Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Badan Pusat Statistik Provinsi Banten adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Badan Pusat Statistik yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak mengacu
pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel.
Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna, khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/ pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha
untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Rangkasbitung, 17 Juli 2017 Kepala,
Bambang Suyatno,SH, MM NIP 19621227 198301 1001
ii
DAFTAR ISI
Hal Kata Pengantar Daftar Isi Indeks CaLK Daftar Tabel Daftar Singkatan Daftar LampiranPernyataan Tanggung Jawab
i ii iii v vi vii 1
Ringkasan Laporan Keuangan 2
I. Laporan Realisasi Anggaran 4 3
II. Neraca 5 4
III. Laporan Operasional 6
IV. Laporan Perubahan Ekuitas 7
V. Catatan atas Laporan Keuangan 8 5
A. Penjelasan Umum 8
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 25
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 37
D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 52
E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 58
F. Pengungkapan Penting Lainnya 61
iii
LAPORAN REALISASI ANGGARAN Halaman
Catatan B.1 Pendapatan 27
Catatan B.2 Belanja 28
Catatan B.3 Belanja Pegawai 33
Catatan B.4 Belanja Barang 33
Catatan B.5 Belanja Modal 34
Catatan B.5.1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 35
Catatan B.5.2 Belanja Modal Gedung dan Peralatan 36
NERACA
Catatan C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran 37
Catatan C.2 Kas di Bendahara Penerimaan 37
Catatan C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas 37
Catatan C.4 Piutang PNBP 38
Catatan C.5 Bagian Lancar TP/TGR 38
Catatan C.6 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 38
Catatan C.7 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Pendek 39
Catatan C.8 Beban Dibayar di Muka 39
Catatan C.9 Pendapatan yang Masih Harus Diterima 40
Catatan C.10 Persediaan 40
Catatan C.11 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi 41
Catatan C.12 Tagihan Penjualan Angsuran 42
Catatan C.13 Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Panjang 43
Catatan C.14 Tanah 43
Catatan C.15 Peralatan dan Mesin 44
Catatan C.16 Gedung dan Bangunan 45
Catatan C.17 Jalan, Irigasi dan Jaringan 45
Catatan C.18 Aset Tetap Lainnya 46
Catatan C.19 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) 46
Catatan C.20 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 47
Catatan C.21 Aset Tak Terwujud 47
Catatan C.22 Aset lain-Lain 48
Catatan C.23 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya 49
Catatan C.24 Uang Muka dari KPPN 49
iv
Catatan C.27 Pendapatan Diterima di Muka 50
Catatan C.28 Beban yang Masih Harus Dibayar 50
Catatan C.29 Ekuitas 51
LAPORAN OPERASIONAL Catatan D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak 52
Catatan D.2 Beban Pegawai 52
Catatan D.3 Beban Persediaan 53
Catatan D.4 Beban Barang dan Jasa 53
Catatan D.5 Beban Pemeliharaan 54
Catatan D.6 Beban Perjalanan Dinas 54
Catatan D.7 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat 55
Catatan D.8 Beban Bantuan Sosial 55
Catatan D.9 Beban Penyusutan dan Amortisasi 56
Catatan D.10 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih 56
Catatan D.12 Kegiatan Non Operasional 57
Catatan D.13 Pos Luar Biasa 57
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Catatan E.1 Ekuitas Awal 58
Catatan E.2 Surplus (Defisit) LO 58
Catatan E.3 Penyesuian Nilai Aset 58
Catatan E.4 Koreksi Nilai Persediaan 58
Catatan E.5 Koreksi Nilai Aset Tetap 59
Catatan E.6 Koreksi Atas Beban 59
Catatan E.7 Koreksi Atas Pendapatan 60
Catatan E.8 Koreksi Hibah Masuk/Keluar 60
Catatan E.7 Ekuitas Akhir 60
PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA Catatan F.1 Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca 61
v
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 1 : Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2017 25
Tabel 2 : Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan 27
Tabel 3 : Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2017 dan 2016 28
Tabel 4 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja 31 Desember TA 2017 28
Tabel 5 : Rincian Belanja Program dan Jenis Belanja 31 Desember TA 2017 29
Tabel 6 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Program-Komponen 2017 30
Tabel 7 : Perbandingan Realisasi Belanja TA 2017 dan TA 2016 32
Tabel 8 : Perbandingan Belanja Pegawai TA 2017 dan TA 2016 33
Tabel 9 : Perbandingan Belanja Barang TA 2017 dan TA 2016 34
Tabel 10 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2017 dan TA 2016 35
Tabel 11 : Perbandingan Real. Belanja Modal Peral. dan Mesin TA 2017-2016 35
Tabel 12 : Perbandingan Real. Belanja Modal Ged. dan Bangunan TA 2017- 2016 36
Tabel 13 : Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran 37
Tabel 14 : Rincian Kas di Bendahara Penerimaan 37
Tabel 15 : Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas 37
Tabel 16 : Rincian Piutang PNBP 38
Tabel 17 : Rincian Bagian Lancar TP/TGR 38
Tabel 18 : Rincian Bagian Lancar TPA 38
Tabel 19 : Rincian Penyisihan Hutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Pendek 39
Tabel 20 : Rincian Belanja di Bayar di Muka 39
