• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAI\I. at, 2004). Penyerbukan dengan banhnn serangga sangat penting untuk reproduksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAI\I. at, 2004). Penyerbukan dengan banhnn serangga sangat penting untuk reproduksi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Mabalah PKM befiash rlset penerapan hastt penelitlan pentng*ulan heragunan serangga penyerhuh untuk penhghalan produ*si strawbefi dl daa Serang, KarangreJa Purbaltngga 2015

JEMS TT]MBUHAN

LIAR

YAIIG ADA DI

DESA SERANG

SEBAGAI

PEI\IDT'KT]NG

KEIIAI}IRAN

SERANGGA

PEI\TYERBT'K

Oleh:

Eming

Sudiana

Dosen Fakultas

Biologi

Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Jln.

Dr.

Soepamo

No

63 Purwokerto 53122.

Tilp.

(02S1) 638794 Fax: (0281) 631700

I.

PENDAHULUAI\I

Panyeibulian

oleh

saiangga merupakan salarh sa'nr

bentuli pioduk

iasa ekositem yang

sangat penting pada bidang pertanian dan konservasi tumbuhan

(Daily'

1997; Palmer ef

at,

2004).

Penyerbukan dengan

banhnn

serangga sangat

penting

untuk

reproduksi

sexual

bagl

sebagian

besar

tanaman

pertanian

(

Nabhan

&

Buchanan,

1997,

Westerkamp

&

Cottsberger, 2000) dan mayoritas tumbuhan

liar (

Keams et aL,1998,

Larson

&

Barret

,

2000, Ashman

et

al,

20Aq.

Keragaman

dan populasi

serangga

penyerbuk bergantung pada

mutu

habitat, posisi habitat dan

ketersediaan hubungan dengan habitat

lain

(Hodgson et

al.,2AAg).

Namun demikian yang

paling

menentukan

adalah

mutu

habitat

(Hodgson

et

a1.,2011) yaitu

jumlah

dan

keragaman tumbuhan sumber pakan (Tomimatsu

&

Ohara,

Z}}9;Klank,2010),

yaitu tumbuhan berbunga dan ketersediaan bunga sepanjang tahun (Keith, 2009).

Populasi tumbuhan berbunga

yang

rendah

mengakibatkan

terjadinya

keterbatasan

jumlah

serbu.ksari, sehingga

tidak

mampu

menarik

kehadimn

serangga penyerbuk

(Aguilm et a1.,2006).

Kejadian

kekurangarr

serbuk sari,

sangat

nmlrm terjadi

pada

ekosistem pertanian karena tanaman ditanam pada lahan

yang

luas dan

monokultu.

Kekurangan serbuksari pada tatran pertanian berdampak

buruk

tidak

hanya terhadap tanaman dan produksi pertanian, tetapi

juga

terhadap serangga penyerbuk

(

Matsumura

&

Washitani, 2000). Keragaman dan populasi lebatr

liar

sebagai serangga penyerbuk

di

alam emt berkaitan dengan keragaman dan populasi tumbuhan penghasil bunga sebagai sunrber pakan berupa teprmgsari dan nektar. Tumbuhan berbunga yang beragam akan

mampu

menyediakan sumber pakan

pada

suatu

waktu

dan

sepanjang

tahun

karena adarryafenologi pembrmgaan yang berbeda antar tumbuhan @liithgen and

Klein,

2011, Kremen and

Miles,

2012, Shackelford et at. 2013). Serangga penyerbuk membutuhkan sgmber energy untuk jangka

waltu

yang cukup lama dibanding musim berbrmga suatu

(2)

Makabh PKM befiosls riset Penerapan hastt pmelittan p ening hatan

**:#:;:::;rf;:?:rf;:#rffiffii#::#:

tumbuhan

(Mandelik

et al.

2012). Kebutuhan

ini

dapat

dicukupi dialam oleh

adanya

tumbuhan

liar

berburga

yang tersedia

dihabitat alami

atau semi

alami (Nicholls

and

Altieri,

2A13).

Penyusunan

metode

konservasi serangga penyerbuk

perlu

diketatrui

kecenderungan

hubungan

yang pasti

antara

habitat pertanian

terhadap penurunan keragaman dan

populasi

s€rangga

dan

tanaman

(Ashman

et

al.,

2aa4.

Holzschuh

et al.,

(200S)

menambahkan

bahwa

selain iumlah

tumbuhan

liar.

iuga perlu

diperhatikan

ienis

tumbuhan

yang paling

banyak

dikunjingi

serangga penyerbuk

serta

waktu pembungaannya.

