• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Formula Newton-Cotes Untuk Menentukan Nilai Aproksimasi Integral Tentu Menggunakan Polinomial Berorde 4 dan 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Formula Newton-Cotes Untuk Menentukan Nilai Aproksimasi Integral Tentu Menggunakan Polinomial Berorde 4 dan 5"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Wahyu Sakti G.I. adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang

15

IMPLEMENTASI FORMULA NEWTON-COTES UNTUK MENENTUKAN NILAI APROKSIMASI INTEGRAL TENTU

MENGGUNAKAN POLINOMIAL BERORDE 4 DAN 5

Wahyu Sakti G. I.

Abstrak: Salah satu bentuk permasalahan yang dijumpai dalam persoalan matematika maupun keteknikan, adalah integrasi numerik. Banyak metode yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan persoalan integrasi numerik, yang umumnya diturunkan dari formula Newton-Cotes. Tulisan ini membahas implementasi formula Newton-Cotes untuk me-nentukan nilai aproksimasi integral tentu menggunakan polinomial berorde 4 dan 5. Untuk n = 4 diperoleh formula integrasi: dengan error

. Untuk n = 5 diperoleh formula integrasi: dengan error

. Berdasarkan error yang didapat, formula Newton-Cotes orde 4 lebih teliti dan lebih banyak digunakan dibandingkan dengan formula Newton-Cotes orde 5. Kedua formula integrasi numerik yang dibahas, akan lebih akurat kinerjanya, jika jumlah titik datanya merupakan kelipatan orde yang bersesuaian.

Kata-kata kunci: Newton-Cotes, nilai aproksimasi, integral numerik, polinomial

Penyelesaian persoalan matematika atau keteknikan dengan metode numerik, umumnya dapat diselesaikan dengan lebih dari satu cara atau metode. Pemilihan ter-hadap cara atau metode tersebut, dilaku-kan agar mendapatdilaku-kan penyelesaian yang efektif dan efisien, baik dari sisi kinerja maupun memori yang digunakan. Metode numerik yang diterapkan, secara umum-nya berbentuk algoritma yang dapat dise-lesaikan menggunakan komputer (Green-baum dan Chartier, 2012). Pada umum-nya, penyelesaian menggunakan metode numerik berbentuk pendekatan, sehingga menimbulkan error terhadap solusi yang dihasilkan (Heath, 2002). Solusi yang dihasilkan diupayakan memberikan error sekecil mungkin, dan dapat diterima ber-dasarkan pertimbangan praktis.

Salah satu bentuk permasalahan yang dijumpai dalam persoalan matematika ma-upun keteknikan, adalah integrasi nume-rik. Banyak metode yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan persoalan ini, dan pada umumnya diturunkan dari formula

Newton-Cotes (Rao, 2002 dan Bradie, 2005). Untuk polinomial berorde 1, 2, dan 3 telah banyak dibahas, namun untuk polinomial berorde lebih tinggi jarang dijumpai dan dibahas secara detail. Oleh karenanya, tulisan ini akan membahas implementasi formula Newton-Cotes un-tuk menenun-tukan nilai aproksimasi integral tentu dengan polinomial berorde tinggi, yakni orde 4 dan 5.

Selisih Muka

Jika adalah ni-lai-nilai dari fungsi f(x), maka

disebut selisih dari nilai-nilai f(x). Bila selisih nilai-nilai tersebut ditulis dalam bentuk

, maka disebut selisih muka pertama.

Selisih dari selisih muka pertama, dise-but selisih muka ke dua, yang ditulis da-lam bentuk . Analog

(2)

dengan hal tersebut, dapat didefinisikan selisih muka ke tiga, selisih muka ke empat, dan seterusnya. Dengan demikian secara berturut-turut dapat ditentukan nilai-nilai dari: … (1) ) … (3) … (4)

Dari Persamaan (1) sampai dengan Persa-maan (4), terlihat bahwa koefisien pada ruas kanan berbentuk koefisien binomial. (Wahyudin, 1987).

