• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pengolahan Limbah PT.IKPP.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Pengolahan Limbah PT.IKPP.pdf"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PENGOLAHA

MAKALAH PENGOLAHAN LIMBAH DAN

N LIMBAH DAN AIR

AIR

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS

(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)

(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)

Disusun oleh : Disusun oleh :

Chomsyatun (3335132417) Chomsyatun (3335132417) Fadli

Fadli Maulana Maulana F. F. (3335140639(3335140639)) Fairas

Fairas Ariq Ariq (3335140362(3335140362)) Frily

Frily Marina Marina (3335140305(3335140305)) Praptining

Praptining Pangerti Pangerti (3335141139(3335141139)) Prasetyo

Prasetyo Khinanta Khinanta (3335130617(3335130617)) Rika

Rika Mandasari Mandasari (3335141879(3335141879)) Taufik

Taufik Rahman Rahman S. S. (3335121870(3335121870))

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

CILEGON

CILEGON

 – 

 – 

 BANTEN

 BANTEN

2016

(2)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah

Puji dan syukur ke hadirat Allah subhanahu wa  subhanahu wa ta’alata’ala yang telah memberi yang telah memberi

 petunjuk

 petunjuk dan dan hidayah-Nya hidayah-Nya sehingga sehingga Kami Kami dapat dapat menyelesaikan menyelesaikan makalah makalah yangyang  berjudul

 berjudul ““PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS (PT. INDAHPENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS (PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)

KIAT PULP & PAPER)”.”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di Kami menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di dalam makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya dalam makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun selalu Kami harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi membangun selalu Kami harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi  perbaikan makalah ini.

 perbaikan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat membawa pemahaman dan Akhir kata semoga makalah ini dapat membawa pemahaman dan  pengetahuan bagi

 pengetahuan bagi kita kita semua semua tentang tentang tata tata cara cara pengolahan pengolahan limbah limbah industri industri kertaskertas sebagai modal pembelajaran dalam mata kuliah Pengolahan Air dan Limbah.

sebagai modal pembelajaran dalam mata kuliah Pengolahan Air dan Limbah.

Cilegon, 23 April 2016 Cilegon, 23 April 2016

Tim Penyusun Tim Penyusun

(3)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah

Puji dan syukur ke hadirat Allah subhanahu wa  subhanahu wa ta’alata’ala yang telah memberi yang telah memberi

 petunjuk

 petunjuk dan dan hidayah-Nya hidayah-Nya sehingga sehingga Kami Kami dapat dapat menyelesaikan menyelesaikan makalah makalah yangyang  berjudul

 berjudul ““PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS (PT. INDAHPENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS (PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)

KIAT PULP & PAPER)”.”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di Kami menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di dalam makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya dalam makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun selalu Kami harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi membangun selalu Kami harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi  perbaikan makalah ini.

 perbaikan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat membawa pemahaman dan Akhir kata semoga makalah ini dapat membawa pemahaman dan  pengetahuan bagi

 pengetahuan bagi kita kita semua semua tentang tentang tata tata cara cara pengolahan pengolahan limbah limbah industri industri kertaskertas sebagai modal pembelajaran dalam mata kuliah Pengolahan Air dan Limbah.

sebagai modal pembelajaran dalam mata kuliah Pengolahan Air dan Limbah.

Cilegon, 23 April 2016 Cilegon, 23 April 2016

Tim Penyusun Tim Penyusun

(4)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ...JUDUL ... . ii KATA

KATA PENGANTAR PENGANTAR ... ... iiii DAFTAR

DAFTAR ISI ...ISI ... ... iiiiii BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1

1.1 Latar Latar Belakang Belakang ... 1.... 1 1.2

1.2 Tujuan Tujuan ... 2... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

2.1 Profil Profil PT. Indah PT. Indah Kiat Kiat Pulp & Pulp & Paper Paper Tbk ..Tbk ... ... 33 2.2

2.2 Proses Proses Produksi Produksi Kertas ...Kertas ... ... 44 2.3

2.3 Limbah Limbah Industri Industri Kertas...Kertas... ... 66 2.4

2.4 Pencemaran Pencemaran Lingkungan akibat Lingkungan akibat Limbah Limbah Industri Industri Kertas Kertas ... ... 99 2.5

2.5 Pengolahan Pengolahan Limbah Limbah Industri Industri Kertas ...Kertas ... ... 1010 2.6

2.6 Pengolahan Air Pengolahan Air dan Limbah dan Limbah PT. Indah PT. Indah Kiat Pulp Kiat Pulp & Paper & Paper Tbk Tbk ... ... 1616 BAB III PENUTUP

BAB III PENUTUP 3.1

3.1 Kesimpulan Kesimpulan ... 27... 27 DAFTAR

(5)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan 178 juta ton  pulp, 278 juta ton kertas dan karton, serta menghabiskan 670 juta ton kayu. Pertumbuhannya dalam dekade berikutnya diperkirakan antara 2% hingga 3.5% per tahun, sehingga membutuhkan kenaikan kayu log yang dihasilkan dari lahan hutan seluas 1 sampai 2 juta hektar setiap tahun. Di Indonesia industri kertas memberikan kontribusi yang sangat besar dalam eksport non migas, tetapi dibalik itu juga menyumbang kerusakan lingkungan terbesar lingkungan bagi ekosistem di perairan. Karena industri  pulp  dan kertas memerlukan pasokan air dalam jumlah yang besar dalam setiap kegiatannya. Keperluan air untuk memproduksi satu ton  pulp adalah sebesar 35  –  220 m3 dengan muatan bahan pencemar sebesar 30 m3. lndonesia telah memiliki lebih dan 40 pabrik industri kertas dengan kapasitas total produksi 1,436,900 ton/tahun. Sebagian besar industri ini terletak di pulau Jawa (53% berada di Jawa Barat dan 35% berada di Jawa timur), sedangkan sebagian lainnya berada di pulau Sumatra dan Sulawesi. Adapun jenis kertas yang diproduksi meliputi kertas koran, kertas kraft, karton, kertas rokok, kertas tissue dsb.

Limbah Industri pulp dan kertas terdiri dari tiga fase yaitu fase cair, padat dan gas. Limbah cair adalah air limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan  pulp dan kertas yang menggunakan air sebagai pelarut bahan kimia atau untuk  proses pencucian. Sementara limbah padat berasal dari sisa atau residu  pengolahan limbah cair serta sisa kayu (chips) dari proses pengolahan kayu. Limbah gas berupa  fly ash dihasilkan pada proses boiler. Setiap fase limbah tersebut diolah diminimalisasi konsentrasinya dengan berbagai metode  pengolahan limbah.

Pasokan air yang cukup besar dalam industri  pulp  tentunya akan mempengaruhi kualitas badan air disekitar industri  pulp  tersebut. Hampir

(6)

menimbulkan masalah bagi lingkungannya. Berbagai macam pencemar dalam limbah tersebut selalu bercampur dengan air, baik dalam kondisi terlarut, tersuspensi, koloid ataupun sebagai endapan partikel yang tidak terlarut. Adanya pencemar ini harus diminimalkan, sehingga tidak mengganggu lingkungan, apabila air tersebut digunakan untuk irigasi pertanian.

