• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kategori Program

Jenis kategori program terbagi menjadi dua bagian yaitu Informasi dan hiburan. Dalam pengertiannya program informasi bagi media televisi adalah memberikan keterangan, penerangan, sejumlah pesan yang di sampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang yang baginya merupakan hal baru untuk di ketehaui.

Menurut (Irwanto et al., 2019) menyimpulkan bahwa “program informasi di maknai sebagai program yang tersaji memuat unsur, entitas, serta nilai-nilai informati umum dan khusus yang baik dan benar bagi khalayak”.

Dari kutipan diatas program hiburan sudah menjadi kebutuhan dasar khalayak untuk mencari hiburan, salah satunya kepada media massa. Biasanya program hiburan disajikan memuat unsur, entitas, serta nilai-nilai yang menghibur dan menyenangkan bagi khalayak.

Sedangkan menurut (Morissan, 2013) menyimpulkan bahwa “hiburan dapat diperoleh melalui dari beberapa bentuk yaitu stimulasi atau pencarian untuk mengurangi rasa bosan atau melepaskan diri dari kegiatan rutin. Relaksasi atau santai yang merupakan bentuk pelarian dari tekanan dan masalah, pelepasan emosi dari perasaan dan energi terpendam”.

Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebuah hiburan dapat dibentuk saat dorongan dari dalam diri untuk menghilangkan rasa bosan dari kegiatan rutin sehari – hari. Hiburan juga dapat mengalihkan perasaan dari tekanan, masalah, emosi dan energi

(2)

terpendam. Dalam mencari hiburan, seseorang juga ingin mendapatkan wawasan yang luas, contohnya dari program pendidikan.

Menurut (Irwanto et al., 2019) mengemukakan bahwa “program Pendidikan dimaksudkan program yang tersaji memuat unsur, entitas, serta nilai-nilai yang mengandung edukasi dan pembelajaran yang baik dan benar bagi khayalak”.

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa program pendidikan dapat berisikan nilai-nilai yang memberikan edukasi dan pembelajarannya untuk khalayak umum. Sebuah program dapat tercapai jika mempunyai kreatifitas yang baik.

Menurut Naratama dalam (Latief Rusman & Utud Yusiatie, 2017) adalah “format program yang diciptakan melalui proses kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa menerjemahkan menjadi sebuah imajinasi”.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulakan bahwa program magazine kami termasuk dalam kategori program yang menginformasikan tentang seputar realitas yang ingin kami sampaikan melalui program non drama kami yaitu memperkenalkan situs berserjarah dan kesenian dalam negeri. Di dalam konten magazine show kami juga akan menginformasikan pengetahuan sekitar wilayah yang kami singgahi tiap minggunya berbeda-beda.

Sehingga dari beberapa pernyataan11 diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hiburan dapat dibentuk saat dorongan dari dalam diri untuk menghilangkan rasa bosan dari kegiatan rutin sehari – hari. Contohnya dengan adanya program hiburan yang disajikan oleh stasiun televisi di Indonesia. Biasanya program hiburan disajikan memuat unsur, entitas, serta nilai-nilai yang menghibur dan menyenangkan bagi khalayak. Dalam mencari program hiburan, khalayak membutuhkan juga wawasan yang luas,sehingga dalam menonton program hiburan dapat terhibur dan menambah wawasan dalam waktu yang bersamaan. Dalam menambah

(3)

wawasan, khlayak dapat memilih program pendidikan yang biasa tersaji memuat unsur, entitas, serta nilai-nilai yang mengandung edukasi dan pembelajaran yang baik dan benar bagi khayalak.

Pada dasarnya sebuah program mempunyai beberapa bagian pengelompokannya, dalam bukunya Menurut (Morissan, 2013) membagi Program TV menjadi 2 yaitu :

1. Informasi

a. Hardnews: straight news, feature, dan infotainment.

b. Softnews: current affair, magazine, talkshow dan documentary. 2. Hiburan

a. Musik

b. Drama: sinetron, film, cartoon.

c. Permainan: quis, ketangkasan, reality show (hidden camera, competition show, relationship show, fly on the wall, mistic)

d. Pertunjukan: sulap, lawak, tarian, dll.

