KETIDAKSEIMBANGAN AIR DAN
KETIDAKSEIMBANGAN AIR DAN
ELEKTROLIT
ELEKTROLIT
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
•
• PasPasieienn dedengnganan gganangggguauann giginjnjalal umumumumnnyyaa
men
menggalaalamimi kketietidakdakseiseimbambangnganan air air dandan eleelektrktrolitolit
•
• PentingPenting pengpengkkajajiaiann dadann momoninitotoriring tng tanandada dadann
g
gejejalalaa mamasasalalahh popottenensisialal
•
• KKununcici ututamamaa monitmonitoring oring pemapemasuksukanan dandan
pen
pengegelualuarranan cacairiranan dokumendokumentasitasi pemapemasuksukanan (oral
(oral & par& parenterenteral), al), pengeluarpengeluaranan (vol.urine,(vol.urine,
kkehehililanangganan cacairiranan lailainnnnyyaa muntah, diaporesis,muntah, diaporesis, diare)
Manifestasi klinis
•
Tanda dan gejala umum ketidakseimbangan
cairan & elektrolit pada pasien dengan
penyakit ginjal
ketidakseimbangan Manifestasi Penanganan
Defisit volume cairan Kehilangan BB > 5%, penurunan turgor kulit, membran mukosa kering, oliguria atau anuria, peningktn hematokrit, BUN, hipotemi
Penggantian cairan secara oral dan parenteral
Kelebihan volume cairan
Peningkatan BB > 5%,edema, nafas cepat,penurunan BUN &
hematokrit, distensi pd vena
Pembatasan cairan dan sodium,
ketidakseimbangan Manifestasi Penanganan
Defisit sodium Mual, malaise, letargi, sakit kepala, kejang, abdominal cramps
Diet, cairan normal saline dan hipertonis
Kelebihan sodium Kering, membran mukosa pecah, lidah kering, haus, demam, kelemahan,
disorientasi
Cairan , diuretik, pembatasan diet
Defisit potasium Anokresia, distensi
abdomen, ileus paralitik, kelemahan otot,
perubahan EKG, disritmia
Diet, terapi penggatian potassium secara oral dan parenteral
Kelebihan potasium Diare, kolik, mual,
irritabilitas, kelemahan otot, perubahan EKG,
Pembatasan diet, diuretik, IV glucose, insulin dn
sodium bicarbonate,
ketidakseimbangan Manifestasi Penanganan
Defisit kalsium Kram abdomen dan otot, stridor, spasme
carpopedal, refleks
hiperaktif, perubhan EKG, tetani,
Diet
Penggantian oral dan parenteral
Kelebihan kalsium Nyeri dalam tulang,
kelemahan otot, depresi dalam pada refleks tendon, konstipasi, mual, muntah, konfusi, poliura, polidipsi, perubahan EKG, kegagalan memory Penggantian cairan, etidronate, pamidronate, mitramycin, calcitonin, glukokortikoid, garam pospat
Defisit protein Kehilangan BB, depresi emosi, pallor, fatigue,
Diet, suplemen, albumin
Defisit bikarbonat Sakit kepala, konfusi, peningkatan RR dan kedalaman , mual & muntah
Penggantian bikarbonat, dialisis
Kebutuhan cairan
•
Cairan tubuh hilang melalui
1. Urin
50% kehilangan cairan normal
50
ml/kgBB/24 jam
2. Insensible water loss (50%)
- Respirasi (15%)
- Kulit (30%)
- Feses (5%)
CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN
CAIRAN
• Luas permukaan tubuh (BSA= Body Surface Area)
= ml/m2/24 jam
plg tepat untuk BB> 10 kg Normal: 1500/m2/24 jam
• Kebutuhan kalori 100-150cc/100 kal • Berat badan
Rumus Umum
1. 100 ml/kg 10 kg pertama 2. 50 ml/kg 10 kg kedua
Keadaan yang
meningkatkan/menurunkan
kebutuhan cairan
• Meningkatkan metabolisme demam 12%/°C • Menurunkan metabolisme hipotermi 12%/°C• Kelembapan lingkungan tinggi
IWL menurun 0 – 15cc/100 kal
• Hiperventilasi
IWL meningkat 50 -60 cc/100 kal
• Keringat
•
Perhitungan IWL keseluruhan
10 – 15 cc/kgBB/24 jam
tambah 10% pd setiap kenaikan suhu 1°C
•
SWL
1. Feses= 200 cc/BAB
2. Muntah=100 cc
3. Urine: 0,5 – 1/kgBB/jam atau 50
cc/kgBB/24jam
Laju metabolisme Basal (BMR)
•
Faktor yang mempengaruhi:
– Jenis kelamin
– Penyakit
– Cuaca
– Aktivitas
NUTRISI PADA PENYAKIT GAGAL
GINJAL
PENDAHULUAN
• Penyakit ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) adalah
keadaan dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yang menahun disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal.
• Penyakit ini bersifat progresif dan umumnya tidak dapat
pulih kembali (irreversible).
• Gejalanya menurunnya nafsu makan, mual, pusing,
muntah, rasa lelah, sesak nafas, edema pada tangan dan kaki serta uremia.
• Apabila Tes Kliren Kreatinin (TKK) <> 5,5 mEq), oliguria atau
anuria.
• Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah
pengeluaran melalui keringat dan pernafasan (± 500 ml)
• Vitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen piridoksin,
• Penyakit Ginjal Kronik (PGK) dikelompokkan
menurut stadium, yaitu stadium I, II, III, dan IV.
• Pada stasium IV dimana terjadi penurunan fungsi
ginjal yang berat tetapi belum menjalani terapi pengganti dialisis pre dialisis.