Widhiono,

(2011).

membuktikan hubungan

antara

keragaman

tumbuhan berbunga

dan

serangga penyerbuk dengan

penelitian pada habitat

hutan tanaman

di

gunung Slamet, lahan pekarangan

dan

lahan pertanian

di

sekitar

lereng

gunung Slamet

yang

menunjukan

batrwa keragaman serangga

penyerbuk

tertinggi

terdapat pada hutan tanaman dan terendah pada lahan pertanian. Perbedaan keragaman tersebut

terjadi

berkaitan dengan keragaman tananan berbunga yang ada dimaoa pada lahan pertanian

memiliki

keragaman tumbuhan yang paling rendah.

Tujuan penulisan makalah

ini

adalah untuk :

1.

Meningkatkan pengetahuan petani tentang

jenis

tumbuhan

liar

yang terdapat

di

lahan pertanian

2.

Menjelaskan peran tumbuhan liar bagi serangga penyerbuk

di

lahan pertanian

II.

JENIS

TUMBUIIAN LIAR

YANG

ADA DI

DESA

SERANG

Tumbuhan

liar

berbunga atau tumbuhan

bawah

adatatr komunitas tumbuhan

yang

menyusun

stratifikasi

bawatr dekat permukaan tanah. Tumbuhan

ini

umumnya

berupa

rumput,

herba" semak

atau perdu

rendah. Jenis-jenis vegetasi

ini

ada

yang

bersifat annual, biannual atau perennial dengan bentuk

hidup

soliter, berumpun, tegalL

mer{alar

atau memanjat. Gulma merupakan

istilah

lain

dan termasuk dalam golongan tumbuhan bawatr. Secara taksonomi vegetasi bawatr umumnya anggota

dari

suku-suku Poaceae, Cyperaceae, Araceae, Asteraceae, paku-pakuan

dan

lain-lain.

Vegetasi

ini

banyak terdapat

di

tempat-tempat

terbuk4

tepi

jalan,

tebing sungai, lantai hutan, lahan

pertanian dan perkebunan

(Aththoriclq

2005).

Nilai

penting tumbt'han

liar

atau biasa

(3)

Makoloh PKM berbosis rlsd

penerapanhasrpene*tianpmhgkatan**::;:;:#f

#:?:rf

;r#tr:,:;:XX;!;SE:

disebut sebagai gulma pertanian sebagai sumber pakan serangga penyerbuk antara

lain

karena

mempunyai

bentuk

b*gq

jumlah

bunga

dan

waktu

pembungaan yang beragam.(Kearns and Inouye, 1997).

Hasil penelitian

Widhiono dkk

(2011) pada berbagai habitat atau type tatran ditemukan

35

spesies

tumbuhan

berbunga. Spesies

tumbuhan

tersebut

ditemukan pada

lahan

pertaniaq pekarangarl hutan rakyat, hutan pinus dan hutan

damar.

Tigapuluh lima

spesies

tumbuhan tersebut termasuk

kedalam

15

familia. Anggota

familia

yang

terbanyak adalatr

Asteracea

yang

diwakili oleh

7

spesies

tumbuhan

dan

familia

Euphorbiacea

diwakili

oleh

4

spesies.

Dominasi

familia

Asteracea

yang

merupakan

gulma darat yang umum pada lalran pertanian. Penemuan 35

jenis

tumbuhan

liar

pada

lokasi

desa Serang merupakan

hal

yang umum

di

lahan hutan

di

Jawa, demikian

juga

dari 35

spesises tumbuhan

liar

hanya

22

spesies yang

dikunjungi

serangga penyerbuk

serta

hanya

8

spesies tumbuhan

yang dikunjungi lebih dari

satu

spesies serangga penyerbnk.

di

daerah Malang dan Pasuruan menemukan 43

jenis

tumbuhan

liw

d35j 22

famili

yang dikunjungi oleh

serangga

penyerbuk,

yang

terdiri 9 jenis

dari famili

Asteraceae darl7

jenis

tumbutran

liar farnili

Fabaceae

(Errrinawati

dan Kahono , 2009).

Menurut

Robson (2014)

kebanyakan seraogga

penyerbuk mengtrqiungi bunga

dari

familia

Asteraceae,

diikuti

oleh familia

Fabaceaeo bunga

flmbuhan familia

Asterace4

biasanya mempunyai trkuran

kecil

dan warna

kurang

anaktif

sebagian besar lainnya berwarna

kuning, ungu,

dan

putih

yang

sangat

menarik

perhatian banyak jenis-jenis lebah penyerbuk potensial.

