• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. iklan TVC Mie Sedap White Curry terhadap Brand Image. dugaan awal (hipotesis) antara variable satu dengan lainnnya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. iklan TVC Mie Sedap White Curry terhadap Brand Image. dugaan awal (hipotesis) antara variable satu dengan lainnnya."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain riset kuantitatif dengan tipe penelitian Eksplanatif, yaitu untuk menjelaskan pengaruh Endorser Syahrini dalam iklan TVC Mie Sedap White Curry terhadap Brand Image.

Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat direalisasikan. Penelitian eksplanatif adalah penelitian yang menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau lebih variable yang akan diteliti.1 Peneliti membutuhkan definisi konsep, kerangka konseptual, dan kerangka teori. Peneliti juga perlu melakukan kegiatan berteori untuk menghasilkan dugaan awal (hipotesis) antara variable satu dengan lainnnya.2

Penelitian eksplanatif merupakan riset yang memiliki tujuan untuk membuktikan hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti.3

(2)

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesinoner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.4 Metode penelitian survey adalah riset yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta tentang gejala-gejala atas permasalahan yang timbul.5

Penelitian survey merupakan metode terbaik yang tersedia bagi ilmuwan social yang tertarik pada usaha mengumpulkan data asli dalam rangka mendeskripsikan populasi yang terlalu besar bila diamati secara langsung.6

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah gabungan seluruh elemen yang memiliki serangkaian karakteristik serupa terkait dengan kepentingan masalah penelitian.7 Dengan kata lain populasi adalah keseluruhan gejala atau satuan yang diteliti.

Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Mercu Buana Jurusan

Marketing Communication and Advertising angkatan 2013, 2014 dan 2015. Pemilihan

4 Masri Sangarimbun & Sofian Efendi. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta. 1989. Hal 152 5 Husein Umar. Metode Riset Komunikasi Organisasi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2002. Hal 42

6 Earl Babbie. Menerapkan Metode Penelitian Survey untuk Ilmu-ilmu Sosial. Hal 61.

7 Naresh. K Maholtra. Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. 2004

(3)

populasi dalam penelitian ini berdasarkan keyakinan peneliti bahwa populasi tersebut memiliki perhatian serta pandangan khusus terkait dengan objek penelitian. Selain itu, pemilihan populasi tersebut karena pengetahuan yang dimiliki oleh populasi tersebut tentang pengetahuan endorser dan brand image dapat menjawab pertanyaan peneliti

yang ingin mengetahui apakah ada pengaruh endorser terhadap brand image. Dalam

penelitian ini, cakupan peneliti adalah mahasiswa Universitas Mercu Buana Jurusan

Marketing Communication and Advertising angkatan 2013, 2014 dan 2015 yang

mengetahui siapa Syahrini dan pernah melihat iklan Mie Sedap White Curry.

Tabel 3.1 Mahasiswa/i Marketing Communication and Adertising

No Angkatan Jumlah Total

1 2013 31

2 2014 61

3 2015 57

TOTAL 149

Sumber: BAA Mercu Buana, 28 November 2016

Pada penelitian kali ini yang akan dijadikan populasi pada Marcomm & Advertising

angkatan 2013, 2014 dan 2015 yang berjumlah 149 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel didefinisikan sebagai unit observasi yang dapat memberikan keterangan atau data-data yang diperlukan oleh suatu studi, dengan sendirinya sampel merupakan

(4)

himpunan bagian dari populasi dan sampel selalu mempunyai ukuran kecil jika dibandingkan dengan ukuran populasi yang bersangkutan.8

