• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

5

KAJIAN PUSTAKA

2.1 State Of The Art

Merupakan penelitian sebelumnya untuk memperlihatkan persamaan dan perbedaan yang ada di penelitian sebelumnya, dengan penelitian setelahnya. Persamaan atau perbedaan tersebut bisa saja dilihat dari obyek yang diteliti, metode penelitiannya, atau teori yang digunakan.

Tabel 2.1 State Of The Art

No. Judul Penelitian Teori Metodelogi Hasil

1. Laperissa, Lia Apriani. (2012). Analisis Tugas Production Assistant Periode 2011-2012 Dalam Proses Produksi Talkshow “Bukan Empat Mata” Di Trans 7, Jakarta.

1. Teori Televisi

2. Program Acara Televisi 3. Tim Produksi Televisi 4. Pengertian Analisis 1. Kualitatif 2. Jenis Deskriptif 3. Wawancara Mendalam 1. Saat pra produksi, tim PA mengikuti meeting harian dan mingguan, dan melakukan pembookingan alat untuk proses produksi 2. Proses produksi, tim PA melakukan shooting dengan kru yang lainnya

3. Pasca produksi, tim PA melakukan proses editing jika shooting taping, apabila shooting live tim PA

(2)

mengikuti evaluasi dan membereskan alat-alat. 2. Martina, Sheila. (2013).

Tinjauan Kegiatan Tim Asisten Produksi Dalam Program Masterpiece Di RCTI. Pustaka Ilmiah Universitas Padjajaran.

1. Teori Produksi Televisi 1. Metode Deskriptif 2. Teknik Pengumpulan Data Observasi Langsung Seluruh rangkaian proses produksi program Masterpiece di RCTI telah sesuai dengan teori standart operation procedure television production 3. Yudhientia, Tantri. (2012). Stategi Manajemen Programing Pada Stasiun Televisi Swasta Lokal JTV Surabaya. Surabaya

1. Strategi Manajemen Programing Televsi 2. Teori Audiens

3. Teori Produksi Televisi

1. Pendekatan Kualitatif

Strategi manajemen programming ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu perencanaan program, produksi dan pembelian program, eksekusi program, serta pengawasan dan evaluasi program.

(3)

3. White, Melvin R. Beginning Television Production

1. Lighting Units Hasil yang

didapat adalah penggunaan tata lampu yang baik dalam produksi sebuah program televisi. Key Light, Fill Light, dan Back Light 5. Ewertson, Lena. (2010).

“Is Seeing Believing? The Experimental Production Of Technical Standarts For HDTV. National Science Council. Taiwan 1. Television Production 2. Rules Of Technical Standart HDTV Penggunaan Penyiaran Televsi Berbasis HDTV di Seluruh Dunia 2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris, yaitu mass communication, singkatan dari mass media communication (komunikasi media massa). Komunikasi massa merupakan sebuah proses di mana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik atau khalayak secara luas. Di mana khalayak tersbut bersifat heterogen, tersebar, dan anonim. Pesan yang disampaikan diterima oleh khalayak secara serentak (Ardianto Erdinaya, 2004: 32).

Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan kepada massa atau komunikasi dengan menggunakan media massa. Massa di sini adalah kumpulan orang-orang yang berhubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu. Menurut Gerbner (1967), seorang ahli komunikasi,”Mass communication is the technologically and institially based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies” (Rakhmat, 2003: 188).

(4)

Dari berbagai sumber yang ada, peneliti dapat menyimpulkan, komunikasi massa merupakan proses penyampaian informasi atau pesan secara serentak kepada khalayak luas.

2.2.2 Media Massa

Media adalah alat atau sarana yang dugunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian dari media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara cepat kepada khalayak atau audience yang luas, heterogen, dan mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007: 9).

Melembaga menjadi karakteristik media massa, hal ini dikarenakan media massa merupakan lembaga atau organisasi yang terdiri atas perkumpulan orang-orang yang digerakan oleh suati sistem manajemen, dalam mencapai tujuan tertentu (Sudarman, 2008: 10).