Tabel 21 : Rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima TA 2017 dan 2016 40
Tabel 22 : Rincian Persediaan TA 2017 dan 2016 41
Tabel 23 : Rincian Tagihan TP/TGR TA 2017 dan 2016 42
Tabel 24 : Rincian Tagihan TPA TA 2017 dan 2016 42
Tabel 25 : Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Panjang 43
Tabel 26 : Rincian Tanah 43
Tabel 27 : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 47
Tabel 28 : Rincian Aset Tak Terwujud 48
Tabel 29 : Rincian Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya 49
Tabel 30 : Rincian Utang Kepada Pihak Ketiga 50
Tabel 31 : Rincian Pendapatan yang Ditangguhkan 50
Tabel 32 : Rincian Pendapatan Diterima di Muka 50
Tabel 33 : Rincian Beban yang Masih Harus Dibayar TA 2017 dan 2016 51
Tabel 34 : Pendapatan Negara Bukan Pajak TA 2017 dan 2016 52
vi
Tabel 36 : Rincian Beban Persediaan TA 2017 dan 2016 53
Tabel 37 : Rincian Beban Jasa TA 2017 dan 2016 54
Tabel 38 : Rincian Beban Pemeliharaan TAn 2017 dan 2016 54
Tabel 39 : Rincian Beban Perjalanan Dinas TA 2017 dan 2016 54
Tabel 40 : Rincian Beban Barang Diserahkan ke Masyarakat, TA 2017 dan 2016 55
Tabel 41 : Rincian Beban Bantuan Sosial TA 2017 dan 2016 55
Tabel 42 : Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi TA 2017 dan 2016 56
Tabel 43 : Rincian Beban Penyisihan Utang Tak Tertagih, TA 2017 dan 2016 56
Tabel 44 : Rincian Kegiatan Non Operasional TA 2017 dan 2016 57
Tabel 45 : Rincian Pos Luar Biasa TA 2017 dan 2016 57
Tabel 46 : Rincian Koreksi Nilai Persediaan 59
Tabel 47 : Rincian Nilai Koreksi Atas Aset Tetap 59
Tabel 48 : Rincian Koreksi Atas Beban 59
Tabel 49 : Rincian Koreksi Pendapatan 60
vii
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BPS BPK
: :
Badan Pusat Statistik Badan Pemeriksa Keuangan
DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
SKPA : Surat Kuasa Pengguna Anggaran
CaLK : Catatan Atas Laporan Keuangan
SAP : Standar Akuntansi Pemerintahan
SAI : Sistem Akuntansi Instansi
SAK : Sistem Akuntansi Keuangan
SIMAK-BMN : Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara
LRA : Laporan Realisasi Anggaran
PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak
TP : Tuntutan Perbendaharaan
TGR : Tuntutan Ganti Rugi
KDP : Konstruksi Dalam Pengerjaan
UP TUP
: :
Uang Persediaan
Tambahan Uang Persediaan SSBP
SSPB
: :
Surat Setoran Bukan Pajak
Surat Setoran Pengembalian Belanja
KPPN :
Kantor Pelayanan Perbendahaan Negara
Catatan atas Laporan Keuangan - 1 -
BADAN PUSAT STATISTIK
KABUPATEN LEBAK
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB KEPALA BPS KABUPATEN LEBAK
Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan
atas Laporan Keuangan Semester I Tahun Anggaran 2017 sebagaimana terlampir, adalah
merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Ranagkasbitung, 17 Juli 2017 Kepala, Bambang Suyatno, SH, MM NIP 19621227 198301 1 001
Catatan atas Laporan Keuangan - 2 - RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak Semester I Tahun 2017 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode
1 Januari sampai dengan 30 Juni 2017.
Realisasi Pendapatan Negara pada periode per 30 Juni 2017 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp578.784 atau mencapai 0 persen dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp0. Realisasi Belanja Negara pada per 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp2.608.557.417 atau mencapai 37,89 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp6.884.760.000.
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran per 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016 sebagai berikut :
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran per 30 Juni 2017 dan per 30 Juni 2016
(dalam Rupiah) 30 Juni 2016 Anggaran Realisasi % Real thd Anggaran Realisasi
Pendapatan Negara - 578.784 - 833.176
Belanja Negara 6.884.760.000 2.608.557.417 37,89 5.376.997.544
Uraian
30 Juni 2017
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada per 30 Juni 2017.
Nilai Aset Per 30 Juni 2017 dicatat dan disajikan sebesar Rp2.483.142.925 yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp57.800.536; Aset Tetap (netto) sebesar Rp2.392.362.579; Piutang Jangka Panjang (netto) sebesar Rp(0); dan Aset Lainnya (netto) sebesar Rp32.979.810. Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp50.000.000 dan Rp2.433.142.925.
Catatan atas Laporan Keuangan - 3 -
3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan per 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp578.784, sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp2.584.427.236 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp(2.583.848.452) Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masing-masing sebesar Rp6.800 dan sebesar Rp0 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp(2.583.841.652).
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2017 adalah sebesar Rp2.397.803.859 dikurangi Defisit-LO sebesar Rp(2.583.841.652). kemudian ditambah dengan Penyesuaian Nilai Tahun Berjalan senilai Rp(7.286.0085). dan ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp2.611.894.633 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 30 Juni 2017 adalah senilai Rp2.433.142.925.
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal per 30 Juni 2016 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2016 disusun dan disajikan dengan basis akrual.