Industri  pulp  dan kertas merupakan salah satu industri penghasil limbah  padat yang jumlahnya cukup besar. Kontribusi terbesar dari limbah padat adalah serat limbah ( sludge) industri pulp dan kertas. Serat limbah industri pulp dan kertas yang berasal dari sistem pengolahan limbah cair. Limbah lumpur yang mempunyai kadar padatan sekitar 20  –   30%, yang selama ini  penanganannya ditumpuk di lokasi pabrik pada lahan tertentu, dan sewaktu-waktu dibuang sebagai landfill . Pemasalahan yang ada di industri  pulp  dan kertas adalah lahan untuk pembuangan serat limbah industri  pulp yang sangat terbatas dan pada lokasi tersebut dapat menimbulkan gangguan pada lingkungan. Pembuangan limbah padat dengan cara ini dapat menimbulkan suatu permasalahan, sehingga membutuhkan penanganan yang lebih baik.

PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk merupakan salah satu perusahaan  penghasil kertas yang cukup besar di Indonesia. Untuk menjadi yang terdepan

diantara pesaing dengan produk sejenis, PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk  perlu mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas produk kertas yang

dihasilkan serta dapat mengolah limbah yang dihasilkan dari proses produksi dengan baik.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui  proses pengolahan air dan limbah pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (PT.

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (“Indah Kiat” atau “Perseroan”) didirikan  pada tanggal 7 Desember 1976 dengan nama CV. Berkat dan berkedudukan di Jakarta dengan lokasi pabrik di Tangerang, Propinsi Banten. Perseroan mulai memproduksi kertas woodfree  sejak tahun 1978. Pada tanggal 6 Juli 1983, nama Perseroan diubah menjadi PT. Berkat Indah Agung. Pada tahun 1986, nama Perseroan diganti menjadi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corporation dan selanjutnya pada tahun 1996 menjadi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corporation Tbk. Sejak tahun 1998, nama Perseroan menjadi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada tahun 1990, Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (keduanya sekarang bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia).

Saat ini, Perseroan memiliki fasilitas produksi di tiga lokasi yaitu Perawang - Riau serta Tangerang dan Serang - Banten. Perseroan memproduksi bubur kertas ( pulp), berbagai jenis produk kertas yang terdiri dari kertas untuk keperluan tulis dan cetak (berlapis dan tidak berlapis), kertas fotokopi, kertas industri seperti kertas kemasan yang mencakup containerboard (linerboard dan corrugated  medium), corrugated   shipping  containers  (konversi dari containerboard ), boxboard  dan kertas berwarna.

VISI

Menjadi perusahaan bubur kertas ( pulp) dan kertas nomor satu di dunia dengan standar internasional pada abad ke-21 yang berdedikasi memberikan yang terbaik bagi para pelanggan, pemegang saham, kar yawan dan masyarakat. MISI

 Meningkatkan pangsa pasar di seluruh dunia.

 Menggunakan teknologi mutakhir dalam pengembangan   produk baru serta penerapan efisiensi pabrik.

(8)

 Mewujudkan komitmen usaha berkelanjutan di semua kegiatan operasional .

2.2 Proses Produksi Kertas

Proses produksi PT. IKPP Tangerang terdiri dari Stock  Preparation, Paper   Machine &  Finishing  Converting , Tahapan proses produksi di industri ini

adalah:

1. Stock  Preparation

 Pulp  secara mekanis diolah menjadi bubur  pulp  kemudian di bentuk menjadi lembaran melalui  paper  machine. Tahap ini menggunakan dua  bahan baku, yaitu: LBKP ( Laubholz   Bleached   Kraft   Pulp), NBKP

( Nedelholz  Bleached  Kraft  Pulp). Proses ini memiliki tiga tahap, yaitu:

 Proses Pembuburan ( Pulping ). Proses penghancuran bahan baku

lembaran pulp ( pulp sheet ) menjadi bubur kertas atau pulp dalam suatu alat pulper . Bahan baku yang dibutuhkan :

1) LBKP ( Laubholz Bleached Kraft Pulp). Adalah  pulp  serat pendek,  berasal dari pohon yang berdaun lebar tumbuhan tropis. LBKP ini

diperoleh dari PT. IKPP Perawang, Riau.

2) NBKP ( Nadelholz Bleached Kraft Pulp). Adalah jenis  pulp  serat  panjang, berasal dari pohon berdaun jarum. NBKP ini impor dari New

Zealand, Argentina dan Amerika.

 Proses Penggilingan ( Refining ).  Refining   adalah proses penggilingan

serat dalam suatu alat yang disebut refiner   sampai didapatkan tingkat kehalusan tertentu untuk menghasilkan kekuatan ikatan serat yang optimum. Sebelum masuk ke refiner , pulp dilewatkan pada HDC ( High  Density Cleaner ) sehingga kotoran berat seperti pasir, logam, gumpalan  pulp dan lainnya akan terpisah. Kemudian dikontrol konsistensi bubur  pulp dengan alat CRC (Consistency Recording Controller ).

 Proses Pencampuran ( Mixing ). Merupakan proses pencampuran  pulp

 berserat panjang dan pendek dalam sebuah alat yaitu mixing chest . Tujuan pencampuran ini agar tensile strength (daya tahan kertas terhadap gaya tarik yang bekerja pada kedua ujung kertas) dapat ditingkatkan.

(9)

2.  Paper Machine

Merupakan bagian yang bertanggung jawab terhadap pembuatan kertas. Di bagian ini bubur  pulp  yang berasal dari Stock Preparation  diolah sehingga dihasilkan lembaran-lembaran kertas dalam bentuk jumbo-jumbo roll . Di bagian Paper  Machine ini terbagi dalam beberapa tahap, yaitu :

 Pembersihan. Dimulai saat pulp dari machine chest  dialirkan ke stuff box

yang berfungsi untuk mengatur jumlah aliran bahan, kemudian diencerkan dengan white water   dari  silo  pit   dan dipompakan ke centricleanner .

 Penyaringan.  Pulp  dialirkan ke horizontal  screen  agar bubur pulp

terpisah dari gumpalan serat dan kotoran yang tertinggal. Gumpalan serat ini dibuang ke Pack  Pulper .

 Penyebaran. Bubur  pulp  dialirkan ke head  box  yang berfungsi untuk

menyebarkan bubur secara merata pada wire part , disini terdapat dandy roll yang berfungsi untuk mengurangi air.

 Pengurangan Air. Air dari wire  part   diloloskan ke bawah sehingga

terbentuk lembaran kertas yang masih basah di atas permukaan wire. Kadar air tahap ini 90-99%.

 Penekanan. Lembaran kertas digerakkan oleh felt  yang berputar menuju

 press part , lembaran kertas dilewatkan pada dua buah roll  silinder yang  berputar berlawanan. Dalam proses ini kadar air turun menjadi 70-80%.

 Pengeringan. Lembaran kertas dilewatkan di dryer part  menggunakan

 pemanasan pada suhu 80-1300C.  Dryer part   ini terdiri dari lima kelompok.

 Surface Sizing . Pada lembaran kertas dilakukan external sizing  dengan

menambahkan  surface sizing solution  (larutan kanji) secara merata. Lembaran kertas akan menjadi basah sehingga perlu dilakukan  pengeringan kembali.