Media massa ditunjukan kepada khalayak yangjumlahnya banyak dan berlangsung secara bersamaan. Selain itu juga media massa juga menggunakan peralatan mekanis atau teknis seperti radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain (Cangara, 2003: 134)

Media massa dapat disimpulkan sebagai alat atau channel, media, yang digunakan untuk melakukan penyebaran informasi kepada khalayak luas.

2.2.2.1 Jenis-Jenis Media Massa

Media massa, sebagai media yang menunjang komunikasi massa terbagi atas 2 jenis, yaitu media cetak dan media elektronik.

1. Media Cetak

Media cetak adalah suatu media atau suatu dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain dan rekaman persitiwa yang ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, dan sebagainya (Ardianto, 2004: 222).

(5)

2. Media Elektronik

Media elektronik merupakan media komunikasi atau media massa yang menggunakan alat-alat elektronik yang terdiri dari: (Warren K. Agee., Phillip H Ault & Edwin Emery, 2002: 363).

1. Televisi

Televisi merupakan media elektronik yang paling utama dan yang paling sering digunakan oleh manusia untuk mendapatkan informasi dan hiburan. Dewasa ini, hampir tiap manusia memiliki televisi di rumahnya. Hal ini dikarenakan, karena televisi mempunyai kelebihan dalam memberikan informasi melalui audio dan visual.

2.2.3 Televisi

Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tidak individu (Baksin, 2006:16).

Televisi adalah alat penagkap siaran bergambar, yang berupa audio visual dan penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu tele (jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berati “melihat jauh”, karena pemirsa berada jauh dari studio tv (Ilham Z, 2010:255).

2.2.3.1 Karakteristik Televisi

Di dalam buku Elvinaro (2007: 137-139) terdapat 3 macam karakteristik dari televisi, yaitu:

1. Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyiaran lainnya, yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Maka dari itu televisi disebut sebagai media massa elektronik

(6)

audiovisual. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata, keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.

2. Berpikir dalam gambar

Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, penggambaran (picturization) yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

3. Pengoprasian lebih kompleks

Dibaningkan dengan radio siaran, pengoprasian televisi siaran jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoprasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.

Frank Jefkins juga menyebutkan beberapa karakteristik televisi, yaitu: (Frank, 1992: 92-93)

1. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi dan warna.

1. Fungsi televisi adalah sebagai media hiburan, namun dibeberapa negara berkembang televisi merupakan simbol status sosial seseorang.

2. Pembuatan program televisi lebih lama dan mahal, apabila dibandingkan dengan program radio.

3. Karena mengandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu yang nampak harus dibuat semenarik mungkin.

4. Dibandingkan dengan media lainnya, televisi memang jauh lebih mahal.

5. Mengutamakan unsur-unsur isi daripada hubungan. 6. Komunikasinya bersifat satu arah.

(7)

2.2.4 Program Acara Televisi

Penayangan sebuah program acara televise bukan hanya bergantung pada konsep kreatifitas penulisan naskah yang dikerjakan tim kreatif, melainkan sangat bergantung pada kemampuan profesionalisme dari seluruh kelompok kerja (team work) di dunia broadcast dengan seluruh mata rantai divisi. Keseluruhannya harus saling menunjang tidak bisa berdiri pada posisi masing-masing. Acara yang bagus akan menjadi buruk apabilajam tayangnya tidak tepat. Namun, semua masalah tersebut bisa diantisipasi. Kuncinya ada pada penentuan format acara televisi. (Naratama, 2004 : 62)

Suatu program acara televisi selalu mempertimbangkan agar program acara tersebut semakin digemari oleh penontonnya. Semakin banyak penonton, maka program semakin sukses pula pada kepentingan komersilnya.

Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikandengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut (Naratama, 2004 : 63). Format acara televisi dibedakan menjadi 3, yaitu:

1. Drama (Fiksi)

Format acara televisi yang diproduksi dengan kreatifitas imajinasi dari kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasikan ulang. Format tersebut merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sebuah adegan. Contoh: drama pencitraan, tragedy, horror, komedi, dan aksi.

2. Non Drama (Non Fiksi)

Format acara televisiyang diproduksi melalui proses pengolahan dari realitas kehidupan nyata tanpa harus diinterpretasi ulang dan tanpa dunia khayalan. Format tersebut bukan sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya. Dengan pengertian bahwa non drama merupakan runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya, dan musik. Contoh: talkshow, live music, reality show, dan variety show.