Untuk nilai-nilai sampai dengan , dapat dibentuk tabel selisih mukanya, seperti yang disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Selisih Muka f(x) f0 f1 f2 f3 f4 f5

(Sumber: Wahyudin, 1987; Chapra dan Canale, 2006)

Formula Integrasi Newton-Cotes

Bentuk umum formula integrasi New-ton-Cotes dapat dituliskan sebagai (Gerald dan Wheatley, 1989):

Dimana olinomial New-ton-Gregory forward. Polinomial tersebut, selanjutnya diekspresikan dalam bentuk:

Secara lengkap Persamaan (5) dapat ditu-liskan menjadi: METODE

Melalui Persamaan (7), selanjutnya dapat diturunkan formula-formula integrasi nu-merik tentu. Misal, untuk n = 1 diperoleh Metode Trapesoid (Trapesium), n = 2 di-peroleh Metode Simpson, dan n = 3 diper-oleh Metode Simpson . Untuk orde n yang lebih tinggi (n > 3), jarang dibahas secara khusus di dalam buku-buku teks. Berikut akan disajikan paparan formula Newton-Cotes untuk n berorde 4 dan 5.

Formula Integrasi Newton-Cotes untuk n = 4

Perhatikan Persamaan (7). Untuk n = 4, akan diperoleh:

(3)

Dengan mensubstitusikan Persamaan (1), (2), dan (3) pada setiap koefisien Persa-maan (8) yang sesuai, maka akan didapat:

Penyederhanaan lebih lanjut dari Persa-maan (9) akan diperoleh hasil:

Error Formula Integrasi Newton-Cotes Orde 4

Error formula integrasi Newton-Cotes,

ditentukan dengan menghitung nilai inte-gral pada penggalan Persamaan (7) se-bagai berikut:

... (11) Dengan demikian error untuk integrasi Newton-Cotes orde 4 besarnya adalah:

dimana adalah turunan ke 6 dari fungsi , dan .

Selanjutnya, Persamaan (12) dapat diubah menjadi: Penyelesaian persamaan tersebut mengha-silkan:

Formula Integrasi Newton-Cotes untuk n = 5

Seperti pada pembahasan sebelum-nya, perhatikan Persamaan (7). Dengan memasukkan nilai n = 5, maka akan didapat:

(4)

Dengan menerapkan model substitusi se-perti pada Persamaan (8), maka Persama-an (15) dapat disederhPersama-anakPersama-an menjadi:

( )

Error Formula Integrasi Newton-Cotes Orde 5

Seperti formula integrasi Newton-Co-tes orde 4, untuk menentukan error pada formula integrasi Newton-Cotes orde 5, digunakan Persamaan (11) dengan cara mengubah batas integrasinya, menjadi:

Error pada formula integrasi

Newton-Cotes orde 5 besarnya adalah:

Dimana adalah turunan ke 6 dari fungsi , dan .

Selanjutnya, persamaan (18) dijabarkan lebih lanjut menjadi:

Penyelesaian Persamaan (19), selanjutnya akan menghasilkan:

Perluasan Formula Integrasi Newton-Cotes

Formula Newton-Cotes yang telah di-paparkan dalam Persamaan (7), untuk n = 1 sampai dengan n = 10, masing-masing memberikan formula sebagai berikut: 1. Untuk n = 1, disebut metode

Tra-pesoid/Trapesium

2. Untuk n = 2, disebut metode Simpson (Simpson )

(5)

3. Untuk n = 3, disebut metode Simpson

4. Untuk n = 4, disebut metode Boole/ Milne

5. Untuk n = 5, tidak ada sebutan nama metodenya

6. Untuk n = 6, disebut metode Weddle

7. Untuk n = 7, tidak ada sebutan nama metodenya

8. Untuk n = 8, tidak ada sebutan nama metodenya

9. Untuk n = 9, tidak ada sebutan nama metodenya

10. Untuk n = 10, tidak ada sebutan nama metodenya

Dari ke sepuluh formulasi tersebut, umum nya hanya untuk n = 1 sampai dengan n = 3 saja yang memiliki turunan formula se-cara lengkap. Sese-cara khusus, turunan for-mula integrasi numerik untuk n = 4 dan n = 5 (yang telah dipaparkan di muka), hasilnya sama persis dengan formula yang diberikan oleh Weisstein (2012).

