BILANGAN ROMAWI
BILANGAN ROMAWI
I.
I.
Materi Bilangan Romawi
Materi Bilangan Romawi
A.A.Sejarah Bilangan RomawiSejarah Bilangan Romawi
Selain bilangan asli, bilangan cacah, bilangan bulat, maupun bilangan pecahan
Selain bilangan asli, bilangan cacah, bilangan bulat, maupun bilangan pecahan
yang telah kita pelajari, satu lagi himpunan bilangan yang akan kita pelajari adalah
yang telah kita pelajari, satu lagi himpunan bilangan yang akan kita pelajari adalah
bilangan Romawi.
bilangan Romawi. Sebelum mengadopsi sistem bilangan Hindu Arab orang menggunakanSebelum mengadopsi sistem bilangan Hindu Arab orang menggunakan
penyimbolan dengan tangan yang ditemukan oleh bangsa Romawi. Tepatnya digunakan pada
penyimbolan dengan tangan yang ditemukan oleh bangsa Romawi. Tepatnya digunakan pada
periode warisan bangsa Etruscan. Penomoran bangsa Romawi didasarkan pada sistem
periode warisan bangsa Etruscan. Penomoran bangsa Romawi didasarkan pada sistem
biquinary.
biquinary.
Asal Usul Bilangan Romawi I=1, V=5, dan X=10.
Asal Usul Bilangan Romawi I=1, V=5, dan X=10.
Sistem numerasi Romawi sudah dikenal sejak tahun 260 SM. Sistem numerasi
Sistem numerasi Romawi sudah dikenal sejak tahun 260 SM. Sistem numerasi
yang kita kenal saat ini adalah pengembangan dari sistem yang lama.
yang kita kenal saat ini adalah pengembangan dari sistem yang lama. Menurut sejarah,Menurut sejarah,
angka romawi udah ada sejak jaman romawi kuno. Pada zaman dahulu kala orang romawi
angka romawi udah ada sejak jaman romawi kuno. Pada zaman dahulu kala orang romawi
kuno menggunakan penomoran tersendiri yang sangat berbeda dengan sistem penomeran
kuno menggunakan penomoran tersendiri yang sangat berbeda dengan sistem penomeran
pada jaman seperti sekarang. Angka romawi hanya terdiri dari 7 nomor dengan simbol huruf
pada jaman seperti sekarang. Angka romawi hanya terdiri dari 7 nomor dengan simbol huruf
tertentu di mana setiap huruf melambangkan / memiliki arti angka tertentu.
tertentu di mana setiap huruf melambangkan / memiliki arti angka tertentu.
Awalnya system perhitungannya diadaptasi dari system perhitungan milik bangsa
Awalnya system perhitungannya diadaptasi dari system perhitungan milik bangsa
Etruscan. Begitu dengan angka- angkanya, mirip banget dengan angka- angka milik bangsa
Etruscan. Begitu dengan angka- angkanya, mirip banget dengan angka- angka milik bangsa
Etruscan (disimbolkan berdasarkan huruf dan gambar). Berhubung angka- angka Etruscan
Etruscan (disimbolkan berdasarkan huruf dan gambar). Berhubung angka- angka Etruscan
susah buat ditulis maupun di baca, akhirnya pada abad pertengahan angka romawi di
susah buat ditulis maupun di baca, akhirnya pada abad pertengahan angka romawi di
sederhanakan. Contoh dalam bahasa Etruscan tertulis
angka-sederhanakan. Contoh dalam bahasa Etruscan tertulis angka- angka : I ^ X П 8 П . nah, dalamangka : I ^ X П 8 П . nah, dalam
deretan angka romawi yang baru angka
deretan angka romawi yang baru angka – – angka itu berubah menjadi : I V X L C M.angka itu berubah menjadi : I V X L C M.
Secara umum, bilangan Romawi terdiri dari 7 angka (dilambangkan dengan huruf)
Secara umum, bilangan Romawi terdiri dari 7 angka (dilambangkan dengan huruf)
sebagai berikut.
