• Tidak ada hasil yang ditemukan

TI 2013 IE-204 Elektronika Industri & Otomasi UKM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TI 2013 IE-204 Elektronika Industri & Otomasi UKM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran bab 3 Sistem Pengaturan Otomatis Halaman B .1

Lampiran B

B.1. Transformasi Laplace

Metode transformasi Laplace adalah suatu metoda operasional, yang dapat digunakan secara mudah untuk menyelesaikan “Persamaan Deferential Linear” Maka dengan mengunakan Transformasi Laplace kita dapat mengubah beberapa fungsi umum :

1. Fungsi sinusoidal

2. Fungsi sinusoidal teredam

3. Fungsi Exponensial menjadi aljabar variable kompleks

Sedangkan untuk operasi-operasi seperti deferential dan integral dapat diganti dengan, operasi aljabar bidang komplek dan selanjutnya dapat diselesaikan dengan menggunakan table transformasi Laplace

Defenisi transformasi Laplace :

f(t) = fungsi waktu, adalah nol (0) untuk t< 0 F(s) = fungsi komplek (TL dari f(t)

L = simbul operasional yang menunjukkan bahwa besaran yang dikehendakinya ditransformasikan dengan integral laplace.

Keuntungannya menggunakan Transformasi Laplace: 1. Kondisi awal akan tercakup secara otomatis mis:

Pada saat t = 0, lihat rangkaian listrik tersebut disini capasitor sudah dianggap bermuatan hal, semacam ini disebut kondisi awal.

2. Dapat menyelesaikan persamaan aljabar biasa 3. Lebih sistematis

4. Sudah tersedianya table

5. Semua macam input mudah untuk diselesaikan i Vi + -S C

 

 

 

0

f

t

e

dt

s

F

t

f

L

st

(2)

Lampiran bab 3 Sistem Pengaturan Otomatis Halaman B .2 Dalil- dalil Transformasi Laplace :

1. Dalil Lenearity : f(t) F(s) L

af

 

t

aF

 

s af(t) a F(s) 2. Dalil Superposisi : f1(t) F1(s) f1(t) ± f2(t) = F1(s) ± F2(s) f2(t) F2(s) L [f1(t) ± f2(t) ] = F1(s) ± F2(s) 3. Deferensiasi :

 

   

        0 f s F S dt t df

L  Kondisi awal dimana harga f(0), harga awal f(t) pada saat t = 0

 

 

 

) 0 ( 0 2 2 2             t dt df Sf s F S dt t f d L

 

 

 

) 0 ( 0 1 1 2 1                      t dt f d dt df S f S s F S dt t f d L n n n n n n n 4. Dalil Integrasi

 

F

 

s S dt t f t 1 0 

 

 

 

0 0 0 1 1   

  t t dt t f S s F S dt t f

(3)

Lampiran bab 3 Sistem Pengaturan Otomatis Halaman B .3 TABEL ANALOGI BESARAN SEKIAS DARI MEKANIS LISTRIK

No Sistem Mekanis Sistem Listrik

Model Sistem Simbol Analogi Gaya

ke Arus Analogi Gaya ke Teganga 1 Gaya ( P ), ( F ) Torsi ( T ) F  I ( t ) V (t) 2 Kecepatan ( X ) Kecepatan sudut ( θ ) V V (t ) I (t ) 3 Massa ( M ) atau Momen

Inersia ( J )

C L

4 Koefisien Gesek viskos ( f/D) D f v

F

,   R G  1 R 5 Konstanta Pegas ( k ) F v     L 1 C 1 6 Perpindahan (x) Perpindahan (θ ) Ψ q Contoh :

Jika dibawa ke rangkaian listrik :

 

v F m   q muatan C R L i(t)

M

F(t) X(t K D/f x K dt dx f dt x d M t F dt x d M KX dt dx f t F geraknya Persamaan        2 2 2 2 ) ( ) ( : .. ) ( ).. ( .. .. t i t F ARUS GAYA    dt d V Sebab t i t d t V L R t V dt dV C dt t di t V L dt t dV R dt t V d C adalah geraknya persamaan Maka       

... ) ( ) ( ) ( 1 ) ( ) ( ) ( 1 ) ( 1 ) ( : . .. .. .. 2

(4)

Lampiran bab 3 Sistem Pengaturan Otomatis Halaman B .4 Soal : Sebagaimana diperlihatkan pada gambara rangkain mekanis sebagai berikut :

a. Carilah/tuliskan persamaan gerak dar Sistem. b. Tentukan bentuk transfer fuction G(s) adalah

Merupakan fungsi dari output/input .

