• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pengorganisasian Di Ruang Rawat Inap (Edit)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Pengorganisasian Di Ruang Rawat Inap (Edit)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PENGORGANISASIAN DI RUANG RAWAT INAP

RUMAH SAKIT Hi M YUSUF

TAHUN 2016

RUMAH SAKIT Hi. MUHAMMAD YUSUF

Jl.Lintas Sumatera No. 12Kalibalangan – Lamung Utara

Telp : ( 0724 ) 326023, Email :rs.hmy2011@gmail.com

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama diseluruh dunia. Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan sebagai pemberi pelayanan harus menampilkan akuntabilitas sosial mereka dalam memberikan pelayanan yang mutakhir kepada pasien yang berdasarkan standar profesionalisme, sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai konsekuensinya peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam melaksakan pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis.

Dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap, standar sangat membantu perawat untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir realistis tentang pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi. Namun keberhasilan dalam mengimplementasikan standar sangat tergantung pada individu itu sendiri, usaha bersama dari semua staf serta partisipasi dari seluruh anggota profesi.

Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan, pengobatan, perawatan ke pasien, baik dengan penyakit menular atau penyakit tidak menular. Standar merupakan pernyataan-pernyataan tertulis mengenai harapan-harapan singkat ketrampilan/kompetensi untuk memastikan pencapaian suatu hasil tertentu. Untuk menjamin mutu asuhan yang diberikan, standar merupakan landasan normatif dan parameter untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan yang seharusnya. Dalam penyusunan standar diharuskan untuk memperhatikan proses dan harapan yang akan terjadi dlam upaya meningkatkan mutu pelayanan.

Standar praktik sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap. Standar sangat membantu keperawatan untuk mencapai asuhan yang berkualitas. Standar digunakan terutama pada tiga proses evaluasi yaitu menilai diri sendiri, inspeksi dan akreditasi.

(3)

B. Tujuan Pedoman

1. Memberikan Pelayanan kepada pasien rawat inap sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang tepat.

2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai keinginan yang terus menerus untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan dalam memberikan pelayanan.

3. Memberikan Asuhan keperawatan kepada pasien untuk kesembuhan yang optimal, sehingga dapat memuaskan pasien.

4. Memberikan pelayanan kepada pasien dengan ramah, sopan dan hangat sehingga memberikan kesan yang positif.

5. Memberikan pelayanan Informasi kesehatan dengan tepat pada pasien dan keluarga sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga.

C. Ruang Lingkup Pelayanan

Memberikan pelayanan rawat inap pada pasien dewasadan anak yang meliputi : 1. Pemeriksaan dan konsultasi oleh dokter spesialis.

2. Perawatan dan akomodasi di ruang perawatan. 3. Pemeriksan dan pengobatan oleh dokter spesialis. 4. Pemeriksaan penunjang diagnostik.

5. Tindakan medis yang bersifat diagnosti dan terapeutik.

6. Pemberian obat-obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar obat pasien dan instruksi dokter spesialis.

7. Pelayanan tranfusi darah. 8. Pemberian surat rujukan.

9. Pemakaian peralatan yang tersedia seperti oksigen.

D. Batasan Operasional

Standar Unit kerja Rawat Inap Ruang kelas I,II, III & VIP, di Rumah Sakit Hi M Yusuf meliputi Ruang rawat pasien, ruang pos perawat, tempat loker, tempat linen kotor, tempat linen bersih, kamar mandi/toilet. Adapun kondisi unit rawat inap anak di RS Hi M Yusuf, terdiri dari:

a. Ruang Pasien Rawat Inap.

Ruangan untuk pasien yang memerlukan asuhan keperawatan pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam. Di Ruang rawat inap RS Hi M Yusuf terdiri dari kamarkelas I, II, III & VIP.

b. Ruang pos perawat

Ruangan ini dilengkapi meja kursi, tempat arsip, telepon, papan pengumuman. Kegiatan di ruangan ini meliputi : Serah terima pasien baru dan pulang, penandatanganan surat pernyataan keluarga pasien (apabila diperlukan persetujuan pengobatan, tindakan perawatan ataupun persetujuan tindakan bedah).

c. Tempat Loker.

Tempat loker di ruang rawat inap di RS Hi M Yusuf digunakan untuk penyimpanan obat pasien.

