1
STRATEGI ORANG TUA DALAM MENGURANGI PENGARUH NEGATIF SMARTPHONE TERHADAP ANAK REMAJA DI NAGARI
TARUNG-TARUNG, KECAMATAN RAO, KABUPATEN PASAMAN
Siti Aminah1, Marleni2, Irwan2 1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2
Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This research is backgrounded by teenagers affected by smartphones, as it is known that Smartphone is a smart phone that can facilitate all the people who use mainly children who are teenagers ranging from 12-23 years of age. But in reality Smartphones or smartphones are now being misused by the community, especially children in the scope of teenagers, such as wasteful adolescents, lazy, betting and wild racing. The theory used in this research is the social action theory proposed by Max Weber. This research uses qualitative approach with descriptive type. Selection of informants using purposive sampling technique with the number of informants 12 people. The type of data used is primary data and secondary data. Data collection techniques were conducted by observation (non-participant), in-depth interviews and document studies. The unit of analysis is individual. Data analysis using an interactive model that was analyzed using Milles and Huberman techniques. From the research results can be seen that, parents strategy in reducing the negative influence of Smartphone that is: 1) give warning, that is with warning and agreement 2) Controlling the use of smartphone, that is only until nine o'clock night, 3) sanction to child that is by confis cating smartphone .
Keywords: Strategy, Negative Influence, Smartphone.
PENDAHULUAN
Keluarga adalah struktur yang
memiliki bagian yang saling
berhubungan. Struktur berarti suatu perangkat yang saling berhubunga antara unit-unit yang menjadi bagian
dari tubuh yang berhubungan.
Hubungan antara struktur yang satu dengan struktur yang lain itu
terganggu, sehingga pada bagian yang lain akan terganggu pula (Suhendi, 2001:161). Orang tua memiliki kewajiban untuk mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak
untuk siap dalam kehidupan
2
merupakan bagian dari keluarga ini termasuk salah satu agen kontrol sosial. Orang tua memiliki kewajiban mengarahkan anaknya agar dapat berperilaku sesuai dengan nilai dan
norma yang ada dalam
masyarakatnya. Apabila seorang
anak melakukan suatu tindakan yang melanggar nilai dan norma, maka hal
tersebut tidak terlepas dari
bagaimana kontrol sosial orang tua dan keluarganya. Orang tua dan keluarga pun berkewajiban untuk turut mengatasi apabila anak-anak mereka berperilaku menyimpang.
Sehubungan dengan hal itu maka sosialisasi dalam keluarga sangat memperhatikan diposisi mana mereka dalam sebuah keluarga, baik posisi seorang suami/Ayah, posisi
istri/Ibu bagi seorang anak.
Sosiallisasi merupakan proses yang ditempuh anak untuk memperoleh keyakinan, nilai-nilai dan perilaku yang dianggap perlu dan pantas oleh anggota keluarga terutama orang tua (lestari, 2012:22). Keluarga sebagai
tempat individu dilahirkan,
merupakan tempat dan sumber
pengetahuan yang paling sederhana
ditemui anak dalam keluarga. Dalam keluarga diharapkan seorang anak dapat mempelajari tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai dalam masyarakat dalam rangka
mengembangkan kepribadiannya(
Febi nalri eka putri, 2016).
Proses sosialisasi terdapat agen sosialisasi yaitu: pertama keluarga, keluarga dikatakan sebagai miniatur masyarakat yang mensosialisasikan nilai-nilai atau peran-peran hidup
dalam masyarakat yang harus
dilaksanakan oleh seorang anak.
