• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pemikiran m engenai ku alitas, da n pe mikiran s etiap or ang pa sti be rbeda-beda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pemikiran m engenai ku alitas, da n pe mikiran s etiap or ang pa sti be rbeda-beda"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Kualitas

1. Pengertian Kualitas

Dalam ke hidupan s ehari-hari, t idak s edikit or ang yang m embicarakan tentang m asalah k ualitas. N amun s etiap o rang me miliki b erbagai ma cam pemikiran m engenai ku alitas, da n pe mikiran s etiap or ang pa sti be rbeda-beda sesuai d engan k ualitas yang me reka n ilai. K ualitas s endiri me miliki b anyak kriteria yang berubah secara terus menerus, orang yang berbeda akan menilai atau mengartikan dengan kriteria yang berbeda pula.

Konsep kua litas s ering dianggap s ebagai ukur an r elatif ke baikan s uatu produk atau jasa yang terdiri dari kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Konsep desain m erupakan f ungsi s pesifikasi pr oduk, s edangkan kua litas ke sesuaian merupakan s uatu ukur an s eberapa j auh s uatu produk m emenuhi k riteria at au spesifikasi kua litas yang t elah di tetapkan. A kan t etapi a spek t ersebut b ukanlah satu-satunya aspek dari kualitas.

Banyak p akar d an o rganisasi yang m encoba m engartikan k ualitas berdasarkan s udut pa ndangnya m asing-masing. M eskipun s ebenarnya pengertiannya hampir sama satu sama lain. Hansen dan Mowen (2000:963-964) berpendapat b ahwa kua litas s uatu pr osuk atau j asa m erupakan s esuatu yang memenuhi atau melewati pengaharapan pelanggan akan delapan dimensi berikut:

(2)

a. Kinerja (performances)

Merujuk ke bagian konsisten dan baiknya fungsi suatu produk. b. Estetika (esthetics)

Berkaitan dengan penampilan produk-produk yang berwujud (misalnya, gaya dan k ecantikan) s ekaligus j uga d engan p enampilan f asilitas, p eralatan, personel, dan perlengkapan komunikasi yang berkaitan dengan jasa.

c. Kemampuan memberikan jasa (serviceability)

Berkaitan dengan kemudahan pemeliharaan dan atau perbaikan suatu produk. d. Bentuk (features)

Merujuk ke karakteristik suatu produk yang membedakan produk yang sejenis secara fungsional.

e. Kemampuan untuk diandalkan (reliability)

Adalah probabilitas suatu produk atau jasa dalam melakukan fungsinya untuk jangka waktu tertentu.

f. Kecocokan dengan kegunaan (fitness for use)

Merupakan kesesuaian suatu produk dengan fungsi-fungsinya seperti apa yang diinginkan.

g. Daya tahan (durability)

Merupakan jangka waktu dimana produk tersebut berfungsi. h. Kesesuaian (conformance)

Merupakan s uatu t olak ukur m engenai ba gaimana s uatu pr oduk da pat atau bisa memenuhi spesifikasinya.

(3)

2. Sumber Kualitas

Menurut T jiptono da n Diana ( 2000:34) m engatakan pa ling t idak a da lima sumber kualitas yang biasa dijumpai yaitu :

a. Program, ke bijakan, d an s ikap yang m elibatkan kom itmen da n m anajemen puncak.

b. Sistem informasi yang menekankan, baik pada waktu maupun pada detail. c. Desain pr oduk yang m enekankan ke andalan da n pe rjanjian e kstensif pr oduk

sebelum dilepas ke pasar.

d. Kebijakan p roduksi da n t enaga ke rja yang menekankan pe ralatan yang terpelihara ba ik, pe kerjaan yang t erlatih ba ik, da n pe nemuan pe nyimpangan secara tepat.

e. Manajemen vendor yang menekankan kualitas sebagai sasaran utama.

