BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Zat Aditif
Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan.4 zat warna adalah senyawa organik berwarna yang digunakan untuk memberi warna suatu objek.5
Penentuan mutu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor, diantaranya cita rasa, warna, tekstur dan nilai gizinya. Disamping itu ada faktor lain, misalnya sifat mikrobiologis. Tetapi sebelum faktor-faktor lain dipertmbangkan, secara visual faktor warna tampil dahulu dan kadang-kadang sangat menentukan.6
Selain sebagai fungsi yang menentukan mutu, warna juga dapat digunakan sebagai indicator kesegaran atau kematangan, baik tidaknya pencampuran atau cara pengolahan dapat ditandai adanya warna yang seragam dan merata.6
Penambahan bahan pewarna pada pangan dilakukan untuk beberapa tujuan antara lain memberi kesan menarik, menyeragamkan warna makanan, menstabilkan warna, menutupi perubahan warna selama proses pengolahan, dan mengatasi perubahan warna selama penyimpanan.7
Ada 5 sebab yang dapat menyebabkan suatu bahan makanan berwarna, yaitu :6
a. Pigmen yang secara alami terdapat pada tanaman dan hewan, misalnya klorofil berwarna hijau, karoten berwarna jingga, dan mioglobin menyebabkan warna merah pada daging
b. Reaksi karamelisasi yang timbul bila gula dipanaskan membentuk warna coklat pada kembang gula, karamel atau roti yang dibakar.
c. Warna gelap yang timbul karena adanya reaksi Maillard, yaitu antara gugus amino protein dan gugus karbonil gula pereduksi. Misalnya susu bubuk yang disimpan lama akan berwarna gelap.
d. Reaksi antara senyawa organic dengan udara akan menghasilkan warna hitam atau coklat gelap. Reaksi oksidasi ini dipercepat oleh adanya logam serta enzim, misalnya warna gelap permukaan apel atau kentang yang dipotong
e. Penambahan zat warna, baik zat warna alami ataupun zat warna sintetik, yang termasuk golongan bahan aditif makanan.
1. Jenis Zat Pewarna
Aneka jenis pewarna ini ada yang berupa bubuk, pasta atau cairan8. ada dua jenis zat pewarna yaitu certified color dan unceretified color. Certified color merupakan zat pewarna sintetik yang terdiri dari dye dan lake, sedangkan uncertified color adalah zat pewarna yang berasal dari bahan alami.6
a. Certified Color6 (pewarna sintesis)
Ada 2 macam yang tergolong Certified Color yaitu Dye dan Lake. Keduanya adalah zat pewarna buatan. Zat pewarna yang termasuk golongan dye telah melalui prosedur sertifikasi dan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh Food and Drug Administration (FDA). Sedangkan zat pewarna lake yang hanya terdiri dari 1 warna dasar, tidak merupakan warna campuran, juga harus mendapat sertifikat. Dalam certified color terdapat spesifikasi yang mencantumkan keterangan penting mengenai zat pewarna tertentu, misalnya berbentuk garam, kelarutan dan residu yang terdapat didalamnya.6
1) Dye
Dye adalah zat pewarna yang umumnya bersifat larut dalam air dan larutannya dapat mewarnai. Pelarut yang dapat digunakan selain air adalah gliserin, alkohol dan propilenglikol. Dye juga dapat diberikan dalam bentuk kering apabila proses pengolahan produk tersebut kemudian ternyata menggunakan air. Dye terdapat dalam bentuk bubuk, butiran, pasta maupun cairan yang penggunaannya tergantung dari kondisi bahan, kondisi proses dan zat pewarnanya sendiri.6
Dye terbagi atas 4 kelompok yaitu Azo dye, Triphenylmethane dye, Flourescein, dan Sulfonated Indigo.
i. FD&C Red No. 2 (Amaranth) No Indeks 16185
Amaranth termasuk golongan monazo yang mempunyai satu ikatan N=N. Amaranth berupa tepung berwarna merah kecoklatan yang mudah larut dalam air, menghasilkan larutan berwarna merah lembayang atau merah kebiruan. Selain itu juga mudah larut dalam propilonglikol, gliserol, dan larut sebagian dlam alcohol 95%. Agak tahan terhadap cahaya, asam asetat 10%, HCL 10-30%, dan NaOH 10%, sedangkan terhadap NaOH 30% kurang tahan dan menjadi agak keruh.
