• Tidak ada hasil yang ditemukan

For Companies Both Big and Small: Running a Business on Smartphones

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "For Companies Both Big and Small: Running a Business on Smartphones"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas : Kelompok Berdua

Tanggal Penyerahan : 28 Agustus 2013

For Companies Both Big and Small: Running a Business on

Smartphones

Dosen: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc

Oleh:

Maulina Sendy Oktaviani

P056121931.50

Sally Wiedjarnarko P056121971.50

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem informasi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi untuk manajemen dalam mengambil keputusan dan juga untuk menjalankan operasional perusahaan, dimana sistem tersebut merupakan kombinasi dari orang-orang, teknologi informasi dan prosedur-prosedur yang tergorganisasi. Sistem informasi di dalam perusahaan menjadi sangat penting guna mendukung kelangsungan perkembangannya dan dapat membantu penyebaran informasi di masa lalu, sekarang, dan proyeksi masa depan baik secara lisan dan tulisan yang berhubungan dengan operasi perusahaan dan lingkungannya. Khususnya dalam meningkatkan kelancaran aliran informasi dalam perusahaan, kontrol kualitas dan menciptakan kerjasama dengan rekanan lainnya.

Dengan pemanfaatan teknologi informasi, organisasi dapat menjalankan proses bisnis dengan lebih cepat dan dapat mengolah data dengan lebih akurat. Organisasi yang dapat menerapkan teknologi informasi dengan efektif dan efisien menjadi lebih unggul dibandingkan dengan organisasi yang belum memanfaatkan teknologi informasi dengan baik. Sistem Informasi Manajemen membantu perusahaan dalam mengembangkan strategi bisnis, proses bisnis, serta mendukung proses pengambilan keputusan yang efektif sehingga dapat membantu perusahaan dalam mencapai kesuksesan. Terlebih jika melihat kondisi saat ini, dimana persaingan bisnis semakin ketat, Sistem Informasi Manajemen telah menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaan dalam menghadapi kompetitor.

1.2 Tujuan

Paper ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan umum tentang materi sistem

informasi manajemen. Dengan mempelajari isi paper ini, diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dasar mengenai SIM dan memahami peran sistem informasi manajemen dalam proses pengambilan keputusan

(3)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen adalah penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Ssistem informasi manajemen (SIM) didefenisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian. SIM berhubungan dengan pengolahan informasi yang didasarkan pada komputer (computer-based information processing) dan merupakan kumpulan dari sistem-sistem informasi (Pangestu, 2007). Sistem merupakan segala sesuatu yang terdiri dari sekumpulan elemen-elemen atau subsistem yang saling berhubungan (terintegrasi) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Interaksi diantara bagian-bagian sistem akan membawa pada tingkah lakunya yang didasarkan program dan dibutuhkan dalam suatu organisasi. Informasi merupakan suatu sumber daya organisasional yang yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi dan merupakan hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang berguna. Semua sistem informasi yang terkomputerisasi memiliki basis data (database) dasar yang dapat digunakan untuk menyimpan data yang diperlukan untuk mendukung fungsi-fungsi bisnis. Jika muncul permasalahan dalam sistem, dimana dapat berupa ketidakberesan pada sistem yang lama serta pertumbuhan organisasi dan juga dapat berupa usaha untuk meraih kesempatan (opportunities). Disamping itu, faktor teknologi informasi yang telah berkembang dengan cepat serta terdapat instruksi-instruksi (directives) dari pimpinan perusahaan, maka dengan demikian suatu sistem yang bersangkutan harus mengalami perkembangan atau dikembangkan.

2.2 Internet Working

Internetworked enterprises adalah perusahaan atau organisasi yang menggunakan

internetworking dalam menjalankan proses transaksi bisnisnya (O’Brien, 2002) Pengertian

internetworking adalah suatu bentuk hubungan kerjasama atau kemitraan yang

mendayagunakan teknologi informasi berbasis jaringan, baik itu intranet, ekstranet atau internet. Internetworking enterprises merupakan bisnis telekomunikasi, dimana telekomunikasi digunakan untuk pengiriman informasi (suara, data, teks dan gambar).

