LAPORAN PENDAHULUAN (LP) LAPORAN PENDAHULUAN (LP)
“
“CORPUS ALIENUMCORPUS ALIENUM ””
Disusun Oleh: Disusun Oleh: ARIS ARIS 113116008 113116008
PROGRA S!UDI PRO"ESI NERS PROGRA S!UDI PRO"ESI NERS S!I#ES A
S!I#ES AL$IRS%AD L$IRS%AD AL$ISLAI%%AAL$ISLAI%%AH H &ILA&AP&ILA&AP !AHUN A#ADEI# '016'01
▸ Baca selengkapnya: icd 10 corpus alienum tangan
(2)A*
A* PePen+n+e,e,-i-i.n.n
Corpus alienum pada jalan nafas adalah benda asing yang berasal dari luar Corpus alienum pada jalan nafas adalah benda asing yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada pada saluran tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada pada saluran nafas tersebut.
nafas tersebut.
Corpus Alienum adalah benda, baik tajam atau tumpul, atau makanan yang Corpus Alienum adalah benda, baik tajam atau tumpul, atau makanan yang tersangkut dan terjepit di esophagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun tersangkut dan terjepit di esophagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun tidak sengaj ( Kapita
tidak sengaj ( Kapita Selekta Editor Mansjoer Arif Edisi , !""" #.Selekta Editor Mansjoer Arif Edisi , !""" #.
Corpus Alienum adalah terdapatnya suatu benda asing di dalam rongga mulut Corpus Alienum adalah terdapatnya suatu benda asing di dalam rongga mulut baik
baik tajam tajam maupun maupun tumpul tumpul atau atau makanan makanan yang yang tersangkut tersangkut dan dan terjepit terjepit didi esophagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja ( $uku Ajar esophagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja ( $uku Ajar %lmu Kesehatan
%lmu Kesehatan &'&&'&, ))) #., ))) #.
/*
/* #l#l.s.siiii.s.sii
$enda asing yang berasal dari luar tubuh disebut benda asing eksogen $enda asing yang berasal dari luar tubuh disebut benda asing eksogen sedangkan yang berasal dari dalam tubuh disebut benda asing endogen. $enda sedangkan yang berasal dari dalam tubuh disebut benda asing endogen. $enda asing eksogen biasanya masuk melalui hidung atau mulut.
asing eksogen biasanya masuk melalui hidung atau mulut.
$enda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair atau gas. $enda asing $enda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair atau gas. $enda asing eksogen padat dapat berupa *at organik seperti kacang+kacangan dan tulang, eksogen padat dapat berupa *at organik seperti kacang+kacangan dan tulang, ataupun *at anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu
ataupun *at anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu dan lain sebagainya. $endadan lain sebagainya. $enda asing eksogen cair dapat berupa benda cair yang bersifat iritatif, yaitu cairan asing eksogen cair dapat berupa benda cair yang bersifat iritatif, yaitu cairan dengan p' ,-.
dengan p' ,-.
$enda asing end
$enda asing endogen ogen dapat berupa secret kendapat berupa secret kental, darah atau bekuan tal, darah atau bekuan darah,darah, nanah, krusta, cairan amnion, atau mekonium yang dapat masuk ke dalam saluran nanah, krusta, cairan amnion, atau mekonium yang dapat masuk ke dalam saluran nafas bayi pada saat persalinan.
nafas bayi pada saat persalinan.
&*
&* ".-".-2,$2,$".-".-2, 2, P,eP,eis42is42sisisisi
!.
!. aaktktor or inindidi/i/idudual0 al0 umumurur, , jenjenis is kekelamlaminin, , pepekekerjarjaanan, , kokondndisisi i sososisial, al, temtempapatt tinggal.
tinggal. .
. KeKegagagagalan lan memekakaninismsme e prprototekeksi si yayang ng nonormrmalal, , anantatara ra lalainin0 0 kekeadadaan aan titidudur,r, kesadaran menurun, alkoholisme dan epilepsi.
kesadaran menurun, alkoholisme dan epilepsi. .
. aktoaktor fisr fisik0 ik0 kelainkelainan dan dan an penypenyakit akit neuroneurologiklogik.. -.
2. aktor dental, medical dan surgical, misalnya tindakan bedah, ekstraksi gigi, belum tumbuhnya gigi molar pada anak usia kurang dari - tahun.
3. aktor keji4aan, antara lain, emosi, gangguan psikis. . 5kuran, bentuk dan sifat benda asing.
6. aktor kecerobohan, antara lain0 meletakkan benda asing di mulut, persiapan makanan yang kurang baik, makan atau minum tergesa+gesa, makan sambil bermain, memberikan kacang atau permen pada anak yang gigi molarnya belum tumbuh.
D* 5enis Su7.-.n
• By pass valve obstruction atau partial bronchial obstruction atau obstruksi bentuk katup terbuka.
1ada bentuk ini udara pernapasan masih dapat keluar masuk pada saat inspirasi dan ekspirasi meskipun tidak adekuat.
• Inspiratory check valve obstruction atau obstruksi bentuk katup pengatur inspirasi.
Karena udara tidak dapat masuk pada saat inspirasi, tetapi dapat keluar pada saat ekspirasi, maka udara di bagian distal sumbatan akan habis, sehingga paru akan kolaps atau atelektasis.
• Expiratory check valve obstruction atau obstruksi bentuk katup pengatur ekspirasi.
Kebalikan dari bentuk yang kedua, pada bentuk ini udara dapat masuk pada saat inspirasi, tetapi tidak dapat keluar pada saat ekspirasi. Sehingga di bagian distal sumbatan akan mengalami emfisema.
• Stop valve obstruction atau obstruksi bentuk katup tertutup.
1ada obstruksi bentuk ini benda asing menutup seluruh lumen saluran respiratorik, baik pada saat inspirasi maupun pada saat ekspirasi, sehingga seluruh udara paru di bagian distal sumbatan akan mengalami absorpsi dan dalam 4aktu - jam akan mengalami kolaps atau atelektasis.