Catatan atas Laporan Keuangan - 4 - I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LEBAK
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 DAN JUNI 2016
(Dalam Rupiah)
TA 2016
ANGGARAN
REALISASI
REALISASI
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak
B.1
-
578.784
0,00
833.176
JUMLAH PENDAPATAN
-
578.784
0,00
833.176
BELANJA
Belanja Operasi
B.2
Belanja Pegawai
B.3
3.940.067.000
1.717.978.983
43,60
1.888.112.022
Belanja Barang
B.4
2.645.193.000
881.363.434
33,32
3.441.401.522
Belanja Bantuan Sosial
B.5
-
-
-
Jumlah Belanja Operasi
6.585.260.000
2.599.342.417
39,47
5.329.513.544
Belanja Modal
Belanja Tanah
B.6
-
-
-
Belanja Peralatan dan Mesin
B.7
299.500.000
9.215.000
3,08
47.484.000
Belanja Gedung dan Bangunan
B.8
-
-
-
Belanja Jalan, Irigasi, Jaringan
B.9
-
-
-
Belanja Modal lainnya
B.10
-
-
-
Jumlah Belanja Modal
299.500.000
9.215.000
3,08
47.484.000
JUMLAH BELANJA
6.884.760.000
2.608.557.417
37,89
5.376.997.544
% thd Angg
CATATAN
Catatan atas Laporan Keuangan - 5 - II. NERACA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LEBAK
NERACA
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 DAN 31 DESEMBER 2016 (Dalam Rupiah)
CATATAN 2017 2016
Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 50.000.000 -Kas di Bendahara Penerimaan C.2 - -Kas Lainnya dan Setara -Kas C.3 - -Piutang PNBP C.4 - -Bagian Lancar TP/TGR C.5 - -Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran C.6 - -Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Pendek C.7 - -Belanja Dibayar di Muka C.8 - 1.237.500
Persediaan C.9 7.021.836 8.755.154
Persediaan yang Belum Diregister 778.700
-Jumlah Aset Lancar 57.800.536 9.992.654
Tagihan TP/TGR C.10 - -Tagihan Penjualan Angsuran C.11 - -Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Panjang C.12 - -Jumlah Piutang Jangka Panjang -
-Tanah C.13 1.570.000.000 1.570.000.000
Peralatan dan Mesin C.14 1.805.865.456 1.796.650.456
Gedung dan Bangunan C.15 420.042.000 420.042.000
Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.16 -
-Aset Tetap Lainnya C.17 53.441.481 46.155.395
Konstruksi dalam pengerjaan C.18 49.700.000 49.700.000 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.19 (1.506.686.358) (1.422.431.232)
Jumlah Aset Tetap 2.392.362.579 2.460.116.619
Aset Tak Berwujud C.20 93.032.354 93.032.354
Aset Lain-Lain C.21 299.366.739 299.366.739
Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.22 (359.419.283) (346.454.526)
Jumlah Aset Lainnya 32.979.810 45.944.567
JUMLAH ASET 2.483.142.925 2.516.053.840
Uang Muka dari KPPN C.23 50.000.000 -Utang kepada Pihak Ketiga C.24 - 118.249.982 Hibah yang Belum Disahkan C.25 - -Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 50.000.000 118.249.982
50.000.000 118.249.982 Ekuitas C.26 2.433.141.925 2.397.803.859 JUMLAH EKUITAS 2.433.141.925 2.397.803.859 2.483.141.925 2.516.053.841 URAIAN
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS ASET
JUMLAH KEWAJIBAN
Catatan atas Laporan Keuangan - 6 - III. LAPORAN OPERASIONAL BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LEBAK
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 DAN 30 JUNI 2016
(Dalam Rupiah)
CATATAN 2017 2016
Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 578.784 833.176 578.784 833.176 Beban Pegawai D.2 1.605.635.404 1.775.553.709 Beban Persediaan D.3 5.846.718 130.527.204 Beban Jasa D.4 502.337.197 2.945.224.464 Beban Pemeliharaan D.5 74.688.034 47.371.342 Beban Perjalanan Dinas D.6 298.700.000 431.608.600 Beban Barang Diserahkan kepada Masyarakat D.7 - -Beban Bantuan Sosial D.8 - -Beban Penyusutan dan Amortisasi D.9 97.219.883 133.319.443 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.10 - -Beban Lain-lain D.11 -
-2.584.427.236
5.463.604.762 SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN
OPERASIONAL (2.583.848.452) (5.462.771.586)
D.12
Surplus (Defisit) Pelepasan Aset Non Lancar - -Surplus (Defisit) Penyelesaian Kewajiban
Jangka panjang - -Surplus (Defisit) Kegiatan Non 6.800 241.327 Operasional Lainnya - -SURPLUS DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL 6.800 241.327 SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (2.583.841.652) (5.462.530.259)
D.13
Pendapatan PNBP - -Beban Perjalanan Dinas - -Beban Persediaan - -SURPLUS/DEFISIT LO (2.583.841.652) (5.462.530.259)
URAIAN
BEBAN
JUMLAH BEBAN
KEGIATAN NON OPERASIONAL
POS LUAR BIASA
KEGIATAN OPERASIONAL
JUMLAH PENDAPATAN PENDAPATAN
Catatan atas Laporan Keuangan - 7 - IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LEBAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 DAN 30 JUNI 2016
(Dalam Rupiah)
URAIAN
CATATAN
2017
2016
EKUITAS AWAL
E.1
2.397.803.859
2.498.090.796
SURPLUS/DEFISIT LO
E.2
(2.583.841.652)
(5.462.530.259)
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN
KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR
LAIN-LAIN
KOREKSI NILAI PERSEDIAAN
E.3
-
KOREKSI ASET TETAP
E.4
7.286.085
(48.621.722)
KOREKSI ATAS BEBAN
E.5
-
KOREKSI ATAS PENDAPATAN
E.6
-
KOREKSI LAIN-LAIN
-
JUMLAH LAIN-LAIN
7.286.085
(48.621.722)
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS
E.7
2.611.894.633
5.607.504.522
Catatan atas Laporan Keuangan - 8 - V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
A. PENJELASAN UMUM
Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2013
tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
05/PMK.05/2010 tentang Perubahan atas PMK Nomor
57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara.
10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara.
11. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
102/PMK.05/2009 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan
Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara.
13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah.
14. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
230/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi Hibah.
Catatan atas Laporan Keuangan - 9 -
233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
16. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
238/PMK.05/2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan.
17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata
Cara Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara.
19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara.
20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.06/2014 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.05/2013 tentang
Pedoman Rekonsiliasi dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga.
22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 270/PMK.05/2014 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat.
23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga
24. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.6/2013 tentang Tabel
Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
25. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KMK.06/2013 tentang Modul
Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
26. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 137/KM.6/2014 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara.
27. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 145/KM.6/2014 tentang Atas
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KM.6/2013 tentang Modul Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.
28. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementeriaan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan - 10 - Entitas dan
Rencana
jenderal Kekayaan Negara Nomor Per-07/KN/2009 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara dalam Rangka Penyusunan Laporan Barang Milik Negara dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
29. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2009
tentang Tata Cara Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual pada Laporan Keuangan.
30. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-81/PB/2011
tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan
Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk
Barang/Jasa/Surat Berharga.
31. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-82/PB/2011
tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga.
32. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-85/PB/2011
tentang Pedoman Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga.
33. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-42/PB/2014
tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
A.2. PROFIL DAN KEBIJAKAN TEKNIS BADAN PUSAT STATISTIK
Strategis Dalam mendukung Visi Pembangunan Indonesia 2005-2025 yaitu “Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur” dan visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, BPS berupaya meningkatkan kontribusinya dalam hal pembangunan nasional di bidang statistik.
Pembangunan nasional di bidang statistik diarahkan agar mampu mengakomodasi berbagai tantangan yang berkembang, seperti:
1. Reformasi yang mendukung keterbukaan informasi, otonomi daerah yang
mengandung tantangan keragaman data dan informasi statistik pada tingkatan wilayah kecil;
2. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang
mengarah kepada peningkatan kemudahan akses masyarakat terhadap data dan informasi; dan
3. Kesiapan SDM penyelenggara statistik dalam penyediaan data yang
berkualitas. Upaya BPS untuk meningkatkan penyediaan data yang berkualitas sejalan dengan Misi Pembangunan Nasional 2005-2025 yaitu
Catatan atas Laporan Keuangan - 11 -
“Mewujudkan bangsa yang berdaya saing” sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Dengan memperhatikan misi pembangunan nasional dan pencapaian BPS pada Pembangunan Jangka Menengah Nasional periode kedua 2010-2014, BPS menetapkan visi tahun 2015-2019:
“Pelopor Data Statistik Terpercaya untuk Semua” (“The Agent of Trustworthy Statistical Data for All”)
Kata “pelopor” mempunyai makna bahwa BPS sebagai pencetus ide penyedia statistik terpercaya, sekaligus sebagai pelaku dalam penyediaan statistik terpercaya. Kata “data statistik yang terpercaya” yaitu statistik yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Kata “untuk semua” dimaksudkan bahwa semua pihak mempunyai hak yang sama untuk mengakses data BPS (impartial) baik pengguna data nasional / internasional.
Dengan visi BPS 2015-2019, eksistensi BPS sebagai penyedia data dan informasi statistik menjadi semakin penting, karena dapat dipercaya semua pihak. Di samping itu, visi BPS juga memberikan ruang bagi berbagai pihak untuk ikut serta dalam menyediakan, memanfaatkan, dan menggunakan data dan informasi statistik.
Misi BPS dirumuskan dengan memperhatikan misi RPJMN 2015-2019 dan tugas, fungsi, dan kewenangan BPS. Perumusan misi BPS juga dilakukan dengan memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk dapat disesuaikan dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategis.
Rumusan misi dimaksudkan untuk mampu: (a) mencakup semua pesan yang terdapat dalam visi, (b) memberikan petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai, (c) memberikan petunjuk kelompok sasaran mana termasuk instansi pemerintah yang akan dilayani oleh, dan (d) memperhitungkan berbagai masukan dari para pemangku kepentingan.
Pernyataan misi yang dikaitkan dengan Visi BPS dijabarkan sebagai berikut:
1. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang
Catatan atas Laporan Keuangan - 12 -
2. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui
pembinaan dan koordinasi di bidang statistik
3. Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah
untuk kemajuan perstatistikan
Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengamanatkan BPS untuk menyediakan data dan informasi statistik pada skala nasional maupun regional, serta melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan standarisasi dalam penyelenggaraan statistik.
Rumusan Tujuan BPS untuk mendukung upaya pencapaian visi dan misi BPS dapat dijelaskan melalui pemaparan bagan di bawah ini.
VISI BPS 2015-2019 Pelopor data statistik terpercaya untuk semua MISI BPS 2015 - 2019
1. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional
2. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang Berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik
3. Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan
TUJUAN 2019
1. Peningkatan kualitas data statistik melalui kerangka penjaminan kualitas
2. Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik
3. Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik
4. Peningkatan birokrasi yang akuntabel
Adapun tujuan BPS dalam rangka mencapai Visi BPS dan mewujudkan Misi BPS untuk kurun waktu 2015 - 2019 adalah sebagai berikut :
1. Tujuan 1 : Peningkatan kualitas data statistik melalui kerangka penjaminan kualitas, terkait dengan:
 Misi ke-1 : Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional / internasional,
 Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan
amanah untuk kemajuan perstatistikan.
2. Tujuan 2 : Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik, terkait dengan:
Catatan atas Laporan Keuangan - 13 -
 Misi ke-2 : Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang
berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik,
 Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan
amanah untuk kemajuan perstatistikan.
4. Tujuan 3 : Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan
pembinaan yang efektif di bidang statistik, terkait dengan:
 Misi ke-2 : Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang
berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik,
 Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan
amanah untuk kemajuan perstatistikan.
5. Tujuan 4 : Peningkatan Birokrasi yang akuntabel, terkait dengan:
 Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan
amanah untuk kemajuan perstatistikan.
Tujuan pertama pembangunan statistik menuntut BPS untuk meningkatkan kualitas data statistik. Tujuan pertama ini akan didukung dan diupayakan dengan
menerapkan program Statcap CERDAS (Statistical Capacity Building Change and
Reform for Development of Statistics in Indonesia) kerangka penjaminan kualitas. Tujuan kedua berupa peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik. Keberhasilan upaya peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik tidak terlepas dari dukungan dan peranan TIK, yang diwujudkan melalui pembangunan arsitektur dan kerangka TIK dan manajemen informasi. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penggunaan TIK statistik. Tujuan kedua ini akan diperkuat oleh komponen kedua Statcap CERDAS yaitu Penguatan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Sistem Informasi Manajemen Statistik.
Tujuan ketiga Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik, di dalam tujuan tersebut memuat misi BPS untuk meningkatkan peran BPS: sebagai Pusat Rujukan Statistik dalam terselenggaranya SSN, sebagai koordinator penyelenggaraan statistik di Indonesia, baik statistik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah ataupun masyarakat. Dengan demikian, fungsi BPS sebagai Pusat Rujukan Statistik dapat menghasilkan data dan informasi statistk yang diperlukan oleh semua pihak. Tujuan ketiga ini akan diperkuat oleh komponen keempat Statcap CERDAS yaitu penguatan kelembagaan.
Catatan atas Laporan Keuangan - 14 -
Tujuan keempat Peningkatan Birokrasi yang akuntabel, di dalam tujuan tersebut terkait dengan misi membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. Untuk itu, peningkatan kapasitas dan kemampuan tenaga statistik di pusat maupun daerah harus terus dilakukan. Tujuan keempat ini diperkuat dengan komponen ketiga Statcap CERDAS yaitu pengembangan sumber daya manusia.
BPS telah menetapkan nilai-nilai inti yang dapat dijadikan sebagai pedoman oleh setiap pegawainya dalam menetapkan keputusan berkaitan dengan upaya pencapaian visi dan misi BPS. Nilai-nilai inti BPS tersebut adalah sebagai berikut : Nilai-nilai Inti (core values) Badan Pusat Statistik adalah:
 Profesional (Kompeten, Efektif, Efisien, Inovatif dan Sistemik),
 Integritas (Dedikasi, Disiplin, Konsisten, Terbuka dan Akuntabel),
 Amanah (Terpercaya, Jujur, Tulus dan Adil).
Nilai-nilai inti BPS ini merupakan pondasi yang kokoh untuk membangun jati diri dan penuntun perilaku setiap insan BPS dalam melaksanakan tugas. Adapun penjabaran dari nilai-nilai Inti BPS ini adalah sebagai berikut:
1. Profesional
Profesional merupakan modal dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai dalam melaksanakan profesi/tugasnya, dengan unsur-unsur sebagai berikut:
o Kompeten : mempunyai keahlian dalam bidang tugas yang diemban,
o Efektif : memberikan hasil maksimal,
o Efisien : mengerjakan setiap tugas secara produktif, dengan sumber daya
minimal,
o Inovatif : selalu melakukan pembaruan dan atau penyempurnaan melalui
proses pembelajaran diri secara terus-menerus,
o Sistemik : meyakini bahwa setiap pekerjaan mempunyai tata urutan
proses sehingga pekerjaan yang satu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pekerjaan yang lain.
2. Integritas
Integritas merupakan sikap dan perilaku kerja yang harus dimiliki oleh setiap pegawai dalam pengabdiannya kepada organisasi, dengan unsur-unsur sebagai berikut :
Catatan atas Laporan Keuangan - 15 -
o Dedikasi : memiliki pengabdian yang tinggi terhadap profesi yang
diemban dan institusi,
o Disiplin : melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan,
o Konsisten : selarasnya kata dengan perbuatan,
o Terbuka : menghargai ide, saran, pendapat, masukan, dan kritik dari
berbagai pihak,
o Akuntabel : bertanggung jawab dan setiap langkahnya terukur.
3. Amanah
Amanah merupakan sikap kerja yang harus dimiliki oleh setiap pegawai untuk dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan unsur-unsur sebagai berikut:
o Terpercaya : melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, yang
tidak hanya didasarkan pada logika tetapi juga sekaligus menyentuh dimensi mental spiritual,
o Jujur : melaksanakan semua pekerjaan dengan tidak menyimpang dari
prinsip moralitas,
o Tulus : melaksanakan tugas tanpa pamrih, menghindari konflik
kepentingan (pribadi, kelompok, dan golongan), serta mendedikasikan semua tugas untuk perlindungan kehidupan manusia, sebagai amal ibadah atau perbuatan untuk Tuhan Yang Maha Esa,
o Adil : menempatkan sesuatu secara berkeadilan dan memberikan haknya.
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LEBAK
Badan Pusat Statistik (BPS) sesuai dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 dan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 mempunyai Perwakilan BPS di Daerah yang merupakan Instansi Vertikal BPS di Daerah.
Organisasi dan tata kerja BPS di daerah diatur dalam Peraturan Kepala BPS Nomor 121 Tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di Daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut :
Catatan atas Laporan Keuangan - 16 - Gambar 1. Struktur Organisasi BPS Kab. Lebak
Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Semester I Tahun 2017 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh BPS Kabupaten Lebak. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.
Basis
Akuntansi A.4. BASIS AKUNTANSI
BPS Kabupaten Lebak menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada
Catatan atas Laporan Keuangan - 17 -
saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dasar
Pengukuran
A.5. DASAR PENGUKURAN
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan BPS Kabupaten Lebak dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Kebijakan Akuntansi
A.6. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Semester I Tahun 2017 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh BPS RI yang merupakan entitas pelaporan dari BPS Kabupaten Lebak. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan BPS Kabupaten Lebak adalah sebagai berikut:
Catatan atas Laporan Keuangan - 18 - Pendapatan
LRA
1)Pendapatan- LRA
 Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara
(KUN).
 Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
 Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Pendapatan
LO 2) Pendapatan- LO
 Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai
penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
 Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai berikut:
o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai
dilaksanakan
o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan
periode waktu sewa.
o Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan
denda atau dokumen lain yang dipersamakan
 Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
 Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Belanja 3) Belanja
 Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara
yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
 Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
 Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja
Catatan atas Laporan Keuangan - 19 -
disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
 Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan
selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Beban 4) Beban
 Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam
periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
 Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset;
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
 Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan
selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Aset 5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.
Aset Lancar a. Aset Lancar
 Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
 Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan
sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.
 Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi
apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
b) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa
yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal
Catatan atas Laporan Keuangan - 20 -
c) Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut:
Kualitas Piutang Uraian Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d.
tanggal jatuh tempo 0.5%
Kurang Lancar
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan
10%
Diragukan
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan
50%
Macet
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan
100%
 Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbedaharaan/Ganti
Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.
 Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:
o harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
o harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
o harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh
dengan cara lainnya.
Aset Tetap b. Aset Tetap
 Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh
pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.
 Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.
Catatan atas Laporan Keuangan - 21 - Penyusutan
Aset Tetap
sebagai berikut:
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan
olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan
atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);
c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum
kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah
yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.
 Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya,
dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.
c. Penyusutan Aset Tetap
 Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan
penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.
 Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah;
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber
sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.
 Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Catatan atas Laporan Keuangan - 22 -  Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.
 Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan
Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun
Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun
Piutang Jangka
Panjang d. Piutang Jangka Panjang
 Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan/dijadwalkan
akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.
 Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan.
Aset Lainnya e. Aset Lainnya
 Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.
 Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.
Catatan atas Laporan Keuangan - 23 -
 Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan
metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
 Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut :
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud
Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat
(tahun)
Software Komputer 4
Franchise 5
Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
10
Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman Semusim.
20
Hak Cipta Karya Seni Terapan,
Perlindungan Varietas Tanaman Tahunan 25
Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser Fonogram.
50
Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I 70
 Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku
yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
Kewajiban 6) Kewajiban
 Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Catatan atas Laporan Keuangan - 24 -
 Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka
pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
 Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
Ekuitas 7) Ekuitas
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
Catatan atas Laporan Keuangan - 25 -
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Selama periode berjalan, BPS Kabupaten Lebak telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program pengadaan belanja modal pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja antara lain :
Tabel 1.
Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) per 30 Juni 2017 Angggaran Awal Anggaran Revisi Pendapatan
Pendapatan dari Pengelolaan BMN - -Pendapatan Lain-lain - -Jumlah Pendapatan - -Belanja
Belanja Pegawai 3.940.067.000 3.940.067.000
Belanja Barang 2.482.947.000 2.645.193.000
Belanja Bantuan Sosial -
-Belanja Modal 0 299.500.000
Jumlah Belanja 6.423.014.000 6.884.760.000 2017
Uraian
BPS Kabupaten Lebak melakukan 2 (dua) kali revisi anggaran yang merupakan kewenangan Kantor Wilayah Dirjen Perbendaharaan Kabupaten Lebak maupun Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan dengan rincian sebagai berikut:
1. Surat Pengesahan DIPA Petikan T.A. 2017 Revisi ke-1 tanggal 5 April 2017 merupakan hasil revisi anggaran kewenangan Kanwil Dirjen Perbendaharaan Propinsi Banten. Kategori revisi anggaran, yaitu perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan pagu anggaran belanja modal berupa pengadaan kendaraan dinas roda 4 dan termasuk pergeseran rincian anggaran belanja dan revisi administrasi, dan ralat rencana penarikan dana dalam halaman III DIPA. Revisi anggaran menghasilkan DIPA Petikan baru dengan nomor Digital Stamp (DS): 3173-2365-6147-4862 dan total nilai pagu sebesar Rp6.844.760.000 (Enam milyar delapan ratus empat puluh empat juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah).
