• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOP Pemeriksaan Kehamilan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOP Pemeriksaan Kehamilan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 2

PEMBAHASAN 2.1 PERSIAPAN

Tujuan : Dapat melaksanakan pemeriksaan kehamilan degan baik, lancar dan memuaskan.

Persiapan tersebut meliputi : 1. Ibu/ pasien :

- Kesediaan ibu untuk diperiksa 2. Tempat/ ruangan :

- Ruang pemeriksaan yang tertutup, bersih, kering dan cukup ventilasi 3. Alat :

a. Alat untuk memeriksa fisik :

1. Pemeriksaan fisik / luar, meliputi :  Tempat tidur yang memadai :

^ meja kursi

^ Timbangan berat badan dan pengukur tinggi ^ Tensimeter dan stetoskop

^ Stetoskop untuk pemeriksaan kehamilan ^ kain penutup/ selimut

^ pita pengukur sentimeter

^ reflex hammer/ palu pengetuk lutut

 Alat cuci tangan (air, desinfektan, sabun, dan handuk)

 Kartu- kartuu pemeriksaan : kartu ibu, KMS bumil, surat pengantar untuk rujukan

 Catatan kohort ibu

 Alat tulis lainnya sesuai dengan kebutuhan 2. Pemeriksaan dalam :

 Satu bak steril berisi sarung tangan, speculum dan kapas lisol  Korentang di tempatnya

(2)

2  Klem venster

 Mangkok tempat alat/ bahan bekas pakai 3. Alat untuk tindakan menyuntik :

 Semprit di dalam bak steril tertutup/ semprit disposable  Kapas alcohol 70%

 Mangkok tempat alat/ benda bekas pakai  Gergaji ampul

 Aquadest

 Kain kassa steril penutup jarum

 Korentang dalam tempatnya dan larutan desinfektan

 Obat suntik yang diperlukan, vaksin Tetanus Toksoid termasuk obat anafilaktis shock

 Sterilisator

 Buku catatan suntik 2.2 PEMERIKSAAN KEHAMILAN Tujuan :

1. Mengkaji kesehatan ibu hamil

2. Menilai apakah ibu hamil dalam keadaan normal atau termasuk kategori resiko tinggi

3. Memudahkan bidan dalam menentukan tindakan yang akkan dilaksanakan 4. Membantu ibu mengatasi masalah yang menyertai kehamilan

Kegiatan :

1. Anamnesa : Anamnesa umum, identitas, keluarga, medis, kebidanan, sebagai berikut :

a. Umum :

 Catat dan panggil nama ibu dengan tepat dan sopan  Persilahkan ibu duduk

(3)

3  Beritahu ibu bahwa akan diadakan Tanya jawab untuk keperluan

pengumpulan data

b. Identitas Ibu hamil dan suami

Nama, umur, agama, alamat (Nama Jalan dan Nomor atau nama kelurahan/ desa disertai nomor RW/ nama dusun dan nomor RT), pendidikan dan pekerjaan

c. Keluarga

Riwayat kesehatan keluarga (penyakit yang sedang atau pernah di derita (misalnya penyakit jantung dengan gejala utama sesak nafas berjalan jauh atau naik tangga : penyakit ginjal dengan gejala utama kaki oedem, pinggang tersakit, kencing darah)penyakit menular (misalnyapenyakit TBC dengan gejala utama batuk lebih dari 4 minggu, disertai atau tidak disertai dahak, kurang nafsu makan : penyakit hepatitis dengan gejala utama mata kuning) penyakit keturunan dari pihak suami atau istri (kencing manis dengan gejala utama banyak makan, banyak minum dan banyak kencing) keturunan kembar siam dari pihak suami atau istri

d. Medis

 Penyakit yang pernah/ sedang diderita oleh ibu hamil  Operasi yang pernah dialami

 Keluhan yang dirasakan saat ini : ^ sakit kencing ; keputihan ; warna/bau/gatal

^ sakit pinggang e. Kebinanan

 Menarche : haid pertama pada umur brapa tahun

 Haid : siklis, teratur/ tidak, lamanya haid, banyaknya, baunya, disminore/ tidak

 Hari pertama haid terakhir (tanggal, bulan, tahun)

 Riwayat perkawinan (berapa kali kawin, umur pada waktu setiap perkawinan, lamanya setiap perkawinan)

(4)

4  Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan laktasi yang lalu (ditolong siapa, berat bayi, hidup/ mati, umurnya, jenis persalinan, perdarahan,partus preterm, hipertensi, abortus).

