pedagang makanan jajanan

1. Setiap gedung perkantoran / industri/ pusat perdagangan / daerah kegiatan pariwisata yang mempunyai kelompok makanan jajanan atau belum berupa kelompok dilakukan penataan untuk menjadi sentra makanan jajanan

2. Kelompok makanan jajanan pada butir 1 dilakukan pembinaan dengan melengkapi fasilitas dan sarana pedagang makanan jajanan

3. Pembentukan sentra makanan jajanan dimotivasi oleh Dinas Kesehatan dan asosiasi yang telah terdaftar di pemerintah daerah setempat dengan dukungan kerjasama dari instansi terkait

4. Sentra pedagang makanan jajanan yang telah terbentuk dilakukan Inspeksi sanitasi oleh Dinas Kesehatan kabupaten bersama Puskesmas dan asosiasi yang telah terdaftar di Pemda setempat untuk disusulkan penetapan lokasi kepada BUPATI

5. Setiap gedung perkantoran / industri/pusat perdagangan / perbelanjaan serta daerah kegiatan pariwisata yang akan dibangun, yang membutuhkan jasa pelayanan makanan diwajibkan menyediakan lahan atau tempat untuk sentra pedagang makanan jajanan baik yang ada di dalam gedung maupun di luar gedung

6. Persyaratan hygiene sanitasi sentra pedagang makanan jajanan harus memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan .

7. Pengaturan lebih lanjut meliputi :

 Air bersih

 Lalat, tikus dan hewan lainnya

 Sampah

 Limbah

 Pemeliharaan kebersihan

 Perilaku hygiene sanitasi

 Pemeriksaan kesehatan

 Ventilasi dan pencahayaan

 Penataan lalu lintas pengunjung

 Suhu penyimpanan bahan makanan

8. Setiap sentra makanan jajanan harus memiliki pengelola sentra sebagai penanggung jawab yang mengkoordinir pedagang makanan jajanan yang ada di dalam sentra makanan jajanan 9. Pengelola sentra makanan jajanan berkewajiban memelihara kebersihan dan sanitasi

lingkungan sentra makanan jajanan

10. Sentra makanan jajanan dikembangkan berupa percontohan sentra makanan jajanan yang dibina secara intensif untuk ditularkan kepada daerah lain.

(4)

(SOP) 4

PEMBINAAN & PENGAWASAN

MAKANAN JAJANAN

===============================

PENGAWASAN

PENGESAHAN KASUBDIN Kesling & litkes

Dinkes Kab. Sumedang Drg.H.Agus S Rasjidi.,Mkes

NIP. 140163942

TUJUAN

RUANG LINGKUP 1. Inspeksi Sanitasi secara berkala dan penerapan HACCP secara bertahap 2. Pengujian sampel makanan dan spesimen di laboratorium

PELAKSANA Petugas Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas ALAT & BAHAN 1. Formulir Inspeksi sanitasi

2. Plastik sample steril 3. Sarung tangan plastik steril 4. Label

5. Ice Box 6. Laboratorium

PROSEDUR 1.

2. Contoh makanan dan spesimen yang dikirim langsung oleh Penanggung jawab Sentra Pedagang Makanan jajanan dapat dilayani bila pengambilannya dilakukan sesuai dengan persyaratan pengambilan contoh makanan dan spesimen

11. Jenis pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium sesuai dengan permintaan pengirim 12. Hasil pemeriksaan dikirim kepada pengirim dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan

setempat untuk keperluan pemantauan / pengawasan

13. Biaya pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan contoh makanan dan spesimen dalam rangka uji petik ditanggung oleh Pusat, propinsi dan atau Pemda

14. Laporan hasil Inspeksi Sanitasi dikirim kepada Bupati dan tembusan ke Dinas kesehatan kab. Sumedang, Dinas Kesehatan propinsi Jawa barat dan Direktoran Penyehatan Air dan Sanitasi Ditjen PPM & PL Depkes RI dengan periode 3 (tiga) bulan sekali dengan format laporan MJ3

1. Sentra makanan jajanan yang telah memenuhi syarat dan menerapkan HACCP dapat diberikan penghargaan atas keberhasilannyaLakukan identifikasi jenis asal pangan yang terkait dengan keracunan pangan berdasarkan kategori sebagai berikut :

 Pangan restoran

Makanan atau minuman yang diperoleh dari perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan pengolahan makanan atau minuman dan disajikan di tempat usaha sendiri.