3. Peran Penting Kualitas

Kualitas s angat p enting ba gi or ganisasi a taupun ba gi pe rusahaan. A da beberapa alasan yang membuat suatu organisasi ataupun perusahaan memerlukan kualitas didalam menjalankan kinerjanya. Ariani (2003:9-11) mengidentifikasikan enam pentingnya kualitas, yaitu ;

a. Meningkatkan reputasi perusahaan

Perusahaan ataupun organisasi yang telah menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas p asti ak an mendapatkan s uatu p redikat s ebagai p erusahaan at au organisasi yang kons isten da lam m engutamakan kua litas. O leh ka rena i tu, perusahaan at au o rganisasi m enjadi dikenal ba nyak m asyarakat da n

(4)

memperoleh n ilai le bih dimata ma syarakat. K arena me mperoleh n ilai l ebih dari masyarakat inilah perusahaan atau organisasi lebih dipercaya masyarakat dan secara otomatis reputasi perusahaan atau organisasi akan meningkat. b. Menurunkan biaya

Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa untuk menghasilkan produk atau jasa yang b erkualitas s elalu b erdampak p ada p eningkatan b iaya atau i dentik dengan harga yang mahal. Namun hal itu bukanlah masalah lagi karena, untuk menghasilkan pr oduk a tau j asa yang b erkualitas p erusahaan atau o rganisasi tidak perlu mengeluarkan biaya yang tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berorintasi pada customer satisfaction, yaitu dengan mendasarkan jenis, tipe, waktu, dan jumlah produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. Dengan begitu, tidak akan terjadi pemborosan yang harus dibayar mahal oleh perusahaan atau organisasi.

c. Meningkatkan pangsa pasar

Pangsa p asar ak an m eningkat ap abila m inimasi b iaya t ercapai, k arena perusahaan at au organisasi da pat m enekan ha rga, w alaupun ku alitas t etap menjadi yang terutama. Hal inilah yang nantinya dapat mendorong konsumen untuk m embeli da n m embeli l agi p roduk a tau j asa t ersebut s ehingga menyebabkan pangsa pasar meningkat.

d. Dampak internasional

Perusahaan atau organisasi yang mampu menawarkan produk atau jasa yang berkualitas, s elain ak an d iterima d i p asar l okal, p roduk atau j asa yang ditawarkan j uga ak an d iterima d i p asar i nternasional. D imana h al i ni ak an

(5)

menimbulkan kesan yang baik tersendiri terhadap perusahaan atau organisasi yang menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas tersebut.

e. Adanya pertanggungjawaban produk

Semakin meningkatnya persaingan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, maka pe rusahaan atau organisasi a kan di tuntut l ebih be rtanggung j awab terhadap de sain, pr oses, dan pe ndistribusian pr oduk a tau j asa t ersebut unt uk memenuhi ke butuhan d an ha rapan p elanggan. Selain i tu, pi hak pe rusahaan atau organisasi tidak perlu lagi mengeluarkan biaya uang begitu besar hanya untuk m emberikan jaminan t erhadap p roduk at au j asa yang d itawarkan tersebut.

f. Untuk penampilan produk

Kualitas a kan m ebuat p roduk a tau j asa di kenal, da n ha l i ni a kan m embuat perusahaan atau organisasi yang menghasilakan produk atau manawarkan jasa juga di kenal da n di percaya m asyarakat l uas. H al i ni m enyebabkan t ingkat kepercayaan pe langgang da n m ayarakat a kan be rtambah, s erta a kan menimbulkan fanatisme tertentu dari para konsumen terhadap barang atau jasa apapun yang ditawarkan oleh perusahaan atau organisasi tersebut.

2.1.2 Biaya Kualitas

1. Pengertian Biaya Kualitas

Di d alam m enghasilkan s uatu p roduk at au j asa yang d apat d iterima at au berkualitas, m aka di perlukan s uatu bi aya yang tidak s edikit. B iaya-biaya y ang

(6)

digunakan unt uk m enghasilkan pr oduk a tau j asa yang be rkualitas i nilah yang disebut sebagai biaya kualitas.

