• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE ROLE OF EUROPEAN UNION TO HANDLING ECONOMIC CRISIS GREECE ( )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THE ROLE OF EUROPEAN UNION TO HANDLING ECONOMIC CRISIS GREECE ( )"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

THE ROLE OF EUROPEAN UNION TO HANDLING ECONOMIC CRISIS

GREECE (2009-2013)

HERDI HARJA K

ABSTRACT

Intention of this research is to know how the role of European Union to handling economic crisis Greece on 2009-2013. So that the researcher tries to analyse of the goal, step, resistance, affect and the economic growth.

Framework in this study are supported by the following theories: The role of the International Organization Theory, Foreign Aids, Economic Crisis, Regionalism and International Cooperation in International Relations

The methods of this study research used descriptive qualitative analysis method, aiming to describe the facts relating to the problem under study. Most of the data collected through library research, online data retrieval, documentation, and interviews. The data has been analyzed by a theoretical approach to dealing with International Relations.

The results showed that the EU has done its role as an international organization that focuses on economic crisis. EU is providing bailout to Greece areas experiencing economic crisis. To help the implementation throughout by agreement Greece Government with European Union of the economic crisis programs have been done by Greece Government. Even though in help assistance EU faced resistance to handling economic crisis Greece but at least Greece’s economic has changed

Keywords: EU, International Organizations, Bailout, Economic Crisis, Greece I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berakhirnya Perang Dunia II, telah membawa perubahan besar dalam pola-pola hubungan antarnegara di level internasional. Perubahan besar itu terlihat dengan bermunculannya organisasi-organisasi kerjasama antarnegara, terutama di tingkat regional, misalnya Uni Eropa atau European Union (EU) di Eropa, North America Free Trade Area (NAFTA) di Amerika Utara, Association of South East Asian Nations (ASEAN) di Asia Tenggara, dan Mercado Comun del Sur (MERCOSUR) di Amerika Latin. Kehadiran organisasi-organisasi tersebut tentunya memberi warna baru bagi Hubungan Internasional (HI), dimana dunia cenderung bergerak menuju pada suatu tatanan dunia baru yang dikuasai organisasi-organisasi regional dan negara-negara ada dalam satu kesatuan (integrasi). Sebagai akibatnya, batas-batas negara menjadi kabur identitas wilayah menjadi samar serta terjadi pengerucutan jumlah negara. Terbentuknya organisasi-organisasi regional tersebut semakin

dibuat kompleks oleh adanya arus globalisasi (Luhulima, 2002:12).

Dalam sejarah perjalanannya, Uni Eropa menjelma menjadi satu kekuatan baru yang tangguh dan disegani masyarakat internasional karena dianggap sebagai satu-satunya organisasi regional yang berhasil secara penuh mengintegrasikan anggota-anggotanya dalam satu wadah kebijakan bersama dan menjadi organisasi yang selalu dicermati kebijakannya, karena dapat dipastikan membawa dampak internasional dikarenakan kebijakan tersebut merupakan suara bersama yang ditaati oleh semua negara anggotanya. Kebijakan bersama Uni Eropa sangat terlihat pengaruhnya di bidang ekonomi, meskipun dalam beberapa kasus, keputusan-keputusan Uni Eropa masih memberikan pengecualian untuk tidak ditaati karena kondisi-kondisi khusus yang dialami negara anggota (Luhulima, 2002:18).

Penyatuan mata uang menjadi euro merupakan salah satu langkah negara-negara Eropa untuk mencetak “Eropa Baru” yang lebih kuat di pentas ekonomi dan politik dunia. Jika harapan ini terwujud, akan lahir Eropa Baru

(2)

yang terintegrasi dengan konsumen sekitar 300 juta jiwa dan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) 6 triliun dollar. Eropa Baru ini bisa saja menandingi Amerika Serikat yang telah lebih dahulu dikenal sebagai negara superpower. Kekuatan baru ini akan bertambah besar jika Inggris, Denmark, Swedia, dan beberapa negara Zona Non Euro lainnya bergabung ke klub euro atau menggunakan mata uang euro (http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/199 9/01/05/KL/mbm.199 90105.KL92730.id.html diakses 11 April 2014).

Ketidakmampuan pemerintah Yunani mengatasi krisis ekonomi di dalam negerinya ini kemudian berimbas pada negara-negara lain di kawasan Eropa. Irlandia, Portugal, Spanyol, Italia, dan beberapa negara lain turut terkena dampak dari krisis Yunani ini. Efek domino ini dapat terjadi salah satunya diakibatkan oleh keterikatan negara-negara Eropa tersebut di dalam sistem Eurozone. Krisis ekonomi yang tidak kunjung selesai dan justru berdampak ke negara Eropa lainnya ini juga berimbas pada merosotnya pasar saham di beberapa negara di dunia. Hal ini kemudian menjadi isu global yang hangat diperbincangkan (http://www.radar- sulbar.com/ekonomi/krisis-mata-uang-tunggal-euro/,diakses 21 April 2014).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah Mayor

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pembahasan, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana Peranan Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi Yunani?”

1.2.2 Rumusan Masalah Minor

1. Langkah-langkah apa yang dilakukan oleh Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi di Yunani?

2. Kendala apa yang menjadi hambatan-hambatan Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi di Yunani?

3. Bagaimana perkembangan ekonomi Yunani setelah mendapatkan bantuan dari Uni Eropa?

1.2.3 Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi masalah penelitian dengan menitikberatkan pada Peranan Uni Eropa

dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Yunani. Masa waktu yang telah dipilih mulai tahun 2009 yaitu ketika krisis dalam negeri Amerika Serikat menjadi Krisis Ekonomi Global pada tahun 2008, yang pada awal tahun 2009 krisis tersebut berdampak pada kawasan Eropa yang diawali dengan Yunani itu sendiri hingga 2013 sesuai dengan dimana para kreditur negara-negara anggota Uni Eropa memberikan bantuan pinjaman dana untuk memulihkan dan menstablikan kembali perekonomian Eurozone dan Yunani.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apa saja Peranan yang dilakukan oleh Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi Yunani serta faktor dan hambatan apa saja yang dilalui oleh Uni Eropa dalam memberikan bantuan untuk menangani krisis dalam negeri Yunani serta kawasan di Eropa.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui langkah-langkah Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi di Yunani 2. Hambatan-hambatan apa saja yang

menjadi kendala Uni Eropa dalam mengatasi krisis di Yunani

3. Mengetahui Proses perkembangan krisis ekonomi di Yunani setelah mendapatkan bantuan dari Uni Eropa

1.4 Kegunaan Penelitian

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menguji konsep-konsep yang dipergunakan dalam studi hubungan internasional dalam menjelaskan berbagai fenomena hubungan bilateral dan migrasi internasional, tidak hanya mengungkap fenomena mengenai hubungan internasional tetapi dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Organisasi Internasional sebagai inti konsep dari Penelitian yang berjudul Peranan Uni Eropa dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Yunani.