(4)

Tempat untuk penyimpanan bahan-bahan kotor yang telah digunakan di ruang rawat inap sebelum di bawa ke ruang cuci (laundry). Tempat linen kotor di ruang kelas I, II, III, VIP & Ruang Anak ember besar dan tutupnya.

e. Tempat Linen Bersih.

Tempatuntuk menyimpan bahan-bahan bersih yang akan digunakan di ruang rawat inap. Linen bersih tersebut ditempatkan di dalam lemari dekat nurse station.

f. Kamar Mandi / Toilet.

Di ruang kelas I, II, III & vip, ruang rawat inap terdapat 18 Kamar mandi pasien yang setiap hari dibersihkan oleh petugas cleaning service. Karena untuk kamar perawatan kelas 1 & VIP tiap kamar pasien tersedia 1 kamar mandi dan toilet, dan kamar perawatan kelas II & III terdapat 3 kamar mandi diluar kamar perawatan pasien.

E. Landasan Hukum.

1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

2. Undang-Undang Nomoor 17 tahun2003 tentang Keuangan Negara.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.

5. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 tahun 2004 tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik.

6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 61 / Menkes / SK / I / 2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Propinsi, Kabupaten / Kota dan Rumah Sakit.

7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228 / Menkes / SK / III / 2002 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib Dilaksakan Daerah.

8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575 / Menkes / SK / II / 2005 tentang Organisai dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.

9. Peraturan Menteri Dalam NegeriNo. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal

(5)

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Berikut ini adalah kualifikasi SDM di unit kerja Rawat inap kelas I,II,III, VIP dan ruang anak, adapun daftar kualifikasi ketenagaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

No. Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah

Tenaga

1. Kepala Ruangan D III Keperawatan BTCLS 1 3. Perawat Pelaksana D III Keperawatan BTCLS 10

B. Distribusi Ketenagaan

Pengaturan tenaga kerja di unit Rawat Inap Rumah Sakit Hi.Muhammad Yusuf berdasarkan shift. Tenaga kerja di unit Rawat Inap kelas I,II,III, VIP dan ruang anak saat ini berjumlah 11 Orang. Yang memegang tanggung jawab sebagai berikut :

1) Kepala Ruangan : 1 Orang 2) Perawat Pelaksana : 10 Orang

Tenaga kerja di instalasi Rawat Inap Kelas I,II,III, VIP dan ruang anak, bekerja dengan jadwal sebagai berikut :

1) Kepala Ruangan : Senin s.d Sabtu dimulai pukul 07.00 – 14.00

2)Perawat Pelaksana : Bekerja sesuai dengan shift yang sudah dijadwalkan.

C. Pengaturan Jaga

Rumah Sakit Hi M Yusuf merupakan Rumah Sakit yang beroperasional selama 24 jam sehari untuk melayani masyarakat umum.

Karyawan bekerja secara shift dengan waktu kerja yang di atur secara mandiri oleh unit kerja rawat inap kelas I,II,III, VIP & Ruang Anak.

Adapun untuk tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut :

1) Batas keterlambatan karyawan maksimal 15 menit dari dimulainya jadwal shift.

2) Apabila keterlambatan melebihi batas toleransi yang diberikan, maka karyawan tersebut akan mendapat evaluasi kedisiplinan dari atasan langsung. 3) Apabila terjadi keterlambatan secara terus menerus, akan diberikan surat

peringatan.

4) Izin meninggalkan dinas maksimal 3 jam dalam 1 hari kerja atas persetujuan Kepala Ruangan atau Katim.

(6)

Pengaturan tenaga kerja di Rawat Inapkelas I,II,III, VIP dan ruang anak ,berdasarkan shift di bawah ini :

a) Kepala Ruangan  Senin – Sabtu : 07.00 – 14.00 b) Karyawan Shift  Senin – Minggu o Shift I : 07.00 – 14.00 o Shift II : 14.00 – 21.00 o Shift III : 21.00 – 07.00

(7)

BAB III

STANDAR FASILITAS

Bangunan Rawat Inap kelas I,II, III, VIP, Rumah Sakit Hi. Muhammad Yusuf terletak di lantai 1 Rumah Sakit, yang terdiri dari ruang Nurse station, Ruang rawat inap kelas I ada 3 kamar, kelas 2 ada 1 kamar kelas III ada 3 kamar, ruang VIP ada 12 kamar, sedangkan ruang anak terletak di lantai 2 rumah sakit yang terdiri dari ruang ruang Nurse station ,rawat inap kelas I ada 1 kamar, kelas 2 ada 1 kamar, kelas III ada 1 kamar dan ruang isolasi.

