• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN NILAI EKONOMI BERDASARKAN TATA GUNA LAHAN DI TIGA KECAMATAN DI KABUPATEN PURWAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN NILAI EKONOMI BERDASARKAN TATA GUNA LAHAN DI TIGA KECAMATAN DI KABUPATEN PURWAKARTA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN NILAI EKONOMI BERDASARKAN TATA GUNA LAHAN DI TIGA KECAMATAN DI KABUPATEN PURWAKARTA

Adi Rosadi

Karyasiswa

Program Magister Teknik Sipil Konsentrasi Pengelolaan Jaringan

Jalan

Universitas Katolik Parahyangan adi_rosadi_metro@yahoo.co.id

Encep Ferry Nurdiansyah

Karyasiswa

Program Magister Teknik Sipil Konsentrasi Pengelolaan Jaringan

Jalan

Universitas Katolik Parahyangan encep.ferry@yahoo.com

Hary Bagia

Karyasiswa

Program Magister Teknik Sipil Konsentrasi Pengelolaan

Jaringan Jalan

Universitas Katolik Parahyangan Hary_bagia@yahoo.com

Iksanudin

Karyasiswa

Program Magister Teknik Sipil Konsentrasi Pengelolaan Jaringan

Jalan

Universitas Katolik Parahyangan iksan_dpu@yahoo.com

Noviana Triwidawaty

Karyasiswa

Program Magister Teknik Sipil Konsentrasi Pengelolaan Jaringan

Jalan

Universitas Katolik Parahyangan noviana.nugroho@yahoo.com

Tri Basuki Joewono

Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik

Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit 94 Bandung,

vftribas@home.unpar.ac.id

Abstract

In the regency of Purwakarta, there are three districts (Kecamatan), i.e. Jatiluhur, Sukasari and Maniis. The accessibility of these regions is very poor. These three districts are less developed compared with other district. Existing condition results an obstacle to economic development, government or social activity. The aim of this study is to identify the land use planning, calculate economic value of the commodity, and estimate of transportation expense. The result shows that in the Purwakarta regency, the development of these three districts are planned to receive benefit from the West Ring Road, as a way to open the isolation. The economic valuation of land use in these areas show a value not less than eight hundred billion or 14,49% from PDRB Purwakarta regency in the year 2007. The planned road is estimated will produce a transport cost saving as much as six billion rupiah.

Keyword: Economic Valuation, land use

PENDAHULUAN

Minimnya prasarana transportasi di Kecamatatn Sukasari, Kabupaten Purwakarta menyebabkan hambatan bagi kegiatan ekonomi, pemerintahan, kegiatan sosial, dan kegiatan lainnya. Sebagai contoh adalah perjalanan melalui air yang harus ditempuh oleh pegawai Kecamatan Sukasari untuk mencapai kantor kecamatan. Biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk melakukan perjalanan menjadi sangat mahal. Akibat prasarana transportasi yang sangat terbatas, masyarakat setempat kesulitan menjual hasil bumi keluar wilayah Sukasari dan Maniis.

Di sisi lain, hasil pertanian dan perkebunan milik masyarakat hanya dapat dikonsumsi sendiri oleh masyarakat, sehingga harga jualnya rendah. Di samping sebagai daerah pertanian dan

(2)

Pemerintah Kabupaten Purwakarta telah merencanakan pembangunan jalan yang melintasi Kecamatan Jatiluhur, Sukasari, dan Maniis.

Nilai ekonomi berdasarkan tataguna lahan yang ada di ketiga kecamatan tersebut adalah merupakan bagian yang menarik untuk dikaji sebagai dasar pengembangan nilai ekonomi dan pengembangan prasarana transportasi di wilayah itu.

Adapun tujuan kajian ini adalah:

a. Mengidentifikasi Rencana Tata Ruang dan rencana akses yang dibuat Pemerintah Kabupaten Purwakarta.

b. Menghitung nilai ekonomi eksisting berdasarkan tata guna lahan di Kecamatan Jatiluhur, Kecamatan Sukasari, dan Kecamatan Maniis, yang meliputi: nilai pertanian, perkebunan, perternakan, perikanan, dan perhutanan.

c. Menghitung surplus dan defisit produksi komoditas

d. Mengestimasi biaya transportasi nilai ekonomi sektor pertanian, perkebunan, perternakan, perikanan, dan perhutanan pada kondisi eksisting dan pada kondisi prasarana transportasi dikembangkan.

PENATAGUNAAN LAHAN

Guna lahan perlu ditata agar antar guna lahan yang berdekatan dapat saling menunjang dan

tidak saling menganggu, misalnya industri dekat permukiman; tempat pembuangan sampah akhir dekat permukiman. Penempatan guna lahan tertentu dapat berlokasi lebih tepat, misalnya perdagangan di pusat kota, sedangkan permukiman di sekitarnya agar belanja sama dekatnya dari semua asal perjalanan. Sebaran guna lahan diatur sedemikian rupa, sehingga mempunyai pengaruh terbaik bagi transportasi.