Yang termasuk kategori ini adalah restoran, warung, kedai, depot makanan atau minuman, kafe, kantin yang mengolah makanan atau minuman sendiri di tempat usahanya

 Pangan jasa boga

Makanan atau minuman yang dihasilkan oleh jasa boga ( perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan

 Pangan Rumah Tangga

Makanan atau minuman yang diolah oleh rumah tangga atau keluarga atau kerabat untuk konsumsi rumah tangga atau secara keluarga dan kerabat

 Pangan Jajanan

Makanan atau minuman yang baisanya diproleh dari pedagang keliling atau penjual di tempat yang tidak permanen. Makanan atau minuman tersebut dapat dibuat sendiri atau diperoleh dari pihak ketiga

(5)

 Pangan Industri Rumah Tangga

Makanan atau minuman yang dihasilkan oleh perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi otomatis, baik sudah terdaftar ataupun tidak terdaftar. Jika sudah terdaftar makanan atau minuman ini mempunyai kode sertifikat Penyuluhan ( SP) atau Pangan Industri Rumah Tangga ( P-IRT)

 Pangan non IRT

Makanan atau minuman yang diproduksi oleh non IRT. Jika sudah terdaftar makanan atau minuman ini mempunyai kode registrasi Makanan Dalam Negeri ( MD) atau Makanan Luar Negeri ( ML)

 lain – lain

Makanan atau minuman yang tidak dapat digolongkan ke dalam keenam kategori diatas. Contohnya adalah makanan atau minuman yang diproduksi oleh dapur umum untuk kepentingan kelompok seperti pesantren, asrama, panti asuhan, bencana alam atau penggusuran

2. Kelompokkan sampel berdasarkan bentuknya ( padat atau cair) 3. Amankan sampel dengan ketentuan sebagai berikut :

 Jika sampel adalah pangan restoran, jasaboga,pangan rumah tangga atau jajanan yang dikemas ( kertas nasi, kardus, styroform dll) maka sampel diambil dengan kemasannya.jangan membuka kemasan

 Jika sampel adalah pangan restoran, jasaboga, rumah tangga atau jajanan yang tidak dikemas, maka diambil kurang lebih 2 kg secara aseptic dengan peralatan steril, dimasukkan ke dalam kantung plastik steril lalu dikelim

 Jika sampel adalah pangan IRT atau non IRT yang masih utuh dalam kemasannya maka diambil dengan kemasannya jangan dibuka

 Jika sampel adalah pangan IRT atau non IRT yang sudah dikeluarkan dari kemasannya maka diambil kurang lebih 2 kg secara aseptis dengan peralatan steril, dimasukkan ke dalam kantung plastik steril lalu dikelim

4. Beri label setiap sampel segera setelah dikemas ( Formulir 8). Isi semua keterangan pada label kecuali informasi waktu pengambilan sampel untuk pengujian laboratorium yang harus diisi pada saat pengambilan sampel yang akan dikirim ke laboratorium

5. Buat Berita acara pengamanan sampel pangan ( Formulir 3)

6. Masukkan semua sampel kecuali sampel pangan IRT atau non IRT yang diambil dengan kemasannya ke dalam boks pendingin berisi es batu. Es kering hanya digunakan untuk sampel beku. Sampel pangan siap saji yang dikemas (kertas nasi,kardus, styroform dll) harus dikemas lagi dengan kantung plastik sebelum dimasukkan ke dalam boks pendingin ( es batu) agar tidak rusak

7. Bawa sampel dengan sarana transportasi tercepat ke tempat penyimpanan sampel misalnya Puskesmas atau RS terdekat

8. Masukkan semua sampel ke lemari pendingin pada suhu 0 – 4 C sedangkan untuk makanan beku pada suhu –18C.

(6)

(SOP) 5

KERACUNAN PANGAN

===============================

CARA PENGISIAN LAPORAN W1

PENGESAHAN

Ketua TGC

Dinkes Kab. Sumedang

Dr. Siti Nurhayati

NIP. 140...

TUJUAN Menuntun petugas agar dapat mengisi formulir laporan W1 Puskesmas ( Formulir 5) dan laporan W1 RS ( Formulir 6)

RUANG LINGKUP Pengisian formulir W1

PELAKSANA Petugas Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas atau RS BAHAN Formulir Laporan W1 Puskesmas ( formulir 5)

Formulir laporan W1 RS ( Formulir 6) PROSEDUR Formulir laporan W1 Puskesmas ( Formulir 5)

* No : cukup jelas

* Kepada Yth : Tuliskan “Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang “ * Tanggal / bulan / tahun : cukup jelas, tuliskan dengan angka

* Desa / kelurahan : cukup jelas * Di kecamatan : cukup jelas

* Telah terjadi sejumlah : Jumlah orang yang sakit. Tuliskan dengan angka * Dan sejumlah : Jumlah orang yang meninggal. Tuliskan dengan nagka * Tersangka penyakit : Diisi sesuai kolom jenis penyakit yang dipilih

* Pada kolom jenis penyakit : Pilih salah satu dengan memberi tanda V pd kolom jenis penyakit yg dipilih. Jika tersangjka penyakit adalah keracunan makanan, maka ditulis pada kolom kosong yang disediakan * Pada kolom gejala : Beri tanda V pada kolom gejala – gejala yang sesuai

* Tindakan yang telah diambil : Tuliskan hal – hal yang telah dilakukan, baik terhadap korban, sampel, atau lingkungan tempat kejadian

* Kepala & NIP : Diisi nama Kepala Puskesmas lengkap , NIP dan tanda tangan Formulir laporan W1 RS ( Formulir 6)

* RS : Tuliskan nama RS dan alamatnya * Kabupaten : Sumedang

* Propinsi : Jawa Barat * No : cukup jelas

* Kepada Yth : Tuliskan “ Kepala Dinas Kesehatan Kab. Sumedang “ * Di : Alamat Dinas Kesehatan Kab. Sumedang

* Tanggal/bulan/tahun : cukup jelas, tuliskan dengan angka * Didapatkan penderita dg : Coret salah satu “ pasti” atau “ tersangka”

diagnosis pasti / tersangka jika hasil pemeriksaan dilengkapi dg hsl analisis laboratorium maka pilihlah “pasti” dan coretlah “ tersangka.