Secara praktis penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi atau acuan bagi para penstudi lainnya yang ingin mengkaji mengenai Peranan sebuah organisasi internasional dalam suatu kawasan atau region terhadap suatu negara.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka

(3)

Dalam mendapatkan dan memperoleh pijakan dan referensi ilmiah untuk penelitian ini, peneliti tidak hanya menggunakan referensi khusus dari keilmuan Hubungan Internasional, tetapi referensi dilihat juga dari bidang-bidang keilmuan lainnya. Peneliti menggunakan beberapa sumber dari hasil penelitian terdahulu yang memiliki tema yang sama yaitu mengenai upaya Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi politik di Yunani.

2.2 Kerangka Pemikiran 2.2.1 Hubungan Internasional

Hubungan internasional yang pada dasarnya merupakan studi mengenai interaksi lintas batas Negara oleh state actor maupun non-state actor memiliki berbagai macam pengertian. Dalam buku “Pengantar Ilmu Hubungan Internasional” Anak Agung Banyu Perwita & Yanyan Mochamad Yani. menyatakan bahwa:

“Studi tentang Hubungan Internasional banyak diartikan sebagai suatu studi tentang interaksi antar aktor yang melewati batas-batas Negara. Terjadinya Hubungan Internasional merupakan suatu keharusan sebagai akibat adanya saling ketergantungan dan bertambah kompleksnya kehidupan manusia dalam masyarakat internasional sehingga interdependensi tidak memungkinkan adanya suatu Negara yang menutup diri terhadap dunia luar” (Perwita & Yani, 2005:3-4).

Dalam usaha sebuah Negara untuk menyelesaikan suatu masalah yang bersifat regional maupun internasional bisa diselesaikan bersama dengan kerjasama, dalam kerjasama ini terdapat kepentingan-kepentingan nasional yang bertemu dan tidak bisa dipenuhi di Negaranya sendiri. Menurut Muhadi Sugiono ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam kerjasama internasional:

1. Negara bukan lagi sebagai aktor eksklusif dalam politik internasional melainkan hanya bagian dari jaringan interaksi politik, militer, ekonomi dan kultural bersama-sama dengan aktor-aktor ekonomi dan masyarakat sipil.

2. Kerjasama internasional tidak lagi semata-mata ditentukan oleh kepentingan masing-masing Negara yang terlibat di dalamnya, melainkan juga oleh institusi internasional, karena institusi internasional seringkali bukan hanya bisa mengelola berbagai kepentingan yang berbeda dari

Negara-negara anggotanya, tetapi juga memiliki dan bisa memaksakan kepentingannya sendiri (Sugiono, 2006:6).

2.2.2 Organisasi Internasional

Ada beberapa macam penggolongan organisasi internasional. Suatu organisasi internasional dapat sekaligus menyandang lebih dari satu macam penggolongan, bergantung pada segi yang ditinjau dalam menggolongkannya. Secara terperinci penggolongan organisasi internasional ada bermacam-macam segi tinjauan berdasarkan delapan hal, yaitu sebagai berikut:

1. Kegiatan Administrasi: organisasi internasional antar pemerintah

2. Ruang Lingkup (wilayah) Kegiatan dan Keanggotaan: organisasi internasional global dan organisasi internasional regional.

3. Bidang Kegiatan (operasional) Organisasi: bidang ekonomi, lingkungan hidup, pertambangan, komoditi (pertanian, industri) bidang bea cukai dan perdagangan internasional.

4. Tujuan dan Luas Bidang Kegiatan Organisasi: organisasi internasional umum dan organisasi internasional khusus.

5. Ruang Lingkup (wilayah) dan Bidang Kegiatan: global-umum dan global-khusus, regional-umum dan regional-khusus. 6. Menurut Taraf Kewenangan (kekuasaan):

organisasi supranasional (supranational organization) dan organisasi kerjasama (cooperative organization) (Rudy, 2009:94-97).

2.2.2.1 Peranan Organisasi Internasional Peranan organisasi internasional terbagi dalam 3 (tiga) kategori, adalah sebagai berikut :

1) Sebagai instrumen, yaitu organisasi internasional digunakan oleh negara-negara anggotanya untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan tujuan politik luar negerinya.

2) Sebagai arena, organisasi internasional merupakan tempat bertemu bagi anggota-anggotanya yang membahas dan membicarakan masalah masalah yang dihadapi.

3) Sebagai aktor independen. organisasi internasional dapat membuat keputusan-keputusan sendiri tanpa dipengaruhi oleh

(4)

kekuasaan atau paksaan dari luar organisasi (Perwita & Yani, 2005:95). 2.2.3 Kerjasama Internasional

Secara umum, kerjasama internasioanal ditujukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi masing-masing negara di kawasan tersebut. Adapun secara spesifik, kerjasama internasional tersebut ditujukan sebagai berikut :

1. Memperkuat dan meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi di antara para negara anggota.

2. Meliberalisasi secara progresif dan meningkatkan perdagangan barang dan jasa, serta menciptakan suatu system perdagangan yang transparan dan mempermudah investasi.

3. Menggali bidang-bidang kerjasama yang baru dan mengembangkan kebijakan yang tepat dalam rangkas kerjasama ekonomi di antara para anggota.

4. Memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif dari para anggota dan menjembatani kesenjangan pembangunan ekonomi di antara para anggota (Tambunan, 2000:45).