ii. FD&C Yellow No 5 (Tartrazine) No Indeks 191406
Tartrazine merupakan tepung berwarna kuning jingga yang mudah larut dalam air, menghasilkan larutan kuning keemasan. Kelarutanya dalam alkohol 95% hanya sedikit, dalam gliserol dan glikol mudah larut. Tartanizie tahan terhadap cahaya, asam asetat, HCL, dan NaOH 10%, NaOH 30% akan menjadikan warna berubah kemerah-merahan.
iii. FD&C Yellow No 5 (Sunset Yellow) No Indeks 1509856
Sunset Yellow termasuk golongan monazo, berupa tepung berwarna jingga, sangat mudah larut dalam air, dan menghasilkan larutan jingga kekuningan. Sedikit larut dalam alkohol 95% dan mudah larut dalam gliserol dan glikol. Pemakaian alat-alat , mudah larut dalam alkohol tembaga akan menyebabkan warna larutan zat warna menjadi keruh, coklat dan opaque.
iv. FD&C Red No 4 (Panceau SX) No Indeks 147008
Panceau SX berupa tepung merah, mudah larut dalam air dan memberikan larutan berwarna jingga. Larutan dalam gliserol dan glikol, mudah larut dalam alkohol 95%. Sifat ketahanannya hamper sama dengan amaranth, sedikit luntur oleh asam asetat 10%, NaOH 30% akan membuat larutan berwarna kekuningan. Cu membuat
warna larutan menjadi kuning, gelap, dan keruh baik pada larutan netral maupun asam.
b. Triphenymethane dye, terdiri dari :
i. FD&C Blue No 1 (Brilliant Blue) No Indeks 420906
Zat pewarna ini termasuk Triphenylmethane dye, merupakan tepung berwarna ungu perunggu. Bila dilarutkan dalam air menghasilkan warna hijau kebiruan, larut dalam glikol dan gliserol, agak larut dalam alkohol 95%. Zat warna ini tahan terhadap asam asetat, tetapi agak luntur oleh cahaya agak tahan terhadap HCL 10%, tetapi menjadi berwarna kehijauan, sedangkan dalam HCL 30% akan membentuk warna merah anggur.
ii. FD&C Green No 3 (Fast Green) No Indeks 420536
Tepung zat warna ini berwarna ungu kemerahan atau ungu kecoklatan dan bila dilarutkan dalam air menghasilkan warna hijau kebiruan. Zat ini juga larut dalam alkohol 95%, tetapi lebih mudah larut dalam campuran air dan alkohol. Zat ini juga larut dalam gliserol dan glikol. Fast Green agak mudah luntur dengan adanya cahaya dan tidak tahan terhadap HCL 30%, bila ditambahkan alkali, akan berwarna ungu. Kontak dengan Cu akan menjadikan warna coklat.
iii. FD&C Violet No 1 (Benzylviolet 4B)6
Zat pewarna ini berbentuk tepung berwarna ungu, larut dalam air, gliserol, glikol dan alkohol 95%. Menghasilkan warna ungu cerah, tidak larut dalam minyak dan eter. Zat pewarna ini mudah luntur oleh cahaya, sedangkan terhadap asam asetat agak tahan.
c. Fluorescein
Zat pewarna ini termasuk golongan Fluorescein. Berupa tepung coklat larutannya dalam alkohol 95% menghasilkan warna merah yang berfluoresensi sedangkan larutannya dalam air berwarna merah cherry tanpa fluoresensi. Larut dalam gliserol dan glikol, bersifat kurang tahan terhadap cahaya dan oksidator, tetapi tahan terhadap reduktor dan NaOH 10%.
d. Sulfonated Indigo
FD&C Blue No 2 (Indigotin/Indigo Carmine) No Indeks 730156
Indigotine merupakan tepung berwarna biru, coklat, kemerah-merahan, mudah laut dalam air dan larutannya berwarna biru. Larut dalam gliserol dan glikol, sedikit larut dalam alkohol 95%. Zat warna ini sangat tidak tahan terhadap cahaya, karena itu warnanya cepat menghilang.