1. Standar Fasilitas

1) Standar pelayanan Minimal Unit Rawat Inap a. Pemberian pelayanan di rawat inap.

b. Dokter Penanggung Jawab pasien rawat inap. c. Ketersediaan pelayanan rawat inap.

d. Jam praktek dokter spesialis.

e. Pelaporan adanya kejadian pasien resiko jatuh/jatuh yang berakibatkecacatan /kematian.

f. Pelaporan dan pencatatan kematian pasien > 48 jam setalah masuk rawat inap.

g. Pelaporan angka kejadian infeksi nosokomial di rawat inap. 2) Standar Minimal Peralatan di Rawat Inap

No. Peralatan Medis Keterangan

1. Section Ada

2. Minor Set Ada

3. Stetoskop Ada

4. Tensi Meter Ada

5. Termometer Ada

6. Pen Light / Senter Ada

7. Nebulizer Ada

8. Standar Infus Ada

9. Ambu Bag Ada

10 Tourniket Ada

11. Tongue Spatel Ada

12. Tabung O2 Ada

13. 02 sentral Ada

14 Tromol Ada

15 Troli Ada

16 Gunting Ada

17 Bak Instrumen Ada

18 Bengkok Ada

19. Urinal Ada

20. Laken Ada

(8)

22. Pispot Ada

23. Baskom Mandi Ada

24. Kursi Roda Ada

2. Sarana Kerja di Rawat Inap kelas I, II, III ,VIP.

No Sarana Kerja Keterangan

1. Kipas Angin Ada

2. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) Ada

3. Pesawat Telepon Ada

4. File Catatan Keperawatan Ada

5. Buku Folio Ada

6. AC Ada

7. Lemari / Cabinet Ada

8. Kursi Ada

9. Loker Penyimpanan Obat Ada

10. Peralatan Infus Ada

11. Jam Dinding Ada

12. Tempat Sampah Ada

3. Fasilitas Ruang Rawat Inap

No. Ruangan Rawat Fasilitas Keterangan 1. VIP Tempat Tidur Pasien

Bantal Lemari

Kursi Penunggu Pasien Tiang Infus

AC TV Kulkas

Kamar Mandi / Toilet Gayung

Keset Gorden Kunci Kamar Tempat Sampah

Ada 12 Kamar Rawat

2. Kelas I Tempat Tidur Pasien Bantal

Lemari

Kursi Penunggu Pasien

Ada 3 Kamar Rawat Inap

(9)

Tiang Infus Kipas Angin TV

Kamar Mandi / Toilet Gayung Keset Gorden Kunci Kamar Tempat Sampah 3. Ruang Alamanda ( kelas II dan III)

Tempat Tidur Pasien Bantal

Lemari

Kursi Penunggu Pasien Tiang Infus

Gorden

Tempat Sampah Kipas angin

Ada 4 Kamar Rawat Inap

4. Ruang Ester

(ruang anak) Tempat Tidur PasienBantal Lemari

Kursi Penunggu Pasien Tiang Infus

Gorden

Tempat Sampah Kipas angin

Ada 4 Kamar Rawat Inap

(10)

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

Jenis pelayanan di rawat inap

1. Pemeriksaaan dan konsultasi oleh dokter spesialis.

2. Perawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan secara berkala. 3. Edukasi pasien oleh perawat atau dokter.

4. Perawatan dan akomodasi di ruang perawatan. 5. Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis. 6. Pemeriksaan penunjang diagnostik.

7. Tindakan Medis yang bersifat diagnostik dan terapeutik.

8. Pemberian obat-obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar obat pasien dan instruksi dokter spesialis.

9. Pelayanan Tranfusi Darah. 10. Pemberian Surat Rujukan.

(11)

BAB V

LOGISTIK

A. Pengadaan Sarana dan Prasarana

Pengadaan sarana dan prasarana seperti alat kesehatan dan obat adalah suatu prosedur penyediaan alat kesehatan dan obat-obatan yang digunakan oleh pasien di ruang rawat inap, dan sebagai penggantinya dibebankan kepada pasien melalui resep yang dibuat oleh dokter. Untuk alat habis pakai perawat menulisnya di lembar alkes dan di tanda tangani oleh perawat.