2.2.4 Bantuan Luar Negeri (Foreign Aid) Menurut Sukirno dalam Perwita dan Yani, bahwa bantuan luar negeri pada umumnya tidak ditujukan hanya untuk kepentingan jangka pendek, melainkan untuk prinsip-prinsip kemanusiaan dan pembangunan ekonomi jangka panjang. Setidaknya terdapat dua syarat aliran modal luar negeri yang merupakan bantuan luar negeri:

1. Aliran modal dari luar negeri tersebut bukan didorong untuk mencari keuntungan.

2. Aliran modal dari luar negeri tersebut diberikan kepada negara penerima atau dipinjamkan dengan syarat yang lebih ringan dari pada yang berlaku dalam pasar Internasional (Perwita & Yani, 2005:83). 2.2.5 Regionalisme

Fenomena globalisasi di satu sisi menjadikan dunia menjadi lebih kecil dan memungkinkan terjadinya penyatuan wilayah baik dalam arti geografi, ekonomi, politik dan budaya. Menurut Louis Cantori dan Steven Spiegel dalam “Pengantar Ilmu Hubungan Internasional”, mendefinisikan :

“Kawasan adalah dua atau lebih negara yang saling berinteraksi dan memiliki kedekatan geografis, kesamaan etnis, bahasa, budaya, keterkaitan sosial, sejarah dan perasaan identitas yang seringkali meningkat disebabkan adanya aksi dan tindakan dari negara-negara di luar kawasan” (Perwita & Yani, 2005:104). 2.2.6 Ekonomi Politik Internasional

Ekonomi politik internasional mulai

menjadi kajian dalam studi Hubungan

Internasional sejak tahun 1970-an. Dimana pada saat itu negara-negara di dunia sedang mengalami krisis minyak yang disebabkan oleh pemboikotan pasokan minyak bumi oleh negara-negara Arab. Hal tersebut menggoyahkan stabilitas politik dan ekonomi negara-negara di dunia, hal ini menjadi awal timbulnya kesadaran kepada para pemegang otoritas pemerintahan

akan pentingnya faktor ekonomi yang

menentukan proses politik, begitupun juga sebaliknya. Sehingga eksistensi antara negara dan pasar keduanya tidak dapat dipisahkan. 2.2.7 Teori Krisis Ekonomi

Tambunan (2011:4) membahas sejumlah tipe-tipe krisis ekonomi yang pernah terjadi di berbagai belahan dunia.

1. Krisis Perbankan: Dampak langsung atau fase pertama dari efek krisis perbankan adalah kesempatan kerja dan pendapatan yang menurun di subsektor keuangan. Pada fase kedua, krisis perbankan merembet ke perusahaan-perusahaan yang sangat tergantung pada sektor perbankan dalam pembiayaan-pembiayaan kegiatan produksi/bisnis mereka.

2. Krisis Nilai Tukar: Krisis ini terjadi jika sebuah mata uang mengalami perubahan/penurunan/depreseasi yang sangat besar dan berlangsung mendadak terhadap mata uang lain.

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Uni Eropa (UE) adalah organisasi internasional negara-negara Eropa yang dibentuk untuk meningkatkan integrasi ekonomi dan memperkuat hubungan antara negara-negara anggotanya. Kantor utamanya berada di Brussels, Belgia dan beranggotakan 28 negara padatahun 2013. Dalam buku Aelina Surya “Hubungan Internasional di Kawasan Eropa

(5)

Antara Konflik, Kerjasama dan Integrasi”, dijelaskan bagaimana proses integrasi yang telah dilalui oleh negara-negara di Eropa dalam menyatukan sebuah kepentingan nasional menjadi kepentingan bersama dalam sebuah organisasi di kawasan yang tak lain European Union (EU) yang dimana dalam buku ini dipaparkan bagaimana hambatan-hambatan yang harus dihadapi oleh Uni Eropa. Uni Eropa dibentuk pada 1 Nopember 1993. Namun Uni Eropa tidak terbentuk begitu saja, organisasi ini berasal dari sebuah organisasi European Coal and Steel Community (ECSC) Tahun 1950, Menteri Luar Negeri Perancis Robert Schumann atas saran dari Jean Monnet mengajukan sebuah ide untuk integrasi Perancis dan Jerman dalam industri baja dan batu bara dan mengundang negara lain untuk ikut bergabung.

3.1.2 Gambaran Umum Sistem Ekonomi Yunani

Yunani (Greece) adalah negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis yaitu sistem ekonomi yang pada hakikatnya segala aturan kehidupan masyarakat, termasuk di bidang ekonomi, tidaklah diambil dari agama tetapi sepenuhnya diserahkan kepada manusia, apa yang dipandang memberikan manfaat. Dengan azas manfaat ini, yang baik adalah yang memberikan kemanfaatan material sebesar-besarnya kepada manusia dan yang buruk adalah yang sebaliknya. Sehingga kebahagiaan di dunia ini tidak lain adalah terpenuhinya segala kebutuhan yang bersifat materi, baik itu materi yang dapat diindera dan dirasakan (barang) maupun yang tidak dapat diindera tetapi dapat

dirasakan (jasa)

(http://www.stiemj.ac.id/downlot.php?file=1.%2 0jurnal-krisis%20yunani diakses 21 April 2014). 3.1.3 Krisis Ekonomi Yunani dan

Dinamikanya

Pada tahun 1999 saat Perjanjian Maastricht ditandatangani, Yunani dinyatakan belum memenuhi persyaratan fiskal yang diatur oleh convergence criteria (kriteria konvergensi) untuk bergabung dengan Eurozone (Zona Eropa). Akan tetapi, pada tahun 2001, Yunani dinyatakan sudah memenuhi semua persyaratan untuk bergabung dengan Eurozone (Zona Eropa) dan diizinkan untuk mengadopsi euro sebagai mata uang. Euro secara resmi digunakan sebagai mata uang Yunani pada tahun 2002 untuk menggantikan mata uang sebelumnya, yaitu

drachma. Yunani pun menjadi negara ke-12 yang mengadopsi euro sebagai mata uang. Sebelum bergabung menjadi anggota Eurozone (Zona Eropa), Yunani menjadi salah satu negara anggota yang menunjukkan performa ekonomi yang buruk di regional Eropa.

3.1.4 Kronologi Perjalanan Krisis Ekonomi Yunani

Tahun 1981 Yunani menjadi anggota Uni Eropa dan pada Januari 2002 Yunani resmi menjadi anggota zona Euro karena dianggap memenuhi persyaratan seperti defisit anggaran negaranya tidak di atas 3%, rasio utang tidak melebihi 60% dari PDB. Namun, kenyataannya tidak demikian. Dalam perjalanan perekonomiannya, ternyata defisit anggaran tidak pernah di bawah 3% seperti yang diharuskan otoritas.