2. Surat Pengesahan DIPA Petikan Revisi ke-2 tanggal 2 Mei 2017 merupakan
hasil revisi anggaran kewenangan Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan. Revisi anggaran dilakukan dalam rangka ralat rencana penarikan dana dalam halaman III DIPA . Menghasilkan DIPA Petikan baru dengan nomor Digital Stamp (DS): 3173-2365-6147-4862 dan total nilai pagu sebesar
Catatan atas Laporan Keuangan - 26 - Realisasi
Pendapatan Rp578.784
Rp6.844.760.000 (Enam milyar delapan ratus empat puluh empat juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah).
B.1 Pendapatan
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada per 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp578.784 dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp833.176. Pendapatan BPS Kabupaten Lebak terdiri dari Pendapatan dari Pengelolaan BMN, Pendapatan Jasa dan Pendapatan Lain-lain. Rincian estimasi pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut :
Tabel 2.
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan
No Uraian Anggaran Realisasi % Real
Angg.
1 Pendapatan dari Pengelolaan BMN - 578.784 -
2 Pendapatan Jasa - 0 -
3 Pendapatan Iuran dan Denda - 0 -
4 Pendapatan Lain-Lain - 0 -
Jumlah - 578.784 -
Realisasi Pendapatan per 30 Juni 2017 mengalami penurunan sebesar 43,95 persen dibandingkan per 30 Juni 2015. Hal ini disebabkan :
1. Pendapatan dan Pengelolaan BMN mengalami kenaikan sebesar 43,95 persen yang hanya bersumber dari pendapatan sewa rumah dinas.
Penurunan itu disebabkan karena adanya perubahan nilai sewa rumah dinas pada TA 2016 sewa rumah dinas sebesar Rp.219.392, sementara pada TA 2017 sewa rumah dinas bulan Januari – Pebruari nilai sewa rumah dinas sebesar Rp219.392 dan bulan Maret- Juni sebesar Rp35.000.
Catatan atas Laporan Keuangan - 27 - Tabel 3
Perbandingan Realisasi Pendapatan per 30 Juni 2017 dan 2016
Realisasi 30 Juni
2017
1. Pendapatan dari pengelolaan BMN 578.784 833.176 (43,95)
2. Pendapatan Jasa -
-
3. Pendapatan Iuran dan Denda - -
-4. Pendapatan Lain-Lain - - -Jumlah 578.784 833.176 (43,95) Uraian Realisasi 30 Juni 2016 Naik/Turun (%) Realisasi Belanja Negara Rp. 2.608.557.417 B.2. Belanja
Realisasi Belanja instansi pada per 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp2.608.557.417 atau 37,89 persen dari anggaran belanja sebesar Rp6.844.760.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja p e r 3 0 J u n i 2 0 1 7 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per 30 Juni 2017
Uraian Anggaran Realisasi Belanja Penyerapan (%) Belanja Pegawai 3.940.193.000 1.717.978.983 43,60 Belanja Barang 2.645.193.000 882.863.434 33,38 Belanja Modal 299.500.000 9.215.000 3,08
Total Belanja Kotor 6.884.886.000 2.610.057.417 37,91
Pengembalian Belanja - (1.500.000)
Catatan atas Laporan Keuangan - 28 -
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:
Anggaran Realisasi Belanja Pegawai 3.940.067.000 1.717.978.983 Belanja Barang 2.645.193.000 881.363.434 Belanja Modal 299.500.000 9.215.000 500000000,0 1000000000,0 1500000000,0 2000000000,0 2500000000,0 3000000000,0 3500000000,0 4000000000,0 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Anggaran Realisasi
Anggaran dan realisasi belanja per 30 Juni TA 2017 berdasarkan program dan jenis belanja dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini :
Tabel 5.
Rincian Belanja Berdasarkan Program dan Jenis Belanja 30 Juni 2017
Program Kelompok Kerja Anggaran Realisasi Persentase
(%) 1. Belanja Pegawai (51) 3.940.067.000 1.717.978.983 43,60 DMPTL 2. Belanja Barang (52) 600.354.000 269.853.234 44,95
Jumlah 4.540.421.000 1.987.832.217 88,55
1. Belanja Pegawai (51) - - 0,00 PPIS 2. Belanja Barang (52) 2.044.839.000 613.010.200 29,98
Jumlah 2.044.839.000 613.010.200 29,98 Belanja Modal ( 53) 299.500.000 9.215.000 3,08 Jumlah 299.500.000 9.215.000 3,08 Jumlah Bruto 6.884.760.000 2.610.057.417 37,91 Pengembalian Belanja - (1.500.000) (100,00) Jumlah Neto 6.884.760.000 2.608.557.417 37,89 PSPA
Catatan atas Laporan Keuangan - 29 -
Berdasarkan Tabel 6 Perbandingan Realisasi Belanja per 30 Juni 2017 dan per 30 Juni 2016 menunjukkan bahwa realisasi belanja pada TA 2017 mengalami penurunan sebesar 106,13 persen dibandingkan realisasi belanja pada TA 2016. Penurunan realisasi belanja ini dipengaruhi oleh turunya belanja barang pada TA 2017 yang mengalami turun 290,46 persen dibandingkan belanja barang pada TA 2016.