(6)

HASIL

Formula integrasi numerik untuk n = 4 dan n = 5, memiliki orde error yang sa-ma. Namun, formula integrasi numerik untuk n = 4 memiliki ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan n = 5. Rasio-nalisasi inilah yang mendasari mengapa formula integrasi numerik untuk n = 5 jarang digunakan dibandingkan dengan n = 4. Karena kurang populernya, bahkan formula integrasi numerik untuk n = 5 ti-dak memiliki nama/sebutan yang khusus. Demikian juga untuk orde-orde yang lebih

tinggi lainnya, kecuali untuk n = 6 yang populer dengan sebutan metode Weddle (Weisstein, 2012).

Guna melihat seberapa besar error yang didapat dari berbagai formula untuk n = 1 sampai dengan n = 10, berikut disa-jikan tabel perbandingan error antar formula integrasi numerik untuk f(x) = x12, dengan nilai sampai dengan . Perhatikan Tabel 1. Selanjutnya untuk melihat perbandingan error secara grafis, perhatikan Gambar 1.

Tabel 1. Perbandingan Error Formula Integrasi Numerik untuk n = 1 sampai dengan n = 10 untuk n ζ = 0 ζ = 0.25 ζ = 0.50 ζ = 0.75 ζ = 1.00 ζ = 1.25 ζ = 1.50 1 0.00 0.00000001 0.00001074 0.00061945 0.01100000 0.10244548 0.63431543 2 0.00 0.00000002 0.00000516 0.00013215 0.00132000 0.00786781 0.03383016 3 0.00 0.00000007 0.00001740 0.00044600 0.00445500 0.02655387 0.11417678 4 0.00 0.00000014 0.00000880 0.00010024 0.00056320 0.00214844 0.00641520 5 0.00 0.00000037 0.00002363 0.00026919 0.00151250 0.00576973 0.01722832 6 0.00 0.00000050 0.00000802 0.00004060 0.00012830 0.00031324 0.00064954 7 0.00 0.00000123 0.00001969 0.00009968 0.00031505 0.00076915 0.00159492 8 0.00 0.00000076 0.00000303 0.00000682 0.00001212 0.00001894 0.00002728 9 0.00 0.00000177 0.00000709 0.00001594 0.00002834 0.00004428 0.00006377 10 0.00 0.00000020 0.00000020 0.00000020 0.00000020 0.00000020 0.00000020

Gambar 1. Perbandingan Error Formula Integrasi Numerik Secara Grafis untuk

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ζ = 0 ζ = 0.25 ζ = 0.50 ζ = 0.75 ζ = 1.00 ζ = 1.25 ζ = 1.50

(7)

PEMBAHASAN

Dari tabel dan gambar yang disajikan, sekali lagi menegaskan bahwa dalam ka-sus tersebut, formula integrasi numerik n = 4 memiliki akurasi yang lebih baik di-bandingkan dengan formula integrasi nu-merik n = 5, untuk berbagai nilai . Di-samping itu, dalam kasus tersebut, untuk n = 10 memberikan nilai aproksimasi yang paling baik, karena error yang dihasilkan pada formula integrasi numerik untuk n = 10 sebanding dengan . Perhatikan juga, bahwa jika jumlah titik datanya me-rupakan kelipatan orde yang bersesuaian, akan memberikan hasil (aproksimasi) yang lebih akurat. Implikasi dari hal ter-sebut, bahwa formula integrasi numerik yang dibahas, baik untuk orde 4 maupun orde 5, akan lebih akurat kinerjanya jika jumlah titik datanya merupakan kelipatan orde yang bersesuaian.

KESIMPULAN

Dari paparan di atas, dapat ditarik ke-simpulan sebagai berikut:

1. Pengimplementasian formula integrasi Newton-Cotes, akan melibatkan formu-la selisih muka dan polinomial New-ton-Gregory forward.

2. Melalui formula Newton-Cotes, dapat diturunkan berbagai formula untuk me-nentukan nilai integrasi numerik dari berbagai orde polinomial.