Dalam penarikan sampling peneliti menggunakan teknik penarikan simple random sampling, dimana teknik ini menggunakan pemilihan secara acak. Alasan peneliti menggunakan teknik penarikan ini karena populasinya yaitu mahasiswa universitas mercu buana jurusan marcomm and advertising yang daftar namanya ada di BAA, ini disebut kerangka sampling dalam simple random sampling.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa sampel yang akan dijadikan responden peneliti. Dalam penelitian ini, jumlah populasi sebesar 149 orang. Untuk memenuhi persyaratan tersebut maka dalam penentuan jumlah sampel peneliti menggunakan rumus perhitungan Slovin, dimana jumlah sampel akan ditentukan dengan jumlah populasi responden yaitu Mahasiswa Mercu Buana jursan Marcomm & Advertising angkatan 2013,2014 dan 2015 yang berjumlah 149 orang dengan nilai presisi 10%. Menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:9

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁𝑒2 Keterangan:

n : jumlah sampel yang dicari

8 I Gusti Ngurah Agung. Metode Penelitian Komunikasi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 1993. Hal 41.

9 Krisyanto, S.sos,. M.si. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 2006. Hal 162

(5)

N : jumlah populasi

e: jumlah presisi 10% (0,10)

Sampel diambil dari total populasi sebagai wakil dari populasi yang akan dijadikan responden. Dengan menggunakan rumus Slovin, maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah sebanyak: 𝑛 = 149 1 + 149 (10%)2 𝑛 = 149 1 + 149 (0,01) 𝑛 = 149 1 + 1,49 𝑛 =149 2,49 𝑛 = 59,83

Dari perhitungan tersebut, didapatkan hasil 59,83 orang maka dibulatkan menjadi 60 orang. Jadi, jumlah sampel yang diteliti sebanyak 60 responden.

3.4 Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep

3.4.1 Definisi Konsep

(6)

1. Selebriti Endorser

Endorser adalah tokoh / model yang digunakan dalam sebuah iklan.

Penggunaan endorser pada sebuah iklan agar produk tersebut bisa langsung

dikenal dikalangan masyarakat luas, apalagi endorser tersebut sudah dikenal

dikalangan masyarakat luas seperti tokoh masyarakat, artis dan atlet sehingga memudahkan produsen dalam mempromosikan produk tersebut.

Kriteria endorser itu sendiri meliputi:

a. Source Credibility, menggambarkan persepsi konsumen terhadap

keahlian, pengetahuan dan pengalaman yang relevan yang dimiliki oleh

endorser mengenai merek produk yang diiklankan serta kepercayaan

konsumen terhadap endorser untuk memberikan informasi yang tidak

biasa dan objektif. Kredibilitas memiiki dua sifat penting, yaitu:

Expertise, merupakan pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang

dimiliki endorser berkaitan dengan produk yang diiklankan

Trustworthiness, mengacu kepada kejujuran, integritas, dapat

dipercayai sebagai seorang sumber.

b. Source attractiveness atau daya tarik endorser baik dengan tampilan

fisik maupun non fisik yang menarik dapat menunjang iklan dan dapat menimbulkan minat audien untuk menyimak iklan. Daya tarik endorser

(7)

Similiarity, merupakan persepsi khalayak berkenaan dengan

kesamaan yang dimiliki oleh endorser. Kemiripan ini dapat berupa

karakteristik, demografis, gaya hidup, kepribadian, masalah yang dihadapi sebagaimana yang ditampilkan pada iklan, dan sebagainya

Familiarity, adalah pengenalan terhadap sumber melalui exposure.

Sebagai contoh penggunaan celebrity endorser dinilai berdasarkan

tingkat keseringan tampil di publik, sedangakan penggunaan typical person endorser dinilai berdasarkan keakraban dengan sosok yang

ditampilkan, karena sering dijumpai di kehidupan sehari-hari.

Likeability, adalah kesukaan audience terhadap narasumber karena

penampilan fisik yang menarik, perilaku yang baik atau personal lainnya

c. Source power, adalah karisma yang dipancarkan oleh narasumber

sehingga dapat memengaruhi pemikiran, sikap atau tingkah laku konsumen karena pernyataan atau pesan endorser tersebut.

2. Brand Image

Brand image atau citra merek dapat didefinisikan sebagai keseluruhan persepsi

dari terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu.