Penyelesaian : ) ( ) ( ) ( ) ( .. .. .. . 2 2 t X K dt t dX f dt t X d M t F geraknya persamaan Maka a      ) ( ) ( ) ( .. ... G s s F s X inout output an Perbanding b   L R C Vi(t) + i(t) Vo(t)

M

F(t) X(t K D/f ref ) ( ).. ( .. .. t V t F TEGANGAN GAYA    tegangan sumber t v arus sumber t i ana t V dt t i C t i R dt t di L geraknya persamaan Maka .. ) ( .. ) ( ... dim ) ( ) ( 1 ) ( ) ( .. ..        

f t

F s f t e dt Lst

   0 ) ( ) ( ) (

(5)

Lampiran bab 3 Sistem Pengaturan Otomatis Halaman B .5

K f S S M s F s X s G Sistem Watak s X K s X S f s X MS s F itu karena Oleh s X K t X K L s X S f X S s X S f dt t dX f L s X S M nilainya Maka awal sarat semua ana X S X S s X S M dt t X d M L s F t f L t X K dt t dX f dt t X d M L t f L                                                . . 1 ) ( ) ( ) ( .. .. ) ( . ) ( . . ) ( ) ( .. .. .. ) ( . ) ( . ) ( ) ( ) ( ) ( .. 0 .. .. .. dim .. ) ( ) ( ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( 2 2 ) 0 ( 0 2 ) 0 ( 0 ) 0 ( 2 2 2 2 2

B2. Laplace transform: Review applikasi Penggunaan:

time domain Laplace or s domain

Persamaan Differential

Solution

Persamaan Aljabar

Laplace

Transform of

Solution

L

L

-1

(6)

Lampiran bab 3 Sistem Pengaturan Otomatis Halaman B .6

Definisi

Misalkan F(t) suatu fungsi t dan t > 0, maka transformasi Laplace dari

F(t) dinotasikan dengan L{F(t)} yang didefinisikan oleh:

 

` 0

)

(

)

(

)}

(

{

F

t

e

F

t

dt

f

s

L

st

Karena

L

{

F

(

t

)}

adalah integral tidak wajar dengan batas atas di tak

hingga () maka

   ` 0 ) ( ) ( )} ( {F t e F t dt f s L st

    p st pLim e F t dt 0 ) (

Berdasarkan definisi di atas, dapat ditentukan transformasi Laplace beberapa fungsi sederhana.

No. F(t) L{F(t)} 1. 1 0 , 1  s s 2. t 0 , 1 2 ss 3. t2 0 , 2 3 ss 4. tn n = 0,1,2,3,…. 0 , ! 1   s s n n 5. at

e

, 0 1 a s s 6. sinat 0 , 2 2 sa s a 7. cosat 0 , 2 2  sa s s

(7)

Lampiran bab 3 Sistem Pengaturan Otomatis Halaman B .7 8. sinhat a s a s a  2 , 2 9. coshat a s a s s  2 , 2 10. tcosat 2 2 2 2 ) (s a a s   11. a at t 2 sin 2 2 2 ) (s a s

Sebagai pemahaman bagi pembaca, berikut ini diberikan beberapa contoh transformasi Laplace suatu fungsi.

(8)

Lampiran bab 3 Sistem Pengaturan Otomatis Halaman B .8

B2.1. Sifat-sifat Transformasi Laplace

Transformasi Laplace suatu fungsi mempunyai beberapa sifat, sifat-sifat tersebut antara lain:

a) Sifat linear

Jika c1 dan c2adalah sebarang konstanta, sedangkan F1(t) dan F2(t)

adalah fungsi-fungsi dengan transformasi-transformasi Laplace

masing-masing f1(s) dan f2(s), maka:

) ( ) ( )} ( ) ( {c1F1 t c2F2 t c1f1 s c2f s L   

b) Sifat translasi atau pergeseran pertama

Jika L{F(t)} f(s)makaL{e2tF(t)} f(sa)

c. Sifat translasi atau pergeseran kedua

Jika L{F(t)} f(s) dan        a t untuk a t untuk a t F t G , 0 ), ( ) ( maka ) ( )} ( {G t e f s L  as

d. Sifat pengubahan skala

Jika L{F(t)} f(s) maka        a s f a at F L{ ( )} 1

e. Transformasi Laplace dari turunan-turunan

Jika L{F(t)} f(s)maka L{F'(t)}sf(s)F(0) Karena Karena { ( )} ( ) ( ) 0 s f dt t F e t F L

st    , maka dt t F e t F L st

   0 ) ( ' )} ( ' {

(9)

Lampiran bab 3 Sistem Pengaturan Otomatis Halaman B .9

   0 ) (t dF e st p st st e d t F t F e 0 0 ) ( ) ( ) (         

 