(8)

3. Berita (News)

Format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas peristiwa atau kejadian yang berlangsung pada kehidupan nyata. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual dan aktual yang disajikan dengan ketepatan serta kecepatan waktu di mana sifat liputan independen sangat dibutuhkan. Terbagi menjadi 3, yaitu berita keras (hard news), berita lunak (soft news), dan news feature.

Dari format ini di dapat berbagai jenis program televisi. Berbagai jenis program ini dapat dikelompokan berdasarkan jenisnya, yaitu program informasi (berita/news) dan program hiburan (entertainment).

Menurut Morrisan (2008: 217-218) dalam dunia pertelevisian, program acara tersebut terdiri dari:

1. Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audience. Program informasi tidak harus program berita dimanapresenter membacakan berita , tapi jug termasuk di dalamnya acara talk show (perbincangan). Program ini dibagi 2, yakni berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news).

2. Program Hiburan, segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game), musik, dan pertunjukan.

Dalam menentukan jadwal penayangan suatu acara ada baiknya ditentukan atas dasar perilaku audien yaitu rotasi kegiatan mereka dalam satu hari dan juga kebiasaan menonton televisi pada jam tertentu, sedangkan dalam penyusunan jadwal acaranya harus mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebiasaan menonton audien, pekerjaan, kebutuhan , dan ketertarikan audien kepada hal – hal tertentu. 3. Permainan atau Game Show

Bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu, menjawab pertanyaan dan memenangkan permainan.

(9)

Program Sarah Sechan yang ditayangkan oleh NET. termasuk dalam format acara non-fiksi, yang dikategorikan program talkshow yang menghibur.

2.2.5 Program Talkshow

Program ini tampil dalam bentuk sajian yang mengetengahkan pembicaraan seseorang atau lebih mengenai sesuatu yang menarik, atau sedang hangat dibicarakan masyarakat (Wibowo, Fred, 2007 : 67)

Talk show atau perbincangan adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh sorang pembawa acara (Morissan, 2009 : 28).

Talk Show adalah acara perbincangan yang bertujuan untuk tukar menukar pendapat serta diselingi dengan show yang ada relevansinya dengan topik perbincangan, di mana penyaji siaran bertindak sebagai pengantar dan mengambil peranan aktif tanpa menarik suatu kesimpulan (J.B.Wahyudi, 1996 : 135).

Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti program talk show “Sarah Sechan” program ini memiliki keistimewaan pada pembawa acaranya yang memiliki kedekatan dengan para bintang tamu. Pada umumnya pembawa acara untuk program talk show, memiliki pengalaman membawakan acara dengan baik dan latar belakang seorang pembawa acara yang sudah sering tampil. Berbeda dengan “Sarah Sechan” dimana Sarah Sechan merupakan mantan video jockey (VJ) MTV yang sekarang menjadi wakil pemimpin redaksi majalah “Cosmo Girl”.

2.2.6 Tim Produksi Program Televisi

Manajemen produksi program acara televisi adalah semua aktifitas atau proses pembuatan produksi program acara tv sesuai dengan rancangan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien (Mabruri, Anton: 2013). Berikut tim yang tergabung dalam produksi siaran televisi.

Executive Producer

Bertanggung jawab terhadap pengembangan dan pembuatan ide baik program yang bersifat regular atau program-program tertentu yang bersifat spesial/khusus. Pada tahapan ini mulanya excecutive

(10)

producer mendapat ide dan konsep dari tim kreatif kemudian dipresentasikan kepada department programming.

Producer

Bertanggung jawab untuk mengelola proses produksi secara spesifik, tertuju pada pengelolaan staff dan kru produksi, koordinasi antar departemen, jadwal produksi, rencana produksi, memilih dan menginisiasi konsep program bersama tim kreatif. Bekerja-sama dengan director pada eksekusi dan tetap bertanggung jawab terhadap hasil akhir program secara menyeluruh sampai dengan proses editing.

Associate Producer

Associate producer memiliki tanggung jawab sama seperti seorang produser tetapi dengan program yang relativ lebih kecil. Dan ia juga memiliki tanggung jawab untuk memaintain program itu sendiri agar tetap mendapatkan rating dan share yang bagus, kemudian menjaga keutuhan dari tim itu sendiri sehingga dapat saling bekerja sama dalam mempertahankan rating dan share program.