Dari pernyataan tersebut penulis menyimpulkan tentang format program adalah setiap program acara televisi harus dimengerti dengan jelas karena format program televisi mempunyai klasifikasi yang sangat banyak, penulis juga tidak boleh salah dalam menentukan format program, karena dalam memilih format harus mampu membuat terobosan yang baru yang menghibur, mendidik, dan menginformasikan penonton. Penulis memilih format program magazine show karena penulis memiliki ide kreatif dan konsep yang sesuai dengan pengertian magazine show dan ingin memberikan ide-ide terbaru didalam program yang akan dibuat.

(4)

Sesuai dengan kutipan diatas, program magazine kita yang mengangkat tema pariwisata dan mengangkat informasi tentang gaya hidup anak muda saat ini yang akan dikemas dengan fresh, modern dan semenarik mungkin agar penonton setia menonton acara kami hingga selesai.

Adapun rubrik yang akan kami bahas dalam program magazine show yang berjudul MAGAZONA kami adalah tentang:

1. Edukasi 2. Destinasi

3. Kesenian Budaya

Dalam program magazine show MAGAZONA kami juga memiliki target audience dengan tujuan untuk mencapai rating atau share yang diharapkan.

2.2. Format Program

Dalam sebuah program hiburan terbagi dua, yaitu drama dan non drama. Pemisahan ini dapat dilihat dalam teknik pelaksanaan produksi dan penyajian materi. Beberapa televisi memisahkan bagian ini menjadi drama dan non drama.

Setiap format program memiliki karakteristik dan gaya penyajiannya, sehingga rangkaian program yang ditayangkan dari waktu pagi hingga malam menjadi variatif atau variasi.

Menurut Naratama dalam (Latief & Utud, 2015) mejelaskan bahwa “Program non drama merupakan program format acara televisi yang diproduksi dan diciptakan melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dan realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasikan ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan”.

(5)

Berdasarkan kutipan diatas non drama adalah sebuah program yang memiliki isi tayangan imajinasi kreatif dan realitas kehidupan sehari-hari tanpa ada unsur khayalan.

Program non drama tidak membutuhkan daya khayalan untuk memproduksi, bukan cerita yang direka-reka tetapi suatu kondisi realitas yang dikemas secara kreatif yang kemudian dijadikan hiburan dan informasi yang menarik.

Dalam format acara televisi non drama memiliki beberapa bagian untuk diproduksi untuk dibuat menjadi program acara.

Menurut (Naratama, 2013) mengatakan “Non drama (nonfiksi) terdiri dari musik, magazine show, talk show, variety show, repackaging, game show, dan kuis”.

Berdasarkan kutipan diatas, non drama memiliki beberapa bagian dalam format acaranya, berikut penjelasan dari beberapa bagian format non drama yaitu:

1. Musik

Program musik terdiri dari dua bagian, video klip dan live musik, masing-masing memiliki konsep yang berbeda walaupun dengan format yang sama.

2. Kuis

Program non drama kuis adalah program yang memiliki isi program soal tebakan mengenai sesuatu yang kemudian akan dijawab oleh seseorang, sekelompok orang atau pemirsa dirumah.

3. Game show

Game show merupakan program yang berupa ketangkasan atau kemahiran untuk

(6)

4. Variety show

Variety show merupakan program yang memiliki isi program bermacam-macam mulai

dari penyajian musik, lawak, tari, fashion show, interview, dan vox vops.

5. Talk Show

Program acara yang sering terdapat dibeberapa stasiun televisi yaitu talk show, dengan menyajikan interview santai dengan beberapa bintang tamu.

6. Repackaging

Format program repacking merupakan program yang berisi beberapa video yang disusun menjadi sebuah materi siaran yang utuh, dimana video yang telah diambil tersebut merupakan video yang telah dipublikasikan di internet.