(4)

Paradigma bisnisnya yaitu pergerakan fisik menjadi pergerakan elektronik dimana transaksi dilakukan dalam bentuk pertukaran data secara elektronik (Electronic Data Interchange/EDI). Internetworking sangat mendukung transaksi di toko buku, membantu

dalam proses pemesanan (penggunaan barcode memudahkan pemesanan yang menggunakan system komunikasi elektronik seperti EDI, atau pemesanan lewat internet).

2.3 E-commerce

Menurut Johnson RE dalam Kuspriatni (2009), e-Commerce merupakan suatu tindakan melakukan transaksi bisnis secara elektronik dengan menggunakan internet sebagaimedia komunikasiyang paling utama. Pada website The Society For Electronic

Commerce And Rights Management dijelaskan bahwa e-Commerce secara umum

menunjukkan seluruh bentuk transaksi yang berhubungan dengan aktifitas-aktifitas perdagangan, termasuk organisasi dan perorangan yang berdasarkan pada pemrosesan dan transmisi data dijital termasuk teks, suara, dan gambar-gambar visual (Rini SW 2004). Lebih lanjut secara sederhana dijelaskan bahwa e-Commerce adalah menjual barang dagangan dan/atau jasa melalui internet. Seluruh pelaku yang terlibat dalam bisnis praktis diaplikasikan disini, seperti customer service, produk yang tersedia, kebijakan-kebijakan pengembalian barang dan uang, periklanan, dan lain-lain.

Sedangkan menurut Seminar (2008), e-Commerce adalah membeli atau menjual informasi, produk dan jasa melalui jaringan computer yang menggunakan internet, intranet ataupun extranet. Lebih lanjut dijelaskan bahwa e-Commerce memiliki empat prespektif. Pertama adalah komunikasi, yaitu untuk memberikan informasi produk atau jasa dan pembayaran. Kedua adalah bisnis, yaitu membuat otomatisasi transaksi bisnis dan workflows. Ketiga pelayanan, yaitu berhubungan dengan pengurangan biaya guna peningkatan kualitas dan percepatan service delivery. Terakhir adalah online, yaitu memiliki kemampuan menyediakan pembelian dan penjualan produk menggunakan internet atau pelayanan online yang lainnya.

Menurut Fuady M (2005) dalam Kholil M (2008), e-Commerce memiliki beberapa jenis transaksi yang dibedakan menurut pihak-pihak yang melakukan transaksi.

a. Busines to Busines (B2B)

Busines to Busines (B2B) juga dapat diartikan sebagai sistem komunikasi bisnis

online antar pelaku bisnis. Bentuk dadi B2B dapat berupa transaksi Inter-Organizational

(5)

b. Bussines to Cunsumer (B2C)

Bussines to Cunsumer (B2C) merupakan transaksi ritel dengan pembeli individual.

Selain itu B2C juga dapat berarti mekanisme toko online (electronic shoping mall) yaitu transaksi antara e-merchant dengan e-customer.

c. Consumer to Consumer (C2C)

Consumer to Consumer (C2C) merupakan transaksi dimana konsumen menjual

produk secara langsung kepada konsumen lainnya. Dapat diartikan pula saat seorang individu yang mengiklankan produk barang atau jasa, pengetahuan, maupun keahliannya di web.

d. Consumer to Bussines (C2B)

Consumer to Bussines (C2B) merupakan individu yang menjual produk atau jasa

kepada organisasi dan individu yang mencari penjual dan melakukan transaksi.

e. Non-Bussines Electronic Commerce

Non-Bussines Electronic Commerce meliputi kegiatan non bisnis seperti kegiatan

lembaga pendidikan, organisasi nirlaba, keagamaan dan lain-lain.

f. Intrabussines (Organizational) Electronic Commerce.

Kegiatan ini meliputi semua aktivitas internal organisasi melalui internet untuk melakukan pertukaran barang, jasa, dan informasi, menjual produk perusahaan kepada karyawan dalam perusahaan.

2.4 E- Business

e-Business atau Electronic business dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang

berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan proses pertukaran barang dan/atau jasa dengan memanfaatkan internet sebagai medium komunikasi dan transaksi ,dan salah satu aplikasi teknologi internet yang merambah dunia bisnis internal, melingkupi sistem, pendidikan pelanggan, pengembangan produk, dan pengembangan usaha. Secara luas sebagai proses bisnis yang bergantung pada sebuah sistem terotomasi. Pada masa sekarang, hal ini dilakukan sebagian besar melalui teknologi berbasis web memanfaatkan jasa internet. Terminologi ini pertama kali dikemukakan oleh Lou Gerstner, CEO dari IBM.