PA!HA% &ORPUS ALINEU 5ALAN NA"AS (!ERSEDA#) PENURUNAN &URAH 5AN!UNG 1enurunan cardiac output 1eningkatan aliran /entrikel kanan POLA NA"AS !IDA# E"E#!I" 1ernafasan menjadi cepat dan
dangkal &erbentuknya
al/eolar dead space 'ipertensi pulmonal (tekanandara meningkat di arteri pulmonal# 7asokonstriksi pulmonal dan pembentukan mikroemboli Kerusakan /askularisasi pulmonal 'ipoksemia akibat kekurangan oksigen di perifer 1ernafasan cepat dan dangkal 1eningkatan
usaha nafas 1eningkatan tahanan jalannafas dan penurunan komplinasi paru
1erubahan di jalan nafas yang mengecil #E!IDA#E"E#!I"AN PER"USI 'ipoksemia akibat kekurangan oksigen di perifer Al/eolar rusak, kolaps al/eoli akibat tidak ada udara Kehilangan
surfactan akibat rusaknya sel epitel Kerusakan sel
epitel al/eolar Edema al/eolar 1eningkatan permeabilitasmembran kapiler
1elepasan mediator histamin, serotonin dan bradikinin Akti/asi neutrofil 8 makrofag,
pelepasan endoto9in :espon inflamasi
ARDS (A&U!E RESPIRA!OR% S!RESS
S%NDORE)
1ermeabilitas kapiler meningkat Menempel dan merusak endothelium mikro/askuler paru
;ranulosit terakti/asi Membran al/eolar rusak
ungsi paru menurun Abnormalitas /entilasi+perfusi
Status asmatikus <yspnea memberat
<yspnea
$atuk disertai sesak nafas Sumbatan jalan nafas sebagian
1arsial
#EA!IAN ENDADA#
&idak dapat berfanas spontan
Apnea dan sianosis Spasme laring
&otal &ORPUS ALINENIU 5ALAN NA "AS
(!ERSEDA#)
$atuk hebat secara tiba+tiba, rasa tercekik, rasa tersumbat di
tenggorokan Menyumbat jalan nafas
+ &ersedak makanan + Muntahan
+ Adanya bekun darah + Sekret yang kental + Epiglotitis + Karsinoma larin #E!IDA#E"E#!I"AN /ERSIHAN 5ALAN NA"AS ANSIE!AS
E* Ge9.l. #linis
;ejala dari masuknya benda asing ke dalam saluran pernafasan ditunjukkan dengan penderita batuk+batuk hebat secara tiba+tiba, rasa tersumbat di tenggorok, bicara gagap, dan obstruksi jalan napas segera. =ika benda asing di laring dapat menimbulkan kematian akibat penderita tak bisa bernapas.
;ejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas tergantung pada lokasi benda asing, derajat sumbatan (total atau sebagian#, sifat, bentuk dan ukuran benda asing. $enda asing yang masuk melalui hidung dapat tersangkut di hidung, nasofaring, laring, trakea dan bronkus. $enda yang masuk melalui mulut dapat tersangkut di orofaring, hipofaring, tonsil, dasar lidah, sinus piriformis, esofagus atau dapat juga tersedak masuk ke dalam laring, trakea dan bronkus. ;e+ jala yang timbul ber/ariasi, dari tanpa gejala hingga kematian sebelum diberikan pertolongan akibat sumbatan total.
Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing saluran napas akan mengalami stadium, yaitu>
!. Stadium pertama merupakan gejala permulaan yaitu batuk+batuk hebat secara tiba+tiba (violent paroxysms of coughing), rasa tercekik (choking), rasa
tersumbat di tenggorok (gagging) dan obstruksi jalan napas yang terjadi
dengan segera.
. Stadium kedua, gejala stadium permulaan diikuti oleh inter/al asimtomatis. 'al ini karena benda asing tersebut tersangkut, refleks+refleks akan melemah dan gejala rangsangan akut menghilang. Stadium ini berbahaya, sering menyebabkan keterlambatan diagnosis atau cenderung mengabaikan kemungkinan aspirasi benda asing karena gejala dan tanda yang tidak jelas. . Stadium ketiga, telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi atau
infeksi sebagai akibat reaksi terhadap benda asing, sehingga timbul batuk+ batuk, hemoptisis, pneumonia dan abses paru.
$enda asing di laring dapat menutup laring, tersangkut di antara pita suara atau berada di subglotis. ;ejala sumbatan laring tergantung pada besar, bentuk dan letak (posisi# benda asing. Sumbatan total di laring akan menimbulkan keadaan yang ga4at biasanya kematian mendadak karena terjadi asfiksia dalam
4aktu singkat. 'al ini disebabkan oleh timbulnya spasme laring dengan gejala antara lain disfonia sampai afonia, apnea dan sianosis.
Sumbatan tidak total di laring dapat menyebabkan disfonia sampai afonia, batuk yang disertai serak (croupy cough), odinofagia, mengi, sianosis, hemoptisis,
dan rasa subjektif dari benda asing (penderita akan menunjuk lehernya sesuai dengan letak benda asing tersebut tersangkut# dan dispnea dengan derajat ber/ariasi. ;ejala ini jelas bila benda asing masih tersangkut di laring, dapat juga benda asing sudah turun ke trakea, tetapi masih menyisakan reaksi laring oleh
karena adanya edema.
"* Pee,is..n Penun9.n+
1ada kasus benda asing di saluran napas dapat dilakukan pemeriksaan radiologis dan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis. $enda asing yang bersifat radioopak dapat dibuat rongentfoto segera setelah kejadian, benda
asing radiolusen dibuatkan rongent foto setelah - jam kejadian, karena sebelum
- jam kejadian belum menunjukkan gambaran radiologis yang berarti. $iasanya setelah - jam baru tampak tanda+tanda atelektasis atau emfisema.