Jika belum atau tidak ada hasil laboratorium, maka pilihlah “Tersangka” tuliskan jenis penyakitnya

* Jumlah kasus : Cukup jelas, tuliskan dengan angka jumlah korban ( sakit & meninggal )

* Jumlah kematian : cukup jelas. Tuliskan dengan angka

* Pengobatan yang telah diberikan: Tulis jenis dan nama obat yang telah diberikan kpd korban * Bantuan yang diminta dr Dinkes : Tuliskan bantuan yang diperlukan dari Dinas Kesehatan * Direktur RS : Tuliskan nama lengkap Direktur RS yang bersangkutan dan ditanda tangani

(7)

STANDARD OPERATING PROCEDURE

(SOP) 6

KERACUNAN PANGAN

===============================

PELAPORAN AWAL

PENGESAHAN

Ketua TGC

Dinkes Kab. Sumedang

Dr. Siti Nurhayati

NIP. 140...

TUJUAN Melaporkan kejadian keracunan pangan

 Melaporkan tindakan yang telah dilakukan terhadap korban dan sampel pangan RUANG LINGKUP Pengisian surat pengantar laporan keracunan pangan

 Pengiriman formulir surat pengantar laporan keracunan pangan dan lampirannya, yaitu formulir berita acara pengamanan sampel pangan, ringkasan berita keracunan pangan dan W1 ( Puskesmas atau RS)

PELAKSANA Petugas Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas atau RS

BAHAN Formulir surat pengantar laporan awal keracunan pangan ( Formulir 9 )

 Formulir berita acara pengamanan sampel pangan ( Formulir 3)

 Formulir ringkasan berita keracunan pangan ( Formulir 4)

 Formulir Laporan W1 Puskesmas atau RS ( formulir 5 atau Formulir 6) PROSEDUR  Isi formulir surat pengantar laporan awal keracunan pangan ( Formulir 9)

 Kirimkan surat pengantar awal laporan keracunan pangan dan lampirannya ( berita keracunan pangan / form 4, laporan W1/form 5/6 ) kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang

 Selanjutnya Dinkes Kab. Sumedang mengirimkan surat tersebut dan lampirannya kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, Kepala Balai Besar POM, Kepala Sub Direktorat Surveila dan Epidemiologi- Ditjen P2MPL-Depkes

 Selanjutnya Balai POM mengirimkan ke Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya serta Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan POM RI

(8)

(SOP) 7

KERACUNAN PANGAN

===============================

PENETAPAN KEJADIAN LUAR

BIASA ( KLB)

PENGESAHAN

Ketua TGC

Dinkes Kab. Sumedang

Dr. Siti Nurhayati

NIP. 140...

TUJUAN Menetapkan suatu kejadian sebagai KLB keracunan pangan RUANG LINGKUP Kriteria penetapan KLB keracunan pangan

PELAKSANA Petugas berwenang di Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang ( Ketua TGC dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang )

BAHAN  Formulir ringkasan berita keracunan pangan ( Formulir 4)

 Formulir Laporan W1 Puskesmas ( formulir 5) atau Formulir laporan W1 RS ( Formulir 6)

PROSEDUR Segera setelah menerima laporan awal dari Puskesmas atau RS, Ketua TGC beserta Tim Gerak Cepat Dinas Kessehatan Kabupaten Sumedang menganalisis laporan tersebut untuk menetapkan apakah kejadian keracunan pangan tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa ( KLB) dengan kriteria sebagai berikut :

- Jika terdapat 2 orang atau lebih yang menderita sakit dengan gejala yang sama atau hampir sama pada saat yang sama atau hampir bersamaan setelah mengkonsumsi bahan pangan yang secara analisis epidemiologi terbukti sebagai sumber keracunan

 Setelah menetapkan status kejadian sebagai KLB, segera lakukan persiapan penyelidikan lapangan ( SOP No. 8)

(9)

STANDARD OPERATING PROCEDURE

(SOP) 8

KERACUNAN PANGAN

===============================

PERSIAPAN PENYELIDIKAN

LAPANGAN

PENGESAHAN

Ketua TGC

Dinkes Kab. Sumedang

Dr. Siti Nurhayati

NIP. 140...

TUJUAN Mempersiapkan pelaksanaan penyelidikan lapangan agar berjalan efektif dan efisien RUANG LINGKUP  Koordinasi Tim Penyelidikan lapangan

 Penyusunan proposal

 Persiapan dan perbanyakan formulir penyelidikan KLB keracunan pangan

 Pemberitahuan kepada laboratorium untuk persiapan uji sampel PELAKSANA Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang ( Tim Gerak Cepat ) BAHAN Alat dan bahan pengambilan sampel

 Formulir berita acara pengamanan sampel pangan ( Formulir 3)

 Formulir ringkasan berita keracunan pangan ( Formulir 4)

 Formulir laporan W1 Puskesmas atau laporan RS ( Formulir 5 atau formulir 6)

 Formulir proposal pelaksanaan penyelidikan lapangan ( formulir 10)

 Formulir surat perintah melaksanakan penyelidikan lapangan ( formulir 11)

 Formulir – formulir penyelidikan KLB keracunan pangan berdasarkan gejala awal yang menonjol ( formulir 12 s.d formulir 17)

 Formulir penyelidikan KLB keracunan pangan berdasarkan ringkasan sejarah kasus ( formulir 18)

 Form,ulir daftar pangan dalam KLB keracunan pangan ( formulir 19)

 Formulir daftar pangan yang dicurigai sebagai penyebab keracunan pangan ( formulir 20)

 Formulir penyelidikan KLB keracunan pangan menurut diagnosis etiologi berdasarkan kurva epidemi KLB dengan masa inkubasi terpendek ( formulir 21)

 Formulir penyelidikan KLB keracunan pangan menurut diagnosis etiologi berdasarkan kurva epidemi periode KLB ( formulir 22)

 Formulir pengujian sampel pangan ( formulir 23)

 Formulir pengujian spesimen ( Formulir 24)

 Formulir surat pengantar permohonan pengujian sampel ( formulir 25)

 Formulir penyelidikan KLB keracunan pangan untuk distribusi kasus berdasarkan umur ( form 26)

 Formulir penyelidikan KLB keracunan pangan untuk distribusi kasus berdasarkan jenis kelamin ( formulir 27)

 Formulir penyelidikan KLB keracunan pangan untuk distribusi kasus berdasarkan tempat kejadian ( formulir 28)

(10)

tugas penyelidikan lapangan ( formulir 11) yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang

 TGC melaksanakan penyelidikan dengan membawa salah satu formulir penyelidikan KLB keracunan pangan berdasarkan gejala awal yang menonjol ( form 12 s.d 17) berdasarkan formulir 4 dengan ketentuan sebagai berikut :

- Form 12 digunakan jika umumnya gejala awal yang menonjol adalah mual dan muntah

- Form 13 digunakan jika umumnya gejala awal yang menonjol adalah nyeri tenggorokan dan saluran pernafasan

- Form 14 digunakan jika umumnya gejala wal yang menonjol adalah kejang perut dan diare

- Form 15 digunakan jika umumnya gejala awal yang menonjol adalah gangguan melihat, gatal dan atau lumpuh

- Form 16 digunakan jika umumnya gejala awal yang menonjol adalah demam, menggigil, lemah dan atau nyeri

- Form 17 digunakan jika umumnya gejala awal yang menonjol adalah merah pada wajah dan atau gatal

 Perbanyak formulir yang dipilih minimal sebanyak jumlah korban yang diperkirakan dapat teridentifikasi

 Siapkan formulir – formulir lainnya ( form 17 s.d 28) dengan cara pengisian sesuai dengan SOP no. 9

 Hubungi laboratorium yang dirujuk untuk persiapan analisis sampel

 Siap melaksanakan penyelidikan lapangan ( SOP 10)

STANDARD OPERATING PROCEDURE

(SOP) 9

KERACUNAN PANGAN

===============================

CARA PENGISIAN FORMULIR

PENYELIDIKAN

PENGESAHAN

Ketua TGC

Dinkes Kab. Sumedang

Dr. Siti Nurhayati

NIP. 140...

TUJUAN Menuntun petugas agar dapat mengisi formulir – FORMULIR PENYELIDIKAN klb Keracunan pangan

RUANG LINGKUP Pengisian formulir – formulir penyelidikan KLB keracunan pangan

PELAKSANA Pelaksana teknis dari Tim Gerak Cepat KLB dan bencana Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Puskesmas dan pihak terkait lain yang diperlukan

 Tim penyelidikan tk Propinsi jika diperlukan atau diminta oleh Dinas Kesehatan Kabupaten , atau KLB keracunan pangan mencakup daerah yang cukup luas, lintas batas wilayah dan atau ada kepentingan lain yang diperlukan.

Tim penyelidikan Propinsi terdiri dari : Dinkes Propinsi Jawa Barat, Balai Besar POM, Tim Gerak Cepat kabupaten dan pihak terkait yang diperlukan

 Tim penyelidikan tingkat pusat jika diperlukan atau diminta oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau jika KLB keracunan pangan mencakup masalah nasional atau internasional dan atau ada kepentingan lain yang diperlukan.

Tim penyelidikan tk pusat terdiri dari : Ditjen PPMPL- Depkes, Badan POM, Tim penyelidikan Propinsi atau Kabupaten dan pihak terkait lainnya

(11)

BAHAN  Form ringkasan berita keracunan pangan ( form 4)

 Form penyelidikan KLB keracunan pangan berdasarkan gejala awal yang menonjol ( form 12 s.d 17)

 Form penyelidikan KLB keracunan pangan berdasarkan ringkasan sejarah kasus ( form 18)

 Form daftar orang yang mengkonsumsi pangan tetapi tidak sakit ( form 18a)

 Form daftar pangan dalam KLB keracunan pangan ( form 19)

 Form daftar pangan yg dicurigai sebagai penyebab keracunan pangan ( Formulir 20)

 Form penyelidikan KLB keracunan pangan menurut diagnosis etiologi berdasarkan kurva epidemi KLB dg masa inkubasi terpendek ( Form 21)

 Form penyelidikan KLB keracunan pangan menurut diagnosis etiologi berdasarkan kurva epidemi periode KLB ( form 22)

 Form pengujian sampel pangan ( Form 23)

 Form pengujian spesimen ( Form 24)

 Form surat pengantar permohonan pengujian sampel ( Form 25)

 Form penyelidikan KLB keracunan pangan untuk distribusi kasus berdasarkan umur ( form 26)

 Form penyelidikan KLB keracunan pangan untuk distribusi kasus berdasarkan jenis kelamin ( form 27)

 Form kejadian KLB keracunan pangan untuk distribusi kasus berdasarkan tempat kejadian ( Form 28)

 Form analisis bahaya ( Form 29)

 Daftar istilah medis keracunan pangan

 Tabel klasifikasi penyakit yg disebabkan oleh makanan berdasarkan gejala, waktu inkubasi dan jenis penyebabnya

 Tabel jenis mikroba yang mungkin hidup pada kelompok pangan penyebab keracunan

 Tabel kriteria laboratorium, klinis dan epidemiologi untuk konfirmasi penyebab penyakit PROSEDUR Penyelidikan KLB keracunan pangan berdasarkan gejala awal yang menonjol ( Form 12 s.d

Form 17)

 Pilih salah satu formulir penyelidikan KLB keracunan pangan berdasarkan gejala awal yang menonjol ( Formulir 12 s.d form 17). Pemilihan salah satu formulir bisa berdasarkan formulir ringkasan sejarah kasus ( Formulir 4)

 Cara pengisian Form 12 s.d 17 pd dasarnya sama yaitu : - Identifikasi penderita ( cukup jelas )

- Gejala penderita ( beri tanda silang pd kotak yg disediakan, sesuai gejala yg diderita dan lingkari salah satu dari gejala – gejala tsb yg merupakan gejala awal yg menonjol )

- Makan makanan yg dicurigai, mulai timbul gejala pertama & pengobatan yg dilakukan ( Cukup jelas )

- Jenis obat yang diminum ( diisi berdasarkan keterangan dari dokter yg menangani korban )

- Jenis makanan yang dikonsumsi ( cukup jelas)

- Nama pengkonsumsi makanan dan minuman yg sama ( serumah atau dengan kegiatan yang sama ) : cukup jelas,beri tanda V untuk kolom jenis kelamin dan keterangan

- Nama korban lain sebelumnya yang kontak dengan penderita : cukup jelas - Jenis spesimen yang diambil : ( spesimen dapat berupa muntahan, feses, dan urin.

Diisi berdasarkan keterangan dari petugas kesehatan )

- Waktu Pengambilan : spesimen diambil oleh petugas kesehatan , sebaiknya sebelum korban diberi obat . Diisi berdasarkan keterangan petugas

- Nomor ID : cukup jelas

- Hasil laboratorium : Diisi berdasarkan keterangan dari dokter atau petugas yang berwenang

- Status : Pilih salah satu dengan memberi tanda V , Terkonfirmasi artinya hasil pemeriksaan telah diyakinkan dengan hasil analisis laboratorium, sedangkan dugaan artinya hasil pemeriksaan belum diyakinkan antara lain menurut kaidah spesifisitas dan sensitifitas.

- Nama pewawancara : cukup jelas

- Nama yang memvalidasi lembar wawancara : orang yang melakukan pemeriksaan terhadap lembar wawancara untuk meyakinkan telah diisi dengan benar. Validasi sebaiknya dilakukan oleh koordinator atau anggota tim pelaksana penyelidikan lapangan.

(12)

 Isi formulir ini dengan melakukan rekapitulasi data dari formulir yang dipilih ( salah satu dari formulir 12 s.d 17 ) dengan cara sebagai berikut :

- Lokasi terjadinya KLB : cukup jelas. Mencakup nama desa,kelurahan,kecamatan dan kabupaten

- Tanggal, No. Nama korban, alamat & telp : cukup jelas - Jenis kelamin : cukup jelas

- Umur : cukup jelas

- Waktu mengkonsumsi mak/minuman : cukup jelas - Mulai timbul gejala : cukup jelas

- Waktu inkubasi : selang waktu atau periode antara masuknya kuman dalam tubuh seseorang sampai muncul gejala yang pertama

- Gejala : pilih salah satu, beri tanda V untuk setiap korban dengan gejala yang sesuai. Pada kolom gejala yang kosong dapat diisi dengan gejala lainnya dan diberi tanda V untuk korban dengan gejala tersebut.