Marketspace adalah arena di internet, tempat bertemunya calon penjual dan calon

pembeli secara bebas seperti layaknya di dunia nyata (marketplace). Mekanisme yang terjadi di marketspace pada hakekatnya merupakan adopsi dari konsep “pasar bebas” dan “pasar terbuka”, dalam arti kata siapa saja terbuka untuk masuk ke arena tersebut dan bebas

(6)

melakukan berbagai inisiatif bisnis yang mengarah pada transaksi pertukaran barang atau jasa. (http://id.wikipedia.org/wiki/E-business).

E-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti

perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi komunikasi, komputer, dan data yang telah terkomputerisasi. (Steven Alter. Information System: Foundation of

(7)

III. STUDI KASUS

Pada awal tahun 2006, San Antonio, CPS Energy yang berpusat di Texas dan merupakan penyedia energi terbesar milik pemerintah, sedang berada pada puncak kejayaan dan kekayaan. Perusahaan ini memiliki peringkat obligasi tertinggi sebagai penyedia utilitas. Tenaga kerja dan pelanggan secara umum menyatakan kepuasan terhadap perusahaan. Dan yang paling penting, perusahaan ini menguntungkan. Dengan kata lain, tidak ada tanda-tanda eksternal dari perusahaan akan meluncurkan program teknologi baru dalam melakukan bisnisnya dan mengelola 4.000 tenaga kerjanya.

Tidak ada tanda-tanda eksternal yang terlihat, tetapi bagi orang – orang yang mengetahui, termasuk Christopher Barron, Wakil Presiden CPS Energy dan CIO, menyadari bahwa perubahan sudah dekat dan masa depan perusahaan mungkin bergantung padanya.

"Tenaga kerja yang kami miliki di perusahaan lebih banyak dari pada yang seharusnya dimiliki oleh perusahaan," kata Barron.

Barron melihat perusahaan lain dengan tenaga kerja yang mobile seperti FedEx dan UPS, ada perbedaan besar cara beroperasi dalam bisnisnya. Sebagai contoh, pekerja CPS tertentu memiliki sedikit atau bahkan tidak ada akses ke sistem IT dan sumber daya ketika mereka berada jauh dari kantor atau gudang. Mereka sering diminta untuk mengunjungi lokasi kerja atau lokasi pelanggan untuk mendiagnosis masalah atau menyarankan perbaikan yang benar sebelum melaporkan ke departemen atau pihak terkait, dan kemudian akan memulai proses penyelesaiannya. Hal ini berarti bahwa pengiriman pekerja bertambah, dan seluruh pekerjaannya bisa memakan waktu berhari - hari.

"Jika kami terus bekerja dengan cara manual untuk mencapai pekerjaan itu, kita tidak akan berada dalam posisi kompetitif di masa depan," kata Barron. Dari kesadaran inilah, maka program Magellan dilahirkan.

Program Magellan ini diharapkan oleh Barron dan rekan-rekannya sebagai cara yang lebih baik untuk memobilisasi dan menghubungkan secara tradisional tenaga kerja dan sistem yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Tujuan program adalah untuk memperluas jaringan infrastruktur CPS, membangun jaringan aman Wi-Fi sendiri di kantor-kantor dan gudang, dan menyebarkan smartphone dan aplikasi mobile custom untuk semua staf CPS yang saat ini tidak memiliki sebuah laptop atau perangkat mobile lainnya. Bagi Barron, tantangan pertama dan terpenting dalam menyebarkan smartphone bagi para pengguna yang besar adalah mendapatkan kepercayaan dari pihak eksekutif.

(8)

"Salah satu masalah terbesar kami adalah persepsi bahwa teknologi hanya sedikit menyajikan fasilitas selain e-mail, dan biayanya besar,". Barron mengatakan, "CIO akan mencoba untuk menghilangkan semua hambatan dari eksekutif senior meskipun membutuhkan waktu lama," Barron juga mengatakan, “ Jadi daripada hanya mencoba untuk mendapatkan kepercayaan para eksekutif dan meredakan semua ketakutan mereka tentang biaya, penggunaan dan keselamatan, kami telah pergi ke kelompok-kelompok tertentu, seperti para insinyur, para pekerja lapang, pekerja kantor. Karena harganya sangat murah, kita sudah mampu memberikan perangkat tersebut walaupun secara eksperimental”. Ada begitu banyak fungsi dalam perangkat genggam ini dan dua atau tiga aplikasinya telah terbukti,"katanya. "Anda hanya perlu memberikan perangkat ke tangan orangorang yang benar-benar perlu untuk menggunakannya dan mendemonstrasikannya."

Tiga cara inovatif para staf CPS dalam menggunakan smartphone mereka yaitu sebagai kamera digital di lokasi pekerjaan, sebagai pelacakan GPS, dan sebagai pemberitahuan darurat. Di masa lalu, CPS mungkin harus mengirimkan sekelompok kecil pekerja "umum" yang melakukan layanan panggilan dan akan memastikan orang agar tepat berada di sana. Sekarang, satu pekerja dapat mengunjungi lokasi, mengambil foto dari bagian yang rusak dari peralatan atau infrastruktur, dan kemudian mengirimkannya kembali ke kantor pusat atau kantor.

Kemudian para ahli mendiagnosis masalah dan mengirimkannya kembali bersama petunjuk untuk memperbaiki masalah atau pengiriman berita yang sesuai, yang tersedia langsung melalui e-mail suara dan teks SMS melalui smartphone.

"Penggunaan program Magellan melalui smartphone dan teknologi lainnya, akan memberdayakan semua karyawan, apapun pekerjaan yang mereka lakukan, sehingga membentuk suatu jaringan besar dalam perusahaan" kata Baron. "Sekarang setiap orang mengambil bagian dalam jaringan kami." Perusahaan juga melihat keuntungan yang signifikan dalam efisiensi rantai penawaran yang berkaitan dengan program Magellan dan penyebaran smartphone. Ia mengatakan sebagai contoh, smartphone membantu mempercepat proses pemesanan pembelian, karena di masa yang lalu orang atau sekelompok orang tertentu perlu tempat untuk menyetujui pesanannya. Sekarang persetujuan dapat dilakukan secara praktis hampir di mana saja dengan cakupan jangkauan selular. Dalam rantai pasokan, perusahaan pembeli juga dapat mengunjungi gudang dan langsung memesan, dan waktu pemesanan menjadi lebih cepat serta lebih proaktif bagi management secara keseluruhan. Hanya dalam satu tahun, untuk menutup pembelian dan pengadaan penawaran menurun lebih

(9)

dari 65 persen. Juga, tingkat persediaan berkurang lebih dari $8 juta sejak program Magellan dimulai.

Selain tingkat kepuasan karyawan dan pelanggan yang naik, Barron mencatat, karena staf sekarang memiliki lebih banyak akses ke sistem perusahaan dan informasi, akibatnya mereka merasa lebih dekat dengan bisnis. Karena CPS sekarang ini dapat menyelesaikan masalah pelanggan lebih banyak dan lebih sedikit prosesnya, serta telah mempersingkat waktu dalam menyelesaikan sebagian besar layanan panggilannya, maka para pelanggan menjadi lebih senang. Pada kenyataannya, perusahaan menerima nilai tertinggi di J.D Power and Associates' 2007 dalam Gas Utility Residential Customer Satisfaction Survey.

Teknologi tidak lagi sebagai ruang lingkup yang eksklusif dari perusahaan besar dengan anggaran IT yang signifikan. Lloyd's Construction di Eagan, Minnesota, sepertinya tidak membutuhkan perangkat software telepon yang mencolok. Uang 9 juta dollar per tahun diperlukan oleh perusahaan pengangkutan yang telah dijalankan oleh keluarga yang sama selama 24 tahun untuk melakukan pembongkaran. Lloyd's membongkar bangunan komersial dan residensial tersebut dan kemudian mengangkutnya pergi. Apa yang lebih sederhana? Yaitu mencari 100 orang pegawai, 30 truk, dan lebih dari 400 dumpsters. Koordinasi merupakan bagian sangat penting untuk menumbuhkan bisnis bagi Stephanie Lloyd, 41, yang telah menjalankan perusahaan tersebut selama empat tahun terakhir. Sampai saat ini, Lloyd's telah menganalisis angka, buku besar, dan menghitung software akuntansi di perusahaan PC untuk melacak pekerja dan peralatan. Apabila keadaan menjadi buruk, perusahaan menggunakan radio untuk berkoordinasi dengan para pekerja di tempat kerja. Menara telepon seluler banyak di Minnesota, akibatnya kualitas penerimaan radio Lloyd menjadi buruk. Karena itulah, Lloyds memutuskan perusahaan mereka terjun ke abad ke-21, yakni dunia

smartphone.

Lloyd's sudah mempertimbangkan beberapa kali produktivitas mobile software sebelum memilih e-Trace, yang berasal dari sebuah perusahaan bernama GearWorks yang berpusat di kota seberangnya. Tidak hanya softwear GearWorks lokal, tetapi ditunjuk juga

software lain untuk digunakan pada Sprint Nextel i560 dan i850 telepon oleh industri

konstruksi ini. Lloyd's sudah mulai membeli ponsel ini untuk berbicara dan memisahkan pekerja dari radio yang sudah rusak. Para technophobic staf mengalami kesulitan. Karyawan harus dibimbing oleh ahlinya untuk mengetahui fitur dasar pada ponsel baru mereka. Selama 18 bulan, dua sistem berlari berdampingan: e-Trace seperti dihapus, sistem kertas lama dan sistem pensil juga seperti dihapus. Namun ketidakkonsistenan dalam akutansi tidak menyebar secara cepat.

(10)

Dan e-Trace memunculkan masalah bagi tenaga kerja yang sensitif. Perangkat lunak ini akan menampilkan pemetaan terpadu dan data perjalanan yang menunjukkan lokasi terkini semua aset perusahaan. Mereka kecewa karena Lloyds mengetahui bahwa beberapa pekerja terlalu banyak menghabiskan waktu di tempat makan siang yang tidak pada rute yang ditentukan. Lloyd sangat bersimpati pada kebutuhan pekerja untuk beristirahat "Kita semua telah bekerja dalam pembongkaran di sini," katanya.

CEO GearWorks mengatakan tantangan yang dihadapi Lloyd's, "Semua produk ini akan berkerja pada tantangan dan kesempatan itu," kata Todd Krautkremer, 47 tahun. "Perangkat lunak kami bekerja dengan baik sehingga memberikan keleluasaan pada pelanggan untuk mengontrol laju perubahan dalam bisnisnya."

Setelah masalahnya itu dapat teratasi, maka keuntungannya menjadi jelas. Perusahaan mempekerjakan 12 sopir, 22 mandor, dan 7 pekerja kantor yang semuanya dilengkapi 41 ponsel yang telah menggunakan e-Trace. Perusahaan membeli paket data tak terbatas untuk setiap telepon, totalnya sekitar $4.000 per bulan. Adanya tambahan biaya jaringan lainnya, Lloyd's menghabiskan sekitar $50,000 per tahun untuk mendapat solusi bisnis, akuntansi, dan komunikasi yang lengkap.

Sebelum menggunakan e-Trace, perusahaan membayar seorang akuntan 40 jam seminggu untuk membantu perusahaan. Sekarang orang itu datang satu hari selama 6 jam dalam seminggu, sehingga telah menghemat sekitar $1000 per minggu. Lloyd mengatakan, input data dan efisiensi pekerjaan oleh operator dan mandor 1½ kali lebih cepat daripada sistem kertas dan radio. Pekerjaan penyaluran yang lebih efisien telah memotong biaya bahan bakar sekitar 30 persen. Dan karyawan telah berhenti membuat transaksi-transaksi yang tidak sah. Lloyd memperkirakan peningkatan kinerja bersih 10-12 persen, atau kira-kira $1 juta untuk tahun 2007.

(11)

IV. PEMBAHASAN

A. Bagaimana cara smartphone membantu perusahaan-perusahaan ini agar lebih menguntungkan? Sejauh apakah perbaikan dalam kinerja perusahaan yang akan datang dilihat dari pendapatan yang meningkat atau pengurangan biaya? Berikan beberapa contoh dari kasus?

Jawab :

Seperti diketahui bahwa Smartphone adalah Handphone yang bernilai tinggi dan perusahaan perlu memberikan kepada orang-orang yang memang memerlukannya dan harus dilakukan demonstrasi keunggulan fitur-fiturnya. Penemuan inovatif menunjukkan bahwa smartphone dapat digunakan untuk digital camera, mekanisme tracking GPS, dan pemberitahuan untuk kondisi darurat. Di masa lalu perusahaan harus mengirimkan sekelompok orang untuk memenuhi layanan panggilan untuk memenuhi permintaan konsumen, sedangkan pada saat ini seorang pekerja dapat mengunjungi lokasi, memfoto peralatan infrastruktur yang rusak dan mengirimkannya ke kantor pusat. Hasil foto akan dianalisa dan didiagnosa oleh ahlinya, dan akan menyampaikan instruksi untuk perbaikan yang harus dilakukan, serta melakukan perintah pengiriman pekerja yang sesuai melalui fasilitas suara, email atau sms melalui smartphone. Dalam waktu satu tahun waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pembelian dan transaksi pengadaan menurun lebih dari 65 %, sedangkan tingkat/level inventory berkurang lebih dari 8 juta US$ sejak program peluncuran smartphone dilaksanakan.

Smartphone juga membantu perusahaan salah satunya dengan pengurangan

biaya-biaya yang tidak diperlukan, dan smartphone juga memberdayakan para karyawan agar pekerjaan selesai dengan lebih cepat, tepat dan mudah untuk mencapai target perusahaan. Hal ini membuat konsumen merasa lebih puas dengan kinerja perusahaan. Telah terjadi kepuasan pada karyawan dan pada pelanggan yang levelnya meningkat. Para staf sekarang lebih mudah untuk mengakses sistem informasi perusahaan dan staf merasa lebih dekat dengan bisnis mereka. Sekarang perusahaan dapat memecahkan permasalahan pelanggan dengan proses yang lebih singkat (mereka dapat mengurangi waktu menemui pelanggan dalam rangka memenuhi layanan service call), sehingga dapat memuaskan konsumen.

Lloyd's yang sudah mempertimbangkan setengah lusin produktivitas mobile software sebelum menetap di e-Trace, sudah mulai membeli ponsel “push to talk” agar dapat

(12)

memisahkan pekerja dari radio yang sudah rusak. Software (e-Trace) ini menampilkan pemetaan terpadu dan perjalanan data yang menunjukkan lokasi saat ini di semua aset perusahaan. Setelah masalahnya dapat teratasi, maka keuntungannya menjadi jelas. Perusahaan mempekerjakan 12 sopir, 22 mandor, dan 7 pekerja kantor yang menggunakan 41 ponsel yang menggunakan e-Trace. Perusahaan membeli paket data tak terbatas untuk setiap telepon, totalnya sekitar $4.000 per bulan. Tambahan biaya jaringan lainnya, dan Lloyd's menghabiskan sekitar $50,000 per tahun untuk solusi bisnis, akuntansi, dan komunikasi yang lengkap.

Sebelum e-Trace ini diterapkan, perusahaan harus membayar seorang akuntan 40 jam seminggu untuk membantu perusahaan. Sekarang seorang akuntan hanya datang satu hari selama 6 jam dalam seminggu dan menyimpan sekitar $1.000 per minggu. Pemasukan data dan pengurangan pengerjaan oleh operator dan mandor, Lloyd mengatakan, sekitar 1½ kali lebih cepat daripada kertas dan radio. Penyaluran lebih efisien telah memotong biaya bahan bakar sekitar 30 persen. Lloyd memperkirakan peningkatan bersih kinerja 10-12 persen, atau kira-kira $1 juta untuk tahun 2007, tidak buruk kembali pada $50.000.

Contoh perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan program sejenis e-Trace adalah FedEx dan UPS, yang digunakan sebagai program pelacak kiriman. Program pelacakan kiriman ini tidak hanya dapat diakses oleh internal perusahaan sebagai kontrol pengiriman yang mereka lakukan namun juga, oleh konsumen mereka. Konsumen dapat melakukan pengecekan dengan mengakses website mereka seperti salah satu progran tracking pada perusahaan FedEx.

B. Perusahaan yang dijelaskan dalam kasus menemukan cukup banyak perlawanan dari karyawan ketika memperkenalkan smartphone teknologi. Menurut Anda, mengapa ini terjadi? Apa yang bisa lakukan perusahaan untuk meningkatkan penerimaan inisiatif ini? Mengembangkan dua proposisi alternatif.