7ideo fluoroskopi merupakan cara terbaik untuk melihat saluran napas secara keseluruhan, dapat menge/aluasi pada saat ekspirasi dan inspirasi dan adanya obstruksi parsial. 1emeriksaan laboratorium darah diperlukan untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan asam basa, serta tanda+tanda infeksi saluran napas
G* Pen.-.l.s.n..n
1ersiapan ekstraksi benda asing harus dilakukan sebaik+baiknya dengan tenaga medis?operator, kesiapan alat yang lengkap. $esar dan bentuk benda asing harus diketahui dan mengusahakan duplikat benda asing serta cunam yang sesuai benda asing yang akan dikeluarkan. $enda asing yang tajam harus dilindungi
dengan memasukkan benda tersebut ke dalam lumen bronkoskop. $ila benda asing tidak dapat masuk ke lumen alat maka benda asing kita tarik secara bersamaan dengan bronkoskop.
<i %nstalasi ;a4at <arurat, terapi suportif a4al termasuk pemberian oksigen, monitor jantung dan pulse oxymetri dan pemasangan %7 dapat dilakukan.
$ronkoskopi merupakan terapi pilihan untuk kasus aspirasi. 1emberian steroid dan antibiotik preoperatif dapat mengurangi komplikasi seperti edema saluran napas dan infeksi. Metilprednisolon mg?kg %7 dan antibiotik spektrum luas yang cukup mencakup Streptokokus hemolitik dan Staphylococcus aureus dapat
dipertimbangkan sebelum tindakan bronkoskopi.
/,2n2s24i
1rinsip penanganan benda asing di saluran napas adalah mengeluarkan benda asing tersebut dengan segera dalam kondisi paling maksimal dan trauma paling minimal. 1enentuan cara pengambilan benda asing dipengaruhi oleh faktor
misalnya umur penderita, keadaan umum, lokasi dan jenis benda asing, tajam atau tidaknya benda asing dan lamanya benda asing berada di saluran napas. Sebenarnya tidak ada kontraindikasi absolut untuk tindakan bronkoskopi, selama hal itu merupakan tindakan untuk menyelamatkan nya4a (life saving #. 1ada
keadaan tertentu dimana telah terjadi komplikasi radang saluran napas akut, tindakan dapat ditunda sementara dilakukan pengobatan medikamentosa untuk mengatasi infeksi. 1ada aspirasi benda asing organik yang dalam 4aktu singkat dapat menyebabkan sumbatan total, maka harus segera dilakukan bronkoskopi, bahkan jika perlu tanpa anestesi umum.
$enda asing di bronkus dapat dikeluarkan dengan bronkoskopi kaku maupun bronkoskopi serat optik. 1ada bayi dan anak+anak sebaiknya digunakan
bronkoskopi kaku untuk mempertahankan jalan napas dan pemberian oksigen yang adekuat, karena diameter jalan napas pada bayi dan anak+anak sempit. 1ada orang de4asa dapat dipergunakan bronkoskop kaku atau serat optik, tergantung kasus yang dihadapi. 5kuran alat yang dipakai juga menentukan keberhasilan tindakan. Keterampilan operator dalam bidang endoskopi juga berperan dalam penentuan pelaksanaan tindakan bronkoskopi.
$ronkoskop kaku mempunyai keuntungan antara lain ukurannya lebih besar /ariasi cunam lebih banyak, mempunyai kemampuan untuk mengekstraksi benda asing tajam dan kemampuan untuk dilakukan /entilasi yang adekuat. Selain keuntungan di atas, penggunaan bronkoskop kaku juga mempunyai kendala yaitu tidak bisa untuk mengambil benda asing di distal, dapat menyebabkan patahnya gigi geligi, edema subglotik, trauma mukosa, perforasi bronkus dan perdarahan. 1ada pemakaian teleskop maupun cunam penting diperhatikan bah4a ruang untuk pernapasan menjadi sangat berkurang, sehingga lama penggunaan alat+alat ini
harus dibatasi sesingkat mungkin. $ronkoskop serat optik dapat digunakan untuk orang de4asa dengan benda asing kecil yang terletak di distal, penderita dengan /entilasi mekanik, trauma kepala, trauma ser/ikal dan rahang.
$eberapa faktor penyulit mungkin dijumpai dan dapat menimbulkan kegagalan bronkoskopi antara lain adalah faktor penderita, saat dan 4aktu melakukan bronkoskopi, alat, cara mengeluarkan benda asing, kemampuan tenaga medis dan para medis, dan jenis anestesia. Sering bronkoskopi pada bayi dan anak kecil terdapat beberapa kesulitan yang jarang dijumpai pada orang de4asa, karena lapisan submukosa yang longgar di daerah subglotik menyebabkan lebih mudah terjadi edema akibat trauma. Keadaan umum anak cepat menurun, dan cepat terjadi dehidrasi dan renjatan. <emam menyebabkan perubahan metabolisme, termasuk pemakaian oksigen dan metabolisme jaringan, /asokontriksi umum dan perfusi jaringan terganggu. Adanya benda asing di saluran napas akan mengganggu proses respirasi, sehingga benda asing tersebut harus segera dikeluarkan.
1emberian kortikosteroid dan bronkodilator dapat mengurangi edema laring dan bronkospasme pascatindakan bronkoskopi. 1ada penderita dengan keadaaan sakit berat, maka sambil menunggu tindakan keadaan umum dapat diperbaiki
terlebih dahulu, misalnya> rehidrasi, memperbaiki gangguan keseimbangan asam basa, dan pemberian antibiotika. Keterlambatan diagnosis dapat terjadi akibat
kurangnya pengetahuan dan ke4aspadaan penderita maupun orang tua mengenai ri4ayat tersedak sehingga menimbulkan keterlambatan penanganan.
Kesulitan mengeluarkan benda asing saluran napas meningkat sebanding dengan lama kejadian sejak aspirasi benda asing. 1ada benda asing yang telah lama berada di dalam saluran napas atau benda asing organik, maka mukosa yang menjadi edema dapat menutupi benda asing dan lumen bronkus, selain itu bila telah terjadi pembentukkan jaringan granulasi dan striktur maka benda asing menjadi susah terlihat.