V melambangkan bilangan 5V melambangkan bilangan 5
X melambangkan bilangan 10X melambangkan bilangan 10
L melambangkan bilangan 50L melambangkan bilangan 50
C melambangkan bilangan 100C melambangkan bilangan 100
D melambangkan bilangan 500D melambangkan bilangan 500
M melambangkan bilangan 1.000M melambangkan bilangan 1.000
Untuk bilangan-bilangan yang lain, dilambangkan oleh
Untuk bilangan-bilangan yang lain, dilambangkan oleh perpaduan (campuran) dariperpaduan (campuran) dari
ketujuh lambang bilangan tersebut.
ketujuh lambang bilangan tersebut.
B.
B. Aturan Penjumlahan Bilangan RomawiAturan Penjumlahan Bilangan Romawi
Untuk membaca bilangan Romawi, dapat kita uraikan dalam bentuk penjumlahan
Untuk membaca bilangan Romawi, dapat kita uraikan dalam bentuk penjumlahan
seperti pada contoh berikut ini.
seperti pada contoh berikut ini.
Contoh: Contoh: a. a. II II = = I I + + II = 1 + 1 = 1 + 1 = 2 = 2 Jadi, II dibaca 2 Jadi, II dibaca 2 b. VIII = V + I + I + I b. VIII = V + I + I + I = 5 + 1 + 1 + 1 = 5 + 1 + 1 + 1 = 8 = 8
Jadi, VIII dibaca 8
Jadi, VIII dibaca 8
c. LXXVI = L + X + X + V + I c. LXXVI = L + X + X + V + I = 50 + 10 + 10 + 5 + 1 = 50 + 10 + 10 + 5 + 1 = 76 = 76
Jadi, LXXVI dibaca 76
Jadi, LXXVI dibaca 76
d. CXXXVII = C + X + X + X + V + I + I
= 100 + 10 + 10 + 10 + 5 + 1 + 1
= 100 + 10 + 10 + 10 + 5 + 1 + 1
= 137
= 137
Jadi, CXXXVII dibaca 137
Jadi, CXXXVII dibaca 137
Dari contoh-contoh di atas maka dapat di ketahui bahwa : makin ke kanan,
Dari contoh-contoh di atas maka dapat di ketahui bahwa : makin ke kanan,
nilainya semakin kecil. Tidak ada lambang bilangan dasar yang berjajar lebih dari
nilainya semakin kecil. Tidak ada lambang bilangan dasar yang berjajar lebih dari
tiga. Dari contoh-contoh tersebut dapat kita tuliskan aturan pertama dalam membaca
tiga. Dari contoh-contoh tersebut dapat kita tuliskan aturan pertama dalam membaca
lambang bilangan Romawi sebagai berikut.
lambang bilangan Romawi sebagai berikut.
Jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di kanan, makaJika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di kanan, maka
lambang-lambang Romawi tersebut dijumlahkan.
lambang-lambang Romawi tersebut dijumlahkan.
Penambahnya paling banyak tiga angka.Penambahnya paling banyak tiga angka.
C.
C. Aturan Pengurangan Bilangan RomawiAturan Pengurangan Bilangan Romawi
Bagaimana jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di sebelah
Bagaimana jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di sebelah
kiri? Untuk membaca bilangan Romawi, dapat kita uraikan dalam bentuk
kiri? Untuk membaca bilangan Romawi, dapat kita uraikan dalam bentuk
pengurang
pengurangan seperti an seperti pada contoh berikut ini.pada contoh berikut ini.
Contoh: Contoh: a. IV = V a. IV = V – – II = 5 = 5 – – 11 = 4 = 4 Jadi, IV dibaca 4 Jadi, IV dibaca 4 b. IX = X b. IX = X – – II = 10 = 10 – – 11 = 9 = 9 Jadi, IX dibaca 9 Jadi, IX dibaca 9 c. XL = L c. XL = L – – XX
= 40
= 40
Jadi, XL dibaca 40
Jadi, XL dibaca 40
Dari contoh-contoh tersebut dapat kita tuliskan aturan kedua dalam membaca
Dari contoh-contoh tersebut dapat kita tuliskan aturan kedua dalam membaca
lambang bilangan Romawi sebagai berikut.
lambang bilangan Romawi sebagai berikut.
Jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di kiri, maka lambang-Jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di kiri, maka
lambang-lambang Romawi tersebut
lambang Romawi tersebut dikurangkan.dikurangkan.
PengurangaPengurangan paling n paling banyak satu angka.banyak satu angka.
Angka I hanya boleh mengurangi angka V dan X.Angka I hanya boleh mengurangi angka V dan X.