Tabel 1. Jenis tumbuhan

liar

yang ditemukan di desa Serang (Widhiono dkk,

201l)

No

Familia

Nama

latin

Nama

lokal

I Acanthaceae

Barleria

elegans Sujen trus

2

Barleria

cristata Daunmadu

3 Asteraceae Ageratum conyzoides Bandotan 4 Cr as s oc ephalum crepi dioi de s Sintrong

5 El euther anther a ruder ali s Gajahan

6 Galinsoga

parviflora

Bribil

(4)

Mahalah PKM befiosk riset Penerapan hasll penelltian penlngkatan heragaman senngga penyerbuk antuh penlngkatan prcda*si stowberl di desa Setang, KorangreJa Parbaltngga 20lS

7 Tridm procumbens Glentangan /songgolangit

8 Yernonia cinerea Sawi langit

9 Widelia chinensis Tusuk konde

10 Compositae Blumea lacera Sembung

kuwuk

11 Eupatorium odoratum Glempangan

T2 Euphorbiaceae Chamaesyce

hirta

Patikan kebo

13

Clidemiahirta

Jakng kuda

t4

Euphorb ia het er oplryllo Kate mas

15 Euphorbia

hirta

Patikan kebo

l5

Cweraceae Cyperus difformis Sunduk welut

t7

Kvllinsa

nemoralis Wudelan

l8

Rubiaceae

Borreria

latifolia

Rumput kancing ungu

l9

Hedyotis

auricularia

Remek watu

20 Lamiaceae Hyptis capitata Gringsingan

2t

Ocimum amerieanum Selasih

22 Hyptis rhomboidea Jaka tua

23 Verbenaceae Lantana comara Tembelekan

24 St ac lry t ar phe t a

j

amaic e n s i s Pecut kuda 25 Rosaceae Rubus chrysopltyllus Kecaling

26 Rubus

parviflorus

Kupi-kupi

27 Fabaceae Arachis

pintoi

Kacang hias

28 Solanaceae Physalis angulata Ciplukan

29 Polygalaceae Salomonia cantoniewis

30 Capparoceae Cleome rutidospermae Maman ungu

31 Commelinaceae Commelitn diffusa Aur-aur /Gewor (Jawa) 32 Onagraceae Jussieua

linifolia

Rumput gnnting

33 Melastomataceae Mel astoma malab atri cum Senggani

4

(5)

Makalah PKM berbasis riset Penerapan hasll penelllian pmlngkalan heragutmn serangga penyerbuk antak pening*aton produksl strawberl dt deria Serang, KarcngteJa Purballngga 2015 34 Malvaceae Sida rhombifolia L. Sidaguri

III.

PERA}I

TUMBUHAN LIAR UNTUK

SERA}..IGGA

PENYERBUK

Serangga penyerbuk tertarik kepada tumbuhan

liar

yang berbeda bergantung kepada sumber daya yang dibutuhkan oleh serangga , apakah nektar atau serbuk sari (Elle et

al.

2012).

Menz

et al.

(2011)

menyatakan

bawa

untuk

menyusun

habitat

bagi serangga penyerbuk maka

perlu

ditanam

jenis

tumbuhan

liar

yang

paling

banyak

dikunjungi

serangga Terdapat

4

spsies

tumbuhan

liar

yang banyak diku4iungi

serangga yaitu :

Borreria

laevieaulis, Cleome rutidosperma, Euphorbia heterophyla,

dan

Tridac procumbersdan

yang paling

banyak dikur{ungi adalah

Cleome

rutidospermae yaflg

dikutdungi

oleh

13

spesies serangga. Banyaknya kunjungan serangga

penyerbuk pada tumbuhan

ini

kemungkinan

karena tumbuhan ini

mempnnyai bunga yang

"

actinomorphfC'yaitu

jenis

bunga yang tidak menghalangi serangga

rmtuk

mendapatkan

neltar @lle

et

al.

2012).

Tipe

bunga tersebut lebih menarik serangga untuk berkunjung dibanding spesies hrmbuhan yang mempunyai

tabung

neltar

yang dalam

dan

piprh,

hal

ini

berkaitan dengan kenyataan bahwa

kebanyakan serangga penyerbuk

dari ordo

Hymenoptera mempunyai

alat

mulut

(probocis) yang pendek (Stang et al. 2006).

Pada lahan-lahan non pertanian biasanya ditemukan berbagai spesies tumbuhan

liar

yang

membrikan

bunga

yang

dibutuhkan

oleh

serangga penyerbuk

(Kells et

al.