3.1.5 Penyebab Krisis Ekonomi Yunani

Penyebab utama terjadinya Krisis Ekonomi adalah akumulasi hutang yang menumpuk, sehingga menyebabkan pemerintah Yunani mengalami defisit dalam jumlah yang besar bahkan tidak sanggup melunasi hutangnya yang akan jatuh tempo beserta bunganya. Perekonomian Yunani sangat rentan karena beberapa faktor yang akhirnya menyebabkan pertumbuhan ekonomi tidak berkelanjutan. Pertama, karena ketidakseimbangan fiskal. Rasio hutang dan defisit terhadap jumlah PDB Yunani tertinggi jika dibandingkan dengan negara anggota Eurozone (Zona Eropa) yang lain. Kedua, dikarenakan besarnya anggaran belanja pemerintah.

1. Faktor Internal

Secara ekonomi, sebelum bergabung dengan Eurozone (Zona Eropa) pemerintah Yunani sudah boros dalam hal anggaran. Setelah mengadopsi euro sebagai mata uang, pengeluaran publik justru semakin meningkat. Selain itu, Yunani lebih banyak melakukan impor daripada melakukan ekspor. Pengeluaran pemerintah Yunani merupakan salah satu pengeluaran terbesar jika dibandingkan dengan negara anggota Eurozone (Zona Eropa) yang lain. Akan tetapi, pengeluaran dalam jumlah yang besar tidak diiringi dengan pemasukan yang besar. Akibatnya, neraca anggaran Yunani selalu mengalami ketidakseimbangan.

(6)

Selain disebabkan oleh faktor-faktor internal yang ada di Yunani, Krisis Ekonomi yang terjadi juga disebabkan oleh beberapa faktor-faktor eksternal. Salah satunya adalah kondisi perekonomian global. Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008 memengaruhi seluruh perekonomian negara di dunia, tidak terkecuali Yunani. Dampak yang dapat dirasakan dari krisis finansial global adalah rendahnya tingkat aliran investasi akibat berkurangnya jumlah simpanan dan kurangnya kepercayaan investor.

3.1.6 Dampak-dampak Krisis Ekonomi Yunani

Dampak dari krisis ekonomi Yunani telah mengakibatkan perekonomian Yunani mengalami penurunan baik dalam bidang impor, ekspor, pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran serta meningkatnya Rasio utang PDB. Adapun penjelasan dari dampak-dampak krisis ekonomi terhadap perekonomian Yunani dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Rasio Utang terhadap PDB

Rasio utang terhadap PDB Yunani terakhir dilaporkan berada pada level 157,20%. Dari tahun 2008-2013, rata-rata rasio utang Yunani terhadap PDB adalah 65,62%. Rekor tertinggi dalam sejarah Yunani mencapai 170,30% pada bulan Desember 2012 dan rekor terendah 112,90% pada bulan Desember 2009. Umumnya, rasio utang terhadap PDB digunakan oleh investor sebagai persentase untuk mengukur kemampuan Yunani melakukan pembayaran utangnya di masa yang akan datang, sehingga mempengaruhi besarnya pinjaman Yunani dan hasil obligasi.

2. Pertumbuhan Ekonomi

Selain utang negaranya yang tinggi, pertumbuhan ekonomi Yunani juga relatif rendah dimana dari tahun 2000-2007 sebelum krisis hanya sekitar 4,2%, walaupun angka tersebut merupakan angka tertinggi di zona Euro sebagai hasil dari membanjirnya modal asing ke negara tersebut. Apalagi setelah diterpa krisis ekonomi yang berkepanjangan bisa dipastikan pertumbuhan ekonominya kurang dari angka tersebut. Sebagai akibatnya, pemerintah Yunani akan memecat 15 ribu pegawai negerinya dan memotong upah minimum hingga 20% dari 751 Euro menjadi 600 Euro yang tentunya akan semakin berakibat buruk pada tingkat

pengangguran di Yunani yang telah mencapai 21%.

3. Ekspor

Ekspor Yunani pada bulan Januari 2011 adalah senilai $ 1,539 juta. Komoditas ekspor utama Yunani adalah adalah buah, sayuran, minyak zaitun, tekstil, baja, aluminium, semen, dan berbagai jenis barang manufaktur seperti pakaian, makanan, minyak bumi olahan dan produk berbasis minyak bumi. Adapun negara yang menjadi mitra ekspor Yunani beserta nilai ekspornya pada tahun 2013 adalah Jerman (10,9%), Italia (10,9%), Inggris (10,9%), Cyprus (7,3%), Bulgaria (6,5%), Turki (5,4%), Belgium (5,1%), China (4,8%), Switzerland (4,5%), Polandia (4,2%).

4. Impor

Impor Yunani pada bulan Januari 2011 adalah senilai senilai $ 4.107 juta. Komoditas impor utama Yunani adalah barang-barang industri seperti mesin, bahan bakar, bahan kimia, barang modal, bahan makanan, dan minyak bumi. Mitra impor utama Yunani pada tahun 2013 adalah anggota Uni Eropa (Jerman 10,6%, Italia 9,9%, Belanda 5,3%, Perancis 4,9%, Austria 4,5%), Rusia 9,6% dan China 6,1%.

Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan nilai impor Yunani dari tahun 2011 - awal 2014 dalam juta Euro/bulan:

5. Tingkat Pengangguran

Pada Juli 2012, tingkat pengangguran di Yunani terakhir dilaporkan berada di angka 21,9%. Dari tahun 2012-2013, tingkat rata-rata pengangguran Yunani sebanyak 5,93%. Dalam sejarah Yunani, angka tertinggi mencapai angka 27,6% pada Juli 2013 dan rekor terendah 21,9% pada bulan Juli 2012.

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian

Untuk melakukan sebuah penelitian, diperlukan sebuah desain atau rancangan yang berisi rumusan tentang objek yang akan diteliti. Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif analisis kualitatif. Merujuk pada permasalahan yang diangkat serta variabel yang tersedia, maka peneliti hanya melakukan analisa data berdasarkan data-data serta informasi yang dikeluarkan oleh Uni Eropa dan Pemerintah Yunani dan diimplementasikan

(7)

dengan teori-teori dalam kajian Hubungan Internasional.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis kualitatif melalui pendekatan sistem, yang didukung oleh teknik pengumpulan data: Studi Kepustakaan, Penelusuran data online, Dokumentasi, dan Wawancara. Hal ini dikarenakan penelitian ini difokuskan pada peran suatu organisasi internasional dalam mengatasi permasalahan di Yunani dengan mengolah data-data yang diperoleh dari sumber yang relevan secara mendalam:

a. Studi Kepustakaan, Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik kepustakaan dengan menelaah teori, opini, membaca buku, jurnal serta karya ilmiah yang relevan dengan masalah yang diteliti. b. Penelusuran Data Online, dalam penelitian

ini peneliti memanfaatkan data informasi berupa informasi data maupun teori, secepat dan semudah mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. c. Metode Dokumentasi, yakni mencari data

mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya. Dokumen bisa berbentuk tulisan atau gambar mengenai Peranan Uni Eropa dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Yunani.

d. Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan berita, data atau fakta untuk memperoleh keterangan.