Bila penolong persalinan yang lalu adalah dukun, dianjurkan untuk persalinan yang akan dating ditolong oleh bidan.

Beerat bayi kurang dari 2500 gram memberikan resiko kematian bayi sedang berat bayi lebih dari 4000 gram menimbulkan kesulitan dalam persalinan (macet, trauma) dan harus periksa adanya diabetes (reduksi dan gula darah)

 Kehamilan sekarang, ditanyakan keluhan dan masalah-masalah sebagai berikut : nafsu makan, muntah, pergerakan janin, (sesuai dengan umur kehamilan), nyeri perut dan udema.

 Catat semua hasil dengan jelas  Tutp wawancara/ Tanya jawab

 Buatlah kesimpulan hasil anamnesa yaitu: ^ Riwayat Keluarga : ………

^ penyakit yang pernah diderita ibu hamil : ……… ^ penyakit yang sedang diderita ibu hamil : ……… ^ riwayat kehamilan atau persalinan terdahulu : ………..

2.3 Pemeriksaan Umum

2.3.1 Penimbangan Berat badan

- Pastikan jarum timbangan pada titik 0

- Beritahu ibu tentang poses dan maksud pemeriksaan BByang akan dilakukan - Persilahkan ibu melepas sepatu/ sandal, dan perlengkapan lain, selain pakaian

karena dapat mempengaruhi hasil pertimbangan

- Beritahu ibu agar berdiri tepat di tengah timbangan, tidak bersandar dan tidak berpegangan pada sesuatu

- Baca dan catat hasil penimbangan - Beritahu ibu berapa berat badan nya

(5)

5 - Beritahu ibu bahwa penimbangan selesai

- Kesimpulan : berat badan ibu : Normal atau tidak normal Catat Hasil penimbangan dan tetapkan apakah berat badan ibu :

Tergolong normal (bila BB lebih dari 40kg saat awal kehamilan ) dan kehamilan berat badan ibu rata- rata 1 ½- 2kg per bulan. Bila tidak BB ibu tergolong kurang. Perlu perhatian dan perabaikan gizi ibu.

2.3.2 Pengukuran tinggi badan

- Beritahu ibu tentang proses dan maksud pengukuran tinggi badan - Persiapkn pengukur tinggi badan

- Minta ibu melepaskan sepatu/ sandal

- Persilahkan ibu agar berdiri tegak lurus didepan alat pengukur dengan posisi membelakangi alat pengukur dan dada dibusungkan

- Letakkan penggaris diatas kepala

- Angka yang didapat pada alat pengukur saat penggaris diletakkan di atas kepala merupakan hasil pengukuran tinggi badan

- Beritahu ibu berapa tinggi badannya dan artinya - Beritahu ibu bahwa pengukuran sudah selesai - Catat hasil kegiatan

- Kesimpulan tinggi badan ibu : ≥ 145cm atau < 145cm

Catatan : Bila tinggi badan kurang dari 145cm perlu waspada terhadap panggul sempit

2.3.3 Pengukuran tekanan darah

1. Beritahu ibu tentang proses dan maksud pengukuran tekanan darah dan diminta agar ibu dalam keadaan tenang. Bila ibu habis berjalan jauh, biarkan ibu istirahat sejenak (5-10 menit), kemudian baru diukur tekanan darahnya 2. Sesuaikan posisi ibu dengan situasi dan kondisi (duduk/ tidur). Bila posisi

duduk pastikan tinggi lengan atas setinggi jantung. Bila berbaring, ibu dalam posisi miring ke kiri

(6)

6 3. Lengan baju di buka atau disisingkan kea rah atas, sampai batas bahu dan lengan baju tersebut harus tetap dalam keadaan longgar, tidak menekan lengan 4. Letakkan tensimeter ditempat yang aman dan tegak lurus agar air raksa mudah

dibaca

5. Manset dipasang pada lengan atas 3 jari diatas lipat siku dengan kedua pipa karet tensimeter ytepat berada diatas arteri brachialis dan tidak menutup lipatan siku