Tabel 6.
Perbandingan Realisasi Belanja 30 Juni 2017 dan per 30 Juni TA 2016
Uraian Jenis Realisasi Realisasi Naik/ Persen
Belanja 30 Juni 2017 30 Juni 2016 Turun (%)
Belanja Pegawai 1.717.978.983 1.888.112.022 (170.133.039) (9,90) Belanja Barang 881.363.434 3.441.401.522 (2.560.038.088) (290,46) Belanja Modal 9.215.000 47.484.000 (38.269.000) (415,29) Jumlah 2.608.557.417 5.376.997.544 (2.768.440.127) (106,13) Belanja Pegawai Rp 1717.978.983 B.3 Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Pegawai pada per 30 Juni 2017 meliputi: Belanja Gaji dan Tunjangan PNS; Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai Non PNS; Belanja Honorarium; Belanja Lembur; dan Belanja Vakasi. Realisasi belanja pegawai 30 Juni 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah masing-masing sebesar Rp1.717.978.983 dan Rp1.888.112.022.
Berdasarkan Tabel 7 Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai per 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016, realisasi belanja per 30 Juni 2017 mengalami penurunan sebesar 9,90 persen dibandingkan pper 30 Juni 2016. Hal ini disebabkan adanya mutasi/perpindahan 2 pegawai BPS Kab Lebak ke BPS propinsi Banten dan BPS Kota Bekasi.
Catatan atas Laporan Keuangan - 30 -
Rincian belanja pegawai disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 7.
Perbandingan Belanja Pegawai per 30 Juni 2017 dan 2016
Jenis Belanja Realisasi
30 Juni 2017
Realisasi
30 Juni 2016 Naik/Turun Persen (%)
Belanja Gaji dan
tunjangan PNS 1.717.978.983 1.888.112.022 (170.133.039) (9,90) Belanja Gaji dan
tunjangan Non PNS - - - -Belanja Honorarium - - - -Belanja Lembur - - - -Belanja Vakasi - - -
-Realisasi Belanja Kotor 1.717.978.983 1.888.112.022 (170.133.039) (9,90)
Realisasi Pengembalian
Belanja Pegawai - -
-Realisasi Belanja Kotor 1.717.978.983 1.888.112.022 (170.133.039) (9,90)
Belanja Barang
Rp881.363.434
B.4 Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang per 30 Juni 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp881.363.434 dan Rp3.441.401.522. Realisasi Belanja Barang per 30 Juni 2017 mengalami penurunan sebesar 290,46 persen dibandingkan realisasi belanja barang per 30 Juni 2016.
Hal ini disebabkan :
 Pada Belanja Barang Non Operasional terjadi penurunan sebesar
737,11 disebabkan pada Belanja Bahan dan Belanja Honor Output Kegiatan, terutama pada pembayaran Belanja Honor di karenakan pada TA 2017 kegiatan SE2016 lanjutan belum dilakasanakan sehingga belum ada realisasi untuk kegiatan SE2016 lanjutan.
 Belanja Jasa juga mengalami penurunan sebesar 165,12 persen
kegiatan yang melibatkan pembayaran Belanja Jasa (honor moderator, honor pembicara) belum ada realisasi karena belum di laksanakan.
 Penurunan Belanja Perjalanan Dinas Dalam Negeri yang juga terkait
pelaksanaan SE2016 lanjutan sama belum realisasi karena belum dilaksanakan.
Catatan atas Laporan Keuangan - 31 - Belanja Modal
Rp9.215.000
Tabel 8.
Perbandingan Belanja Barang 30 Juni 2017 dan per 30 Juni 2016
Uraian Realisasi Realisasi Naik/ Persen
Jenis Belanja 2017 2016 Turun (%)
Belanja Barang
Operasional 159.649.040 94.097.788 65.551.252 41,06
Belanja Barang Non
Operasional 319.803.482 2.677.095.447 (2.357.291.965) (737,11) Belanja Barang Persediaan 5.846.718 130.527.204 (124.680.486) (2132,49) Belanja Jasa 23.188.860 61.478.741 (38.289.881) (165,12) Belanja Pemeliharaan 75.675.334 46.594.342 29.080.992 38,43 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 298.700.000 431.608.000 (132.908.000) (44,50) Realisasi Belanja Kotor 882.863.434 3.441.401.522 (2.558.538.088) (289,80) Pengembalian Belanja (1.500.000) - (1.500.000) (100,00) Realisasi Belanja Bersih 881.363.434 3.441.401.522 (2.560.038.088) (290,46) B.5. Belanja Modal
Realisasi Belanja Modal per 30 Juni 2017 dan per 30 Juni 2016 masing-masing sebesar Rp9.215.000 dan Rp47.484.000. Realisasi Belanja Modal per 30 Juni 2017 mengalami penurunan sebesar 415,29 persen dibandingkan per 30 Juni 2016 disebabkan :
Pada TA 2017 BPS Kab. Lebak baru terealisasi pembelian 1 unit Viewer merk BENQ @ Rp9.215.000 dengan BAST N0. 00144 tanggal 16 Pebruari 2017. No SPM 0039 tanggal 3 Maret 2017 . Sementara pada TA 2016 ada pengadaan mebeuler, 5 unit UPS dan bracket / Layar viewer 1 paket.