3.2.3 Teknik Penentuan Informan 3.2.4 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti menganalisis data dengan menggunakan teknik reduksi data. Artinya, data-data yang diperoleh, baik melalui studi pustaka, penelusuran online dan wawancara, digunakan sesuai dengan keperluan penelitian berdasarkan dengan tujuan penelitian. Hal ini bertujuan agar data yang digunakan berkorelasi dengan perumusan masalah yang telah dibuat. Penyajian Data, peneliti menyajikan data-data yang diperoleh dari hasil meneliti dan wawancara atau dari sumber-sumber internet sesuai dengan kebutuhan. Penarikan kesimpulan, peneliti menarik kesimpulan dari beberapa data yang disajikan baik data primer atau sekunder yang didapatkan dari beberapa informan yakni Pihak

Perwakilan Staff Uni Eropa dan pihak Perwakilan Pemerintah Yunani untuk Indonesia. IV. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1 Langkah-langkah Uni Eropa dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Yunani

Menilik masalah yang dihadapi Yunani seperti yang dijelaskan di BAB III mengenai Krisis Ekonomi yang terjadi di Yunani berhasil memunculkan spekulasi bahwa Yunani akan keluar dari keanggotaan Eurozone (Zona Eropa). Akan tetapi, Uni Eropa berhasil menepis spekulasi tersebut dan menyelamatkan Yunani melalui pemberian bailout (dana pinjaman) demi mempertahankan eksistensi Yunani dalam keanggotaan Eurozone (Zona Eropa). Namun kontribusi Yunani bagi PDB Eurozone (Zona Eropa) sebenarnya sangat kecil, yaitu hanya sebesar 2%.

4.1.1 Economic Adjustment Programme

Pada 9 Mei 2010, pemerintah Yunani, European Commission (Komisi Eropa), ECB, dan IMF sepakat untuk melaksanakan Economic Adjustment Programme (Program Penghematan Ekonomi) sebagai timbal balik atas bantuan ekonomi yang diberikan oleh Negara-negara anggota Eurozone (Zona Eropa) dan IMF kepada Yunani, yaitu sebesar 110 milyar euro untuk jangka waktu tiga tahun. Pemberlakukan EAP dituang dalam nota kesepahaman, yaitu Memorandum of Economic and Financial Policies (Nota Kebijakan Ekonomi dan Keuangan) yang menjelaskan secara detail kebijakan-kebijakan apa saja yang harus diterapkan oleh pemerintah Yunani. Kesepakatan antara pemerintah Yunani dan Uni Eropa dalam rangka pengetatan anggaran ini memiliki visi untuk mengurangi secara signifikan defisit anggaran Yunani menjadi di bawah 3% dari jumlah PDB pada tahun 2014.

4.1.2 The European Financial Stability Facility Pada KTT zona euro yang diselenggarakan pada 26 Oktober 2011, Kepala Negara zona euro atau Pemerintah menyetujui program bantuan keuangan kedua untuk Yunani. Rincian Program ini disetujui oleh Eurogroup pada tanggal 21 Februari 2012. Tawaran publik untuk PSI diluncurkan oleh Republik Hellenic pada 24 Februari dan ditutup pada 8 Maret. Pada 9 Maret, diumumkan bahwa pemegang obligasi memegang 85.8% dari hukum obligasi, Yunani

(8)

setuju untuk pertukaran obligasi. Pada pengaktifan Collevtive Action Clauses untuk menaik tingkat partisipasi 95,7%. Unsur-unsur lain yang memerlukan pembiayaan oleh EFSF adalah:

1. Kontribusi Private Sector Initiative (PSI) sebagai bagian dari pertukaran utang sukarela, Yunani menawarkan investor obligasi EFSF (1 sampai 2 tahun). Obligasi EFSF ini, diberikan kepada pemegang

obligasi di bawah hukum Yunani,

selanjutnya akan diperpanjang dalam jangka waktu yang lebih lama.

2. Bunga yang masih harus dibayar

memungkinkan Yunani untuk memberikan investor EFSF tagihan 6 bulan.

3. Buy-Back Eurosystem memungkinkan Yunani untuk membiayai tawaran pembelian kembali, dimana Yunani yang bertindak melalui ECB sebagai agennya, menawarkan untuk membeli kembali dari Eurosystem.

4. Peminjaman sebesar € 35 miliar untuk buy-back Eurosystem berada di atas paket baru Yunani.

4.1.2.1 Penerapan The European Financial Stability Facility dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Yunani

Terhadap latar belakang ini, dan mempertimbangkan tindakan yang diambil oleh pemerintah, pada 26-27 November 2012, Menteri keuangan zona euro dan IMF setuju untuk memperpanjang jalur penyesuaian fiskal dua tahun, melibatkan pengurangan target surplus primer untuk 2014 dari 4,5% PDB menjadi 1,5% dari PDB dan penyesuaian tahunan bahkan sebesar 1,5% dari PDB sampai surplus primer sebesar 4,5% dari PDB yang dicapai dalam 2016. Mereka juga menyepakati paket kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi utang Yunani menjadi 124% dari PDB pada tahun 2020. Anggota Negara zona euro setuju untuk melakukan beberapa inisiatif sebagai berikut:

1. Suatu penurunan sebesar 100 bps dari suku bunga yang dikenakan ke Yunani pada pinjaman yang diberikan dalam konteks Greek Loan Facility (Fasilitas Pinjaman Yunani).

2. Suatu penurunan sebesar 10 bps dari biaya-biaya jaminan yang dibayarkan oleh Yunani pada pinjaman EFSF.

3. Perpanjangan jangka waktu pinjaman bilateral EFSF 15 tahun dan penundaan pembayaran bunga pinjaman EFSF Yunani hingga 10 tahun.

4. Sebuah komitmen negara-negara anggota untuk menyampaikan kepada Greece’s Segrated Account, denga jumlah yang setara dengan pendapatan di Pasar Program Securities atau Securities Market Programme (SMP) yang diperoleh bank sentral nasional mereka sebagai dari anggaran tahun 2013.