(10)

 Penggulungan. Merupakan proses akhir di  Paper Machine, lembaran

kertas dilewatkan  paper roll   yang berfungsi untuk menggulung kertas menjadi rol-rol besar ( jumbo roll ).

3.  Finishing Converting

Di bagian  Finishing Converting   ini kertas siap dikirim ke konsumen dengan berbagai ukuran jenis yaitu dalam bentuk roll dan bentuk  sheet . Pada seksi ini terdiri dari beberapa tahap yaitu pemotongan, penyortiran dan  packing . Setelah pemotongan di mesin rewinder , roll  di- packing . dengan menggunakan wrapping  paper . Kemudian dililit dengan plastik ( strech  film) di mesin cyclop. Setelah itu dilakukan building  yaitu penyusunan dari  produksi kertas yang sudah jadi di atas pallet kayu dan diikat agar saat  pengangkutan tetap dalam kondisi baik. Selain memproduksi kertas putih

PT. IKPP Tangerang juga memproduksi kertas warna. 2.3 Limbah Industri Kertas

Pada proses pembuatan kertas terdapat zat yang berpotensi mencemari lingkungan. Menurut Rini, 2002 (dalam Himawan, Aditia), limbah proses  pembuatan kertas yang berpotensi mencemari lingkungan tersebut dibagi

menjadi 4 kelompok yaitu :

1. Limbah cair, yang terdiri dari :

a. Padatan tersuspensi yang mengandung partikel kayu, serat dan pigmen  b. Senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula, alkohol,

lignin, terpenting, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan BOD ( Biological Oxygen Demand ) tinggi,

c. Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas, d. Bahan anorganik seperti NaOH, Na2SO4 dan klorin,

e. Limbah panas

f. Mikroba seperti golongan bakteri koliform. 2. Partikulat yang terdiri dari :

a. Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain

 b. Partikulat zat kimia terutama yang mengandung natrium dan kalsium. 3. Gas yang terdiri dari :

(11)

a. Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang

dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping   dan proses  pemulihan bahan kimia

 b. Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil , kraft recovery furnace dan lime kiln (tanur kapur)

c. Uap yang mengganggu jarak pandangan 4. Limbah padat yang terdiri dari :

a. Sludge dari pengolahan limbah primer dan sekunder  b. Limbah dari potongan kayu

Industri  pulp  dan kertas merupakan salah satu industri penghasil limbah  padat yang jumlahnya cukup besar. Kontribusi terbesar dari limbah padat adalah serat limbah ( sludge) industri pulp dan kertas. Serat limbah industri pulp dan kertas yang berasal dari sistem pengolahan limbah cair. Limbah Lumpur yang mempunyai yang mempunyai kadar padatan sekitar 20  –   30%, yang selama ini penanganannya di tumpuk di lokasi pabrik pada lahan tertentu, dan sewaktu-waktu dibuang sebagai landfill . Pemasalahan yang ada di industri pulp dan kertas adalah lahan untuk pembuangan serat limbah industri  pulp  yang sangat terbatas dan pada lokasi tersebut dapat menimbulkan gangguan pada lingkungan. Pembuangan limbah padat dengan cara ini dapat menimbulkan suatu permasalahan, sehingga membutuhkan penanganan yang lebih baik.

Pasokan air yang cukup besar dalam industri  pulp  tentunya akan mempengaruhi kualitas badan air disekitar industri  pulp  tersebut. Hampir semua kegiatan industri dan teknologi selalu menghasilkan limbah yang menimbulkan masalah bagi lingkungannya. Berbagai macam pencemar dalam limbah tersebut selalu bercampur dengan air, baik dalam kondisi terlarut, tersuspensi, koloid ataupun sebagai endapan partikel yang tidak terlarut. Adanya pencemar ini harus diminimalkan, sehingga tidak mengganggu lingkungan, apabila air tersebut digunakan untuk irigasi pertanian.

Badan air pada umumnya memiliki kemampuan memperbaiki kualitasnya sendiri secara alami ( self   purification). Dengan bertambahnya beban

(12)

 self purification  dari badan air tersebut berkurang dengan ditandai adanya  perubahan fisik, kimia dan biologi pada badan air. Pada umumnya badan air yang telah tercemar kandungan oksigennya akan sangat rendah, karena oksigen yang terlarut di dalam air digunakan untuk mendegradasi bahan buangan organik yang terkandung dalam badan air menjadi bahan yang mudah menguap. Semakin banyak bahan organik yang terkandung dalam badan air, maka semakin sedikit oksigen yang terlarut. Buangan limbah cair industri kertas pada umumnya berwarna putih susu kecoklatan dengan busa yang memenuhi  permukaan air sungai. Hal ini disebabkan karena limbah mengandung selulosa (bahan dasar  pulp), bila tertimbun di dasar sungai atau lahan terbuka akan menimbulkan bau busuk.

Proses pembuatan kertas berasal dari  pulp  dengan proses kimia menggunakan sodium sulfat, yang dikenal sebagai proses Kraft ( Kraft  Process). Senyawa sulfur ini menyebabkan timbulnya bau telur busuk pada kebanyakan industri kertas. Kraft pulping  menghasilkan pulp kurang dari 50% dari bahan  baku kayu, sisanya menjadi limbah padat ( sludge) yang pada akhirnya dapat dibakar, disebar ke dalam tanah atau dibuang di lapangan terbuka (sistem landfill ). Kelebihan dari kraft  pulping   adalah bahan kimia yang digunakan dapat didaur ulang kembali (recycle) dan dimanfaatkan kembali dalam proses  berikutnya. Kelebihan lainnya adalah dihasilkannya serat yang kuat. Kertas majalah, kertas grafis dan percetakan, kantong belanja dan pembungkus ( packaging ) pada umumnya terbuat dari kraft  pulp  ini.  Kraft  pulp  biasanya  berwarna gelap dan umumnya diputihkan kembali dengan senyawa klorin.

Limbah cair industri kertas tersebar ke seluruh ekosistem di sekitarnya. Dalam percobaan laboratorium, efluen industri kertas menyebabkan  penyimpangan reproduktif pada zooplankton dan invertebrata yang merupakan makanan dari ikan serta kerusakan genetik dan reaksi sistem kekebalan tubuh  pada ikan. Hal ini menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati sungai dan  berkurangnya sumber pangan hewani masyarakat disekitar sungai. Disamping itu sebagian besar industri kertas menggunakan pemutih yang mengandung klorin. Klorin akan bereaksi dengan senyawa organik dalam kayu membentuk

(13)

senyawa toksik seperti dioksin. Dioksin ditemukan dalam proses pembuatan kertas, air limbah (efluen), bahkan di dalam produk kertas yang dihasilkan. Industri kertas menggunakan air dalam jumlah yang sangat besar untuk membilas zat kimia dan senyawa yang tidak diinginkan dari  pulp. Oleh karenanya air limbah yang telah digunakan pada umumnya mempunyai nilai BOD, COD dan TSS yang relatif tinggi, jauh di atas batas ambang yang diijinkan. Disamping itu juga mengandung berbagai jenis zat kimia berbahaya termasuk dioksin. Meskipun konsentrasi dioksin sangat kecil di dalam air limbah, tetapi pabrik terus beroperasi dan terus menghasilkan dioksin sehingga konsentrasinya dalam air akan terus bertambah. Dioksin adalah senyawa organik yang sukar terdegradasi dan konsentrasinya akan berlipat ganda jika masuk ke dalam rantai makanan karena adanya proses biomagnifikasi.