Production Assistant

Adalah mereka yang bertanggung jawab membantu produser dalam menyiapkan hal yang bersifat teknis, mulai dari tahap pra produksi, produksi, hingga pasca produksi.

Tim Kreatif

Adalah sebuah tim yang mengembangkan ide-ide kreatif dan membuat naskah (script, storyline, dan sceneplay) untuk diproduksi menjadi program acara tv tentunya dengan arahan produser.

Program Director/Director

Adalah mereka yang bertanggung jawab mengarahkan seluruh aspek teknik sinematografi, broadcast, dan elemen kreatif lainnya dari sebuah produksi program acara tv tentunya atas kesepakatan produser

(11)

sebagai penanggung jawab produksi dan penulis naskah sebagai penanggung jawab ide. Program Director memberikan perintahnya secara langsung kepada kameramen dan Floor Director yang berada di studio. PD mempunyai tanggung jawab yang besar karena sebuah program acara tv berlangsung dengan baik.

Teknisi Control Room atau Techical Director

Adalah mereka yang bertanggung jawab secara teknik MCR (Master Control Room) terhadap proses jalannya produksi program acara tv baik bersifat live broadcast atau taping (rekaman).

Unit Talent

Bertanggung jawab mengkoordinasi terhadap kehadiran para pemain (talent) yang akan tampil dalam produksi program acara tv. Termasuk para penonton sebagai pelengkap kemeriahan program acara tersebut.

Camera Person

Bertanggung jawab mengambil seluruh shot/gambar yang diperlukan dalam proses produksi sesuai naskah atau komando dari Program Director. Seorang camera person yang baik mampu mengeksplorasi gambar/shot tentunya atas persetujuan seorang Program Director.

Floor Director (FD)

Orang yang bertugas di belakang panggung untuk mengatur keluar masuk nya pengisi acara dan mempersiapkan pengisi acara untuk tampil ke panggung. Mereka mendapat arahan langsung dari Program Director dalam menjalankan tugas.

Audioman

Bertanggung jawab terhadap audio (suara) sebuah produksi program acara tv. Biasanya seorang audioman akan berkonsultasi

(12)

kepada produser mengenai kebutuhan audio kemudian mengecek guna memastikan baik tidaknya peralatan audio tersebut.

Editor

Adalah orang yang bertanggung jawab pada tahapan pasca produksi dengan melakukan editing shot/pemotongan gambar hingga menjadi program acara tv yang layak tayang. Editor juga bertugas membuat opening title, credit title, dan sub title serta menambahkan beberapa efek transisi pada sebuah shot/gambar yang diedit.

Wardrobe

Bertanggung jawab menyiapkan busana dan tata rias untuk talent acara produksi program acara tv.

Lighting/Gaffer

Bertanggung jawab terhadap seluruh aspek pencahayaan produksi program acara tv. Mereka melakukan koordinasi dengan Program Director untuk menyiapkan segala kebutuhan lampu yang diperlukan dalam produksi program acara tv.

Graphic Design

Bertanggung jawab menyiapkan kebutuhan desain grafis pada sebuah produksi program acara tv seperti pembuatan opening tune, bumper in/out, dan grafis lain yang menunjang tayangan tersebut.

2.2.7 Pengertian Production Assistant Televisi

Production Assistant atau disebut asisten produksi adalah salah satu crew di bawah kepemimpinan producer. Production Assistant atau asisten produksi bertanggung jawab atas segala hal di lapangan selama proses produksi berlangsung. (Phyman,”Crew Produksi.” kuliahkomunikasi.blogspot.com)

(13)

Orang yang bertanggungjawab secara teknis atas kelancaran satu acara televisi. Kedudukan suatu program terkait langsung dengan penampilan (show) pada suatu acara pada saat ditayangkan (on air). Dari nol sampai dengan seratus proses produksi, seorang PA harus mengetahui semuanya.

Seseorang yang bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi say berlangsungnya sebuah acara, baik live ataupun taping. Pihak yang mengorganisasikan semua aspek teknis dalam proses produksi, berkoordinasi dengan pihak terkait dan bertanggung jawab atas jalannya produksi.