6. Pasang manset tidak boleh terlalu kencang atau longgar

7. Pastikan air raksa berada pada angka 0 dengan membuka pengunci air raksa 8. Tutup pengunci pada pompa karet

9. Pasang stetoskop di telinga sambil meraba arteri brachialis

10.Letakkan stetoskop diatas arteri brachialis tersebut dan lakukan pemompaan sampai denyut nadi tidak terdengar

11.Perhatikan agar ibu tidak kesakitan pada waktu memompa air raksa

12.Buka pengunci bola karet pelan- pelan untuk menurunkan air raksa sambil tetap mendengarkan denyut nadi

13.Denyut nadi yang didengar pertama pada saat penurunan air raksa merupakan angka systole dan denyut nadi yang didengar terakhir menunjukkan angka diastole

14.Ulang perasat ini 2-3 kali untuk meyakinkan hasilnya 15.Kunci pompa bola karet dan air raksa

16.Beritahu hasil pemeriksaan tekanan darah kepada ibu, apakah tekanan darahnya normal atau tidak

17.Buka manset dan tensimeter dirapikan kembali 18.Catat hasilnya

19.Minta agar ibu merapikan pakaian nya kembali 20.Cuci tangan

21.Kesimpulan : bila tidak normal ( systole >140 dan diastole >90) lakukan rujukan

(7)

7 2.3.4 Pemeriksaan Kelenjar Pembesaran Tiroid / Gondok

Cara pemeriksaan adalah dengan cara inspeksi dan cara meraba bagian depan leher.

1. Pemeriksaan berada didepan ibu, kemudian :

Perhatikan apakah terdapat pembesaran pada leher bagian depan ketika kepala dalam posisi biasa, dan ketika kepala pada posisi tengadah

2. Pemeriksaan berada di belakang ibu, raba leher bagian depan (pada kelenjar tiroid), tentukan apakah kelenjer tiroid teraba atau tidak.

Didaerah endemis gondok, semua ibu hamil diberikan kapsul yodium sebanyak 1 kapsul. Sedangkan di daerah endemis kapsul yodium hanya diberikan pada ibu hamil dengan pembesaran kelenjar tiroid

2.4 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan HB dilakukan pada setiap kali kunjungan ibu hamil.

2. Pemeriksaan protein urine bila ada indikasi yaitu tekanan darah tinggi, sakit kepala berat, edema tungkai atau adanya dugaan pre-eklamsi / eklamsi

3. Pemeriksaan VDRL dilakukan 1 kali pada saat kunjungan pertama. Untuk Puskesmas yang belum memiliki fasilitas pemeriksaan, maka darah yang diambil dikirim ke tempat yang ada fasilitas untuk pemeriksaan VDRI.

4. Pemeriksaan reduksi urine, bila ada indikasi diabetes mellitus ( ibu gemuk, bayi terdahulu BB lahir ≥ 4 kg, riwayat keluarga ada yang diabetes mellitus )

2.5 Pemeriksaan Khusus : a. Tujuan :

 Menegakkan diagnosa kebidanan  Menentukan prognosa kebidanan

(8)

8 b. Periksa pandang atau inspeksi :

1. Panggil ibu dan perhatikan :

- Keadaan umum : biasa, pucat, sembab, lesu, biru.

- Bentuk tubuh : tinggi, pendek, kurus, gemuk, kiposa, lordosa, skoliosa. - Cara berjalan : biasa, pincang, di seret.

- Kesadaran umum : stabil, labil, meracau.

2. Persilahkan ibu untuk berbaring dan lanjutkan pemeriksaan head toetoe : - Muka : hiperpigmentasi pada muka.

- Mata : konjungtiva pucat atau normal. - Hidung : adanya polip dan sinus.

- Mulut dan gigi geligi : kering, sariawan, kelainan bentuk/sumbing, karies, ompong, gigi palsu bersih/kotor, berbau.

- Leher : pembesaran vena leher, kelenjar tiroid.

- Punggung : ada tidaknya kiposa, lordosa, skoliosa, tumor.

- Payudara : bentuknya, besarnya, ada tidaknya hiperpigmentasi pada arcola mammae, keadaan puting susu (rata, menonjol/masuk), kebersihannya.