2) Lake6
FD&C Lake diizinkan pemakainnya sejak tahun 1959, dan penggunannya meluas dengan cepat. Zat pewarna ini merupakan gabungan dari zat warna (dye) dengan radikal basa (Al atau Ca) yang dilapisi dengan hidrat alumina. Lake stabil pada Ph 3,5 – 9,5 dan diluar selang tersebut lapisan alumina pecah dan dye yang dikandungnya terlepas.
Sesuai dengan sifatnya yang tidak larut dalam air, zat pewarna ini digunakan untuk produk-produk yang mengandung lemak dan minyak daripada dye, karena FD&C lake tidak larut dalam lemak. Daya mewarnai FD&C lake adalah dengan membentuk dispersi yang menyebar pada bahan yang diwarnai.6
Di Indonesia, karena undang-undang penggunaan zat pewarna belum ada, terdapat kecenderungan penyalahgunaan pemakaian zat warna.6 Penggunaan pewarna yang aman pada pangan telah diatur melalui
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per IX/88, yang mengatur mengenai pewarna yang dilarang digunakan dalam makanan. Pewarna yang diizinkan serta batas penggunannya termasuk penggunaan bahan pewarna alami.7
Khusus untuk bahan pewarna, Departemen Kesehatan telah menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No. 2985/B/SK/79 tanggal 12 Nopember 1979 tentang wajib daftar pewarna makanan dan Peraturan Menkes RI No.239/Menkes/Per/V/85 tentang zat warna tertentu yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya.
Penerbitan peraturan ini bertujuan untuk mencegah pemakaian zat warna yang bukan untuk makanan ke dalam makanan.16
Pada tabel berikut dapat dilihat beberapa zat warna sintesis yang dilarang penggunaannya dalam makanan.16
Tabel 2.1
Nama-nama zat pewarna sintesis yang dilarang digunakan di dalam makanan
No Nama No Indeks Warna
1 Auramine ( CI Basic Yellow 2) 41000
2 Alkanet 75520
3 Butter Yellow (CI Solvent Yellow 2) 11020
4 Black 7984 (Food Black 2) 27755
5 Burn Umber (CI Basic Orange 7) 77491
6 Chrysoidinie (CI Basic Orange 2) 11270
7 Chrysoine S (CI Food Yellow AB) 14270
8 Citrus Red No.2 12156
9 Chocolate Brown FB (Food Brown 2) -
10 Fast Red E (CI Food Red 4) 16045
11 Fast Yellow AB (CI Food Yellow 2) 13015
12 Guinea Green B (CI Acid Green No 3) 42085
13 Indanthrene Blue RS (CI Food Blue 4) 69800
15 Methanyl Yellow 13065
16 Oil Orange SS (CI Solvent Orange 2) 12100
17 Oil Orange XO (CI Solvent Orange 7) 12170
18 Oil Yellow AB (CI Solvent Yellow AB) 11380
19 Oil Yellow OB (CI Solvent Yellow 6) 11390
20 Orange G (CI Food Orange 4) 16230
21 Orange GGN (CI Food Orange 2) 15980
22 Orange RN 15970
23 Orchil dan Orcein -
24 Ponceu 3R (CI Red 6) 16155
25 Ponceu SX (CI Food Red 1) 14700
26 Ponceu 6R (CI Food Red 8) 16290
27 Rhodarmine B (CI Food Red 15) 45170
28 Sudan I (CI Solvent Yellow 14) 12055
29 Scarlet GN (Food Red 2) 14815
30 Violet 6B 42640
Sumber : SK Menteri Kesehatan RI No.239/Menkes/Per/V/85
Penggunaan bahan pewarna buatan yang tidak direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan (Depkes) RI atau oleh FDA dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti timbulnya kanker usus dan pankreas. Hal ini disebabkan oleh kandungan arsen melebihi 0,00014% dan timbal melebihi 0,001%.17