Cara lain untuk mengeluarkan benda asing yang menyumbat laring secara total ialah dengan cara perasat dari 'eimlich ('eimlich maneu/er#, dapat dilakukan pada anak maupun de4asa. Menurut teori 'eimlich, benda asing yang masuk ke dalam laring ialah pada saat inspirasi. <engan demikian paru penuh dengan udara, diibaratkan sebagai botol plastik yang tertutup, dengan menekan botol itu, maka sumbatnya akan terlempar keluar.
Komplikasi perasat 'eimlich adalah kemungkinan terjadinya ruptur lambung atau hati dan fraktur kosta. @leh karena itu pada anak sebaiknya cara menolongnya tidak dengan menggunakan kepalan tangan tetapi cukup dengan dua buah jari kiri dan kanan. 1ada sumbatan benda asing tidak total di laring perasat
'eimlich tidak dapat digunakan. <alam hal ini penderita dapat diba4a ke rumah sakit terdekat yang memiliki fasilitas endoskopik berupa laringoskop dan bronkoskop.
!# 15K5AB <AB 'EB&AKAB 5B&5K S5M$A&AB $EB<A AS%B;
1ada penderita sadar yang mengalami aspirasi sehingga menyebabkan sumbatan partial sebaiknya penderita disuruh batuk dan meludahkannya. 1ada penderita yang mengalami sumbatan total baik penderitanya sadar ataupun tidak
apalagi sianosis, maka segera lakukan tindakan yang mungkin masih efektif dan dibenarkan.
angkah+langkah untuk pukulan dan hentakan yang dianjurkan> 1ada penderita sadar>
!. 1enderita disuruh membatukkan keluar benda asing tersebut. $ila dalam beberapa detik tindakan tersebut gagal, suruh penderita membuka mulut, dan bila penderita tidak sadar, buka mulutnya secara paksa, dan segera bersihkan mulut dan faringnya dengan jari. Kalau keadaan memungkinkan kita menggunakan laringoskop dan forsep Magill untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
. $ila cara no.! gagal, maka pada penderita sadar> akukan tiga sampai empat kali pukulan punggung diikuti tiga sampai lima kali hentakan abdomen atau dada dan ulangi usaha+usaha pembersihan.
1ada penderita tidak sadar>
1enderita diletakkan pada posisi hori*ontal dan usahakan /entilasi paru. =ika tindakan ini gagal, maka lakukan pukulan punggung sebanyak +2 kali, diikuti +2 kali hentakan abdomen atau hentakan dada. 5langi usaha pembersihan dan /entilasi. =ika tindakan tersebut juga mengalami kegagalan, maka ulangi urutan /entilasi, pukulan punggung, hentakan dada, penyapuan dengan jari sampai penolong berhasil memberi /entilasi atau sampai perlengkapan untuk
mengeluarkan benda asing dari jalan nafas secara langsung tiba. Selama melakukan tindakan+tindakan tersebut diatas periksa denyut nadi pembuluh darah besar, bila tidak teraba, segera lakukan :esusitasi =antung 1aru.
. &indakan terakhir yang masih dapat kita lakukan adalah, krikotirotomi, dan ini hanya dapat dilakukan oleh tenaga terlatih.
# CA:A+CA:A MEAK5KAB 1EM5K5AB 15B;;5B; <AB 'EB&AKAB A$<@MEB
5ntuk pukulan punggung (A# lakukan sampai 2 kali pukulan dengan pangkal telapak tangan diatas tulang belakang korban diantara kedua tulang belikatnya. =ika mungkin rendahkan kepala diba4ah dadanya untuk
memanfaatkan gra/itasi.
5ntuk hentakan abdomen ($# berdirilah di belakang penderita, lingkarkan kedua lengan penolong mengitari pinggang penderita, pergelangan atau kepalan tangan penolong berpegangan satu sama lain, letakkan kedua tangan penolong pada abdomen antara pusat dan prosesus sifoideus penderita dan kepalan tangan penolong menekan ke arah abdomen dengan hentakan cepat. 5langi sampai 2
kali. 'indari prosesus sofoideus. 'entakan dada diatas sternum ba4ah kurang menimbulkan bahaya, lebih+lebih pada 4anita hamil atau gemuk.
# CA:A+CA:A 15K5AB 15B;;5B; (A# <AB 'EB&AKAB A$<@MEB ($# 5B&5K S5M$A&AB $EB<A AS%B; 1A<A K@:$AB $E:$A:%B; AB; &%<AK SA<A:
5ntuk pukulan punggung (A# gulirkan penderita pada sisinya sehingga menghadap penolong, dengan dadanya bertumpu pada lutut penolong, berikan sampai 2 kali pukulan tajam dengan pangkal telapak tangan penolong diatas tulang belakang penderita, diantara kedua tulang belikat.
5ntuk hentakan abdomen ($# letakkan penderita telentang (muka menghadap ke atas#, penolong berlutut disamping abdomen penderita atau mengangkanginya. 1enolong meletakkan tangan diatas tangan lainnya, dengan pangkal telapak tangan sebelah ba4ah digaris tengah antara pusat dan prosesus sifoideus penderita. Miringkan sehingga bahu penolong berada diatas abdomen penderita dan tekan ke arah diafragma dengan hentakan cepat ke dalam dan keatas. =angan menekan ke arah kiri atau kanan garis tengah. =ika perlu ulangi sampai 2 kali. -# 15K5AB 15B;;5B; 1A<A $A% <AB ABAK KEC%
1eganglah anak dengan muka keba4ah, topanglah dagu dan leher dengan lutut dan satu tangan penolong kemudian lakukan pemukulan pada punggung secara lembut antara kedua tulang belikat bayi. 1ada tindakan hentakan dada, letakkan bayi dengan muka menghadap keatas pada lengan ba4ah penolong, rendahkan kepala dan berikan hentakan dada secara lambat dengan dua atau tiga jari seperti kalau kita melakukan kompresi jantung luar. =ika jalan nafas anak hanya tersumbat partial, anak masih sadar serta dapat bernafas dalam posisi tegak, maka sebaiknya tindakan dikerjakan dengan peralatan yang lebih lengkap, bahkan mungkin menggunakan tindakan anestesi. &indakan hentakan abdomen jangan dilakukan pada bayi dan anak kecil.