2.4 Pencemaran Lingkungan akibat Limbah Industri Kertas

Industri  pulp  dan kertas juga berkontribusi atas terjadinya pencemaran sungai dalam proses produksinya, seperti yang terjadi di Sungai Ciujung,  provinsi Banten. Pembuangan limbah cair dan padat ke sungai menjadi  penyebab utama pencemaran. Limbah cair PT. Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) Kab. Serang yang berdiri sejak tahun 1992 (Sinarmas Group)  berkontribusi paling besar atas tercemarnya Sungai Ciujung.

Pencemaran sungai Ciujung terungkap dalam dokumen audit lingkungan PT. IKPP. Audit lingkungan ini mencakup kualitas air sungai, tapak fisik pabrik, serta ketidaktaatan terhadap peraturan dan perizinan. Penetapan Audit Lingkungan Hidup Wajib Kegiatan PT.IKPP Serang berdasarkan surat Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) No. B-6585/Dep.I/LH/07/2011 tanggal 21 juli 2011. PT. IKPP memberikan kontribusi beban pencemaran ke sungai Ciujung sebesar 83,92%. Dalam Laporan Audit Lingkungan Hidup Wajib PT. IKPP, halaman (x) tentang Ketidaktaatan PT. IKPP Serang poin (1) tercantum bahwa “PT. IKPP serang sebagai penghasil limbah cair belum menjaga ekosistem sungai Ciujung yang turun akibat buangan limbah cair dari PT. IKPP Serang yang memberikan kontribusi beban pencemaran sebesar

(14)

melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran melalui  penggunaan 3 unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Namun, upaya ini  belum optimal karena ada persyaratan lain yang belum dilakukan yaitu disediakannya emergency  pond . Selain itu, belum ada upaya pemulihan kualitas lingkungan yang dilakukan PT. IKPP Serang.

2.5 Pengolahan Limbah Industri Kertas 1. Pengolahan Berdasarkan Wujudnya a. Pengolahan limbah cair

Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi diolah dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Sistem pengolahan limbah cair berdasarkan unit operasinya dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1) Fisik

Pada unit operasi ini, salah satu hal yang ditangani ialah proses  screening   (penyaringan). Screening   merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Screening  dilakukan pada sisa-sisa potongan kayu yang masih berukuran  besar sehabis diolah pada proses chipper . Setelah dilakukan penyaringan, umumnya kayu yang masih berukuran besar akan dikembalikan lagi ke  proses chipper , untuk diolah lagi dan mendapatkan ukuran kayu yang

dikehendaki.

Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Pengendapan primer biasanya terjadi di bak pengendapan atau bak penjernih. Bak pengendap yang hanya berfungsi atas dasar gaya berat, tidak memberi keluwesan operasional. Karena itu memerlukan waktu tinggal sampai 24 jam. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak  pengendap.

Limbah atau proses-proses yang menggunakan pengolahan unit ini ialah hasil pemasakan merupakan serat yang masih berwarna coklat dan mengandung sisa cairan pemasak aktif. Serat ini masih mengandung

(15)

mata kayu dan serat-serat yang tidak dikehendaki (reject ). Sisa cairan  pemasak dalam serat dibersihkan dengan menggunakan washer , sedangkan pemisahan kayu dan reject   dipakai  screen. Larutan hasil  pencucian bubur pulp di brown stock washers dinamai weak black liquor 

yang disaring sebelum dialirkan ke unit pemekatan. 2) Kimia

Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang sukar mengendap, senyawa fosfor, logam-logam berat, dan zat organik beracun. Dinamakan secara kimia karena pada proses ini dibutuhkan bahan kimia yang akan mengubah sifat  bahan terlarut tersebut dari sangat terlarut menjadi tidak terlarut atau dari

ukuran sangat halus menjadi gumpalan (flok) yang dapat diendapkan maupun dipisahkan dengan filtrasi.

Cairan sisa dari hasil proses pemutihan yang menggunakan bahan kimia Chlorine Dioksida, Ekstraksi Caustic Soda, Hidrogen Peroksida. Dalam proses pemutihan, setiap akhir satu langkah dilakukan pencucian untuk meningkatkan efektivitas proses pemutihan. Sebelum bubur kertas yang diputihkan dialirkan ke unit pengering, sisa Klorin Dioksida akan dinetralkan dengan injeksi larutan Sulfur Dioksida.

Pemasakan menggunakan bahan larutan kimia, seperti NaOH (sodium hidroksida) dan NaS (sodium sulfida) yang berfungsi untuk memisahkan serat selulosa dari bahan organik. Cairan yang dihasilkan dari proses pemasakan diolah dan menghasilkan bahan kimia, dengan daur ulang. Pada proses daur ulang terjadi limbah cair.

Proses pemutihan menggunakan zat-zat kimia, utamanya ClO2 dan

cairan yang masih tertinggal berubah menjadi limbah dengan kandungan  berbagai bahan kimia berupa organoklorin yang umumnya beracun. 3) Biologi

Tujuan utama dari pengolahan limbah cair secara biologi adalah menggumpalkan dan menghilangkan/menguraikan padatan organik

(16)

mikroorganisme. Pengolahan secara biologis mengurangi kadar racun dan meningkatkan mutu estetika buangan (bau, warna, potensi yang menggangu dan rasa air). Apabila terdapat lahan yang memadai, laguna fakultatif dan laguna aerasi bisa digunakan. Laguna aerasi akan mengurangi 80% BOD buangan pabrik dengan waktu tinggal 10 hari.

Prinsip dasar pengolahan secara biologi sebetulnya mengadopsi  proses pertumbuhan mikroorganisme di alam, mikroorganisme yang tumbuh membutuhkan energi berupa unsure karbon (C) dimana unsure karbon (C) tersebut dengan mudah diperoleh dari senyawa organic dalam air limbah, sehingga senyawa organic tersebut terurai menjadi CO2 dan

H2O. Salah satu limbah yang menggunakan pengolahan unit ini ialah

hasil perasan  sludge  yang berasal dari  primary clarifier   yang berupa larutan. Larutan ini didinginkan di 6 unit menara pendingin sebelum dialirkan ke deep tank air activated  sludge untuk mengurangi kandungan organik secara biologi dengan memanfaatkan bakteri dan gas oksigen dari udara yang diinjeksikan dan bantuan dari pupuk fosfor dan nitrogen. Standar baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan pemerintah  berdasarkan Keputusan Menteri LH No 51 Tahun 1995 untuk pabrik pulp,

yakni toleransi PH dikisaran 6,0-9,0, BOD5: 150 mg/l, COD: 350 mg/l, dan TSS 150 mg/l.

 b. Pengolahan limbah padat

Industri bubur kertas umumnya menghasilkan limbah padat berupa batu dari kapur dan mengandung soda. Ini harus dibuang di lingkungan dengan aman dan nyaman. Limbah padat itu harus dibuang ke t empat pembuangan akhir yang secure land fill  (aman).