B. Tujuan

1. Agar alat-alat dan obat-obatan emergency stok yang ada di ruang rawat inap. 2. Mencegah kesalahan dalam pemberian obat, dengan cara 10 benar.

3. Tetap terjaga dalam segi kualitas dan kuantitas.

4. Memudahkan di dalam penggunaan dan pengawasannya.

C. Prosedur permintaan alat kesehatan dan obat-obatan

1. Jenis obat stok yang akan dipakai dan alat kesehatan yang akan diminta, ditulis pada resep oleh dokter yang bertanggung jawab di ruangan, dan jika selain obat ditulis oleh perawat pada form alkes.

2. Resep dan form alkes yang sudah di isi dengan lengkap diserahkan ke bagian farmasi.

3. Bila alat kesehatan (alkes) dan obat-obatan yang diminta sudah tersedia akan diserah terimakan ke ruang rawat inap, 1 lembar putih untuk farmasi dan 2 lembar (kuning dan merah) di status pasien.

D. Prosedur pengganti alat kesehatan dan obat yang telah digunakan

1. Alat yang sudah digunakan oleh pasien ditulis pada resep .Obat-obatan yang sudah digunakan ditulis pada resep dan dibuat resep oleh dokter, sedangkan alkes ditulis oleh perawat pada form alkes.

2. Resep yang telah diisi dengan lengkap oleh perawat, diserahkan ke bagian farmasi

3. Bila alat kesehatan dan obat yang sudah disiapkan oleh bagian farmasi, diserahkan ke perawat rawat inap.

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Alur Pelaporan Keselamatan Pasien

1. Apabila terjadi suatu insiden di Rumah Sakit, wajib segera ditindak lanjut (dicegah/ditangani) untuk mengurangi dampak / akibat yang tidak diharapkan.

(12)

2. Setelah ditindak lanjuti, segera buat laporan insden dengan mengisi formulir laporan insiden pada akhir jam kerja / shift kepada atasan langsung, paling lambat 2 x 24 jam, jangan menunda laporan.

3. Setelah selesai mengisi formulir, segera serahkan kepada atasan langsung pelapor. (Atasan langsung disepakati sesuai keputusan manajemen : Supervisor / Kepala bagian / instalasi / departemen / unit, ketua komite medis / ketua K.SMF)

4. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading resiko terhadap insiden yang dilaporkan.

5. Hasil grading akan menentukan bentuk intervensi dan analisa yang akan dilakukan sebagai berikut :

 Grade Biru : investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal 1 minggu.

 Grade Hijau : intervensi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal 2 minggu.

 Grade Kuning : intervensi komprehensif / analisa akar masalah / RCA oleh tim KP di RS, waktu maksimal 45 hari.

 Grade Merah : investigasi komprehensif / analisa akar masalah / RCA oleh tim KP di RS, watu maksimal 45 hari.

6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi dan insiden dilaporkan ke tim KP di RS.

7. Tim KP di RS akan memganalisa kembali hasil investigasi dan insiden untuk menentukan apakah perlu investigasi lanjutan (RCA) dengan melakukan regrading.

8. Untuk grade kuning / merah, tim KP di RS akan melakukan analisa masalah / Root Cause Analysis (RCA).

9. Setelah melakukan RCA, tim KP di RS akan membuat laporan dan recomendasi untuk perbaikan serta “pembelajaran” berupa petunjuk / “safety alert” untuk mencegah kejadian berulang.

10. Hasil RCA, recomendasi dan rencana kerja di laporkan kepada direksi.

11. Recomendasi untuk “perbaikan dan pembelajaran” diberikan umpan balik kepada unit terkait.

12. Unit kerja membuat analisa dan trend kejadian disatuan kerjanya masing-masing.

(13)

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A.

Konsultasi medis

1. DPJP menginformasikan kepada penanggung jawab pasien terkait dengan konsultasi ke dokter spesialis.

2. DPJP menuliskan pada rekam medis pasien pada lembar konsultasi. 3. Penanggung jawab pasien menandatangani inform consent.

4. Perawat ruang rawat inap menghubungangi dokter spesialis yang menjadi konsulan.

5. Penanggung jawab pasien di informasikan tentang hasil konsultasi oleh dokter konsulan.

(14)

B. Indikasi dan prosedur laboratorium dan radiologi

1. DPJP menginformasikan indikasi pemeriksaan laboratorium dan radiologi kepada penanggung jawab pasien.

2. Penanggung jawab pasien menandatangani formulir inform consent pemeriksaan radiologi dan laboratorium.

3. Perawat ruang rawat inap kelas I,II,III,VIP dan ruang anak menginformasikan tentang pemeriksaan radiologi dan laboratorium kepada unit terkait.

4. Perawat rawat inap kelas I,II,III,VIP dan ruang anak melengkapi form pemeriksaan dan menyerahkan kepada petugas radiologi dan laboratorium. 5. Pasien ditindak lanjuti sesuai dengan hasil pemeriksaan.

(15)

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Untuk peningkatan mutu pelayanan di rawat inap, maka rawat inap memfasilitasi pasien yang dirawat untuk mendapatkan berbagai jenis pelayanan.

Alur Pelaporan Mutu

Adapun pelaporan mutu pelayanan di ruang rawat inap ruangkelas I,II,III,VIP dan ruang anak di RS Hi M Yusuf, seperti :

1. Pelaporan pemasangan tindakan invasive.

2. Pelaporan monitoring mutu keperawatan dengan 9 indikator 3. Pelaporan mutu pasien safety rawat inap dengan 20 indikator.

a. Pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayaan

 Kegiatan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien ditulis pada catatan keperawatan yang sudah tersedia setiap harinya.

 Monitoring tindakan invasive dilakukan setiap setelah melakukan tindakan dan di dokumentasikan.

 Monitoring mutu keperawatan dan pasien safety dan dicatat 1 x 24 jam dan dilaporkan kepada bagian Kasie Mutu Keperawatan di akhir bulan.

 Informasi pasien tertulis di dalam catatan keperawatan pasien.

(16)

BAB V

STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

A. Struktur Organisasi

a. Secara struktur organisasi, instalasi rawat inap berada di bawah penanggung jawab rawat inap. Dalam hal yang berkaitan dengan SDM keperawatan dan sarana prasarana rawat inap akan berkoordinasi dengan penanggung jawab rawat inap.

b. Instalasi rawat inap adalah unit pelayanan non struktural yang dipimpin oleh seorang kepala instalasi yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik. Keperawatan atau pelayanan penunjang medik, pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan di Rumah Sakit.

c. Struktur organisasi instalasi rawat inap kelas I,II,III,VIP dan ruang anak sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RAWAT INAP KLAS I, II, III, VIP DAN RUANG ANAK RUMAH SAKIT Hi. MUHAMMAD YUSUF

BAB VI

URAIAN JABATAN

A. KEPALA INSTALASI RAWAT INAP

Dokter Penanggungjawab :

1. dr. Doddy afpriyanto. Sp PD 2. dr. Syah Indra Husada Lubis

Sp.OG

3. dr. Herlizon Sp.B 4. drg. Ella Febrina

5. dr. Ismi Citra Ismail Sp. A 6. dr. Eriza Sp. THT, KL

Direktur

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R

Kepala Ruang

Fedri Kaspandi Amd, Kep

Ruang anak

Kelas I, II,III, VIP

Pj. tim

Tim III Tim II

(17)

a. Tugas Pokok

Menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan pelayanan penunjang medik, sesuai dengan standart yang sudah ditetapkan melalui pengelolaan sumber daya yang tersedia secara efektif, efisien dan produktif. b. Fungsi

Perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian, pengendalian dan pengevaluasian penyelenggaraan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan pelayanan penunjang medik di lingkup instalasi.

c. UraianTugas

1) Merencanakan kebutuhan, mutasi dan diklat pegawai di lingkup instalasi. 2) Menyusun rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana, operasional dan

penerimaan instalasi dalam suatu Rencana Bisnis Anggaran (RBA). 3) Menyusun standart pelayanan minimal instalasi.

4) Melaksakan rencana kerja instalasi sesuai dengan tugas pokok dan standart pelayanan yang telah ditetapkan.

5) Mengelola dan memberdayakan semua sumber daya di instalasi dalam rangka untuk meningkatkan mutu pelayanan dan cakupan pelayanan. 6) Mengupayakan pemenuhan target, sasaran dan tujuan instalasi sesuai

dengan rencana kerja dan standart pelayanan minimal.

7) Mengembangkan kemampuan instalasi dalam pelayanan secara berkelanjutan.