(8)

Stimulus yang muncul pada citra merek tidak terbatas pada yang bersifat fisik tetapi juga dapat yang bersifat psikologis. Ada tiga sifat stimulus yang membentuk citra merek, yaitu:

1. Stimulus yang bersifat fisik (atribut dari produk itu sendiri). Seperti harga, kualitas produk.

2. Stimulus yang bersifat psikologis seperti nama merek. Dimana diisi atribut tersebut bersifat emosional.

3. Stimulus yang bersifat kedua nya seperti kemasan produk, iklan produk. Maksudnya adalah stimulus yang bersifat fisik dan emosional

3.4.2 Operasional Konsep

Table 3.2 Operasionalisasi Konsep

Variabel Dimensi Sub. Dimensi Indikator Pengukuran

Selebriti Endorser (x) Source Credibility Expertise 1. Selebriti mempunyai pengetahuan yang luas 2. Selebriti memiliki keahlian tertentu 3. Selebriti mempunyai pengalaman terhadap produk yang bersangkutan 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat setuju Trustworthiness 1. Selebriti menyampaika n pesan dengan jujur

(9)

2. Selebrti dapat dipercaya untuk menjadi endorser 3. Pesan yang disampaikan selebriti dapat dipercaya Source Attractiveness Similiarity 1. Kesamaan endorser dengan produk yang diiklankan 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat setuju Familiarity 1. Endorser sebagai bintang iklan karena sosok nya sudah terkenal dan mudah ingat oleh konsumen 2. Endorser sebagai bintang iklan karena sosok nya sudah terkenal dan dapat menarik perhatian Likeablity 1. Endorser disukai karena mempunyai penampilan yang menarik 2. Endorser disukai karena sikap yang dimiliki

(10)

Source Power 1. Endorser mempunyai karisma dalam mempengaruhi konsumen karena pesan yang disampaikan 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat setuju Brand

Image (y) Citra Merek

Atribut fisik 1. Harga produk tersebut 2. Kualitas produk tersebut 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat setuju Atribut

psikologis 1. Nama merek yang berhubungan dengan emosional konsumen 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat setuju Atribut fisik dan

psikologis 1. Iklan produk tersebut 2. Kemasan produk tersebut 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat setuju

(11)

3.5 Validitas dan Reabilitas

3.5.1 Validitas

Uji validitas adalah sebuah alat pengumpul data yang digunakan untuk mengukur sah atau tidak nya kuesioner.10 Oleh karena itu, pertanyaan pada kuesioner dalam penelitian ini dikatakan valid jika pertanyaan tersebut mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jika koefisien korelasi r- hitung lebih besar daripada r-tabel, maka pertanyaan dianggap valid.

Validitas di uji dengan menghitung korelasi antar masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus korelasi “product moment” yang rumusnya sebagai berikut:

r = 𝑁 ∑𝑋𝑌−∑𝑋∑𝑌

√{𝑁∑𝑋2−(∑𝑋)2} {𝑁 ∑𝑌2 −(∑𝑌)2}

Keterangan:

r : koefisien korelasi Pearson’s Product Moment N : jumlah individu dalam sampel

X : angka mentah untuk variable X Y : angka mentah untuk variable Y

(12)

Pengukuran validitas instrument diperoleh dari hasil uji coba terhadap 60 responden dengan menggunkan SPSS 22.0 for windows. Uji coba validitas dilakkan

dengan mengkorelasikan skor yang ada dari setiap butir pernyataan dengan skor total untuk setiap variabel. Nilai r pada jumlah data (n) = 60 dengan taraf signifikansi 0.05 adalah 0,2542 kriteria pengujian dilakukan dengan cara membandingkan hasil perhitungan, jika rhitung > r tabel maka butir instrument dianggap valid, tetapi sebaliknya jika r hitung > r tabel, maka butir instrument di nggap tidak valid.