Angka X hanya boleh mengurangi angka L dan C.Angka X hanya boleh mengurangi angka L dan C.
Angka C hanya boleh mengurangi angka D dan M.Angka C hanya boleh mengurangi angka D dan M.
D.
D. Aturan GabunganAturan Gabungan
Dari kedua aturan di atas (penjumlahan dan pengurangan) dapat digabung
Dari kedua aturan di atas (penjumlahan dan pengurangan) dapat digabung
sehingga bisa lebih jelas dalam membaca lambang bilangan Romawi. Mari kita
sehingga bisa lebih jelas dalam membaca lambang bilangan Romawi. Mari kita
perhatikan contoh berikut ini.
perhatikan contoh berikut ini.
Contoh: Contoh: a. XIV = X + (V a. XIV = X + (V – – I)I) = 10 + (5 = 10 + (5 – – 1)1) = 10 + 4 = 10 + 4 = 14 = 14
Jadi, XIV dibaca 14
Jadi, XIV dibaca 14
b. MCMXCIX = M + (M b. MCMXCIX = M + (M – – C) + (CC) + (C – – X) + (XX) + (X – – I)I) = 1.000 + (1.000 = 1.000 + (1.000 – – 100) + (100100) + (100 – – 10) + (1010) + (10 – – 1)1) = 1.000 + 900 + 90 + 9 = 1.000 + 900 + 90 + 9 = 1.999 = 1.999
Jadi, MCMXCIX dibaca 1.999
Jadi, MCMXCIX dibaca 1.999
E.
Setelah bisa membaca bilangan Romawi, tentu kamu juga bisa menuliskan
Setelah bisa membaca bilangan Romawi, tentu kamu juga bisa menuliskan
lambang bilangan Romawi dari bilangan asli yang ditentukan. Aturan-aturan dalam
lambang bilangan Romawi dari bilangan asli yang ditentukan. Aturan-aturan dalam
menuliskan lambang bilangan Romawi sama dengan yang telah kalian pelajari di
menuliskan lambang bilangan Romawi sama dengan yang telah kalian pelajari di
depan. Mari kita perhatikan contoh berikut ini.
depan. Mari kita perhatikan contoh berikut ini.
Contoh: Contoh: a. a. 24 = 20 + 424 = 20 + 4 = (10 + 10) + (5 = (10 + 10) + (5 – – 1)1) = XX + IV = XX + IV = XXIV = XXIV
Jadi, lambang bilangan Romawi 24 adalah XXIV
Jadi, lambang bilangan Romawi 24 adalah XXIV
b. b. 48 = 40 + 848 = 40 + 8 = (50 = (50 – – 10) + (5 + 3)10) + (5 + 3) = XL + VIII = XL + VIII = XLVIII = XLVIII
Jadi, lambang bilangan Romawi 48 adalah XLVIII
Jadi, lambang bilangan Romawi 48 adalah XLVIII
c. c. 139 = 100 + 30 + 9139 = 100 + 30 + 9 = 100 + (10 + 10 + 10) + (10 = 100 + (10 + 10 + 10) + (10 – – 1)1) = C + XXX + IX = C + XXX + IX = CXXXIX = CXXXIX
Jadi, lambang bilangan Romawi 139 adalah CXXXIX
Jadi, lambang bilangan Romawi 139 adalah CXXXIX
d. d. 1.496 = 1.000 + 400 + 90 + 61.496 = 1.000 + 400 + 90 + 6 = 1.000 + (500 = 1.000 + (500 – – 100) + (100100) + (100 – – 10) + (5 + 1)10) + (5 + 1) = M + CD + XC + VI = M + CD + XC + VI = MCDXCVI = MCDXCVI
Jadi, lambang bilangan Romawi 1.496 adalah MCDXCVI
Jadi, lambang bilangan Romawi 1.496 adalah MCDXCVI
F.
Angka Romawi sangat umum digunakan sekarang ini, antara lain digunakan di jam,
Angka Romawi sangat umum digunakan sekarang ini, antara lain digunakan di jam,
bab buku, penomoran sekuel film, penomoran seri event olahraga seperti Olimpiade. Namun
bab buku, penomoran sekuel film, penomoran seri event olahraga seperti Olimpiade. Namun
begitu, angka romawi
begitu, angka romawi memiliki kekurangan dalam memiliki kekurangan dalam penomoran penomoran yaitu:yaitu:
1.
1. Tidak ada angka nol / 0Tidak ada angka nol / 0
2.
2. Terlalu panjang untuk menyebut bilangan tertentuTerlalu panjang untuk menyebut bilangan tertentu
3.
3. Terbatas untuk bilangan-bilangan kecil sajaTerbatas untuk bilangan-bilangan kecil saja
Untuk menutupi kekurangan angka romawi pada keterbatasan angka kecil, maka
Untuk menutupi kekurangan angka romawi pada keterbatasan angka kecil, maka
dibuat pengali seribu dengan simbol garis strip
dibuat pengali seribu dengan simbol garis strip di atas simbol hurup (kecuali I).di atas simbol hurup (kecuali I).
V / v dengan garis di atas untuk angka lima ribu /
V / v dengan garis di atas untuk angka lima ribu / 50005000
X / x dengan garis di atas untuk angka sepuluh ribu / 10000
X / x dengan garis di atas untuk angka sepuluh ribu / 10000
L / l dengan garis di atas untuk angka lima puluh ribu
L / l dengan garis di atas untuk angka lima puluh ribu / 50000/ 50000
C / c dengan garis di atas untuk angka seratus ribu / 100000
C / c dengan garis di atas untuk angka seratus ribu / 100000
D / d dengan garis di atas untuk angka lima ratus ribu
D / d dengan garis di atas untuk angka lima ratus ribu / 500000/ 500000
M / m dengan garis di atas untuk angka satu juta /
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Sistem numerasi Romawi sudah dikenal sejak tahun 260 SMSistem numerasi Romawi sudah dikenal sejak tahun 260 SM
Sistem numerasi romawi menggunakan basis 10 dengan angka dasar I, X, C, dan M.Sistem numerasi romawi menggunakan basis 10 dengan angka dasar I, X, C, dan M.
Angka-angka yang lain, yaitu V, L, dan D sebagai dasar tambahan untuk menyingkat
Angka-angka yang lain, yaitu V, L, dan D sebagai dasar tambahan untuk menyingkat
angka dasar utama yang ditulis berulang.
angka dasar utama yang ditulis berulang.
Dalam membaca bilangan Romawi ada beberapa aturan yaitu dengan penjumlahan,Dalam membaca bilangan Romawi ada beberapa aturan yaitu dengan penjumlahan,
pengurang
pengurangan, serta an, serta aturan gabungan.aturan gabungan.
Bilangan Romawi memiliki beberapa kekurangan dalam penomoran, yaitu:Bilangan Romawi memiliki beberapa kekurangan dalam penomoran, yaitu:
o
o Tidak ada angka nol / 0.Tidak ada angka nol / 0. o
o Terlalu panjang untuk menyebut bilangan tertentu.Terlalu panjang untuk menyebut bilangan tertentu. o
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Adjie, Nahrowi dan Rostika, Deti. (2006).
Adjie, Nahrowi dan Rostika, Deti. (2006). Konsep Dasar MatematikaKonsep Dasar Matematika. Bandung: UPI. Bandung: UPI
Press.
Press.
http://tugino230171.w
http://tugino230171.wordpress.com/20ordpress.com/2011/11/17/membac11/11/17/membaca-dan-menulis-bilangan-
a-dan-menulis-bilangan-romawi/
romawi/
http://www.google.c
http://www.google.co.id/#hl=id&sugexpo.id/#hl=id&sugexp=frgbld&gs_nf=1&c=frgbld&gs_nf=1&cp=11&gs_id=2p=11&gs_id=21&xhr=t1&xhr=t
&q=bilangan+
&q=bilangan+romawi&pf=p&outpuromawi&pf=p&output=search&sclient=t=search&sclient=psy-
psy-ab&oq=bilang
ab&oq=bilangan+ro&aq=&aqan+ro&aq=&aqi=&aql=&gs_l=&i=&aql=&gs_l=&pbx=1&bav=opbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_n.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,qf.,
cf.osb&fp=90c
cf.osb&fp=90c0f8c122a14d4&0f8c122a14d4&biw=1024&bih=biw=1024&bih=388388
http://downloads.ziddu
http://downloads.ziddu.com/downloadfiles.com/downloadfiles/2951081/BILANGA/2951081/BILANGANROMAWI.docNROMAWI.doc
http://www.anggare