7. Magazine Show

Magazine show merupakan program non drama yang memiliki banyak rubik untuk

disajikan, dengan dikemas secara menarik dan informatif, program magazine juga sudah sangat sering diproduksi dibeberapa stasiun televisi Indonesia dengan rubrik yang beragam sama seperti majalah yang memeliki beberapa tema didalamnya.

Menurut naratama dalam (Irwanto, Kusumawati, Supriyadi, & Triartanto, 2019) mengatakan bahwa magazine show sebagai format acara TV yang mempunyai format menyerupai majalah (media cetak), yang didalamnya terdiri dari berbagai macam rubric dan tema yang disajikan dalam reportase actual atau timeless sesuai dengan minat atau tendesi dari target pemirsanya.

Berdasarkan kutipan diatas program magazine show merupakan format acara menyerupai majalah namun dikemas menjadi sebuah video yang dibuat sebagai program acara televisi yang terdiri dari beberapa rubik dan tema.

(7)

Program magazine show yang kami buat termasuk kedalam magazine edukasi karena MAGAZONA menyajikan isi program tentang pengetahuan dan wawasan serta hal menarik dari suatu wilayah di Indonesia.

Karena program magazine show menyerupai majalah (media cetak) program ini memiliki beberapa rubrik dan tema yang berbeda yaitu :

1. History atau Sejarah

Sejarah merupakan kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan berbagai peristiwa. Sejarah juga merupakan ilmu pengeta huan yang mempelajari segala peristiwa kejadian yang terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.

Dirubik history atau sejarah ini kami mengambil tentang kejadian dimasa belanda berupa peninggalan bersejarah di Provinsi Banten tepatnya di Kota Serang yaitu Keraton Kaibon dan Benteng Speelwijk.

2. Destination atau Destinasi

Destinasi merupakan tempat tujuan atau daerah tujuan. Biasanya destinasi dipakai untuk sebuah tempat wisata atau tempat liburan.

Dirubik destination atau destinasi ini kami mengambil tentang destinasi menarik dan kreatif di Provinsi Banten tepatnya di Kabupaten Tanggerang yaitu Kandang Godzilla atau disebut juga dengan Tebing Koja.

(8)

Art atau kesenian merupakan sarana yang dapat dijadikan sebagai media ekspresi rasa keindahan. Kesenian juga dapat digunakan untuk melambangkan adat istiadat masyarakat atau suatu ciri khas.

Dirubik art atau kesenian kali ini kami mengambil tentang kesenian menarik khas Provinsi Banten tepatnya di Kabupaten Pandeglang yaitu kesenian Rampak Bedug. Dalam rubik ini kami memberikan wawasan dan mengajak pemirsa untuk belajar tentang salah satu kesenian khas Provinsi Banten yaitu Rampak Bedug.

2.3. Judul Program

Pemilihan nama bagi suatu program televisi merupakan kegiatan yang penting dalam sebuah produksi karena nama program berperan menyampaikan makna. Dalam memilih nama suatu program, harus memilih tema yang dapat menginformasikan konsep program. Suatu nama program harus dapat menyampaikan manfaat yang akan diperoleh penonton jika mereka menonton program itu.

Dalam tugas akhir ini penulis memberikan judul program televisi non drama magazine

show yaitu MAGAZONA yang merupakan singkatan dari dua kata yaitu Magazine dan Zona.

Kata Magazine merupakan kata yang diserap dari bahasa inggris yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia berarti majalah.

Menurut (Budiono, 2018) mengatakan “kata Magazine memiliki arti Majalah”.

Berdasarkan kutipan diatas magazine artinya majalah dalam bahasa indonesia.

Menurut (Suharso & Ningsih, 2016) mengatakan Majalah merupakan terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik dan pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca, menurut waktu penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan,

(9)

tengah bulanan, mingguan, dan sebagainya, menurut pengkhususan isinya dibedakan atas majalah berita, wanita, remaja, olahraga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu, dan sebagainya.

Sedangkan kata Zona menurut (Suharso & Ningsih, 2016) merupakan “Daerah (dalam kota) dengan pembatasan khusus”.

Berdasarkan kutipan diatas, zona merupakan sebuah daerah yang memiliki batasan khusus.