Teori guna lahan yang berorientasi pada transportasi (Wingo, 1961) merujuk pada teori ekonomi, yaitu keseimbangan antara kemampuan membayar transportasi dengan nilai lahan (akibat fungsi jarak ke pusat kota). Lokasi yang jauh, maka nilai lahannya menjadi murah tetapi biaya angkutan mahal.

Metode penilaian melalui biaya pengadaan hampir sama dengan penilaian melalui biaya perjalanan. Biaya merupakan korbanan yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian biaya pengadaan dapat diartikan sebagai korbanan yang dilakukan sebagai usaha untuk mengadakan barang dan jasa yang akan dikonsumsi. Korbanan tersebut dapat dijadikan pendekatan dalam menentukan nilai suatu barang atau jasa. Metode ini didasarkan pada kesediaan membayar (willingness to pay), yang diartikan sebagai jumlah korban yang bersedia dibayarkan konsumen untuk tiap tambahan sesuatu yang dikonsumsi (Davis dan Johnson, 1987).

DESKRIPSI DATA

Dari segi kebijakan melalui RTRW, Propeda, dan RUJTJ, Pemerintah Kabupaten Purwakarta memandang penting untuk meningkatkan jalan di koridor Jatiluhur-Sukasari-Maniis. Walaupun kajian yang ada adalah sangat minim, namun rencana Jalan Lingkar barat akan direalisasikan secara bertahap. Hal tersebut dibutuhkan untuk membuka keterisolasian Kecamatan Sukasari dan Maniis dan mengeksplorasi potensi dari tata guna lahan yang ada di koridor Jatiluhur-Sukasari-Maniis. Analisis nilai ekonomi dari produk tata guna lahan di

(3)

wilayah Kecamatan Jatiluhur, Kecamatan Sukasari, dan Kecamatan Maniis menjadi sesuatu yang menarik.

Nilai Ekonomi Pertanian dan Perkebunan

Setelah menghitung nilai ekonomi masing-masing produksi pertanian yang meliputi padi, palawija, sayur mayur, dan buah-buahan, maka rekapitulasi nilai ekonomi produksi pertanian dapat dilihat pada Tabel 1. Dari tabel ini diketahui, nilai ekonomi produksi pertanian di Kecamatan Jatiluhur, Sukasari, dan Maniis cukup besar, yaitu mencapai Rp 172.777.794.884,00.

Tabel 1 Rekapitulasi Nilai Ekonomi Produksi Pertanian

 Kec. 

Jatiluhur  Kec. Sukasari   Kec. Maniis 

[1] [2] [3] [4] [5] [6] 1 Padi         7,100.51         4,787.87         8,326.55          51,775,883,452.00 2 Palawija      14,505.33         7,335.80         8,402.32          60,984,364,212.00 3 Sayuran         1,898.10        501.00         1,629.10          13,003,817,220.00 4 Buah‐buahan         1,070.00         5,141.80         4,022.80          47,013,730,000.00  Jumlah Total        24,573.93        17,766.47        22,380.77        172,777,794,884.00  Volume produksi (Ton)  Nilai Ekonomi (Rp)  No Jenis Komoditi

Dari sektor perkebunan, Kecamatan Jatiluhur, Sukasari dan Maniis merupakan penghasil cengkeh, karet, kelapa, kopi, dll. Nilai ekonomi komoditas perkebunan dapat dilihat pada Tabel 2.

(4)

Tabel 2 Nilai Ekonomi Produksi Perkebunan  Kecamatan  Jatiluhur   Kecamatan  Sukasari   Kecamatan  Maniis  [1] [2] [3] [4] [5] [6]=[3]+[4]+[5] [7] [8] = [6]*[7]*1000 1 Cengkeh       2.47        0.10        2.65        5.22      40,000.00          208,800,000.00  2 Karet        ‐        12.57        106.80        119.37      10,500.00       1,253,385,000.00  3 Kelapa       29.42        29.85        49.77        109.04        1,500.00          163,560,000.00  4 Kopi       4.25        4.10        5.19        13.54      14,000.00          189,560,000.00  5 Aren       3.55        2.87        1.58        8.00      12,000.00        96,000,000.00  6 Lada        ‐         ‐         ‐        ‐      50,000.00        ‐  7 Kapolaga        ‐         ‐         ‐        ‐        ‐  8 Vanili        ‐         ‐        0.12        0.12    130,000.00        15,600,000.00  9 Melinjo       6.78        2.90        5.88        15.56        8,000.00          124,480,000.00  10 Kapuk       2.51        3.27         ‐        5.78      10,000.00        57,800,000.00  11 Kemiri        ‐        19.65         ‐        19.65      13,450.00          264,292,500.00  12 Pala        ‐         ‐         ‐        ‐        ‐  13 Nilam        ‐         ‐         ‐        ‐        ‐  14 Jahe       2.05        1.85        11.42        15.32        2,500.00        38,300,000.00  15 Kunir       6.78        7.94        15.56        30.28        4,000.00          121,120,000.00  16 Kencur       14.58        0.09        0.34        15.01        5,000.00        75,050,000.00         ‐         ‐         ‐        ‐        ‐  Jumlah Total       72.39        85.19        199.31         356.89       2,607,947,500.00  Keterangan: *)   Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta, 2007 **) Sumber : BPS, 2007 Harga**)     (Rp /Kg)   Jumlah Harga (Rp)  No Jenis Komoditi Volume Produksi *)   (Ton)  Jumlah  Produksi  (Ton) 

Nilai Ekonomi Peternakan dan Perikanan

Rekapitulasi nilai ekonomi produksi peternakan dan hasilnya adalah seperti pada Tabel 3. Dari tabel tersebut dapat dilihat, nilai ekonomi produksi peternakan mencapai Rp 42.924.339.900,00.