Bahan pewarna Rhodamine B untuk warna merah dan Metanil Yellow untuk warna kuning, merupakan zat pewarna sintesis yang dilarang untuk produk makanan karena dalam bahan tersebut mengandung residu logam berat yang sangat membahayakan bagi kesehatan. Rhodamine B adalah bahan pewarna untuk kertas, bulu domba dan sutera. Rodamine B berasal dari Metaliniat dan Dipanel Alanin sehingga mudah mudah larut dalam alkohol. Berdasarkan kriteria kesehatan dunia (WHO) Metanil Yellow memiliki tingkat keracunan tiga.18
Adapun batas konsumsi untuk zat pewarna buatan yang direkomendasikan oleh Depkes berkisar 1,25-1,5 mg/kg berat badan (untuk warna merah), 2,5 mg/kg, berat badan (untuk warna biru), 12,5 mg/kg berat badan (untuk warna hijau), dan 5-7,5 mg/kg (untuk warna kuning).12
a. Uncertified Color Additive (pewarna alamai)6
Zat pewarna yang termasuk dalam uncertified color adalah zat pewarna alami (ekstrak pigmen dari tumbuh-tumbuhan) dan zat pewarna mineral, walaupun ada juga beberapa zat pewarna seperti β-karoten dan kantaxantin yang telah dapat dibuat sintetik. Untuk penggunaannya, zat warna ini bebas dari prosedur sertifikasi dan termasuk dalam daftar yang telah tetap. Satu-satunya zat pewarna uncertified yang penggunaannya masih bersifat sementara adalah Carbon Black. Dalam tabel 2.2 berikut ini dapat dilihat zat-zat pewarna yang termasuk uncertified dan penggunaannya.
Tabel 2.2
Zat pewarna uncertified dan pengguaannya
Zat pewarna Penggunaan
Tepung alga (kering) Ransum ayam ( warna kuning kulit ayam dan telur) Ekstrak annatto (biksin) Β
-Apo-8’-karotenal
Tidak lebih dari 15 mg/lb Tepung bit Kantaxantin
Karamel
β-karoten
Tidak boleh lebih dari 30 mg/lb
Sumber : Noonan (1981)
Contoh zat pewarna alami :4
1. Warna merah diperoleh dari Karmin, Angkak, Likopen, Antosian 2. warna coklat diperoleh dari Karamel dan Kakao
3. Warna kuning diperoleh dari Kurkumin, lakto lavin 4. Warna jingga diperoleh dari Karoten
5. Warna hijau diperoleh dari Klorofil
Contoh zat pewarna mineral :4 a. Warna biru : Ultramarine b. Warna merah : Cinaber
Tabel berikut mencantumkan jenis pewarna alami dan sintesis pada produk makanan dan batas maksimal penggunaannya.7
Tabel 2.3
Jenis pewarna alamai pada produk makanan dan batas maksimum penggunaannya. 1`3
No. Nama bahan
tambahan makanan
Jenis / bahan makanan Batas maksimum
penggunaan
1. Anato Es krim, lemak, minyak
kacang, margarin, keju, minyak kelapa
100 mg – 600 mg / kg
2 β-Apo-8’ karotenal Es krim, lemak, minyak makan, jem, jeli
100 mg – 200 mg / kg 3 Etil β -Apo-8’
karotenoat
Es krim, lemak, minyak makan, jem, jeli
100 mg – 200 mg / kg
4 Kantaxantin Es krim, lemak, minyak
makan, jem, jeli, udang kalengan
30 mg – 60 mg / kg
5 Karamel, amonia
sulfit proces
Es krim, jem, jeli, jamur kalengan, acar ketimun dalam botol. Yoghurt, marmalad
150 mg – 3 g / kg
6 Karamel jem, jeli, jamur kalengan, acar
ketimun dalam botol, Yoghurt
150 mg – 300 mg / kg
7 Karmin Yoghurt 20 mg / kg
8 Β-karoten Keju, kapri kalengan, acar
ketimun dalam botol, es krim, lemak, minyak makan, minyak kacang, minyak kelapa, mentega
100 mg / kg
9 Klorofil jem, jeli, keju 200 mg / kg
10 Klorofil tembaga
komplex
Es krim, acar ketimun dalam botol, keju
100 mg – 300 mg / kg
11 Kurkumin Es krim, lemak, minyak
makan, minyak kelapa, mentega
500 mg / kg
12 Riboflavin Acar ketimun dalam botol,
keju, es krim
50 mg – 300 mg / kg
Tabel 2.4
Jenis pewarna sintesis pada produk makanan dan batas maksimum penggunaannya. 1`3
No. Nama bahan
tambahan makanan
Jenis / bahan makanan Batas maksimum
penggunaan
1. Biru berlian Kapri kalengan, ercis
kalengan, es krim, jem, acar ketimun dalam botol, saus apel kalengan, makanan lain, jeli
100 mg – 300 mg / kg
2 Coklat HT Minuman ringan, makanan
lain, makanan cair
70 mg – 300 mg / kg
3 Eritrosin Es krim, buah pir kalengan,
jem, udang beku, saus apel kalengan, makanan lain, jeli, yoghurt, irisan daging olahan
15 mg – 300 mg / kg
4 Hijau FCF Es krim, buah pir kalengan,
jem, saus apel kalengan, makanan lain, jeli
100 mg – 300mg / kg
5 Hijau S Minuman ringan, makanan
lain, makanan cair
70 mg – 300 mg / kg
6 Indigotin Es krim, jem, saus apel
kalengan, makanan lain, jeli, yoghurt
6 mg – 300 mg / kg
7 Karmiosin Minuman ringan, makanan
lain, makanan cair, es krim, yoghurt
57 mg – 300 mg / kg
8 Kuning FCF Minuman ringan, makanan
lain, makanan cair, es krim
12 mg – 300 mg / kg
9 Kning kuinolin Es krim, makanan lain 50 mg – 300 mg / kg
10 Merah Alura Minuman ringan, makanan
lain, makanan cair
70 mg – 300 mg / kg
11 Ponceau 4R Minuman ringan, makanan
lain, es krim, yoghurt, jem, jeli
30 mg – 300 mg / kg
12 Tartrazin Minuman ringan, makanan
cair, makanan lain, es krim, yoghurt
18 mg – 300 mg / kg
Di negara-negara yang telah maju, suatu zat sintetik harus melalui berbagai prosedur pengujian sebelum dapat digunakan sebagai zat pewarna makanan. Zat pewarna yang diijinkan penggunaannya dalam makanan dikenal sebagai certified color. Untuk penggunaan zat warna tersebut harus dapat menjalani tes dan prosedur penggunaan yang disebut proses sertifikasi. 6
Proses sertifikasi ini meliputi pengujian kimia, biokimia, toksikologi, dan analisis media terhadap zat warna tersebut. Proses pembuatan zat pewarna sintetik biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa dahulu yang kadang-kadang berbahaya dan sering kali tertinggal dalam hasil akhir, atau terbentuk senyawa-senyawa baru yang berbahaya.
B. Gethuk Lindri
Jajanan biasanya diperuntukkan bagi jenis makanan kecil, yang biasanya dikonsumsi orang sebagai makanan selingan atau pelengkap makanan pokok. Jenis makanan ini dahulu dijual oleh bakul-bakul di dalam pasar, maka selanjutnya dinamakan jajan pasar. 9
Jajan pasar biasanya hanya dianggap sebagai makanan selingan. Biasanya disantap sebagai teman minum teh atau kopi di waktu pagi atau sore hari. Jajanan pasar sebagian besar berbahan dasar ubi kayu. Salah satu jajanan pasar yang terbuat dari ubi kayu adalah gethuk lindri. 10
Gethuk lindri adalah makanan semi basah yang dibuat dari singkong, dikukus, dicampur dengan gula, digiling, dengan atau tanpa penambahan bahan makanan yang diijinkan.10 Adapun bahan dasar dan cara pembuatan gethuk lindri adalah sebagai berikut :
- singkong 500 mg - kelapa parut 1 cangkir - gula pasir 200 gr - garam sedikit - vanili seperlunya - zat pewarna seperlunya
Cara membuat :9
1. Singkong dikupas, lalu dikukus, setelah empuk, lumatkan.
2. Lumatan singkong tadi dicampuri dengan garam sedikit, vanili secukupnya, gula pasir semanisnya dan sedikit zat pewarna sesuai selera.