Jadi, MAGAZONA dapat diartikan sebagai sebuah tayangan yang berformat seperti majalah (cetak) yang memuat informasi dari suatu daerah. Ruang lingkup daerah yang dibahas yaitu potret dari daerah-daerah di Indonesia. Mengangkat informasi yang identik dengan suatu kearifan lokal, sejarah, budaya beserta tempat wisata yang unik. Penulis menginginkan program yang penulis buat menjadi program acara yang menampilkan cerita dengan rubrik yang menarik dan juga memukau bagi audiencenya.

2.4 Target Audience

Setelah melakukan evaluasi terhadap berbagai peluang yang di tawarkan berbagai segment audien penyiaran, media penyiaran selanjutnya harus memilih segmen audien yang ingin dimasuki yang disebut dengan target audien.

Target audien menurut (Morissan, 2013) adalah “memilih satu atau beberapa segmen audien yang akan menjadi faktor kegiatan-kegiatan pemasaran program dan promosi. Kadang-kadang targetingdisebut juga dengan selecting karena audien harus diseleksi”.

Dari pernyataan tersebut penulis menyimpulkan setiap program mempunyai masing masing target audience dan target audience-nya berbeda disesuaikan dengan isi program yang

(10)

ditayangkan oleh setiap station televisi. Penulis mentargetkan untuk target audience program MAGAZONA ini adalah Remaja adalah umur 13-18 tahun sedangkan untuk yang dewasa adalah umur 18-35 tahun karena program ini diutamakan untuk para remaja dan dewasa disesuaikan dengan isi program yang ditayangkan.

Menurut standar Amerika Serikat (AS), Indonesia (Biro Pusat Statistik) dan lembaga riset media Nielsen dalam Morrisan (Morissan, 2013) terdapat beberapa segmentasi yaitu jenis kelamin yang memilih wanita atau pria sebagai pendekatan dalam pemasaran yang bisa memengaruhi pengguna media itu sendiri. Pekerjaan biasanya selera konsumen juga tergantung pada pekerjaan yang ia miliki. Misalnya, kalangan eksekutif yang lebih suka menonton program berita atau diskusi. Pendidikan, menentukan tingkat kelas sosial dan tingkat intelektualitas seseorang yang akan menentukan pilihannya dalam memilih program yang akan ditonton. Pendapatan, erat sekali dengan penghasilan yang diperoleh rumah tangga.

Dari kutipan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa setiap program harus mempunyai segmentasi jenis kelamin, misalnya Wanita dan Pria sebagai bentuk pendekatan karena setiap penonton mempunyai selera tontonannya masing-masing. Contohnya berdasarkan pekerjaan seperti kalangan eksekutif yang lebih senang menonton program berita atau yang dapat menambahkan wawasan, berdasarkan pendidikan yang dapat menentukan tingkat kelas sosial yang dapat menentukan pilihannya dalam memilih program tontonannya, dan berdasarkan pendapatan yang erat sekali dengan penghasilan yang diperoleh.

Menurut Lloyd Warner dalam (Morissan, 2013), kelas sosial dapat dibagi menjadi: a. Kelas atas-atas (A+)

b. Kelas atas bagian bawah (A) c. Kelas menengah atas (B+) d. Kelas menengah bawah (B) e. Kelas bawah bagian atas (C+)

(11)

f. Kelas bawah bagian bawah (C)

Agama, biasanya untuk program-program yang bertemakan religius. Kemudian, pada (Morissan, 2013) juga membagi segmentasi menjadi beberapa jenis yaitu Demografis, yaitu khalayak yang dibedakan berdasarkan usia, gender, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya. Geografis, yaitu berdasarkan wilayah tempat tinggalnya, misalnya wilayah dalam suatu negera (Indonesia Barat, Indonesia Timur) pulau, provinsi, kota dan desa. Geodemografis, yaitu khalayak yang tinggal di suatu wilayah geografis tertentu diyakini memiliki karakter demografis yang sejenis (namun wilayah geografis harus sesempit mungkin, misalnya kawasan-kawasan pemukiman atau kelurahan).