2# MEM$E:S%'KAB =AAB BAAS Membersihkan jalan nafas ada dua cara >
a. <engan manual b. <engan penghisapan
!. 1enghisapan benda asing dari daerah faring, hendaknya menggunakan penghisapan dengan tekanan negatif yang besar.
. 1enghisapan benda asing dari daerah trakheobronkus, hendaknya menggunakan penghisap dengan tekanan negatif yang lebih kecil, karena kalau terlalu besar dapat menyebabkan paru kolaps, sehingga paru dapat cedera dan penderita dapat mengalami asfiksi.
5ntuk penghisapan di daerah trakheobronkus dan nasofaring sebaiknya menggunakan kateter dengan ujung lengkung dan lunak yang diberi jelly mulai dari ujung kateter sampai hampir seluruh kateter. 5jung yang lengkung tersebut memungkinkan kateter dapat dimasukkan ke dalam salah satu bronkus utama, sedangkan kalau kita menggunakan kateter yang lurus biasanya masuk ke bronkus kanan. Kalau kita ingin memasukkan kateter kedalam bronkus utama kiri sebaiknya kepala penderita dimiringkan ke kanan. <iameter kateter seharusnya kurang dari setengah diameter pipa trakea.
ASUHAN #EPERAA!AN A* PENG#A5IAN
P,ie, su,;e
Primary survey dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain (;ilbert.,
<DSou*a., 8 1let*, ))"# >
.) Gene,.l I4,essi2ns
Memeriksa kondisi yang mengancam nya4a secara umum. Menentukan keluhan utama atau mekanisme cedera
Menentukan status mental dan orientasi (4aktu, tempat, orang#
7) Pen+.9i.n Airway
&indakan pertama kali yang harus dilakukan adalah memeriksa responsi/itas pasien dengan mengajak pasien berbicara untuk memastikan ada atau tidaknya sumbatan jalan nafas. Seorang pasien yang dapat berbicara dengan jelas maka jalan nafas pasien terbuka (&hygerson, )!!#. 1asien yang tidak sadar mungkin memerlukan bantuan airway dan /entilasi. &ulang belakang leher harus
dilindungi selama intubasi endotrakeal jika dicurigai terjadi cedera pada kepala, leher atau dada. @bstruksi jalan nafas paling sering disebabkan oleh obstruksi lidah pada kondisi pasien tidak sadar (Filkinson 8 Skinner, )))#.
ang perlu diperhatikan dalam pengkajian airway pada pasien antara lain >
Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat berbicara atau bernafas dengan bebasG
&anda+tanda terjadinya obstruksi jalan nafas pada pasien antara lain> − Aanya snoring atau gurgling
− Stridor atau suara napas tidak normal − Agitasi (hipoksia#
− 1enggunaan otot bantu pernafasan ? paraoxical chest movements − Sianosis
!ook dan listen bukti adanya masalah pada saluran napas bagian atas dan
potensial penyebab obstruksi > − Muntahan
− 1erdarahan
− ;igi lepas atau hilang − ;igi palsu
− &rauma 4ajah
=ika terjadi obstruksi jalan nafas, maka pastikan jalan nafas pasien terbuka. indungi tulang belakang dari gerakan yang tidak perlu pada pasien yang
berisiko untuk mengalami cedera tulang belakang.
;unakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan nafas pasien sesuai indikasi >
− "hin lift ? #aw thrust
− akukan suction (jika tersedia#
− @ropharyngeal airway?nasopharyngeal airway, !aryngeal $ask Airway − akukan intubasi
c) Pen+.9i.n Breathing (Pe,n..s.n)
1engkajian pada pernafasan dilakukan untuk menilai kepatenan jalan nafas dan keadekuatan pernafasan pada pasien. =ika pernafasan pada pasien tidak memadai, maka langkah+langkah yang harus dipertimbangkan adalah> dekompresi dan drainase tension pneumothora9?haemothora9, closure of open chest in#ury dan
/entilasi buatan (Filkinson 8 Skinner, )))#.
ang perlu diperhatikan dalam pengkajian breathing pada pasien antara lain >
!ook ,listen dan feel 0 lakukan penilaian terhadap /entilasi dan oksigenasi
pasien.
− %nspeksi dari tingkat pernapasan sangat penting. Apakah ada tanda+tanda sebagai berikut > cyanosis, penetrating in#ury, flail chest , sucking chest wouns, dan penggunaan otot bantu pernafasan.
− 1alpasi untuk adanya > pergeseran trakea, fraktur ruling iga, subcutaneous
emphysema, perkusi berguna untuk diagnosis haemothoraxdan pneumotoraks.
− Auskultasi untuk adanya > suara abnormal pada dada.
$uka dada pasien dan obser/asi pergerakan dinding dada pasien jika perlu. &entukan laju dan tingkat kedalaman nafas pasien0 kaji lebih lanjut mengenai
karakter dan kualitas pernafasan pasien. 1enilaian kembali status mental pasien.
<apatkan bacaan pulse oksimetri jika diperlukan
1emberian inter/ensi untuk /entilasi yang tidak adekuat dan ? atau oksigenasi> − 1emberian terapi oksigen
− $ag+7al/e Masker
− %ntubasi (endotrakeal atau nasal dengan konfirmasi penempatan yang benar#, jika diindikasikan
− Catatan> defibrilasi tidak boleh ditunda untuk ad/anced air4ay procedures Kaji adanya masalah pernapasan yang mengancam ji4a lainnya dan berikan
terapi sesuai kebutuhan.