- Perut membesar atau tidak, tegang atau kendor, bekas operasi pada perut, ada tidaknya hiperpigmentasi pada linea alba, oedem, varices, striae gravidarum, pergerakan anak.

c. Pengukuran tinggi fundus uteri :

1. Ukurlah tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita sentimeter, letakkan titik nol pada tepi atas simpisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh di tekan). Tentukan berapa cm tinggi fundus tersebut. TFU X 8 / 7

2. Berilah tanda berupa titik sesuai dengan tinggi fundus dan umur kehamilan (dalam minggu) pada gambar grafidograf.

3. Bila tinggi fundus uteri berada dibawah garis bawah grafik. Maka ini menunjukkan bahwa pertumbuhan janin terlambat. Resiko terjadi BBLR.

(9)

9 Sebaiknya bila berada diatas garis atas grafik maka ini menunjukkan adanya pertumbuhan janin yang cepat. Bayi cenderung besar.

4. mengukur dengan jari :

5. 1. 3 – 4 lebar jari ( finger breadthf (FB) ) dibwah umbilicus pada minggu ke 16.

6. 2. 1-2 FB dibawah umbilicus pada minggu ke 18., di umbilicus pada minggu ke 20.

7. 3. 1-2 FB diatas umbilicus pada minggu ke 22. 8. 4. 3-4 FB diatas umbilicus pada minggu ke 24. d. Periksa raba atau palpasi :

Leopold I :

Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang ada di dalam fundus uteri dengan cara :

Leopold 1-3 kaki ibu di tekuk, petugas menghadap ke muka ibu tangan mengumpulkan uterus di bawa ke tengah, tekan uterus dan jangan dilepaskan kemudian ambil meteran tentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa dari janin yang berada di dalam fundus uteri. Gunanya adalah untuk : menyimpulkan umur kehamilan dan bagian apa yang terdapat dalam bagian atas fundus uteri.

Hubungan antara tinggi fundus uteri dan tuanya kehamilan kira – kira sebagai berikut (cara Mc. Donald):

Tinggi fundus uteri (cm) Umur kehamilan dalam minggu 12 cm 16 cm 20 cm 12 16 20

(10)

10 24 cm 28 cm 32 cm 36 cm 40 cm 24 28 32 36 40

Catatan : pada kehamilan muda (12 minggu) tidak selalu tinggi fundus 12 cm. Dan juga pada hamil tua (40 minggu), misalnya pada primi gravida mulai 36 minggu bagian bawah janin (kepala) sudah masuk pintu atas panggul. Sehingga tinggi fundus uteri kurang dari 40 cm.

Leopold II :

Tentukan batas samping kiri dan kanan uterus dan tentukan letak punggung dan bagian kecil anak dengan cara :

Uterus di dorong ke satu sisi sambil meraba bagian janin yang berada disisi tersebut. Lakukan cara yang sama pada sisi uterus yang satu lagi.

Gunanya adalah untuk : menyimpulkan letak punggung janin pada letak membujur. Kepala janin di sebelah kanan atau kiri pada letak lintang.

Leopold III :

Untuk menentukan presentase janin atau bagian bawah janin dengan cara:

Tangan kanan diletakkan di atas simfisis dengan ibu jari disebelah kanan ibu dan empat jari lainnya di sebelah kiri ibu sambil menggoyangkan bagian bawah tersebut ke kiri dan ke kanan.

(11)

11 1. Letak kepala : teraba bagian yang besar, bulat, keras,melenting atau

2. Letak sungsang : teraba bagian besar yang tidak bulat, tidak rata, tidak melenting.

3. Letak lintang : tidak teraba bagian besar.

Leopold IV :

Untuk memastikan leopold III dan seberapa jauh bagian terendah masuk ke dalam panggul dengan cara :

Petugas membelakangi ibu dan posisi kakinya diluruskan dan kedua tangan meraba bagian janin yang terletak di sebelah bawah serta seberapa jauh turunnya ke dalam rongga panggul. Kedua tangan membentuk divergen artinya sudah masuk panggul dan bentuk tangan konvergen artinya belum masuk rongga panggul.