Tabel 3 Nilai Ekonomi Produksi Peternakan

No J enis  K omoditi Volume  J umlah  J umlah Harg a (R p) 

 K ec .  J atiluhur   K ec .  S ukas ari   K ec .  Maniis   [1] [2] [3] [4] [5] [6]=[3]+[4]+[5] [7] 1 T ernak B es ar       142,86        103,51        311,09        557,47       29.850.312.000,00  2 Unggas       409,16          53,80          87,98        550,95         9.774.440.000,00  3 T elur Unggas         70,65          41,19        107,83        219,67         3.299.587.900,00  J umlah T otal       622,67        198,50        506,91     1.328,08       42.924.339.900,00  K eterangan:

*)   S umber : D inas  P eternakan dan P erikanan K abupaten P urwakarta, 2007 **) S umber : B P S , 2007

Data produksi perikanan yang tercatat hanya dihasilkan dari Kecamatan Jatiluhur dan Maniis, sementara Kecamatan Sukasari tidak menghasilkan perikanan. Nilai ekonomi produksi perikanan sangat besar, yaitu mencapai Rp Error! Not a valid link.. Besaran nilai ekonomi produksi perikanan disajikan pada Tabel 4.

(5)

Tabel 4 Nilai Ekonomi Produksi Perikanan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]= [3+4+5+6+7] [9] [10]=[8]*[9]*1000 1 J atiluhur 0,40 20.892,00 3,60 0,00 135,85 21.031,85 11.000,00 231.350.350.000,00 2 S ukasari 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3 Maniis 0,00 34.408,00 0,00 0,00 45,35 34.453,35 11.000,00 378.986.850.000,00 J umlah 0,40 55.300,00 3,60 0,00 181,20 55.485,20 610.337.200.000,00 K eterangan:

*)   S umber : Dinas P eternakan dan P erikanan K abupaten P urwakarta, 2007 **) S umber : B P S , 2007

J umlah (ton) K olam 

Air 

Volume P roduks i B erdas arkan T empat  P emeliharaan*)    (T on) K olam  Air Deras P erairan  Umum No. K ec amatan S awah J aring   Apung (R p) Harg a per  kg **)  J umlah Nilai (R p)

Nilai Ekonomi Perhutanan

Dari PT. Perhutani (Persero) KPH Purwakarta diperoleh data produksi perhutanan kayu sekaligus dihitung nilai ekonominya. Nilai tersebut nampak seperti dijelaskan dalam Tabel 5. Produk perhutanan yang paling dominan adalah pohon bambu. Secara detail, tidak diperoleh data berapa volume yang dihasilkan dari ketiga kecamatan, namun sebagaimana dikatakan berbagai sumber bahwa produksi bambu adalah sekitar 519 per hektare per tahun, maka dari luas hutan rakyat dapat diestimasi nilai ekonomi dari produksi bambu sebagaimana pada Tabel 5. Dari Tabel 6 diperoleh total nilai ekonomi produk perhutanan adalah sebesar Rp Error! Not a valid link.

Tabel 5 Nilai Produksi Perhutanan Kayu

Jati (m3) Rimba   (m3)

Jumlah 

(m3) Harga (Rp) Jumlah harga (Rp) Jati (m

3) Rimba  (m3) Jumlah  (m3) Harga (Rp) Jumlah harga (Rp) [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]= [5]*[6} [8] [9] [10] [11] [12]=[10]*[11] 1 Jatiluhur ‐ 558,850 558,850 418.026,70       233.614.221,30 ‐ 125,00 125,00   31.132,40          3.891.550,00 Jumlah 558,850 558,850     233.614.221,30 30,00 195,00 225,00          3.891.550,00 Jumlah Total Kayu Pertukangan + Kayu Bakar : 783,850 m3 Rp     237.505.771,30 Sumber: PT. Perhutani (Persero) KPH Purwakarta, 2007 No. BKPH Kayu Pertukangan Kayu Bakar  

(6)

Error! Not a valid link. [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] 1 Jatiluhur 292.00       519.00        151,548 5000        757,740,000.00 2 Sukasari 225.00       519.00        116,775 5000        583,875,000.00 3 Maniis 112.00       519.00          58,128 5000        290,640,000.00 Jumlah 629.00        326,451    1,632,255,000.00 Keterangan : *)     Sumber : Dinas Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Alam Kabupaten Purwakarta, 2007 **)   Sumber : www.dishutkalsel.org ***) Sumber : wawancara dengan aparat setempat Kecamatan Luas Hutan  Produksi *)    (Ha) No. Produksi Bambu  per hektar per  tahun**)  (Batang) Jumlah  Produksi  (Batang) Harga per  batang ***)   (Rp)  Jumlah Nilai (Rp) 

Rekapitulasi Nilai Ekonomi Tataguna Lahan

Setelah menghitung nilai ekonomi dari bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan perhutanan, maka dibuat rekapitulasi nilai ekonomi tataguna lahan sebagaimana terdapat pada Tabel 7.

Tabel 7 Rekapitulasi Nilai Ekonomi Tataguna Lahan

 Kecamatan  Jatiluhur   Kecamatan  Sukasari   Kecamatan  Maniis  [1] [2] [3] [4] [5] [6]=[3]+[4]+[5] [7] 1 Pertanian 24,573.93 17,766.47 22,380.77        64,721.17          172,777,794,884.00  2 Perkebunan 72.39 85.19 199.31        356.89        2,607,947,500.00  3 Peternakan 622.67 198.50 506.91       1,328.08        42,924,339,900.00  4 Perikanan 21,031.85 0.00 34,453.35        55,485.20          610,337,200,000.00  5 Perhutanan *) *) *)        1,869,760,771.30 Jumlah Total        46,300.84        18,050.16        57,540.34          121,891.34         830,517,043,055.30 Keterangan: *) Tidak dicantumkan karena satuannya berbeda dan beberapa produk perhutanan tidak dipisah berdasarkan kecamatan  Nilai Ekonomi (Rp)  No Jenis Komoditas Volume Produksi (Ton)  Jumlah  Produksi (Ton) 

Hasil rekapitulasi menunjukkan bahwa total nilai ekonomi dari tataguna lahan yang meliputi empat komoditas mencapai Rp. 830.517.043.055,30. Dengan PDRB Kabupaten Purwakarta tahun 2007 sebesar Rp 5.732.000.000.000 maka nilai ekonomi tataguna lahan Kecamatan Jatiluhur, Kecamatan Sukasari, dan Kecamatan Maniis dari bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan perhutanan berkontribusi terhadap PDRB Kabupaten Purwakarta sebesar 14.49 %.

ANALISIS DATA Analisis Selisih Produksi

Surplus dan defisit produksi merupakan selisih antara volume produksi dengan volume konsumsi. Volume konsumsi diperoleh dengan cara mengalikan jumlah penduduk berusia

(7)

produktif, yaitu 15-65 tahun, dengan tingkat konsumsi perkapita per tahun masing-masing komoditas (BPS, 2009).

Komoditas yang akan dihitung nilai surplus dan defisitnya adalah produksi pertanian, peternakan, dan perikanan. Sedangkan produksi perkebunan dan perhutanan tidak dihitung karena produknya tidak dapat dikonsumsi langsung dan perlu diolah terlebih dahulu sedangkan di ketiga kecamatan yang dikaji, tidak terdapat industri pengolahan yang memadai. Hasil perhitungan volume surplus dan defisit produk pertanian dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 memperlihatkan volume produksi beberapa komoditas lebih kecil dari volume konsumsinya sehingga kecamatan yang bersangkutan mengalami defisit terhadap produk tersebut. Produk yang mengalami defisit terutama beberapa komoditas sayuran dan buah-buahan.

Hasil perhitungan volume surplus dan defisit produk peternakan dapat dilihat pada Tabel 9. Dari Tabel tersebut diketahui, produk daging mengalami surplus di ketiga kecamatan yang dikaji. Untuk produk telur, Kecamatan Jatiluhur mengalami defisit.

Perhitungan selengkapnya volume surplus dan deficit Produksi Perikanan dapat dilihat pada Tabel 10. Dari tabel tersebut diketahui bahwa di Kecamatan Jatiluhur dan Kecamatan Maniis mengalami surplus, sedangkan di Kecamatan Sukasari mengalami defisit.

Tabel 8 Volume Surplus dan Defisit Produk Pertanian  K ec .  J atiluhur   K ec .  S ukas ari   K ec .  Maniis    K ec .  J atiluhur   K ec .  S ukas ari   K ec .  Maniis    K ec .  J atiluhur   K ec .  S ukas ari   K ec .  Maniis    K ec .  J atiluhur   K ec .  S ukas ari   K ec .  Maniis   [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] P adi 1 P adi      7.100,51   4.787,87    8.326,55        6.599           1.647           3.325         501,05     3.140,75     5.001,68        ‐        ‐        ‐  J umlah     7.100,51   4.787,87   8.326,55     6.599,45     1.647,12     3.324,87        501,05    3.140,75    5.001,68        ‐        ‐        ‐ P alawija 1 J agung      1.510,79      606,30    1.088,61          163,79           40,88           82,52      1.346,99        565,42     1.006,09        ‐        ‐        ‐  2 K edelai       13,00      999,90         17,12        2,05         0,51         1,03           10,95        999,39          16,09        ‐        ‐        ‐  3 K acang  T anah         132,94         19,97         53,97        40,54        10,12        20,42        92,40         9,85           33,55        ‐        ‐        ‐  4 K acang Hijau       96,16       101,75         35,81        19,25        4,80        9,70        76,91           96,95           26,11        ‐        ‐        ‐  5 Ubi K ayu    12.099,67   5.352,50    6.769,84          372,63           93,00         187,73    11.727,04     5.259,50     6.582,11        ‐        ‐        ‐  6 Ubi J alar         652,77      255,38       436,98          155,60           38,84           78,39         497,17        216,55        358,58        ‐        ‐        ‐  J umlah   14.505,33   7.335,80   8.402,32        165,84          41,39          83,55     1.357,95    1.564,81    1.022,18        ‐        ‐        ‐ S ayuran 1 C abe R awit        ‐         ‐       144,50        61,83           15,43           31,15        ‐         ‐        113,35          61,83          15,43        ‐  2 K acang  panjang      1.082,10       146,10       256,40          155,60        38,84        78,39          926,50         107,26         178,01        ‐        ‐        ‐  3 C abe B es ar        ‐         76,00       227,60        60,19        15,02        30,33         ‐           60,98         197,27          60,19        ‐        ‐  4 T omat       19,00         ‐         19,40        85,58           21,36           43,12        ‐         ‐         ‐          66,58          21,36          23,72  5 T erung         103,00        25,20         60,90          142,50           35,57           71,79        ‐         ‐         ‐          39,50          10,37          10,89  6 K etimun         524,40      185,60       868,70        85,17           21,26           42,91         439,23        164,34        825,79        ‐        ‐        ‐  7 K angkung         163,50        68,10         39,60          202,28           50,49         101,91        ‐          17,61         ‐          38,78        ‐          62,31  8 B ayam       6,10         ‐         12,00          183,04           45,68           92,22        ‐         ‐         ‐        176,94          45,68          80,22         ‐         ‐         ‐         ‐        ‐        ‐        ‐         ‐         ‐        ‐        ‐        ‐  J umlah      1.898,10      501,00    1.629,10      1.365,73        350,20     1.314,42        443,83          92,84        177,14 

S urplus  P roduks i (T on)

J umlah K ons ums i (T on) Defis it P roduks i (T on)

J enis   K omoditi

Volume P roduks i*) (T on) No

(8)

Tabel 8 Volume Surplus dan Defisit Produk Pertanian  K ec .  J atiluhur   K ec .  S ukas ari   K ec .  Maniis    K ec .  J atiluhur   K ec .  S ukas ari   K ec .  Maniis    K ec .  J atiluhur   K ec .  S ukas ari   K ec .  Maniis    K ec .  J atiluhur   K ec .  S ukas ari   K ec .  Maniis   [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] B uah‐buahan 1 B elimbing       2,50         0,80        2,50          4,26         1,06         2,15         ‐        ‐         0,35        1,76        0,26        ‐  2 Mangga       42,00        ‐        63,00        14,91         3,72         7,51          27,09        ‐           55,49        ‐        3,72        ‐  3 R ambutan         513,20         475,10          128,80      244,87       61,12     123,37        268,33         413,98         5,43        ‐        ‐        ‐  4 Duku        ‐        ‐        5,50      180,99       45,17       91,18         ‐        ‐        ‐        180,99          45,17          85,68  5 J eruk S iam        ‐         0,30        0,30      157,57       39,33       79,38         ‐        ‐        ‐        157,57          39,03          79,08  6 Durian        ‐           10,70         ‐        78,78       19,66       39,69         ‐        ‐        ‐          78,78        8,96          39,69  7 J ambu B iji       2,60         3,60        17,50          8,60         2,15         4,33         ‐         1,45           13,17        6,00        ‐        ‐  8 S awo        ‐         8,00        16,50          4,26         1,06         2,15         ‐         6,94           14,35        4,26        ‐        ‐  9 P epaya        ‐         4,10        4,60        66,01       16,47       33,26         ‐        ‐        ‐          66,01          12,37          28,66  10 P is ang         387,30      4.579,00       3.615,10      319,39       79,72     160,91          67,91      4.499,28      3.454,19        ‐        ‐        ‐  11 Nanas        ‐         0,10        0,80        12,78         3,19         6,44         ‐        ‐        ‐          12,78        3,09        5,64  12 S alak        ‐         0,80         ‐        44,72       11,16       22,53         ‐        ‐        ‐          44,72          10,36          22,53  13 Manggis        ‐        ‐        0,60        33,99         8,48       17,12         ‐        ‐        ‐          33,99        8,48          16,52  14 Nangka       13,00           19,60        76,80          8,52         2,13         4,29        4,48           17,47           72,51        ‐        ‐        ‐  15 S irsak        ‐         2,10        17,50        33,99         8,48       17,12         ‐        ‐         0,38          33,99        6,38        ‐  16 Melinjo       5,70           16,70        3,00        33,99         8,48       17,12         ‐         8,22        ‐          28,29        ‐          14,12  17 J eruk B esar       42,00         2,10        2,20        33,99         8,48       17,12        8,01        ‐        ‐        ‐        6,38          14,92  18 J ambu Air        ‐        ‐        1,70        17,03         4,25         8,58         ‐        ‐        ‐          17,03        4,25        6,88  19 P etai       61,70           18,80        66,40        33,99         8,48       17,12          27,71           10,32           49,28        ‐        ‐        ‐  J umlah      1.070,00       5.141,80       4.022,80         403,54       4.957,67       3.665,15        666,15        148,47        313,73  J umlah T otal   24.573,93   17.766,47   22.380,77    3.628,27   10.013,42   11.003,43    1.109,98       241,31       490,87 K eterangan:

*) S umber : Dinas P ertanian T anaman P angan dan P erkebunan K abupaten P urwakarta, 2007

S urplus  P roduks i (T on)

J umlah K ons ums i (T on) Defis it P roduks i (T on) J enis  

K omoditi

Volume P roduks i*) (T on) No

Tabel 9 Volume Surplus dan Defisit Produk Peternakan

 Kec.  Jatiluhur   Kec.  Sukasari   Kec.  Maniis   Kec.  Jatiluhur   Kec.  Sukasari   Kec.  Maniis   Kec.  Jatiluhur   Kec.  Sukasari   Kec.  Maniis   Kec.  Jatiluhur   Kec.  Sukasari   Kec.  Maniis  [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] 1 Daging       552.02        157.31        399.08        312.43           77.98        157.41        239.59           79.33        241.67         ‐         ‐         ‐  2 Telur          70.65           41.19        107.83        139.63           34.85           70.35         ‐         6.34           37.48           68.98         ‐         ‐         ‐         ‐  Jumlah Total       622.67        198.50        506.91       452.07       112.83       227.76       239.59           85.68        279.15           68.98         ‐  Keterangan: *)   Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta, 2007 Defisit Produksi (Ton) Jumlah Konsumsi (Ton) Surplus Produksi (Ton) No Jenis Komoditi Volume Produksi*) (Ton)

Tabel 10 Volume Surplus dan Defisit Produk Perikanan

 Kec.  Jatiluhur   Kec.  Sukasari   Kec. Maniis   Kec.  Jatiluhur   Kec.  Sukasari  Kec. Maniis   Kec.  Jatiluhur   Kec.  Sukasari  Kec. Maniis   Kec.  Jatiluhur   Kec.  Sukasari   Kec. Maniis  [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] 1 Ikan    21.031,85        ‐     34.453,35           965,96           241,09           486,66     20.065,89        ‐     33.966,69        ‐           241,09        ‐  ‐ ‐ ‐ Jumlah Total    21.031,85        ‐     34.453,35         965,96         241,09         486,66    20.065,89        ‐     33.966,69        ‐           241,09        ‐  Keterangan: *)   Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta, 2007 Volume Produksi*) (Ton) Defisit Produksi (Ton) No Jumlah Konsumsi (Ton) Surplus Produksi (Ton) Jenis  Komoditi   Setelah menghitung volume surplus dan defisit produk pertanian, peternakan dan perikanan, maka dibuat pula rekapitulasinya. Rekapitulasi nilai volume surplus dan defisit dapat dilihat pada Tabel 11.

(9)

Tabel 11 Rekapitulasi Surplus dan Defisit  Kec.  Jatiluhur   Kec.  Sukasari   Kec. Maniis   Kec.  Jatiluhur   Kec.  Sukasari   Kec.  Maniis  [1] [2] [9] [10] [11] [12] [13] [14] 1 Pertanian        3.628,27       10.013,42       11.003,43      1.109,98         241,31         490,87  2 Peternakan       239,59         85,68         279,15           68,98        ‐        ‐  3 Perikanan     20.065,89        ‐       33.966,69        ‐         241,09        ‐  Jumlah    23.933,74     10.099,09     45.249,27    1.178,96       482,40       490,87 Jumlah Total Keterangan: *) Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta, 2007 No Jenis Komoditi Surplus Produksi (Ton) 79.282,11 2.152,23 Defisit Produksi (Ton)

Dengan adanya beberapa produk mengalami surplus dan sebagian lagi mengalami defisit untuk masing-masing kecamatan, artinya sebagian komoditas dapat diangkut ke luar wilayah untuk mencari pasar yang lebih baik sebagian lagi justru harus didatangkan karena wilayah yang bersangkutan kekurangan akan komoditas tersebut.

Perhitungan Biaya Angkutan Satuan

Perhitungan biaya angkutan pada jalan yang sudah ditingkatkan adalah seperti Tabel 12. Biaya satuan yang dihasilkan dianggap sama untuk komoditas yang satuannya sama. Dalam kenyataannya, harga angkutan untuk beras mungkin berbeda dengan harga angkutan untuk buah-buahan, namun dalam analisis ini harga satuannya dianggap sama. Untuk angkutan bambu, dari hasil wawancara disebutkan biaya angkut ke pusat kota Purwakarta pada kondisi saat ini adalah sebesar Rp 2500 /batang untuk Kecamatan Sukasari dan Rp 3000 /batang untuk Kecamatan Maniis. Pada kondisi jaringan jalan yang dikembangkan, dengan perhitungan yang sama dengan Tabel 12, biaya angkut bambu seperti pada Tabel 13.