8) Melaksakan administrasi secara tertib, transparan dan akuntabel.

9) Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit kerja terkait dalam rangka pelaksnaan tugas instalasi.

10) Melaksakan evaluasi dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan dan sumber daya yang digunakan di lingkup instalasi.

11) Mengevaluasi standart pelayanan instalasi.

12) Menyelesaikan masalah yang menghambat tugas operasional instalasi. 13) Menyediakan sarana dan prasarana secara proporsional sesuai kebutuhan

instalasi.

14) Melaporkan dan mempetanggungjawabkan pelaksanaan tugas operasional kepada ardirektur secara berjenjang.

d. Kewenangan

1) Mengusulkan rencana kebutuhan, mutasi dan diklat pegawai.

2) Mengusulkan rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana, operasional dan penerimaan instalasi dalam suatu Rencana Bisnis Anggaran (RBA).

3) Mengusulkan standart pelayanan instalasi.

4) Memimpin koordinasi dengan unit-unit kerja terkait termasuk Satuan Medis Fungsional (SMF) dalam pelaksanaan tugas instalasi.

5) Mengatur penggunaan sarana prasarana secara efektif, efisien dan produktif.

6) Menyusun dan mengusulkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaan dan kelancaran pelayanan instalasi.

(18)

8) Mengusulkan kinerja karyawan atau daftar penilaian dalam (SKP) di lingkup instalasi.

9) Mengusulkan sistem “Reward dan Punisment” terhadap kinerja karyawan sesuai dengan batas kewenangannya.

e. TanggungJawab

1) Dalam melaksanakan tugasnya instalasi bertanggung jawab kepada direktur RS secara berjenjang.

2) Menjamin kelancaran secara operasional dalam pelayanan atau dukungan pelayanan secara efisien, efektif, bermutu dan produktif.

3) Menjamin tercapainya sasaran dan target sesuai dengan program kerja (ketentuan)yang telah ditetapkan.

B. PENANGGUNG JAWAB SHIFF a. TugasPokok

Mengkoordinir sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok pasien melalui upaya kooperatif, kolaboratif dan secara teknis administratif bertanggung jawab kepada kepala ruang. b. UraianTugas

1) Membuat rencana asuhan keperawatan bulanan, mingguan dan harian bersama kepala ruang.

2) Mengatur jadwal dinas timnya yang dikoordinasikan dengan kepala ruang. 3) Melakukan pegkajian, menyusun diagnosa dan perencanaan tindakan

bersama anggota timnya.

4) Melakukan pengarahan kepada perawat pelaksana tentang pelaksanaan asuhan keperawatan.

5) Melakukan kerjasama dengan tim perawatan lain dan kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan secara berkesinambungan.

6) Melakukan evaluasi dan audit internal asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawab timnya.

7) Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan.

8) Menerima laporan dari anggota timnya tentang asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawab timnya.

9) Membuat laporan pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan timnya kepada kepala ruang baik secara lisan maupun tulisan.

C. PERAWAT PELAKSANA

a. UraianTugas

1) Membuat laporan harian mengenai asuhan keperawatan.

2) Melakukan serah terima pasien dan lain-lain secara bergantian dinas. 3) Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi dokter.

4) Mengaplikasikan konsep bermain sesuai tahap perkembangan. 5) Memberikan pendidikan kesehatan.

(19)

7) Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam kondisi siap pakai.

8) Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan dan lingkungan, peraturan atau tata tertib, fasilitas dan cara penggunaanya, serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan.

9) Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan pasien dan kelurganya.

10) Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien. 11) Menyususn diagnosa keperawatan pasien.

12) Menyusun rencana asuhan keperawatan. 13) Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan.

14) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan 15) Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat. 16) Memantau dan menilai kondisi pasien.

17) Menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan tim kesehatan yang lain.

18) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan

19) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang. 20) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan. 21) Melaksakan sistem dan pelaporan.

22) Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah. 23) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga sesuai kedaan

pasien dan kebutuhan pasien.

24) Melaporkan pelaksanaan tugas pada atasan baik secara lisan maupun tulisan.

(20)

BAB VII

TATA HUBUNGAN KERJA

A. HUBUNGAN INTERN

Instalasi rawat inap memberikan pelayanan yang berkomperhensif terhadap kebutuhan pasien baik secara langsung yang berkaitan dengan pemeriksaan penunjang, diagnostic, perawatan khusus maupun yang tidak langsung terkait dengan penunjang non diagnostic, dokumen rekam medic dan SIMRS.