4.3 Kendala Uni Eropa dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Yunani

Selain didorong oleh keinginan kuat untuk segera menyelamatkan perekonomian regional Eropa khususnya perekonomian zona euro, Uni Eropa juga menemui berbagai jenis hambatan. Hambatan-hambatan itu dapat berupa dari anggota Negara-negara Eropa sendiri maupun dari peranan Bank Sentral Eropa sebagai institusi perbankan zona euro.

A. Pengaruh Jerman dan Perancis sebagai Negara dengan Perekonomian Terbesar di Uni Eropa

Hambatan yang berasal dari dalam tubuh Uni Eropa sendiri, misalnya ketidaksetujuan perwakilan negara-negara besar seperti Jerman, Prancis, Belanda, dan Finlandia atas bailout tahap kedua bagi Yunani. Negara-negara ini sepakat pemberian bailout tahap kedua ditunda. Bahkan mereka mulai ragu dan tidak mau lagi mendukung Yunani.

B. Dampak dari Kebijakan Moneter Bank Sentral Eropa di Yunani

Pentingnya keberadaan ECB diikuti oleh tugas dan fungsi krusial dari ECB yaitu menjaga stabilitas finansial di kawasan Eurozone (Zona Eropa). Kebijakan moneter muncul sebagai kebijakan utama yang di conduct (lakukan) oleh ECB untuk mengatur stabilitas harga di kawasan Eurozone (Zona Eropa). Kebijakan moneter ECB menjadi sangat signifikan karena keberadaan Common Monetary Policy (Kebijakan Moneter Bersama), yang berarti kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh ECB harus diaplikasikan oleh 18 negara pengguna euro tanpa kecuali.

(9)

4.3 Perkembangan Perekonomian Yunani Setelah Mendapatkan Bantuan Dari Uni Eropa

Dalam menerapkan Program Penghematan Ekonomi untuk krisis ekonomi Yunani, Yunani mendapat bantuan teknis dan pengawasan dari European Commission (Komisi Eropa), Negara Anggota Uni Eropa, IMF serta ECB . Bantuan teknis yang diberikan Uni Eropa berfokus pada beberapa area yang sangat krusial bagi kesuksesan penerapannya EAP sebagai Economic Adjustment Programmed dan EFSF sebagai Second Economic Adjustment Programme seperti administrasi pajak dan usaha pemberantasan praktik pemangkiran pajak, manajemen finansial publik, serta reformasi administrasi publik, termasuk di dalam-dalamnya strategi-strategi untuk memperbaiki iklim bisnis.

4.4 Analisa Peranan Uni Eropa dalam Mengatasi Krisis Ekonomi .Yunani Dalam tiga kategori peranan zang didefinisikan oleh Perwita dan Yani dalam Bab II, maka Uni Eropa atau European Union (EU) sebagai Organisasi Internasional (Intergovernmental Organizations-IGO) dapat dikatakan sebagai:

1. Instrumen, Uni Eropa digunakan untuk membantu pemerintah Yunani dalam mengatasi permasalahan krisis ekonomi, Dalam hal mengatasi Krisis Ekonomi Yunani, Uni Eropa juga lebih banyak mengambil peran dibanding pemerintah Yunani.

2. Arena, Yunani sebagai anggota Uni Eropa atau European Union (EU) menjadikan Organisasi Internasional tersebut sebagi tempat atau wadah untuk membicarakan dan menggalang kerjasama mengenai permasalahan Krisis Ekonomi,

3. Aktor independen, dalam menjalankan fungsinya maka Negara-negara anggota Uni Eropa atau European Union (EU) adalah aktor independen yang bekerjasama untuk dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dan melakukannya tanpa adanya pengaruh dari pihak diluar Uni Eropa atau European Union (EU) kecuali IMF sebagai Bantuan Internasional.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Uni Eropa memiliki berbagai macam program dalam mengatasi krisis ekonomi untuk Negara-negara anggotanya. Dalam hal ini Uni Eropa menerapkan beberapa langkah dalam mengatasi krisis ekonomi Yunani seperti:

a. Economic Adjustment Programme Sebuah program yang dirancang oleh Pemerintah Yunani, European Commission, ECB dan IMF sebagai bentuk kesepakatan dari timbak balik bantuan yang diberikan untuk Pemerintah Yunani dalam mengatasi krisis ekonomi.

b. The European Financial Stability Facility

Merupakan sebuah program bantuan keuangan untuk Yunani yang di buat oleh pemerintah Yunani dan Eurogroup dalam hal pengaturan kebijakan moneter.

c. The Stability and Grow Pact

Program yang di buat oleh Bank Sentral Eropa melalui kesepakan bersama Negara-negara anggota Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi melalui kebijakan moneter dan fiskal bagi Negara-negara yang menggunakan mata uang tunggal euro. 2. Penerapan Program-program yang dibuat oleh Uni Eropa sebagai berikut First Economic Adjustment Programme dan dilanjutkan kembali pada tahapan berikutnya melalui Second Economic Adjustment Programme serta The Stability and Growth Pact yang dibawah kebijakan moneter dan fiskal European Central Bank (ECB) Untuk Mengatasi Krisis Ekonomi Yunani

3. Di dalam hambatannya dalam mengatasi krisis ekonomi Yunani, Uni Eropa harus dapat meninjau kembali mengenai bantuan pinjaman yang harus mereka lakukan, dikarenakan Negara-negara denga perekonomian besar seperti Jerman dan Perancis menolak untuk memberikan tahapan kedua untuk Yunani,

4. Perkembangan perekonomian Yunani setelah mendapatkan bantuan pinjaman dari Uni Eropa memiliki perubahan yang cukup baik. Dengan adanya peningkatan pertumbuhan iklim ekonomi Yunani,

(10)

berkurangnya imigran serta perubahan dalam sektor pajak, yang memberikan dampak yang sangat baik untuk rakyat Yunani.

5. Dalam analisis teori Peranan Uni Eropa sebagai arena melakukan kesepakatan antara pemerintah Yunani dan Uni Eropa dalam rangka pengetatan anggaran. Melalui First Economic Adjustment Programme dan dilanjutkan kembali pada tahapan berikutnya melalui Second Economic Adjustment Programme serta The Stability and Growth Pact yang dibawah kebijakan moneter dan fiskal European Central Bank (ECB).