Garrison dan Noreen (2001:846) menyatakan bahwa, biaya kualitas adalah biaya yang mengacu pada semua biaya yang terjadi untuk mencegah terjadinya barang cacat atau biaya yang harus dikeluarkan karena adanya barang cacat. Hansen dan Mowen ( 2001:965-966) bi aya ku alitas m erupakan bi aya yang t imbul ka rena kualitas yang mungkin buruk dan mungkin ada. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa bi aya ku alitas be rkaitan de ngan du a s ub-kategori d ari a ktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan kualitas, yaitu:

a. Aktivitas kontrol

Aktivitas yang di lakukan ol eh s uatu pe rusahaan unt uk m enghindari a tau mendeteksi kualitas yang buruk (karena kualitas yang buruk mungkin terjadi). Jadi, aktivitas kontrol terdiri dari aktivitas pencegahan dan aktivitas penilaian. b. Aktivitas gagal

Aktivitas yang di lakukan ol eh s uatu p erusahaan a tau p elanggannya da lam menanggapi kua litas b uruk ( kualitas bur uk memang t elah a da). D alam menanggapi kualitas buruk yang muncul sebelumnya pengiriman suatu produk yang j elek k e pe langgan, a ktivitas i ni di klasifikasikan s ebagai a ktivitas kegagalan internal dan aktivitas kegagalan eksternal.

Biaya kua litas a dalah bi aya yang t erjadi atau m ungkin a kan t erjadi ka rena kualitas yang bu ruk. Ini be rarti bi aya ku alitas a dalah bi aya yang be rhubungan dengan pe nciptaan, p engidentifikasian, pe rbaikan, da n pe ncegahan k erusakan (Nasution, 2005:172).

(7)

2. Pengukuran Biaya Kualitas

Menurut Hansen dan Mowen (2001:967) biaya kualitas dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu:

a. Biaya kualitas yang dapat diamati

Merupakan biaya-biaya yang tersedia dari pencatatan akuntansi perusahaan. b. Biaya kualitas yang tersembunyi

Merupakan bi aya ke sempatan yang di hasilkan da ri kua litas bu ruk ( biaya kesempatan biasanya tidak diakui dalam catatan akuntansi).

3. Klasifikasi Biaya Kualitas

Menurut N asution ( 2005:172-175) bi aya ku alitas di kelompokkan m enjadi empat golongan, yaitu sebagai berikut:

a. Biaya pencegahan (prevention control)

Biaya ini merupakan biaya yang terjadi untuk mencegah kerusakan produk yang di hasilkan. B iaya i ni m eliputi yang be rhubungan de ngan pe rancangan, pelaksanaan, dan pemelihara sistem kualitas.

Ada be berapa m acam bi aya yang t ermasuk dalam ke lompok bi aya pencegahan, yaitu sebagai berikut:

1) Biaya perencanaan kualitas

Biaya p erencanaan k ualitas ad alah b iaya-biaya yang di keluarkan un tuk aktivitas-aktivitas yang berkaitan de ngan pa tokan r encana kua litas pr oduk yang d ihasilkan, rencana t entang k eandalan, r encana p emeriksanaan, s istem data, dan rencana khusus dari jaminan kualitas.

(8)

2) Biaya tinjauan produk baru

Biaya-biaya yang di keluarkan unt uk p enyiapan us ulan t awaran, pe nilaian rancangan b aru d ari s egi k ualitas, p enyiapan p rogram p ercobaan, dan pengujian unt uk m enilai pe nampilan pr oduk ba ru, s erta a ktivitas-aktivitas kualitas lainnya selama tahap pengembangan dan praproduksi dari rancangan produk baru.

3) Biaya rancangan proses atau produk

Merupakan bi aya-biaya yang di keluarkan w aktu pe rencanaan pr oduk atau pemilihan pr oses pr oduksi yang di maksudkan unt uk m eningkatkan keseluruhan kualitas produk tersebut.