3.5.2 Reabilitas

Setelah uji validitas dilakukan, maka diteruskan dengan uji reabilitas. Reabilitas menurut Sugiyono (2009;354) diuji dengan menganilisa konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu.11 Reabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari variable. Dikatakan reliable/handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Husein Umar mengatakan, reabilitas adalah suatu nilai yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama.12 Maholtra (1966), suatu indicator dianggap cukup reliable bilamana 𝑎 ≥0,6.13 Sekaran

(1992), menambahkan bahwa reabilitas ≤0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.14 Jika nilaiya ≤0,6 maka kurang reliable, jika nilai

11 Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Alpabeta. Bandung. 2009. Hal 354 12 Husein Umar. Op. cit. hal 108

13 Solimun. Multivariate Analysis. Universitas Negeri Malang. Malang. 2002. Hal 81

(13)

nya 0,6 - 0,8 maka reliable dan jika nilainya diatas 0,8 maka sangat reliable. Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas pengamatan adalah Cronbach Alpha dengan cara membandingkan nilai alpha dengan standarnya dengan ketentuan jika : a. Cronbach Alpha > 0.6 maka instrument pengamatan dinyatakan reliable.

b. Cronbach Alpha < 0.6 maka instrumen pengamatan tidak reliable.

Tahapan perhitungan uji realibilitas dirumuskan dengan menggunaka rumus alpha cronbach sebagai berikut 15 :

𝑟11 = ( 𝑘 𝑘 − 1) (1 ∑𝑎2 𝑏 𝑎1𝑡 ) Keterangan : r11 : reabilitas instrument k : jumlah butir pertanyaan ∑a2b : jumlah varian butir a2b : varian total

(14)

Dalam pengumpulan data sebagai kelengkapan dari penelitian. Peneliti memperoleh informasi, data, petunjuk dan bahan-bahan pendukung lainnya dengan menggunakan dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder.

3.6.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti atau perorangan yang bersangkutan. Teknik pengumpulan data primer dalam penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket, yakni dengan cara memberikan pertanyaan terstruktur kepada responden yang disajikan dalam bentuk daftar pertanyaan yang diharapkan dijawab oleh responden. Survey dilakukan dengan membagikan kuesioner yang disebarkan kepada responden dengan serangkaian pertanyaan mengenai endorser dan brand image. Pengisian kuesioner dilakukan secara self-administered questionare, yaitu responden diminta untuk menjawab kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti (Neuman, 2003).16

3.6.2 Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara langsung maupun tidk langsung dari objek penelitian. Dalam hal ini penelitian mendapatkan sejumlah data yang diperlukan dengan cara melakukan studi kepustakaan. Dalam studi kepustakaan,

16 Lawrence W. Neuman. Social Research Methods: Qualitative and Quantitave Approaches. Person Education. Boston. 2003

(15)

peneliti mempelajari buku, jurnal, majalah, penelitian terdahulu, karya akademis dan artikel yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dibagi menjadi proses editing, coding, analisa dan interpretasi data.

3.7.1 Proses editing

Editing data meneliti data kembali yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data yang dikumpulkan tersebut cukup baik dan relevan untuk diproses atau diolah lebih lanjut.17

3.7.2 Proses Pengolahan Data (Coding)

Coding merupakan proses identifikasi dan klasifikasi data penelitian ke dalam skor numeric atau karakter symbol-simbol tertentu.18

Analisis data dimulai dari pengumpulan data yang masuk lalu dikumpulkan melalui pengisian kuesioner, sehingga penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian kuantitatif dalam penelitian ini. Data yang sudah masuk kemudian disusun kedalam angka, lalu data tersebut di organisasikan ke dalam bentuk tabulasi. Selanjutnya, dikelompokkan ke dalam bentuk table yang disesuaikan hasil jawab responden.

(16)

Pengukuran hasil jawaban dibuat dengan menggunakan skala likert 1-5. Untuk mengetahui analisis variable endorser dan variable brand image. Maka setiap hasil pernyataan tersebut dibuat dengan tingkat kategori penilaian sebagai berikut:

a. Sangat setuju diberi skor = 5

b. Setuju diberi skor = 4

c. Netral diberi skor = 3

d. Tidak setuju diberi skor = 2

e. Sangat tidak setuju diberi skor = 1

3.7.3 Uji Regresi

Dalam pembahasan skripsi ini peneliti menggunakan analisis data statistic dengan menggunakan Regresi Linier Sederhana.