5.2 Saran

1. Sebaiknya negara-negara besar anggota Uni Eropa, mengesampingkan kepentingannya terlebih dahulu dan berfokus pada pengambilan kebijakan dan tindakan yang efektif dan efisien dalam mengatasi krisis yang sudah terjadi dan meminimalisasi dampak negatif yang diesebabkan oleh krisis.

2. Dampak Kebijakan Moneter ECB sebagai ujung tombak perekonomian Eurozone sebaiknya dibebaskan dari kepentingan politik dan ekonomi segelintir negara anggota.

3. Uni Eropa perlu segera memperbaiki sistem ekonominya, termasuk memberi solusi bagi negara anggota ketika menghadapi kemerosotan ekonomi dan tekanan akibat resesi.

4. Bagi pemerintah Yunani, pemerintah Yunani juga sebaiknya memerhatikan kesejahteraan masyarakat dalam mengimplementasi EAP karena yang paling merasakan implikasi negatif dari austerity measures yang diambil oleh pemerintah adalah masyarakat Yunani. 5. Pemerintah yang memimpin saat ini juga

diharapkan jangan hanya menyalahkan pemerintah yang berkuasa sebelumnya yang menyebabkan hutang membengkak, melainkan berusaha membuka lembaran baru untuk menyelesaikan krisis yang terjadi.

6. Masyarakat Yunani juga jangan hanya menyalahkan pemerintah, namun juga harus berbenah diri dan mendukung dan mengontrol usaha yang diambil pemerintah.

VI. DAFTAR PUSTAKA A. BUKU

Alogoskoufis, George. 2012. Greece’s Sovereign Debt Crisis: Retrospect and Prospect. London: Hellenic Obsevatory European Institute, London School of Economics and Political Science.

Athanassiou, Ersi. 2009. Fiscal Policy and the Recession: The Case of Greece. Athena: Centre or Planning and Economic Research.

Clark, Andrew, Heather Stewart, & Elena Moya. 2010. Goldman Sachs Faces Fed Inquiry Over Greek Crisis. The Guardian.

Eichengreen, Barry. 2005. Europe, Euro, and the ECB: Monetary Success, Fiscal Failure. Journal of Policy Modelling, vol. 27, no. 4, Amsterdam: Elsevier.

Elliot, Larry. 2010. Greece’s Financial Crisis puts the Future of the Euro in Question. The Guardian.

Fernanda, Nechio. 2011. Long-Run Impact of the Crisis in Europe: Reforms and Austerity Measures. FRBSF ECONOMIC LETTER, San Fransisco: Federal Reserve Bank of San Francisco.

Geary, Michael. 2013. Enlarging The European Union. Palgrave Macmilan Group.

Ikbar, Yanuar. 2002. Ekonomi Politik Internasional Implementasi Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Graha Ilmu.

____________.2007. Ekonomi Politik Internasional:2 Konsep dan Teori. Bandung: PT. Rafika Aditama.

Kaplanoglou, Georgia & Rapanos, Vassalis T. 2011. The Greek Fiscal Crisis and The Role of Fiscal Governance. London: Hellenic Observartory European Institute, London School of Economics and Political Science. Kouretas, Georgios P & Prodromos, Vlamis.

2010. The Greek Crisis: Causes and Implications. Beograd: Economists’ Association of Vojvodina.

Luhulima, C.P.F. 2002. Eropa Sebagai Kekuatan Dunia: Lintasan Sejarah dan Tantangan Masa Depan. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.

Perwita, A.A Banyu, dan Yanyan Moch. Yani. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan

Internasional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Penyusun, Tim. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi Dan Pelaksanaan Sidang Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas

(11)

Komputer Indonesia. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

Rudy, Teuku May. 2003. Hubungan Internasional Kontemporer Masalah-masalah Global. Bandung: PT Refika Aditama.

_______________. 2003. Administrasi dan Organisasi Internasional. Bandung: PT. Refika Aditama.

Smallwood, Anthony. 2009. EU Economic and Monetary Union: A Framework for Stability, Washington, D.C: the Delegation of the European Commission to the United States.

Sugiono, Muhadi. 2006. Global Governance Sebagai Agenda Penelitian Dalam Studi Hubungan Internasional. Jakarta.

Surya, Aelina. 2009. Hubungan Internasional di Kawasan Eropa. Antara Konflik, Kerjasama, dan Integrasi. Bandung: PT Kibar Internasional.

Susilo, Taufik. 2009. Mengenal Benua Eropa. Yogyakarta: Garasi.

Tambunan, Tulus. 2000. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran. Jakarta: Pustaka LP3S

______________. 2011. Krisis Ekonomi Indonesia: Teori dan Empiris. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti.

Valiante, Diego. 2011. The Eurozone Debt Crisis: from Its Origins to A Way Forward, Brussels: Centre for European Policy Studies.

Verney, Susannah. 2009. Flaky Fringe? Southern Europe Facing the Financial Crisis. Southern European Society and Politics.

B. JURNAL DAN KARYA ILMIAH

Anasias, Reszki. 2014. Tinjauan Hukum Internasional Mengenai Peranan Uni Eropa dan International Monetary Fund Sebagi Organisasi Internasional Dalam Penanganan Krisis Uni Eropa. Skripsi-S1, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Eurobarometer 74. 2011. Public Opinion in the European Union. Retrieved from http://ec.europa.eu/public_opinion/archives/ eb/eb74/eb74_en.htm

Indra, Pahlawan. 2003. Terbentuknya Bank Sentral Eropa. Thesis-S2, Universitas

Indonesia, Jakarta, hal.94-95.

Kusumawardhana, Indra. 2013. European Union In Crisis: Menguatnya Pandangan Berbasis

Kedaulatan di Dalam Krisis Ekonomi Uni Eropa. Jurnal Hubungan Internasional, Volume VI, No 1.

Musafir, Rizky. 2011. Faktor-Faktor Penghambat Uni Eropa Dalam Usaha Perbaikan Ekonomi Dan Politik Di Yunani. Thesis-S2, UPN "Veteran" Yogyakarta, melalui http://repository.upnyk.ac.id/1562/, diakses tanggal 2 Maret 2014

Vehuliza, I. Tengku. 2011. Krisis Eurozone: Kegagalan Kebijakan Moneter European Central Bank (ECB) Menjaga Stabilitas Finansial di Kawasan Eurozone. Skripsi-S1, Universitas Indonesia, Depok, hal 36.

C. RUJUKAN ELEKTRONIK

Ada 300.000 warga Yunani jadi Penganggur. Melalui http://internasional.kompas .com/read/2012/03/08/18420366/Ada.300.0 00.WargaYunani.Jadi.Penganggur

[28/03/14].