Dua jenis limbah padat lainnya, diolah dengan menggunakan Bark Boiler  dan  Lime Klin.  Bark Boiler   digunakan untuk pembakaran kulit kayu. Sedangkan Lime Klin digunakan untuk pengolahan lumpur kapur.

c. Pengolahan limbah emisi udara

Untuk limbah berupa emisi udara yang dihasilkan dari proses produksi  pulp, biasanya pabrik  pulp  menggunakan alat-alat berupa blow gas

(17)

treatment di unit  pulping , Electro Static Dust  Precipitator  pada  Recovery  Boiler , dan Wet Scrubber  di  Recausticizing Unit . Beberapa limbah atau  proses yang menghasilkan emisi udara ini, beserta penanganannya ialah :

Kondensat tercemar yang berasal dari proses digester dikumpulkan dan dialirkan ke unit penanganan kondensat di evaporator plant .  Noncondensable gas (NCG) dibakar sebagian menjadi limbah di lime klin (tanur kapur). Uap tekanan tinggi yang dihasilkan dari pembakaran bahan organik digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik dan  steam  tekanan menengah untuk pemanasan dalam proses di seluruh unit

operasi produksi.

Sisa bahan kimia menguap karena panas di unit pencucian. Uap diisap blower   dan diarahkan ke sebuah menara penyerap yang berlangsung dua tahap. Di menara ini digunakan larutan sodium hidroksida dan diinjeksikan dengan sulfur dioksida (reduktor) untuk menetralkan sisa bahan kimia  berupa klorin dioksida (oksidator) sehingga gas yang keluar bebas dari

unsur gas Klorin Dioksida.

Limbah yang mengandung partikel solid dari cerobong boiler , baik dari multi fuel boiler , recovery boiler , maupun lime kiln. Untuk tujuan ini, pabrik  pulp  harus memiliki alat electrostatic precipitator . Sedangkan cerobong asap dari dissolving tank recovery boiler  dilengkapi dengan scrubber  yang dialiri weak wash dari recaust plant .

2. Penanganan dari pada limbah dapat dikategorikan berdasarkan proses nya : a. Pengolahan primer

Pengolahan primer bertujuan membuang bahan  –   bahan padatan yang mengendap atau mengapung. Pada dasarnya pengolahan primer terdiri dari tahap  –   tahap untuk memisahkan air dari limbah padatan dengan membiarkan padatan tersebut mengendap atau memisahkan  bagian –  bagian padatan yang mengapung. Pengolahan primer ini dapat menghilangkan sebagian BOD dan padatan tersuspensi serta sebagian komponen organik. Proses pengolahan primer limbah cair ini biasanya

(18)

 b. Pengolahan sekunder

Pengolahan sekunder limbah cair merupakan proses dekomposisi  bahan  –   bahan padatan secara biologis. Penerapan yang efektif akan dapat menghilangkan sebagian besar padatan tersuspensi dan BOD. Ada 2 proses pada pengolahan sekunder yaitu :

1) Penyaring trikle

Penyaring trikle  menggunakan lapisan batu dan kerikil dimana limbah cair dialirkan melalui lapisan ini secara lambat. Dengan  bantuan bakteri yang berkembang pada batu dan kerikil akan

mengkonsumsi sebagian besar bahan –  bahan organik. 2) Lumpur aktif

Kecepatan aktivitas bakteri dapat ditingkatkan dengan cara memasukkan udara dan lumpur yang mengandung bakteri ke dalam tangki sehingga lebih banyak mengalami kontak dengan limbah cair yang telah diolah pada proses pengolahan primer. Selama proses ini limbah organik dipecah menjadi senyawa  –   senyawa yang lebih sederhana oleh bakteri yang terdapat di dalam lumpur aktif.

c. Pengolahan tersier

Proses pengolahan primer dan sekunder limbah cair dapat menurunkan BOD air dan meghilangkan bakteri yang berbahaya. Akan tetapi proses tersebut tidak dapat menghilangkan komponen organik dan anorganik terlarut. Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan pengolahan tersier.

Pengolahan limbah cair pada industri pulp dan kertas terdiri atas tahap netralisasi, pengolahan primer, pengolahan sekunder dan tahap  pengembangan. Sebelum masuk ke tempat pengendapan primer, air limbah masuk dalam tempat penampungan dan netralisasi. Pada tahap ini digunakan saringan untuk menghilangkan benda  –   benda besar yang masuk ke air limbah.

Pengendapan primer biasanya bekerja atas dasar gaya berat. Oleh karenanya memerlukan waktu tinggal sampai 24 jam. Untuk

(19)

meningkatkan proses pengendapan dapat digunakan bahan flokulasi dan koagulasi di samping mengurangi bahan yang membutuhkan oksigen. Pengolahan secara biologis dapat mengurangi kadar racun dan meningkatkan kualitas air buangan (bau, warna, dan potensi yang mengganggu badan air). Apabila terdapat lahan yang memadai dapat digunakan laguna fakultatif dan laguna aerasi. Laguna aerasi akan mengurangi 80 % BOD dengan waktu tinggal 10 hari.

Apabila tidak terdapat lahan yang memadai maka proses lumpur aktif,  parit oksidasi dan trickling  filter  dapat digunakan dengan hasil kualitas

yang sama tetapi membutuhkan biaya operasional yang tinggi.

Tahap pengembangan dilakukan dengan kapasitas yang lebih besar, melalui pengolahan fisik dan kimia untuk melindungi badan air penerima (Devi, 2004). Sedangkan endapan ( sludge) yang biasanya diperoleh dari  proses filter press dari IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), menurut Sunu (2001) dapat dikategorikan sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) atau tidak. Pembuangan lumpur organik, termasuk pada industri pulp dan kertas, dapat dibedakan menjadi :

1) Metode pembakaran

Metode pembakaran ini merupakan salah satu cara untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih luas sebelum dilakukan  pembuangan akhir. Beberapa metode yang dapat dilakukan antara lain adalah metode incinerator  basah yang mengoksidasi lumpur organik  pada suhu dan tekanan tinggi.

2) Metode fermentasi metan dan metode pembusukan

Metode fermentasi metan dilakukan menggunakan tangki fermentasi sehingga dihasilkan gas metan, sedangkan metode  pembusukan akan diperoleh hasil akhir berupa kompos. Lumpur yang dihasilkan dari pengolahan buangan pada masa lalu biasanya ditimbun. Akan tetapi sistem ini menimbulkan bau karena pembusukan dan menyebabkan pencemaran air tanah dan air permukaan. Sekarang

(20)

lumpur dihilangkan airnya dan dibakar atau digunakan sebagai bahan  bakar (Rini, 2002).

2.6 Pengolahan Limbah PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Limbah merupakan sisa hasil produksi yang pengolahannya tidak memenuhi standar akan merusak lingkungan. Limbah yang dihasilkan oleh PT. Indah Kiat Pulp & Paper dibedakan menjadi 2 yaitu, limbah cair dan limbah  padat.

a. Limbah berwujud cair

Limbah yang berupa cairan ini termasuk golongan limbah B3. Sebelum dibuang ke lingkungan, limbah tersebut harus diolah terlebih dahulu agar memenuhi standar yang diizinkan dari segi pH, COD, BOD dan suspended  lainnya yang dapat merusak lingkungan. Contoh dari limbah B3 adalah Oli  bekas, aki bekas dan bahan-bahan kimia hasil pengujian atau kadaluarsa.