Penelitian ini melibatkan dua variable dalam hal pegaruh (hubungan kausal) maka analisis yang tepat adalah analisis linear sederhana. Menurut Duwi Priyanto “regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variable independen (X) dengan variable (Y)”19

Rumus umum regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:20

19 Duwi Priyanto. Mandiri Belajar SPSS. Mediakom. Yogyakata. 2008, hal 75-76 20 Ibid hal 78

(17)

Keterangan:

Y : Variabel dependen (terikat) X : Variabel independen (bebas) a : konstanta (nilai Y apabila X = 0)

b : koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan variable dependen yang dependen yang didasarkan pada variable independen. Bila b(+) maka naik, bila b(-) maka terjadi penurunan.

Untuk mengetahui nilai a dan nilai b, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

𝑎 = ∑ 𝑌(∑ 𝑋 2 ) − ∑𝑋∑𝑌 𝑛∑𝑋2− (∑𝑋)2 𝑏 = 𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − ∑𝑋∑𝑌 𝑛∑𝑋2 − (∑𝑋)2 3.7.4 Korelasi Person

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode statistic kuantitatif dengan rumus koefisien korelasi pearson.

Ukuran ini digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan linier antara data yang memiliki tingkat pengukuran interval/rasio dengan arah hubungan simetrik. Untuk mendapatkan penafsiran koefisien korelasi yang ditemukan besar atau kecil, maka peneliti berpedoman pada ketentuan label “pedoman interpretasi koefisien korelasi” yaitu:

(18)

Table 3.3

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat hubungan / korelasi

0,00 - 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 0,1000 Sangat kuat

Sumber sugiyono, statistika untuk penelitian. Alfabeta. Bandung. 2009. Hal 211

3.7.5 Uji Hipotesis (Uji T)

Berdasarkan perumusan masalah yang sudah dikemukakan, maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut “endorser (syahrini) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand image Mie Sedap White Curry”

Ho: Tidak ada pengaruh antara selebriti endorser (syahrini) dalam iklan TVC mie sedap white curry terhadap brand image.

Ha: Ada pengaruh selebriti endorser (syahrini) dalam iklan TVC mie sedap White Curry terhadap brand image

Uji t dimaksudkan untuk mengetahui keberartian r (uji korelasi) dan untuk menerima atau menolak hipotesis yang telah diajukan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui variabel independen yaitu kredibilitas endorser terhadap variabel dependen yaitu Brand Image Kriteria pengujian :

Ho diterima : sig > 0,05 Ho ditolak : sig < 0,05

Gambar

Table 3.2 Operasionalisasi Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, pola asuh orang tua terhadap remaja pelaku klitih adalah pola asuh permisif, yang mana orang tua membiarkan, memanjakan, dan

Representasi kurva bahu terdiri dari bahu kanan dan bahu kiri. Daerah yang terletak di tengah-tengah bahu kanan dan bahu kiri direpresentasikan sebagai kurva bentuk

Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, denga alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan

(3) Jasaboga golongan B, yaitu jasaboga yang melayani kebutuhan khusus untuk: a) Asrama penampungan jemaah haji;. b) Asrama transito atau asrama lainnya;

Populasi dalam penelitian ini adalah Konsumen PT. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin diperoleh banyaknya sampel 100 orang.Variabel yang dikaji

Dengan adanya penurunan nilai factor loading pada penelitian ini, diharapkan kepada penelitian selanjutnya dengan faktor yang berbeda dapat menemukan saran-saran

Teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel dari penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin .Rumus Slovin adalah sebuah rumus atau formula

ERM disclosure berpengaruh langsung terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur lima sektor yang menjadi sampel penelitian