Tabel 12 Biaya Angkutan Per Ton

No K ec  B iaya S ewa  Mobil P er jam   B iaya B B M  per jam   B iaya  kendaraan per  jam   J arak  T empuh  K ecepatan  rata‐rata  kendaraan  W aktu  tempuh   L ama  bongkar  muat   T otal  waktu  s ewa  B iaya Angkutan  per T on

 (R p)   (R p)   (R p)   (km)   (km/jam)   (jam)   (jam)   (jam)   (R p)  [1] [2]  [3]   [4]   [5]   [6]   [7]  [8]= [6]/[7]x2  [9]   [10]  [11]=[5] x [10] / 4

1 J atiluhur         90.000,00       17.032,50     107.032,50        8,00         30,00          0,53         2,00         2,53          67.787,25

2 S ukas ari         90.000,00       17.032,50     107.032,50      30,00         30,00          2,00         2,00         4,00        107.032,50

3 Maniis         90.000,00       17.032,50     107.032,50      41,00         30,00          2,73         2,00         4,73        126.655,13

Tabel 13 Biaya Angkutan Bambu Per Batang pada Kondisi Jalan Sudah Dikembangkan

No K ec  B iaya  S ewa Mobil  P er jam   B iaya B B M  per jam   B iaya mobil  per jam   J arak  T empuh    K ecepatan  rata‐rata   W aktu  tempuh   L ama  bongkar  muat   T otal  waktu  s ewa  K apas itas    Angkut B iaya  Angkutan  per 

(10)

Perhitungan Biaya Transportasi

Volume yang diangkut adalah volume komoditas yang akan diangkut ke luar wilayah dengan tujuan untuk memperoleh nilai ekonomi yang lebih besar, ditambah volume komoditas yang didatangkan dari luar wilayah karena produksi setempat lebih kecil dari jumlah konsumsi (lihat Tabel 14). Untuk produk pertanian, peternakan, dan perikanan, volume yang diangkut adalah volume surplus produksi ditambah volume defisit produksi. Sedangkan untuk produk perkebunan dan perhutanan, volume yang diangkut adalah volume produksi karena produk perkebunan dan perhutanan diasumsikan diangkut ke luar wilayah untuk diolah mengingat di wilayah kajian tidak terdapat industri pengolahan yang cukup memadai.

Setelah menghitung volume barang yang diangkut, maka langkah selanjutnya adalah menghitung biaya transportasi secara keseluruhan pada masing-masing kecamatan. Hasil perhitungan ini dapat dilihat pada Tabel 15.

Dari Tabel 3.15 diketahui jumlah biaya transportasi komoditas baik yang keluar maupun masuk pada kondisi jaringan jalan seperti sekarang mencapai Rp 9.803.755.972,20. Sedangkan jika jaringan jalan ditingkatkan maka biaya transportasi menjadi Rp 3.434.740.650,06 sehingga terjadi penghematan sebesar Rp 6.369.015.322,14 atau sebesar 64.97%.

Tabel 14 Volume Komoditas yang Diangkut  Kecamatan  Jatiluhur   Kecamatan  Sukasari   Kecamatan  Maniis  [1] [2] [3] [4] [5] [6]=[3]+[4]+[5] [7] Komoditas I 1 Pertanian a. Surplus 3,628.27 10,013.42 11,003.43       24,645.12   ton  b. Defisit 1,109.98 241.31 490.87       1,842.16   ton  2 Perkebunan 72.39 85.19 199.31        356.89   ton  3 Peternakan       ‐  a. Surplus 239.59 85.68 279.15        604.42   ton  b. Defisit 68.98 0.00 0.00        68.98   ton  4 Perikanan a. Surplus 54,032.57 0.00 0.00       54,032.57   ton  b. Defisit 241.09 0.00 0.00       241.09   ton  Jumlah I       5,119.21        10,425.59         11,972.76        27,517.56  Komoditas II 1 Perhutanan 151,548.00 116,775.00 58,128.00          326,451.00  batang Jumlah II        151,548.00         116,775.00        58,128.00           326,451.00  Keterangan: *) Penjumlahan volume surplus dari ketiga kecamatan karena  ikan diangkut lewat darat dari Jatiluhur No Jenis Komoditi Volume komoditas yang diangkut  Jumlah Produksi   Satuan  *)

Tabel 15 Biaya Transportasi Sebelum Pengembangan Jalan dan Estimasi Sesudah Pengembangan Jalan Biaya  Transportasi  per ton atau  per batang Jumlah Biaya  Transportasi  Biaya  Transportasi  per ton atau  per batang Jumlah Biaya  Transportasi (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)  (Rp)  [1] [2] [3] [4] [5] [6] = [3] x [5] [7] [8] = [3] x [7] [9] = [8] ‐ [6] 1 Jatiluhur       5,119.21 Ton         67,787.25         347,017,247.61         67,787.25        347,017,247.61       ‐ 151,548.00        Batang       1,355.75         205,460,443.26       1,355.75        205,460,443.26       ‐ 2 Sukasari         10,425.59 Ton       400,000.00      4,170,237,386.67       107,032.50     1,115,877,332.72        3,054,360,053.95 116,775.00        Batang       2,500.00         291,937,500.00       2,140.65        249,974,403.75       41,963,096.25 3 Manis         11,972.76 Ton       400,000.00      4,789,103,394.67       126,655.13     1,516,411,222.72        3,272,692,171.94 58,128.00          Batang       3,000.00         174,384,000.00       2,533.10        147,244,182.12       27,139,817.88 ‐         Jumlah      9,803,755,972.20     3,434,740,650.06       6,369,015,322.14  Selisih  Sebelum Pengembangan Jalan Sesudah Pengembangan Jalan No Kecamatan Volume  Komoditas Satuan