Gunanya untuk menyimpulkan :

Seperti pada leopold III dan menentukan sampai dimana bagian terdapat janin sudah masuk pintu atas panggul (P.A.P). kedua tangan menangkap kepala yang berada diatas P.A.P.

Untuk memperkirakan adanya disproporsi kepala janin dengan panggul. Disamping itu perlu untuk : perhatikan oedem pada perut dan raba lipat paha, ada atau tidaknya pembesaran pada kelenjar getah bening.

Pemeriksa dengar atau auskultasi :

1. Pastikan tempat yang tepat untuk meletakkan stetoskop pada perut ibu ( didaerah punggung, dekat ke kepala janin ).

2. Fondoskop diletakkan secara tegak lurus pada dinding perut. 3. Raba denyut nadi ibu pada pergelangan tangan.

4. Pastikan detak jantung janin dengan cara membedakan bunyi yang didengar dengan detik nadi ibu. Detak jantung janin terdengar lebih cepat dari nadi ibu.

(12)

12 5. Hitung jumlah detik jantung janin per menit dengan benar ( hitung detik jantung janin selama 5 detik ) istirahat 5 detik lakukan sampai 3x dan jumlahkan. Hasilnya kalikan 4. Detik jantung janin yang normal 120 - 160 per menit.

6. Catat hasil pemeriksaan

7. Alat kelamin luar : ada tidaknya oedem, varices, pembesaran kelenjar bartolini, kondilomatalata, kondilomatakuminata, cacat, pengeluaran dari vagina.

8. Ekstermitas : ada tidaknya oedem, varices, cacat.

Pemeriksaan Ketuk /Perkusi :

1) Beritahu ibu tentang proses pemeriksaan refleks dan maksud pemeriksaan untuk mengukur refleks.

2) Ibu dianjurkan duduk dengan kaki tergantung dan santai.

3) Alihkan perhatian ibu agar tidak berkonsentrasi pada lutut.

4) Ketok bawah lutut yaitu pada bagian tendon dibawah tempurung lutut dengan refleks hammer.

5) Bila terjadi gerakan tanpa sadar pada tungkai kearah depan berarti refleks positif / baik. Bila refleks kuat dan sangat cepat, ini merupakan tanda bahaya kehamilan akan kemungkinan adanya hipertensi.

6) Kesimpulan : refleks normal atau tidak normal

Pemeriksaan Edema

Edema bukanlah tanda umum dari tekanan darah tinggi pada kehamilan kecuali jika edema pada muka dan atau tangan terjadi dalam waktu relative singkat. Edema tungkai saja bukanlah diagnose akurat untuk pre eklamsi.

Tanda-tanda pre eklamsia berat adalah :

1. Edema pada muka dan tangan dalam waktu relative singkat (misalnya cincin pada jari menjadi sesak oleh karena pembengkakan pada jari ( lihat gambar )

(13)

13 2. Sakit kepala hebat

3. Nyeri ulu hati.

Referensi

Departemen Kesehatan RI. 1995. Standar pelayanan kesehatan ibu hamil untuk petugas puskesmas. Surabaysssa : Badan penelitian dan pengembangan kesehatan.

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan media tanam yang menggunakan biochar berpengaruh positif terhadap peningkatan bobot kering batang dan daun, bobot kering akar, bobot segar batang dan

Kesejahteraan subjektif pada subjek satu dipengarungihi oleh faktor yang paling dominan diantaranya adalah faktor peristiwa hidup yang menyenangkan, kepuasan kerja

Berdasarkan uraian hasil analisis mengenai Evaluasi Kebijakan Ruang Terbuka Hijau di Aloon-Aloon Kota Madiun yang sudah penulis paparkan sebelumnya, maka dapat

Absorbsi perkutan suatu obat umumnya disebabkan oleh penetrasi obat melalui stratum korneum yang terdiri dari kurang lebih 40% protein (pada umumnya keratin) dan

(2011) membagi perkembangan bunga jarak pagar dalam beberapa fase, pada fase awal teridentifikasi bahwa primordia bunga memiliki potensi untuk berkembang menjadi

Semasa bercakap dengan orang Eropah dari Batavia, Raja Ali Haji serta temannya di Pulau Penyengat itu dihadapkan dengan pekerjaan menyusun buku yang bernama ‘kamus’, jenis karangan

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Semester I Tahun 2017 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan