Bedah Invasif Minimal adalah teknik pembedahan dengan sayatan kecil dan
menggunakan mikroskop/ endoscopy modern dan canggih dilakukan oleh tim dokter yang
profesional dan terampil di bidangnya.
Dukungan fasilitas kamar operasi dengan peralatan canggih Endo Alpha yang di Indonesia
hanya dimiliki oleh RS Pondok Indah Puri Indah. Fasilitas ini memberikan kenyamanan dan
solusi terbaik dalam tindakan berbagai macam operasi invasif minimal, seperti kelainan kandung empedu, appendisitis akut dan kronik, kelainan sendi di bidang orthopedi, kelainan rongga toraks yang dikenal dengan VATS (Video Assisted Thoracoscopy Surgery), kelainan dan penyakit di bidang urologi, ginekologi, bedah vaskuler, plastik, THT, Mata dan onkologi.
Tindakan-tindakan pembedahan yang dulu hanya bisa dilakukan operasi dengan sayatan lebar, kini cukup dilakukan dengan Bedah Invasif Minimal yang hanya memerlukan sayanan kecil untuk mencapai organ tubuh yang akan dioperasi.
Pemulihan dengan teknik ini pun lebih cepat dan tidak terlalu merusak kosmetika dinding perut atau bagian tubuh yang dilakukan sayatan.
- See more at: http://www.rspondokindah.co.id/id/our-hospital/2/rs-pondok-indah---puri-indah/services/detail/11/out-patient/21/bedah-invasif-minimal#sthash.7eMHuRMq.dpuf
RS Indonesia Mampu Lakukan Bedah Minimal Invasif
Jakarta - Teknologi kedokteran bidang bedah kini lebih minim risiko melalui teknik minimal
invasif. Sayatan yang dibutuhkan, hanya sekitar satu sentimeter, meminimalisir kehilangan darah, kemungkinan kerusakan jaringan kecil, bahkan bisa rawat jalan atau one day care surgery. Dr dr Luthfi Gatam SpOT (K) Spine, ahli tulang mengatakan hal itu dalam seminar Minimal Invasive Surgery in Various Medical Cases di Jakarta, belum lama ini.
Sebanyak enam ahli bedah dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan menjadi pembicara dalam seminar itu, diantaranya dr Akbari Wahyudi Kusumah SPU bedah urologi, dr Errawan R
Wiradisurya SpB-KBD, M Kes bedah laparoskopi, dr Ibnu H Fadillah SpTHT-KL bedah THT, dr Setyo Hermanto SpOG bedah kista ovarium, dan Dr Samsul Ashari, SpBS pediatric
neurosurgery.
Teknik bedah minimal invasif yang dibahas diantaranya bedah tulang belakang, kista, urology, THT, saluran cerna atau digestive, dan neurosurgery atau bedah otak pada anak.
yang minimal, jangka waktu perawatan di rumah sakit lebih cepat serta pemulihan lebih cepat untuk beraktivitas kembali.
"Mayapada Hospital Jakarta Selatan memiliki fasilitas tindakan micro endoscopic discectomy (MED) hanya satu jam, tindakan operasi menggunakan jarum, perbaikan fraktur tulang belakang dengan menyisipkan balon, kemudian tindakan bukan operasi seperti injeksi sendi sambungan dan ablasi frekuensi radio pada sendi tulang belakang yang sakit," kata Luthfi.
Sementara, Setyo Hermanto mengatakan, tehnik laparoskopi bisa diaplikasikan untuk
menangani kista ovarium, selain bisa juga digunakan untuk mendiagnosa kesuburan, kehamilan di luar kandungan, kelainan bawaan, dan tumor pada genital.
Sedangkan Errawan R Wiradisuria mengatakan, tehnik aplikasi laparoskopi dengan needlescopy, gastric banding untuk penderita obesitas, reseksi atau pemotongan colon dan laparascopy
Gastrectomy pada abdomen atau perut.
Selain pada kasus kasus di atas, tehnik bedah endoskopi juga dapat diterapkan pada kasus THT yaitu bedah sinus endoscopy dan kasus urology.