• Umumnya pasien diberikan terapi konservatif
yang meliputi terapi diet dan medikamentosa
dengan tujuan mempertahankan sisa fungsi ginjal yang secara perlahan akan masuk ke stadium V
atau fase gagal ginjal.
• Status gizi kurang masih banyak dialami pasien
Asuhan gizi (Nutrition Care)
• tujuan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi agar
mencapai status gizi optimal, pasien dapat
beraktivitas normal, menjaga keseimbangn cairan dan elektrolit, yang pada akhirnya mempunyai
kualitas hidup yang cukup baik.
• Penatalaksanaan Diet pada Pasien Penyakit Ginjal
Kronik pre dialisis stadium IV dengan TKK < 25 ml/mt pada dasarnya mencoba memperlambat penurunan fungsi ginjal lebih lanjut dengan cara mengurang beban kerja nephron dan
Standar diet pada
Penyakit Ginjal Kronik
•
Standar diet pada Penyakit Ginjal Kronik Pre
Dialisis dengan terapi konservatif:
1. Syarat Dalam Menyusun Diet
2. Bahan Makanan yang Dianjurkan
3. Bahan Makanan yang Dihindari
Syarat Dalam Menyusun Diet
•
Energi 35 kkal/kg BB, pada geriatri dimana
umur > 60 tahun cukup 30 kkal/kg BB
•
ketentuan dan komposisi sebagai berikut:
1. ¾ Karbohidrat sebagai sumber tenaga, 50-60
% dari total kalori
2. ¾ Protein untuk pemeliharaan jaringan tubuh
dan mengganti sel-sel yang rusak sebesar 0,6
g/kg BB. Apabila asupan energi tidak
tercapai, protein dapat diberikan sampai
dengan 0,75 g/kg BB.
Diet Rendah
Protein
3. ¾ Lemak untuk mencukupi kebutuhan energi diperlukan ± 30 % diutamakan lemak tidak jenuh.
4. ¾ Kebutuhan cairan disesuaikan dengan jumlah pengeluaran urine sehari ditambah IWL ± 500 ml.
5. ¾ Garam disesuaikan dengan ada tidaknya hipertensi serta penumpukan cairan dalam tubuh. Pembatasan garam berkisar 2,5-7,6 g/hari setara dengan 1000-3000 mg Na/hari. 6. ¾ Kalium disesuaikan dengan kondisi ada
tidaknya hiperkalemia 40-70 meq/hari
7. ¾ Fosfor yang dianjurkan ≤ 10 mg/kg BB/hari 8. ¾ Kalsium 1400-1600 mg/hari
Bahan Makanan yang Dianjurkan
1. ¾ Sumber Karbohidrat: nasi, bihun, mie,makaroni, jagng, roti, kwethiau, kentang,
tepungtepungan, madu, sirup, permen, dan gula.
2. ¾ Sumber Protein Hewani: telur, susu, daging, ikan, ayam. Bahan Makanan Pengganti Protein Hewani . Hasil olahan kacang kedele yaitu
tempe, tahu, susu kacang kedele
3. ¾ Sumber Lemak: minyak kelapa, minyak jagung, minyak kedele, margarine rendah garam,
4. ¾ Sumber Vitamin dan Mineral
•
Semua sayur dan buah, kecuali jika pasien
mengalami hipekalemi perlu menghindari
buah dan sayur tinggi kalium dan
•
perlu pengelolaan khusus yaitu dengan cara
merendam sayur dan buah dalam air hangat
selama 2 jam, setelah itu air rendaman
dibuang, sayur/buah dicuci kembali dengan air
yang mengalir dan untuk buah dapat dimasak
menjadi stup buah/coktail buah.
Bahan Makanan yang Dihindari
¾ Sumber Vitamin dan Mineral• Hindari sayur dan buah tinggi kalium jika pasien
mengalami hiperkalemi. Bahan makanan tinggi kalium diantaranya adalah bayam, gambas, daun singkong, leci, daun pepaya, kelapa muda, pisang, durian, dan nangka.
• Hindari/batasi makanan tinggi natrium jika pasien
hipertensi, udema dan asites. Bahan makanan tinggi natrium diantaranya adalah garam, vetsin, penyedap rasa/kaldu kering, makanan yang
Bagaimana mengatur diit Rendah
Protein
1. Porsi makanan kecil tetapi padat kalori dan di berikan sering misalnya 6 x sehari.
2. Makanan tinggi kalori, rendah protein seperti sirop, madu, permen,baik sebagai penambah kalori, tetapi hendaknya tidak diberikan dekat waktu makan, karena dapat
mengurangi nafsu makan.
3. Pilihlah makanan sumber protein hewani dalam jumlah yang di tentukan.
4. Bila ada oedema (bengkak di kaki atau bagian tubuh
]ll.’’lain) dan atau tekanan darah tinggi, perlu mengurangi garam dan makanan-makanan yang diberi Natrium dalam pengolahannya.
5. Bila jumlah air seni sehari berkurang dari normal, maka perlu di batasi minum.
6. Hidangkanlah makanan yang sebaik-baiknya dan menarik sehingga menimbulkan selera makan.
• Berdasarkan Penuntun Diet yang disarankan oleh
Instalasi Gizi Perjan Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM), jenis diet digolongkan menjadi tiga, yaitu
1. diet rendah protein I: Asupan protein 30 g dan diberikan kepada pasien dengan berat badan 50 kg.
2. Diet protein rendah II, asupan protein 35 g diberikan pasien dengan berat badan 60 kg.
3. Diet protein rendah III, diberikan kepada pasien dengan berat badan 65 kg. Makanan diberikan dalam bentuk makanan cair atau lunak untuk meringankan organ pencernaan.