2.2.8 Tugas Production Assistant

Tugas production assistant atau asisten produksi adalah membantu producer atau sutradara selama proses produksi berlangsung. Memberikan masukan atau input-input kepada producer dan program director selama latihan agar dapat memperbaiki program dari segi teknis. (Zettl, 2006 : 369)

Adalah mereka yang bertanggung jawab membatu producer dalam menyiapkan pra produksi program, produksi, hingga pasca produksi program (Mabruri, 2010 : 44).

2.2.9 Proses Produksi Program Televisi

Dalam buku Dasar-Dasar Produksi Televisi (Fachruddin, 2012:10), Gerald Millerson menjabarkan konsep standar operasional prosedur produksi televisi dalam arti luas sebagai berikut:

1. Tahap Pra Produksi

Pra produksi adalah tahap paling penting dalam sebuah produksi televisi yaitu merupakan tahapan persiapan sebelum sebuah produksi dimulai. Maka baik sebuah perencanaan produksi, maka akan memudahlan proses produksi televisi. Gerald memulai tahapan pra produksi dengan production planning meeting (konsep program, tujuan, dan sasaran yang ingin dicapai). Script untuk program dialog, variety show, kuis, dan hanya menggunakan outline script yang mencakup apa yang harus dilakukan pengisi acara.

(14)

2. Tahap Produksi

1. Rehearsal: Merupakan bagian dari tahap produksi menurut Geral Millerson, karena perspektif produksi non berita membutuhkan persiapan yang sangat detil beberapa jam sebelum produksi. Hal ini tidak berlaku untuk program live dengan kru yang besar. Program live harus melakukan rehearsal minimal 15 jam sebelum live on cam. Pada produksi televisi yang kompleks melibatkan jumlah talent, kru, dan perlatan yang besar harus melakukan pre-studio rehearsal.

2. Pre Studio rehearsal: Dimulai dengan rapat (briefing) kru, serta reading para pengisi acara yang terlibat dipimpin langsung oleh program director atau sutradara. Sehingga kru dan pengisi suara akan memahami script yang diberikan serta memahami karakter masing-masing dengan keinginan sutradar.

3. Studio Rehearsal: Studio rehearsal sudah siap dilaksanakan apabila seluruh persiapan studio sudah selesai. Pengecekan dimulai dari set design yang menjadi tanggung jawab set designer. Memastikan tata pencahayaan yang disiapkan lighting director sudah terpenuhi dengan baik. Termasuk tata suara beserta penempatan peralatan pendukungnya harus sudah sesuai dengan apa yang direncanakan.

3. Tahap Pasca Produksi

1. Capturing: Proses capture gambar terjadi pada editing non-linear, yaitu mentransfer audio-visual dari kaset digital ke dalam hard disk computer sehingga materi editing sudah dalam bentuk file. Apabila menggunakan editing linear langsung proses logging gambar. 2. logging: Logging gambar adalah membuat susunan daftar gambar dari kaset hasil shooting secara detail, disertai dengan mencatat time code-nya di kaset berapa atau nama file apa gambar itu berada. Hal ini akan memudahkan proses editing selanjutnya.

3. Editing Pictures: Editing adalah kunci utama dalam proses ini. Pada tahap ini semua footage telah dikumpulkan selama produksi, selanjutnya disusun dan dirangkai menjadi produk final.

(15)

4. Editing Sound: Penyuntingan suara disinkronasi dengan gambar, serta menghidupkan suasana melalui ilustrasi musik. Bila membutuhkan sound effect tentunya akan memperjelas atmosfer yang ingin ditampilkan.

5. Final Cut: Sekarang peralatan yang digunakan dan kompleksitas ilustrasi musik, menentukan bahwa materi program sudah membaur dengan suara pada tahap online. Dibutuhkan studio audio untuk mengerjakan suara final. Program yang sudah lengkap disebut master.

2.2.10 Pengertian Analisis

Analisis adalah sebuah langkah penjabaran sebuah permasalahan dari setiap bagian dari penelaahan bagian itu untuk mendapatkan pemahaman yang tepat serta arti yang keseluruhan dari masalah tersbut (Sugiyono, 2007:66).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), analisis adalah penyelidikanterhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb).