2AAl; Morandin et al. 2007). Diantara tumbuhan

liar

seringkali terdapat gulma darat bukan asli (Carvalheiro

et

al.20ll,20l2).

Lahan dengan kondisi demikian mampu

**y"ti**

habitat

untuk

serangga

penyerbuk

untuk meningkatkan dan menjaga keberlaqiutan pupolasinya, terutama pada saat latran pertanian tidak tersedia bunga .

Semakin banyak dan beragamnya tumbuhan

liar

berbunga pada suatu habitat semi

alami disekitar lahan

pertanian

akan membuat ekosistem yang

lebih

stabil

($well

et al.

2005 dan

Winfree

&

Kremen

2009).

Kondisi

demikian akan menghasilkan peningkatan kelimpahan dan keragaman serangga penyerbuk yang dibutuhkan untuk

meningkatkan

produktivitas

lahan

pertanian. (Morandin

&

Winston

2006;

Carvalheiro et al. 2011,2012; Blaauw

&

Isaacs 2014).

(6)

Makaluh PKM berbasls rlset Penerupan hasil penelltlun penlnghatan heraganan serangga penyerba* untuh penlngkcran prodahsl

strovbefi dt daa Serang, KarangreJa Pufiallngga 2015

IV.KESIMPULAN

Berdasarkan uraian tersebut

di

atas dapat disimpulkan bahwa :

Di

kawasan

desa

Serang

dijumpai

berbagai tumbuhan

liar

berbunga

yang

dapat

diamnfaatkan sebagai pengkaya lahan pertanian

untuk

meningkatkan keragaman dan populasi serangga penyerbuk .

I}AFTAR PUSTAKA

Aththorick,

T-A-

2005' Kemiripan Komunitas

Tumbt'han

Bawah pada

Beberapa Ekosistem Perkebunan

di

Kabupaten Labuhan Batu. Komunikasi

Penelitian

17:42-48.

Blaauw

B&

Isaacs

R.

2014.

Flower plantings

increase

wild

bee abundance and the

pollination

services provided

to

a

pollination

dependent crop.

J Appl Ecol

5l:

890-98.

Bliithgen

N, Klein AM.

2011. Functional complementarity and specialisation: the role of biodiversity in

plant-t'ollinator

interactions. Basic Appl

Ecol 12:282-91.

Carvalheiro

LG,

Seynrour CLo

Nicolson SW, Veldtman

R.2012. Creating patches

of

native flowers facilitates crop

pollination

in large agricultural fields: mango asi a case study. J Appl

Ecol49:1373*83.

Carvalheiro

LG,

Veldtrnan R" Shenkute AG, et

al.20ll.

Natural

and

within-farmland

biodiversity enhances crop productivity. Ecol

Lett

t4:251-59

Carvell C, Meek WR, Pywell RF,

Goulson

D,

Nowakowski

M.

2007. Comparing the

efficacy

of

agri-anvironment

schemes

to

enhance

bumble

bee

abundance and

diversity on arable

field

margins. J App Ecol

M:2944

Elle

E,

Elwell

SL, Gielens

GA.

2012. The use

of

pollination

networks

in

conservation I

lThis

article

is

part

of

a

Special Issue

entitled

'?ollination

biology

research

in

Canada: Perspectives on a mutualism at different scales". Botany 90:525-534

Erminawati

,

Kahono,S.2009. Pernanan

tumbuhan

liar

dalam konservasi

serangga penyerbuk ordo hymneoptera

J.Tek.Ling.Vol

10, No.

2

195-203

Garibaldi

LA,

Steffan-Dewenter

I,

Kremen C.2011.

Stability

of

pollination

services decreases

with

isolation

from

natural areas despite honey bee

visits. Ecal

Lett

14:

rc62:72

Korpela

EL,

Hyvdnen

T,

Lindgren S,

Kuussaari

M.

2013.

Can

pollination

services, species diversity and conservation be simultaneously promoted by sown

wildflower

sEips on farmland?

Agric,

Ecos and

Environ

179:18-24.

Kearns

CA,

Inouye

DW.

1997. Pollinators, flowering plants and conservation

biology

: Much remains to leamed about pollinators and plant. BioScience. 97.

No

5.297445

6

(7)

Makalah PKM berbasis rtset penerupan hasir peneritian pentng*otan

r_*#:;;:;:i;:?:f;,

#H:ffHffi:r;"5#:

Kremen

C,

Miles

A.

2A12. Ecosystem services

in

biologically diversified

versus

conventional

farming

systems: benefits, externalities, and trade-offs.

Ecol

Soe 17:

40

Mandelik

Y,

Winfree R,

Neeson

T,

Kremen

C.2012.