Kedua kelompok bermain dan
sekolah, dimana kelompok bermain merupakan salah satu agen sosialisasi
berikutnya. Dalam kelompok
bermain anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan
orang-orang yang kedudukannya
sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan. Setelah anak-anak dapat melewati tahap sosialisasi keluarga dan kelompok bermain,
maka tahap selanjutnya adalah
sekolah. Karena sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang
mengajarkan anak membaca,
3
itu, sekolah merupakan salah satu agen sosialisasi yang sangat penting dilalui oleh seorang anak. Yang ketiga lingkungan kerja, lingkungan kerja merupakan proses sosialisasi
lanjutan, seseorang mulai
berorganisasi secara nyata dalam suatu sistem dan yang ke empat media massa, media massa ini banyak memberikan informasi yang dapat menambah wawasan untuk lebih memberikan dan memahami
keberadaan manusia dan
permasalahan yang ada
disekitarnya(Suhendi, 2001:101). Sehubungan dengan hal itu dari banyaknya penyimpangan yang dilakukan oleh anak remaja peran dan fungsi keluarga sangat penting.
Menurut Suhendi, 2001: 100.
Keluarga adalah orang pertama yang mengajarkan hal-hal yang berguna bagi perkembangan dan kemajuan
hidup manusia adalah anggota
keluarga. Oleh karena itu, keluarga dikatakan sebagai tempat pertama dan utama dalam mengaktualisasikan
dan menyosialisasikan nilai-nilai
sosial.
Zaman sekarang perkembangan teknologi dan komunikasi sangat pesat dengan berbagai macam fitur-fitur seperti Youtube, Google yang
dapat dilihat oleh masyarakat
khususnya anak remaja. Macam-macam fitur dari Perkembangan teknologi dan komunikasi tersebut
ada yang berbentuk Internet,
Smartphone tergantung bagi para
penggunanya. Perkembangan
teknologi dan komunikasi tersebut dapat membawa dampak positif maupun negatif bagi penggunanya. Dari hasil observasi awal pada bulan JanuariTahun 2017 yang sudah dilakukan pada anak remaja di Nagari Tarung-tarung, bahwa pada
umumnya anak remaja banyak
menggunakan Smartphone yang
bermerk samsung Kehidupan
manusia sehari-hari tidak terlepas dari kebutuhan untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Salah satu alat yang bisa digunakan manusia berkomunikasi jarak jauh
adalah telepon genggam atau
4
smartphone adalah perangkat
telekomunikasi elektronik yang
mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telefon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa
kemana-mana dan tidak perlu
disambungkan ke jaringan telefon
dengan menggunakan kabel
(nirkabel). Saat ini telefon yang
sedang mengadopsi teknologi
mutahir disebut sebagai Smartphone. Adapun fungsi smartphone adalah
sebagai alat komunikasi antar
manusia dengan jarak jauh, mencari
informasi, menggunakan fitur
browser, untuk hiburan dan masih
banyak lagi.
Bardasarkan observasi awal pada bulan Januari penelitian di
daerah Nagari Tarung-Tarung,
Kecamatan Rao, Kabupaten
Pasaman. Anak remaja di Nagari Tarung-Tarung ini terlihat dampak dari Smartphone terhadap anak remaja salah satu nya seperti anak remaja ketergantungan terhadap fitur dan aplikasi yang ada menjadikan
anak menjadi malas belajar,
membuat anak remaja kecanduan akan Game dan memainkannya tanpa
batasan waktu, menjadikan anak
remaja menjadi sangat boros,
Smartphone yang dengan mudah
mengakses internet, tak jarang anak
remaja mengakses video yang
berbaur pornografis, membuat anak remaja sering berbohong karena susah lepas dari smartphone nya. Orang tua juga merupakan pengaruh
yang pertama secara langsung
didapatkan oleh seorang anak remaja sejak lahir nya dan mempunyai fisik tidak hanya terbatas pada penerus keturunan dan kebutuhan materi saja, tetapi berperan sebagai pengawas, melindungi dan mengontrol anak remajanya.
METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, dengan tipe deskriptif. Informan penelitian merupakan orang yang memberikan informasi tentang hal- hal yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan informan penelitian sesuai dengan permasalahan pertanyaan peneliti mekanisme yang digunakan untuk mencari informan penelitian dengan mekanisme disengaja yaitu dengan
5
Artinya, para peneliti menetapkan kriteria-kriteria tertentu yang mesti dipenuhi oleh orang yang dijadikan sumber informasi. Kriteria tersebut mestilah menjamin validitas data yang dikumpulkan.
HASIL DAN PENELITIAN
Keluarga merupakan suatu
kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang direkat oleh ikatan darah, perkawinan serta tempat tinggal bagi suatu keluarga. Sehingga
setiap anggota keluarga dapat
berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lainnya dengan intensif. Di dalam sebuah keluarga tentu nya pasti ada Ayah dan ada Ibu, itu dikatakan orang tua yang mana orang tua wajib untuk melindungi dan memberikan pendidikan seutuh nya kepada anak- anak mereka terutama anak yang masih yang dalam lingkup masih usia sekolah.
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian tentang kajian Strategi
Orang Tua dalam Mengurangi
Pengaruh Negatif Smartphone
terhadap anak remaja di Nagari
Tarung-Tarung Kecamatan Rao,
Kabupaten Pasaman. Setiap Ayah
dan Ibu pasti menginginkan yang
terbaik untuk anak-anak nya
terutama anak remaja yang masih labil, begitu juga dengan orang tua anak remajanya yang menggunakan
Smartphone yang menimbulkan
begitu banyak pengaruh dari
Smartphone.
Berdasarkan fenomena dan
realitas yang telah peneliti
gambarkan pada bab I, yang mana pada saat sekarang banyak anak-anak remaja yang kecanduan dengan
Smartphone, seperti hasil observasi
yang peneliti dapatkan pada bulan
Juni 2017 dalam penelitian
iniditemukan adanyapengaruh
negatif dari Smartphone, berbagai
aplikasi yang ada di dalam
Smartphone sekarang menjadikan
anak-anak remaja terkontaminasi oleh hal-hal yang negatif, misalnya
berbagai bentuk permainan
gameyang anak ketahui didalam Smartphonecontoh permainan nya
seperti Game ludo, balap motor, zombie, permaianan itu awalnya hanya sebagai hiburan saja tetapi
lama-kelamaan anak malah
menjadikan Game yang ada di
6
dengan teman-teman sebayanya
hingga menjadikan anak ketagihan ditambah lagi apabila sang anak menang terus dalam taruhannya, tetapi tidak dipungkiri juga karna pertaruhan Game tersebut terkadang membuat situasinya menjadi panas, misalkan anak yang tidak terima kalah terus dalam pertaruhan game nya sehingga memancing emosi anak
dan mengakibatkan perkelahian
diantara mereka.
Tidak hanya perkelahian dan pertaruhan, aplikasi yang ada di
Smartphone seperti game balap
motor yang menjadikan fikiran anak terkontaminasi dan rasa ingin
coba-coba menjadikan anak untuk
mempraktekkannya di jalan-jalan sepi dengan teman-temannya, selain itu semua pengaruh dari Smartphone juga terlihat seperti menjadikan anak-anak remaja menjadi malas dan boros, kenapa begitu sebab anak-anak sekarang kesehariannya sudah
asik dengan Smartphone yang
dimilikinya sehingga tidak ingat lagi untuk belajar dan membuat sang anak menjadi boros dalam pembelian paket data dan pulsa Smartphone
nya. Adapun strategi yang dilakukan oleh orang tua dalam mengurangi
pengaruh negatif Smartphone
beberapa diantara nya yaitu:
1. Memberikan Peringatan
Ayah maupun Ibu merupakan komponen terpenting dalam sebuah
keluarga, terutama dalam
membimbing dan mendidik anak-anaknya. Ayah dan Ibu merupakan tonggak utama dalam kehidupan sebuah keluarga, artinya sesuatu
yang ada didalam rumah itu
merupakan tanggung jawab Ayah dan Ibu. Apalagi anak-anak yang masih usia remaja, yang masih sangat bergantung dengan ayah dan Ibu. Berdasarkan observasi pada bulan Juni tahun 2017 peneliti melihat salah satu usaha atau upaya Ibu mengurangi pengaruh negatif
Smartphone yaitu memberikan
peringatan atau komunikasi yang baik terhadap remaja supaya anak merasa diperhatikan, sebab anak remaja yang masih dalam tahap perkembangan atau pertumbuhan selalu membutuhkan sesuatu yang
baru yang bisa menambah
7
senang, apalagi yang berhubungan dengan Smartphone tindakan yang dilakukan Ibu harus bisa mengurangi pengaruh negatif dari smartphone.