Anti Pemerintahan Yunani. Melalui http://www.newsweek.com/2010/04/08/the-anti-greece.html [20/05/14].

Bank of Greece. Melalui

www.tradingeconomics.com/bank-of-greece [20/03/14].

BBC News-Greece Timeline. Melalui http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1014812. stm [10/04/14].

Court of Justice. Melalui

http://www.europa.eu./institutions/inst/parlia ment/index en.htmm [22/03/14].

Debt to GDP. Melalui http://financial- dictionary.thefreedictionary.com/Debt-to-GDP+Ratio [29/04/14].

Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN. Melalui http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/i ndex_id.htm [10/103/14].

Decision Making EU. Melalui http://europa.eu/about-eu/basic-information/ decisionmaking/treaties/index_en.htm [20/04/14].

Economic Crisis. Melalui

http://www.businessdictionary.com/definitio n/economi c-crisis.html [29/04/14].

European Financial Stability Facility. Melalui http://www.efsf.europa.eu/about/ index [29/04/14].

Economic Growth. Melalui

http://www.businessdictionary.com/definitio n/econo mic-growth.html [29/04/14].

(12)

Economy of Greece. Melalui http://en.wikipedia.org/wiki/Economy_of_G reece [28/03/14].

Economic Policy. Melalui

http://www.thefreedictionary.com/economic +policy [29/03/14].

Euro. Melalui http://wikipedia.org/wiki/Euro [09/04/14].

European Union and Euro Currency. Melalui http://europa.eu/abc/12lessons

/lesson_4/index _en.htm [05/06/14].

Fiscal of Eurozone. Melalui http://www.ecb.int/ecb/education/facts/orga/ html/ or_012.en.html [23/05/14].

Greek crisis timeline from Treaty of Maastricht. Melalui http://www.bloomberg. com/news/2012-09-05/greek-crisis-timeline-

from-maastricht-treatyto-ecb-bond-buying.html [20/05/14].

Greece Exports. Melalui

http://www.tradingeconomics.com/greece/e xports [27/03/14].

Greece Fiscal. Melalui

http://www.guardian.co.uk/business/07/gree ce fiscalcrisis-european-union-euro [22/06/14].

Greece Imports. Melalui

http://www.tradingeconomics.com/greece/i mports [27/03/14].

Greece Government Debt To GDP. Melalui http://www.tradingeconomics.com/

greece/government-debt-to-gdp [27/03/14]. Greece Market Deficit. Melalui

http://www.guardian.co.uk/business/markets -pressure-greece-cut-spending [20/07/14].

Greece on crisis. Melalui

http://www.nytimes.com/2011/06/21/opinio n/21iht-edcohen21.html [05/06/14].

Gross Domestic Product at Market Prices. Melalui http://epp.eurostat.ec.europa. eu/tgm/table.do?tab=table&language=en&p code=tec00118&tableSelection=1&footnote s=yes&labeling=labels&plugin=1

[20/04/14].

Jurnal Krisis Yunani. Melalui http://www.stiemj.ac.id/downlot.php?file=1. %20 jurnal-krisis%20yunani [21/04/2014]. Kebijakan Uni Eropa dalam bidang Human

Rights. Melalui http://eeas.europa.eu/ delegations/indonesia/key_eu_policies/huma n_rights/indexid.htm [20/03/14].

Kebijakan dan Keamanan Bersama. Melalui http://eeas.europa.eu/delegations/

indonesia/key_eu_policies/common_foreign _security_policy/index_id.htm [20/03/14]. Kebijakan Kawasan Uni Eropa. Melalui

http://eeas.europa.eu/delegations/indo nesia/key_eu_policies/regions/index_id.htm [20/03/14].

Kebijakan Uni Eropa dalam bidang Perdagangan. Melalui http://eeas.europa.eu/ delegations/indonesia/key_eu_policies/trade /index_id.htm [20/03/14].

Kebijakan Uni Eropa dalam hal Penanganan

Krisis. Melalui

http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/ key_eu_policies/crisis_management/index_i d.htm [20/03/14].

Krisis Ekonomi Global. Melalui http://www.scribd.com/doc/94487300/Krisis -Ekonomi-Global [21/04/14].

Krisis Mata Uang Tunggal Euro. Melalui

http://www.radar- sulbar.com/ekonomi/krisis-mata-uang-tunggal-euro/ [21/04/14].

Langkah Baru Eropa Mengatasi Krisis Ekonomi. Melalui

http://www.theglobalreview.com/content_de tail.php?lang=id&id=10028&type=6#.UYK NCt3ybMw [23/04/14].

Members of European Union. Melalui www.eu.int [11/04/14].

Pengetatan Anggaran. Melalui http://www.bisnis.com/articles/pengetatan- anggaran-parlemen-jermansetujui-hasil-ktt-ue [23/04/14].

Treaty of Maastricht. Melalui http://www.eurotreaties.com/maastrichtec.p df [20/04/14].

Uni Eropa Terancam Retak. Melalui http://cetak.kompas.com/read/2012/11/

Referensi

Dokumen terkait

Peranan manusia yang sangat besar terhadap perubahan mangrove yang terjadi di Pulau Batam, Rempang, dan Galang menunjukkan bahwa di wilayah tersebut sedang mengalami

Pada variabel ini, narasumber diberikan beberapa pertanyaan mengenai jenis model pendapatan yang diterima oleh PT INTI dalam menjual produk smart light , sumber

Bagian ini berisi identifikasi dari nama, nomor dan versi (jika ada atau jika sudah ada), dari item perangkat lunak (misalnya sistem operasi, kompilator, perangkat komunikasi, paket

PERAN PERSEPSI Beauty Blogger TERHADAP MEREK KOSMETIK WARDAH PADA BRAND AWARENESS KONSUMEN.. Beauty Blogger sebagai strategi komunikasi Corporate

18 Guru pamong yang ditunjuk untuk membimbing praktikan selama melaksanakan PPL 1 di SMK Teuku Umar Semarang adalah guru mata pelajaran bahasa Jawa yang

Bock tertarik dengan isu manusia berekor dan budaya memiliki daya gugah bagi orang dari luar komunitas pemilik, atau peneliti asing lebih sangat terasa.. Oleh karena

Para akhli Psikologi dan pendidikan pada umumnya berkeyakinan bahwa dua orang anak (yang kembar sekalipun) tidak pernah memiliki respon yang sama persis terhadap situasi