) Pen+.9i.n Circulation
Shock didefinisikan sebagai tidak adekuatnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan. 'ipo/olemia adalah penyebab syok paling umum pada trauma. <iagnosis shock didasarkan pada temuan klinis> hipotensi, takikardia, takipnea, hipotermia, pucat, ekstremitas dingin, penurunancapillary refill , dan penurunan
produksi urin. @leh karena itu, dengan adanya tanda+tanda hipotensi merupakan salah satu alasan yang cukup aman untuk mengasumsikan telah terjadi perdarahan dan langsung mengarahkan tim untuk melakukan upaya menghentikan pendarahan. 1enyebab lain yang mungkin membutuhkan perhatian segera adalah>tension pneumothorax% cariac tamponae% cariac, spinal shock dan anaphylaxis. Semua perdarahan eksternal yang nyata harus
diidentifikasi melalui paparan pada pasien secara memadai dan dikelola dengan baik (Filkinson 8 Skinner, )))#..
angkah+langkah dalam pengkajian terhadap status sirkulasi pasien, antara lain >
Cek nadi dan mulai lakukan C1: jika diperlukan.
C1: harus terus dilakukan sampai defibrilasi siap untuk digunakan.
Kontrol perdarahan yang dapat mengancam kehidupan dengan pemberian penekanan secara langsung.
1alpasi nadi radial jika diperlukan> − Menentukan ada atau tidaknya
− Menilai kualitas secara umum (kuat?lemah# − %dentifikasi rate (lambat, normal, atau cepat# − &egularity
Kaji kulit untuk melihat adanya tanda+tanda hipoperfusi atau hipoksia (capillary refill #.
akukan treatment terhadap hipoperfusi
e) Pen+.9i.n Level of Concioune .n !ia"ilitie
1ada primary survey,isability dikaji dengan menggunakan skala A715 >
− A +alert , yaitu merespon suara dengan tepat, misalnya mematuhi perintah yang diberikan
− 7 + vocalises, mungkin tidak sesuai atau mengeluarkan suara yang tidak bisa dimengerti
− 1 + respons to pain only (harus dinilai semua keempat tungkai jika ekstremitas a4al yang digunakan untuk mengkaji gagal untuk merespon# − 5 + unresponsive to pain, jika pasien tidak merespon baik stimulus nyeri
maupun stimulus /erbal.
f) E#$oe< E#a%ine .n Evaluate
Menanggalkan pakaian pasien dan memeriksa cedera pada pasien. =ika pasien diduga memiliki cedera leher atau tulang belakang, imobilisasi in+line penting untuk dilakukan. akukan log roll ketika melakukan pemeriksaan pada punggung
pasien. ang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan pada pasien adalah mengekspos pasien hanya selama pemeriksaan eksternal. Setelah semua pemeriksaan telah selesai dilakukan, tutup pasien dengan selimut hangat dan jaga pri/asi pasien, kecuali jika diperlukan pemeriksaan ulang (&hygerson, )!!#.
<alam situasi yang diduga telah terjadi mekanisme trauma yang mengancam ji4a, maka &api 'rauma Assessment harus segera dilakukan>
− akukan pemeriksaan kepala, leher, dan ekstremitas pada pasien
− 1erlakukan setiap temuan luka baru yang dapat mengancam nya4a pasien luka dan mulai melakukan transportasi pada pasien yang berpotensi tidak stabil atau kritis.
Se=2n., Su,;e
!. %dentitas pasien.
. :i4ayat kesehatan yang lalu>
a. Kaji ri4ayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya.
b. Kaji ri4ayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap *at? faktor lingkungan.
c. Kaji ri4ayat pekerjaan pasien.
. 1engkajian kepera4atan pasien yang mempunyai masalah pernapasan difokuskan pada /entilasi, perfusi, kognisi, dan eliminasi.
a. 7entilasi
!# $unyi napas
:onki basah atau mengi dapat terdengar pada banyak masalah pernapasan. 'ilangnya atau berkurangnya bunyi napas merupakan temuan yang signifikan dan mungkin mengindikasikan pneumotoraks atau beberapa bentuk konsolidasi al/eolar. $unyi napas dapat saja hilang atau berkurang sebagai akibat konstriksi bronkus kanan yang disebabkan oleh aspirasi benda asing
# 1ernapasan
&entukan karakter pernapasan. rekuensi pernapasan H 2) pernapsan?menit pada bayi atau H-) pernapsan?menit pada anak+anak
usiaI tahun merupakan kondisi sensiti/e dan spesifik adanya infeksi saluran pernapasan ba4ah.
# ajua aliran ekspirasi
=ika apsien 11@K atau asma, periksa laju aliran ekspirasi puncak dengan menggunakan peak flo4meter.=ika nilainya kurang dari )) l?menit, triase segera ke ruang tindakan.
-# Saturasi oksigen
&entukan tingkat Sp@ dengan oksimetri nadi kontinu.=ika tingkat Sp@ "! J atau kurang, diperkirakan pasien harus dira4at di rumah sakit.
2# Sputum
=elaskan produksi sputum.Sputum merah muda yang berbusa merupakan tanda edema al/eoli paru kardiogenik.
3# <ispnea
Kaji dispnea dengan menggunakan skala yang sudah distandarisasi. b. 1erfusi
$unyi jantung ketiga sering kali terdengar pada kasus+kasus gagal jantung. # &itik impuls maksimal
1alpasi titik impuls maksimal. $agian apeks jantung biasanya sampai pada dinding anterior dada atau dekat dengan ruang interkosta lima kiri di garis midkla/ikula.
# <istensi /ena jugularis
&entukan ada tidaknya distensi /ena jugularis. 5bah posisi pasien menjadi semifo4ler dengan kepala miring kanan atau kiri.
c. Kognisi
akukan pengkajian neurologis dan catat nilai ;CS. Medikasi misalnya teofilin dan alupent. ang digunakan untuk mengatasi gangguan pulmonal menimbulkan efek pada sistem saraf pusat, seperti kegelisahan, takikardia, dan agitasi. 'ipoksemia dan hiperkapnia dapat menyebabkan kegelisahan dan penurunan kesadaran.