Jawab :

Para pekerja CPS tidak memiliki akses kepada sumber dan jaringan system IT ketika lokasi mereka jauh dari kantor ataupun gudang. Para pekerja sering mengunjungi lokasi kerja atau lokasi pelanggan untuk mendiagnosa permasalahan yang terjadi dan menyarankan perbaikan sebelum melaporkan kepada departemen atau instansi terkait yang akan melakukan tindakan perbaikan/penyelesaian yang artinya harus melakukan penambahan pekerja. Jadi

(13)

jika perusahaan tetap mempertahankan jumlah tenaga kerja yang ada untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut, maka perusahaan ini tidak akan kompetitif di masa yang akan datang.

Salah satu hambatan terbesar perusahaan adalah adanya persepsi yang berkembang bahwa teknologi akan meminimalkan pertemuan fisik dalam bentuk rapat di belakang meja, dan teknologi memerlukan dana yang banyak, dan hambatan-hambatan yang ada harus dihilangkan selamanya. Para karyawan menolak karena karyawan merasa tidak nyaman dengan teknologi baru karena mereka harus mempelajari dari awal, yang membutuhkan waktu lama untuk belajar menggunakan teknologi baru tersebut. Barron mengatakan bahwa informasi haruslah disampaikan kepada pare eksekutif untuk meredakan ketakutan mereka akan besarnya biaya, penggunaan dan keamanannya, dan juga telah dilakukan pendekatan kepada kelompok-kelompok tertentu yaitu insinyur, pekerja lini, pekerja kantor dan karena biayanya murah telah dilakukan pembangian perangkat tersebut kepada mereka untuk dilakukan percobaan. Untuk mengatasi hal ini perusahaan harus menemukan cara yang tepat agar teknologi ini dapat diterapkan. Salah satu caranya adalah perusahan menggunakan cara “step by step” , dimana perusahaan tidak secara penuh mengimplementasikan teknologi tersebut.

Salah satu contoh perusahaan yanng telah berhasil menggunakan cara tersebut adalah pada PT Garuda Indonesia. Sebelumnya PT Garuda Indonesia harus membayar mahal karena adanya kesalahan penerapan sistem teknologi informasi (TI) yang menyebabkan puluhan jadwal penerbangannya menjadi kacau. Sistem baru yang mengintergasikan sistem dalam perusahaan penerbangan ini mengalami gangguan teknis. Integrated Operational Control

System (IOCS) Garuda Indonesia yang didalamnya menyinergikan jadwal penerbangan,

pergerakan pesawat, serta awak kabin tidak berjalan sesuai harapan. Akibat ketidaksesuaian antara jadwal awak kabin dan jadwal penerbangan yang ada, maka dari itu mengakibatkan sejumlah penerbangan Garuda delay dan ada di antaranya dibatalkan. Selama dalam masa perbaikan sistem tersebut, perusahaan mengadakan pelatihan pengenalan sistem baru terhadap karyawan-karyawannya. Sehingga pada saat sistem selesai diperbaharui, karyawan telah dapat langsung menggunakannya dan jadwal penerbangan menjadi normal kembali.

C. CPS energi dan konstruksi Lloyd's menggunakan smartphone untuk membuat proses yang ada lebih efisien. Bagaimana bisa mereka menggunakan teknologi untuk menciptakan produk baru dan layanan untuk pelanggan mereka? Termasuk setidaknya satu rekomendasi untuk setiap organisasi.

(14)

Jawab :

Baik perusahaan CPS dan Lloyd’s menggunakan smartphone untuk membuat proses pekerjaan mereka agar lebih efisien. Contohnya untuk perusahaan CPS membantu perusahaan dengan tiga cara inovatif staf CPS menggunakan smartphone mereka sebagai kamera digital di situs pekerjaan, sebagai mekanisme pelacakan GPS, dan sebagai pemberitahuan penerima darurat. Sedangkan pada perusahaan Lloyd’s, software ini menampilkan pemetaan terpadu dan perjalanan data yang menunjukkan lokasi saat ini di semua aset perusahaan. Lloyd’s menemukan bahwa beberapa aset menghabiskan terlalu banyak waktu di luar tempat makan siang yang sama, tidak pada rute yang ditentukan. Teknologi ini dapat memberi tahu perusahaan mana saja karyawan yang beristirahat pada waktunya dan yang tidak.