"Operasi urologi juga dapat dilakukan dengan teknik ini, terutama pada kasus penyumbatan saluran kemih yang didapat atau acquired atau faktor turunan atau congenital dengan tehnik PCNL atau memecah batu dalam ginjal dengan nephroskop," kata Akbari Wahyudi Kusumah. Begitu pula dengan URS atau tindakan untuk diagnosa dan terapi saluran kemih, TUR Prostat atau tindakan reseksi / pembuangan prostat dengan resectoskopi, juga untuk kasus kanker prostat dengan bedah minimal invasive.
Ketua Panitia seminar, dr Yuslam Edi Fidianto Sp OG, menjelaskan, dengan berbagi informasi dan pengetahuan, maka kemampuan para dokter akan meningkat serta kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat akan semakin baik. Dihadirkan pula Prof Dr dr Satyanegara SpBS dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan.
"Sekarang masyarakat mempunyai alternatif lebih baik dalam melakukan tindakan operasi dengan keuntungan yang lebih baik seperti cepatnya recovery dari paska operasi dibanding bedah tradisional," kata Yuslam. dr Vicli Robert selaku Chief Operating Officer Mayapada Hospital mengharapkan, seminar ini diharapkan dapat membuat rekan sejawat dokter dapat mengetahui kemana harus merujuk pasien jika ada kasus-kasus diatas.
Ditangani di RS di Indonesia yang memiliki teknologi tersebut, akan menghemat biaya jika dibandingkan harus ke luar negeri. "RS Mayapada berkelas world class, setara dengan RS Singapura, dilengkapi State of the Art Operating Theatre, CathLab dan fasilitas penunjang yang lengkap seperti MRI, CT Scan, USG 4 D serta kamar perawatan yang sangat luas dan ramah lingkungan," kata Vicli. (IZN - pdpersi.co.id)
Penggunaan bedah minimal invasive mulai menggeser bedah konvesional karena memiiliki banyak keuntungan.
Teknik bedah minimal invasif di Indonesia berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan majunya teknologi di bidang kedokteran. Sayang, teknik bedah ini belum banyak dimanfaatkan pasien di Tanah Air. Wakil Ketua Perhimpunan Bedah Endo-Laparoskopik Indonesia (PBEI) Barlian Sutedja, Sabtu (31/8) di Jakarta, mengatakan, ilmu dan pemanfaatan bedah minimal invasive telah berkembang secara revolusioner dan menyentuh berbagai disiplin ilmu kedokteran, mulai dari bidang urologi, digestif, tulang, obstetri dan ginekologi, jantung, hingga bedah saraf dan otak.
“Penggunaan endo-laparoskopik alias bedah minimal invasive mulai menggeser bedah konvesional karena memiliki banyak keuntungan. Di luar negeri, hampir seluruh kasus pembedahan di rongga perut telah menggunakan teknik minimal invasif. Namun, di Indonesia pemanfaatannya masih kurang.” ujar Barlian dalam “Simposium Perspektif
Multi Disiplin Bedah Minimal Invasif” di Jakarta. Simposium dan lokakarya yang telah diadakan kesembilan kali itu mengulas teknik dan perkembangan terbaru di bidang bedah minimal invasif. Dewasa ini, teknik bedah minimal invasive yang memiliki karakteristik meminimalkan sayatan dan mengoptimalkan alat endoskopi mulai dimanfaatkan luas untuk melakukan operasi pengangkatan tumor otak, hydrocephalus (adanya cairan otak berlebih dalam otak), hingga mengatasi sumbatan hidung.
Menurut Barlian, hampir seluruh ragam operasi bedah minimal invasif saat ini bisa dilakukan di sejumlah rumah sakit di Indonesia. Namun, belum banyak masyarakat mengetahui sehingga sebagian pasien berobat ke luar negeri. “Sejumlah rumah sakit sudah bisa melakukan operasi endo-laparoskopik secara multidisiplin dengan alat-alat cukup lengkap dan sumber daya memadai. Pasien tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri,” ujar Ketua Ikatan Dokter Indonesia Wilayah DKI Jakarta, Tony S. Natakarman.