-. Kondisi 1ernafasan.
a. <apat menja4ab, lengkap tidak terputus+putus , tidak tersendat+sendat , tidak menggeh+menggeh +H ungsi pernafasan baik.
b. $ila menja4ab terputus+putus , tersendat+sendat , menggeh+menggeh +H ungsi pernafasan terganggu.
c. $ila tidak menja4ab, tidak ada suara, tidak ada gerak nafas, tidak ada ha4a nafas +H 1ernafasan berhenti
=ika pengobatan mencakup pembedahan, penting artinya jika pera4at mengetahui sifat dari pembedahan sehingga dapat merencanakan asuhan yang sesuai. =ika pasien diperkirakan akan tidak mempunyai suara lagi, e/aluasi paska operatif oleh terapi 4icara diperlukan. Kemampuan pasien untuk mendengar, melihat, membaca, dan menulis dikaji.kerusakan /isual dan buta huruf fungsional dapat menimbulkan masalah tambahan.
$. <%A;B@SA KE1E:AFA&AB
a. $ersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkospasme. b. ;angguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen
c. $ersihan jalan napas tidak efektif b.d. inflamasi trakheobronkial, edema dan peningkatan produksi sputum, menurunnya fungsi fisiologis saluran
pernapasan, ketidakmampuan batuk, adanya benda asing (E&&, Corpus alienum#.
d. 1ola nafas tidak efektif berhubungan dengan tidak adekuatnya /entilasi e. :esiko terhadap aspirasi berhubungan dengan masuknya sekret, benda
padat, atau cairan ke dalam saluran nafas.
f. Cemas pada orang tua dan anak b.d penyakit yang dialami anak.
C. %B&E:7EBS% KE1E:AFA&AB N2 Di.+n2s. #e4e,.>.-.n !u9u.n .n #,i-e,i. H.sil In-e,;ensi
! $ersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkospasm e NOC: Respiratory status : Ventilation Respiratory status : Airway patency Aspiration Control a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, e9>
mengi b. Kaji?pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi?ekspirasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …………..pasien menunjukkan keefektifan jalan nafas diuktikan den!an kriteria hasil : "endemonstras ika
n atuk efektif dan suara nafas yan! ersih#
tidak ada sianosis dan
dyspneu $mampu men!eluarkan sputum#
ernafas den!an mudah# tidak ada pursed
lips%
"enunjukkan
jalan
nafas yan! paten $klien tidak merasa tercekik# irama nafas# frekuensi pernafasan dalam rentan! normal# tidak
ada suara nafas anormal% "ampu men!identi&kasika n dan mence!ah faktor yan! penyea. Saturasi O' dalam atas normal c. Catat adanya derajat dispnea, ansietas, distress pernafasan, penggunaan obat d. &empatkan klien
pada posisi yang nyaman. Contoh> meninggikan
kepala &&, duduk pada sandaran &&. e. 1ertahankan polusi lingkungan minimum. Contoh> debu, asap,dll. f. &ingkatkan masukan cairan sampai dengan ))) ml?hari sesuai toleransi jantung, memberikan air hangat. g. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai indikasi.
1ola Bafas tidak efektif <efinisi > 1ertukaran udara inspirasi dan?atau ekspirasi tidak adekuat aktor yang berhubungan > + 'iper/entilasi + 1enurunan energi?kelelahan + 1erusakan?pele mahan muskuloskletal + @besitas + Kelelahan otot pernafasan + 'ipo/entilasi sindrom + Byeri + Kecemasan + <isfungsi Beuromuskuler + %njuri tulang belakang <S + <yspnea + Bafas pendek <@ + 1enurunan tekanan inspirasi?ekspirasi + 1enurunan pertukaran udara permenit + Menggunakan otot pernafasan tambahan + @rthopnea + 1ernafasan pursed+lip + &ahap ekspirasi berlangsung sangat lama + 1enurunan kapasitas /ital respirasi I !!+ B@C :espiratory status > 7entilation :espiratory status > Air4ay patency
7ital sign Status
Setelah dilakukan tindakan kepera4atan selama. 1asien menunjukan
keefektifan pola napas, dibuktikan dengan > Kriteria 'asil >
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada pursed lips#
Menunjukkan jalan
nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam
rentang normal, tidak ada suara nafas
abnormal#
&anda &anda /ital
dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan# B%C 1osisikan pasien untuk memaksimalkan /entilasi 1asang mayo bila perlu akukan
fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan
sekret dengan batuk atau suction
Auskultasi
suara nafas, catat adanya suara tambahan
$erikan
bronkodilator .
$erikan
pelembab udara Kassa basah BaCl embab
Atur intake
untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor
respirasi dan status @
$ersihkan
mulut, hidung dan secret trakea
1ertahankan
jalan nafas yang paten
@bser/asi
adanya tanda tanda hipo/entilasi Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi Monitor /ital sign %nformasikan
pada pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi untuk
-9?menit memperbaiki pola nafas Ajarkan bagaimana batuk secara efektif Monitor pola nafas ;angguan pertukaran gas b?d kongesti paru, hipertensi pulmonal, penurunan perifer
yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan curah jantung.