- Lamanya sakit,tgl ke dokter,RS dan meninggal : cukup jelas - Nama penyelidik dan jabatan : cukup jelas

- Median : Nilai tengah yang diperoleh dari sekumpulan data setelah diurutkan dari nilai terkecil ke terbesar

- Total : cukup jelas

- Persentase : Nilai total gejala dibagi jumlah korban dikali seratus.

-Daftar orang yang mengjonsumsi pangan tetapi tidak sakit ( Formulir 18a)

 Buat data orang yang mengkonsumsi tetapi tidak sakit dalam formulir ini

 Isi formulir ini dengan cara sebagai berikut : - No : cukup jelas

- Nama : cukup jelas - Umur : cukup jelas - Pekerjaan : cukup jelas - Jenis kelamin : cukup jelas

- Pangan yg dikonsumsi : cukup jelas - Lokasi memperoleh pangan : cukup jelas

-Daftar pangan dalam KLB keracunan pangan ( Formulir 19)

 Isi formulir ini dengan melakukan rekapitulasi data nama korban dan nama makanan atau minuman dari formulir yang dipilih ( salah satu dari formulir 12 – formulir 17) Daftar pangan yang dicurigai sebagai penyebab keracunan pangan ( Formulir 20)

 Isi formulir ini berdasarkan daftar pangan dalam KLB keracunan pangan (formulir 19) dengan cara sebagai berikut :

- No : cukup jelas

- Nama makanan : cukup jelas

- Jumlah yg mengkonsumsi : cukup jelas - Jumlah yang sakit : cukup jelas

- Attack Rate kelompok mengkonsumsi / AR (a) : jumlah korban sakit periode KLB dibagi dengan jumlah yang mengkonsumsi dikalikan 100

- Attack rate kelompok tidak mengkonsumsi / AR (b) : Jumlah korban sakit pada periode KLB dibagi dengan jumlah yang tidak mengkonsumsi dikalikan 100 - Risiko Relatif ( RR (a/b) : Attack rate kelompok mengkonsumsi dibagi Attack rate

kelompok tidak mengkonsumsi

Penyelidikan KLB keracunan pangan menurut diagnosis etiologi berdasarkan kurva epidemi KLB dengan masa inkubasi terpendek ( Formulir 21)

 Buat kurva epidemi KLB keracunan pangan

 Gunakan formulir ini dengan membandingkan antara masa inkubasi terpendek penyebab keracunan ( etiologic agent) yang dicurigai dengan masa inkubasi terpendek kurva

(13)

Penyelidikan KLB keracunan pangan menurut diagnosis etiologi berdasarkan kurva epidemi periode KLB ( Formulir 22)

 Buat kurva epidemi KLB keracunan pangan

 Gunakan formulir ini dengan membandingkan antara selisih masa inkubasi terpanjang dan terpendek penyebab keracunan ( etiologic agent) yang dicurigai dengan periode KLB keracunan pangan

 Isi formulir ini dengan cara sebagai berikut : - No : cukup jelas

- Nama etilogi : Nama penyebab keracunan (mikroba, racun, bahan kimia) - Masa inkubasi pendek : masa inkubasi tercepat

- Masa inkubasi terpendek kurva epidemi : Masa inkubasi tercepat dilihat dari kurva epidemi

- Disingkirkan / tidak sebagai etiologi : Jika selisih masa inkubasi terpanjang dan terpendek penyebab keracunan lebih besar secara signifikan dari periode KLB maka penyebab keracunan yang dicurigai tersebut disingkirkan sebagai etiologi

Pengujian sampel pangan ( Formulir 23)

 Isi formulir ini berdasarkan daftar pangan yang dicurigai sebagai penyebab keracunan pangan ( Formulir 20) dan diagnosis etiologi berdasarkan kurva epidemi KLB dengan masa inkubasi terpendek ( formulir 21 ) atau diagnosis etiologi berdasarkan kurva epidemi periode KLB (Formulir 22)

 Isi formulir ini dengan cara sebagai berikut :

- Nama sampel : nama makanan atau minuman yang mempunyai nilai RR tinggi - Nomor sampel : cukup jelas

- No. ID sampel di laboratorium : cukup jelas diisi oleh petugas laboratorium - Tempat pengumpulan sampel : Lokasi pengamanan sampel

- Alamat,telp : cukup jelas

- Tgl/jam pengumpulan sampel : cukup jelas

- Penanggung jawab : orang yang bertanggungjawab terhadap sampel - Suhu tempat penyimpanan : cukup jelas