4) Biaya pengendalian proses

Biaya-biaya yang di keluarkan unt uk t eknik p engendalian p roses, s eperti diagram p engendalian yang m emantau p roses p embuatan d alam u saha mencapai kualitas produksi yang dikehendaki.

5) Biaya pelatihan

Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan, penyiapan, pelaksanaan, penyelenggaraan, dan pemeliharaan program latihan formal masalah kualitas. 6) Biaya audit kualitas

Biaya-biaya yang di keluarkan unt uk m engevaluasi t indakan yang t elah dilakukan terhadap rencana kualitas keseluruhan.

b. Biaya deteksi/penilaian (detection/appraisal cost)

Biaya yang t erjadi unt uk m enentukan apakan pr oduk da n j asa s esuai dengan p ersyaratan-persyaratan k ualitas. T ujuan u tama fungsi d eteksi at au

(9)

penilaian i ni a dalah un tuk m enghindari t erjadinya kesalahan d an k erusakan sepanjang pr oses pe rusahaan. Adapun yang t ermasuk da lam ke lompok bi aya deteksi atau penilaian, yaitu sebagai berikut:

1) Biaya pemeriksaan dan pengujian bahan baku yang dibeli

Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memeriksa dan menguji kesesuain bahan baku yang dibeli dengan kualifikasi yang tercantum dalam pesanan. 2) Biaya pemeriksaan dan pengujian produk

Biaya ini meliputi biaya yang terjadi untuk meneliti kesesuaian hasil produksi dengan standar perusahaan, termasuk meneliti pengepakan dan pengiriman. 3) Biaya pemeriksaan kualitas produk

Biaya i ni m eliputi bi aya unt uk m elaksanakan pemeriksaan ku alitas pr oduk dalam proses maupun produk jadi.

4) Biaya evaluasi persediaan

Biaya ini meliputi biaya yang terjadi untuk menguji produk di gudang, dengan tujuan unt uk m endeteksi t erjadinya pe nurunan kua litas pr oduk s elama di gudang.

c. Biaya kegagalan internal (internal failure cost)

Biaya yang t erjadi k arena ad a k etidaksesuaian dengan p ersyaratan d an terdeteksi sebelum barang atau jasa tersebut dikirimkan ke pihak luar (pelanggan). Pengukuran bi aya i ni di lakukan de ngan m enghitung ke rusakan pr oduk s ebelum meninggalkan pe rusahaan. Biaya k egagalan i nternal t erdiri at as b eberapa j enis biaya, yaitu sebagai berikut:

(10)

1) Biaya sisa bahan (scrap)

Biaya i ni adalah kerugian yang t erjadi k arena ad anya s isa b ahan b aku yang tidak terpakai dalam upaya memenuhi tingkat kualitas yang dikehendaki. 2) Biaya pengerjaan ulang

Biaya i ni m eliputi bi aya e kstra yang di keluarkan unt uk m elakukan pr oses pengerjaan ulang agar dapat memenuhi standar kualitas yang diisyaratkan. 3) Biaya untuk memperoleh bahan baku

Biaya ini meliputi biaya-biaya tambahan yang timbul karena adanya aktivitas menagih penolakan dan pengaduan terhadap bahan baku yang telah dibeli. 4) Factory contact engineering cost

Biaya ini merupakan biaya yang berhubungan dengan waktu yang digunakan oleh pa ra a hli pr oduk yang t erlibat da lam m asalah-masalah p roduksi yang menyangkut kualitas.

d. Biaya kegagalan eksternal (eksternal failure cost)

Biaya yang t erjadi ka rena pr oduk a tau j asa y ang gagal m emenuhi persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk tersebut dikirim pada para pelanggan. Dari semua biaya-biaya kualitas yang ada, biaya kegagalan eksternal merupakan bi aya yang pa ling m erugikan. Biaya-biaya yang t ermasuk d alam kategori ini adalah:

1) Biaya penanganan keseluruhan selama masa garansi

Biaya i ni m eliputi s emua b iaya yang t erjadi k arena ad anya k eluhan-keluhan tertentu, s ehingga di perlukan pe meriksaan, r eparasi, a tau pe nggantian a tau pertukaran produk.