     0 ) ( ) 0 ( s e F t dt F stsf(s)F(0) Jika L{F'(t)}sf(s)F(0)maka L{F ''(t)}s2f(s)sF(0)F'(s)

f. Tansformasi Laplace dari integral-integral

Jika L{F(t)} f(s) maka s s f du u F L t ) ( ) ( 0       

g. Perkalian dengan tn Jika L{F(t)} f(s) maka { ( ) ( 1) f(s) ( 1)f( )(s) ds d t F t L n n n n n

h. Sifat pembagian oleh t

Jika L{F(t)} f(s) maka

        0 ) ( ) ( du u f t t F L

(10)

Lampiran bab 3 Sistem Pengaturan Otomatis Halaman B .10

B2.2. Transformasi Laplace Invers

Definisi

Jika transformasi Laplace suatu fungsi F(t) adalah f(s), yaitu jika

) ( )} (

{F t f s

L  maka F(t) disebut suatu transformasi Laplace Invers dari f(s).

Secara simbolis ditulis F(t)L1{f(s)}. 1

L disebut operator transformasi

Laplace invers. Contoh. 1. t e s L1 2 2 1          karena

 

2 1 2   s e L t 2. t e s s L cos 3 3 2 1          karena

3 3 cos 2   s s t L 3. a at a s L1 2 1 2  sinh         karena 2 2 1 sinh a s a at L        

Ketunggalan Transformasi Laplace Invers

Misal N(t) adalah suatu fungsi dan L{N(t)} = 0 maka L{F(t)+N(t)} = L{F(t)} Dengan demikian dapat diperoleh dua fungsi yang berbeda dengan transformasi Laplace yang sama.

Contoh t e t F1( ) 3 dan       1 1 0 ) ( 3 2 t untuk e t untuk t F t Mengakibatkan 3 1 )} ( { )} ( { 1 1 2 1      s t F L t F L

Jika kita menghitung fungsi-fungsi nol, maka terlihat bahwa transformasi Laplace invers tidak tunggal. Akan tetapi apabila kita tidak dapat memperhitungkan fungsi-fungsi nol (yang tidak muncul dalam kasus-kasus fisika) maka ia adalah tunggal. Hasilnya dinyatakan oleh teorema berikut.

Teorema Lerch

Jika membatasi diri pada fungi-fungsi F(t) yang kontinu secara

sebagian-sebagaian dalam setiap selang berhingga 0tN dan eksponensial

(11)

Lampiran bab 3 Sistem Pengaturan Otomatis Halaman B .11

 

( ) ( ) 1 t F s f

L  , adalah tunggal. Jika tidak ada pernyataan lainnya, maka

kita selalu menganggap ketunggalan di atas.

Berdasarkan definisi di atas, dapat ditentukan transformasi Laplace invers beberapa fungsi sederhana dibawah ini.

Nomor f(s) 1{ ( )} ( ) t F x f L  1. s 1 1 2. 2 1 s t 3. ,... 3 , 2 , 1 , 0 , 1 1   n sn n! tn 4. a s 1 at e 5. 2 2 1 a sa at sin 6. 2 2 a s sat cos 7. 2 2 1 a sa at sinh 8. 2 2 a s sat cosh 9. 2 2 2 2 2 ) (s a a s   tcosat

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi teknik pendeteksian lokasi sumber noise berupa partial discharge (PD) pada peralatan tegangan tinggi, dengan menggunakan

SMK Negeri 4 Yogyakarta adalah salah satu sekolah kejuruan yang terletak di Kota Yogyakarta. Sekolahan inii merupakan salah satu tempat yang digunakan sebagai lokasi PPL

C-OH} pada posisi para dari sefaleksin dengan sefadroksil Nilai sigma (o') Hammett dari gugus hidroksi (-0H) pada. posisi para ini diperoleh dengan menggunakan

Oksida pewarna adalah bahan yang sangat vital dalam pembuatan sebuah produk keramik dan memberikan unsur- unsur semiotic yang dibutuhkan dalam menghadirkan desain yang

Kartu Rencana Studi (KRS) adalah kartu yang diberikan kepada mahasiswa setiap semester setelah mahasiswa melakukan pendaftaran ulang yang berfungsi sebagai identitas mengikuti

Pasangan nama proses dan kegunaan tentang logam yang dihasilkan yang paling tepat adalah ....

Képmagnetofon alkalmazása a pedagógusképzésben és továbbképzésben I.Szerk.: Poór Ferenc, Országos Oktatástechnikai Központ, Veszprém, 1980.. Képmagnetofon alkalmazása

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disingkat dengan BNP2TKI adalah lembaga pemerintah non kementerian sebagaimana dimaksud