Barlian mengatakan, ada 1.010 dokter bedah di seluruh Indonesia yang telah mengikuti pelatihan bedah endo-laparoskopik. Namun, kurang dari 100 dokter yang rutin mempraktikkan teknik bedah yang memilik keunggulan cepatnya waktu pemulihan serta berkurangnya nyeri, infeksi, dan risiko komplikasi itu. “Permintaan operasi bedah minimal invasive masih kurang. Apalagi di daerah. Rumah Sakit dan dokter yang bisa melakukan bedah ini masih terpusat di kota-kota besar. Padahal, alatnya tidak terlalu mahal, terutama jika digunakan banyak pasien,” ujar Barlian yang juga Direktur Rumah Sakit Gading Pluit.
Banyak keuntungan
Menurut Handrianto, ahli bedah syaraf, penggunaan teknik minimal invasif dalam bedah saraf dan otak memberikan banyak keuntungan dibandingkan dengan yang konvesional. “Dengan metode endo-laparoskopik, bagian dalam otak jadi lebih terlindungi. Eksplorasi ke bagian internal kian mudah. Sebagai contoh, operasi tumor bisa dilakukan melalui lubang hidung dan mengurang risiko perdarahan,” ujarnya.
Menurut Ricky Yue, dokter spesialis teling, hidung, dan tenggorokan (THT), bedah minimal invasif menjadi pilihan mengatasi keluhan mendengkur apabila gangguan pernapasan itu tidak bisa diatasi dengan obat-obatan. “Teknik ini memiliki presisi sangat tinggi. Keuntungan lain, pasien tidak perlu dibius. Operasi gangguan pernapasan dan mendengkur meningkatkan kualitas hidup pasien,” tuturnya.
Prosedur Non-Invasif adalah suatu pengobatan konservatif yang tidak memerlukan
pembedahan atau pengangkatan jaringan lunak. Prosedur Non-Invasif adalah pengobatan efektif untuk mengurangi sakit sebagai suatu alternatif dari pembedahan invasif.
Yang termasuk pengobatan Non-Invasif yaitu:
SHOCKWAVE THERAPY
PLATELET RICH PLASMA (PRP)
Prosedur tersebut diatas sangat efektif untuk pengobatan Jaringan Lunak, Tendonitis, Tennis Elbow, Plantar Fasciitis dan pengobatan ortopedi umum lainnya.
Dr Kevin Yip telah berpengalaman selama 20 tahun lebih dalam melakukan pengobatan
non-invasif untuk masalah ortopedi umum.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayapada Hospital Jakarta Selatan menyelenggarakan seminar dokter dengan tema 'Minimally Invasive Surgery in Various Medical Cases', Sabtu (12/10/2013). Sebanyak 6 ahli dari Mayapada Hospital Jakarta
Selatan, membahas tehnik minimal invasive/access dalam bedah baik untuk tulang
belakang/spine, kista, urology, THT, bedah digestive dan neurosurgery/bedah otak pada anak. Acara yang dibuka oleh Ketua IDI Jakarta Selatan Dr Sjafruddin, Sp THT - KL ini dengan topik: Terapi Minimal Invasive Terkini di Bidang Urology dibawakan oleh dr. Akbari Wahyudi
Kusumah, Sp.U. Topik Minimal Invasive in Spine “Keyhole Surgery“ dibawakan oleh DR.dr Luthfi Gatam Sp.OT (K) Spine, Perkembangan Bedah Minimal Invasif
(Bedah Laparoskopi) di Indonesia oleh dr Errawan R Wiradisuria Sp.B-KBD, M.KES, Peran Endoscopy dalam Tatalaksana Masalah THT dengan Minimal Invasive oleh dr Ibnu H Fadillah Sp.THT-KL, Laparascopy pada Kista Ovarium oleh dr Setyo Hermanto Sp.OG dan Pediatric Neurosurgery in Indonesia oleh Dr Samsul Ashari, Sp.BS. di
Kegiatan berlangsung di Auditorium Ang Boen Ing, lantai 10 Mayapada Hospital Jakarta Selatan. Acara yang dihadiri ratusan dokter umum dan spesialis dari Jakarta dan sekitarnya menampilkan keynote speaker Prof. Dr. dr. Satyanegara Sp.BS dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan.