Sehubungan dengan hal itu
karna melihat perkembangan
tekonologi saat ini Smartphone yang
dikatakan telepon pintar bisa
mempermudah seseorang baik dalam
komunikasi maupun dalam
informasi. Tetapi disisi lain
Smartphone bisa memperlihatkan
seseorang ke arah yang berperilaku tidak baik seperti boros dalam keuangan. Kemudian Ibu membuat peringatan dan memberikan teguran
secara lisan, secara lisan Ibu
memberikan taguran berupa ancaman apabila tidak ada perubahan maka tidak boleh keluar rumah, itu dilakukan supaya anak yang bernama
menuruti semua perintah yang
diberikan oleh Ibu. Seperti yang diungkapkan oleh Weber, tindakan yang dilakukan seseorang yang bersifat murni atau tindakan yang
bersifat Rasional Instrumental,
tindakan tidak hanya sekedar menilai cara untuk mencapai tujuan tertentu,
tetapi menentukan nilai dari tujuan itu sendiri.
2. Mengontrol Penggunaan Smartphone
Saat ini tidak bisa dipungkiri lagi, keberadaan Smartphone saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sampai anak remaja pun
menjadi sasaran utama saat
ini.Sehubungan dengan hal itu dari
banyaknya penyimpangan yang
dilakukan oleh anak remaja peran dan fungsi keluarga sangat penting. Keluarga adalah orang pertama yang mengajarkan hal-hal yang berguna bagi perkembangan dan kemajuan
hidup manusia adalah anggota
keluarga. Oleh karena itu, keluarga dikatakan sebagai tempat pertama dan utama dalam mengaktualisasikan
dan menyosialisasikan nilai-nilai
sosial.
Sehubungan dengan hal itu bardasarkan observasi pada bulan Juni peneliti menemukan anak-anak remaja yang berumur 14-20 han yang terlibat taruhan dan perkelahian, setelah ditelusuri ternyata faktor nya adalah Smartphone, ternyata aplikasi yang ada di dalam Smartphone yang
8
terutama adanya permainan Game membuat anak melakukan taruhan dengan teman-temannya, ada yang menang dan pasti ada yang kalah,
peneliti memperhatikan ternyata
pertaruhan tersebut mengakibatkan perkelahian bagi anak-anak yang tidak menerima kekalahan dalam permainannya.
Sehubungan dengan hal itu Maka tindakan yang dilakukan oleh Ibu agar tidak lagi melakukan hal taruhan dan berkelahi. Sehingga Ibu
melakukan atau memberikan
pengawasan berupa batasan-batasan waktu tertentu, agar mudah untuk di kontrol. Maksudnya tanpa harus
sepenuhnya melarang bermain
Smartphone,melainkan
mengarahkannya untuk bermain
dengan Smartphone seperlunya saja. Seperti diketahui jika melihat kebutuhan teknologi saat ini memang semakin hari semakin meningkat. Terutama teknologi komunikasi dan informasi. Saat ini segala macam merk dan kecanggihan teknologi
Smartphone sudah tidak diragukan
lagi. Akhirnya membuat orang tua salah satunya Ibu harus ekxtra
berhati-hati dalam mengawasi
anaknya yang terkena dampak dari
Smartphone yaitu seperti taruhan
yang dilakukan oleh remaja.