- Waktu antara pembuatan dan penyajian : selang waktu antara pembuatan makanan sampai disajikan ( lihat data ringkasan berita keracunan pangan ( Formulir 4)

- Jenis transportasi pengiriman sampel : alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut sampel ke laboratorium

- Wadah sampel : tempat atau kemasan untuk mengemas sampel - Tgl pengiriman : Tanggal pada saat sampel dikirim ke laboratorium - Tgl datang : tgl pada saat sampel diterima di laboratorium

- Cara pengambilan sampel : Aseptis atau tidak aseptis, pilih salah satu dengan memberi tanda V pd kotak yang tersedia

- Pengiriman sampel : Refrigerasi, beku atau suhu kamar. Pilih salah satu dengan memberi tanda V pada kotak yang disediakan

- Masa inkubasi : selang waktu atau periode antara masuknya penyebab keracunan ke dalam tubuh seseorang sampai muncul gejala awal

- Gejala awal yang menonjol : gejala yang pertama kali muncul dan paling dominan - Gejala lanjutan yang spesifik : gejala khusus lainnya yang menyertai gejala awal - Nama pengirim sampel : cukup jelas

- Nama penerima sampel : cukup jelas

- Uji yang diminta : Diisi oleh tim penyelidikan lapangan dengan memberi tanda V sesuai uji yang diminta.

- Ada : jika hasil laboratorium menunjukkan hasil uji positif (ada) maka diisi oleh petugas laboratorium dengan tanda V

- Tidak : Jika hasil laboratorium menunjukkan hasil uji negatif (tidak ada) maka diisi oleh petugas laboratorium dengan tanda V

- Jumlah / konsentrasi : Diisi oleh petugas laboratorium - Typing : Diisi oleh petugas lab

- Kondisi sampel ketika diterima, suhu sampel saat diterima,pH,komentar dan interpretasi : diisi oleh pihak lab

- Analis laboratorium : Nama orang yang menganalisis sampel

- Penanggung jawab : Orang yang mengesahkan lembar pengujian sampel

- Lembaga : Nama lembaga atau instansi yang menaungi laboratorium yang menguji sampel

- Tanggal/jam dityerima,mulai diuji,selesai : cukup jelas

-Surat pengantar permohonan pengujian sampel ( formulir 25)

 isi formulir ini dengan melakukan rekapitulasi data pengujian sampel ( Formulir 23 dan atau formulir 24)

(14)

26)

 Isi formulir ini berdasarkan data ringkasan sejarah kasus ( formulir 18( dan data daftar orang yang mengkonsumsi pangan tetapi tidak sakit ( formulir 18a)

 Cara pengisian formulir ini sebagai berikut : - Jumlah yang mengkonsumsi : cukup jelas - Jumlah yang sakit : cukup jelas

- Jumlah yang meninggal : cukup jelas

- Attack rate (AR) : jumlah korban sakit pada periode KLB dibagi dengan jumlah yang mengkonsumsi dikalikan 100

- Case Fatality rate ( CFR) : Jumlah korban meninggal dibagi jumlah korban sakit dan meninggal selama periode KLB dikali dengan 100

Penyelidikan KLB keracunan pangan untuk distribusi kasus berdasarkan jenis kelamin ( formulir 27)

 Isi formulir ini dengan cara yang sama seperti pengisian formulir penyelidikan KLB keracunan pangan berdasrkan umur

Penyelidikan KLB keracunan pangan untuk distribusi kasus berdasarkan tempat kejadian ( formulir 28)

 Isi formulir ini dengan cara yang sama seperti pengisian formulir penyelidikan KLB keracunan pangan berdasarkan umur atau jenis kelamin ( formulir 26 atau 27)

Analisis bahaya ( formulir 29)

 analisis bahaya hanya dilakukan apabila hasil laboratorium telah terkonfirmasi dan memperkuat diagnosis penyebab keracunan pangan

 Cara pengisian formulir ini adalah sebagai berikut :

- Nama tempat penjualan / produksi makanan : Nama perusahaan atau pabrik tempat menjual atau memproduksi makanan

- Alamat : cukup jelas

- Produk yang dievaluasi : Nama atau jenis makanan

- Penanggung jawab saat analisis bahaya dilakukan : Orang yang bertanggungjawab saat pelaksanaan analisis bahaya, biasanya dipegang oleh koordinator tim penyelidikan lapangan

- Jabatan : cukup jelas

- Tanggal dan jam : cukup jelas - PH : cukup jelas

- Aw : cukup jelas

- Diagram alir pembuatan makanan yang dicurigai : diagram alir berisi prosedur atau tahap – tahap dalam pembuatan makanan yang dicurigai

- CCP : Critical Control Point atau titik kendali kritis, yaitu setiap tahap di dalam proses yang jika tidak dikendalikan denganbaik, kemungkinan dapat menimbulkan tidak amannya pangan,kerusakan dan risiko kerugian ekonomi

- Tindakan pencegahan : tindakan atau hal – hal yang dilakukan untuk mencegah bahaya yang mungkin terjadi

- Cara pemantauan : cara yang dilakukan untuk memantau atau mengawasi tindakan pencegahan yang dilakukan, contohnya dengan observasi dan mengukur kondisi proses pengolahan sepeti suhu, pH dll

- Kontaminasi : cemaran, berupa fisik, kimia atau biologi

- Survival : cemaran biologi, mikroba yang masih bertahan dan berkembang dalam pangan setelah melalui proses

(15)

STANDARD OPERATING PROCEDURE

(SOP) 5

KERACUNAN PANGAN

===============================

CARA PENGISIAN LAPORAN W1

PENGESAHAN

Ketua TGC

Dinkes Kab. Sumedang

Dr. Siti Nurhayati

NIP. 140...