(11)

2) Biaya penanganan keluhan di luar masa garansi

Biaya in i me rupakan b iaya-biaya yang b erkaitan d engan k eluhan-keluhan yang timbul setelah berlalunya masa garansi.

3) Biaya produk

Biaya i ni m erupakan ke seluruhan bi aya pe layanan pr oduk yang di akibatkan oleh us aha unt uk m emperbaiki ke tidaksempurnaan a tau unt uk pe ngujian khusus, a tau unt uk m emperbaiki c acat yang b ukan di sebabkan ol eh a danya keluhan pelanggan.

4) Product Liability

Biaya i ni m erupakan bi aya yang t imbul s ehubungan de ngan j aminan a tau pertanggungjawaban atas kegagalan memenuhi standar kualitas.

5) Biaya penarikan kembali produk

Biaya i ni t imbul ka rena a danya pe narikan kembali s uatu pr oduk a tau komponen produk tertentu.

Biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal tidak perlu terjadi bila tidak ada kerusakan.

4. Tujuan Biaya Kualitas

Sitanggang da n C arolina ( 2010) m engungkapkan t ujuan bi aya kua litas sebagai berikut:

a. Memperbaiki dan mempermudah perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan manajerial.

b. Memproyeksikan m engenai ka pan bi aya d an pe nghematan i tu t erjadi da n dibuat.

(12)

Jadi, tujuan pe mbuatan bi aya ku alitas a dalah unt uk m empermudah pr oses keputusan m anajemen. Selain i tu j uga, a gar pe rusahaan da pat m emproyeksikan kapan biaya terjadi, serta agar perusahaan dapat mengefisiensikan biaya. Dengan adanya tujuan biaya kualitas, perusahaan mengharapkan agar biaya kualitas dapat dipergunakan dengan baik.

5. Pandangan Terhadap Biaya kualitas

Menurut Tjiptono dan Diana (2001:41-42) terdapat banyak anggapan bahwa peningkatan kualitas pasti dibarengi dengan peningkatan biaya, sehingga kualitas yang t inggi be rarti bi aya yang l ebih t inggi pul a. Tjiptono da n D iana ( 2001:41), mengatakan a spek e konomis da ri kua litas j auh m elebihi bi ayanya. A da t iga kategori p endangan yang b erkembang di antara pa ra pr aktisi m engenai bi aya kualitas:

a. Kualitas semakin tinggi berarti biayanya semakin tinggi pula.

b. Biaya p eningkatan k ualitas l ebih r endah d aripada p enghematan yang dihasilkan.

c. Biaya k ualitas m erupakan b iaya yang b esarnya m elebihi b iaya yang te rjadi bila produk atau jasa dihasilkan secara benar sejak awal.

2.1.3 Produktivitas

1. Pengertian Produktivitas

Menurut N asution ( 2005:281) pr oduktivitas m erupaka ni sbah atau r asio antara h asil k egiatan ( output) k eluaran d an s egala pengorbanan ( biaya) unt uk mewujudkan ha sil t ersebut ( input) m asukan. M enurut H ansen d an M owen

(13)

(2001:1010) pr oduktivitas be rkenaan de ngan kegiatan m emproduksi output dengan efisien dan secara khusus merujuk ke relasi antara output dan input yang digunakan unt uk m emproduksi output. S edangkan m enurut S unarto ( 2007:350) produktivitas a dalah uk uran e fesiensi ekonomi yang m engikhtisarkan n ilai da ri

output relatif terhadap nilai dari input yang dipakai untuk menciptakannya.