3. Melalui formula Newton-Cotes, untuk n = 4, dapat diturunkan formula integra-si: , yang dikenal dengan sebutan metode Boole atau Milne.

4. Error untuk metode Boole atau Milne

besarnya sebanding dengan:

, dimana adalah turunan ke 6 dari dan

.

5. Melalui formula Newton-Cotes, untuk n = 5, dapat diturunkan formula integrasi:

.

6. Error untuk formula integrasi n = 5

(orde 5), besarnya sebanding de-ngan:

, dimana adalah turunan ke 6 dari dan .

7. Secara umum, formula integrasi nume-rik orde 4 (n = 4) lebih banyak diguna-kan, karena error yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan formula integrasi numerik orde 5 (n = 5).

8. Kedua formula integrasi numerik yang dibahas, baik untuk orde 4 maupun or-de 5, akan lebih akurat kinerjanya jika jumlah titik datanya merupakan keli-patan orde yang bersesuaian.

DAFTAR RUJUKAN

Bradie, Brian. 2005. An Introduction to

Numerical Analysis. Singapore:

Pear-son Education Asia.

Chapra, Steven C. dan Canale, Raymond. 2006. Numerical Method for Engineer. New York: McGraw-Hill Education. Fausett, Laurene V. 2003. Numerical

Me-thods: Algorithms and Applications.

Singapore: Pearson Education Asia. Gerald, Curtis F. dan Wheatley, Patrick O.

1989. Applied Numerical Analysis. Massachusetts: Addison-Wesley. Greenbaum, Anne dan Chartier, Timothy

P. 2012. Numerical Methods: Design, Analysis, and Computer

Implementa-tion of Algorithms. Princeton:

Prince-ton University Press.

Heath, Michael T. 2002. Scientific

Computing. New York: McGraw-Hill

(8)

Rao, Singiresu S. 2002. Applied Nume-rical Methods for Engineering and

Scientists. New Yersey: Prentice-Hall.

Wahyudin. 1987. Metode Analisis

Numerik. Bandung: Tarsito.

Weisstein, Eric W. 2009. Newton-Cotes

Formulas, (Online), (http: //

math-world.wolfram.com/ Newton-Cotes Formulas.html, diakses 4 Juli 2012).

Gambar

Tabel 1.  Selisih Muka
Tabel 1. Perbandingan Error Formula Integrasi Numerik untuk n = 1 sampai dengan n = 10 untuk                  n  ζ = 0  ζ = 0.25  ζ = 0.50  ζ = 0.75  ζ = 1.00  ζ = 1.25  ζ = 1.50  1  0.00  0.00000001  0.00001074  0.00061945  0.01100000  0.10244548  0.63431

Referensi

Dokumen terkait

FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI BELAJAR MAHASISWA SARPRAS LINGKUNGAN SOSIAL & PSIKOLOGIS TUJUAN PEMBELAJARAN BAHAN PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARAN SUMBER BELAJAR

Peningkatan jumlah yang masuk pada kategori ini merupakan angka yang tertinggi dari kategori yang lain setelah mahasiswa mendapat perlakuan metode pengajaran

Mengingat strategisnya peranan system informasi remunerasi, maka sistem tersebut harus didesain sebaik mungkin agar dapat memberikan layanan yang cepat dan akurat untuk karyawan

Untuk melihat pengaruh ukuran lubang udara terhadap dis- persi, maka perhitungan dispersi dilakukan untuk serat kristal fotonik Gambar 2 setelah radius lubang udara diubah, dengan

Hasil seleksi dan isolasi bakteri asam laktat asal air susu ibu berdasarkan karakteristik menggunakan media MRS agar CaCO3 1% , morfolosi sel dan fisiologis dapat

10% 6 Mahasiswa dapat memahami organisasi dan mekanisme kerja bank syariah serta kegiatan system operasional perbankan syariah • Organisasi dan mekanisme kerja bank

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada Laporan Laba Rugi Konsolidasi pada saat terjadinya,

Beberapa ketentuan dalam qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 21 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 3 Tahun 2009 tentang