TUJUAN Menuntun petugas agar dapat mengisi formulir laporan W1 Puskesmas ( Formulir 5) dan laporan W1 RS ( Formulir 6)

RUANG LINGKUP Pengisian formulir W1

PELAKSANA Petugas Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas atau RS BAHAN Formulir Laporan W1 Puskesmas ( formulir 5)

Formulir laporan W1 RS ( Formulir 6) PROSEDUR Formulir laporan W1 Puskesmas ( Formulir 5)

* No : cukup jelas

* Kepada Yth : Tuliskan “Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang “ * Tanggal / bulan / tahun : cukup jelas, tuliskan dengan angka

* Desa / kelurahan : cukup jelas * Di kecamatan : cukup jelas

* Telah terjadi sejumlah : Jumlah orang yang sakit. Tuliskan dengan angka * Dan sejumlah : Jumlah orang yang meninggal. Tuliskan dengan nagka * Tersangka penyakit : Diisi sesuai kolom jenis penyakit yang dipilih

* Pada kolom jenis penyakit : Pilih salah satu dengan memberi tanda V pd kolom jenis penyakit yg dipilih. Jika tersangjka penyakit adalah keracunan makanan, maka ditulis pada kolom kosong yang disediakan * Pada kolom gejala : Beri tanda V pada kolom gejala – gejala yang sesuai

* Tindakan yang telah diambil : Tuliskan hal – hal yang telah dilakukan, baik terhadap korban, sampel, atau lingkungan tempat kejadian

* Kepala & NIP : Diisi nama Kepala Puskesmas lengkap , NIP dan tanda tangan

(16)

* RS : Tuliskan nama RS dan alamatnya * Kabupaten : Sumedang

* Propinsi : Jawa Barat * No : cukup jelas

* Kepada Yth : Tuliskan “ Kepala Dinas Kesehatan Kab. Sumedang “ * Di : Alamat Dinas Kesehatan Kab. Sumedang

* Tanggal/bulan/tahun : cukup jelas, tuliskan dengan angka * Didapatkan penderita dg : Coret salah satu “ pasti” atau “ tersangka”

diagnosis pasti / tersangka jika hasil pemeriksaan dilengkapi dg hsl analisis laboratorium maka pilihlah “pasti” dan coretlah “ tersangka.

Jika belum atau tidak ada hasil laboratorium, maka pilihlah “Tersangka” tuliskan jenis penyakitnya

* Jumlah kasus : Cukup jelas, tuliskan dengan angka jumlah korban ( sakit & meninggal )

* Jumlah kematian : cukup jelas. Tuliskan dengan angka

* Pengobatan yang telah diberikan: Tulis jenis dan nama obat yang telah diberikan kpd korban * Bantuan yang diminta dr Dinkes : Tuliskan bantuan yang diperlukan dari Dinas Kesehatan * Direktur RS : Tuliskan nama lengkap Direktur RS yang bersangkutan dan ditanda tangani

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang faktor risiko yang dapat mempengaruhi kejadian acne vulgaris

• Lebih menyukai bekerja dengan 2 atau 3 teman yang dipilih sendiri • Menyukai menggunakan baju orang tua atau kostum lain. • Dapat membereskan alat pennainannya •

Sajrone komponen iki guru ngamati dhampak utawa asil saka tindakan kang ditindakake marang siswa. Tes kanthi mangsuli pitakonan-pitakonan sajrone medhia Compact

Backscattered : detektor yang digunakan pada SEM untuk menganalisa Electron morpology/komposisi kimia permukaan dan memiliki energi tinggi Bulk silica : silika dalam bentuk padat

Berdasarkan hal tersebut, diusulkan solusi berupa sistem pakar diagnosa penyakit ibu hamil menggunakan metode Certanty Factor (CF) yang dapat membantu

Sistem yang ingin penulis buat merupakan sistem yang akan membantu pihak Bank Mandiri untuk menyimpan semua data dan informasi terkait calon debitur yang ada dalam

Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia, terlebihnya lagi di Kabupaten Langkat karena sekitar 70% komoditas utama Kabupaten ini adalah

Peranan sekolah dalam character building yaitu menanamkan nilai akhlak yang mulia; budi pekerti, tata karma kepada siswa-siswinya ke dalam proses pendidikan, yang