Dari definisi analisis di atas, penelitidapat mengambil kesimpulan, bahwa analisis merupakan penyelidikan terhadap suatu peristiwa. Menganalisis tugas production assistant dapat dilakukan dengan cara identifikasi profesi, pengolahan data di lapangan, dan penafsiran data yang telah terkumpul. Penelahaan juga dilakukan pada teknik analisis dan dihubungkan dengan sesuatu yang sedang diselidiki untuk mendapatkan pemahaman yang benar dan menyeluruh.

2.2.11 Teori Komunikasi Organisasi

Organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu hieraki jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan (Sendjaja Djuarsa, Sasa, 2007: 4.4).

Komunikasi organisasi mempunyai tiga bentuk yaitu pertama komunikasi ke bawah (downward communication), komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen

(16)

mengirimkan pesan kepada bawahannya. Kedua adalah komunikasi ke atas (upward communication), terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirimkan pesan kepada atasannya. Dan ketiga adalah komunikasi sejajar (horizontal communication), berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara (Sendjaja Djuarsa, Sasa, 2007: 4.5).

Dalam penelitian ini peneliti memberikan batasan hanya pada komunikasi sejajar (horizontal communication) karena yang difokuskan adalah PA (Production Assistant) dan tim kreatif.

2.2.11.1 Metode Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal merupakan komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih yang posisinya setara. Dalam organisasi, komunikasi horizontal berarti terdiri dari penyampaian informasi di antara rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu – individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama (Soyomukti, 2010:188).

Adapun fungsi arus komunikasi horizontal menurut Sasa Djuarsa Senjaya (2007: 4.6), yaitu:

a) Memperbaiki koordinasi tugas; b) Upaya pemecahan masalah; c) Saling berbagi informasi; d) Upaya memecahkan konflik.

2.2.12 Konsep Analisa SWOT

Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan atay interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kelemahan dan kekuatan, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. (Rangkuti, Freddy, 2013)

Selanjutnya Daft (2003 : 314) menjelaskan bahwa analisis SWOT merupakan analisis terhadap empat elemen yang terdiri dari:

(17)

1. Kekuatan (Strenght)

Merupakan karakteristik positif internal yang dapat dieksploitasi organisasi untuk meraih sasaran kinerja strategi.

2. Kelemahan (weakness)

Merupakan karakteristik internal yang dapat menghalangi atau melemahkan kinerja organisasi.

3. Peluang (opportunity)

Merupakan karakteristik dari lingkungan eksternal yang memiliki potensi untuk membantu organisasi meraih atau melampaui sasaran strateginya.

4. Ancaman (threat)

Merupakan karakteristik dari lingkungan eksternal yang dapat mencegah organisasi meraih sasaran strategi yang telah ditetapkan.

(18)

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Production Assistant

Produksi Pasca Produksi

Pra Produksi

Program Sarah Sechan

Gambar

Tabel 2.1 State Of The Art
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Production Assistant

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi Peraturan Daerah Wonogiri Nomor 8 Tahun 2013 tentang Kesetaraan dan Pemberdayaan Difabel dalam Memberikan Kesempatan Kerja Bagi Penyandang

Seluruh Dosen Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang pernah mengajar dan membimbing penulis selama kuliah di Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi

Kualitas air limbah berfluktuasi atau tidak berfluktuasi akibat proses produksi, semua air limbah dari masing-masing proses disatukan dan dibuang melalui bak equalisasi,

Ruang Wilayah Kabupaten/K ota (RTRWK) Kawasan Strategis Kabupaten/Kota - - Indikasi Program Bidang Cipta Karya AM/PLP/ Bangkim/PB L *) AM/PLP/ Bangkim/PB L *) Rencana Induk

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan Pecking Order Theory dapat menjelaskan perilaku struktur modal perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek

Dalam pelatihan, aktivitas penyerbukan dilakukan dengan menepuk-nepuk malai pejantan di atas malai bakal benih betina agar serbuk sari masuk dalam sekam bakal betina

Ketika pemilik persil baru yang mendapatkan peralihan hak kepemilikan persil dari jual beli dengan cara pelelangan tersebut bermaksud untuk mengajukan

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Penelitian Tindakan