Bagi perusahaan CPS sebaiknya lebih mengefisiensikan biaya yang dikeluarkan dengan menerapkan sistem bekerja dari rumah bagi karyawan yang tidak diperlukan kehadirannya di kantor. Dengan cara ini perusahaan dapat menghemat pengeluaran-pengeluaran yang berkaitan dengan biaya fixed cost, contohnya biaya sewa gedung serta biaya listrik. Selain itu, perusahaan juga perlu melakukan evaluasi penerapan teknologi

smartphone secara berkesinambungan, agar dapat diketahui dan dinilai secara komprehensif

dan up to date kelayakan teknologi tersebut. Hal ini ditujukan untuk memudahkan dalam proses penyempurnaan dan pengembangannya dengan berpatokan kepada prinsip benefit yang didapatkan jauh lebih besar daripada cost yang dikeluarkan.

Untuk perusahaan Lloyd’s, direkomendasikan agar mereka dapat membuat seperti sistem yang dapat mengetahui posisi inventaris perusahaan. Sehingga perusahaan dapat menghemat waktu pelaporan dan meminimalkan kehilangan inventaris sehingga dapat menghemat biaya. Pada inventaris tersebut dipasang sebuah bar kode , dimana apabila pegawai mereka mengecek inventaris tersebut dapat langseng memindai bar kode menggunakan smartphone yang mereka miliki dan langsung mengirimkannya ke jaringan

(15)

V.

KESIMPULAN

Smartphone adalah Handphone yang bernilai tinggi dan perusahaan perlu memberikan kepada orang-orang yang memang memerlukannya dan harus dilakukan demonstrasi keunggulan fitur-fiturnya. Penggunaan teknologi smartphone dapat memperbaiki kinerja beberapa perusahaan dalam hal pengurangan biaya-biaya yang tidak diperlukan dan memberdayakan para karyawan dalam melakukan pekerjaan secara lebih efisien dan lebih berkualitas sehingga berpengaruh kepada peningkatan pendapatan perusahaan tersebut.

(16)

VI.

DAFTAR PUSTAKA

Pangestu, D. W. 2007. Teori Dasar Sistem Informasi Manajemen. IlmuKomputer.com. [9 Agustus 2013].

O’Brien, JA. 2002. Management Information Systems : Managing Information Technology in

the E-Business Enterprise. 5th. Ed. Irwin Inc. Boston.

Rini SW. 2004. e-Commerce. [terhubung berkala].

http://www.sentralweb.com/wiwied.staff.gunadarma.ac.id [25 Jun 2011].

Kholil M. 2008. e-Commerce. [terhubung berkakla].

http:kholil.staff.uns.ac.id/files/2009/03/e-commerce-k-051 [26 Jun 2011].

Referensi

Dokumen terkait

respon siswa yang telah disajikan pada Lampiran 23 pada aspek kejelasan cara guru mengajar, menunjukkan hasil persentase respon siswa pada aspek kejelasan

[r]

Hasil yang ingin dicapai : Agar siswa mampu terhadapi tanggung jawab tentang pendidika Kesiapan siswa dalam menghadapi pendidikan dan kehidupan dengan mencari pengetahuan

Namun apabila barang tersebut tidak sesuai dengan apa yang diinformasikan, akad jual beli akan menjadi tidak sah, maka pihak yangmelakukan akad diperbolehkn untuk memilih

Sumber ketiga pendanaan yakni penerbitan global bonds senilai USD500 juta yang telah disetujui dalam rapat umum pemegang saham luar biasa.. 5 of 5 Please

Jika beban tetap diberikan maka regangan akan bertambah dimana material seakan menguat yang disebut dengan penguatan regangan (strain hardening) yang selanjutnya

Teks dan Olah Teks Otodidak Adobe Ilustrator (2018) Ceramah, diskusi, tanya jawab, praktek Berlatih membuat olahan font 1 x 3 SKS Mahasiswa mampu menerapkan

Sebagai kelanjutan dari narosan atau ngelamar pihak orang tua calon pengantin pria mulai mempersiapkan kepada piahak calon mempelai wanita, dilakukan 3-7 hari