B. HUBUNGAN EKSTERN

Instalasi rawat inap berkolaborasi dengan rumah sakit lain dalam hal rujukan pasien yang memerlukan perawatan tingkat yang lebih tinggi atau lanjut.

BAB VIII

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Instalasi Penunjang Non Diagnostik Instalasi Penunjang Diagnostik IRNA Instalasi Perawatan Instalasi Rekam Medik Instalasi PDE RS Lain

(21)

Instalasi rawat inap (IRNA) berkoordinasi dengan bidang pelayanan dalam pengaturan sumber daya manusia yang ada di instalasi. Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi personil rawat inap sebagai berikut :

Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil 1. Berdasarkan Jenis Jabatan

Uraian Jabatan Kualifikasi Jumlah yang Ada Kebutuhan Keterangan Pendidikan Sertifikat Pelatihan Kepala Instalasi D III Keperawata n BTCLS 1 Penanggung Jawab Shiff D III Keperawata n BTCLS 3 Perawat Pelaksana D III Keperawata n BTCLS 7

2. Pengembangan Diklat Tenaga Keperawatan

No Jenis Pelatihan Kebutuhan Yang sudah ada

Perawatan yang perlu pelatihan 2016 2017 1. Manajemen kepala ruangan bangsal 1 - 1 2. CWCCA 11 1 10 3. PPGD 11 - 11 4. HIPPERKES 10 1 10

3. Berdasarkan Pembagian Instalasi

Penentuan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan Pedoman Cara Penghitungan kebutuhan Tenaga Keperawatan (Direktur Pelayanan Keperawatan, Depkes 2002).

Cara perhitungan dalam satu ruangan : No. Jenis / Kategori Rata-rata

Pasien/hari Rata-rata jam perawat/pasien/hari Jumlah jam perawat/hari 1. Pasien Ruang Majapahit

(22)

2. Pasien Ruang Sriwijaya 3. Pasien Ruang

VIP/Kls.1

4. Pasien Ruang Kls.2/Kls.3

5. Pasien Ruang Anak dan Bayi

6. Pasien Ruang Kebidanan

7. Pasien Ruang ICU JUMLAH

Keterangan :

Jadi jumlah tenaga perawat yang diperlukan adalah =

Rata-rata jumlah pasien/hari X Rata-rata jam/perawat/pasien/hari = Jumlah Perawat

Jam kerja efektif/shiff

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (factor koreksi) : Hari libur / cuti / hari besar (Loss Day) :

= 52 + 12 + 14 = 78 hari 286

Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan (non-nursing jobs) seperti contoh : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alkes, dll diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.

Jumlah tenaga = tenaga yang tersedia + factor koreksi Tabel Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Instalasi Rawat Inap Tahun 2015

Ruang/Instalasi Kualifikasi Jumlah yang Ada Kebutuhan Kekurangan Pendidikan Sertifikat Pelatihan Majapahit Sriwijaya VIP / Kelas I Kelas II / III Anak dan Bayi Kebidanan ICU

(23)

BAB IX

KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi di Instalasi Rawat Inap dilakukan oleh perawat baru sebagai upaya untuk menyesuaikan diri pada tempat / unit kerja baru dalam rangka memenuhi syarat bagi pekerjaan / jabatan dengan situasi baru yang berbeda dan asing.

A. Tujuan Kegiatan Orientasi

1. Memahami tugas, kewajiban, wewenang dan prosedur kerja.

2. Memahami tujuan, falsafah dan peraturan-peraturan di lingkungan rumah sakit serta kebijakan pimpinan rumah sakit.

3. Memahami prosedur-prosedur dalam berbagai bidang di berbagai unit kerja. 4. Memahami teknik-teknik mengerjakan Basic Life Support dalam keadaan

darurat.

5. Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan kerja staf keperawatan.

B. Materi Orientasi

1) Materi Umum

a. Struktur organisasi rumah sakit dan bidang keperawatan. b. Falsafah dan tujuan rumah sakit dan pelayanan keperawatan. c. Falsafah / sarana yang tersedia dan cara penggunaannya.

d. Kebijakan dan prosedur yang berlaku di rumah sakit / pelayanan keperawatan.

e. Metode pemberian asuhan keperawatan.

f. Pola ketenagaan dan sistem penilaian kinerja keperawatan. g. Prosedur pengamanan dalam berbagai bidang di rumah sakit. h. Hak dan kewajiban perawat.