Dalam rilisnya yang disampaikan ke redaksi Tribunnews, DR.dr. Luthfi Gatam Sp.OT (K)-Spine mengatakan, keuntungan dari bedah minimal invasive bagi pasien adalah: sayatan bedah yg kecil (+/- 1 cm), reduce blood loss, kerusakan jaringan lebih sedikit, dapat dilakukan secara rawat jalan/one day care surgery.
"Sedangkan keuntungan pascaoperasi adalah bekas luka dan nyeri yang minimal, jangka waktu perawatan di rumah sakit lebih cepat, faster recovery dan kembali beraktivitas," kata DR dr Luthfi.
Untuk minimal invasive spine di Mayapada Hospital Jakarta Selatan dapat dilakukan tindakan MED/Micro Endoscopic Discectomy (hanya satu jam saja), PELD (tindakan operasi dgn
menggunakan jarum), kyphoplasty & vertebroplasty untuk memperbaiki fraktur tulang belakang dengan inserting balon atau injeksi cement di tulang belakang. Untuk non operative minimal invasive, tindakan yang dapat dilakukan adalah facet join injection, ablasi radio fequency pada sendi tulang belakang yang sakit, dan sebagainya.
dr. Setyo Hermanto Sp.OG membahas tentang tehnik laparoskopi pada kista ovarium, selain bisa juga digunakan untuk diagnosa infertilitas, kehamilan di luar kandungan, kelainan bawaan, tumor pada genital.
dr. Errawan R Wiradisuria Sp.B KBD M.Kes membahas lebih jauh tentang tehnik aplikasi laparoskopi dengan needlescopy, gastric banding (untuk obesitas), reseksi/pemotongan colon, laparascopy Gastrectomy pada abdomen/perut.
Selain pada kasus kasus di atas, tehnik bedah endoskopi/minimal invasive juga dapat diterapkan pada kasus THT (bedah sinus endoscopy), dan kasus urology.
Menurut dr Akbari Wahyudi Kusumah Sp.U, operasi urologi dapat dilakukan pada kasus penyumbatan saluran kemih yang didapat (acquired) atau faktor turunan (congenital) dengan tehnik PCNL (tindakan memecah batu dalam ginjal dengan nephroskop), URS (tindakan untuk diagnosa dan terapi saluran kemih), TUR Prostat (tindakan reseksi/pembuangan prostat dengan resectoskopi), juga untuk kasus kanker prostat dengan bedah minimal invasive. Sedangkan untuk terapi non operasi pada batu ginjal dapat dilakukan dengan ESWL.
Menurut Ketua Panitia seminar, dr. Yuslam Edi Fidianto Sp.OG, dengan adanya sharing informasi dan pengetahuan dari para dokter ahli di atas, maka kemampuan para dokter akan meningkat serta kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat akan semakin baik. Karena masyarakat mempunyai alternatif lebih baik dalam melakukan tindakan operasi dengan keuntungan yang lebih baik seperti cepatnya recovery dari paska operasi dibanding traditional surgery.
dr. Vicli Robert selaku COO Mayapada Hospital Jakarta Selatan menyambut gembira
diselenggarakannya seminar dokter "Minimally Invasive Surgery in Various Medical Cases" ini. Diharapkan dengan seminar ini para rekan sejawat dokter dapat mengetahui kemana harus merujuk pasien jika ada kasus-kasus tersebut dan dengan biaya yang relatif lebih murah jika dibandingkan harus ke luar negeri, dengan world class fasilitas setara dengan RS Singapura, dilengkapi dengan 7 State of the Art Operating Theatre, CathLab dan fasilitas penunjang yang lengkap seperti MRI, CT Scan, USG 4 D serta kamar perawatan yang sangat luas dan ramah lingkungan.