Komposisi audience yang digunakan cukup relevant, pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor demografis yang menunjukan hasil yang signifikan terhadap intensitas menonton program televisi. Dengan kata lain seluruh variable demografis yang terdiri dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan mempengaruhi intensitas seseorang dalam menonton televisi sebagai berikut, Jenis Kelamin Karena program kami mengangkat tema tentang pariwisata, jadi target jenis kelamin kita yaitu pria/wanita. Usia dalam hal ini target umur yang ditentukan sebagai segmentasi yaitu umur 17 tahun sampai 25 tahun. Karena pada usia tersebut termasuk umur kaum muda yaitu remaja menjelang dewasa. Status ekonomi sosial kami memilih target yang kelas sosial menengah keatas (B) dan kelas sosial menengah kebawah (C). Target audience menurut segmentasi pekerjaan dalam program kami yakni pelajar, mahasiswa, juga masarakat umum. Jam Tayang Program magazine show potret in donesia kami akan tayang setiap hari sabtu dan minggu. 2.5 Karakteristik Produksi

Dalam proses penyiaran program berita Televisi dilakukan dengan beberapa cara untuk menayangkannya yaitu melalui tapping, live, maupun live tapping. Serta dengan single camera maupun multi camera.

(12)

Menurut (Naratama, 2013) mengatakan bahwa single camera adalah “sistem dari tata cara produksi audio visual yang hanya menggunakan satu kamera”.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa jika produksi suatu program yang dibuat hanya menggunakan satu kamera saja.

Sedangkan menurut (Yusanto, 2017) mengatakan bahwa “multi camera merupakan sebuah teknik produksi program televise yang menggunakan lebih dari satu kamera”.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa program yang menggunakan lebih dari satu kamera dalam produksinya disebut juga dengan multi camera.

Dalam program nondrama magazine show kami, kami menggunakan sistem perekaman atau bisa disebut dengan program tapping dan menggunakan teknik multi camera dalam pengambilan gambar. Menggabungkan materi-materi yang sudah di produksi kemudian memilih materi itu sesuai kebutuhan atau jalan cerita sesuai penulis naskah serta sutradara adalah salah satu proses program tapping.

Menurut (Latief Rusman & Utud Yusiatie, 2017) taping merupakan “kegiatan merekam adegan dari naskah menjadi bentuk audio video. Materi hasil rekamannya akan ditayangkan pada waktu yang berbeda dengan peristiwanya, misalnya rekaman dilakukan pada minggu lalu, ditayangkan minggu ini atau rekaman dilakukan pada pagi harinya, akan disiarkan malam hari”.

Penulis memilih produksi secara tapping atau rekaman (record) karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan persiapan dan berpindah-pindah tempat untuk pengambilan gambar yang tidak mungkin penulis selesaikan dalam waktu singkat. Selain itu, penulis akan melalui proses editing untuk menggabungkan hasil rekaman dan memilih gambar yang menarik dan bagus untuk menarik para audience.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan pada50 responden lansia di Posyandu lansia Melati Dusun Karet Pleret Bantul Yogyakarta mengenai

Hasil yang optimal tersebut dipergunakan sebagai bahan baku untuk proses deproteinasi menggunakan basa kuat (NaOH 2N) dengan variabel waktu proses 6, 12, 18, 24 jam sehingga

IV.a Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Olahraga Rekreasi pada Asisten Deputi Pengembangan Prasarana dan Sarana Keolahragaan, Deputi Bidang Harmonisasi dan Kemitraan. III.a 11

Pintu gerbang Kuri Agung dibangun oleh Jemaat Pniel pada tahun 2008 yang bekerja sama dengan pemerintah desaH. Adapun tujuan pembangunan Kuri Agung

Protein hewani memiliki asam amino yang lengkap, hampir- hampir tidak bisa digantikan dengan protein nabati (protein asal tumbuhan) dalam hal mendukung fungsi otak

Disamping sebagai pemicu peningkatan dan pengembangan penelitian robotika, gedung robotika bertaraf internasional ini juga diharapkan dapat meningkatkan prestasi

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Penelitian Tindakan