Tabel 2 Standar Kualitas Air Limbah Industri Menurut Pemerintah Parameter Standar Kualitas Air Limbah

Ph 6-9

COD ≤ 100 ppm

BOD ≤ 50 ppm

Suspended Solid ≤ 150 ppm

Tabel 3 Standar Kualitas Air Limbah di PT. Indah Kiat Pulp & Paper,Tbk Tangerang Mill

Parameter Standar Kualitas Air Limbah

 pH 7,03

COD 130,25 ppm

BOD 20,28 ppm

(21)

Gambar 1. Diagram alir proses pengolahan limbah cair PT. IKPP

Proses pengolahan limbah dalam WWT I PT. IKPP Serang Mill terdiri dari 3 proses, antara lain :

1. Proses Fisika 2. Proses Kimia 3. Proses Biologi

Untuk proses yang pertama yaitu proses fisika, air limbah yang dihasilkan dari SP/PM masuk ke dalam Buffer Tank yang ada pada WWT II. Sebelum masuk ke dalam Buffer Tank terjadi proses screening yaitu pemisahan antara air limbah dengan kotoran atau partikel-partikel berukuran besar seperti kayu,  plastik dan lain-lain. Fungsinya agar kotoran tersebut tidak masuk ke dalam  proses selanjutnya, proses screening tersebut dengan menggunakan Rotary Screen. Di dalam Buffer Tank tenjadi proses equalizing, hal ini dimaksudkan

(22)

agar air limbah yang berasal dari SP dan PM bersifat homogen baik pH, temperatur dan konsentrasinya.

Kemudian dari Buffer Tank pada WWT II air limbah ditransfer masuk ke dalam reaktor pada WWT I. Tahap ini merupakan proses pengolahan limbah secara kimia. Di dalam reaktor ini terjadi proses koagulan dan dan flokulant dengan menambahkan zat kimia ke dalamnya. Zat kimia yang dipakai pada  proses ini adalah Alum Sulfat sebagai koagulan dan ANP (Anionic Polymer) sebagai fiokulant. Fungsi dari koagulan adalah sebagai penetralisir dan untuk menyatukan partikel-partikel yang kecil. Sedangkan proses flokulasi berfungsi untuk menyatukan partikel-partikel yang sudah terkumpul tadi menjadi dalam  bentuk flok (gumpalan yang lebih besar), gunanya agar pada proses

sedimentasi akan mudah terjadi endapan.

Kemudian dari reaktor masuk ke dalam Primary Clarifier. Di sini terjadi  proses sedimentasi. Air yang dihasilkan dari proses sedimentasi kemudian masuk ke dalam Pumpping Pit. Fungsi dari Pumping Pit adalah sebagai  penampungan sementara yang berasal dari Primary Clarifier, kemudian air

dipompa masuk ke dalam Cooling Tower melalui atas. Sedangkan fungsi dari Cooling Tower sendiri adalah untuk menurunkan suhu agar sesuai untuk proses Biotreatment, yaitu berkisar antara 35-40oC.

Dari Cooling Tower kemudian air limbah yang sudah sesuai temperaturnya untuk proses Biotreatment dimasukkan ke dalam anoxic tank. Di sini terjadi proses pencampuran air limbah dengan Return Sludge yang  berasal dari Recycle Storage Tank. Di sini juga terjadi penambahan nutrisi untuk bakteri yaitu Urca (yang diambil unsur N nya) dan H3PO4 (yang diambil

unsur P nya), karena N dan P makronutrien untuk bakteri. Kemudian dari anoxic tank masuk ke dalam oxic tank. Di sini terdapat aerator, fungsinya untuk memberikan O2  pada bakteri untuk membantu proses penguraian

senyawa organik.

Kemudian dari oxic tank masuk ke dalam Secondary Clarifier yang sebelumnya melewati Gate Level. Fungsi dari Gate Level tersebut adal ah untuk mengatur kadar DO (Disolved oxyger) dalam proses oxic reaktor. Apabila DO

(23)

nya tinggi pada oxic reaktor maka gate level diturunkan. Ini berarti tinggi  permukaan air pada oxic reaktor semakin surut, sehingga kontak antara impelar aerator dengan air limbah sedikit berkurang sehingga kontak antara air limbah dengan O2  berkurang. Begitu juga sebaliknya apabila DO nya rendah maka

gate level akan dinaikkan. Ini berarti permukaan air pada oxic reaktor akan semakin tinggi sehingga kontak antara impelar aerator dengan air akan semakin  besar.

Kemudian pada Secondary clarifier terjadi proses sedimentasi. Di sini akan terjadi pemisahan antara air dengan lumpur aktif menggunakan bantuan gaya grafitasi. Air yang dihasilkan dari Secondary Clarifier ini sebagian akan dibuang ke sungai karena sudah memenuhi standar baku mutu air effluent, dan sebagian lagi ada yang direcycle masuk ke dalam proses Dehydrator, fungsinya untuk membersihkan Belt Press sedangkan sludge yang dihasilkan dari Secondary clarifier yang berupa lumpur aktif masuk ke dalam Tangki Lumpur Daur Ulang (Recycle storage Tank). Kemudian sludge yang terdapat di sini sebagian ada yang diumpankan ke dalam anoxic tank dan sebagian ada yang dimasukkan ke dalam Sludge Thickener. Di sini terjadi proses pemekatan tujuannya adalah agar dapat dipress dengan mudah. Sedangkan air yang didapat dari proses Thickener ini direcycle kembali masuk ke dalam Pumping Pit setelah dipekatkan, sludge dimasukkan ke dalam sludge Storage Tank. Di sini teradi proses pencampuran antara sludge yang berasal dari Sludge Thickener dan Sludge yang berasal dari Primary clarifier. Kemudian sludge yang berada dalam Sludge Storage Tank (Tangki Penyimpanan Lumpur) dimasukkan ke dalam Dehydrator ( Dewanering ). Di sini dengan menggunakan  bantuan senyawa kimia yaitu CNP (Cafionice Polymer). Fungsinya sebagai flokulant yaitu untuk menyatukan partikel-partikel agar menjadi flok sehingga sludge mudah di press. Dari proses Dewatering ini air yang dihasilkan dari  proses pengepresan direcycle masuk ke dalam Primary Clarifier, sedangkan sludge yang sudah sedikit kandungan airnya dimasukkan ke penampungan sementara sebelum dibawa ke proses pembakaran (Incenerator).

(24)

Gambar 2. Instrumentasi IPAL PT. IKPP Sistem Pemroses dan Instrumentasi

Proses Pengolahan Air Limbah pada WWT I a. Pernyaringatn (Screen)

Screen adalah penyaringan yang digunakan unnak memisahkan padatan atau serpihan yang berukuran besar dan dilakukan se belum palakuan-perlakuan lain. Rancangan saringan ditentukan oleh ukuran ruang yang terbuka dan menggunakan berbagai jenis bahan konstruksi. Pemilihan penyaringan yang digunakan ditentukan oleh sifat dan ukuran padatan.