PERSETUJUAN TINDAKAN
KEDOKTERAN
(INFORMED CONSENT)
Oleh
Sudjari Solichin
Departemen / Instalasi Ilmu Kedokteran Forensik
Dan Medikolegal
FK. Unair
–
RSU.Dr.Soetomo Surabaya
Persetujuan
Tindakan
Kedokteran
adalah
pernyataan
sepihak
pasien
atau
yang
sah
mewakilinya
yang
isinya
berupa
persetujuan
atas
rencana
tindakan
kedokteran
atau
kedokteran
gigi
yang
diajukan
oleh
dokter
atau
dokter
gigi,
setelah
menerima
informasi
yang
cukup
untuk
dapat
membuat
persetujuan
atau
penolakan
.
Suatu
persetujuan
dianggap
sah
apabila
:
a.
Pasien
telah
diberi
penjelasan
/
informasi
b.
Pasien
atau
yang
sah
mewakilinya
dalam
keadaan
cakap
(kompeten)
untuk
memberikan
keputusan
/
persetujuan
c.
Persetujuan
harus
diberikan
secara
sukarela
2
Tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
adalah
suatu tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang
dilakukan terhadap pasien untuk tujuan preventif,
diagnostik, terapeutik, atau rehabilitatif
mengandung risiko tinggi
adalah tindakan kedokteran
atau kedokteran gigi yang dengan probabilitas tertentu
dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan, misalnya
tindakan bedah dan tindakan invasif tertentu.
Tindakan invasif
adalah tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi yang langsung dapat mempengaruhi
keutuhan jaringan tubuh pasien.
Siapa pemberi informansi?
•
Dokter pemberi perawatan atau pelaku
pemeriksaan / tindakan
•
Dokter lain yang diberi wewenang
•
Dokter setelah memberi informasi harus
bertanda tangan pada kolom informasi baik pada
format persetujuan atau penolakan tindakan
kedokteran
3
Siapa yang dapat memberi persetujuan?
•
Orang yang berusia 18 tahun atau lebih atau
telah menikah
•
Anak
-anak yang berusia 16 tahun belum 18
tahun dapat membuat persetujuan tindakan
kedokteran tertentu yang tidak berisiko tinggi
apabila mereka dapat menunjukkan
kompetensinya dalam membuat keputusan
Seorang dianggap kompoten untuk memberikan
persetujuan, apabila:
•
Mampu memahami informasi yang telah
diberikan kepadanya dengan cara yang jelas,
menggunakan bahasa yang sederhana dan tanpa
istilah yang terlalu teknis.
•
Mampu mempercayai informasi yang telah
diberikan.
•
Mampu mempertahankan pemahaman informasi
tersebut untuk waktu yang cukup lama dan
mampu menganalisisnya dan menggunakannya
untuk membuat keputusan secara bebas.
4
Orang berusia 18 tahun atau lebih dapat tidak
kompeten bila
•
Gangguan jiwa
•
Menderita nyeri hebat, syok, pengaruh obat
tertentu atau keadaan kesehatan fisiknya.
Persetujuan
pada
individu
yang
tidak
kompeten
•
Keluarga
terdekat
(suami
atau
istri,
orang
tua
yang
sah
atau
anaknya
yang
kompeten,
saudara
kandungnya)
•Pengampu
•Pada
pasien
yang
tidak
kompeten
yang
menghadapi
keadaan
gawat
darurat
medis,
sedangkan
yang
sah
mewakilinya
memberi
persetujuan
tidak
ditemukan,
maka
dokter
dapat
melakukan
tindakan
kedokteran
demi
kepentingan
terbaik
pasien
.
Penjelasan
dapat
diberikan
kemudian
5
Orang
yang
dianggap
memiliki
tanggung
jawab
orang
tua
meliputi
:
a.Orang
tua
si
anak,
yaitu
apabila
si
anak
lahir
sebagai
anak
dari
pasangan
suami
istri
yang
sah
b.Ibu
si
anak,
yaitu
apabila
si
anak
lahir
dari
pasangan
yang
tidak
sah
sehingga
si
anak
hanya
memiliki
hubungan
perdata
dengan
si
ibu
.
c.Wali,
orang
tua
angkat
atau
lembaga
pengasuh
yang
sah
berdasarkan
UU
No
.
23
tahun
2004
tentang
Perlindungan
Anak
d.Orang
yang
secara
adat/budaya
dianggap
sebagai
wali
si
anak,
dalam
hal
tidak
terdapat
yang
memenuhi
a,
b
dan
c
KKI
memberikan
12
kunci
informasi
yang
sebaiknya
diberikan
kepada
pasien
:
1.