Untuk meninjau kembali apakah strategi lain yang dilakukan oleh Ibu untuk mengurangi pengaruh negatif
Smartphone seperti taruhan adalah
dengan membatasi jam penggunaan atau pemakaian seperti penggunaan hanya sampai jam sembilan malam, lewat dari jam sembilan Smartphone dimatikan dan penggunaan hanya 3 atau 4 jam perharinya, seperti yang dikatakan Weber, tindakan yang
berorientasi kepada nilai yaitu
tindakan yang dilakukan mempunyai nilai-nilai tersendiri
3.Memberikan Sanksi Kepada Anak (Menurangi Uang Jajan Anak dan Menyita Smartphone Untuk Sementara Waktu).
Beberapa orang menganggap dunia telekomunikasi sedemikian
memikat sehingga bila di
bandingkan, kenyataan dunia nyata
menjadi suram. Remaja rela
menghabiskan berjam-jam hanya
9
bermanfaat seperti main Game di
Smartphone yang dimilikinya dan
hanya untuk kesenangan mereka saja. Dengan banyak nya bentuk
Smartphone keluaran model baru
pada saat sekarang ini
memungkinkan remaja untuk
menukar Smartphone nya dengan yang baru yang menjadikan remaja
salah dalam penggunaannya.
Berdasarkan observasi pada bulan Juni peneliti melihat bagaimana tindakan yang dilakukan oleh Ibu dalam mengurangi pengaruh negatif
Smartphone. yaitu memberikan
sanksi kepada remaja seperti
mengurangi uang jajan dan menyita
Smartphone atau melarang remaja
tersebut untuk tidak berteman lagi dengan teman temannya tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan
pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa strategi yang
dilakukan orang tua dalam
mengurangi penmgaruh negatif
Smartphone yaitu:1. Memberikan
Peringatan: Peringatan diberikan
kepada orang yang mengalami
perubahan yang tidak baik, seperti
remaja yang malas belajar dann boros. Di Nagari Tarung-Tarung orang tua yang memiliki anak remaja yang berperilaku tidak baik memberi teguran kepada anaknya, secara lisan orang tua memberi teguran kepada anak berupa anak tidak boleh keluar rumah, Smartphone diganti dengan
Handphone biasa. 2. Mengontrol
PenggunaanSmartphone: Orang tua adalah agen sosialisasi primer dalam perkembangan kepribadian atau jati
diri seorang anak. Bentuk
pengawasan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak remaja yaitu
dimana orang tua hanya
memperbolehkan anak hanya 3/4 jam dalam seharinya dan penggunaan hanya sampai jam sembilan malam. 3. Memberikan Sanksi Kepada Anak, a.(Mengurangi Uang Jajan Anak)
b.(Menyita Smartphone Untuk
Sementara Waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 2004. Psikologi
Remaja Perkembangan
Peserta Didik: PT Bumi
Akasara.
Bungin, Burhan. 2011. Sosiologi
10
Kencana Prenada Media
Group.
Djamarah Syaiful Bahri. 2014. Pola
Asuh Orang Tua Dan
Komunikasi Dalam
Keluarga. Jakarta: Rineka
Cipta.
Effendy, Onong Uchjana. 2007.
Ilmu Komunikasi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Irwan,dan Indraddit. 2016. Strategi
dan Perubahan Sosial.
DEEPUBLISH: CV Budi Utama.
Johnson, Doyle Paul. 2009. Teori
Klasik dan Modern. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Lestari, Sri. 2012. Psikologi
Keluarga. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Ritzer, George. 2012. Teori
Sosiologi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Suhendi, Hendi. 2001. Pengantar
Studi Sosiologi Keluarga.
Bandung: CV Pustaka Setia.
Sudarsono. 2012. Kenakalan
Remaja. Jakarta: PT Rineka