Jenis penyaringan yang terdapat di unit pengolahan limbah ini adalah jenis  penyaringan dengan jeruji, yaitu bak yang dilengkapi dengan batang yang disusun dengan jarak tertentu yang disesuaikan dengan ukuran padatan yang disaring. Peletakan batang-batang tersebut diletakan secara miring, peletakan ini dimaksudkan supaya penyaringan mudah dibersihkan dan memberikan l uas  penyaringan yang lebih besar.

(25)

 b. Tangki Equalisasi

Semua limbah yang masuk ke dalam tangki ini berasal dari buffer tank yang terdapat pada unit pengolahan limbah WWT IL Tangki cqualisasi ini  berguna untuk meredam atau mengendalikan perubahan (fluktuasi) laju alir dan

sifat limbah cair agar dicapai kondisi pengolahan yang optimum pada tahap  pengolahan selanjutnya, fasilitas equalisasi ini sangat penting di dalam  perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terutama bagi pabrik

yang pengeluaran limbahnya berfluktuasi tinggi.

Ukuran bak equalisasi ini dirancang harus dapat menampung dan meredam  perubahan-perubahan laju alir limbah yang diakibatkan oleh keanekaragaman  penjadwalan proses produksi konsentrasi yang pekat dan pembuangan yang

tidak beraturan (intermitten discharge). Sasaran penyamaan meliputi :

o Pencegahan pembebanan kejut ( shock loading ) bagi sistem perlakuan

 biologi

o Pengendalian pH dan penyusutan kebutuhan bahan kimia untuk proses

netralisasi.

o Peredaman peningkatan laju untuk sistem perlakuan kimiawi.

o Pengendalian laju pembebasan limpahan ke lingkungan untuk

 pemerataan beban

o Pencegahan konsentrasi bahan beracun yang tinggi masuk ke sistem

 perlakuan biologi

Pada tangki equalisasi terdapat blower, dengan tujuan penambahan oksigen dan untuk mencegah teriadinya pengendapan. Sedangkan limbah yang masuk dilakukan beberapa pemeriksaan antara lain :

 PH yaitu derajat keasaman. Pemeriksaan pH ini penting karena yang

mempunyai pH rendah (asam) dan pH tinggi (basa) tidak dikehendaki karena dalam penggunaannya secara teknis menyebabkan kerusakan  pada peralatan, dan pada proses dapat menyebabkan semua reaksi kimia pada proses tidak berjalan bahkan dapat mempengaruhi proses sedimentasi pada primary clarifier.

(26)

 Padat tersuspensi (TSS) adalah banyaknya padatan yang terkandung di

dalam air

 COD (Chemical Oxygen Demand ) adalah kandungan bahan organik

dan anorganik yang dapat dioksidasi yang terdapat di dalam air.

 BOD ( Biological Oxygen Demand ) adalah kandungan bahan organik

yang dapat diuraikan/didegradasi secara biokimia. c. Tangki Pencampuran I ( Mixing Tank I)

Pada tangki pencampuran ini terjadi proses kimia, dimana koagulan yang ditambahkan adalah Alum Sulfat yang bersifat asam yang dapat mengikat kotoran dan menetralisir pH yang tinggi. Pada tangki pencampuran ini terjadi  proses koagulasi. Koagulasi adalah proses penambahan zat kimia untuk memperbesar ukuran partikel dan logam yang terdapat dalam air limbah, sehingga mudah untuk dipisahkan antara padatan dengan cairan. Pada tangki  pencampuran ini dilakukan pengadukan dengan kecepatan tinggi, agar alum dan zat-zat organik yang terdapat di dalam air limbah dapat tercampur dengan sempurna, sehingga akan terbentuk flok flok yang mempercepat pengendapan.

d. Tangki Pecampuran II ( Mixing Tank II )

Pada tangki pencampuran II ini juga terjadi proses kimia, tetapi zat yang ditambahkan adalah ANP ( Anionic Polymer ). Polimer ini bermuatan negatif dan berperan sebagai koloid biasanya bermuatan negatif, sehingga terjadi gaya tolak-menolak, maka jika diberikan tenaga listrik melalui pengadukan pada kecepatan tertentu yaitu 3 rpm, maka batas penolakan tersebut dapat ditembus oleh partikel sehingga terjadi penggabungan membentuk partikel dengan ukuran yang lebih besar. Proses kimia di tangki ini tidak terlalu besar menurunkan COD.

e. Proses Penjernihan Pertama ( Primary Clarifier )

Proses yang teriadi pada tahap ini adalah proses sedimentasi, yaitu  pemisahan padatan dari suatu suspensi dengan pengendapan akibat gaya gravitasi. Agar terjadi pemisahan maka berat jenis zat padat tersuspensi harus lebih besar dari cairan dimana zat itu berada. Sedimentasi dalam sistem  pengolahan limbah cair diterapkan pada tahap sebelum tahap pengolahan

(27)

 biologi. Jenis pengendapan padatan tersuspensi tergantung pada sifat padatan, konsentrasi dan kondisi alat pengendapan. Biasanya zat padat tersuspensi ini mengandung bahan yang berasal dari bahan pengisi, serat, dan zat padat terlarut dari komponen-komponen yang terlarut dan bahan-bahan aditif yang ditambahkan, serta jumlah air limbah tergantung pada sistem si rkulasi air yang digunakan dan jenis kertas yang diproduksi.

Air limbah yang akan diolah masuk ke bagian tengah dari bak  pengendapan ini, kemudian air mengalir ke bawah dan akhirnya ke samping luar melalui saluran kecil di pinggir dalam bak pengendapan ini. Pada waktu air mengalir ke permukaan, kotoran diendapkan ke dasar. Bak sedimentasi ini dilengkapi dengan ruang flokulasi yang ditempatkan di tengah bak, kemudian alat penggaruk ( scrapper ) yang bekeria secara mekanik berputar dengan kecepatan dua atau tiga putaran peram, mendorong dan mengumpulkan lumpur ke bagian tengah, dan kemudian dikeluarkan melalui lubang di tengah bawah, dan selanjutnya dibuang ke sludge storage tank. Diameter bak edimentasi ini  biasanya antara 30-60 m, bak dengan diameter lebih dari 50 m mempunyai resiko gangguan angin. Untuk menghindari terbawanya zat padat karena aliran turbulen maka kedalaman bak antara 4-5 m, dengan bagian bawah miring ke arah pusat. Kedalaman bak sedimentasi tidak mempengaruhi efisiensi.

f. Pumping Pit

Pumping Pit ini hanya sebagai bak penampung sementara yang berasal dari Primary Clarifier dan sebagai pompa untuk mengalirkan air limbah menuju menara pendingin (cooling tower ).

g. Menara Pendingin (Cooling Tower )

Menara pendingin ini berfungsi untuk menurunkan temperatur, karena  proses ini sangat penting untuk pertumbuhan bakteri, dimana jika temperatur terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka bakteri akan mati dan berkaitan dengan  proses selanjutnya Laju pertumbuhan mikroorganisme yang baik berlangsung  pada temperatur kira-kira 30-40oC dimana keria enzim mulai dipengaruhi

(28)

Pengolahan air limbah secara biologi ujuan untuk mengurangi senyawa organik terlarut dalam air limbah. Ada dua cara pokok yang digunakan dalam  pengolahan yaitu proses Oxic dan Anoxic. Penentuan anoxic dan oxic yang lebih efektif dalam pengolahan suatu jenis air limbah tergantung kepada karakteristik air limbah yang akan diolah terutama parameter BoD dan CoD serta perbandingan antara kedua parameter tersebut.