Diagnosis
dan
prognosis
secara
rinci
dan
juga
prognosis
apabila
tidak
diobati
2.Ketidakpastian
tentang
diagnosis
3.Pilihan
pengobatan
atau
penatalaksanaan
terhadap
kondisi
kesehatannya,
termasuk
pilihan
untuk
tidak
diobati
4.Tujuan
dari
rencana
pemeriksaan
atau
pengobatan
5.Untuk
setiap
tindakan,
diperlukan
keterangan
tentang
kelebihan
/
keuntungan
dan
tingkat
kemungkinan
keberhasilannya,
dan
diskusi
tentang
kemungkinan
risiko
yang
serius
atau
sering
terjadi,
dan
perubahan
gaya
hidup
sebagai
akibat
dari
tindakan
tersebut
.
6
6.Nyatakan bila rencana pengobatan tersebut adalah upaya
yang masih eksperimental
7.
Bagaimana dan kapan kondisi pasien dan akibat
sampingannya akan dimonitor atau dinilai kembali
8.
Nama dokter yang bertanggung jawab secara keseluruhan
untuk pengobatan tersebut
9.
Bila melibatkan dokter yang sedang mengikuti pelatihan
atau pendidikan, maka sebaiknya dijelaskan peranannya
didalam rangkaian tindakan yang akan dilakukan
10.
Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat mengubah
pendapatnya setiap waktu
11.
Mengingatkan bahwa pasien berhak memperoleh
pendapat kedua dari dokter lain
12.
Bila memungkinkan, juga diberitahu tentang perincian
biaya
Bagaimana cara memberikan informasi?
a.
Informasi diberikan dalam konteks nilai, budaya dan latar
belakang mereka.
b.
Dapat menggunakan alat bantu, seperti leaflet atau bentuk
publikasi lain
c.
Tawarkan kepada pasien untuk membawa keluarga atau
teman dalam diskusi atau membuat rekaman dengan tape
recorder
d.
Memastikan bahwa informasi yang membuat pasien tertekan
agar diberikan dengan cara yang sensitif dan empati
e.
Mengikutsertakan salah satu anggota tim pelayanan
kesehatan dalam diskusi
f.
Menjawab semua pertanyaan pasien dengan benar dan jelas
Memberikan cukup waktu bagi pasien untuk memahami
informasi yang diberikan.
7
Bagaimana pasien menyampaikan persetujuannya
kepada dokter?
1.
Persetujuan yang bersifat tersirat atau tidak
dinyatakan (implied consent)
2.
Persetujuan yang dinyatakan (express
consent)
Pasien dapat memberikan persetujuan dengan
menyatakannya secara lisan (oral consent)
ataupun tertulis (written consent)
Menurut KKI persetujuan tertulis diperlukan pada
keadaan
-keadaan sebagai berikut:
1.
Bila tindakan terapetik bersifat kompleks atau
menyangkut risiko atau efek samping yang
bermakna
2.
Bila tindakan kedokteran tersebut bukan dalam
rangka terapi
3.
Bila tindakan kedokteran tersebut memiliki dampak
yang bermakna bagi kedudukan kepegawaian atau
kehidupan pribadi dan sosial pasien
4.
Bila tindakan yang dilakukan adalah bagian dari
suatu penelitian
PENELITIAN
Dokter dan dokter gigi dalam melakukan
penelitian dengan menggunakan manusia sebagai
subjek harus memperoleh persetujuan dari
mereka yang menjadi subjek dalam penelitian
tersebut.
Subjek dalam penelitian tersebut harus mendapat
informasi:
1.
Tujuan penelitian atau penapisan
2.Manfaat penelitian dan penapisan
3.Protokol penelitian dan penapisan, serta tindakan medis
4.Keuntungan penelitian dan penapisan
5.Kemungkinan ketidaknyamanan yang akan dijumpai,
termasuk risiko yang mungkin terjadi
6.
Hasil yang diharapkan untuk masyarakat umum dan bidang
kesehatan
7.