<efinisi > Kelebihan atau kekurangan dalam oksigenasi dan atau pengeluaran karbondioksida di dalam membran kapiler al/eoli $atasan karakteristik > + ;angguan penglihatan + 1enurunan C@ + &akikardi + 'iperkapnia + Keletihan + somnolen + %ritabilitas + 'ypo9ia + kebingungan + <yspnoe + nasal faring + A;< Bormal + sianosis + 4arna kulit abnormal (pucat, kehitaman# B@C > :espiratory Status > ;as e9change :espiratory Status > /entilation
7ital Sign Status
Kriteria 'asil >
Mendemonstrasikan
peningkatan /entilasi dan oksigenasi yang adekuat
Memelihara
kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress
pernafasan
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada pursed lips#
&anda tanda /ital
dalam rentang normal
B%C >
Air4ay Management
$uka jalan
nafas, guanakan teknik chin lift atau ja4 thrust bila perlu
1osisikan pasien untuk memaksimalkan /entilasi %dentifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan
1asang mayo
bila perlu
akukan
fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan
sekret dengan batuk atau suction
Auskultasi
suara nafas, catat adanya suara tambahan
akukan
suction pada mayo
$erika bronkodilator bial perlu $arikan pelembab udara Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. Monitor
respirasi dan status @
- Kelebihan /olume cairan b?d
berkurangnya curah jantung, retensi cairan
dan natrium oleh ginjal, hipoperfusi ke jaringan perifer dan
hipertensi pulmonal <efinisi > :etensi cairan isotomik meningkat $atasan karakteristik > + $erat badan meningkat pada 4aktu yang singkat + Asupan berlebihan dibanding output + &ekanan darah berubah, tekanan arteri pulmonalis berubah, peningkatan C71 + <istensi /ena jugularis + 1erubahan pada pola nafas, dyspnoe?sesak nafas, orthopnoe, suara nafas abnormal (:ales atau crakles#, kongestikemacetan paru, pleural effusion
+ 'b dan hematokrit menurun, perubahan elektrolit, khususnya perubahan berat jenis + Suara jantung S%%% + :eflek hepatojugular positif B@C >
Electrolit and acid
base balance
luid balance
Kriteria 'asil>
&erbebas dari
edema, efusi, anaskara
$unyi nafas
bersih, tidak ada dyspneu?ortopneu
&erbebas dari
distensi /ena jugularis, reflek hepatojugular (L#
Memelihara
tekanan /ena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung dan /ital sign dalam batas
normal
&erbebas dari
kelelahan, kecemasan atau kebingungan
Menjelaskanind
ikator kelebihan cairan
luid management
1ertahankan
catatan intake dan output yang akurat
1asang urin
kateter jika diperlukan
Monitor hasil lAb
yang sesuai dengan retensi cairan ($5B , 'mt , osmolalitas urin # Monitor status hemodinamik termasuk C71, MA1, 1A1, dan 1CF1
Monitor /ital sign Monitor indikasi
retensi ? kelebihan cairan (cracles, C71 , edema, distensi /ena leher, asites#
Kaji lokasi dan
luas edema
Monitor masukan
makanan ? cairan dan hitung intake kalori harian Monitor status nutrisi $erikan diuretik sesuai interuksi $atasi masukan
cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum Ba I !) mE?l
Kolaborasi dokter
jika tanda cairan berlebih muncul
memburuk
luid Monitoring
&entukan ri4ayat
jumlah dan tipe intake cairan dan eliminaSi
+ @liguria, a*otemia + 1erubahan status mental, kegelisahan, kecemasan aktor+faktor yang berhubungan > + Mekanisme pengaturan melemah + Asupan cairan berlebihan + Asupan natrium berlebihan &entukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak seimbangan cairan ('ipertermia, terapi diuretik, kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll #
Monitor serum
dan elektrolit urine
Monitor serum
dan osmilalitas urine
Monitor $1, ':,
dan ::
Monitor tekanan
darah orthostatik dan perubahan irama jantung
Monitor parameter
hemodinamik infasif
Monitor adanya
distensi leher, rinchi, eodem perifer dan penambahan $$
Monitor tanda dan
gejala dari odema
2 Cemas b?d penyakit kritis, takut kematian atau kecacatan, perubahan peran dalam lingkungan social atau ketidakmampuan yang permanen. <efinisi >
1erasaan gelisah yang tak jelas dari
ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
B@C > An9iety control Coping %mpulse control Kriteria 'asil > Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas Mengidentifika
si, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
7ital sign
dalam batas normal
1ostur tubuh,
ekspresi 4ajah, bahasa tubuh dan tingkat
B%C > An9iety :eduction (penurunan kecemasan# ;unakan pendekatan yang menenangkan Byatakan dengan
jelas harapan terhadap pelaku pasien
=elaskan semua
prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
1ahami prespektif
pasien terhdap situasi stres
indi/idu#0 perasaan keprihatinan
disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini
merupakan
peringatan adanya ancaman yang akan datang dan memungkinkan indi/idu untuk mengambil langkah untuk menyetujui terhadap tindakan <itandai dengan N ;elisah N %nsomnia N :esah N Ketakutan N Sedih
N okus pada diri N Kekha4atiran N Cemas akti/itas menunjukkan berkurangnya kecemasan untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut $erikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis <orong keluarga
untuk menemani anak
akukan back ? neck rub <engarkan dengan penuh perhatian %dentifikasi tingkat kecemasan $antu pasien
mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan <orong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi %nstruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi $arikan obat untuk mengurangi kecemasan 3 Kurang pengetahuan b?d keterbatasan pengetahuan penyakitnya, tindakan yang dilakukan, obat obatan yang
diberikan, komplikasi yang mungkin
muncul dan
perubahan gaya hidup <efinisi >
&idak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik.
B@C > Ko4l4dge > disease process Ko4ledge > health $eha/ior Kriteria 'asil > 1asien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
1asien dan
keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar B%C > &eaching > disease 1rocess $erikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
=elaskan
patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
$atasan karakteristik > mem/erbalisasikan adanya masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai.
aktor yang berhubungan >
keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber+ sumber informasi. 1asien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan pera4at?tim kesehatan
lainnya.
dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
;ambarkan proses
penyakit, dengan cara yang tepat
%dentifikasi
kemungkinan penyebab, dengna
cara yang tepat
Sediakan
informasi pada pasien tentang kondisi,
dengan cara yang tepat
DA"!AR PUS!A#A
Bastiti B. :aharjoe, dkk. Aspirasi $enda Asing dalam Saluran :espiratori0 $uku Ajar :espirologi, Edisi ke+, %katan <okter Anak %ndonesia, =akarta, )! hal.-)+-3
1rof. <r. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.&'& (K#, $enda Asing di Saluran Bapas0 $uku Ajar %lmu Kesehatan &elinga 'idung &enggorok, Kepala, dan eher, $alai 1enerbit K 5%, =akarta, )), hal.2"+32
Forld 'ealth @rgani*ation, Aspirasi $enda Asing, $uku Saku 1elayanan
Kesehatan Anak di :umah Sakit, F'@ %ndonesia, =akarta, ))", hal. !!"+ !!
1rice, Syl/ia A. 1atofisiologi. E;C, =akarta, ))).