Complementary habitat use

by

wild

bees in agro-natural landscapes . Ecot

Appl22: 153546.

Menz

MHM,

Phillips

RD,

Win&ee

R,

201l.

Reconnecting

plants and

pollinators:

challenges in the restoration of pollination mutuali sms. Trends

Plant

Sci 16:

4-12.

Morandin

LA,

Kremen C. 2013. Hedgerow restoration promotes

pollinator

populations

and exports native bees to adjacent fields. Ecot

Appt

2l:

g2919.

Morandin

LA

and

Winston

ML.

2005.

Wild

bee abundance

and

seed

production

in

conventional, organic, and genetically modified canola. Eeol

Appl

15:

g7l-gl

Nicholls

CI

,

Altieri

MA.

2013. Ptant

biodivenity

enhancss bees

and other

insect

pollinators in agroecosystems.

A

review. Agron sustain

Dev

i3:

zs7q4

Polidori

c,

Rubichi

A,

valeria

Barbieri

v,

Trombino

L

,Donegana

M.

2010. Floral

Resources

and

Nesting

Requirements

of

the

Ground-Nesting

Social

Bee,

Lasioglossummalachurum(Hymenoptera:

Halictidae),

in a

Mediteranean Semiagricultural Landscape Psyche

Volume

2}l},Article

ID

g51947, I

I

pages.

Pywell RF, warman EA, carvell

C,

sparks

TH, Dicks

LV,

Bennett

D,

wright

A,

Critchley

cN+

Sherwood

A

(2005f Providing foraging resources

for

bumblebees

in

intensively farmed landscapes.

Biological

Cinseriation

l2l

:479494.

Robson

DB.

2014. Identification

of

plant

species

for

crop

pollinator

habitat enhancement in the northern

prairies.

J af p oil tn.

Ecol,

|

4(21i,

zi

g-zl

q

Shackelford

G,

Steward PR, Benton

TG.

20i3.

Comparison

of

pollinators and natural

enemies: a meta-analysis of landscapecamb phitos

gg:

1002-21

Stang

M,

Klinkhamer PG,

Van Der Meijden

E.

2006.

Size

constraints

and flower

abundance determine

the

number

of

-interactions

in

a plant-flower visitor

web.

Oikos

ll2:111-12t.

Vaughan

M,

$hephed

M,

Kremen Co and Black

sH.

2007.Fffining for

bees: guidelines

for

providing native

bee habitat

on

farms.

Portlan4

OR:

The Xerces Society

for

Invertebrate Conservation.

Williams

NM,

Crone EE, Roulston

TH.

2010. Ecological and

life-history

traits predict

bee species responses to environmental disturbance

s.

Biol

Conserv 143: Z2gA-91.

winfree

R,

Aguilar

R,

vrizquez

Dp.

2009.

A

meta-analysis

of

bees,responses

to

anthropogenic disturbanc e.

Ecologt

9A:

2A6g1

6.

Zink L'

2013. Concunent effects

of

landscape context and managed pollinators on

wild

bee communities and canola (Brassica napus

L.)

pollen

deposition.

Dissertation.

University

of

Calgary, Calgary,

Alberta

Gambar

Tabel  1.  Jenis tumbuhan  liar  yang ditemukan  di  desa Serang  (Widhiono  dkk,  201l)

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan penelitian tentang “Analisis Peran Institusi Pendidikan Agama Islam Sebagai Dharma Pendidikan Terhadap Pembangunan Pemuda dalam Masyarakat

Dari 9 (Sembilan) Sumber PAD tersebut oleh Pemda senantiasa dari tahun ke tahun dilakukan berbagai penyempurnaan dalam rangka pengoptimalan sumber pajak dalam meningkatan

Pilihan publikasi full paper (dengan tambahan biaya publikasi sebagai supplemen edisi khusus: BMC Public Health, Malaysian Journal of Public Health Medicine (Scopus-Q4), atau

Hal ini disebabkan karena lebih banyak informan yang memberikan pemaknaan setelah memberi pemahaman terhadap iklan layanan masyarakat versi boleh gaul tapi ingat

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self- efficacy dengan problem focused coping pada ibu primipara.Hipotesis yang diajukan adalah hubungan

Ketika pertunjukan berlangsung, pantun demi pantun dari lirik lagu joget yang disajikan telah terlewati, seseorang bisa berasal dari pemusik, penyanyi, atau pun penonton akan

Model kuantitatif yang digunakan untuk memperkirakan potensi kerugian maksimum pada portofolio bank dalam risiko pasar disebut:.. Credit