3. Bentuklah menjadi persegi empat lalu beri garis-garis. 4. Hidangkan dengan parutan kelapa.
Jajan pasar seperti gethuk lindri ataupun jenis makanan lainnya, sebaiknya dikonsumsi sekedarnya saja jangan berlebihan. Sebab biasanya kebanyakan kandungannya adalah karbohidrat, bila terlalu berlebihan, akan menimbulkan beberapa ekses negatif terhadap kesehatan.9
Sebagaimana telah diketahui, bahwa sebagian besar kandungan zat yang terdapat dalam jajanan pasar itu adalah karbohidrat (zat pembakar). Zat ini dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber tenaga. Badan manusia mendapat tenaga dari pembakaran atau oksidasi makanan dalam tubuh. Kebutuhan makanan pembakar ini akan selalu ada guna meneruskan proses hidup dan supaya jantung, paru-paru, dan organ-organ tubuh lainnya dapat berjalan terus. Banyak sedikitnya kebutuhan akan bahan bakar ini, antara satu dengan yang lainnya tidak sama. Hal ini tergantung pada:9
1. Kegiatan otot
2. Besar, berat, dan tinggi tubuh 3. Usia
4. Keadaan udara / iklim
Dalam keadaan biasa, karbohidrat tidak boleh dikonsumsi melebihi batas normalnya. Sebab akibat sampingan dari kelebihan karbohidrat itu cukup merepotkan, yaitu :9
a) Mengakibatkan susah buang air besar ( sembelit ) b) Mnimbulkan berat badan berlebihan (gemuk )
c) Menghilangkan selera untuk memakan makanan yang lain d) Menyebabkan kerusakan gigi
e) Cepat menjadi asam dalam saluran pencernaan, sehingga menimbulkan gas ( angin ).
C. Kemasan
Pengemasan merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi sekeliling yang tepat bagi sandang pangan dan dengan demikian membutuhkan pemikiran dan perhatian yang lebih besar dari pada yang biasanya diketahui.14
Secara nyata pengemasan memberikan peranan yang penting dalam mempertahankan bahan pangan dalam keadaan bersih dan higienis. Tidak perlu diragukan lagi bahwa tanpa pengemasan banyak bahan pangan yang akan terbuang selama distribusi atau akan kurang gizi dan kurang higienis dari keadaan semula.15 Fungsi-fungsi suatu kemasan :
Pengemasan bahan pangan harus memperlihatkan 5 fungsi utama :15
1. Harus dapat mempertahankan produk agar bersih dan memberikan perlindungan terhadap kotoran dan pencemaran lainnya.
2. Harus memberi perlindungan pada bahan pangan terhadap kerusakan fisik, air, oksigen,dan sinar.
3. Harus berfungsi secara benar, efisien, dan ekonomis dalam proses pengepakan yaitu selama pemasukan kedalam kemasan.
4. Harus mempunyai suatu tingkat kemudahan untuk dibentuk menurut rancangan. 5. Harus memberi pengenalan, keterangan, dan daya tarik penjualan.
D. Identifikasi Jenis Pewarna
Untuk mengetahui jenis zat pewarna umumnya digunakan metode Kromatografi Kertas. Prinsip kerjanya adalah kromatografi kertas dengan larutan pengembang (eluen). Setelah zat pewarna diteteskan diujung kertas rembesan (elusi), air dari bawah akan mampu menyeret zat-zat pewarna yang larut dalam air (zat pewarna makanan) lebih jauh dibandingkan dengan zat pewarna tekstil.1
Setelah zat pewarna yang diidentifikasi telah diketahui, maka dapat disimpulkan jenis zat warna yang digunakan pada makanan tersebut.
E. Kerangka Teori
Berlabel CI
Zat pewarna
Berdampak pada kesehatan
- Memberi kesan menarik bagi konsumen - Menyeragamkan warna makanan - Menutupi perubahan
warna selama proses pengolahan
- Memperbaiki karakter pangan - Meningkatkan
kualitas pangan - Kesadaran produsen rendah
- Ketidaktahuan produsen
Sumber : Badan POM ( 2003 ), Pikiran Pakyat ( 2006 ), Winarno, F.G dan Rahayu, Titi Sulistyowati ( 1994 )
Kemasan
Tanpa Kemasan
Identifikasi zat warna Gethuk Lindri