2) Materi Khusus

a. Struktur organisasi instalasi / ruangan. b. Setting ruangan dan alat.

c. Tata tertib instalasi / ruangan.

d. Prosedur administrasi instalasi / ruangan.

e. Prosedur penerimaan pasien dan pemulangan pasien.

f. Manajemen / model asuhan keperawatan pasien di instalasi / ruangan. g. Monitoring hemodinamik pasien di instalasi / ruangan.

h. Manajemen pengelolaan kegawatdaruratan pasien di instalasi / ruangan. i. Manajemen penggunaan alat-alat khusus di instalasi / ruangan.

j. Manajemen logistik alat medis / non medis (linen) di instalasi / ruangan. k. Manajemen pencucian dan sterilisasi alat di instalasi / ruangan.

(24)

C. Prosedur Kegiatan Orientasi

1. Tenaga keperawatan diserahkan dari urusan kepegawaian ke bidang keperawatan.

2. Tenaga keperawatan baru, pindahan dan mutasi antar ruang menerima penjelasan materi orientasi yang meliputi materi umum dan khusus.

3. Perkenalan dengan pejabat struktural / fungsional di keperawatan

4. Pelaksanaan program orientasi di bidang keperawatan yang di jadwalkan mulai dari IRJA, IGD, ICU, IBS dan IRNA.

5. Setelah pelaksanaan orientasi perawat yang bersangkutan membuat laporan ke bidang keperawatan.

6. Berdasarkan evaluasi selama orientasi yang dibuat oleh masing-masing kepala ruang, maka yang bersangkutan ditempatkan sesuai kebutuhan serta ketrampilan yang bersangkutan melalui SK Direktur.

(25)

PERTEMUAN / RAPAT

Instalasi Rawat Inap menyelenggarakan pertemuan / rapat, antara lain :

a. Rapat rutin dengan seluruh kepala ruang rawat inap yang diadakan setiap bulan. b. Rapat rutin dengan seluruh administrasi rawat inap yang diadakan setiap bulan. c. Rapat rutin dengan seluruh staff ruang rawat inap yang diadakan setiap dua bulan

sekali.

d. Rapat koordinasi dengan instalasi lain.

BAB XI

(26)

Pencatatan dan pelaporan merupakan dokumentasi kegiatan penyelenggaraan pelayanan rawat inap di RS Hi M Yusuf.

Kegiatan pelaporan dilakukan untuk memberikan data / informasi yang cepat, tepat dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambilan keputusan, sesuai dengan kondisi yang terjadi serta penemuan kebijakan yang relevan. Di dalam pelaksanaannya, pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang.

Laporan berupa Laporan Harian, Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.

BAB IX

PENUTUP

(27)

Peran Rumah Sakit Hi M Yusuf Kotabumi sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sehingga perlu ditingkatkan kemampuan pelayanan pengelolaan rawat inap agar mampu memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan terpadu. Koordinasi internal dan eksternal Rumah Sakit perlu dilakukan dalam upaya peningkatan kegiatan pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Hi M Yusuf.

Referensi

Dokumen terkait

Shift kerja merupakan suatu hal yang bisa mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja di rumah sakit, Karena shift kerja bisa merubah jam biologis seseorang yang

Setiap karyawan harus mengikuti pendidikan dan pelatihan berkelanjutan baik yang diselenggarakan internal Rumah Sakit maupun external sesuai dengan kompetensi yang

farmasis dan memenuhi persyaratan secara hukum untuk mengadakan, menyediakan, dan mengelola seluruh aspek penyediaan perbekalan kesehatan di rumah sakit yang

Selain itu program orientasi ini diikuti oleh perawat/ bidan senior yang mutasi dari lain yang belum pernah bekerja di rumah sakit ini guna memahami lingkungan Rumah Sakit

Dengan melihat kompleksitas kerja Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi sehinga sarat dan kejadian kesalahan di satu sisi sementara harus

Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan

Tujuan penelitian: Tujuan penelitian ini ialah mengetahui adanya hubungan antara stres kerja shift malam dan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Wava

Kedua : Kebijakan pelayanan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Iskandar Muda sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua untuk dijadikan acuan dalam menyelenggarakan