Pengolahan air limbah secara biologi pada prinsipnya adalah memanfaatkan populasi mikroorganisme yang dapat menguraikan zat organik terlarut dalam air limbah menjadi bahan sekuler yang baru dan sumber energi.

Dalam sistem pengolahan, populasi mikroba yang tercampur merupakan  populasi yang heterogen yang selalu berubah sebagai respon terhadap  perubahan kondisi lingkungan dan karakteristik air limbah yang diolah. oleh karena itu dapat ditemukan bermacam-macam jenis mikroorganisme, seperti  bakteri, ganggang, jamur, protozoa, dan lain-lain.

i. Tangki Penjernihan Akhir

Limbah yang masuk di dalam tangki akan diendapkan, lumpur bakteri akan mengapung di atas permukaan dan lumpur aktif berada di dasar bak. Lumpur mati akan dibuang ke tangki pembuangan dan yang aktif dialirkan ke tangki lumpur daur ulang.

 j. Scumpit

Scumpit ini merupakan got kecil yang berisi lumpur tidak aktif yang  berasal dari tangki penjernih akhir dan selanjutnya akan dibuang ke tangki  penyimpanan.

k. Tangki Lumpur Daur Ulang ( Recycle Storage Tank )

Lumpur yang di sini berasal daritangki penjernih akhir dan akan dialirkan ke tangki proses anaerobik, karena untuk recycle lumpur aktif yang dapat digunakan kembali untuk proses penurunan kadar TSS, COD, dan BOD.

l. Pemekatan dan Pemisahan Lumpur (Sludge Thickener )

Lumpur yang berasal dari Lumpur daur ulang, dialirkan ke tangki thickener karena tidak semua lumpur dapat dialirkan ke dalam tangki anoxic oleh karena itu ke tangki thickener. Di sini teriadi pemekatan lumpur dan

(29)

cairan dengan tujuan dibuang jika dibuang ke dewatering (Dehydrator),  pengepresan dapat dilakukan dengan mudah.

m. Tangki Penyimpanan Lumpur (Sludge Storage Tank)

Tangki ini merupakan tangki penampung lumpur sementara yang berasal dari scumpit dan pemisahan lumpur sebelum dilanjutkan ke dewaterug untuk dilakukan pengepresan atau pemisahan antara padatan dengan cairan.

n. Dewatering (Dehydrator)

Dewatering ini berfungsi untuk menekan lumpur sehingga terjadi  pemisahan proses penekanan lumpur ini bertujuan untuk antara lumpur dan cairan. Pada mengurangi kandungan air dalam lumpur, sehingga lumpur menjadi lebih kering dengan kandungan air 70%. Pengeringan ini melalui sabuk saringan bertekanan dengan dua tahap, yaitu :

 Daerah pengeluaran air (draining zone)

Pada daerah ini lumpur dikeringkan tanpa diberikan tekanan, selanjutnya lumpur masuk ke daerah pengeringan bertekanan (pressing zone).

 Daerah pengeringan akhir (drying zone)

Lumpur dikeringkan dengan cara dijepit diantara dua sabuk, sambil ditekan oleh gulungan secara bertahap di zona penekanan. Sebagai akhir dari  proses pengeringan, Lumpur selanjutnya memasuki daerah zona pengelupasan dengan tujuan agar lumpur mudah dikelupas dan sabuk. Penambahan polimer yaitu Polimer Kation (CNP) perlu dilakukan untuk membantu mempercepat dan mempermudah pengeluaran air.

Kemudian akhir dari proses pengolahan limbah ini dibuang ke  penimbunan sam itu tanah sebagai media penerima buangan limbah padat.

Oleh karena itu ada persyaratan untuk lokasi lahan penimbunan, yaitu : 1. Lokasi jauh dari pemukiman penduduk.

2. Merupakan lahan yang tidak produktif. 3. Bukan merupakan daerah banjir.

4. Sesuai dengan tata ruang.

(30)

7. Permeabilitas tanah rendah.  b. Limbah Berwujud Padat

Limbah padat seperti pengikat kawat  pulp, dirijen, pelat kayu, seng,  potongan wire, plastik dan sisa kertas yang tercampur warnanya. Kertas yang tercampur warnanya dikumpulkan menjadi satu yang akan dibuang ke tempat penampungan untuk dijual kembali. Limbah hasil pengolahan limbah cair yang berupa  sludge akan dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman padi, singkong dan lain-lain. Sedangkan limbah kawat besi, plastik akan dikirim ke bagian General Affairs untuk disortir dan dijual.

Dari pengolahan limbah hasil produksi yang baik dalam memperhatikan lingkungan sekitarnya, maka PT. Indah Kiat Pulp & Paper,Tbk Tangerang Mill memperoleh sertifikasi ISO 14001 dalam hal sistem manajemen lingkungan. Untuk permasalahan sampah ditangani oleh seksi general affairs.

(31)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Dari penyusunan makalah mengenai pengolahan limbah dan air pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper ini dapat disimpulkan :

1. Air merupakan kebutuhan utama dari PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk Tangerang Mill dikarenakan seluruh proses produksi menggunakan air sungai Cisadane yang terlebih dahulu melalui treatment . Ada dua jenis air yakni fresh water (air bersih) dan proccess water (air proses). Pengolahan  fresh water  ini menggunakan tangki sedemintasi berbentuk kerucut dengan  bantuan bahan kimia antara lain : Alum, Flokulan, NaOCl, dan NaOH. 2. Limbah yang dihasilkan oleh PT. Indah Kiat Pulp & Paper dibedakan

menjadi 2 yaitu, limbah cair dan limbah padat. . Contoh dari limbah B3 adalah Oli bekas, aki bekas dan bahan-bahan kimia hasil pengujian atau kadaluarsa. Limbah padat seperti pengikat kawat  pulp, dirijen, pelat kayu, seng, potongan wire, plastik dan sisa kertas yang tercampur warnanya. 3. Pengolahan limbah pabrik kertas terdiri dari pengolahan limbah cair, limbah

 padat, dan limbah gas. Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi diolah dengan menggunakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Sistem pengelolaan limbah cair berdasarkan unit operasinya dibedakan menjadi tiga yaitu fisik, kimia, dan biologi. Penanganan dari pada limbah dapat dikategorikan berdasarkan proses nya yakni proses primer, proses sekunder, dan proses tersier.

Gambar

Tabel 3 Standar Kualitas Air Limbah di PT. Indah Kiat Pulp & Paper,Tbk Tangerang Mill
Gambar 1. Diagram alir proses pengolahan limbah cair PT. IKPP
Gambar 2. Instrumentasi IPAL PT. IKPP Sistem Pemroses dan Instrumentasi

Referensi

Dokumen terkait