(11)

KESIMPULAN

Permasalahan aksesibilitas di Kecamatan Sukasari dan Maniis adalah perlunya prasarana jalan. Setelah dilihat dalam RTRW Kabupaten Purwakarta, ternyata wilayah Sukasari dan Maniis termasuk ke dalam daerah yang potensinya akan dikembangkan, dan untuk menunjang kebijakan itu, melalui Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan (RUJTJ) sudah direncanakan pembangunan Jalan Lingkar Barat yang melewati Jatiluhur, Sukasari, sampai ke Maniis.

Nilai ekonomi tataguna lahan yang meliputi Kecamatan Jatiluhur, Sukasari, dan Maniis tersebut mencapai Rp 830.517.043.055,30 dan jika dibandingkan dengan PDRB Kabupaten Purwakarta tahun 2007 yang besarnya 5,7 trilyun rupiah maka nilai ekonomi tersebut dapat menyumbang 14.49%. Beberapa komoditas mengalami surplus seperti padi, kacang panjang, ketimun, atau daging, sedangkan sebagian lagi mengalami defisit, seperti tomat, terung, bayam, atau duku.

Pada kondisi eksisting biaya transportasi mencapai Rp 9.803.755.972,20 dan pada kondisi jaringan jalan telah dikembangkan biaya transportasi sebesar Rp 3.434.740.650,06 sehingga terjadi efisiensi sebesar Rp 6.369.015.322,14 atau sebesar 64.97%. Besarnya angka penghematan menunjukkan besarnya manfaat yang akan diperoleh dari segi ekonomi pada produk yang dihasilkan dari tataguna lahan di wilayah kajian jika jaringan jalan ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik, 2007.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta, Purwakarta dalam Angka, 2005. Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta, Purwakarta dalam Angka, 2006. Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta, Purwakarta dalam Angka, 2007.

Ditjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, Petunjuk Teknis Perencanaan dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten Nomor 77/KPTS/Db/1990, Jakarta, 1990

Djunaedi, Achmad. Pengenalan Tata Guna Lahan, Bahan Kuliah Universitas Mataram.

Davis, L.S. and K.N. Johnson. 1987. Forest Management. McGraw Hill Book Company. New York.

http://bisnisukm.com/home-industri-mebel-bambu.html, diakses tanggal 6 Juli 2009 http://rental.jowolugu.com, diakses tanggal 3 Juli 2009.

http://www.promotorsgroupcorp.com/, diakses tanggal 6 Juli 2009. Kamarwan, Dasar-dasar Feasibility Study Jalan Raya, Jakarta 1976.

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Penatagunaan Tanah, Jakarta, 2004. Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan,

Jakarta, 2006

PT Perhutani (Persero) KPH Purwakarta, 2009.

Gambar

Tabel 1 Rekapitulasi Nilai Ekonomi Produksi Pertanian
Tabel 2 Nilai Ekonomi Produksi Perkebunan   Kecamatan  Jatiluhur   Kecamatan Sukasari   Kecamatan Maniis  [1] [2] [3] [4] [5] [6]=[3]+[4]+[5] [7] [8] = [6]*[7]*1000 1 Cengkeh               2.47                0.10                2.65                  5.22 
Tabel 4 Nilai Ekonomi Produksi Perikanan  [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]= [3+4+5+6+7] [9] [10]=[8]*[9]*1000 1 J atiluhur 0,40 20.892,00 3,60 0,00 135,85 21.031,85 11.000,00 231.350.350.000,00 2 S ukasari 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3 Maniis 0,
Tabel 7 Rekapitulasi Nilai Ekonomi Tataguna Lahan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Bapak Helli Ihsan, M.Si., selaku Ketua Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan bantuan dan bimbingan selama

Pembiayaan tersebut diperoleh dari lembaga keuangan yang kegiatan usahanya memberikan jaminan, bahwa manfaat pemberian jaminan sebagai salah satu cara memperoleh pinjaman

Upaya keluar dari keterpenjaraan oleh tokoh perempuan tidak dicapai tetapi, dalam masyarakat dengan nilai dan aturan yang cenderung berorientasi patriarki, keputusan untuk

Berdasarkan jumlah jenis, golongan tanaman hias memiliki jumlah jenis yang paling banyak jika dibandingkan dengan tanaman lainnya yaitu sebanyak 43 jenis, kemudian

The models of Easter Island and the Tsembaga of New Guinea developed in Brander and Taylor (1998) and Anderies (1998a), respectively, have the same general form.. They are

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWAKARTA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sistem Informasi Manajemen Logistik Dan Peralatan Berbasis Web Dengan Fitur Mobile Pada Gudang Logistik Dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi

[r]