2. Level Produktivitas

Menurut Sunarto (2007:351) level produktivitas adalah unit-unit analisis yang dipakai unt uk m enghitung a tau m endefinisikan pr oduktivitas. P roduktivitas industri a dalah pr oduktivitas t otal yang di raih oleh s emua pe rusahaan da lam industri tertentu. Produktivitas perusahaan, sesuai dengan namanya, adalah level produktivitas yang di raih s ebuah p erusahaan i ndividual. P roduktivitas uni t a tau produktivitas i ndividual m asing-masing m engacu ke pada pr oduktivitas yang diraih ol eh s ebuah uni t a tau de partemen da lam or ganisasi da n ol eh seorang pekerja tunggal.

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Banyak f aktor yang m empengaruhi pr oduktivitas ke rja, ba ik yang berhubungan dengan tenaga kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan d an k ebijaksanaan p emerintah secara k eseluruhan. M enurut Sedarmayanti (2001:71), adalah :

a. Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran dapat menerima tambahan tugas dan bekerja dalam satu tim.

b. Tingkat ke terampilan, y ang di tentukan ol eh pendidikan, l atiahan da lam manajemen dan supervisi serta keterampilan dalam teknik industri.

(14)

c. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha be rsama a ntara pi mpinan or ganisasi da n t enaga k erja u ntuk meningkatkan pr oduktivitas m elalui l ingkaran pe ngawasan da n p anitian mengenai kerja unggul.

d. Manajemen produktivitas , yaitu ; manajemen yang efisien mengenai sumber dan sistemn kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas.

e. Efisiensi tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas. f. Kewiraswastaan, yang tercermin dalam pengambilan resiko kreativitas dalam

berusaha dan pada jalar yang benar dalam berusaha. 4. Pengukuran Produktivitas

Menurut H ansen da n M owen ( 2001:1012) pe ngukuran pr oduktivitas berkenaan de ngan pe nilaian kua ntitatif t erhadap pe rubahan produktivitas. Tujuannyya adalah untuk menilai apakah efisiensi produksi telah meningkat atau menurun. P engukuran produktivitas i ni da pat be rsifat a ktual a tau p erspektif. Pengukuran produktivitas aktual membuat manajer dapat menilai, memonitor, dan mengontrol p erubahan-perubahan. S edangkan pe ngukuran p roduktivitas prospektif lebih mengarah kepengamatan ke depan, dan ini merupakan input bagi pengambilan keputusan strategis.

Produktivitas pa rsial m erupakan p roduktivitas da ri s atu i nput t unggal biasanya diukur dengan menghitung rasio output dan input dengan rumus sebagai berikut:

Rasio Produktivitas =outputinput

(15)

Karena hanya produktivitas dari satu input yang sedang diukur, ukuran itu disebut pe ngukuran pr oduktivitas pa rsial. Jika output dan input diukur da lam kuantitas fisik, maka diperoleh ukuran produktivitas operasional, jika output dan

input dinyatakan da lam s atuan rupiah, m aka diperoleh ukur an pr oduktivitas

keuangan.

Merurut H ansen M owen ( 2009:295) p embuatan pr oduk m elibatkan beberapa input utama, seperti tnaga kerja, bahan, modal, dan energi.

Menurut Sunarto (2007:351) terdapat banyak bentuk-bentuk produktivitas. Produktivitas f aktor t otal a dalah i ndikator m enyeluruh t entang s eberapa ba ik sebuah pe rusahaan m emanfaatkan s emua s umber da yanya, s eperti t enaga k erja, modal, ba han ba ku, da n e nergi, unt uk m enciptakan s emua pr oduk da n j asanya. Kelemahan t erbesar d ari p roduktivitas f aktor t otal ad alah b ahwa s emua elemen harus di ekspresikan d alam ukur an yang s ama yaitu u ang. P roduktivitas f aktor total j uga t idak m enyediakan w awasan yang s empit t entang b agaimana s ituasi dapat di ubah unt uk m enaikkan pr oduktivitas. Konsekuensinya, s ebagian be sar organisasi lebih suka menghitung rasio produktivitas parsial. Rasio semacam ini hanya m enggunakan s atu ka tegori s umber da ya. C ontoh, pr oduktivitas t enaga kerja dapat dihitung dengan rumus sederhana berikut:

Produktivitas tenaga kerja =Tenaga Kerja LangsungOutput

Keunggulan metode ini yaitu, tidak pe rlu mengubah satuan input ke satuan yang l ain. S elain i tu, metode i ni j uga m enyediakan w awasan khus us ke pada

(16)

manajer t entang b agaimana p engubahan b erbagai input sumber da ya mempengaruhi.

5. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Peningkatan Produktivitas

Menurut Hansen da n M owen ( 2009:299) pe ningkatan kua litas da pat meningkatkan produktivitas dan juga sebaliknya. Sebagai contoh, jika pengerjaan ulang berkurang karena menurunnya unit produk cacat, maka lebih sedikit tenaga kerja da n ba han yang di gunakan unt uk m enghasilkan output yang s ama. Penurunan j umlah uni t c acat m emperbaiki kua litas, s edangkan pe ngurangan jumlah input yang digunakan meningkatkan produktivitas.

Karena sebagian besar peningkatan kualitas mengurangi jumlah sumber daya yang digunakan untuk memproduksi dan menjual output perusahaan, peningkatan kualitas a kan m eningkatkan pr oduktivitas. Jadi, pe ningkatan kua litas secara umum akan tercermin pada ukuran-ukuran produktivitas. Namun, ada juga cara-cara l ain u ntuk m eningkatkan pr oduktivitas. s ebuah pe rusahaan m ungkin s aja memproduksi barang de ngan sedikit atau t anpa cacat, tetapi masih menjalankan proses yang tidak efisien.

2.2 Penelitian Terdahulu

Salah s atu penelitian yang p ernah di lakukan da n m empunyai ke miripan antara l ain : D wi H ermanto ( 2010) d engan j udul “ Pengaruh B iaya Kualitas Terhadap P eningkatan Produktivitas ( Studi P ada P T S emanggi M as Sejahtera Surabaya)”, dengan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa biaya kegagalan

(17)

eksternal t idak m empunyai p engaruh yang s ignifikan t erhadap t ingkat produktivitas.

2.3 Rerangka Pemikiran

Berdasarkan p enjabaran d i at as, m aka r erangka p emikirannya ad alah sebagai berikut:

Gambar 1

Pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat produktivitas PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

2.4 Perumusan Hipotesis

Dari permasalahan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1 :Biaya pencegahan berpengaruh positif terhadap produktivitas.

H2 :Biaya deteksi atau penilaian berpengaruh positif terhadap produktivitas. H3 :Biaya kegagalan internal berpengaruh negatif terhadap produktivitas. H4 :Biaya kegagalan eksternal berpengaruh negatif terhadap produktivitas.

Biaya Kegagalan Eksternal Biaya Kegagalan Internal Biaya Deteksi/Penilaian Biaya Pencegahan Biaya kualitas Produktivitas

Referensi

Dokumen terkait

bahwa penataan gedung dan ruangan kantor di lingkungan Pemerintah Kota Malang telah diatur dengan Peraturan Walikota Malang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Penataan

Besaran pokok pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksut dengan Pasal 7 dengan dasar pengenaan

e) Pengelolaan waktu.. Guru kel as tiga melakukan pengamatan terhadap peneliti yang sedang. melaksanakan kegiatan observasi tentang peningkatan prestasi

E-business yang akan diterapkan oleh Mitra Cellular merupakan suatu terobosan dalam upaya mendekatkan perusahaan dengan pelanggan dan memberikan kemudahan

Analisis Hubungan Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Di Puskesmas Penumping Kota Surakarta. Machmud, Rizanda

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ( Non-exclusive Royalti-Free Right )

2001-2007 SD SWASTA DHARMA PATRA RANTAU, ACEH TAMIANG. 2007-2010 SMP SWASTA DHARMA PATRA RANTAU,

Pembahasan interaksi obat yang terjadi pada penggunaan sesama OHO dan OHO dengan kombinasi terapi lainnya pada pasien DM tipe II di Apotek Imphi periode Oktober